Anda di halaman 1dari 31

METODE PELAKSANAAN

PT. RANTEMZ PERKASA UTAMA


BAB I
PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN
Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah
bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini
tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Perencanaan yang
matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan dilapangan
mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan, Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus
memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan
pekerjaan sehingga tercapai ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam
proyek.

II LATAR BELAKANG
Pekerjaan ini meliputi, pelaksanaan pekerjaan jalan dan/atau jembatan (termasuk
pekerjaan penduduknya), pada ruas jalan dan/atau jembatan tertentu pekerjaan-
pekerjaan yang dicakup di dalam Sfesifikasi ini dibagi tiga kelompok Pekerjaan “utama”
Pekerjaan “Pengembalian Kondisi dan Minor”, dan pekerjaan “Pemeliharaan Rutin”

Dengan nama paket Pekerjaan : Preservasi Jln. Raya Anyer (Cilegon) dan Batas
Kota Cilegon – Pasauran.

III GAMBARAN UMUM


Dalam melaksanakan suatu pekerjaan kita membutuhkan suatu perencanaan kerja
sering disebut sebagai “METODE PELAKSANAAN” atau Metode Kerja. Dengan
dibuatnya metode pelaksanaan/metode kerja diharapkan nantinya dapat dijadikan
acuan kerja selama pelaksanaan, dan pada akhirnya dapat tercapai hasil pekerjaan
yang “Tepat Waktu, Tepat Mutu dan Tepat Biaya”.

Untuk memenuhi tuntutan diatas, penyedia jasa siap meyediakan tenaga ahli yang
cakap dan cukup terampil dibidangnya sebagai pelaksana di lapangan, serta di dukung
pula dengan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan. Penyedia barang/jasa akan
selalu mengadakan koordinasi dengan Direksi, instansi terkait, pemerintah setempat
berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA

Pekerjaan : PRESERVASI JL. RAYA ANYER (Cilegon) dan BATAS KOTA CILEGON – PASAURAN.
Kode Paket : 04
Kab/Prov : BANTEN
Tahun Anggaran : 2018
Penawaran : PT. RANTEMZ PERKASA UTAMA

No. Mata Uraian Satuan Perkiraan Harga Jumlah


Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi Ls 1.00 39,441,745.16 39,441,745.16
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Ls 1.00 12,140,000.00 12,140,000.00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 51,581,745.16

DIVISI 2. DRAINASE
2.3.(4) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm M 10.00 1,490,099.74 14,900,997.39

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 14,900,997.39

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


3.1.(1a) Galian Biasa M3 25.00 98,016.28 2,450,407.00
3.1.(9). Galian Perkerasan Beton M3 64.75 144,577.88 9,361,417.54

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 11,811,824.54

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


Skh-1.6.12 (6) Penghamparan Lapis Penutup bubur aspal emulsi, tipe 3, CQS-1h/QS-1h M2 39,900.00 47,941.87 1,912,880,678.76

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 1,912,880,678.76

DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (5) b Beton mutu sedang fc’30 MPa untuk ……… M3 15.0 1,298,285.95 19,474,289.18
7.1 (7) a Beton mutu sedang fc’20 MPa M3 20.0 1,244,995.85 24,899,917.03
7.1 (8) Beton mutu rendah fc’15 MPa M3 90.0 1,077,638.50 96,987,464.91
7.1 (10) Beton mutu rendah fc’10 Mpa M3 5.0 1,002,473.77 5,012,368.87
7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir Kg 1,500.0 10,405.12 15,607,680.00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 161,981,719.99

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


8.4.(1) Marka Jalan Termoplastik M2 1,425.00 121,426.01 173,032,068.25
8.4.(3a) Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade Buah 12.00 367,972.76 4,415,673.11

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 8 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 177,447,741.36

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN


9.1.(1) Mandor Jam 49.00 17,270.00 846,230.00
9.1.(2) Pekerja Biasa Jam 245.00 11,770.00 2,883,650.00
9.1.(3) Tukang Kayu, Tukang Batu, dsb Jam 49.00 12,540.00 614,460.00
9.1.(4) a Dump Truck, kapasitas 3 - 4 m³ Jam 49.00 144,614.11 7,086,091.39
9.1.(6) Truk Tangki 3000 - 4500 Liter Jam 14.00 182,811.65 2,559,363.10
9.1.(7) Bulldozer 100 - 150 PK Jam 14.00 210,704.27 2,949,859.78
9.1.(8) Motor Grader min 100 PK Jam 14.00 192,192.48 2,690,694.72
9.1.(11) Alat Penggali (Excavator) 80 - 140 PK Jam 28.00 189,473.71 5,305,263.88
9.1.(14) Penggilas Bervibrasi 5 - 8 Ton Jam 28.00 120,145.22 3,364,066.16
9.1.(20) Jack Hammer Jam 49.00 8,675.88 425,118.12

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 9 (masuk pada Rek apitulasi Perk iraan Harga Pek erjaan) 28,724,797.15
DEVISI Skh-2.10.a PEMELIHARAAN KINERJA JALAN
Skh - 2.10.a(1) Galian Tanah Untuk Saluran Air dan Lereng M3 850.00 129,443.42 110,026,908.15
Skh - 2.10.a(2) Timbunan Pilihan Untuk Lereng Tepi Saluran M3 151.04 73,973.79 11,173,001.31
Skh - 2.10.a(3) Pasangan Batu dengan Mortar M3 442.00 142,535.98 63,000,904.03
Skh - 2.10.a(4) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 125.00 635,917.14 79,489,642.03
Skh - 2.10.a(6) Lapis Pondasi Agregat Kelas S M3 375.00 567,081.10 212,655,410.72
Skh - 2.10.a(10) Campuran Aspal Panas M3 131.02 733,969.16 96,164,639.00
Skh - 2.10.a(14) Perkerasan Beton Semen M3 47.25 1,311,748.84 61,980,132.66
Skh - 2.10.a(15) Lapis Pondasi Beton Kurus M3 17.50 1,235,168.70 21,615,452.16
Skh - 2.10.a(16) Pasangan Batu M3 208.50 171,072.40 35,668,594.57
Skh - 2.10.a(17) Bahan Penutup Sealant Kg 2,494.51 21,968.47 54,800,578.08
Skh - 2.10.a(18) Pengecetan Kerb dan Media M2 200.00 29,418.46 5,883,692.06
Skh - 2.10.a(19) Pengendalian Tanaman M2 270,000.00 2,472.25 667,507,500.00
Skh - 2.10.a(20) Pembersihan Drainase M 21,225.00 13,497.00 286,473,825.00
Skh - 2.10.a(21a) Perbaikan Rel Pengaman M 125.00 358,479.00 44,809,875.00
Skh - 2.10.a(21b) Pembersihan Patok/Rambu Buah 20.00 15,498.94 309,978.78

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI - Skh-2.10.a PEMELIHARAAN KINERJA JALAN 1,751,560,133.54

DEVISI Skh-1.10.b (PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN)


Skh - 1.10.b(3) Pengecetan Sederhana M2 640.00 40,254.06 25,762,598.40

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI - Skh-1.10.b (PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN) 25,762,598.40

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Manajemen lalu lintas adalah upaya-upaya pemanfaatan semaksimal mungkin sistem


jaringan jalan yang ada dan bisa menampung lalu lintas sebanyak mungkin atau
menampung pergerakan orang sebanyak mungkin dan memperhatikan keterbatasan
lingkungan (Kapasitas Lingkungan), memberikanprioritas untuk kelompok pengguna jalan
tertentu dan penyesuaian kebutuhan kelompok pemakai jalan lainnya serta menjaga
kecelakaan lalu lintas sekecil mungkin.

Melakukan pengendalian jangka pendek, gerakan gerkan manusia dan barang secara
selamat (safaty) dan efisien, serta selaras dengan lingkungan sosial (kearifan lokal) melalui
koordinasi di dalamperencanaan implementasi berbagai elemen manejemen lalu lintas
sedemikian rupa sehingga tidakbertentangan satu dengan lainnya, bahka apabila
memungkinkan elemen-elemen tersebut salingmemperkuat.

Instrumen Manajemen Lalu Lintas : 1. Tindakan peningkatan kapasitas


2. Tindakan prioritas
3. Tindakan keselamatan
4. Tindakan proteksi lingkungan
5. Tindakan pembatasan lalu lintas (demand
management)

MANAJEMEN MUTU

Prinsip-prinsip Manajemen Mutu dapat digunakan sebagai dasar untuk membimbing


organisasi dalammeningkatkan performanya.Prinsip-prinsip ini senantiasa dikembangkan
dan diperbarui oleh para ahliinternasional ISO, yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standarmanajemen mutu ISO.

Sistem manajemen mutu merupakan struktur organisasi, prosedur, proses, dan sumber
daya yangdibutuhkan demi memastikan mutu dari layanan dan produk yang dihasilkan
organisasi Anda.
Sistem manajemen mutu merupakan struktur organisasi, prosedur, proses, dan sumber
daya yangdibutuhkan demi memastikan mutu dari layanan dan produk yang dihasilkan
organisasi Anda. Secaraumum menunjukkan komitmen Anda terhadap keunggulan dan
kadang menjadi persyaratan hukumuntuk masuk ke pasar industri, contohnya
penerbangan.
BAB III
TAHAPAN PEKERJAAN

URAIAN METODE PELAKSANAAN

Manajemen proyek metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target proyek
harus dapat diselesaikan tepat waktu, tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat mutu sesuai
dengan RKS + Spesifikasi teknis.

Manajemen dan pengawasan kerja yang tepat dan kompeten adalah dasar yang terpenting
untuk menghasilkan kesuksesan sebuah pekerjaan, dan kami akan menyusun sebuah tim
yang terdiri dari orang-orang yang sangat berpengalaman. Setelah kami rasa sudah menyusun
tim dengan tepat, prioritas selanjutnya adalah untuk mengidentifkasi peralatan yang paling
dibutuhkan, untuk keperluan pekerjaan ini, untuk menghindari tertundanya pekerjaan karena
terhambatnya suplai material, maka kami berencana melaksanakan pengadaan material
sebelum pekerjaan berjalan.

DEVISI I. UMUM

1.2 Mobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas
persetujuan direksi terlebih dahulu Mobilisasi ada beberapa hal yang
dilakukan mobilisasi alat yang digunakan perlu diuraikan untuk menyusun
dalam pekerjaan ini, untuk demobilisasi program yaitu :
atau pemulang alat ke besecam. Selain
itu pada pekerjaan persipan awal yang a. Mencarai/menyewa lahan atau
paling penting adalah mempelajari situasi lokasi untuk base camp dan
lapangan dan melengkapi persyaratan kantor lapangan.
yang sudah ditentukan dalam bestek, b. Penyiapan ruang laboratorium
untuk pertama pemasangan plang proyek lapangan.
selanjutnya memulai pengukuran pada c. Menyusun jadwal mobilisasi
lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi, peralataan
potongan memanjang, potongan d. Menyusun jadwal mobilisasi
melintang, yang dituangkan dalam tenaga kerja yang di
gambar, termasuk gambar kontruksi, sesuaikan strukstur organisasi
yang disesuaikan dengan lapangan, dan perusahaan.
disertai dengan fto dokumentasi 0% juga
gambar-gambar kerja (shop drawing)

Pada tahapan Moblisasi ini dilakukan analisa kebutuhan peralatan yang akan
menunjang dalam pelaksanaan pekerjaan, agar dalam proses pelaksanaan
pekerjaan semua peralatan sudah terpenuhi supaya semua berjalan secara efektif
dan efisien. Memperseiapkan akses jalan ketempat kerja juga adalah salah satu
hal yang perlu dipersiapkan agar mobilisasi alat dan matrial berjalan sesuai target
pekerjaan, dan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai demobilisasi juga harus
dilaksanakan secepat mungkin agar sebelum serah terima pekerjaan tidak ada
peralatan di lokasi pekerjaan.

1.3 Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan
dipasang pada awal pelaksanaan
pekerjaan. Papan nama proyek ini dibuat
dari triplek dengan tebal 6 mm dengan
ukuran 100 x 120 cm (disesuaikan
dengan spesifikasi teknis pekerjaan),
ditopang dengan kayu kaso (5/7) kelas 2
dengan tinggi 250 cm dari permukaan
tanah dan dicat dasar warna yang sesuai
dan huruf cetak berwarna hitam yang
berisi informasi mengenai cakupan
pekerjaan yang akan dilaksanakan,
antara lain : Nama Kegiatan, Pekerjaan
yang akan dilaksanakan, Nilai Kontrak,
Sumber Dana, Jangka Waktu
Pelaksanaan dan Nama Penyedia Jasa
Konstruksi. Papan nama proyek dipasang
pada lokasi yang mudah dilihat oleh
masyarakat, serta tidak mengganggu lalu
lintas.

Papan Informasi harus disiapkan dan


dipasang dilapangan agar semua pihak
dapat mengetahui tentangproyek
pekerjaan yang akan dikerjakan,
sehingga mudah untuk dilakukan control
dean mudahmendapat informasi seputar
pelaksanaan proyek tersebut.

DEVISI 2. DRAINASE

2.3.(4) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, dia meter dalam 95-105 cm


Sama halnya dengan pekerjaan saluran darianse, lokasi pemasangan gorong-
gorong terlebih dahulu ditemukan oleh survey berdasarkan rencana, kemudian
dilakukan penggalian saluran dari arah outlet. Hal ini untuk menghindari air tidak
masuk dan menggenang di saluran yang telah digali. Dikarenakan lebar jalan yang
sempit, maka penggalaian dan pemasangan gorong-gorong bertahap untuk
setengah sisi jalan. Dimaksudkan masih ada akses untuk jalan kendaraan.

Setelah penggalian, dilaksanakan laintai kerja, untuk mendapatkan kemiringan


dan ratanya laintai agar beban gorong-gorong terbagi merata. Tiap sambungan
gorong-gorong segera diklem agar tidak adanya kebocoran saat gorong-gorong
di fungsikan. Setelah klem kering dilakukan penimbunan dan pemadatan segera
sehingga jalan dapat dipergunakan kembali.

DEVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.1.(1a) Galian Biasa


Galian biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas daerah milik
jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pemuatan, pengangkutan, penimbunan
dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed), kecuali galian struktur
dan galian batu, sesuai dengan spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian,
ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk
konsultan pengawas. Pelaksanaan pekerjaan Penggalian harus dilakukan menurut
kelandaian, garis, dan elevasi yang di tentukan dalam gambar atau ditunjukkan
oleh konsultan pengawas dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam
bentuk apapun yang di jumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan
batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak di gunakan untuk pekerjaan
permanen.

• Pelaksanaan pekerjaan :
Penggalian harus dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang di
tentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh konsultan pengawas dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang di jumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan
lama, yang tidak di gunakan untuk pekerjaan permanen. Penggunaan material
galian Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut pasal
ini harus di pergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan permanen,
atau material di anggap sebagai material buangan waste bila konsultan pengawas
menentukan demikian.

Beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Galian atau pemotongan tanah ini akan dilakukan apabila ketinggian
dan kedataran tanah tidak sama pada sisi jalan;
2. Sebelum melakukan penggalian tanah, akan dilakukan pengukuran
terlebih dahulu;
3. Saetelah itu barulah dilakukan penggalian tanah dengan ukuran dan
kedalam yang telah di tentukan;
4. Lebar dan kedalaman galian harus disesuaikan dengan tebal dan
kedalaman beton atau pasangan yang akan dibuat;
5. Trase penggalian harus sesuai dengan trase jalan yang akan
dikerjakan;
6. Galian pada tanah yang jelek/lembek yang mudah terjadi longsor
dilakukan;

konstruksi penguat (turap kayu bulat atau lainnya) yang kemudian diurug kembali
menggunakan tanah yang lebih baik, tanah bekas galian di buang tidak jauh dari
lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat yang telah ditentukan dan tanah
bekas galian ini nanti nya bisa dipergunakan kembali sebagai tanah timbunan.
Bahan dan Komposisi tidak ada dengan peralatan dump truck, alat bantu
pekerjaan dilaksanakan tukang dan diawasi mandor.
3.1(9) Galian Perkerasan Beton
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur.
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan
tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya.

Sebelum melakukan pekerjaan akan dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui, dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan
dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain
sebagainya. Sisa hasil galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar
lokasi pekerjaan.
Alat : Jack hammer, dump truck dan alat bantu (sekop, keranjang), Tenaga
Pekerja operator dan mandor.

DEVISI 6. PERKERASAN ASPAL

Skh-1.6.12
Penghamparan Lapis Penutup bubur aspal emulsi, tipe 3 CQS-1h/QS-1h
(6)
Bahan untuk perencanaan harus sesuai dengan yang akan digunakan di lapangan
dan diambil sesuai dengan tata cara pengambilan contoh yang benar (AASHTO T-
2 "Sampling Agregates" da AASHTO T-40 "Sampling Bituminuous Materials").
Bahan hanya boleh digunakan apabila telah dilakukan pengujian dan memenuhi
persyaratan. Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus disiapkan bahan
dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kesinambungan pekerjaan. Untuk
menjamin keseragaman campuran, sebaiknya menggunakan bahan dari sumber
yang tetap.

1. Agregat
Agregat kasar harus bersih, kuat awet dan bebas dari gumpalan-gumpalan
lempung atau bahan lain yang mengganggu serta terdiri atas butir-butir
yang bersudut tajam dan mernpunyai permukaan yang kasar.
2. Bahan Pengisi
Bahan yang umum digunakan yaitu semen portland dan abu terbang.
Bahan pengisi, dapat aktif secara kimia (seperti semen portland, kapur
hidrat) atau tidak aktif (seperti abu batu kapur, abu terbang). Bahan aktif
digunakan untuk membantu proses, dan yang tidak aktif untuk
mernperbaiki gradasi agregat campuran.
3. Aspal Emulsi
Aspal Emulsi yang digunakan harus sesuai dengan jenis agregat. Di
Indonesia, agregat seperti silikat atau granit, urnumnya bersifat elektro
negatif sehingga sesuai untuk Aspal Emulsi jenis kationik.
4. Air
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung kotoran organik,
garam-garam berbahaya, debu, atau lanau.
5. Bahan Tambah
Bahan tambah, misalnya anti pengelupasan dan yang lainnya dapat
digunakan jika diperlukan.
DEVISI 7. STRUKTUR

7.1(5)b Beton mutu sedang fc’30 MPa untuk…..


Beton mutu sedang (30 MPa) k-350 merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur perkerasan beton semen. Pekerjaan ini
juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan
pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian
material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan
28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian
DMF hingga persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan


benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau
selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau
baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus
dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui
dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan,
kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.
2. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete
vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik.
Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
3. Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.

Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator
dan alat bantu. Pekerjaan dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh mandor
lapangan.
7.1(7)a Beton mutu sedang fc’20 MPa
Beton mutu sedang (20 MPa) k-250 merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur perkerasan lantai beton semen. Pekerjaan
ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan
pengecoran.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian
material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan
28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian
DMF hingga persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan


benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau
selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau
baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus
dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui
dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan,
kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.
2. 2. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete
vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik.
Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
3. 3. Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.

Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete


Vibrator, dan alat bantu. Pekerjaan dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh
mandor lapangan.

7.1(8) Beton mutu sedang fc’15 MPa


Beton mutu Rendah (15 MPa) k-175 merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jalan perkerasan beton
semen. Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting
untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen
usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian
material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan
28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian
DMF hingga persetujuan JMF.

Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan


benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau
selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau
baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan
dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus
dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui
dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan,
kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.
2. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete
vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik.
Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
3. Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.

Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete


Vibrator, dan alat bantu. Pekerjaan dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh
mandor lapangan.

7.3.(3) Beton mutu sedang fc’10 MPa


A. Tahap pelaksanaan :

1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan


air)
2. Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan
menggunakan concerete pan mixer.
3. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting.
Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke
dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
4. Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam
cetakan.
5. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
6. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan
Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan
menjadi rata dan halus.
7. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan
karung basah.
8. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.

B. Tenaga :

1. Pekerja Biasa
2. Tukang
3. Mandor

C. Bahan :

1. Semen
2. Pasir Beton
3. Agregat Kasar (Kerikil)
4. Katu Perancah
5. Paku

D. Peralatan :

1. Conc. Mixer
2. Conc. Vibrator
3. Water Tanker
4. Alat Bantu

DEVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

8.4.(1) Marka Jalan Termoplastik


Pemasangan Marka jalan sangan penting sekali untuk meningkatakan
kenyamanan dan keamanan dalam berkendara, ketika jalan sempit dengan
lalulintas padat, keberadaan marka jalan sangan membantu sekali agar
pengendara tetap berada dijalunya masing-masing. Manfaat keberadaan marka
jalan juga dapat kita rasakan ketika kita berkendara pada ruas satu jalaur dengan
dua arah.

Selain itu Ketika hujan deras keberadaan marka jalanlah yang membatu
pengendara agar tetap pada jalurnya masing. berikut tahapan-tahapan
pelaksanaan pekerjaan marka jalan :
1. Pengadaan bahan dan alat :
 Ajukan persetujuan material sesuai gambar dan speksifikasi.
 Cek dan amati ulang kesiapan alat.
 Cat yang digunakan berwarna putih atau kuning seperti dalam gambar
dan memenuhi spesifikasi
 Setelah jenis material yang akan digunakan disetujui secara tertulis,
lakukan pengadaan material dengan jumlah sesuai kebutuhan.

2. Permohonan Ijin Design Sesuai Gambar


 Ajukan gambar shopdrawing sesuai design rencana
 Setelah gambar shopdrawing disetujui secara tertulis, segera lakukan
pekerjaan persiapan marka jalan.
3. Pekerjaan Persiapan
 Sebelum penandaan atau pengecatan dilakukan, pastikan bahwa
permukaan perkerasan jalan bersih, kering, dan bebas dari bahan yang
berminyak dan debu.
 Untuk pembersihan perkerasan dengan marka jalan lama, dilakukan
dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) agar
tidak menghalangi kelekatan lapisan cat baru.

4. Pengecatan Marka Jalan


 Pastikan penandaan marka jalan pada permukaan perkerasan dengan
dimensi dan penempatan yang presisi.
 Pengecatan dilakukan dengan mesin yang mampu menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan
dengan suhu 204 – 218 °C.
 Taburkan segera Butiran kaca (glass bead) diatas permukaan cat,
kadar 450 gram/m2.
 Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka
tersebut kering dan bisa untuk dilalui.

8.4(3a) Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade


Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu
lintas berupa pemasangan rambu jalan tunggal baru atau penggantian rambu
jalan tunggal lama dengan yang baru menggunakan plat rambu dengan lembaran
pemantul/cotchlite jenis engineering grade.

Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual/peralatan dengan urutan


pekerjaan sebagai berikut :
1. Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp,
selanjutnya proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan
dilakukan pada lokasi pekerjaan. Perapihan dilakukan sekelompok pekerja
dengan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu.

DEVISI 9. PEKERJAAN HARIAN

Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi pekerjaan


yang semula tidak diperkirakan (atau disediakan dalam daftar kualitas dari Divisi
1 sampai Divisi 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun
sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintakan oleh direksi pekerjaan, dan
dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi,
pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan lama ke bentuk semula,
pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan lainnya.

1. Pelaksanaan pekerjaan harian.


 Perintah Pekerjaan Harian;
a. Pekerjaan harian dapat diminta secara tertulis oleh direksi
pekerjaan
b. Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana harga satuan
pekerjaan harian sudah dimasukkan dalam daftar kuantitas dan
harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat dari
pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran gambar dan dokumen
kontrak yang telah direvisi untuk menentukan detail pekerjaan, dan
akan menentukan metode untuk menetapkan harga akhir dari
pekerjaan yang diperintahkan.
c. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dimana diperlukan persetujuan
terlebih dahulu atas harga satuan pekerjaan arian yang baru atau
tambahan, maka perintah ini akan dirujuk silang ke, dan akan
disertai dengan variasi (Pekerjaan tambah/kurang) mencakup
harga satuan baru atau tambahan yang disetujui.
d. Direksi pekerjaan akan menandatangani dan memberikan tanggal
perintah pekerja harian untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Pengukuran dan pembayaran.


Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut pekerjaan harian harus
dilakukan menurut jam kerja aktual dari penggunaan pekerja yang
disahkan pada harga satuan untuk sebagai jenis pekerja yang dimasukkan
dalam daftar dan kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu
haruslah merupakan kompensasi untuk biaya-biaya berikut ini :

a. Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi


dan fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya
lainnya yang diuraikan dalam “Peraturan Tenaga Kerja Indonesia”
b. Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan
c. Biaya transportasi ked an dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Seuruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan,
pengawasan di luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya
umum (over head) yang diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke
lokasi pekerjaan
e. Laba
9.1(1) Mandor
Merupakan memberikan Harahan dan merintah pekerja sehinga sesuai dengan
gambar bestek. Mandor dapat diminta (requested) yang diajukan maupun
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Dalam kedua hal tersebut, pekerjaan tidak
boleh dimulai sebelum diterbitkan suatu Perintah Pekerjaan Harian oleh Direksi
Pekerjaan, dan jika perlu, setelah suatu Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) yang
ditandatangani.

9.1(2) Pekerjaan Biasa


Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan
yang semula tidak diperkirakan (atau disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi
1 sampai 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian
Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan
menurut Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana
yang ditunjukkan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan dapat mencakup
pekerjaan tambahan dari drainase, pemasangan pipa, Pembersian setelah galian
dilakukan dengan alat excavator, pengujian, pengembalian (restitution)
perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan
lainnya

9.1.(3) Tukang kayu, Tukang Batu, dsb


Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan
yang semula tidak diperkirakan (atau disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi
1 sampai 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian
Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan
menurut Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana
yang ditunjukkan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan dapat mencakup
pekerjaan pembongkaran bekisting dan membersikan saluran dari bekas kayu
bekisting sehinga tidak menghambat aliran saluran nantinya.

1. Tukang bangunan umum yang biasa apa saja;


2. Tukang batu yang mempunyai keahlian pemasangan kontruksi batu dan
beton;
3. Tukang kayu yang ahli dalam bidang perkayuan seperti pembuatan kusen
pintu atau jendela;
4. Tukang besi yang ahli dalam pekerjaan pembesian struktur beton
bertulang atau struktur baja;
5. Tukang Listrik;
6. Tukang mesin;
7. Dan banyak lagi jenis profesi tukang lainya.

9.1.(4)a Dump Truck, kapasitas 3-4 m3


Dump truck (Colt Diesel) adalah kendaraan jenis yang digunakan untuk
mengangkut bahan material seperti Hotmik untuk keperluan konstruksi. Dump
truck dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500
meter – up). Isi muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk
membongkar muatannya alat berat ini dapat bekerja sendiri dengan mengangkat
bagian bak dengan menggunakan teknologi hidrolik.

Secara umum, dump truk dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan
dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu bisa diangkat keatas dan
bagian belakang bak berfungsi sebagai engsel atau sumbu putar sehingga
memungkinkan material yang diangkut bisa melorot turun ke tempat yang
diinginkan.
9.1.(6) Truck Tangki 3000 – 4500 Ltr
Water tanker truck adalah kendaraan berat yang dirancang untuk membawa air,
kendaraan berat ini hampir mirip dengan kereta api mobil yang dirancang untuk
membawa beban cair. Banyak varian yang ada karena berbagai cairan yang bisa
diangkut. truk tangki cenderung besar, mereka dapat terisolasi atau non terisolasi,
bertekanan atau non - bertekanan, dan dirancang untuk beban satu atau
beberapa (sering dengan cara perpecahan internal dalam tangki mereka) jika
dibandingkan dengan truk sei trailer mereka sulit untuk berkendara karena berat
dan pusat gravitasi yang tinggi.

 Kegunaanya
Water tanker truck biasa digunakan untuk :

1. mengangkut bensin ke SPBU.


2. menyiram air ke aspal agar suhu aspal cepat rendah / turun.
3. mengangkat berbagai barang cair lainnya seperti beton, susu, air,
bensin,solar, dan bahan kimia industry.
4. bahan bakar pesawat di bandara.
5. beberapa digunakn untuk vakum septic tank.

9.1.(7) Bulldozer 100-150 PK


Wheel loader adalah suatu alat yang mirip dengan shovel dozer, tetapi beroda
karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda
yaitu : pada kemampuan beroperasi di daerah yang keras dan rata, kering tidak
licin karena traksi daerah basah akan rendah, tetapi tidak mampu mengambil
bahan matrial sendiri tanpa dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan
bulldozer.
Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan
dimuat kedalam dump truck atau memindahkan material ke tempat lain. Yaitu
seperti mengangkut matrial Abu Batu, Split 1-2, Screning, kedalam Cold Bins AMP
Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh
maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.

Komponen utama pada wheel loader yaitu :

1. Cab
Cab adalah bagian dari wheel loader dari mana operator menjalankan mesin. Ini
biasanya memiliki pintu, duduk, dan mengendalikan loader. Ini biasanya terlihat
seperti sebuah bilik kaca dipasang di tengah loader dan mungkin tidak tertutup.

2. Lift Arm
Lift Arm terpasang di depan loader, di depan taksi. Inilah yang berguna untuk
mengangkat ember depan atas dan bawah. Ia bekerja dalam hubungannya
dengan silinder ember, perangkat hidrolik yang memotivasi lengan.

3. Bucket
Bucket adalah bagian yang paling nyata dari sebuah wheel loader. Berbentuk
sekop besar. Sering kali, satu mesin memiliki beberapa jenis ember yang dapat
dilampirkan sebagai mereka dibutuhkan. Misalnya, beberapa wheel loader datang
dengan tujuan umum ember, satu ember untuk membawa batu, satu untuk untuk
membawa batubara dan lainnya untuk penanganan lebih mudah memuat bahan
seperti kotoran.

Cara kerja dari Wheel Loader :

Cara kerja Wheel loader ini sama seperti halnya alat berat pada umumnya, dimana
alat penggerak utamanya mengguanakan sistem hidrolik. Karena tenaga hidrolik
mempunyai daya atau tenaga yang sangat besar, sehingga bisa memungkinkan
untuk mengeruk, mengangkut material atau benda yang berukuran besar.

Untuk pengoperasian bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydraulic controlled),


sedangkan kendali kabel (cabel controlled) sudah jarang digunakan pada
excavator-loader. Penggunaan loader biasanya adalah untuk memuat material
dan membawa, serta membongkar. Jika daerah sekitar material yang dikerjakan
datar, maka loader dapat bergerak dengan leluasa dalam posisi yang
menyenangkan.

Wheel loader yang bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara
membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan
bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah,
mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan
membuang muatan. Apabila harus dimuatkan ke lat angkut, misalnya truk, ada
beberapa cara pemuatan yaitu :

1. V – Loading
2. L – Loading
3. Cross Loading
4. Overhead Loading

9.1.(8) Motor Grader min 100 PK


Pekerjaan ini bersifat harian, dimana hanya dilkakukan pada tempat yang
dianggap perlu saja. Seperti pada STA yang dirasa kurang rapi maka karus
dilakukan pekerjaan harian menggunakan motor Grider untuk merapikan dan
meratak permukaan badan jalan. Pekerjaan ini berlangsung selama 210 jam kerja
yang dibagi menjadi 1 minggu kerja.

9.1.(11) Alat Penggali (Excavator) 80-140 PK


Pengertian, tipe dan penggunaan alat berat excavator. Ekskavator atau excavator
(Mesin pengeruk) adalah salah satu alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda
khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm), alat pengeruk (bucket), keranjang
dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian
(akskavasi). Biasanya digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa
penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.
Pengertian ini didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat
penggali tanah untuk membangun rel kereta api, serta dari kata “excavation” yang
berasal dari bahasa Inggris yang berarti “pengggalian” atau mesin penggali.

Di Indonesia, excavator lebih sering disebut Bego atau Beko, namun sebenarnya
excavator bukan berarti bego. Kata bego berasal dari bahasa Inggris dari kata
“Backhoe”, yaitu excavator mini yang ditempelkan pada bagian belakang mesin
traktor, seperti backhoe loader atau mesin traktor lainnya.

Rumah rumah diletakan diatas kereta bawah yang dilengkapi Roda rantai atau
Roda. Ekskavator kabel menggunakan Winch dan Tali besi untuk bergerak.
Ekskavator kabel adalah perkembangan alami dari Penggaruk Uap dan sering
disebut Power shovel. Semua gerakan dan fungsi dari ekskavator hidrolik
menggunakan aksi cairan hidrolik, dengan silinder hidrolik dan motor hidrolik.
Dikarenakan pengaktifan secara linear oleh silinder hidrolik, maka mode operasi
mereka berbeda dengan ekskavator kabel.

a. Excavator ukuran standar :

Excavator ukuran standar disebut backhoe (aktor belakang) karena peran


excavator mini ini terletak pada bagian belakang mesin traktor.
Misalnya pada backhoe loader, excavator mini ditempelkan pada bagian belakang
traktor loader (wheel loader) dan memiliki peranan sebagai alat kerja utama yang
terletak di bagian belakang. Pada awalnya backhoe loader ini digunakan untuk
peralatan pertanian di Amerika Serikat. Sedangkan excavator (ekskavator)
merupakan unit tersendiri yang memiliki peran pokok sebagai alat utama untuk
pekerjaan penggalian tanah.

 Penggunaan :

b. Berikut dibawah ini penggunaan ekskavator :

1. Menggali parit , lubang, pondasi bangunan


2. Penanganan Material
3. Memotong semang dengan alat khusus
4. Pekerjaan kehutanan
5. Penghancuran
6. Perataan tanah
7. Angkut berat
8. Pertambangan, terutama Pertambangan pit terbuka
9. Pengerukan sungai
10. Menancapkan Batang pondasi
11. Tipe ekskavator
12. Ekskavator kompak
13. Eekskavator dragline
14. Long reach excavator
15. Steam shovel
16. Power shovel
17. Suction excavator

9.1.(14) Penggilas Bervibrator 5-8 Ton


Seperti pada keterangan pada item 9.1.8 diatas. Pekerjaan ini hanya dilakukan
pada tempat yang dianggap perlu. Dalam item ini menggunakan alat penggilas
bervibrasi atau Vibrator roller. Dilakukan pada tempat yang dirasa kurang dalam
pemadatan nya selama pelaksanaan kerja berlangsung. Pekerjaan ini berlangsung
selama 210 jam kerja yang dibagi menjadi 1 minggu kerja.

9.1.(20) Jack Hammer


Digunakan dalam proyek konstruksi untuk menghancurkan/ pembongkaran,
chipping rel KA, konstruksi memecah aspal, beton, batu, trotoar jalan & pekerjaan
sipil lainnya . Jack Hammer adalah alat pneumatik atau electromechancial yang
menggabungkan palu langsung dengan pahat .

Cara kerja mesin mirip palu dan pahat dengan metode rotary percussion drill,
mata bor internal didorong di kedua arah. Berkualitas tinggi, juga dilengkapi: tas,
side handle, mata bor bull point, kunci pas dan oil feeder.

DEVISI Skh-2.10.a PEMELIHARAAN KINERJA JALAN

'Skh -
Galian Tanah Untuk Saluran Air dan Lereng
2.10.a(1)
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pembentukan tanah sesuai gambar atau Direksi
Pekerjaan. Jenis pekerjaan galian yang ditangani adalah Galian untuk turap atau
tanggul penahan tanah. Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air
digali dengan menggunakan tenaga manusia. Luasnya penggalian sesuai dengan
spek dan gambar. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil
lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air merupakan pekerjaan
penggalian yang dilakukan pada jenis tanah biasa yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan
beraspal. Dalam penggalian bila diperoleh material yang memenuhi syarat maka
dapat digunakan kembali sebagai bahan timbunan. Untuk mengangkut material
hasil galian menggunakan tenaga manusia, Prosedur Pelaksanaan sebagai berikut
:

A. Pengajuan request pekerjaan kepada pengawas sebelum memulai


pekerjaan galian.
B. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan, terlebih dahulu bersama
surveyor (konsultan pengawas) melaksanakan pengukuran untuk
menentukan / membuat referensi dimensi galian dan kedalaman galian
sesuai dengan gambar kerja dan instruksi pengawas dilapangan.

C. Berdasarkan referensi yang telah dibuat maka pekerjaan galian


dilaksanakan.

D. Pekerjaan galian dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara :


1. Galian tanah dibuang setempat.
Pekerjaan ini bisa dilaksanakan jika area disekitar pekerjaan galian
memungkinkan untuk ditumpuk / ditimbun dengan hasil pekerjaan
galian. Hasil galian tersebut dibuang diluar lokasi pekerjaan terdekat,
pada pelaksanaan ini jika memungkinkan hasil galian tanah langsung
dibuang kesamping.

2. Galian tanah digunakan sebagai timbunan;


Pekerjaan ini dilaksanakan jika hasil pekerjaan galian diperuntukkan
untuk pekerjaan timbunan hasil pekerjaan galian dan hasil galian
memenuhi syarat sebagai material timbunan. Hasil galian tersebut
dimuat kedalam Pick Up untuk diangkut ke lokasi pekerjaan timbunan
hasil pekerjaan galian.

3. Galian tanah dibuang keluar ke disposal area.


Pekerjaan ini dilaksanakan jika material hasil galian harus dibuang
keluar lokasi pekerjaan galian. Hasil galian tersebut dimuat kedalam
diangkut ke lokasi pembuangan hasil galian, (disposal area) dengan
koordinasi direksi di lapangan.

E. Sebelum dilaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu membuat marking


area mana saja yang dilakukan pekerjaan galian dan seberapa dalam
pekerjaan galian dilaksanakan.
F. Setelah dilaksanakan pekerjaan pengukuran maka segera melaksanakan
pekerjaan galian dengan batasan-batasan yang telah dibuat di lapangan.
G. Dalam pelaksanaan pekerjaan galian menempatkan hasil galian ke tempat
penumpukan sementara (yang telah disetujui bersama-sama dengan
pengawas lapangan).
H. Sementara di lokasi penumpukan jika material hasil galian tidak dapat
digunakan kembali maka material tersebut dibuang keluar lokasi pekerjaan
dengan menggunakan tenaga manusia dan selanjutnya dibawa keluar
lokasi.

Bahan dan Komposisi tidak ada, peralatan alat bantu pekerjaan dilaksanakan
tukang dan diawasi mandor.
'Skh -
Timbunan Pilihan Untuk Lereng Tepi Saluran
2.10.a(2)
Manterial timbunan yang digunakan disini harus telah mendapat persetujuan
tertulis dari pihak Direksi dan konsultan pengawas. Timbunan terdiri dari bahan
tanah dan batu yang memiliki sifat-sifat tertentu dari maksud penggunanya,
pengujian material dengan menggunakan standar SNI, memiliki CBR yang
memadai saat dipadatkan.

Pengukuran garis batas badan jalan harus sesuai dengan jarak dan elevasi yang
telah ditetapkan dalam shop drawing. Sebelem melakukan penimbunan sebaiknya
areal permukaan tanah harus sudah bersih dari sampah, lumpur serta material
lainnya yang akan menggangu stabilitas material. Prosess penghamparan material
dilakukan oleh alat penghampar yang langsung dipadatkan sampai pada tingkat
kepadatan tertentu, penghamparan sementara yang dilakukan dalam Item ini
dilakukan oleh dump truck yang akan menempatkan material tersebut pada spot-
spot yang telah ditetapkan oleh pihak konsutan dan direksi dilapangan. Pekerjaan
ini dilakukan selama 6 minggu.

'Skh -
2.10.a(3) Pasangan Batu dengan Mortar
Untuk Pasangan Batu dalam Pekerjaan ini diperuntukan dalam pemasangan
Tembok Penahan Tanah pada tepi Jalan dan pasangan Saluran komposisi mortar
dalam 1 m3 = Batu Belah = 1.17 m3 Pasir Pasang = 0.5088 m3, Semen PC =
176kg , dengan menggunakan alat Concrete Mixer Kapasitas kapasitas 0,3 – 0,6
liter.Mortar berfungsi untuk perekat batu sehingga pelaksana akan memastikan
tidak terdapt rongga/ celah yang belum terisi mortar,Sulingan dan Delatasi:
Dinding dari pasangan batu dilengkapi dengan lubang sulingan.Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang
sulingan ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter dari sumbu
satu kesumbu lainnya dengan berdiameter 50 mm. Pada Pasangan Batu yang
menerus akan di berikan delatasi setiap panjang maksimal 20 meter dengan celah
delatasi maxsimal 30 mm setinggi pasangan batu yang digunakan untuk
pembentukan sambungan terlebih dahulu dipilih sehingga membentuk
sambungan tegak dan rata hal ini untuk menyiasati terhadap guling yang tidak
menyeluruh akibat beban vertical atau horizontal.

'Skh -
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
2.10.a(4)
Lapis pondasi Agregat Klas A digunakan pada bahu jalan tanpa penutup aspal
tebal padat 15 cm, dengan kondisi elevasi permukaan dan kemiringan melintang
mengacu pada Spesifikasi Teknik. Bahan Material Klas S terdiri dari fraksi Agregat
Kasar (tertahan saringan No. 4), dan Faraksi Agregat Halus(lolos saringan No. 4)
dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam
Spesifikasi Teknik.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :

1. Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base
camp /stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi
pekerjaan. Material dihampar di lokasi keja dengan menggunakan Vibrator
roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan pada yang disyaratkan
dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam
rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan
penyiraman material hamparan dari segregasi sebelum pemadatan
dengan menggunakan alat bantu.

Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck, Vibrator Roller,


Water Tank dan Alat bantu. pekerjaan dilaksanakan tukang dan diawasi mandor.
'Skh -
Lapis Pondasi Agregat Kelas S
2.10.a(6)
1. Lapis Podasi ini merupakan perkerasan untuk bahu jalan, bahan yang
digunakan agregat kasar, agregat halus serta sirtu. Penanganan
pekerjaansebagai berikut, Whell Loader memuat ke dalam Dump Truck
bahan materialagregat klas S, Dump Truck mengangkut ke lokasi
pekerjaan, bahan materialagregat klas S dihampar dengan tebal jadi 15
cm dengan menggunakan Motor Grader selanjutnya disiram dengan Water
Tanker kemudian dipadatkan denganmenggunakan Vibratory Roller dan
Pneumatic Tyre Roller, selama Pemadatan Water Tanker tetap
memberikan penyiraman air sesuai dengan kebutuhan kadar air
maksimum.

Apabila dalam pelaksanaan pada badan jalan akan mengganggupengguna


jalan, maka pelaksanaannya dilakukan setengah dari lebar badan
jalantersebut, sekelompok pekerja merapikan hasil hasil timbunan agregat
klas C dengan menggunakan alat bantu.

2. Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat Kelas S digunakan dibawah bahu jalan


tanpa laburan aspal. Setiap lapis harus dihampar dan dipadatkan
dalam suatu operasi yang dimulai dari lapisan terbawah.

Setelah lapisan teratas untuk penambalan lubang telah dihampar,


alat pemadat mekanis digunakan agar dapat memadatkan bahan
aggregat kelas S untuk lapisan tersebut.

Untuk perataan berat setempat, motor grader dioperasikan mulai dari


tepi jalan menuju arah sumbu jalan. Penggalian sampai dasar dari
permukaan perkerasan yang tidak beraturan dapat dicapai dengan
satu atau dua lintasan motor grader, bahan hasil penggalian ini akan
tertumpuk sebagai alur tumpukan dekat sumbu jalan. Selanjutnya
kendaraan tangki air.harus disediakan untuk menyemprotkan air pada
jalan tersebut bilamana kadar air dalam bahan jalan tersebut harus
ditambah.

'Skh -
Campuran Aspal Panas
2.10.a(10)
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan
maka lapisan pondasi ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran
aspal panas.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan


kepada direksi untuki untuk disetujui
b. Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan
dipadatkan dengan Tendem Roller.
c. Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.

'Skh -
Perkerasan Beton Semen
2.10.a(14)
 Uraian Kerja :

 Instal Bekisting
Setelah dilakukan pengukuran oleh tim surveyor dengan waterpass.
 Instal plastik,profil kayu,dowel
Lembaran plastik dihamparkan diatas lean concrete sebagai alas beton. Dowel
terbuat dari besi yang ditutup PVC agar beton bisa bergerak (tidak terikat
tulangan). Besi polos ф25mm dipasang memanjang & besi ulir ф19mm
dipasang melintang.

 Hauling & Pouring Beton


Beton dituangkan perlahan-lahan sesuai ketebalan yang direncanakan.
Perhatikan cuaca & suhu karena beton yang digunakan slum-nya sangat
rendah (±5 cm). Untuk menghindari retak rambut,sebaiknya dilakukan saat
malam hari (terutama untuk daerah panas).

 Spreading
Beton diratakan keseluruh lebar jalan menggunakan spreader.

 Vibrating
Vibrating yaitu proses penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat
sehingga tidak terjadi keropos.

 Pekerjaan Jidar
Pekerjaan ini dilakukan untuk menguji kerataan permukaan beton. Dilakukan
dengan mengetok jidar alumunium diatas permukaan beton. Jika ada
permukaan yang bergelombang, maka ditambah adukan beton yang telah
diambil 2/3 splitnya.

 Pekerjaan Trowelling
Sambil menunggu beton setting (proses mengeras) penghalusan permukaan
beton terus dilakukan. Hasil trowel ini sangat bagus dengan permukaan
kelihatan rata & mengkilap.

 Grooving dan Perencanaan


Grooving dan perencanaan yaitu pemberian tekstur pada permukaan beton.
Dilakukan oleh orang yang dapat mengenal tingkat kekerasan beton.

 Curing Compound
Untuk melindungi beton dari retak rambut akibat cepatnya susut beton. Hal
ini harus lebih diperhatikan bila pelaksanaannya di siang hari. Bahan yang
digunakan berupa produk perawatan beton yang banyak di pasaran.
Penyemprotannya dilakukan setelah grooving saat beton belum mengeras.

 Pekerjaan Tenda Pelindung


Mengurangi terlalu cepatnya penguapan pada permukaan beton. Melindungi
dari benda-benda jatuh atau binatang. Melindungi bila tiba-tiba terjadi hujan.

 Curing dengan Karung


Perawatan beton setelah umur 1-7 hari. Dengan menutup permukaan beton
dengan karung goni yang dibasah. Hal ini,untuk mencegah retak rambut
beton akibat susut yang terlalu cepat.

 Cutting
Dilakukan dengan mesin pemotong khusus (Cutter Beton). Pemotongan
beton dilakukan saat beton masih cukup lunak,kira-kira jam ke 12-18 setelah
pengecoran.
 Alat :
1. Water Tank
2. Concrete Vibrator
3. dan alat bantu.

 Tenaga :
1. pekerja dan
2. mandor

'Skh -
Lapis Pondasi Beton Kurus
2.10.a(15)
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecora, pemadatan dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga
dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan
harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur
dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran
beton dituang kedalam acuan.

Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan


konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan
menggunkan alat bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran
dilaksanakan.

Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar
hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan
rancangan beton telah dicapai.

Alat :
1. Water Tank
2. Concrete Vibrator dan alat bantu.

Tenaga :
1. pekerja dan
2. mandor

'Skh -
Pasangan Batu
2.10.a(16)
Semua material dalam pekerjaan ini didatangkan langsung ke lokasi oleh pihak
supplayer. Pekerjaan ini dilakukan oleh sebuah kelompok kerja yang terdiri dari
pekerja biasa, tukang batu dan seorang mandor. Campuran mortar yang terdiri
dari pasir dan semen dengan perbandingan tertentu akan digunakan untuk
merekatkan Material Batu Belah yang telah tesedia. Setelah terpasang dan
mengering sempurna finishing akan dilakukan dengan cara memelester
permukaan pasangan tersebut dengan campuran mortar, setelah kering baru bisa
diaci. Pekerjaan ini akan dilakukan selama 3 minggu.
'Skh -
Bahan Penutup Sealant
2.10.a(17)
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Garis terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan
kapur. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat Cutter Concrate
yang memiliki mata pisau yang sangat tajam. Pelaksanaan pemotongan
dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar disaign
yang telah direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Jack Hammer.

Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus


dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa aspal. Pembersihan dilakukan dari debu dan
kotoran-kotoran dimaksudkan agar aspal bitumen dapat menempel pada sisi-sisi
lapis permukaan lama sehingga membuat ikatan atara aspal lama dengan aspal
baru menjadi sangat kuat dan juga lentur sehingga dapat menerima beban yang
bekerja secara bersamaan.

b. Pemasangan Tali dan Plat Baja


Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian
celah dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi
seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakn aspal bitumen yang
berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru.
Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-
sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas plat baja
tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu
200 derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu
dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata
pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang
kemudian dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara
indirect heating sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat
berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang
ditentukan. Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan
dengan menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci
dan padat.

d. Penghamparan aspal bitumen


Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal
bitumen yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk
kedalam bagian agregat.
Umumnya kerusakan yang terjadi pada siar muai disebabkan karena
beban kendaraan yang lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, kondisi
bearing pad yang mati sehingga jembatan menjadi struktur jepit jepit
(seharusnya jepit dan rol), dan proses yang pelaksanaan yang tidak
sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar muai. Proses
pekerjaan siar muai tidak boleh dilakukan pada kondisi hujan karna dapat
menurunkan temperatur suhu aspal bitumen
yang seharusnya tetap terjaga dalam kondisi panas.

'Skh -
Pengecetan Kerb dan Media
2.10.a(18)
a. Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang sejajar dan bersebelahan dengan
jalur lalu lintas yang diperkeras dengan konstruksi perkerasan beton atau
aspal.

b. Median jalan adalah merupakan suatu bagian tengah badan jalan yang
secara fisik memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah; median
jalan atau pemisah tengah dapat berbentuk median yang ditinggikan,
median yang diturunkan, atau median rata.

'Skh -
Pengendalian Tanaman
2.10.a(19)
1. Penyedia harus melaksanakan pengendalian tanaman atau tumbuh-
tumbuhan disepanjang ruang milik jalan, yang kiranya dapat mengganggu
jarak pandang bagi pengguna jalan untuk keselamatan dalam berlalulintas
selama periode pelaksanaan.

2. Lokasi yang harus bebas dari tanaman disekitar ujung gorong-gorong,


terusan gorong-gorong, saluran air yang dilapisi, kerb, sekitar rambu,
guardrails, patok pengarah, tiang lampu, bahu jalan, seluruh permukaan
yang dilabur, bangunan bawah jembatan dan deck jembatan

3. Tumbuh-tumbuhan yang diijinkan tinggi maksimum 10 cm di sekitar


patok-patok pengarah jalan dan rambu-rambu lalulintas, ujung saluran
melintang jalan, bahu jalan, guardrails, tiang-tiang lampu, median yang
ditinggikan, pulau-pulau untuk lalulintas dan trotoar termasuk tepi deck
jembatan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan yang diijinkan mempunyai tinggi
minimal 2.5 cm dan maksimum 10 cm pada lokasi median jalan yang
direndahkan, tebing tepi jalan (diluar ruang manfaat jalan), taman
ditempat istirahat dan sekitarnya.

4. Pada daerah timbunan dan galian jalan harus mencakup pemotongan


rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah
mencapai lebih dari 10 cm dan/atau untuk memperbaiki penampilan
didalam atau disamping jalan yang dibangun atau diperbaiki jarak
pandang pada tikungan selama periode pelaksanaan dan pekerjaan lain
yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil.

5. Penyedia harus memperhitungkan kuantitas pelaksanaan pengendalian


tanaman tersebut diatas selama periode pelaksanaan, yang harus
dilaksanakan setiap saat hingga memenuhi kinerja yang disyaratkan.

Pembersihan jembatan meliputi pekerjaan sampah, kotoran yang ada pada


bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa cucuran dan drainase
lantai jembatan, landasan, bangunan bawah, daerah jalan pendekat serta daerah
aliran sungai, 100 meter arah hulu/hilir jembatan.
'Skh -
Perbaikan Rel Pengaman
2.10.a(21a)
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/2007
tanggal 15 Januari 2007 perihal petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di
jalan Nasional.
1. Ukuran Pagar Pengaman
Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang
bergelombang dan memanjang, dimana pada ujungnya disambungkan
dengan lempengan besi yang melengkun yang bisa disebut terminal end.

2. Panjang Lempengan dengan ukuran minimal :


Panjang total lempengan : 4.000-4.330 mm
Panjang efektif lempengan : 3.800-4.000 mm

3. Tiang penyangga (Post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter


U” yang kokoh dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm dan
berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan
besi.

4. Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan


ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm, panjang 300 mm lebar 180
mm dan ketebalan blocking 4,5 mm yang berfungsi sebagai pengikat antar
tiang penyangga dengan lempengan besi (Beam).

Bahan Pagar Pengaman Jalan

 Lempengan besi
Terbuat dari besi propile design galvanis dengan ketebalan minimal
381 gram/m2
 Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35,2 kg/mm2 atau
50.000 psi, tegangan tarik tidak kurang dari 49,2 kg/mm2 atau 70.000
psi serta perpanjangan 50 mm dari kurang dari 1,2 %.
 Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) memilki bahan yang sama
dengan lempengan besi (Beam)

5. Post (Tiang Penyangga)


 Terbuat dari besi atau pipa St. 32 yang digulvanis minimal 381
gram/m2
 Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35 kg/mm2 atau
tegangan tarik tidak kurang dari 41 kg/mm2 dan panjang tidak kurang
dari 1,2%

6. Besi pengikat (Bracket) adalah berupa baut dan mur diameter 12 mm


untuk beam, 14 mm untuk blocking dan 16 mm untuk tiang serta besi
pengikat yang berfungsi untuk menyambung dab melekatkan lempengan
besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama dengan
lempengan besi.

7. Semua bahan agar pengaman Jalan terbuat dari besi baja galvanis standar
ISO 9002

Warna Pagar Pengaman Jalan:


 Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap
menggunakan warna asli.
 Pada setiap lempengan / bahan pagar dipakukan bahan yang sifatnya
memantulkan cahaya ketentuan :
- Sebelah kanan arah lalu lintas berwarna merah
- Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna kuning.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :


1. Survey
a. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah survey lapangan berdasarkan
gambar apakah lokasi tersebut perlu untuk dipasang pagar pengaman atau
tidak apabila lokasi tersebut tidk perlu dipasang pagar pengaman maka
perlu dilaporkan pengawas untuk dibuatkan gambar baru khususnya lokasi
pemasangannya.
b. Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah
masing-masing material seperti : Post beam, blocking piece, baut, T end,
reflector. Untuk setiap lokasinya dan untuk menentukan base camp tempat
menaruh material guardrail.
2. Pengukuran
Untuk pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana seperti
jarak post, bentuk lengkungan apabila lokasi atau jalan berbelok dan
ketinggian pagar pengaman dari permukaan jalan.
3. Persiapan Material
Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-
masing lokasi seperti sebagai berikut:
 Beam
 Post
 Blocking Piece
 Reflektor
 T. end
 Mur baut dan Ring
 Material Cor

DEVISI Skh-1.10.b (PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN)

Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk Perkerasan apabila terdapat kondisi


kondisi jalan yang berlubang maka semua lubang harus ditambal dimana
tepi dan dasar lubang harus digali sampai bahan yang utuh (sound). Pada
permukaan yang telah disiapkan harus bersih dan bebas dari air yang tergenang
sebelum penambalan dimulai.

Setiap lapisan harus diisi dan dipadatkan dalam satu operasi dimulai dari
lapisan yang paling bawah.

Selokan dan saluran air harus dijaga agar bebas dari semua bahan lepas, sampah
, endapan, dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang mungkin
akan menghalangi aliran air permukaan.

Pemeliharaan semacam ini harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan


rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti
mengalir.

Pekerjaan Pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup


pemotongan rumput, semak-semak dan pohon-pohon kecil untuk memperbaiki
enampilan didalam atau disamping jalan yang dibangun atau memperbaiki
jarak pandang atau tikungan.
PEKERJAAN AKHIR/PHO
PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan akhir meliputi: pembersihan lokasi dari semua kotoran, sisa-sisa bahan
yang tidak dipergunakan lagi harus diangkut keluar lokasi. Dalam jangka waktu
masa pemeliharaan segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.

TRAFFIC MANAGEMENT

Metode konstruksi dalam paparan ini hanya penjelasan sekilas, harapan kami
semoga penjelasan singkat dari pekerjaan dapat memberikan gambaran bahwa
kami mampu untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan harapan baik segi
waktu, mutu dan biaya, terimakasih.

Rangkasbitung, 26 Januari 2018

Penawar
PT. RANTEMZ PERKASA UTAMA

UNANG WIJAYA
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai