1. PEKERJAAN TANAH
1.1 Umum
Penelitian lahan dan lingkup pekerjaan tanah sesuai dengan syarat-syarat permulaan
pekerjaan, maka Pemborong harus mengunjungi site dan mengamati kondisi yang
ada serta bahan-bahan yang akan digunakan.
Pekerjaan tanah meliputi sebagai berikut :
a. Penggalian dan pemindahan dari tanah bagian permukaan, tanah liat, tumbuh-
tumbuhan dan semua benda yang tidak diperlukan.
b. Penggalian sampai pada permukaan yang dikehendaki sesuai dengan yang
tertera pada gambar kerja.
c. Pengurugan dengan bahan yang telah disetujui sampai kepada ketinggian yang
direncanakan.
1.7 Pengurugan
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja.
1.14 Pemeliharaan
Pemborong diharuskan memelihara segala tanggul dan kemiringan tanah yang ada
dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri
untuk menjaga terhadap hal tersebut di atas.
2. PEKERJAAN BETON
2.1.4 Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Pemborong harus mengadakan trial test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh Pemberi Tugas/ Pengawas.
Deviasi Standar yang akan digunakan untuk menilai mutu beton selama
Pelaksanaan.
a. Pengecoran Beton
- Pengecoran dapat dilaksanakan setelah Pemborong mendapat ijin secara
tertulis dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. Permohonan ijin
rencana harus diserahkan paling lambat 1 (satu) hari sebelumnya.
- Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah menyiapkan
seluruh stek, anker dan sparing yang diperlukan terpasang.
- Persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas untuk mengecor beton
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi
serta bukti bahwa Pemborong dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab
Pemborong atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas
menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
- Cara penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya, harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas.
- Alat penuang tersebut harus selalu bersih dan bebas dari lapisan beton
yang mengeras.
- Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
- Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang initialse atau telah
mengeras dalam batas akan terjadi plastis karena getaran.
- Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar/ kerja setebal 5 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
- Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi
keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitances) dan partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup
sampai tercapai beton yang padat.
- Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
b. Pemadatan Beton
- Pemborong harus bertanggung jawab menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Pemborongan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting.
- Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga dan terjadi
pengantongan beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
- Pada daerah pembesian yang penuh/ padat harus digetarkan dengan
penggetar frekwensi tinggi, agar menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
- Penggetaran dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.
c. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 10cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar,
kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu B0 setebal 5 cm, dengan
adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi beton tersebut.
d. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu B0 harus dari campuran 1:3:5 dipasang pada tempat
yang ditunjukkan dalam gambar dan di bawahnya terlebih dahulu harus
diberikan pasir padat 5 cm.
e. S l u m p (kekentalan beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-
1971 adalah sebagai berikut:
S l um p
Jenis Konstruksi
Max ( mm ) (mm) Min.
Kaki dan Dinding Pondasi 125 50
Pelat, balok dan dinding 150 75
Kolom 150 75
Pelat di atas tanah 125 50
3. PEKERJAAN PAGAR
3.2 Bahan
a. Pagar terbuat dari tiang besi dan Wiremesh yang dilapisi galbani dengan cara
hot dip (celup panas 465°C)
b. Mutu Baja yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan tes laboratorium, besi
wiremesh yang digunakan adalah besi polos dengan kualitas SNI
c. Bahan harus dalam keadaan baru dan tidak boleh ada karat-karat sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan harus ditest sebelum dipasang
d. Wiremesh jenis hot dip galvanish (British Standar 443 1982) dan diproduksi
Pabrik (mesin)
e. Typical Coat Galvanized minimal 60 micron, life time 10 th (minimum)
f. Tiang Besi Pagar harus di Hot Dipped Galavanized
3.3 Sambungan
Setiap sambungan antara besi sisekerup dengan baut, sedangkan hubungan tiang
besi dan wiremesh dapat diskerup/diklem dengan plat baja/sekrup
3.6 Skur/Penyangga
Skur/Penyanggah pagar dipasang setiap 5,4 meter jarak horizontal atau dipasang
selang-seling pada setiap tiang pagar dan disetiap tiang pada belokan pagar