Anda di halaman 1dari 8

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

1. PEKERJAAN TANAH

1.1 Umum
Penelitian lahan dan lingkup pekerjaan tanah sesuai dengan syarat-syarat permulaan
pekerjaan, maka Pemborong harus mengunjungi site dan mengamati kondisi yang
ada serta bahan-bahan yang akan digunakan.
Pekerjaan tanah meliputi sebagai berikut :
a. Penggalian dan pemindahan dari tanah bagian permukaan, tanah liat, tumbuh-
tumbuhan dan semua benda yang tidak diperlukan.
b. Penggalian sampai pada permukaan yang dikehendaki sesuai dengan yang
tertera pada gambar kerja.
c. Pengurugan dengan bahan yang telah disetujui sampai kepada ketinggian yang
direncanakan.

1.2 Peil Dari Halaman


a. Sebelum memulai pekerjaan galian, Pemborong harus memastikan peil dari
halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau garis-garis
kontur yang ditentukan di dalam gambar kerja.
b. Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Pemborong
harus memberikan laporan tertulis kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

1.3 Lapisan Tanah Humus


a. Lapisan tanah humus harus dibuang rata-rata sedalam 20 cm dan harus diurug
lagi sebagai lapisan permukaan kemudian, sekeliling bangunan di tempat-tempat
yang ditentukan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
b. Bila ditemukan lapisan tanah humus dalamnya lebih dari 20 cm maka penggalian
harus sedalam lapisan tersebut maksimal 1 meter, dan kemudian dilaksanakan
pengurugannya sebagai lapisan permukaan, sebagaimana disebutkan terdahulu,
dengan ketentuan dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas, dan biaya akibat
kelebihan penggalian ini merupakan tanggungan Pemborong dan bukan
termasuk dalam pekerjaan tambah.
c. Lapisan dari tanah pada permukaan yang ada terdiri dari atau ditandai oleh
akar-akar tanaman, atau organisme lainnya yang diperhitungkan akan dapat
mengakibatkan gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan dilaksanakan.
d. Sesudah pembersihan site, permukaan tanah, tanah liat, tanaman lain, atau
rawa, maka dapat dimulai pekerjaan galian. Bilamana tanah humus yang digali
ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas
maka tanah humus ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di
atas.
e. Tanah humus yang tidak berguna harus di singkirkan dan diangkut keluar dari
halaman atau lokasi kerja. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan
tanggung jawab Pemborong. Setiap biaya yang diakibatkan oleh pekerjaan di
atas ini harus sudah diperhitungkan dalam harga borongan.

1.4 Pekerjaan Galian


Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan,
dan lengkungan, berdasarkan kebutuhan konstruksi pekerjaan, atau sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar, atau jika perlu memindahkan tanah atau bahan yang
tidak dipakai, atau juga kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan, dan
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
1.5 Persiapan Untuk Urugan
a. Tanah humus harus disingkirkan sebagaimana disebutkan dalam butir 3.2.3
b. Permukaan tanah yang sudah diambil humusnya harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum atau mempunyai
penurunan 15 cm
c. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan
pengurugan tanah.

1.6 Bahan Bahan Untuk Urugan Dan Urugan Kembali


Semua bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali harus
dengan persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas, yang ketentuannya akan
ditetapkan pada peraturan yang baru.

1.7 Pengurugan
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja.

1.8 Pengujian Untuk Pemilihan Bahan Urugan


Pengujian yang harus dilakukan bagi setiap bahan urugan untuk pekerjaan
bangunan dan jalan adalah sebagai berikut:
a. Plasticity test.
b. Grading test atau Sieve analysis test.
c. Density/Moisture Content Compaction test (Standard proctor test).
Pengetesan dapat dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah yang disetujui oleh
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

1.9 Persetujuan Sumber Tanah Timbunan (BORROWPITS)


a. Semua sumber tanah timbunan untuk pengadaan tanah tambahan sebagaimana
yang ditetapkan untuk pekerjaan urugan harus mempunyai kualitas yang
seragam dan hanya dapat digunakan dengan persetujuan dari Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas.
b. Pemborong harus memberikan data mengenai jumlah, kualitas dan keseragaman
dari tanah pada daerah mana akan digali sumur coba (borrowpit), selambatnya
10 hari sebelum dilakukan penggalian tersebut dan terlebih dahulu contoh yang
telah diuji melalui metode test yang benar serta harus mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
c. Semua biaya bagi pengerjaan di atas termasuk biaya pengangkutannya
ditanggung Pemborong.

1.10 Bahan Urugan


Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengurugan pada pekerjaan bangunan
dan atau jalan harus diambil dari sumber tanah pasir atau tanah kerikil laterit atau
tanah merah, dengan persetujuan dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

Tanah pasir Tanah Kerikil Laterit


a. Butiran halus yang melewati
ayakan no. 200 tidak 35 % 30 %
melampaui
b. Liquid limit tidak melampaui 45 % 50 %
c. Plasticity index tidak 20 % 20 %
melampaui
1.11 Pemadatan.
a. Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai
persentase kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana
ditetapkan pada pengujian/ test ini.
b. Semua bahan yang akan digunakan bagi urugan harus sesuai dengan ayat ini
dan harus didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh
bahan harus dilakukan dengan penyiraman optimum untuk mendapatkan hasil
pemadatan yang dikehendaki Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
c. Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Pemborong untuk memeriksa
kandungan air pada tanah timbunan untuk menghindari terjadinya konsolidasi.
d. Bila diperlukan memberikan air tambahan ke dalam campuran bahan untuk
mendapatkan kepadatan kering yang dikehendaki, biaya dari pengadaan,
pengangkutan, pemompaan, penyemprotan serta pencampuran dari air harus
dimasukkan dalam harga borongan.
e. Air harus ditambahkan jika atau dibutuhkan dengan angkutan tangki air yang
dilengkapi dengan alat semprotan yang memenuhi syarat segala pekerjaan
pemadatan dari konstruksi atau cara lain tidak diijinkan untuk dilakukan dalam
keadaan apapun juga.
f. Segala bahan untuk pengurugan harus digabungkan dalam suatu rencana
operasi kerja yang disetujui Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas dengan
mencantuPemberi Tugasan uraian kerja, seperti penyimpanan, pencampuran
sesuai dengan ketetapan di atas dan pemadatan dilaksanakan dengan izin yang
telah dikeluarkan.
g. Pemborong harus mengurangi sekecil mungkin kekosongan antara kegiatan
yang satu dengan yang selanjutnya. Semua alat pemadatan harus bekerja pada
seluruh daerah untuk menjamin adanya suatu pemadatan yang merata
(seragam), semua pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tidak lebih dari 0.20 m atau yang lebih tipis agar dicapai kepadatan yang
dikehendaki.
h. Semua bagian yang telah selesai dipadatkan harus dilindungi terhadap
kerusakan akibat peralatan, aliran air hujan, atau penyebab lainnya.
i. Bilamana terjadi kerusakan seperti tersebut diatas, Pemborong diwajibkan untuk
memperbaikinya.
j. Bila ada bagian tanah yang tidak baik yang menurut pendapat Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas tidak dibutuhkan, pasir atau tanah liat yang kelebihan,
maka daerah tanah semacam ini harus diperbaiki dengan campuran dari bahan
yang baik, atau dengan membuang bagian ini dan menggantikan dengan bahan
lain agar dapat dijamin keseragaman dari formasi pemadatan.
k. Pengujian/ test untuk kontrol pemadatan harus dilakukan secara berkala dan
teratur. Bila dalam test tertentu dijumpai bagian tanah yang berada di bawah
standar minimum, maka Pemborong wajib untuk menyiram sebagaimana yang
dikehendaki Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
l. Pemborong harus memberikan waktu yang cukup untuk melakukan dan
pemberitahuan test-test di atas dalam rencana program konstruksinya.

1.12 Pemadatan Dari Urugan Yang Ada


Pemborong diharuskan melakukan pengujian tanah (diuraikan) dan kondisi dari
tanah, bila bahan urugan yang ada terjadi penurunan. Pemborong wajib
melakukan pengujian sampai kedalaman1meter dengan pemadatan yang
dikehendaki dan bila tidak, bahan urugan yang ada harus dipadatkan sesuai
dengan syarat-syarat tertulis ini (spesifikasi) dan urugan harus dilaksanakan
sampai ke peil-peil yang dikehendaki.
1.13 Pengujian Untuk Kontrol Dari Pemadatan
Pemborong harus menempatkan peralatan, pekerja serta tenaga-tenaga pembantu
bila dikehendaki Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas untuk melaksanakan
pekerjaan, pengujian pada semua bahan yang digunakan untuk pengurugan.
a. In situ dry density test.
b. Dry density/ moisture content compaction test (standard proctor test).
Biaya dari pengujian ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.14 Pemeliharaan
Pemborong diharuskan memelihara segala tanggul dan kemiringan tanah yang ada
dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul ini sampai batas periode
kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri
untuk menjaga terhadap hal tersebut di atas.

1.15 Pemeriksaan Penggalian Dan Pengurugan


Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan,
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas akan segera menunjukkan bagian tanah mana
yang dipadatkan dan harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

1.16 Penggalian Tambahan


Bila menurut pendapat Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas diperlukan untuk
memberi bentuk, memperluas, dan atau memperdalam pondasi yang di bawah atau
sekeliling bagian tertentu dari pekerjaan di atas ini, harus dikerjakan sesudah adanya
perintah resmi dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

1.17 Penggalian Yang Melebihi KedalamanYang Dikehendaki


Bilamana terjadi penggalian yang melebihi kedalaman peil atau peil yang tertera
dalam gambar atau yang dikehendaki untuk suatu dasar yang tepat, maka
Pemborong harus mengurug kembali bagian galian yang kelebihan tersebut dengan
bahan yang sama seperti ketentuan untuk bahan urugan dan cara pemadatan sesuai
dengan ketetapan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. Semua biaya menjadi
tanggungan Pemborong, bahkan untuk bahan galian yang lebih.

1.18 Menahan Tingginya Galian


a. Pemborong bertanggung jawab atas ketentuan pinggiran dari semua penggalian
dan tidak ada claim atas semua pekerjaan galian tambahan, beton, pasangan
atau bahan atau pekerjaan lainnya.
b. Pemborong harus bertanggung jawab atas adanya kerusakan pada struktur
lainnya dalam halaman atau pada pekerjaan jalan umum, bangunan dan lain
sebagainya yang disebabkan oleh keruntuhan dari bagian pinggiran tanggul
tanah galian.

1.19 Kunjungan Pemeriksaan Sebelum Pengurugan Keliling Struktur


Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi
oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Pemberi
Tugas/ Konsultan Pengawas.

1.20 Sisa Sisa Bahan Kayu Dalam Galian


Kayu-kayu sisa, kotoran dan lain sebagainya harus disingkirkan terlebih dahulu
sebelum pekerjaan urugan, kecuali telah ada persetujuan Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas.
1.21 Pengurugan Sekeliling Struktur
a. Pengurugan sekeliling pondasi, atau struktur lainnya harus dilakukan serempak
dan tidak dibenarkan untuk melakukan sebagian-sebagian kecuali ada
persetujuan tertentu dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
b. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya
20 cm.
c. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sebaiknya dilakukan dengan
mesin giling (tumbuk) dan tidak diperbolehkan untuk menambahkan air kecuali
dikehendaki dan disetujui Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

2. PEKERJAAN BETON

2.1 BETON COR DI TEMPAT

2.1.1 Lingkup Pekerjaan


a. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-
lain sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang, baik untuk
konstruksi jalan, jembatan, gedung dan fasilitas lainnya, yang bertulang atau
tak bertulang dan lain-lain yang sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian
dan ukuran yang tertera dalam pada gambar serta persyaratan teknis dan
sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
b. Dalam hal ini Pemborong yang harus menyediakan tenaga, peralatan seperti
crane berikut concrete mixer dan peralatan lain yang harus selalu berada
dilapangan sesuai standar dan dengan kapasitas untuk pekerjaan tersebut.
c. Jenis beton

2.1.2 Pengendalian Pekerjaan.


1. Material yang digunakan harus bermutu baik yang sudah disetujui oleh
Pengawas / Pemberi Tugas untuk dipakai. Pondasi dibuat dari pasangan
beton dengan adukan K-175.
2. Mutu beton yang dihasilkan dalam pelaksanaan harus dibuktikan dengan
hasil test laboratorium sesuai dengan ketentuan dari Peraturan Beton
Indonesia (PBI). Pondasi adalah pondasi setempat dengan ukuran dan
kedudukan sesuai gambar.

2.1.3 Trial Mix


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengajukan mix design dari
rencana kwalitas beton yang akan dilaksanakan. Selanjutnya harus dilakukan trial
mix di laboratorium yang disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
Hasil trial mix yang berhasil memenuhi persyaratan yang ditentukan spesifikasi
teknis ini akan menjadi acuan Pemborong.

2.1.4 Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Pemborong harus mengadakan trial test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh Pemberi Tugas/ Pengawas.
Deviasi Standar yang akan digunakan untuk menilai mutu beton selama
Pelaksanaan.
a. Pengecoran Beton
- Pengecoran dapat dilaksanakan setelah Pemborong mendapat ijin secara
tertulis dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. Permohonan ijin
rencana harus diserahkan paling lambat 1 (satu) hari sebelumnya.
- Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah menyiapkan
seluruh stek, anker dan sparing yang diperlukan terpasang.
- Persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas untuk mengecor beton
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi
serta bukti bahwa Pemborong dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab
Pemborong atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas
menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
- Cara penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya, harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas.
- Alat penuang tersebut harus selalu bersih dan bebas dari lapisan beton
yang mengeras.
- Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
- Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang initialse atau telah
mengeras dalam batas akan terjadi plastis karena getaran.
- Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar/ kerja setebal 5 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
- Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi
keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitances) dan partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup
sampai tercapai beton yang padat.
- Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
b. Pemadatan Beton
- Pemborong harus bertanggung jawab menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Pemborongan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting.
- Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga dan terjadi
pengantongan beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
- Pada daerah pembesian yang penuh/ padat harus digetarkan dengan
penggetar frekwensi tinggi, agar menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
- Penggetaran dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.
c. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 10cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar,
kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu B0 setebal 5 cm, dengan
adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi beton tersebut.
d. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu B0 harus dari campuran 1:3:5 dipasang pada tempat
yang ditunjukkan dalam gambar dan di bawahnya terlebih dahulu harus
diberikan pasir padat 5 cm.
e. S l u m p (kekentalan beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-
1971 adalah sebagai berikut:

S l um p
Jenis Konstruksi
Max ( mm ) (mm) Min.
Kaki dan Dinding Pondasi 125 50
Pelat, balok dan dinding 150 75
Kolom 150 75
Pelat di atas tanah 125 50

3. PEKERJAAN PAGAR

3.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal ini, terdiri dari penyediaan bahan,
tenaga ahli, perlengkapan bantu lainnya yang diperlukan serta pelaksanaan
pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan pagar. Tempat pelaksanaan
pekerjaan pagar pembatas sisi udara ataupun sisi darat sebagaimana yang
tertera dalam gambar layout. Halaman tanah dan pengukuran diserahkan pada
pelaksana pemborong dalam keadaan sesuai pada saat Pemberi Tugas
menyerahkan
b. Ukuran Tinggi Pagar
Ukuran duga (peil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, pemborong wajib
memeriksa semua ukuran ini dalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai
dengan gambar. Apabila terdapat perbedaan ukuran maka pemborong wajib
menanyakan pada Pemberi Tugas. Penentuan semua ukuran harus digunakan
pesawat theodolit dan setelah ditentukan harus disahkan secara tertulis dimuka
Pemberi Tugas oleh Pengawas Pekerjaan. Syarat-Syarat dan Peraturan

3.2 Bahan
a. Pagar terbuat dari tiang besi dan Wiremesh yang dilapisi galbani dengan cara
hot dip (celup panas 465°C)
b. Mutu Baja yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan tes laboratorium, besi
wiremesh yang digunakan adalah besi polos dengan kualitas SNI
c. Bahan harus dalam keadaan baru dan tidak boleh ada karat-karat sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan harus ditest sebelum dipasang
d. Wiremesh jenis hot dip galvanish (British Standar 443 1982) dan diproduksi
Pabrik (mesin)
e. Typical Coat Galvanized minimal 60 micron, life time 10 th (minimum)
f. Tiang Besi Pagar harus di Hot Dipped Galavanized

3.3 Sambungan
Setiap sambungan antara besi sisekerup dengan baut, sedangkan hubungan tiang
besi dan wiremesh dapat diskerup/diklem dengan plat baja/sekrup

3.4 Ukuran Wiremesh


 Diameter wiremesh kawat minimal : Horizontal : 6 mm , Vertical 4 mm
 Jarak Kawat Vertikal : 50 mm
 Tinggi Minimal 1900 mm
 panjang 2500 mm

3.5 Tiang Pagar


Panjang Minimun 2940 mm, diameter 2”
Tiang besi pagar ditanam 50 cm kedalam pondasi beton cor
Tiang yang tertanam kedalam pondasi beton cor masing-masing harus dipasang
angker 2 buah dengan diameter 12 mm dan panjang 15 cm, masing-masing ujung
angker ditekuk. Ujung atas tiang dibuat tipical Y sesuai gambar

3.6 Skur/Penyangga
Skur/Penyanggah pagar dipasang setiap 5,4 meter jarak horizontal atau dipasang
selang-seling pada setiap tiang pagar dan disetiap tiang pada belokan pagar

3.7 Kawat Duri


Diatas kawat wiremesh dipasang kawat duri melingkar setinggi 88 cm, untuk
menyanggah lingkaran kawat duri, dipasang tiga buah besi diameter 6 mm
memanjang searah pagar dan dilas pada ujung atas typical Y sesuai gambar
lampiran

3.8 Jaminan Mutu


Pagar Wiremesh harus memenuhi standar spesifikasi dengan jaminan mutu
(factory sertificate)

3.9 Jarak Bebas Pagar


a. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Semua bagian harus mempunyai ukuran tepat sehingga dalam memasang tidak
akan memerlukan pengisi kecuali bila dinyatakan dalam gambar detail.
b. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati
hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
c. Pemborong diharuskan mengambil ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan
dan tidak hanya dari gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya,
terutama pada bagian yang terhalang oleh benda lain.
d. Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan di atas,
akan ditolak dan harus diganti.
e. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-
bengkokan dan sambungan-sambungan yang terbuka.
f. Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan harus segera dilindungi terhadap
pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang memenuhi
persyaratan.
g. Sebelum bagian - bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian
yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka
bagian bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat.
h. Semua pekerjaan yang akan dimulai, Pemborong diwajibkan membuat detail
gambar kerja (shop-drawing) untuk disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai