Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH

4.1. Umum

4.1.1. Uraian
1. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan
tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk pembuangan timbunan untuk
struktur dan untuk penimbunan pada umumnya sebagaimana diperlukan untuk
pembentukan tempat proyek menurut garis, kelandaian dan ketinggian dari
penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
2. Timbunan yang tercakup oleh ketentuan dari bab ini akan dibagi dalam dua jenis
yaitu timbunan biasa dan timbunan dengan bahan-bahan terpilih. Timbunan dengan
bahan-bahan terpilih akan digunakan seperti yang tertera dalam gambar dan/atau
ditentukan oleh Direksi. Termasuk rencana reklamasi lahan yang akan dijelaskan
lebih detil pada bab berikutnya
3. Pekerjaan ini tidak termasuk bahan-bahan timbunan yang ditempatkan sebagai alas
untuk pipa atau saluran beton, juga tidak untuk bahan-bahan drainasi porous yang
ditempatkan untuk darinasi dibawah permukaan atau untuk mencegah penggerusan
butir-butir halus tanah dengan penyaringan.

4.1.2. Toleransi Dimensi


1. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan melebihi
tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
2. Semua permukaan timbunan akhir yang tak terlindungi harus cukup halus dan rata
serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari atas
permukaan.
3. Timbunan tidak boleh ditempatkan pada ketebalan lapisan tanah yang dipadatkan
melebihi dari 200 mm.

4.1.3. Standar Rujukan (ASHTO)


 T 88-87 Particle Size Analysis of Soils
 T 89-85 Determining the Liquid Limit of Soils
 T 90-70 Determining the Plastic Limit and Plasticity Index of Soils
 T 99-74 Moisture Density Relations of Soils Using a 2.5 kg Rammer and a 305 mm
Drop.
 T 145-73 Classification of Soils and Soil Anggregate Mixtures for Highway
Construction
 T 180-75 Moistures Density Relations of Soils using a 4.53 kg Rammer and a
475 mm Drop

 IV-1
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

 T 191-81 Density of Soil In-Place by the Sand Cone Method


 T 193-72 The California Bearing Ratio
 T 258-73 Determining Expansive Soil and Remedial Actions

4.1.4. Pengajuan
1. Kontraktor harus mengajukannya pada Direksi sebelum suatu persetujuan untuk
memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Direksi beberapa hal sebagai berikut:
a. Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan dimana timbunan akan ditempatkan.
b. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang memadai dari
permukaan yang dipersiapkan di mana timbunan itu akan ditempatkan bila
diperlukan di dalam Sub Bab 4.3.1 (2) di bawah.
2. Kontraktor harus mengajukannya kepada Direksi sekurang-kurangnya 14 hari
sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan yang pertama dari setiap bahan-
bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan:
a. Dua contoh masing-masing sebesar 50 kg dari bahan-bahan, salah satu akan
disimpan oleh Direksi untuk rujukan selama masa kontrak.
b. Suatu pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian
laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam Sub Bab 4.2.
3. Kontraktor harus mengajukan yang berikutnya secara tertulis kepada Direksi segera
setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan
diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan:
a. Hasil pengujian kepadatan sebagaimana ditentukan dalam Sub Bab 4.4.2.
b. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran yang
membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan dalam
Sub Bab 4.1.2.

4.1.5. Kondisi Tempat Kerja


1. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan selama pembangunan harus
mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang drainase dari aliran air hujan
dan bahwa pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air dari
tempat kerja harus dikeluarkan melalui sistem drainase permanen. Cara yang layak
untuk menjebak lumpur harus disediakan pada sistim drainase sementara yang
dialirkan kedalam sistim drainase permanen.
2. Kontraktor harus memelihara tempat kerja suatu persediaan air yang cukup untuk
pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penempatan dan pemadatan.

 IV-2
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

4.1.6. Perbaikan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan


1. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan
atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam Sub Bab
4.1.2, harus diperbaiki dengan menggaru permukaan tersebut dan membuang atau
menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air yang
ditentukan di dalam Sub Bab 4.3.3 atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi harus
dikoreksi dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah
air yang cukup dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata
(grader) atau peralatan lain yang disetujui.
3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti batas kadar air yang
ditetapkan di dalam Sub Bab 4.3.3 atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi, harus
diperbaiki dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin
perata berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui dengan selang istirahat
antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak atau bila pengeringan
yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan bahan-bahan
terlepas, maka Direksi dapat memerintahkan agar bahan-bahan tersebut dikeluarkan
dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering yang memadai.
4. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak akan
memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan permukaan
masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
5. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kestabilan semua pekerjaan timbunan
yang sudah selesai. Dia harus mengganti dengan biayanya sendiri terhadap pekerjaan
yang rusak atau salah penempatan menurut pendapat Direksi atas kecerobohan atau
kelalaian atas pekerjaannya. Bagaimanapun, Kontraktor tidak dituntut untuk
bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul akibat badai dan bencana alam atau
pergeseran bumi yang tak dapat dihindari disebabkan oleh alam di mana pekerjaan
tersebut ditempatkan, pekerjaan yang telah selesai dan diterima secara tertulis oleh
Direksi dalam keadaan yang baik dan lengkap.

4.1.7. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau lainnya
harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai
persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.

4.1.8. Pembatasan Cuaca


Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan
tidak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air
bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan dalam Sub Bab 4.3.3 (2).

 IV-3
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

4.1.9. Royalti Bahan-bahan


Bila bahan-bahan timbunan di dapat dari luar daerah proyek, Kontraktor harus membuat
semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada pemilik
tanah dan Pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

4.2. Bahan-bahan

4.2.1. Timbunan Biasa


1. Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau
bahan-bahan batuan yang digali disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang
memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen sebagaimana
diuraikan Sub Bab 4.2 dari spesifikasi ini.
2. Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah
liat yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH pada
“Unified or Cassagrade Soil Classification System”. Di mana penggunaan tanah-
tanah plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan
tersebut hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali
yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada
tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama pada lapisan bahan-bahan
300 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan.
3. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai
suatu nilai aktifitas lebih besar daripada 1,25 atau satu tingkat pengembangan yang
digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak
akan digunakan sebagai bahan-bahan timbunan. Nilai aktifitas harus diukur sebagai
indeks plastisitas (PI) (AASHTO T 80) persentase ukuran tanah liat (AASHTO T
86).
4. Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai bahan-bahan timbunan di
sekeliling pipa juga tidak pada lapisan 300 mm langsung di bawah tanah dasar
perkerasan atau bahu jalan, dan tidak ada batu dengan suatu ukuran yang melebihi
100 mm akan termasuk dalam timbunan yang demikian.

4.2.2. Timbunan dengan Bahan-bahan Terpilih


1. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus
terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan
di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu
lainnya yang disyaratkan, tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan,
sebagaimana diarahkan atau disetujui oleh Direksi. Dalam semua hal, maka semua
timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193
harus mempunyai suatu nilai CBR minimum 3% dan sekurang-kurangnya 100%
kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan AASHTO T 99.
2. Bila digunakan dalam situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat
dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau
kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu Indeks Plastisitas
maksimum 6%.
3. Bila digunakan pada pekerjaan stabilitas timbunan atau lereng atau dalam situasi
lainnya di mana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan

 IV-4
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat merupakan timbunan


batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik atau tanah liat berpasir atau
tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. Jenis bahan-bahan yang dipilih dan
disetujui oleh Direksi akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah yang harus dipikul.

4.3. Penempatan dan Pemadatan Timbunan

4.3.1. Persiapan Tempat Kerja


1. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal pada
waktu pembongkaran akar pohon, harus telah diselesaikan sesuai dengan Sub Bab
1.1 (1) dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi sesuai dengan Sub Bab 1.7. Semua areal
harus diratakan dengan baik sebelum penimbunan dimulai.
2. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah pondasi
timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk penggaruan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari
tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang akan
ditempatkan di atasnya.
3. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada
timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong untuk membentuk
terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan pemadat
sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan horizontal.

4.3.2. Penempatan Timbunan


1. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan
merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang
diberikan dalam Sub Bab 4.1.2. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan
ditempatkan maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
2. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah
timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya hanya
dengan izin tertulis dari Direksi.
3. Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-bahan
drainase porous lainnya maka harus diperhatikan untuk menghindari pencampuran
adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal pembentukan drainase vertikal
maka suatu pemisah yang luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin
dengan menggunakan acuan sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap
akan ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
4. Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat pada
timbunan yang ada hingga memuaskan Direksi. Timbunan yang diperlebar kemudian
harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah

 IV-5
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis pondasi
bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan
dan kemungkinan peretakan permukaan.

4.3.3. Pemadatan
1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus
dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta
disetujui oleh Direksi sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
2. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan berada
dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum sampai 1% lebih daripada
kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di
mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan sesuai
dengan AASHTO T 99.
3. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan kearah sumbu
dengan suatu cara sehingga setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
Di mana mungkin, lalu lintas alat konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan
timbunan dan jalur yang digunakan dirubah secara terus menerus untuk menyebarkan
pengaruh pemadatan.
4. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat yang
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih
dari 150 m tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat
tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus
diberikan guna menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan ditepi untuk
menghindari rongga-rongga.

4.3.4. Persiapan Tanah Dasar Pada Timbunan


Ketentuan dari Bab 5 tentang persiapan tanah dasar harus diterapkan.

4.4. Jaminan Kualitas

4.4.1. Pengawasan Kualitas Bahan


1. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diperintah oleh Direksi, tetapi harus
termasuk semua pengujian yang relevan yang ditentukan dalam pasal 4.2 sekurang-
kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-bahan yang diajukan, yang
terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari
sumber tersebut.
2. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang diajukan,
maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi lagi atas kebijaksanaan
Pelabuhan Perikanan Pantai Tanjung Pandan, dalam hal mengenai perubahan yang
diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
3. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus dilaksanakan
untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ketempat proyek.

 IV-6
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Direksi tetapi untuk
setiap 1000 m3 timbunan yang diperoleh dari setiap sumber sekurang-kurangnya satu
penentuan aktivitas sebagaimana ditentukan dalam Sub Bab 4.1.3, harus
dilaksanakan.

4.4.2. Persyaratan Pemadatan Untuk Timbunan Tanah


1. Lapisan timbunan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% dari standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan
sesuai dengan AASHTO T 99.
2. Lapisan timbunan 300 mm atau kurang d ibawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
AASHTO T 99.
3. Bahan timbunan pada daerah peningkatan proyek (daerah lansekap) harus dipadatkan
menjadi 80% kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99.
4. Pengujian kepadatan harus dibuat pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan
sesuai dengan AASHTO T 191. Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan
sepenuhnya pada lokasi yang diarahkan oleh Direksi. Untuk urugan di sekeliling
struktur atau pada parit gorong-gorong, sekurang-kurangnya satu pengujian untuk
satu lapisan urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan. Pada timbunan,
sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap 200 m 3 timbunan
yang ditempatkan.

4.4.3. Percobaan Pemadatan


1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda untuk
mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Kontraktor tidak
mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya
harus menyusul.
2. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintas alat pemadat dan
kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang ditentukan tercapai sehingga
memuaskan Direksi. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan untuk
menentukan jumlah lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk
semua pemadatan selanjutnya.

4.4.4. Pengukuran dan Pembayaran


1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan
yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar
penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum
suatu timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari
pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui. Metode perhitungan volume
bahan-bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata dengan
menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25
m.

 IV-7
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

2. Batu untuk timbunan untuk pembayaran akan diukur sebagai jumlah meter kubik
atau kilogram seperti yang tertulis dalam proposal ini. Di mana pengukuran memakai
meter kubik atau seperti yang ditentukan, volumenya akan dihitung berdasarkan
ukuran kilogram, jumlah bahan-bahan akan ditimbang seperti yang dihitung
memakai skala, tidak kurang dari 5% berat yang mengandung kadar air berdasarkan
berat kering.
3. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang, termasuk setiap
tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat pekerjaan terasering atau
pengikat timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat penurunan pondasi,
tidak akan dimasukkan kedalam volume yang akan diukur untuk pembayaran kecuali
di mana:
a. Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau
lunak yang digali atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya
yang digali.
b. Tambahan timbunan diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
memuaskan, kurang stabil atau gagal dalam hal ini kontraktor tidak dianggap
bertanggung jawab.
c. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dan konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,
tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
d. Bila bahan-bahan galian digunakan untuk timbunan maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai timbunan menurut bab ini.

SELESAI

 IV-8
Spesifikasi Teknis-Pekerjaan Timbunan Tanah

 IV-9

Anda mungkin juga menyukai