Pasal 1
Jenis Pekerjaan
Kegiatan
Dinas
Dana
Tahun Anggaran
Lokasi
Pasal 2
Pekerjaan Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Papan nama kegiatan tersebut dipasang pada dua buah tiang kayu ukuran 5/7 cm
yang ditanam kuat kedalam tanah.
Pemborong diwajibkan memuat dan memasang rambu-rambu
pengaman lalu lintas sebelum melakukan pekerjaan.
Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
Jika memungkinkan pada setiap akhir bulan diadakan rapat untuk
membahas permasalahan pekerjaan yang timbul di lapangan.
Pada akhir bulan membuat laporan kemajuan pekerjaan yang
diperoleh dari hasil laporan tiap-tiap minggu pekerjaan di lapangan.
Pasal 3
Penyiapan Badan Jalan
a. Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan, pembentukan dan pemadatan
permukaan tanah dasar sehingga badan jalan menjadi rata sebelum pekerjaan
struktur diatasnya dilaksanakan.
b. Penyiapan badan jalan dilakukan secara mekanik dengan menggunakan peralatan
yang disetujui oleh direksi teknis dan konsultan pengawas atau yang sesuai dengan
kondisi lapangan sehingga lapisan perkerasan yang ada diatasnya betul-betul stabil
dan tidak mengalami penurunan/bergelombang.
c. Toleransi ukuran
Permukaan akhir tanah dasar setelah dipadatkan dibuat rata melintang jalan seperti
yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam
untuk menjamin kerataan lapisan perkerasan yang akan dilaksanakan
d. Perbaikan pembentukan badan jalan yang tidak memuaskan
Kontraktor harus memperbaiki atas biaya sendiri setiap ketidakrataan atau
gelombang yang terjadi akibat pekerjaan atau lalu lintas atau oleh sebab lainnya
dengan membentuk kembali dan memadatkannya yang sesuai dengan ukuran dan
jenis serta kondisi lapangan
e. Pengukuran pembentukan badan jalan
Pembentukan badan jalan harus diukur sebagai jumlah meter persegi dari badan
jalan yang telah disiapkan. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar
penampang melintang yang disetujui. Methode untuk menghitung volume
pembentukan badan jalan haruslah metode lebar bidang ujung, dengan
menggunakan penampang memanjang yang berselang jarak tidak lebih dari 50 m.
Satuan pembayaran adalah M2
f. Dasar pembayaran
Kuantitas dari pembentukan badan jalan yang diukur seperti yang diuraikan diatas,
harus dibayar untuk satuan pengukuran dari harga yang dimasukkan pada masing
masing daftar penawaran untuk mata pembayaran, dimana harga tersebut sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanana pekerjaan, pemotongan/galian,
urugan, pemadatan dan seluruh biaya lain yang perlu atau biasa untuk penyelesaian
yang tepat dari pekerjaan sesuai dengan mata pembayaran
Pasal 4
Pekerjaan Urugan Biasa
a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah yang disetujui untuk konstruksi urugan, untuk urugan kembali galian atau
galian pipa atau struktur dan untuk urugan umum yang diberlakukan untuk membuat
bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau
penampang melintang
b. Kontraktor harus terlebih dahulu mengerjakan pemasangan patok-patok untuk
membentuk profil jalan sesuai dengan gambar rencana, pematokan ini harus
seluruhnya telah disetujui Direksi sebelum memulai pekerjaan konstruksi, bila
dipandang perlu direksi dapat melakukan revisi atas pemasangan patok tersebut
sesuai dengan petunjuk sebelum memulai pematokan, kontraktor harus
memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 jam sebelumnya,
agar direksi dapat mempersiapkan segala peralatan untuk pengawasan.
c. Pelaporan
1. Untuk setiap urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-ketentuan dari
spesifikasi ini kontraktor diharuskan menyerahkan laporan dibawah ini kepada
direksi Pekerjaan sebelum Izin Memulai pekerjaan disetujui.
- Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang
telah dipersiapkan untuk penempatan urugan.
2. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan
sebelum mendapat persetujuan dari Direksi tidak diperkenankan material lain
dipasang diatas urugan terdahulu.
- Hasil dari pengujian pengukuran permukaan yang ditentukan dapat
terpenuhi.
d. Pemasangan Urugan
1. Urugan Harus dibawa kepermukaan yang telah disiapkan dan disebar merata
dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
diberikan dalam spesifikasi. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis-lapis
tesebut sedapat mungkin harus sama tebalnya.
2. Urugan tanah umumnya harus diangkut langsung dari sumber material ketempat
permukaan yang telah dipersiapkan sewaktu cuaca kering dan disebar.
Penimbunan stok tanah urug biasanya tidak diperbolehkan terutama selama
musim hujan.
e. Urutan Kerja
1. Excavator memuat tanah urug kedalam dump truk di quarry.
2. Dump truk mengangkut tanah urug ke lokasi pekerjaan dan jika diperlukan alat
bantu lainnya untuk melangsir tanah urug jika Dump truk tidak bisa sampai ke
lokasi pekerjaan.
3. Motor Grader dipergunakan untuk menghampar urugan.
4. Vibro Roller dipergunakan untuk memadatkan urugan yang telah dihampar.
5. Urugan untuk median dihampar secara manual dengan alat bantu seperlunya.
f. Toleransi dan Dimensi
1. Seluruh permukaan akhir urugan/timbunan harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran yang bebas dari air permukaan.
g.
h.
i.
j.
2. Urugan/timbunan tidak boleh dipasang dalam lapis yang lebih dari 20 cm tebal
padat juga tidak dalam lapis yang kurang dari 10 cm tebal padat
Kondisi Tempat Kerja
1. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama
pekerjaan pemasangan dan pemadatan berlangsung, untuk itu bahan urugan
agregat selama konstruksi harus memiliki kemiringan yang cukup untuk
membantu drainase dari aliran air hujan dan harus menjamin bahwa pekerjaan
akhir mempunyai drainase yang baik.
2. Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedia air yang cukup untuk
mengendalikan kelembaban timbunan tanah urug selama operasi
pemasangan/penghamparan.
Pembatasan oleh Cuaca
Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, pemadatan
tidak boleh dilakukan setelah hujan atau lainnya bila kadar air material diluar
rentang yang ditentukan.
Perbaikan dari urugan tanah urug yang tidak memuaskan
1. Urugan tanah urug akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui atau tolerasi permukaan harus diperbaiki dengan
membuang atau menambah meterial sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan
dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
2. Urugan tanah urug yang terlalu basah untuk pemadatan dimana kadar airnya
melampaui kadar air yang disyaratkan atau sebagaimana yang diperintahkan
direksi teknis harus diperbaiki ulang dengan menggaru material, dengan selang
waktu istirahat ketika penanganan dalam cuaca yang kering, jika pengeringan
tidak dapat dicapai dengan cara tersebut direksi teknik dapat memerintahkan
untuk mengeluarkan bahan tersebut dari pekerjaan dan menggantinya dengan
bahan kering yang lebih cocok.
3. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain setelah
dipadatkan dalam batas yang diisyaratkan ini biasanya tidak memerlukan
pekerjaan perbaikan asal sifat materialnya dan kerataan permukaan masih
memenuhi persyaratan spesifikasi.
4. Perbaikan dari urugan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek
setelah pekerjaan selesai dan diterima oleh direksi pekerjaan haruslah seperti
yang ditentukan dalam spesifikasi.
Pengukuran Dan Pembayaran
1.
Urugan harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan
yang diperlukan, selesai ditempat dan diterima. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah
sebelum urugan ditempatkan dan pada garis dan ketinggian yang disyaratkan
dan diterima dari pekerjaan urugan akhir.
2.
Kuantitas dari urugan dari galian tanah setempat yang diukur
seperti yang diuraikan diatas, harus dibayar untuk satuan pengukuran dari harga
yang dimasukkan pada masing masing daftar penawaran untuk mata
pembayaran, dimana harga tersebut sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengolahan, pengadaan, pemadatan, penyelesaian, seluruh biaya lain yang perlu
atau biasa untuk penyelesaian yang tepat dari pekerjaan yang diuraikan dalam
pasal ini.
Pasal 5
Pekerjaan Agregat
A. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat bergredasi diatas permukaan
yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi
agregat yang telah sesuai yang diisyaratkan. Pemrosesan harus menghasilkan suatu
bahan yang memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.
b. Toleransi dimensi
1. Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan gambar, toleransi dibawah ini.
Toleransi Tinggi
Bahan dan Lapisan pondasi agregat
Permukaan
Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai lapis
pondasi bawah (hanya permukaan atas dari
+ 0 cm
lapis pondasi bawah)
- 2 cm
Permukaan lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Lapis Resap
+ 1 cm
Pengikat atau Pelaburan (perkerasan atau bahu jalan)
- 1 cm
2. Pada permukaan semua lapis pondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidak rataan
yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
3. Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas B tidak boleh
kurang satu sentimeter dari tebal yang diisyaratkan.
4. Tebal minimum Lapis Pondasi Kelas A tidak boleh kurang satu sentimeter dari
tebal yang diisyaratkan.
5. Pada permukaan Lapis Pondasi Kelas A yang disiapkan untuk Lapisan Resap
Pengikat atau laburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus
dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan
permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 meter, diletakkan
sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 sentimeter.
c. Pengajuan Kesiapan Kerja
1. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal di bawah ini
paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan setiap
bahan pertama kalinya sebagai lapis Pondasi Agregat :
- Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan Oleh Direksi
Pekerjaan sebagai rujukan selama periode kontrak.
- Pernyataan perihal dan asal komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk
Lapis Pondasi Agregat, bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang
membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang telah ditentukan.
2. Kontraktor harus mengirim hal-hal dibawah ini dalam bentuk tertulis kepada Direksi
Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum persetujuan
diberikan untuk penghamparan bahan lainnya diatas Lapis Pondasi Agregat :
- Hasil pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang diisyaratkan.
- Hasil pengujian pengukuran permukaan data survey pemeriksaan yang
menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan telah terpenuhi.
Kelas A
Kelas B
0-40%
0-6
Maks. 25
0-25
0-5%
Min. 90%
0-40%
0-10
0-35
0-5%
Min. 35%
bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai pada bagian yang paling rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit kearah yang lebih tinggi. Operasi penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
5. Bahan sepanjang kerb. Tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin
gilas harus dipadatkan dengan timbres mekanis atau alat pemadat lainnya yang
disetujui.
d. Pengujian
1. Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan
awal harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, namun harus
mencakup semua jenis pengujian yang disyaratkan, minimum 3 contoh yang
mewakili sumber bahan yang diusulkan yang dipilih untuk rentang mutu bahan
yang mungkin terdapat pada bahan tersebut.
2. Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, seluruh
jenis pengujian bahan akan diulangi lagi apabila menurut direksi pekerjaan
terdapat perubahan mutu bahan dan metode produksinya.
3. Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan
untuk mengendalikan ketidak seragaman bahan yang dibawa kelokasi pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diintruksikan Direksi pekerjaan tetapi
untuk setiap 1000 M3 bahan yang diproduksi paling sedikit 5 pengujian indeks
plastisitas, 5 pengujian gradasi partikel dan 1 penentuan kepadatan kering
maksimum, pengujian CBR harus dilakukan dari waktu kewaktu sebagaimana
diintruksikan Direksi.
4. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi
yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pasal 6
Pekerjaan Awcas
a.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
3.
h.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
i.
1.
tebal yang diminta seragam dan pada penampang melintang yang dietujui
Direksi Pekerjaan tidak seragam, dan panjangnya diukur mendatar
sepanjang as jalan.
2.
Dalam hal lapis pondasi jalan tanpa penutup
dimana tebal lapis pondasi yang ditentukan atau disetujui tidak seluruhnya
terdiri dari material baru tetapi termasuk material, yang tclah ada dijalan,
volume untuk pembayaran harus didasarkan pada material baru padat,
sebagai mana dihltung dan penampang melintang yang oleh Kontraktor dan
disetujui Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
3.
Pekerjaan meyiapkan dan memelihara lapis
pondasi bawah, tanah dasar atau pormasi diatas mana akan dipasang pondasi
tidak akan diukur atau dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar secara
terpisah dengan harga penawaran untuk penyiapan permukaan jalan menurut
Spesifikasi ini.
2. Pengukuran Pekerjaan Perbaikan
1.
Dimana perbaikan atas lapis Pondasi Jalan Tanpa
Penutup yang tidak memuaskan telah diperintahkan Direksi Pekerjaan,
kwantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah sama dengan kwantitas
yang dibayar jika pekerjaan semula telah dapat diterima Pembayaran
tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan atau kwantitas tambahan
yang diperlukan oleh perbaikan itu
2.
Dimana penyesuaian kadar air telah diperintahkan
Direksi Pekerjaan sebelum pemadatan, pembayaran tambahan ticlak akan
diberikan untuk penambahan air atau pengeringan terhadap material atau
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh kadar air yang
memuaskan.
3. Dasar Pembayaran
1.
Kwantitas yang ditentukan dengan cara diatas,
harus dibayar menurut harga kontrak per satuan pengukuran masing-masing
untuk setiap Mata Pembayaran tertentu yang terdaftar dibawah ini dan
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk memperoleh,
pemasokan, pemasangan, pemadatan, penyelesaian akhir dan penyajian
material, pengadaan lapis atas, penggunaan lapis permukaan sementara pada
permukaan yang sudah selesai, dan semua biaya yang diperlukan atau
umumnya dikeluarkan untuk penyelesaian yang semestinya dari pekerjaan
yang dirumuskan dalam Pasal ini.
2.
Pasal 7
Pekerjaan Aspal
A. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya, Lapis Resap Pengikat harus dihampar diatas permukaan yang bukan
beraspal (misalnya Lapis Pondasi Agregat). Sedangkan lapis perekat harus dihampar
diatas permukaan yang beraspal (seperti lapis penetrasi Macadam, Laston, Lataston,
dll)
b. Kondisi Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja
Lapis Resap Pengikat harus disemprot pada permukaan yang kering atau mendekati
kering dan lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering.
Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan
pada waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
c. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
1. Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi
dan tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur kelebihan aspal.
2. Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat diatas permukaan yang
disemprot, untuk penampilan kelihatan yang berbintik-bintik, sebagai akibat
bahan aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima
asalkan penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya
memenuhi ketentuan.
3. Untuk Lapis Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal sudah harus
meresap kedalam lapis Pondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan permukaan yang berwarna hitam yang merata dan tidak
berongga (porous). Tekstur untuk permukaan lapis pondasi agregat harus rapid
an tidak boleh ada genangan atau lapisan tipis aspal atau tercampur agregat
halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau.
4. Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan Direksi, termasuk pembuangan
bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau
penyemprotan tambahan seperlunya. Setiap kerusakan pada lapis resap pengikat
harus segera diperbaiki Direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar lubang
yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan kembali
atau penggantian lapisan pondasi diikuti pengerjaan kembali Lapis Resap
Pengikat.
d. Pengajuan Kesiapan Pekerjaan
Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan :
1. Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Kontraktor untuk
digunakan dalam pekerjaan dilengkapi sertipikat dari pabrik pembuatnya dan
hasil pengujian yang disyaratkan dan diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai.
Sertifikat tersebut harus menjelaskan bahwa bahan aspal tersebut memenuhi
ketentuan dari spesifikasi ini dan jenis yang sesuai untuk bahan Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat.
2. Catatan kalibrasi dan semua instrument dan meteran pengukur dan tongkat celup
untuk ukuran distributor aspal, yang harus diserahkan paling lambat 30 hari
sebelum pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrument dan meteran
pengukur harus dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi, ketelitian dan
ketentuan seperti diuraikan dan tangga pelaksanaan kalibrasi harus melebihi 1
tahun sebelum pelaksanaan dimulai.
1. Aspal emulsi jenis Rapid setting yang memenuhi ketentuan AASHTO M140
atau pd S-011995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan
penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air
bersih dan 1 bagian aspal emulsi.
2. Aspal semen pen.60/70 atau 80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20, di
encerkan 25 sampai 30 m bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.
C. Peralatan
a. Ketentuan Umum
Kontraktor harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau
kompresor, distributor aspal, peralatan atau memanaskan bahan aspal dan peralatan
yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
b. Distributor aspal - Batang Semprot
1. Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan, bilamana dimuati
penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh tidak
boleh melampaui tekanan yang di rekomendasikan oleh pabrik yang
membuatnya.
2. Sistim tangki aspal, pemanasan, pemompaan dan peyemprotan harus sesuai
dengan ketentuan pengamanan dari Institute of Petroleum Inggris.
3. Alat penyemprot harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan di operasikan
sedemikian rupa sehingga bahan aspal yang sudah panas merata dapat
disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi yang lebar permukaan,
pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter
persegi.
4. Distributor aspal dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat
mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur kearah horizontal dari
vertical. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nozel,
dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 + 1 cm, Distributor aspal juga dapat
dilengkapi pipa semprot tangan.
c. Perlengkapan
Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang sudah dikalibrasi, sebuah
thermometer untuk mengukur temperature tengki, dan peralatan untuk mengukur
kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur temperature pada distributor
harus dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan.
Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
d. Toleransi Peralatan Distributor Aspalt
Toleransi ketelitian dan ketentuan, jarum baca yang dipasang pada distributor aspalt
dengan batang semprot.
e. Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan
Distributor aspal harus di lengkapi dengan grafik penyemprotan dan buku petunjuk
pelaksanaan yang harus disertakan pada saat alat semprot dalam keadaan baik setiap
saat.
Buku petujuk pelaksanaan harus menunjukkan diagram aliran pipa dan semua
petunjuk cara kerja alat distributor.
2. Pompa yang memberikan tekanan dalam tangki aspal sehingga aspal dapat
tersemprot keluar.
3. Batang semprot yang dilengkapi dengan lubang pengatur keluarnya aspal
(nosel).
4. Agar diperoleh hasil penyemprotan yang merata maka kontraktor harus
menyediakan tenaga operator yang terampil dan uji coba dulu kemampuannya
sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
D. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal
1. Permukaan yang akan disemprot harus dipelihara menurut standar butir (a)
diatas sebelum pekerjaan pelaburan di laksanakan.
2. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat membersihkan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
3. Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
4. Tonjolan yang disebabkan benda-benda asing lainnya harus disingkirkan dari
permukaan dengan menggunakan penggaru baja atau dengan cara lainnya yang
telah disetujui atau sesuai dengan perintah direksi pekerjaan dan bagian yang
digaru harus dicuci dengan air dan disapu.
5. Untuk pekaksaan lapis resap pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A,
permukaan akhir yang telah disapu rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan
halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan diterima.
6. Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah
disiapkan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal
1. Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan dibawah pengawasan Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per meter
persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi sebagaimana diperintahkan oleh
direksi pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan disemprot atau dari
bahan aspal, berubah biasanya takaran pemakaian yang didapatkan akan berada
dalam batas-batas sebagai berikut :
Lapis resap pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk Lapis
pondasi agregat kelas A 0,2 sampai 1,0 liter per
meter persegi untuk lapis pondasi semen tanah.
Lapis perekat
: sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima
pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai.
Lihat table untuk jenis takaran pemakaian aspal.
2. Suhu penyemprotan harus sesuai dengan table dibawah ini kecuali diperintahkan
oleh direksi pekerjaan, suhu penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan
minyak tanah nya berbeda dari yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya
dapat diperoleh dengan cara interpolasi.
Takaran Pemakaian Lapis Perekat
Jenis aspal
Aspal Cair
Aspal Emulsi
Aspal Emulsi Yang diencerkan
Permukaan Baru
Atau Aspal Lama
Yang Licin
0,15
Permukaan Porous
dan
Terekpos Cuaca
0,15 0,35
0,20
0,40
0,20 0,50
0,40 1,00
Catatan :
Takaran pemakaian yang berlebihan akan mengalir pada bidang permukaan
yang terjal, lereng melintang yang besar atau permukaan yang tidak rata.
Suhu Penyemprotan
Jenis Aspal
Aspal cair, 25 pph minyak tanah
Rentang Suhu
Penyemprotan
110 10c
70 10c
45 10c
30 10c
Tidak dipanaskan
Tidak dipanaskan
Catatan :
Tindakan hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan aspal cair.
3. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang
pada temperature tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat
Direksi pekerjaan telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan
harus diganti atas biaya kontraktor.
c. Pelaksanaan Penyemprotan
1. Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus
diukur dan ditandai. Khususnya untuk lapis resap pengikat, batas-batas lokasi
yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.
2. Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus
disemprotkan dengan alat penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan,
kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang
sempit. Direksi pekerjaan dapat menyetujui pemakaian penyemprot aspal tangan
(hand sprayer).
3. Bila diperintahkan, bahwa penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau
setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar
20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan, sambungan memanjang
sepanjang 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan
berikutnya sampai lintasan penyemprot di lajur yang bersebelahan telah selesai
dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah disemprot harus lebih besar dari
pada lebar yang ditetapkan, halini dimaksudkan agar tepi permukaan yang
ditetapkan tetap mendapat semprot dari 3 nosel, sama dengan permukaan yang
lain.
4. Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup
kedap, penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan
bahan perlindungan tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan
benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot. Distributor aspal harus
mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akan disemprot dengan
demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, agar batang
semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan ini harus tetap
diperintahkan sampai melalui titik akhir.
5. Sisa aspal dalam tengki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10% dari
kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk angina)
dalam penyemprotan.
6. Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus
segera di ukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup.
7. Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan,
harus dihitung sebagai volume bahan aspal yang telah dipakai dibagi luas bidang
yang disemprot.
8. Penyemprotan harus segera dihentikan bila ternyata ada ketidaksempurnaan
peralatan semprot pada setiap saat beroperasi.
9. Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk lapis perekat, bahan aspal
yang berlebihan dan tergenang diatas permukaan yang telah disemprot dengan
menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.
10. Tempat-tempat yang disemprot dengan lapis resap pengikat yang menunjukkan
adanya bahan aspal yang berlebihan harus ditutup dengan bahan penyerap
(blotter material) yang memenuhi spesifikasi ini sebelum penghamparan lapis
berikutnya, bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam
setelah penyemprotan lapis resap pengikat.
11. Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal harus
dilabur kembali dengan bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar
yang hampir sama dengan kadar disekitarnya.
E. Campuran Aspal Panas
a. Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis perata, lapis
pondasi atau lapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan aspal
yang dicampur dipusat Instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan
campuran tersebut diatas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai
dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang
yang ditunjukkan dalam Gambar rencana.
Semua campuran dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan dalam
spesifikasi ini, untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan
kadar aspal yang cocok, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai
dengan lalu lintas rencana.
b. Laston (AC)
Laston (AC) terdiri dari 3 macam campuran, Laston Lapis Aus (AC-WC), Laston
Lapis Perekat (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran agregat
masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran
AC yang menggunakan bahan aspal polimer atau aspal di modifikasi dengan
Asbuton atau Aspal Multigrade disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified
dan AC-Base Modified.
c. Tebal Lapisan Dan Toleransi
1. Tebal setiap lapisan campuran aspal harus di pantau dengan bentuk uji inti
(reco) perkerasan yang diambil oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi
Pekerjaan, jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti harus sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikit harus diambil dua
buah arah melintang dari masing-masing penampang lajur yang diperiksa. Jarak
memanjang dari penampang melintang yang diperiksa tidak boleh lebih dari 200
m dan harus semedimikian rupa sehingga jumlah total benda uji inti yang
diambil dalam setiap ruas yang diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 6
(enam).
Toleransi tebal lapisan yang tidak memenuhi persyaratan toleransi maka Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji inti tambahan pada
lokasi yang tidak memenuhi syarat ketebalan sebelum pembongkaran dan
lapisan kembali.
2. Tebal Aktual campuran aspal yang dihampar, disetiap ruas dari pekerjaan,
didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang diambil dari
ruas tersebut.
3. Tebal Aktual campuran aspal yang dihampar, sebagaimana ditetapkan dalam
harus sama atau lebih besar dari tebal nominal rancangan untuk lapis haus harus
sama atau lebih besar dari tebal nominal rancangan yang ditentukan dalam
gambar rencana.
4. Bilamana campuran aspal yang dihampar lebih dari satu lapis, seluruh tebal
campuran aspal tidak boleh kurang dari toleransi masing-masing yang
disyaratkan dan tebal rancangan yang disyaratkan dalam ganbar rencana.
Tebal Nominal rancangan Campuran Aspal dan Toleransi
Tebal Nominal
Toleransi
Jenis Campuran
Simbol
Minimum
Tebal (mm)
(cm)
Latasir Kelas A
SS-A
1,5
2,0
Latasir Kelas B
SS-B
2,0
Lapis Aus
HRS-wc
3,0
3,0
Lataston
Lapis Pondasi
HRS-base
3,5
3,0
Lapis Aus
AC-WC
4,0
4,0
Laston
Lapis Pengikat
AC-BC
5,0
4,0
Lapis Pondasi
AC- base
6,0
5,0
5. Untuk semua jenis campuran, berat Aktual campuran aspal yang dihampar harus
dipantau oleh kontraktor dengan menimbang setiap muatan truk yang
meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk setiap pekerjaan yang
diukur untuk pembayaran, bilamana berat Aktual terhampar yang dihitung dari
timbangan adalah kurang ataupun lebih dari lima persen dari berat yang dihitung
dari ketebalan rata-rata dan kepadatan rata-rata dari benda uji inti (core), maka
direksi pekerjaan harus mengambil tindakan untuk menyelidiki sebabnya terjadi
selisih berat ini sebelum terjadi penbayaran bahan, Investigasi oleh Direksi
Pekerjaan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :
Ukuran Ayakan
ASTM
(mm)
37,5
25
19
12,5
3/8
9,5
No. 8
2,36
No. 16
1,18
No. 30
0,600
No. 200
0,075
100
100
90-100
75-100
10-15
8-13
Lataston (HRS)
WC
Base
Laston (AC)
WC
BC
Base
100
90-100
Maks. 90
100
100
100
90-100
90-100
90-100
90-100
Maks. 90
75-85
65-100
Maks.90
50-72
35-55
28-58
23-49
19-45
35-60
15-35
6-12
2-9
4-10
4-8
3-7
DAERAH LARANGAN
No. 4
4,75
No. 8
2,36
No. 200
1,18
25,631,6 22,3-28,3
18,1-24,1
No. 30
0,600
19,1-23,1 16,7-20,7
13,6-17,6
39,1
34,6
39,5
15,5
13,7
11,4
No. 50 0,300
Catatan :
1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base, paling sedikit 80% agregat lolos ayakan No. 8
(2,36 mm) harus juga lolos ayakan No. 30 (0,6 mm). lihat contoh bahan-bahan
bergradasi senjang yang lolos ayakan no. 8 (2,36 mm) dan tertahan ayakan No. 30
(0,600 mm).
2. Untuk AC, di gunakan titik control gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas
rentang utama yang harus di tempati oleh gradasi-gradasi tersebut, batas-batas
gradasi di tentukan pada ayakan ukuran nominal maksimum ayakan menengah (2,36
mm)
% lolos no. 8
% lolos No.
30
j.
No
Jenis Pengujian
Metode
Persyaratan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
SNI 06-2456-1991
SNI 06-2434-1991
SNI 06-2433-1991
SNI 06-2432-1991
SNI 06-2441-1991
SNI 06-2438-1991
SNI 06-2440-1991
SNI 06-2456-1991
SNI 06-2432-1991
50-70
Min. 55
Min. 225
Min. 100
Min. 1,0
Min. 99
Max. 0,8
Min. 60
Min. 50
2.
Bahan aspal harus diekstrasi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-68942002. Setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstrasi mencapai 200 mm,
partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan kedalam sentipugal,
pemindahan ini dianggap memenuhi apabila kadar abu dalam bahan aspal harus
diperoleh kembali tidak melebihi 1% (dengan pengapian). Bahan aspal harus
diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-4797-1988.
k. Bahan Aktif
1.
Aditif kecelakaan dan anti pengelupasan harus ditambahkan
kedalam bahan aspal bilamana diperintah dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
persentase aktif yang diperlukan harus dicampur kedalam bahan aspal serta
waktu pencampurannya harus sesuai dengan petujuk pabrik pembuatnya.
2.
Bahan aditif untuk campuran
3.
Aditif yang digunakan untuk meningkatkan mutu campuran harus
ditambahkan kedalam campuran beraspal bilamana diperintahkan dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Jenis aditif yang dapat digunakan adalah salah satu tipe
Asbuton butir yang memenuhi ketentuan dan harus disetujui Direksi Pekerjaan.
Takaran pemakaian aditif, metode kerja proses pencampuran (di pugmill) serta
waktu pencampuran harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya
Ketentuan Asbuton Butir
Sifat-sifat Asbuton
Metode Pengujian
Tipe 5/20
Tipe
20/25
Kadar aspal %
18-22
23-27
Ukuran butir maksimum : mm
SNI 03-1968-1990
1,18
1,18
Kadar air
SNI 06-2490-1991
Mak. 2
Mak. 2
Penetrasi aspal asbuton pada 25
SNI 06-2456-1991
< 10
19-22
C, 100 g, 5 detik : 0,1 mm
Keterangan :
1. Asbuton butir tipe 5/20 : Kelas penetrasi 5 (0,1 mm) dan kelas kadar
bitumen 20%.
2. Asbuton butir tipe 20/25 : Kelas penetrsi 20 (0,1 mm) dan kelas kadar
bitumen 20%
l. Sumber pasokan
Persetujuan sumber pemasokan agregat, aspal dan bahan pengisi (filler) harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum pegiriman bahan, setiap
jenis bahan harus diserahkan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, paling
sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainya pekerjaan pengaspalan.
m. Kadar Aspal dalam Campuran
Persentase aspal yang actual ditambahkan dalam campuran akan bergantung dalam
penyerapan agregat yang digunakan.
n. Prosedur Rancangan Campuran
1. Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran aspal dalam
pekerjaan, kontraktor disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan agregat dan
campuran yang memadai dengan membuat dan menguji campuran percobaan
dilaboratorim dan juga dengan penghamparan campuran percobaan yang dibuat
di instalasi pencampuran aspal.
2. Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan penyerapan
air untuk semua agregat yang digunakan, juga semua pengujian sifat-sifat yang
diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian pada campuran aspal percobaan akan
meliputi penentuan berat jenis maksimum campuran aspal (AASHTO T209-90),
pengujian sifat-sifat marshal (SNI 06-2489-1990) dan kepadatan membal
(Refusal Density) campuran rancangan (BS 598 part 104-1989).
3. Contoh agregat diambil dari penampung panas (hot bin) untuk pencampur jenis
takaran berat (weigh batching plant) maupun pencampuran dengan pemasok
menerus (continous feed plant) yang mempunyai penampung panas.
4.
Frekuensi pengujian
Aspal :
Aspal berbentuk drum
Aspal curah
Jenis pengujian aspal dan curah mencakup :
Penetrasi dan titik lembek
Asbuton butir/Aditif asbuton
-kadar air
-Ekstraksi (kadar aspal)
-Ukuran Butir minimum
-Penetrasi aspal asbuton
Agregat :
-Abrasi dengan mesin Los Angeles
-Gradasi agregat yang ditambah ketumpukan
-Gradasi agregat dari penampung panas (hot bin)
-Nilai setara pasir
Campuran :
-Suhu di AMP dan suhu dilapangan
-Gradasi dan kadar aspal
-Kepadatan, stabilitas, kelelehan, Marshall, Qoutient,
rongga dalam campuran pd 75 tumbukan
-Rongga dalam campuran pd Kepadatan Membal
- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall
Lapisan yang dihampar
Benda uji inti (core) berdiameter 4 untuk partikel ukuran
maksimum 1 dan 5 untuk partikel diatas 1, baik untuk
pemeriksaan pemadatan maupun table lapisan : paling sedikit 2
5000 m
1000 m
250 m (min. 2 pengujian / hari)
250 m
Setiap bach dan pengiriman
200 ton (min. 2 pengujian / hari
200 ton (min. 2 pengujian / hari
Setiap 3000 ton
Setiap perubahan agregat /rancangan
200 meter panjang
benda uji / jalur dan 6 benda uji inti / 200 meter panjang
Toleransi Pelaksanaan
Elevasi permukaan untuk penampang melintang dari setiap
jalur lalu lintas
Untuk bahan lapisan perkuatan (misalnya HRS-Base, AC-BC dan ACBase) jumlah Meter kubik dari bahan yang telah dihampar dan diterima,
yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi dan tebal yang diterima.
2.
Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi
lokasi dengan tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat
diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak, atau menipis
(tapered) disepanjang tepi perkerasan atau ditempat lainnya. Lokasi dengan
kadar aspal yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang diberikan dalam
spesifikasi tidak akan diterima untuk pembayaran.
3.
Campuran aspal yang dihampar langsung diatas permukaan aspal
lama yang dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat Direksi
Pekerjaan memerlukan koreksi bentuk yang cukup besar, harus dihitung
berdasarkan tebal rata-rata yang diterima yang dihitung berdasarkan berat
campuran aspal yang diperoleh dari penimbangan muatan rumah timbang dibagi
dengan luas penghamparan actual dan kepadatan lapangan hasil pengujian
benda uji inti (core), dan luas lokasi penghamparan yang diterima. Bilamana
tebal rata-rata campuran aspal yang telah diperhitungkan, melebihi dari tebak
actual dibutuhkan (diperlukan untuk perbaiki bentuk), maka tebal rata-rata yang
ditentukan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan harus berdasarkan atas suatu
perhitungan yang tidak berat sebelah dari tebal rata-rata yang dibutuhkan.
Pasal 8
Pekerjaan Cor Beton 1 : 2 : 3
a.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
jumlah air campuran, sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan
asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat
pelaksanaannya.
Mutu beton yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara
kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan.
Beton harus dicampur dengan mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh bekisting dan baja
tulangan harus sudah terpasang dan diikat kuat sehingga tidak mengalami
pergerasaran pada saat pengecoran berlangsung.
Cara Kerja :
Alat pencampur pertama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambah.
Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian 1,5 m.
Pasal 9
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pasal 10
Pekerjaan Box Culvert
a. Pekerjaan Bouplank
Pasal 11
Pekerjaan Pengecatan Median
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan/penyediaan bahan cat dan bahan pendukungnya sesuai dengan
kebutuhan.
c. Cat Minyak
1.
Cat minyak dilakukan pada beton kerb median dan trotoar.
2.
Pengecatan dilakukan oleh tenaga terampil sehingga diperoleh
hasil yang rapi dan memuaskan.
3.
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, urugan median
harus sudah selesai dilaksanakan.
4.
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, bagian permukaan kerb
beton harus bersih kotoran dan sampah.
5.
Bagian permukaan kerb harus dicat sebanyak tiga lapis
sehingga diperoleh hasil akhir yang benar-benar rata.
6.
Bahan cat yang dipakai adalah produksi dalam negeri kualitas
baik.
Pasal 12
Pekerjaan Turap Kayu
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam gambar ini harus mencakup pembuatan turap
kayu yang ditunjukkan dalam gambar rencana, penyediaan material/bahan, tenaga
kerja, peralatan, pelaksanaan dan pemeliharaan selama jangka waktu masa yang
ditentukan dan sebagainya sesuai dengan gambar rencana dan diterima oleh Direksi
Teknis.
b. Bahan-bahan yang digunakan :
1. Kayu untuk tiang turap
Kayu untuk tiang turap harus terbuat dari kayu mutu kelas II yang
berkualitas baik, lurus dan tidak mengalami kerusakan (lapuk), tidak banyak
lubang dan cacat serta tahan terhadap kelembaban.
Ukuran kayu untuk tiang turap adalah panjang sesuai dengan kebutuhan
lapangan dan adalah 12-15 cm dengan panjang 4 m.
2. Kayu/papan untuk dinding turap
Kayu/papan untuk tiang turap harus terbuat dari kayu mutu kelas II yang
berkualitas baik, lurus dan tidak mengalami kerusakan (lapuk), tidak banyak
lubang dan cacat. Dengan ukuran 2,5/20 cm
3. Paku dan bahan penyambung lainnya yang dipergunakan harus berkualitas baik
dengan ukuran sesuai sesuai yang tertera di gambar rencana.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan turap harus dilaksanakan dengan baik dan benar dengan
mengikuti saran dan petunjuk dari Direksi Teknis dan Pengawas Lapangan.
Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
Umum
Geotextile sebagai separator dan stabilisasi tanah harus memenuhi persyaratan
spesifikasi, yaitu mencegah kontaminasi dua lapisan agegat yang berlainan jenis
tetapi sekaligus harus dapat meloloskan air tanpa terjadi penyumbatan.
Kontraktor pelaksana diminta untuk menunjukkan contoh material yang disertai
dengan spesifikasi pabrik pembuat sebelum membeli Geotextile.
Sifat-sifat Fisik
a.
Geotextile yang digunakan adalah jenis tidak dianyam (Non Woven).
b.
Geotextile yang digunakan adalah jenis Polyfelt Non Woven yang
terbuat dari filamen (serabut) menerus (serat pendek/staple fiber tidak diterima)
berbahan dasar polimer polypropylene yang diproses dengan sistem needle
punching (sistem penyatuan dengan panas).
c.
Kualitas dari polimer yang dipakai harus bersertifkasi dari pabrik, tahan
terhadap asam, alkali dan zat kimia pada rentang pH 2 13.
d.
Tidak mengalami hidrolis pada kondisi iklim tropis.
e.
Geotextile yang digunakan berwarna abu-abu.
f.
Sifat-sifat
Massa Nominal
Tebal
Ketahanan Jebol
Ketahanan Jebol Metode Rod
Kuat Tarik
Elongasi
Ukuran Bukaan Efektif (O90)
Performance Energy
Kuat Tarik Grab
Kapasitas Pengaliran Vertikal
50 mm head
Kapasitas Pengaliran Horizontal
20 kPa
200 kPa
-
Satuan
Persyaratan
gr/m2
mm
N
N
kN/m
%
mm
kN/m
N
l/m2.s
325
2,9
3.850
650
24
80/40
0,09
7,2
1500/1400
55
l/m.h
Metode
Pengujian
ISO 9864
ISO 9863
ISO 12236
ASTM D 4833
ISO 10319
ISO 10319
ISO 12956
ASTM D 4632
ISO 11058
ISO 12958
16
3,6
Cara Pengukuran
Geotextile Non Woven diukur dalam jumlah satuan luasan terpasang dan diterima
oleh direksi teknik. Satuan pembayaran M2.
Dasar Pembayaran
Jumlah Geotextile Non Woven yang diterima, yang ditetapkan seperti yang
diuraikan diatas harus dibayar sesuai dengan mata pembayaran serta sesuai dengan
harga yang terdapat dalam penawaran/kontrak, jumlah pembayaran merupakan
kompensasi
penuh
untuk
pengadaan,
pembuatan,
penempatan,
penyambungan/Jahitan, Penghamparan termasuk buruh peralatan dan pekerjaan
pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.
Pasal 14
Pekerjaan Lain-Lain
a. Pengambilan foto-foto pekerjaan untuk dokumentasi terdiri dari beberapa arah yang
diatur oleh pengawas lapangan/Direksi.
- Semua klise foto (negatifnya) tersebut harus dikumpulkan dan dikirimkan ke
Kantor Dinas bersangkutan sebagai dokumen.
- Foto-foto dalam keadaan 0% harus diambil sebelum pekerjaan dimulai beserta ada
papan pengenal kegiatan.
- Foto fisik untuk tiap-tiap pengambilan termijn.
- Foto fisik secara keseluruhan setelah pekerjaan 100%.
- Bahan-bahan laporan harian/mingguan dan bulanan setiap kali pengambilan
termijn harus disampaikan kekantor Dinas bersangkutan oleh pemborong setelah
diperiksa dan disetujui oleh konsultan pengawas yang menyatakan kelancaran
pekerjaan.
b. Pekerjaan Ukuran
Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar-gambar dan bestek ini, pemborong
c.
d.
e.
f.
g.
Pasal 15
Serah Terima Pekerjaan
a. Dalam rangka serah terima pekerjaan, akan diadakan peninjauan bersama-sama
kelapangan. Serah terima pekerjaan dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu, serah terima
pertama untuk memastikan bahwa semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan
dengan baik oleh pemborong dan memenuhi syarat, dan serah terima kedua yang
dilaksanakan setelah selesai masa pemeliharaan yang ditetapkan berakhir.
b. Jika dalam proses serah terima pekerjaan tersebut masih memuat keseluruhan
pekerjaan belum baik/lengkap maka adalah merupakan kewajiban pemborong untuk
memperbaiki dengan biaya ditanggung oleh pemborong.
c. Pada saat serah terima pekerjaan, pemborong wajib menyerahkan : 2 (dua) set
dokumen terlaksana, Dokumen-dokumen resmi dan hasil (seperti : surat berita
acara) sesuai yang disyaratkan.