Kelas: VIII-H
Kelompok : 6
Anggota:
Khirania Bunga Nuraini (7)
Mochammad Ilham Saputra (11)
Muhammad Afrizal Ilham (12)
Natasya Veronica (18)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sumber: https://www.rspaw.or.id/artikel/mengenal-osteoporosis.htm
Pengertian Osteoporosis
Kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah
patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika
penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
2.1.2 Rakitis
Sumber: https://brainly.co.id/tugas/23894156
Pengertian Rakitis
Kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D.
Rakitis atau penyakit Rickets bisa menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh sehingga
mudah patah.
Penyebab Rakitis
Rakitis terjadi ketika tubuh tidak cukup mendapatkan vitamin D atau tubuh tidak
memproses vitamin D dengan normal. Kekurangan vitamin D bisa terjadi karena
kurang terpapar sinar matahari, kurang asupan makanan yang kaya vitamin D, atau
gangguan penyerapan vitamin D. Gangguan penyerapan vitamin D bisa disebabkan
oleh sejumlah kondisi berikut:
• Cystic fibrosis
• Penyakit celiac
• Penyakit ginjal
• Radang usus
Gejala Rakitis
Rakitis menyebabkan tulang anak menjadi rapuh sehingga memicu kelainan
pertumbuhan tulang. Tanda dan gejala saat anak mengalami rakitis antara lain:
• Nyeri di tulang belakang, tulang tungkai, dan tulang panggul
• Kelainan pada tulang, misalnya kaki bengkok atau skoliosis
• Tubuh yang pendek akibat pertumbuhan tinggi badan yang terhambat
• Mudah mengalami patah tulang akibat tulang yang rapuh
• Kelainan gigi, seperti pertumbuhan gigi lebih lambat dan gigi mudah berlubang
• Kelainan bentuk tulang dada atau tengkorak
Pengobatan Rakitis
Pengobatan rakitis bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh
anak dan meredakan gejala. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:
• Menjemur anak di bawah sinar matahari secara rutin
• Memberikan anak makanan kaya kalsium dan vitamin D, seperti ikan dan telur
• Memberikan suplemen kalsium dan vitamin D, bila asupan dari makanan
kurang
• Pemberian vitamin D setiap tahun, bila anak tidak bisa mengonsumsi suplemen,
menderita penyakit hati, atau penyakit usus
Pencegahan Rakitis
Rakitis bisa dicegah dengan mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
• Berjemur di bawah sinar matahari selama 10–15 menit per hari
• Menggunakan tabir surya sebelum berjemur untuk melindungi kulit dari luka
bakar sinar matahari
• Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti kuning telur, ikan
laut, minyak ikan, jamur, dan susu
• Mengonsumsi suplemen vitamin D sesuai anjuran dokter dan rutin
memeriksakan diri ke dokter, bila sedang hamil.
Sumber: https://www.masdayat.net/2021/09/apa-yang-anda-ketahui-tentang-
kelainan.html
Pengertian Fraktura/Patah Tulang
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga bentuk atau bahkan
posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi jika tulang menerima tekanan atau benturan
yang kekuatannya lebih besar daripada kekuatan tulang.
2.1.4 Lordosis
Sumber: https://flexfreeclinic.com/infokesehatan/detail/121?title=lordosis
Pengertian Lordosis
Lordosis adalah kondisi tulang punggung bagian bawah melengkung ke dalam
secara berlebihan. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk kelainan pada tulang
belakang yang bisa menyerang siapa saja.
Gejala-Gejala Lordosis
Gejala lordosis yang paling umum adalah munculnya nyeri otot. Nyeri otot muncul
saat tulang punggung Anda melengkung secara tidak normal, sehingga menarik otot ke
berbagai arah dan mengakibatkan otot menjadi tegang.
Selain itu, ada gejala lain yang bisa dirasakan oleh penderita lordosis, antara lain:
• Terbatasnya gerakan di sekitar leher atau punggung bagian bawah
• Bokong terlihat lebih menonjol
• Badan terasa lemah
• Mati rasa
• Kesemutan
• Kurang bisa mengontrol buang air kecil dan buang air besar
2.1.5 Kifosis
Sumber: https://www.medkes.com/2018/04/kifosis-penyebab-pengobatan-dan-
pencegahan.html
Pengertian Kifosis
Kifosis adalah kelainan pada lengkungan tulang belakang yang membuat punggung
bagian atas terlihat membulat atau bengkok tidak normal. Kondisi ini dapat terjadi pada
siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh wanita lanjut usia.
Penyebab Kifosis
Berdasarkan penyebabnya, kifosis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
• Postural kyphosis adalah jenis kifosis yang paling umum terjadi dan biasanya
terlihat pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang salah,
misalnya karena bersandar di kursi dengan posisi yang terlalu membungkuk
atau akibat membawa tas sekolah yang terlalu berat.
• Scheuermann’s kyphosis, terjadi ketika tulang belakang mengalami kelainan
pada masa pertumbuhan anak. Kifosis ini terjadi sebelum masa puber dan lebih
sering terjadi pada anak laki-laki.
• Congenital kyphosis, terjadi akibat kelainan perkembangan tulang belakang saat
masih di dalam kandungan. Kelainan tersebut dapat terjadi pada satu atau lebih
tulang belakang dan bisa memburuk seiring pertumbuhan anak.
• Congenital kyphosis membutuhkan tindakan bedah secepatnya guna mencegah
bungkuk bertambah parah.
Gejala Kifosis
Penderita kifosis dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Umumnya kondisi ini
ditandai dengan:
• Perbedaan pada tinggi bahu kanan dan kiri
• Perbedaan pada tinggi atau posisi tulang belikat
• Kepala terlihat lebih condong ke depan dibandingkan bagian tubuh lain
• Punggung terlihat miring ketika membungkuk
• Otot hamstring (otot belakang paha) terasa kencang
• Nyeri atau kaku di punggung
• Kelelahan
Pengobatan Kifosis
Pengobatan kifosis bertujuan untuk mencegah tulang belakang makin melengkung
dan menghindari risiko kelainan bentuk tulang belakang. Metode pengobatan yang
dipilih oleh dokter tergantung pada usia dan kondisi pasien, serta jenis dan tingkat
keparahan kifosis. Kifosis yang disebabkan oleh postur tubuh yang salah dapat diatasi
dengan cara memperbaiki postur tubuh. Namun, dokter dapat menyarankan pasien
menjalani Rontgen secara berkala untuk memastikan kondisi tulang belakangnya tidak
makin melengkung.
Pada kifosis yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang, serta pada pasien yang
tulang belakangnya makin melengkung dan disertai nyeri, diperlukan tindakan lain
yang meliputi:
• Obat-obatan
• Fisioterapi
• Penyangga punggung
• Operasi
Pencegahan Kifosis
Kifosis akibat postur yang tidak baik dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal
berikut:
• Menjaga postur dengan baik, misalnya dengan membiasakan duduk tegak
• Tidak membawa tas punggung yang terlalu berat
• Memperkuat otot perut dan punggung
• Menjaga berat badan ideal
• Berolahraga secara rutin, seperti renang, lari, atau olahraga lain yang dapat
membantu menjaga kekuatan dan kelenturan tulang punggung
2.1.6 Skoliosis
Sumber: https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/10/31/mengenal-skoliosis-
gangguan-tulang-yang-disembunyikan-anak
Pengertian Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk punggung
melengkung seperti huruf C atau S. Skoliosis lebih sering ditemukan pada anak-anak
sebelum masa pubertas, yaitu sekitar usia 10–15 tahun.
Penyebab Skoliosis
Pada sebagian besar kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya
(idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis,
yaitu:
• Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis
degeneratif)
• Bawaan lahir (skoliosis kongenital)
• Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi
otot atau cerebral palsy
• Cedera atau infeksi tulang belakang
• Cacat tulang belakang
Gejala Skoliosis
Gejala skoliosis dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Akan tetapi, beberapa gejala khas skoliosis yang umumnya timbul antara lain:
• Tulang belakang yang tampak melengkung
• Salah satu bahu lebih tinggi daripada yang lain
• Salah satu pinggul lebih menonjol daripada yang lain
• Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol daripada yang lain
• Tubuh penderita skoliosis condong ke satu sisi
• Tinggi pinggang tidak rata
• Nyeri punggung bawah
• Kaku pada punggung
• Ketegangan otot
Pengobatan Skoliosis
Penanganan skoliosis dilakukan berdasarkan jenis skoliosis, tingkat keparahan dan
usia pasien, serta kondisi lengkungan tulang belakang.
Operasi skoliosis
Untuk kasus skoliosis yang parah, dokter dapat melakukan operasi. Prosedur
operasi yang dilakukan bisa berupa:
• Operasi penggabungan tulang
Dalam operasi ini, dua atau beberapa ruas tulang belakang disatukan agar
membentuk satu tulang. Batang logam, kait, sekrup, atau kabel biasanya akan
menahan bagian tersebut, hingga tulang menyatu.
• Operasi laminektomi
Dalam operasi laminektomi, sebagian dari tulang belakang yang melengkung
akan diangkat untuk menghilangkan tekanan pada saraf yang terpengaruh.
• Operasi dekompresi
Operasi ini mengangkat salah satu bantalan atau cakram di tulang belakang
guna mengurangi tekanan pada saraf.
Pencegahan Skoliosis
Meski sebagian besar kasus skoliosis adalah kondisi yang tidak dapat dicegah,
penderita skoliosis degeneratif perlu menjalani program latihan aerobik ringan dan
latihan kekuatan otot inti secara rutin.
Tujuan program tersebut adalah untuk menguatkan otot punggung dan perut, serta
membantu meluruskan lengkungan pada tulang belakang.
Anak-anak juga dianjurkan untuk menjalani skrining skoliosis rutin saat masih
duduk di bangku sekolah menengah. Skrining skoliosis ini merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi skoliosis sejak dini.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini dapat kita simpulkan, bahwa:
1. Macam-macam gangguan sistem gerak pada manusia, meliptui: osteoporosis,
rakitis, lordosis, kifosis,dan skoliosis
2. Salah upaya penting menjaga kesehatan sistem gerak pada manusia, yaitu:
meningkatkan asupan makan, berjemur, asupan vitamin D, aktifitas setiap hari,
dan kebiasaan yang salah.
3.2 Saran
Saran yang didgunakan dalam makalah ini yaitu perlu adanya penjelasan lebih banyak
lagi dan secara rinci.
DAFTAR PUSTAKA