Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Guru Pengampu Mata Pelajaran:


Nuriska Ela Saputri, S.Pd.

Kelas: VIII-H
Kelompok : 6
Anggota:
Khirania Bunga Nuraini (7)
Mochammad Ilham Saputra (11)
Muhammad Afrizal Ilham (12)
Natasya Veronica (18)

UPT SMP NEGERI 4 KOTA MOJOKERTO


JALAN LOMBOK NO. 11 KECAMATAN KRANGGAN
KOTA MOJOKERTO, PROVINSI JAWA TIMUR
SEPTEMBER, 2022
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 6 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Makalah......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 Macam-Macam Gangguan Sistem Gerak Pada Manusia ............................................ 5
2.1.1 Osteoporosis ......................................................................................................... 5
2.1.2 Rakitis ...................................................................................................................... 6
2.1.3 Fraktura/Patah Tulang .......................................................................................... 7
2.1.4 Lordosis................................................................................................................ 9
2.1.5 Kifosis ................................................................................................................ 10
2.1.6 Skoliosis ............................................................................................................. 12
2.2 Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak Pada Manusia.......................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 15
3.2 Saran .......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia mempunyai tubuh seperti tubuh hewan yang terdiri atas sistem, organ,
jaringan, maupun sel. Di dalam melakukan aktifitas sehari-hari pastinya kita melakukan
banyak gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk bergerak tentunya
dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia untuk melakukannya. Di
dalam biologi, kerjasama organ-organ dikenal dengan sistem gerak. Sistem gerak meliputi
tulang/rangka, otot, serta sendi-sendi. Sering kali kita melakukan gerak, tetapi kurang
menyadari adanya sistem yang mempergerakan tubuh kita. Terdapat berbagai sistem yang
menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot, rangka, tulang, daging, dan lain sebagainya.
Tanpa sepengetahuan itu, kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya
manusia lain. Otot, daging, rangka, dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita
dan saling berpengaruh. Otot, daging, tulang, dan rangka adalah alat sistem gerak manusia.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan dan mengambil judul makalah
“Gangguan Sistem Gerak Pada Manusia”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa saja macam-macam gangguan sistem gerak pada manusia?
2. Bagaimana upaya menjaga kesehatan sistem gerak pada manusia?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan macam-macam gangguan sistem gerak pada
manusia
2. Untuk mengetahui dan memahami upaya menjaga kesehatan sistem gerak pada
manusia

1.4 Manfaat Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam gangguan sistem gerak
pada manusia
2. Siswa mampu mengetahui dan memahami upaya menjaga kesehatan sistem gerak
pada manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam-Macam Gangguan Sistem Gerak Pada Manusia


2.1.1 Osteoporosis

Sumber: https://www.rspaw.or.id/artikel/mengenal-osteoporosis.htm

Pengertian Osteoporosis
Kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah
patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika
penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.

Penyebab dan Gejala Osteoporosis


Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi
tulang sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini
biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.
Selain faktor usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis, seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormon, jarang
berolahraga, konsumsi obat-obatan tertentu, serta kebiasaan merokok.
Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya
baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah
tulang. Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita bisa mengalami gejala
berikut:
• Mudah mengalami patah tulang walau hanya karena benturan yang ringan
• Nyeri punggung yang biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang
• Postur badan membungkuk
• Tinggi badan berkurang

Pengobatan dan Pencegahan Osteoporosis


Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk mencegah terjadinya patah tulang atau
tulang retak. Jika penderita osteoporosis sangat berisiko untuk mengalami patah tulang,
dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang. Jika
diperlukan, penderita dapat diberikan obat untuk meningkatkan pembentukan tulang,
seperti teriparatide dan abaloparatide. Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi
aktivitas yang dapat menyebabkannya terjatuh atau cedera.
Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Akan tetapi, Anda bisa
mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, melakukan
pemeriksaan tulang berkala jika sudah menopause, berolahraga secara teratur, dan
mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium, misalnya susu sapi
dan susu kedelai, atau suplemen kalsium sesuai dengan arahan dokter.

2.1.2 Rakitis

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/23894156

Pengertian Rakitis
Kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D.
Rakitis atau penyakit Rickets bisa menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh sehingga
mudah patah.

Penyebab Rakitis
Rakitis terjadi ketika tubuh tidak cukup mendapatkan vitamin D atau tubuh tidak
memproses vitamin D dengan normal. Kekurangan vitamin D bisa terjadi karena
kurang terpapar sinar matahari, kurang asupan makanan yang kaya vitamin D, atau
gangguan penyerapan vitamin D. Gangguan penyerapan vitamin D bisa disebabkan
oleh sejumlah kondisi berikut:
• Cystic fibrosis
• Penyakit celiac
• Penyakit ginjal
• Radang usus

Gejala Rakitis
Rakitis menyebabkan tulang anak menjadi rapuh sehingga memicu kelainan
pertumbuhan tulang. Tanda dan gejala saat anak mengalami rakitis antara lain:
• Nyeri di tulang belakang, tulang tungkai, dan tulang panggul
• Kelainan pada tulang, misalnya kaki bengkok atau skoliosis
• Tubuh yang pendek akibat pertumbuhan tinggi badan yang terhambat
• Mudah mengalami patah tulang akibat tulang yang rapuh
• Kelainan gigi, seperti pertumbuhan gigi lebih lambat dan gigi mudah berlubang
• Kelainan bentuk tulang dada atau tengkorak

Pengobatan Rakitis
Pengobatan rakitis bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh
anak dan meredakan gejala. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:
• Menjemur anak di bawah sinar matahari secara rutin
• Memberikan anak makanan kaya kalsium dan vitamin D, seperti ikan dan telur
• Memberikan suplemen kalsium dan vitamin D, bila asupan dari makanan
kurang
• Pemberian vitamin D setiap tahun, bila anak tidak bisa mengonsumsi suplemen,
menderita penyakit hati, atau penyakit usus

Pencegahan Rakitis
Rakitis bisa dicegah dengan mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
• Berjemur di bawah sinar matahari selama 10–15 menit per hari
• Menggunakan tabir surya sebelum berjemur untuk melindungi kulit dari luka
bakar sinar matahari
• Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti kuning telur, ikan
laut, minyak ikan, jamur, dan susu
• Mengonsumsi suplemen vitamin D sesuai anjuran dokter dan rutin
memeriksakan diri ke dokter, bila sedang hamil.

2.1.3 Fraktura/Patah Tulang

Sumber: https://www.masdayat.net/2021/09/apa-yang-anda-ketahui-tentang-
kelainan.html
Pengertian Fraktura/Patah Tulang
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga bentuk atau bahkan
posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi jika tulang menerima tekanan atau benturan
yang kekuatannya lebih besar daripada kekuatan tulang.

Jenis Patah Tulang


Berdasarkan kondisinya, patah tulang dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Patah tulang tertutup
2. Patah tulang terbuka
3. Patah tulang tidak lengkap
4. Patah tulang lengkap

Penyebab Patah Tulang


Patah tulang terjadi ketika tulang menerima tekanan yang lebih besar dari yang bisa
diterima oleh tulang tersebut. Makin besar tekanan yang diterima tulang, umumnya
akan makin berat pula tingkat keparahan patah tulang.

Pengobatan Patah Tulang


Pengobatan patah tulang tergantung pada jenis yang dialami, lokasi tulang yang
patah, serta kondisi pasien. Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan tulang
yang patah ke posisinya semula, dan menjaganya agar tetap stabil sampai terbentuk
tulang baru yang menyambungkan bagian tulang yang patah.
Pada patah tulang yang menyebabkan perdarahan hebat, pertolongan pertama akan
dilakukan oleh dokter untuk menstabilkan kondisi pasien sehingga tidak jatuh pada
kondisi syok.
Metode pengobatan patah tulang meliputi:
• Pemberian obat-obatan, untuk meredakan nyeri dan mencegah infeksi pada
patah tulang terbuka
• Pemasangan gips yang terbuat dari plaster atau fiberglass, untuk mencegah
tulang yang patah bergerak selama proses penyembuhan
• Traksi, untuk menyejajarkan tulang yang patah serta meregangkan otot dan
tendon di sekitarnya
• Operasi, untuk menyambung tulang yang patah menggunakan pen, plat, screw,
dan rods khusus

Pencegahan Patah Tulang


Patah tulang tidak selalu dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat
mengurangi risiko seseorang terkena patah tulang, yaitu:
• Menggunakan alat keselamatan saat berkendara, seperti sabuk pengaman saat
mengemudikan mobil, atau helm saat mengendarai motor
• Menciptakan lingkungan rumah yang aman untuk seluruh anggota keluarga
• Mengenakan alat pelindung tubuh saat melakukan olahraga yang melibatkan
benturan atau olahraga yang memiliki risiko tinggi terjatuh
• Melakukan latihan secara rutin untuk menjaga keseimbangan tubuh dan
meningkatkan kekuatan tulang, terutama pada penderita osteoporosis
• Berkonsultasi dengan dokter mengenai kebutuhan terhadap nutrisi atau
suplemen untuk menjaga kesehatan tulang

2.1.4 Lordosis

Sumber: https://flexfreeclinic.com/infokesehatan/detail/121?title=lordosis

Pengertian Lordosis
Lordosis adalah kondisi tulang punggung bagian bawah melengkung ke dalam
secara berlebihan. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk kelainan pada tulang
belakang yang bisa menyerang siapa saja.

Gejala-Gejala Lordosis
Gejala lordosis yang paling umum adalah munculnya nyeri otot. Nyeri otot muncul
saat tulang punggung Anda melengkung secara tidak normal, sehingga menarik otot ke
berbagai arah dan mengakibatkan otot menjadi tegang.
Selain itu, ada gejala lain yang bisa dirasakan oleh penderita lordosis, antara lain:
• Terbatasnya gerakan di sekitar leher atau punggung bagian bawah
• Bokong terlihat lebih menonjol
• Badan terasa lemah
• Mati rasa
• Kesemutan
• Kurang bisa mengontrol buang air kecil dan buang air besar

Langkah-Langkah Pengobatan Lordosis


Pengobatan lordosis biasanya akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya.
Sebelum memberikan pengobatan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan
berikut untuk menentukan kondisi lordosis yang dialami pasien:
• Tanya jawab mengenai riwayat kesehatan keseluruhan
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan pendukung, seperti Rontgen atau MRI tulang belakang area
lumbal dan sakrum, serta pemeriksaan laboratorium
Setelah mengetahui diagnosis dan tingkat keparahan lordosis, dokter akan
memberikan beberapa pilihan pengobatan, antara lain:
• Obat-obatan, untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan
• Fisioterapi, untuk meningkatkan kekuatan otot dan melatih kemampuan gerak
tubuh
• Program diet, untuk menurunkan berat badan
• Operasi, untuk kasus lordosis yang parah dan disertai gangguan pada saraf
Walaupun sebagian besar kasus lordosis tidak memerlukan penanganan medis
darurat, Anda sebaiknya tidak menyepelekan kondisi ini dan lakukanlah pemeriksaan
ke dokter. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, lordosis bisa menimbulkan
beragam keluhan yang dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas Anda.

2.1.5 Kifosis

Sumber: https://www.medkes.com/2018/04/kifosis-penyebab-pengobatan-dan-
pencegahan.html

Pengertian Kifosis
Kifosis adalah kelainan pada lengkungan tulang belakang yang membuat punggung
bagian atas terlihat membulat atau bengkok tidak normal. Kondisi ini dapat terjadi pada
siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh wanita lanjut usia.

Penyebab Kifosis
Berdasarkan penyebabnya, kifosis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
• Postural kyphosis adalah jenis kifosis yang paling umum terjadi dan biasanya
terlihat pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang salah,
misalnya karena bersandar di kursi dengan posisi yang terlalu membungkuk
atau akibat membawa tas sekolah yang terlalu berat.
• Scheuermann’s kyphosis, terjadi ketika tulang belakang mengalami kelainan
pada masa pertumbuhan anak. Kifosis ini terjadi sebelum masa puber dan lebih
sering terjadi pada anak laki-laki.
• Congenital kyphosis, terjadi akibat kelainan perkembangan tulang belakang saat
masih di dalam kandungan. Kelainan tersebut dapat terjadi pada satu atau lebih
tulang belakang dan bisa memburuk seiring pertumbuhan anak.
• Congenital kyphosis membutuhkan tindakan bedah secepatnya guna mencegah
bungkuk bertambah parah.

Gejala Kifosis
Penderita kifosis dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Umumnya kondisi ini
ditandai dengan:
• Perbedaan pada tinggi bahu kanan dan kiri
• Perbedaan pada tinggi atau posisi tulang belikat
• Kepala terlihat lebih condong ke depan dibandingkan bagian tubuh lain
• Punggung terlihat miring ketika membungkuk
• Otot hamstring (otot belakang paha) terasa kencang
• Nyeri atau kaku di punggung
• Kelelahan

Pengobatan Kifosis
Pengobatan kifosis bertujuan untuk mencegah tulang belakang makin melengkung
dan menghindari risiko kelainan bentuk tulang belakang. Metode pengobatan yang
dipilih oleh dokter tergantung pada usia dan kondisi pasien, serta jenis dan tingkat
keparahan kifosis. Kifosis yang disebabkan oleh postur tubuh yang salah dapat diatasi
dengan cara memperbaiki postur tubuh. Namun, dokter dapat menyarankan pasien
menjalani Rontgen secara berkala untuk memastikan kondisi tulang belakangnya tidak
makin melengkung.
Pada kifosis yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang, serta pada pasien yang
tulang belakangnya makin melengkung dan disertai nyeri, diperlukan tindakan lain
yang meliputi:
• Obat-obatan
• Fisioterapi
• Penyangga punggung
• Operasi

Pencegahan Kifosis
Kifosis akibat postur yang tidak baik dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal
berikut:
• Menjaga postur dengan baik, misalnya dengan membiasakan duduk tegak
• Tidak membawa tas punggung yang terlalu berat
• Memperkuat otot perut dan punggung
• Menjaga berat badan ideal
• Berolahraga secara rutin, seperti renang, lari, atau olahraga lain yang dapat
membantu menjaga kekuatan dan kelenturan tulang punggung

2.1.6 Skoliosis

Sumber: https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/10/31/mengenal-skoliosis-
gangguan-tulang-yang-disembunyikan-anak

Pengertian Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk punggung
melengkung seperti huruf C atau S. Skoliosis lebih sering ditemukan pada anak-anak
sebelum masa pubertas, yaitu sekitar usia 10–15 tahun.

Penyebab Skoliosis
Pada sebagian besar kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya
(idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis,
yaitu:
• Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis
degeneratif)
• Bawaan lahir (skoliosis kongenital)
• Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi
otot atau cerebral palsy
• Cedera atau infeksi tulang belakang
• Cacat tulang belakang

Gejala Skoliosis
Gejala skoliosis dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Akan tetapi, beberapa gejala khas skoliosis yang umumnya timbul antara lain:
• Tulang belakang yang tampak melengkung
• Salah satu bahu lebih tinggi daripada yang lain
• Salah satu pinggul lebih menonjol daripada yang lain
• Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol daripada yang lain
• Tubuh penderita skoliosis condong ke satu sisi
• Tinggi pinggang tidak rata
• Nyeri punggung bawah
• Kaku pada punggung
• Ketegangan otot

Pengobatan Skoliosis
Penanganan skoliosis dilakukan berdasarkan jenis skoliosis, tingkat keparahan dan
usia pasien, serta kondisi lengkungan tulang belakang.

Terapi skoliosis pada anak-anak


Melalui pemeriksaan rutin, dokter bisa mengetahui perkembangan kondisi tulang
yang melengkung. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk
memantaunya.
Pada skoliosis yang lebih parah, anak akan diminta untuk mengenakan penyangga
tulang belakang. Perlu diketahui, metode ini tidak dapat memperbaiki kelainan bentuk
tulang atau meluruskan tulang kembali. Namun, penggunaan penyangga dapat
mencegah lengkungan tulang belakang bertambah parah.

Terapi skoliosis pada orang dewasa


Untuk penderita dewasa yang mengalami skoliosis parah dan sering menimbulkan
keluhan nyeri punggung, terapi yang dilakukan dokter dapat berupa:
• Pemberian obat pereda nyeri
Untuk meredakan peradangan dan nyeri, dokter akan memberikan obat
antiinflamasi nonsteroid, seperti paracetamol atau ibuprofen.
• Suntik kortikosteroid di rongga tulang belakang
Sunti kortikosteroid diberikan jika pasien mengalami tekanan di saraf tulang
belakang sehingga merasakan nyeri, kaku, atau kesemutan. Suntikan ini hanya
bekerja dalam jangka waktu yang pendek, yaitu sekitar beberapa minggu atau
beberapa bulan.

Operasi skoliosis
Untuk kasus skoliosis yang parah, dokter dapat melakukan operasi. Prosedur
operasi yang dilakukan bisa berupa:
• Operasi penggabungan tulang
Dalam operasi ini, dua atau beberapa ruas tulang belakang disatukan agar
membentuk satu tulang. Batang logam, kait, sekrup, atau kabel biasanya akan
menahan bagian tersebut, hingga tulang menyatu.
• Operasi laminektomi
Dalam operasi laminektomi, sebagian dari tulang belakang yang melengkung
akan diangkat untuk menghilangkan tekanan pada saraf yang terpengaruh.
• Operasi dekompresi
Operasi ini mengangkat salah satu bantalan atau cakram di tulang belakang
guna mengurangi tekanan pada saraf.
Pencegahan Skoliosis
Meski sebagian besar kasus skoliosis adalah kondisi yang tidak dapat dicegah,
penderita skoliosis degeneratif perlu menjalani program latihan aerobik ringan dan
latihan kekuatan otot inti secara rutin.
Tujuan program tersebut adalah untuk menguatkan otot punggung dan perut, serta
membantu meluruskan lengkungan pada tulang belakang.
Anak-anak juga dianjurkan untuk menjalani skrining skoliosis rutin saat masih
duduk di bangku sekolah menengah. Skrining skoliosis ini merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi skoliosis sejak dini.

2.2 Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak Pada Manusia


- Meningkatkan kandungan kalsium dalam asupan makanan;
Kalsium adalah sebuah zat atau kandungan yang memiliki tujuan dan berfungsi
untuk memberikan kekuatan pada tulang. Kalsium juga berfungsi agar tulang tidak
mudah keropos di masa tua. Makanan yang banyak mengandung kalsium antara
lain adalah susu, kangkung, kedelai dan olahannya, ikan salmon, kacang almond,
dan brokoli.
- Berjemur pada sinar matahari pagi.
Sinar matahari pagi sangat baik bagi kesehatan sistem gerak. Karena sinar matahari
pagi membantu pembentukan vitamin D yang sangat penting dalam membantu
penyerapan kalsium dalam makanan.
"Berjemur merupakan salah satu cara mudah untuk membantu penyerapan
kalsium yang kita konsumsi lewat bahan makanan."
- Memerhatikan asupan vitamin D;
Memerhatikan asupan vitamin D dengan makan makanan yang mengandung
vitamin D. Makanan yang mengandung vitamin D antara lain telur, produk olahan
dari kedelai, minyak ikan, ikan berlemak, hati sapi, dan udang.
- Memerhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap hari;
Melakukan aktivitas fisik cukup setiap hari sebagai upaya menjaga kesehatan
sistem gerak manusia. Aktivitas fisik dapat membantu terbentuknya tulang yang
kuat dan memperlambat proses kerapuhan tulang pada tubuh. Aktivitas fisik antara
lain jalan kaki, jogging, naik turun tangga, dan lain-lain.
"Olahraga dapat membantu pembentukan tulang yang kuat."
- Menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah.
Contoh menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah adalah dengan cara duduk
yang benar. Cara duduk benar adalah tulang belakang harus dalam posisi tegak
(tidak membungkuk). Saat tidur sebaiknya memakai alas yang datar dan padat agar
posisi tulang belakang tetap lurus.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makalah ini dapat kita simpulkan, bahwa:
1. Macam-macam gangguan sistem gerak pada manusia, meliptui: osteoporosis,
rakitis, lordosis, kifosis,dan skoliosis
2. Salah upaya penting menjaga kesehatan sistem gerak pada manusia, yaitu:
meningkatkan asupan makan, berjemur, asupan vitamin D, aktifitas setiap hari,
dan kebiasaan yang salah.

3.2 Saran
Saran yang didgunakan dalam makalah ini yaitu perlu adanya penjelasan lebih banyak
lagi dan secara rinci.
DAFTAR PUSTAKA

Bella, A. 2022. Alodokter. https://www.alodokter.com/memahami-penyebab-gejala-


dan-cara-mengatasi-lordosis. Diakses pada 6 Sptember pukul 16.39.
Kumparan. 2021. Kabar Harian. https://kumparan.com/kabar-harian/5-upaya-menjaga-
kesehatan-sistem-gerak-pada-tubuh-manusia-1wymmkY7z3h. Diakses pada 6
September 2022 pukul 17.00.
Makarim, F.R. https://www.halodoc.com/kesehatan/patah-tulang-belakang. Diakses
pada 5 Spetember pukul 21.26.
Nareza, M. 2021. Alodokter. https://www.alodokter.com/kyphosis. Diakses pada 6
September 2022 pukul 16.52.
Pittara. 2022. Alodokter. https://www.alodokter.com/osteoporosis. Diakses 5
September 2022 pukul 20.53.
Pittara. 2022. Alodokter. https://www.alodokter.com/rakitis. Diakses pada 5 September
2022 pukul 21.12.
Pittara. 2022. Alodokter. https://www.alodokter.com/skoliosis. Diakses pada 6
September 18.01.

Anda mungkin juga menyukai