Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1. Latar Belakang..............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3.Tujuan Penelitian...........................................................................................
1.3.1. Tujuan umum.....................................................................................
1.3.2. Tujuan khusus....................................................................................
1.4.Manfaat..........................................................................................................
1.4.1. Bagi Institusi......................................................................................
1.4.2. Bagi Profesi........................................................................................
1.4.3. Bagi Penulis.......................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1. Konsep Lansia..............................................................................................
2.1.1. Definisi lansia......................................................................................
2.1.2. Klasifikasi lansia..................................................................................
2.1.3. Ciri-ciri lansia......................................................................................
2.1.4. Perubahan yang terjadi pada lansia.....................................................
2.2. Konsep Hipertensi........................................................................................
2.2.1. Definisi hipertensi................................................................................
2.2.2. Etiologi hipertensi................................................................................
2.2.3. Tanda dan gejala hipertensi..................................................................
2.2.4. Klasifikasi hipertensi............................................................................
2.3. Konsep Keluarga..........................................................................................
2.3.1. Definisi keluarga..................................................................................
2.3.2. Tipe keluarga........................................................................................
2.3.3. Fungsi keluarga....................................................................................
2.3.4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan..............................................
2.3.5. Pengertian dukungan keluarga.............................................................
2.3.6. Jenis dukungan keluarga......................................................................
2.4. Kepatuhan Minum Obat...............................................................................
2.4.1. Definisi kepatuhan...............................................................................
2.4.2. Faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan.......................................
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia


2.1.1 Definisi Lansia
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia
dimana seseorang dapat dikatakan sebagai kategori lansia jika sudah berusia lebih
dari 60 tahun (17). Masa tua pasti akan dialami oleh semua orang karena masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan
mengalami berbagai penurunan mulai dari fungsi fisik, mental dan sosialnya
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari (20). Pada lanjut usia
kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti serta mempertahankan fungsi
normalnya akan menghilang secara perlahan sehingga jaringan tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (19). Berbagai masalah
kesehatan pun akan dialami oleh lansia yang disebabkan sel-sel di dalam tubuh akan
mengalami kemunduran, akibatnya fungsi dan daya tahan tubuh akan menurun serta
faktor risiko pada penyakit akan meningkat. Beberapa penyakit yang sering terjadi
pada lansia adalah hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia,
osteoporosis, dsb (20).
2.1.2 Klasifikasi Lansia
Menurut WHO klasifikasi lansia terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Elderly, dengan rentang usia 60-74 tahun
b. Old, dengan rentang usia 75-89 tahun
c. Very old, dengan rentang usia lebih dari 90 tahun (17).
2.1.3 Karakteristik Lansia
Karakteristik pada lansia dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun.
b. Dari rentang sehat hingga sakit memiliki kebutuhan dan masalah yang bervariasi,
dari kebutuhan biopsikososial dan spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptive.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (17)
2.1.4 Ciri-Ciri Lansia
Menurut Kholifah (2016) lansia memiliki ciri-ciri berupa :
a. Mengalami periode kemunduran
Periode kemunduran pada lansia dapat dilihat dari aspek fisik dan
psikologis. Lansia akan mengalami kemunduran fisik dengan cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sedangkan lansia yang memiliki motivasi yang
tinggi kemunduran fisik kemungkinan terjadi dengan lambat.
b. Memiliki status kelompok minoritas
Jika lansia kurang memiliki tenggang rasa pada orang lain yang akan
mengakibatkan keluarnya persepsi negatif masyarakat terhadap dirinya dan hal
inilah yang membuat lansia disebut sebagai kelompok minoritas.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran yang terjadi pada lansia dikarenakan terdapat
kemunduran di segala hal. Perubahan yang terjadi ini biasanya dilakukan atas
dasar keinginan oleh lansia itu sendiri bukan atas dari lingkungan karena
pastinya akan menimbulkan pemikiran dan perasaan yang menyatakan bahwa
dirinya sudah tidak bisa melakukan perannya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Konsep diri yang buruk pada lansia dapat disebabkan karena adanya
perlakuan yang buruk pula pada lansia. Contohnya, jika didalam keluaraga
lansia tidak dilibatkan dalam pengambilan suatu keputusan hanya karena
dianggap pemikiran lansia yang sudah kuno dan hal ini bisa mengakibatkan
lansia menarik diri (21)
2.1.5 Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
2.1.5.1 Perubahan Fisik
a. Sistem Indra
Hilangnya kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara, nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
dan sulit untuk dimengerti yang akan menyebabkan prebiakusis atau
gangguan pada pendengaran yang 50% nya terjadi pada usia diatas 60
tahun.
b. Sistem Integumen
Kulit pada lansia akan kekurangan cairan karena mengalami atropi,
kendur, tidak elastis dan berkerut sehingga kulit akan menjadi tipis dan
berbercak. Pada kulit akan muncul pigmen berwarna coklat yang disebut
dengan liver spot akibat kekeringan kulit yang disebabkan oleh atropi
grandula sebasea dan glandula sudoritera.
c. Sistem Muskuluskletal
Ketika sudah memasuki lansia sistem muskuluskletal akan
mengalami perubahan meliputi jaringan penghubung, kartilago, tulang,
otot dan sendi. Perubahan juga terjadi pada kolagen sebagai pendukung
utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan ikat dimana
kolagen mengalami perubahan berupa menjadi sebuah bentangan yang
tidak teratur. Pada kartilago di persendian akan menjadi lunak dan
mengalami granulasi sehingga permukaan sendi menjadi rata. Selain itu,
kartilago pada persendian juga akan rentan gesekan akibat berkurangnya
kemampuan kartilago dalam regenerasi dan degenerasi yang terjadi
cenderung kearah progresif. Perubahan juga terjadi pada tulang dimana
kepadatan pada tulang akan berkurang sehingga dapat mengakibatkan
osteoporosis dan jika keadaaan ini berlanjut akan mengakibatkan nyeri,
deformitas dan fraktur. Pada lansia struktur otot akan mengalami
perubahan yang bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot,
peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot yang
akan menimbulkan dampak negatif. Penuaan elastisitas pada sendi lansia
juga akan terjadi pada jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament
dan fasia.
d. Sistem Kardiovaskuler
Di usia lansia pada sistem kardiovaskuler akan terjadi perubahan
pada jaringan ikat yang akan mengakibatkan massa jantung pada lansia
bertambah, ventrikel kiri akan mengalami hipertropi sehingga peregangan
pada jantung berkurang. Perubahan-perubahan yang terjadi diakibatkan
karena adanya penumpukan lipofusin, klasifikasi SA Node dan jaringan
konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
e. Sistem Respirasi
Perubahan yang terjadi pada sistem respirasi akibat adanya proses
penuaan yaitu terjadi perubahan pada jaringan ikat paru, kapasitas total
paru tetap namun volume cadangan paru bertambah untuk
mengkompensasi kenaikan ruang paru dan udara yang masuk ke paru
juga akan berkurang. Selain itu, akibat adanya perubahan pada otot,
kartilago dan sendi torak Gerakan pernafasan akan terganggu dan
kemampuan torak untuk peregangan juga akan berkurang.
f. Pencernaan dan Metabolisme
Pada lansia akan mengalami penurunan produksi fungsi yang nyata
karena gigi akan menghilang, indra pengecap menurun, kepekaan
terhadap rasa lapar menurun, liver semakin mengecil dan aliran darah
juga akan berkurang.
g. Sistem Perkemihan
Ketika memasuki lanjut usia sistem perkemihan akan mengalami
perubahan yang signifikan dan banyak fungsi yang mengalami
kemunduran seperti laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal.
h. Sistem Saraf
Anatomi susunan saraf akan mengalami perubahan serta atropi
yang progresif pada serabut saraf lansia akibatnya, koordinasi dan
kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia akan mengalami
penurunan.
i. Sistem Reproduksi
Pada sistem reproduksi ovarium dan uterus pada lansia akan menciut.
Pada lansia wanita akan terjadi atropi payudara dan pada laki-laki testis
masih dapat memproduksi spermatozoa meski terjadi penurunan secara
perlahan.
2.1.2.1 Perubahan Kognitif
Perubahan kognitif yang dapat terjadi pada lansia adalah :
a. Memory yang berkaitan dengan daya ingat pada lansia.
b. IQ (Intellegent Quotient)
c. Kemampuan belajar ( Learning)
d. Kemampuan pemahaman (Comprehension)
e. Pemecahan masalah (Problem Solving)
f. Pengambilan keputusan(Decision Making)
g. Kebijaksanaan (wisdom)
h. Kinerja (Performance)
i. Motivasi
2.1.2.2 Perubahan Mental
Perubahan mental yang terjadi pada lansia dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain :
a. Perubahan fisik
b. Kesehatan umum
c. Tingkat Pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indra yang dapat berupa timbul kebutaan.
g. Gangguan konsep diri.
2.1.2.3 Perubahan Spiritual
Ketika beranjak menjadi tua, lansia akan semakin matang dalam menjalani
kehidupan keagamaannya serta agama atau kepercayaan pada lansia akan
semakin terintegrasi di dalam kehidupannya, hal ini dapat dilihat dalam
proses berfikir pada lansia dan bagaimana lansia tersebut bertindak.
2.1.2.4 Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial pada lansia dapat berupa :
a. Kesepian
Kesepian yang dirasakan oleh lansia dapat disebabkan ketika
pasangan hidup atau teman dekat meninggal dunia terutama jika lansia
mengalami penurunan kesehatan.
b. Duka Cita
Ketika pasangan hidup, teman maupun hewan kesayangan pada
lansia meninggal pertahanan jiwa yang rapuh pada lansia dapat runtuh
yang akan memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan lansia.
c. Depresi
Duka cita yang berlanjut pada lansia akan menimbulkan perasaan
kosong sehingga keinginan lansia untuk menangis akan semakin
berlanjut menjadi suatu episode depresi.
d. Parafrenia
Parafrenia merupakan suatu bentuk skizofrenia yang terjadi pada
lansia yang ditandai dengan waham. Pada kondisi ini penderita akan
memiliki terus prasangka buruk kepada orang lain. Biasanya terjadi pada
lansia yang terisolasi atau diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
e. Sindroma Diognes
Sindroma diognes merupakan suatu kelainan dimana lansia
menunjukkan penampilan perilaku yang sangat menganggu, dapat
dicontohkan seperti rumah ataupun kamar yang menjadi kotor dan
berbau tidak sedap dikarenakan lansia memiliki kebiasaan baru yaitu
bermain-main dengan feses dan urinnya ataupun lansia memiliki
kebiasaan menumpuk barang secara berantakan dan ketika sudah
dibersihkan keadaan tersebut terulang kembali. (18)
2.2 Konsep Hipertensi
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang beruhubungan dengan tekanan darah
yang terjadi di tubuh manusia ketika darah dipompa dari jantung ke seluruh tubuh
(25). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan ketika
tekanan darah bersifat abnormal yang terus meningkat dimana tekanan darah
sistolik memiliki nilai lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic berada diatas
90 mmHG (22).
2.2.2 Etiologi
Berdasarkan penyababnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan
hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, namun biasanya hipertensi primer
berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan hipertensi yang penyababnya dapat diketahui secara pasti,
contohnya karena adanya gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
Hipertensi primer dialami sebanyak 90% penderita hipertensi dan 10% lainnya
mengalami hipertensi sekunder.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui secara pasti penyebabnya,
namun ada beberapa penelitian yang menemukan faktor terjadinya hipertensi
primer, antara lain :
a. Faktor keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua yang mengidap hipertensi, maka dia
akan ememiliki kemungkinan yang besar untuk mendapatkan penyakit
hipertensi.
b. Usia
Semakin bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat.
Pada seseorang yang usianya sudah lebih dari 60 tahun dimana sudah
memasuki tingkat lansia dimana hipertensi dapat terjadi karena terjadinya
perubahan-perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung dalam memompa darah
menurun, sehingga akan terjadi kontraksi dan volumenya ikut menurun,
elastisitas pembuluh darah hilang efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigen kurang, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
c. Jenis Kelamin
Hipertensi pada pria lebih tinggi dari pada wanita.
d. Ras
Pada orang yang memiliki ras kulit hitam lebih banyak yang mengidap
penyakit hipertensi dibandingkan dengan orang yang memiliki kulit putih.
e. Kebiasaan Hidup
Kebiasan hidup yang dapat menyababkan penyakit hipertensi adalah
mengkonsumsi garam yang tinggi (lebih dari 2,3 g/hari). Selain itu obesitas,
diabetes, stress, merokok dan mengkonsumsi alcohol juga dapat menyababkan
seseorang terkena hipertensi (23, 26)
Pada hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu penyakit
ginjal, kelainan hormonal, pengaruh obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid,
siklosporin dan kokain. Selain itu hipertensi sekunder juga disebablan adanya
koartosio aorta, preeklamsi pada kehamilan, porfiria intermeiten akut, dan
keracunan timbal akut (25).
2.2.3 Tanda dan Gejala
2.2.4 Klasifikasi Hipertensi
2.3 Konsep Keluarga
2.3.1 Definisi Keluarga
2.3.2 Tipe Keluarga Keluarga
2.3.3 Fungsi Keluarga
2.3.4 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
2.3.5 Definisi Dukungan Keluarga
2.3.6 Jenis Dukungan Keluarga
2.4 Kepatuhan Minum Obat
2.4.1 Definisi Kepatuhan
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keparutuhan

Anda mungkin juga menyukai