KLAMIDIA
DISUSUN OLEH:
Muhammad Ridho
NIM:
P07134121037
KELOMPOK:
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumber pemikiran kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati guna penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat
untuk penyusun maupun pembacanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1. .ETIOLOGI (PENYEBAB).......................................................................................4
2.1.1 PENYEBAB PENYAKIT..................................................................................4
2.1.2 2.1.2 JENIS PENYAKIT, PENYEBARAN, dan PENULARAN.............................4
2.2 PENATALAKSANAAN PENYAKIT................................................................................7
2.2.1 PENGOBATAN....................................................................................................7
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................12
3.2. SARAN...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat
berkembang biak di dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni
atau mikrokoloni yang disebut Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara
benary fision dalam badan intrasitoplasma.C. trachomatis berbeda dari
kebanyakkan bakteri karena berkembang mengikuti suatu siklus pertumbuhan
yang unik dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu berupa Badan Inisial. Badan
Elementer (BE) dan Badan Retikulat (BR) atau Badan Inisial. Badan elementer
ukurannya lebih kecil (300 nm) terletak ekstraselular dan merupakan bentuk yang
infeksius, sedangkan badan retikulat lebih besar (1 um), terletak intraselular dan
tidak infeksius.
Ordo: Chlamydiales
Famili: Chlamydiaceae
Genus: Chlamydia
1
Klamidia yang menyebabkan penyakit pada manusia diklasifikasikan menjadi 3
spesies:
2
berupa keputihan, Penyakit menular seksual (PMS) yang satu ini, dapat menular
atau ditularkan pasangan. Masa inkubasi:7 sampai 12 hari.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. .ETIOLOGI (PENYEBAB)
2.1.1 PENYEBAB PENYAKIT
1. Uretritis
2. Proktitis
a. Epididimitis
4
Sering kali disebabkan oleh C. trachomatis, yang dapat
diisolasi dari uretra atau dari Dari hasil penelitian terakhir mengatakan
bahwa C trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis pada
pria kurang dari 35 tahun (sekitar 70 -90%). Secara klinis, chlamydial
epididimitis dijumpai berupa nyeri dan pembengkakan scrotum yang
unilateral dan biasanya berhubungan dengan chlamydial uretritis,
walaupun uretritisnya asimptomatik.
b. Prostatis
Prostatitis Setengah dari pria dengan prostatitis, sebelumnya
dimulai dengan gonore atau uretritis non gonore. InfeksiC trachomatis
pada prostat dan epididimis pada umumnya merupakan penyebab
infertilitas pada pria.
c. Sindrom Reiter
5
Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen
Memakai kontrasepsi "non barier" atau tanpa kontrasepsi
d. Servisitis
e. Endometritis
f. Salfingitis (PID)
6
g. Perihepatitis (Fitz-Hugh - Curtis Syndrome)
Infeksi C. trachomatis dapat meluas dari serviks melalui
endometrium ke tuba dan kemudian parakolikal menuju ke
diafragma kanan. Beberapa dari penyebaran ini menyerang
permukaan anterior liver dan peritoneum yang berdekan sehingga
menimbulkan perihepatitis. Parenchym hati tidak diserang sehingga
tes fungsi hati biasanya normal.
3. Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah
terinfeksi. Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan
yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah menjadi ulkus (luka
terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan
oleh penderitanya. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening pada salah satu atau kedua selangkangan. Kulit diatasnya
tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk
lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening
tersebut. Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan,
lalu akan membaik; tetapi biasanya meninggalkan jaringan parut atau
kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan,
sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit
punggung dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya nanah
bercampur darah. Akibat penyakit yang berulang dan berlangsung
lama, maka pembuluh getah bening bisa mengalami penyumbatan,
sehingga terjadi pembengkakan jaringan. Infeksi rektum bisa
menyebabkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya
mengakibatkan penyempitan rektum.
1. Tetrasiklin
7
Tetrasiklin adalah antibodi pilihan yang sudah digunakan sejak
lama untuk infeksi genitalia yang disebabkan oleh C.trachomatis. Dapat
diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/h selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari
selama 14 hari. Analog dari tetrasiklin seperti doksisiklin dapat diberikan
dengan dosis 2 x 100 mg/h selama 7 hari. Obat ini yang paling banyak
dianjurkan dan merupakan drug of choice karena cara pemakaiannya yang
lebih mudah dan dosisnya lebih kecil.
2. Azithromisin
Obat-obat antibiotic:
8
2) PENCEGAHAN
a) Pencegahan
2). Pemeriksaan pada remaja putri yang aktif secara seksual harus
dilakukan secara rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan terhadap
wanita dewasa usia dibawah 25 tahun, terhadap mereka yang
mempunyai pasangan baru atau terhadap mereka yang mempunyai
beberapa pasangan seksual dan atau yang tidak konsisten
menggunakan alat kontrasepsi. Tes terbaru untuk infeksi
trachomatis dapat digunakan untuk memeriksa remaja dan pria
dewasa muda dengan spesimen urin.
4). Karantina:
9
tidak dilakukan.
4. Cek kesehatan
10
a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal anal dan oral dengan
orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk
pencegahan.
2. Pencegahan sekunder,meliputi:
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus chlamydia
trachomatis (klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa yang
dinamakan uretritis non spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak spesifik,
yang dikenal merupakan salah satu infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual
yang terjadi pada pria. Sedangkan pada wanita klamidia lebih sering
menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim, dan penyakit
peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.
3.2. SARAN
sebagai seorang kesehatan masyarakat dalam menyikapi kasus seperti
ini,kita harus memberikan masukan atau penyuluhan kepada mereka yang telah
terinfeksi penyakit menular tersebut.kita tidak perlu menjauhi mereka yang
seharusnya kita lakukan adalah memberi dukungan moral dan pendidikan
kesehatan serta penyuluhan kepada mereka karena penyakit klamidia ini masih
bisa diobati.selain itu,memberikan penyuluhan juga kepada para remaja tentang
pentingnya menjaga organ reproduksi serta dampak dan bahaya nya jika
melakukan seks bebas, selain itu, untuk diri sendiri atau untuk individu,harus
berhati-hati lagi dalam menghadapi kemajuan budaya,modernisasi yang terus
12
berkembang serta teknologi sekarang yang jelas lebih mempermudah dalam hal
seks bebas dan sebaiknya hindari untuk berganti ganti pasangan karena penyakit
infeksi menular seksual lebih mudah penelurannya melalui hubungan seksual.
13
DAFTAR PUSTAKA
1) www.who.int/entity/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.pd
f
2) whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241562846_ind.pdf
3) whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545453_ind.pdf
4) www.who.int/bulletin/archives/79(2)118.pdf 5.)Harris JRW, Foster SM,
1991, Genital Chlamydial Infection: Clinical Aspects, Diagnosis,
Treatment and Prevention. In: Sexually Transmitted Diseases and AIDS,
219, Churcill Livingstone, New York.
5) Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar
Harapan,Jakarta; 1998.
6) Hutapea NO, Tarigan J., 1992, Infeksi Chlamydia di antara Mitra Seksual:
Kumpulan Makalah Ilmiah Konas VII PERDOSKI, 171, Bukit Tinggi.
7) Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd. Atlanta, GA
30333, USA.
8) Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease
Surveillance, 2009. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human
Services, 2010.
9) U.S. Department of Health & Human Services - 200 Independence
Avenue, S.W. - Washington, D.C. 2001.
10) World Bank. World Development report: Investing in Health Washington,
1993.
11) Anonim, 2004, Klamidia, http://www.pppl.depkes.go.id, diakses tanggal
20 Oktober 2011.
12) World Health Organization 2001.This document is not a formal
publication of the World Health Organisation (WHO), and all rights are
reserved by the Organisation. The document may, however, be freely
reviewed, abstracted, reproduced or translated, in part or in whole, but not
for sale or for use in conjunction with commercial purposes. The views
expressed in documents by named authors are solely the responsibility of
those authors. Design by RSdeSigns.com.
14