Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK
“proses infeksi clamidia, siklus hidup dan penyebab kerusakan sel penjamu”

Disusun oleh:
Nur Annisa (204201416083)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan karena kasih an penyertaan-Nya kami dapat
meneyelesaikan pembuatan makalah kami membahasan tentan “proses infeksi clamidia, siklus
hidup dan penyebab kerusakan sel penjamu”dalam pemuhan tugas mata kuliah ilmu biomedik II.
Kami ingin berterima kasih kepada semua yang telah membantu dan yang telah memberikan
dukungan dalam pembuatan makalah ini. Sangat besar harapan kami agar makalah ini dapat
diterima dengan baik oleh dosen pengampu dan juga para pembaca. Namun kami sadari dalam
penulisan makalah ini banyak kekurangan dari kami maka dari itu kami mohon kritik dan
masukan yang membangun untuk makalah ini agar, kedepannya kami bisa jauh lebih baik

Bogor, 24 juli 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………...…………………………………………………. 3

1.3 Tujuan……………………………….……………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 4
2.1 Etiologi ......................................................................................................................................... 4
2.2 Jenis Penyakit , Penyebaran , dan Penularan ............................................................................. 4
2.3 Gejala ........................................................................................................................................... 6
2.4 Patofisiologi .................................................................................................................................. 7
2.4.1 Agent...................................................................................................................................... 7
2.4.2 Host........................................................................................................................................ 7
2.4.3 Environtment ........................................................................................................................ 7
2.5 Transmisi Penyakit Klamidia ...................................................................................................... 8
2.6 Riwayat Alamiah Penyakit .......................................................................................................... 8
2.7 Penatalaksanaan Penyakit ........................................................................................................... 9
2.8 Pencegahan ................................................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak di
dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut
Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara benary fision dalam badan
intrasitoplasma.C. trachomatis berbeda dari kebanyakkan bakteri karena berkembang
mengikuti suatu siklus pertumbuhan yang unik dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu berupa
Badan Inisial. Badan Elementer (BE) dan Badan Retikulat (BR) atau Badan Inisial. Badan
elementer ukurannya lebih kecil (300 nm) terletak ekstraselular dan merupakan bentuk yang
infeksius, sedangkan badan retikulat lebih besar (1 um), terletak intraselular dan tidak
infeksius.

Morfologi inklusinya adalah bulat dan terdapat glikogen di dalamnya. C. trachomatis


peka terhadap sulfonamida, memiliki plasmid, dan jumlah serovarnya adalah 15.Klasifikasi
Ilmiah dari Chlamydia trachomatis adalah sebagai berikut:

a. Ordo : Chlamydiales
b. Famili : Chlamydiaceae
c. Genus : Chlamydia
d. Spesies : Chlamydia trachomatis

Secara singkat, perkembangan C.trachomatis adalah sebagai berikut:

1
2

Klamidia yang menyebabkan penyakit pada manusia diklasifikasikan menjadi 3 spesies :

1. Chlamydia psittaci, penyebab psittacosis iii


2. C. trachomatis, termasuk serotipe yang menyebabkan trachoma,infeksi alat kelamin ,
Chlamydia conjunctivitis dan pneumonia anak dan serotipe lain yang menyebabkan
Lymphogranuloma venereum
3. C.pneumoniae, penyebab penyakit saluran pernapasan termasuk pneumonia dan
merupakan penyebab penyakit arteri koroner.

Chlamydia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat umum. Infeksi
ini dapat diobati dengan mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah
kesehatan dan kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di
selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat menyebabkan peradangan saluran kencing,
dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, pasien biasanya tidak merasakan
gejala meskipun mungkin merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan
nyeri. Infeksi Chlamyidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan gejala apapun.
Jika mata Anda terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah
satu atau kedua mata Anda (konjunktivitis).

Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis
(klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan uretritis non
spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada
wanita klamidia lebih sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim,
dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.

Chlamydia trachomatis yang terutama menyerang leher rahim. Biasanya menyerang


saluran kencing atau organ-organ reproduksi. Pada wanita, menyebabkan infeksi di mulut
rahim, sedangkan pada pria, menyebabkan infeksi di urethra(bagian dalam penis). Sebanyak
3

75 persen penderitanya, tidak mendapatkan gejala penyakit ini. Kalaupun muncul gejala,
pada wanita, hanya berupa keputihan. Penyakit menular seksual (PMS) yang satu ini, dapat
menular atau ditularkan pasangan. Masa inkubasi:7 sampai 12 hari.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah yaitu:

1. Apa pengertian dari klamidia?


2. Apa saja gejala dari klamidia?
3. Bagaimana cara penularan dari klamidia?
4. Apa yang menjadi penyebab klamidia?
5. Bagaimana pencegahan klamidia?
6. Bagaimana epidemiologi klamidia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui pengertian dari klamidia.


2. Mengetahui gejala dari klamidia.
3. Mengetahui cara penularan klamidia.
4. Mengetahui yang menjadi penyebab klamidia.
5. Mengetahui pencegahan klamidia.
6. Mengetahui epidemiologi klamidia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etiologi
Penyebab penyakit Chlamydia trachomatis, imunotipe D sampai dengan K, ditemukan pada
35 – 50 % dari kasus uretritis non gonokokus di AS.

2.2 Jenis Penyakit , Penyebaran , dan Penularan


Infeksi pada Pria
1. Uretritis
Infeksi di uretra merupakan manifestasi primer infeksi chlamydia. Masa inkubasi
untuk uretritis yang disebabkan oleh C. trachomatis bervariasi dari sekitar 1 – 3
minggu. Pasien dengan chlamydia, uretritis mengeluh adanya duh tubuh yang
jernih dan nyeri pada waktu buang air kecil (dysuria). Infeksi uretra oleh karena
chlamydia ini dapat juga terjadi asimtomatik
Diagnosis uretritis pada pria dapat ditegakkan dengan pemeriksaan pewarnaan
Gram atau biru methylene dari sedian apus uretra. Bila jumlah lekosit PMN
melebihi 5 pada pembesaran 1000 x merupakan indikasi uretritis. Perlu diketahui
bahwa sampai 25% pria yang menderita gonore, diserta infeksi chlamydia. Bila
uretritis karena chlamydia tidak diobati sempurna, infeksi dapat menjalar ke uretra
posterio dan menyebabkan epididimitis dan mungkin prostatitis.
2. Proktitis C. trachomatis dapat menyebabkan proktitis terutama pada pria
homoseks. Keluhan penderita ringan dimana dapat ditemukan cairan mukus dari
rektum dan tanda-tanda iritasi, berupa nyeri pada rektum dan perdarahan
a. Epididimitis
Sering kali disebabkan oleh C. trachomatis, yang dapat diisolasi dari uretra
atau dari aspirasi epididimis. Dari hasil penelitian terakhir mengatakan bahwa
C. trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis pada pria kurang dari
35 tahun (sekitar 70 -90%). Secara klinis, chlamydial epididimitis dijumpai
berupa nyeri dan pembengkakan scrotum yang unilateral dan biasanya

4
5

berhubungan dengan chlamydial uretritis, walaupun uretritisnya


asimptomatik.

b. Prostatitis

Setengah dari pria dengan prostatitis, sebelumnya dimulai dengan gonore atau
uretritis non gonore. InfeksiC. trachomatis pada prostat dan epididimis pada
umumnya merupakan penyebab infertilitas pada pria.
c. Sindroma Reiter
Suatu sindroma yang terdiri dari tiga gejala yaitu: artritis, uretritis dan
konjungtivitis, yang dikaitkan dengan infeksi genital oleh C. trachomatis. Hal
ini disokong dengan ditemukannya “Badan Elementer” dari C. trachomatis
pada sendi penderita dengan menggunakan teknik Direct
Immunofluerescence. Infeksi pada Wanita Sekitar setengah dari wanita
dengan infeksi C. trachomatis di daerah genital ditandai dengan
bertambahnya duh tubuh vagina dan atau nyeri pada waktu buang air kecil,
sedangkan yang lainnya tidak ada keluhan yang jelas. Pada penyelidikan
pada wanita usia reproduktif yang datang ke klinik dengan gejala-gejala
infeksi traktus urinarius 10 % ditemukan carier C. trachomatis.
Faktor resiko infeksiC. trachomatis pada wanita adalah :
a. Usia muda, kurang dari 25 tahun
b. Mitra seksual dengan urethritis
c. Multi mitra seksual
d. Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
e. Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen
f. Memakai kontrasepsi “non barrier” atau tanpa kontrasepsi

d. Servisitis
Chlamydia trachomatis menyerang epitel silindris mukosa serviks. Tidak ada
gejalagejala yang khas membedakan servisitis karena C. trachomatis dan
servisitis karena organisme lain. Pada pemeriksaan dijumpai duh tubuh yang
6

mukopurulen dan serviks yang ektopi.Pada penelitian yang menghubungkan


servisitis dengan ektopi serviks, prevalerisi servisitis yang disebabkan C.
trachomatis lebih banyak ditemukan pada penderita yang menunjukkan
ektopi serviks dibandingkan yang tidak ektopi. Penggunaan kontrasepsi oral
dapat menambah resiko infeksi Chlamydia trachomatis pada serviks, oleh
karena kontrasepsi oral dapat menyebabkan ektopi serviks.
e. Endometritis
Servisitis oleh karena infeksi C. trachomatis dapat meluas ke endometrium
sehingga terjadi endometritis. Tanda dari endometritis antara lain
menorrhagia dan nyeri panggul yang ringan. Pada pemeriksaan laboratorium,
chlamydia dapat ditemukan pada aspirat endometrium.
f. Salfingitis (PID)
Salfingitis terjadi oleh karena penjalaran infeksi secara ascenden sehingga
infeksi sampai ke tuba dan menyebabkan kerusakan pada tuba (terjadi tuba
scarring). Hal ini dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik.
Wanita dengan PID, lebih separuh disebabkan oleh chlamydia, umumnya
mengeluh rasa tidak enak terus di perut bawah. Itu lantaran infeksi menyebar
ke rahim, saluran telur, indung telur, bahkan sampai ke leher rahim juga.
g. Perihepatitis (Fitz - Hugh - Curtis Syndrome)
Infeksi C. trachomatis dapat meluas dari serviks melalui endometrium ke
tuba dan kemudian parakolikal menuju ke diafragma kanan. Beberapa dari
penyebaran ini menyerang permukaan anterior liver dan peritoneum yang
berdekan sehingga menimbulkan perihepatitis. Parenchym hati tidak diserang
sehingga tes fungsi hati biasanya normal.

2.3 Gejala
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada penis atau
vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah
menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan
oleh penderitanya.Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu
atau kedua selangkangan. Kulit diatasnya tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak
diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening
7

tersebut.Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik; tetapi
biasanya meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali.

Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan
berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya nanah
bercampur darah. Akibat penyakit yang berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh
getah bening bisa mengalami penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan.
Infeksi rektum bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya
mengakibatkan penyempitan rektum.

2.4 Patofisiologi
2.4.1 Agent
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat
ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang
tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis)

2.4.2 Host
Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya termasuk burung dan arthropoda
yang menjadi tempat terjadi proses alamiah perkembangan penyakit.Host penyakit
klamidia adalah anak usia muda(remaja) yang bisa menyerang laki-laki ataupun pada
perempuan yang kebiasaan hidup atau kehidupan sosialnya selalu berganti-ganti
pasangan yang dapat menyebabkan tertularnya penyakit kelamin tersebut.sehingga
agent bertahan hidup pada host yang rentan tertular penyakit tersebut.

2.4.3 Environtment
Lingkungan social sangat berpengaruh pada terjadinya penyakit klamidia,
perubahan demografik seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi,
pergerakan masyarakat yang meningkat akibat perkerjaan ataupun pariwisata dan
kemajuan sosial ekonomi. Akibat perubahan-perubahan demografik tersebut maka
terjadi pergeseran pada nilai moral dan agama pada masyarakat.selain itu,budaya juga
dapat berpengaruh pada terjadinya penularan penyakit kelamin. Salah satu budaya
bebas yang salah dianut dan salah diartikan adalah budaya seks bebas.
8

2.5 Transmisi Penyakit Klamidia

Klamidia merupakan salah satu jenis penyakit yang ditimbulkan akibat perilaku seks
bebas sehingga penularannya sangat mudah untuk dilakukan lewat hubungan seksual
Seperti vagina,oral dan anal. Penyakit klamidia tidak memandang gender, penyakit
klamidia ini bisa menyerang pria juga wanita. Penyakit klamidia bisa menyebabkan
gangguan pada saluran air seni, leher rahim, jalur pelepasan dubur, tenggorokan, dan mata.
Penyakit klamidia akan menunjukkan reaksinya sekitar 2-14 hari setelah terinfeksi. Pada
wanita reaksi yang umum terjadi adalah kejang pada perut bagian bawah, perubahan
jadwal haid, juga sakit saau buang air kceil. Penderita bisa mengidap penyakit ini selama
berbulan-bulan bahkan tahunan tanpa pernah tahu mengidap penyakit berbahaya ini.
Penyakit ini bisa menyerang baik laki-laki maupun perempuan semua usia, terutama
dewasa muda

2.6 Riwayat Alamiah Penyakit


1. Masa inkubasi dan klinis

Masa inkubasi adalah dimana periode waktu yang dimulai dari invasi bakteri kedalam
tubuh sampai saat ketika gejala pertama timbul. Masa inkubasi Klamidia adalah 7-12
hari.Masa klinis klamidia sampai muncul gejala adalah 1-3 minggu lebih lama daripada
gonore. Sekitar 25% pria dan sebagian besar wanita tidak mengalami gejala dini karena
infeksi klamidia banyak yang menjadi carrier asimtomatik penyakit klamidia.Carier
asimtomatik artinya dalam banyak kasus infeksi tidak menunjukkan jenis manifestasi,
juga dikenal sebagai penyakit ‘diam’.
9

Misalnya Jika 100 orang yang didiagnosis dengan infeksi, bisa jadi 50 dari mereka
akan memiliki gejala. Dan jika kita mempertimbangkan 100 perempuan yang memiliki
klamidia, maka sekitar 70 atau 80 dari mereka yang paling mungkin untuk melaporkan
gejala apapun. Infeksi mempengaruhi baik pria maupun wanita dari segala usia. Namun,
perempuan muda menyumbang kelompok yang paling mungkin untuk terjangkit penyakit
ini. Bakteri klamidia trachomatis diketahui menjadi penyebab yang memicu infeksi ini.
Infeksi tidak menimbulkan banyak tantangan dalam pengobatan, tetapi untuk itu harus
mendapatkan terdeteksi pada waktu yang tepat

2. Masa laten dan periode infeksi

Masa laten penyakit ini timbul 2-14 hari setelah terinfeksi. Jika sudah demikian
penderita bisa mengidap penyakit ini selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun
tanpa mengetahuinya. Periode infeksi biasanya antara 4-28 hari setelah berhubungan
intim dengan penderita,seorang pria akan mengalami panas pada alat kelaminnya saat
berkemih.biasanya akan keluar nanah dari penis,nanahnya bisa agak jernih atau keruh,
tetapi lebih encer daripada gonore.

a. Pada pria, uretritis ditandai oleh sekret yang jumlahnya sedikit, berair (kemudian
mukus) dari uretra. Gejala lain adalah nyeri dan disuria. Pada wanita, ada disuria,
polakisuria dan leukorea ringan. Servisitis adalah hal yang relatif sering ditemui. Hal
ini bermanifestasi sebagai sekret mukopurulen dan edema atau kecenderungan
perdarahan orifisium uteri.
b. Pada wanita, infeksi klamidia yang lama sering mengakibatkan endometritis dan
salpingitis. Pasien mungkin mengalami demam ringan atau nyeri abdomen bawah
yang ringan. Endometritis juga dapat menyebabkan perdarahan uterus yang ireguler.
PID (Pelvic Inflammation Disease) adalah komplikasi lanjut dari infeksi klamidia
yang penting, biasanya memerlukan terapi rawat inap. Perihepatitis adalah
komplikasi yang jarang pada infeksi klamidia.

2.7 Penatalaksanaan Penyakit


1. Pengobatan
10

Untuk pengobatan dapat diberikan:


a. Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibodi pilihan yang sudah digunakan sejak lama untuk infeksi
genitalia yang disebabkan oleh C.trachomatis. Dapat diberikan dengan dosis 4 x 500
mg/h selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama 14 hari. Analog dari tetrasiklin
seperti doksisiklin dapat diberikan dengan dosis 2 x l00 mg/h selama 7 hari. Obat ini
yang paling banyak dianjurkan dan merupakan drug of choice karena cara
pemakaiannya yang lebih mudah dan dosisnya lebih kecil. 9,11
b. Azithromisin
Azithromisin merupakan suatu terobosan baru dalam pengobatan masa sekarang.
Diberikan dengan dosis tunggal l gram sekali minum. Regimen alternatif dapat
diberikan:
- Erythromycin 4 x 500 mg/hari selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama l4 hari.
- Ofloxacin 2 x 300 mg/hari selama 7 hari.
- Regimen untuk wanita hamil:
- Erythromycin base 4 x 500 mg/hari selama 7 hari.
- Terapi yang biasanya digunakan adalah:
- Antibiotika, minum obat secara teratur
- Partner seksualnya juga harus diobati

c. Obat-obat antibiotic :
- Doksisiklin 2 x 100mg selama 1 minggu atau lebih.
- Tetrasiklin 4 x 500 selama 1 minggu atau lebih.
- Eritromisin 4 x 500mg selama 1 minggu atau lebih.
- Azitromisin 1 gram dosis tunggal.

2.8 Pencegahan
Pencegahan penyakit klamidia menurut WHO:

1. Pencegahan
11

a. Penyuluhan kesehatan dan pendidikan seks : sama seperti sifilis (lihat Sifilis, 9A)
dengan penekanan pada penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual
dengan wanita bukan pasangannya.
b. Pemeriksaan pada remaja putri yang aktif secara seksual harus dilakukan secara
rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan terhadap wanita dewasa usia dibawah 25
tahun, terhadap mereka yang mempunyai pasangan baru atau terhadap mereka yang
mempunyai beberapa pasangan seksual dan atau yang tidak konsisten menggunakan
alat kontrasepsi. Tes terbaru untuk infeksi trachomatis dapat digunakan untuk
memeriksa remaja dan pria dewasa muda dengan spesimen urin.
2. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar
a. Laporan pada instansi kesehatan setempat; laporan kasus wajib dilakukan dibanyak
negara bagian di AS, Kelas 2B (lihat Tentang pelaporan penyakit menular).
b. Isolasi : tindakan kewaspadaan universal, bisa diterapkan untuk pasien rumah sakit.
Pemberian terapi antibiotika yang tepat menjamin discharge tidak infektif; penderita
sebaiknya menghindari hubungan seksual hingga kasus indeks, penderita atau
pasangannya telah selesai diberi pengobatan yang lengkap.
c. Disinfeksi serentak :
Pembuangan benda-benda yang terkontaminasi dengan discharge uretra dan vagina,
harus ditangani dengan seksama.
d. Karantina : tidak dilakukan.
e. Imunisasi kontak : tidak dilakukan.
f. Investigasi kontak dan sumber infeksi.
Pengobatan profilaktik diberikan terhadap pasangan seks lain dari penderita, dan
pengobatan yang sama diberikan kepada pasangan tetap. Bayi yang dilahirkan dari ibu
yang terinfeksi dan belum mendapat pengobatan sistemik, foto thorax perlu diambil
pada usia 3 minggu dan diulang lagi sesudah 12 – 18 minggu untuk mengetahui
adanya pneumonia klamidia sub klinis.
3. Cara mengurangi resiko
a. Puasa melakukan hubungan seks
b. Batasi partner seksual
c. Gunakan kondom dengan benar
12

d. Cek kesehatan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan(over behavior).untuk


terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan antara lain:fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau,faktor
dukungan (support) dari pihak lain misalnya tokoh masyarakat. petugas kesehatan sangat
penting untuk mendukung praktek pencegahan penyakit menular seksual.

Praktek pencegahan penyakit menular seksual antara lain:

1. Pencegahan primer meliputi :


a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan.
b. Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit seksual.
c. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.
d. Segera memeriksakan diri serta melakukan konseling kedokter atau petugas kesehtan
apabila mengalami tanda dan gejala penyakit menular seksual meliputi:rasa sakit atau
nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual ,rasa nyeri pada perut bagian
bawah.Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,keputihan berwarna putih
susu,bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin tau
sekitarnya,keputihan yang berbusa,kehijauan,berbau busuk,dan gatal,timbul
bercakbercak darah setelah berhubungan seks bintil-bintil berisi cairan,lecet atau
borok pada alat kelamin
2. Pencegahan sekunder,meliputi:
a. Adanya siraman rohani yang dilakukan di lokalisasi.
b. Peningkatan pengetahuan tentang penyakit menular seksual meliputi penyuluhan dari
dinas kesehatan.
3. Pencegahan tersier meliputi:
a. Adanya peraturan dari pemerintah tentang larangan prostitusi.
b. Adanya usaha rehabilitasi dengan pelatihan keterampilan pada wanita pekerja seksual
yang meninggalkan pekerjaan sebagai pekerja seksual
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus chlamydia trachomatis
(klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan uretritis non
spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada
wanita klamidia lebih sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim,
dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.

Klamidia yang menyebabkan penyakit pada manusia diklasifikasikan menjadi 3 spesies


:Chlamydia psittaci, penyebab psittacosis, C. trachomatis, termasuk serotipe yang
menyebabkan trachoma,infeksi alat kelamin (lihat bawah), Chlamydia conjunctivitis dan
pneumonia anak dan serotipe lain yang menyebabkan Lymphogranuloma venereum, C.
pneumoniae, penyebab penyakit saluran pernapasan termasuk pneumonia dan merupakan
penyebab penyakit arteri koroner. Penyakit menular seksual juga merupakan penyebab
infertilitas yang tersering, terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% dari wanita yang
menderita infeksi klamidial yang tidak tertangani akan berkembang menjadi pelvic
inflammatory diseases

3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan ,dalam menyikapi kasus seperti ini,kita harus
memberikan masukan atau penyuluhan kepada mereka yang telah terinfeksi penyakit
menular tersebut.kita tidak perlu menjauhi mereka.yang seharusnya kita lakukan adalah
memberi dukungan moral dan pendidikan kesehatan serta penyuluhan kepada mereka karena
penyakit klamidia ini masih bisa diobati.

Selain itu,memberikan penyuluhan juga kepada para remaja tentang pentingnya menjaga
organ reproduksi serta dampak dan bahaya nya jika melakukan seks bebas, selain itu,untuk
diri sendiri atau untuk individu,harus berhati-hati lagi dalam menghadapi kemajuan
budaya,modernisasi yang terus berkembang serta teknologi sekarang yang jelas lebih

13
14

mempermudah dalam hal seks bebas.dan sebaiknya hindari untuk berganti ganti pasangan
karena penyakit infeksi menular seksual lebih mudah penularannya melalui hubungan
seksual.
DAFTAR PUSTAKA

www.who.int/entity/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.pdf

whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241562846_ind.pdf
whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545453_ind.pdf

www.who.int/bulletin/archives/79(2)118.pd

Harris JRW, Foster SM., 1991, Genital Chlamydial Infection; Clinical Aspects, Diagnosis,

Treatment and Prevention. In: Sexually Transmitted Diseases and AIDS, 219, Churcill
Livingstone, New York.

.Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta; 1998

Hutapea NO, Tarigan J., 1992, Infeksi Chlamydia di antara Mitra Seksual: Kumpulan Makalah

Ilmiah Konas VII PERDOSKI, 171, Bukit Tinggi.

Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd. Atlanta, GA 30333, USA

Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance, 2009.

Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services; 2010.

U.S. Department of Health & Human Services - 200 Independence Avenue, S.W. - Washington,

D.C. 2001.

World Bank. World Development report: Investing in Health.Washington, 1993.

Anonim, 2004, Klamidia, http://www.pppl.depkes.go.id, diakses tanggal 20 Oktober 2011)

World Health Organization 2001.This document is not a formal publication of the World
Health Organisation (WHO), and all rights are reserved by the Organisation. The
document may, however, be freely reviewed, abstracted, reproduced or translated, in part
or in whole, but not for sale or for use in conjunction with commercial purposes. The

15
16

views expressed in documents by named authors are solely the responsibility of those
authors. Design by RSdeSigns.com.

Anda mungkin juga menyukai