ILMU BIOMEDIK
“proses infeksi clamidia, siklus hidup dan penyebab kerusakan sel penjamu”
Disusun oleh:
Nur Annisa (204201416083)
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan karena kasih an penyertaan-Nya kami dapat
meneyelesaikan pembuatan makalah kami membahasan tentan “proses infeksi clamidia, siklus
hidup dan penyebab kerusakan sel penjamu”dalam pemuhan tugas mata kuliah ilmu biomedik II.
Kami ingin berterima kasih kepada semua yang telah membantu dan yang telah memberikan
dukungan dalam pembuatan makalah ini. Sangat besar harapan kami agar makalah ini dapat
diterima dengan baik oleh dosen pengampu dan juga para pembaca. Namun kami sadari dalam
penulisan makalah ini banyak kekurangan dari kami maka dari itu kami mohon kritik dan
masukan yang membangun untuk makalah ini agar, kedepannya kami bisa jauh lebih baik
i
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan……………………………….……………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 4
2.1 Etiologi ......................................................................................................................................... 4
2.2 Jenis Penyakit , Penyebaran , dan Penularan ............................................................................. 4
2.3 Gejala ........................................................................................................................................... 6
2.4 Patofisiologi .................................................................................................................................. 7
2.4.1 Agent...................................................................................................................................... 7
2.4.2 Host........................................................................................................................................ 7
2.4.3 Environtment ........................................................................................................................ 7
2.5 Transmisi Penyakit Klamidia ...................................................................................................... 8
2.6 Riwayat Alamiah Penyakit .......................................................................................................... 8
2.7 Penatalaksanaan Penyakit ........................................................................................................... 9
2.8 Pencegahan ................................................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Ordo : Chlamydiales
b. Famili : Chlamydiaceae
c. Genus : Chlamydia
d. Spesies : Chlamydia trachomatis
1
2
Chlamydia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat umum. Infeksi
ini dapat diobati dengan mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah
kesehatan dan kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di
selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat menyebabkan peradangan saluran kencing,
dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, pasien biasanya tidak merasakan
gejala meskipun mungkin merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan
nyeri. Infeksi Chlamyidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan gejala apapun.
Jika mata Anda terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah
satu atau kedua mata Anda (konjunktivitis).
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis
(klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan uretritis non
spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada
wanita klamidia lebih sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim,
dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.
75 persen penderitanya, tidak mendapatkan gejala penyakit ini. Kalaupun muncul gejala,
pada wanita, hanya berupa keputihan. Penyakit menular seksual (PMS) yang satu ini, dapat
menular atau ditularkan pasangan. Masa inkubasi:7 sampai 12 hari.
Dari latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah yaitu:
1.3 Tujuan
2.1 Etiologi
Penyebab penyakit Chlamydia trachomatis, imunotipe D sampai dengan K, ditemukan pada
35 – 50 % dari kasus uretritis non gonokokus di AS.
4
5
b. Prostatitis
Setengah dari pria dengan prostatitis, sebelumnya dimulai dengan gonore atau
uretritis non gonore. InfeksiC. trachomatis pada prostat dan epididimis pada
umumnya merupakan penyebab infertilitas pada pria.
c. Sindroma Reiter
Suatu sindroma yang terdiri dari tiga gejala yaitu: artritis, uretritis dan
konjungtivitis, yang dikaitkan dengan infeksi genital oleh C. trachomatis. Hal
ini disokong dengan ditemukannya “Badan Elementer” dari C. trachomatis
pada sendi penderita dengan menggunakan teknik Direct
Immunofluerescence. Infeksi pada Wanita Sekitar setengah dari wanita
dengan infeksi C. trachomatis di daerah genital ditandai dengan
bertambahnya duh tubuh vagina dan atau nyeri pada waktu buang air kecil,
sedangkan yang lainnya tidak ada keluhan yang jelas. Pada penyelidikan
pada wanita usia reproduktif yang datang ke klinik dengan gejala-gejala
infeksi traktus urinarius 10 % ditemukan carier C. trachomatis.
Faktor resiko infeksiC. trachomatis pada wanita adalah :
a. Usia muda, kurang dari 25 tahun
b. Mitra seksual dengan urethritis
c. Multi mitra seksual
d. Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
e. Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen
f. Memakai kontrasepsi “non barrier” atau tanpa kontrasepsi
d. Servisitis
Chlamydia trachomatis menyerang epitel silindris mukosa serviks. Tidak ada
gejalagejala yang khas membedakan servisitis karena C. trachomatis dan
servisitis karena organisme lain. Pada pemeriksaan dijumpai duh tubuh yang
6
2.3 Gejala
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada penis atau
vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah
menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan
oleh penderitanya.Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu
atau kedua selangkangan. Kulit diatasnya tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak
diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening
7
tersebut.Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik; tetapi
biasanya meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali.
Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan
berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya nanah
bercampur darah. Akibat penyakit yang berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh
getah bening bisa mengalami penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan.
Infeksi rektum bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya
mengakibatkan penyempitan rektum.
2.4 Patofisiologi
2.4.1 Agent
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat
ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang
tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis)
2.4.2 Host
Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya termasuk burung dan arthropoda
yang menjadi tempat terjadi proses alamiah perkembangan penyakit.Host penyakit
klamidia adalah anak usia muda(remaja) yang bisa menyerang laki-laki ataupun pada
perempuan yang kebiasaan hidup atau kehidupan sosialnya selalu berganti-ganti
pasangan yang dapat menyebabkan tertularnya penyakit kelamin tersebut.sehingga
agent bertahan hidup pada host yang rentan tertular penyakit tersebut.
2.4.3 Environtment
Lingkungan social sangat berpengaruh pada terjadinya penyakit klamidia,
perubahan demografik seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi,
pergerakan masyarakat yang meningkat akibat perkerjaan ataupun pariwisata dan
kemajuan sosial ekonomi. Akibat perubahan-perubahan demografik tersebut maka
terjadi pergeseran pada nilai moral dan agama pada masyarakat.selain itu,budaya juga
dapat berpengaruh pada terjadinya penularan penyakit kelamin. Salah satu budaya
bebas yang salah dianut dan salah diartikan adalah budaya seks bebas.
8
Klamidia merupakan salah satu jenis penyakit yang ditimbulkan akibat perilaku seks
bebas sehingga penularannya sangat mudah untuk dilakukan lewat hubungan seksual
Seperti vagina,oral dan anal. Penyakit klamidia tidak memandang gender, penyakit
klamidia ini bisa menyerang pria juga wanita. Penyakit klamidia bisa menyebabkan
gangguan pada saluran air seni, leher rahim, jalur pelepasan dubur, tenggorokan, dan mata.
Penyakit klamidia akan menunjukkan reaksinya sekitar 2-14 hari setelah terinfeksi. Pada
wanita reaksi yang umum terjadi adalah kejang pada perut bagian bawah, perubahan
jadwal haid, juga sakit saau buang air kceil. Penderita bisa mengidap penyakit ini selama
berbulan-bulan bahkan tahunan tanpa pernah tahu mengidap penyakit berbahaya ini.
Penyakit ini bisa menyerang baik laki-laki maupun perempuan semua usia, terutama
dewasa muda
Masa inkubasi adalah dimana periode waktu yang dimulai dari invasi bakteri kedalam
tubuh sampai saat ketika gejala pertama timbul. Masa inkubasi Klamidia adalah 7-12
hari.Masa klinis klamidia sampai muncul gejala adalah 1-3 minggu lebih lama daripada
gonore. Sekitar 25% pria dan sebagian besar wanita tidak mengalami gejala dini karena
infeksi klamidia banyak yang menjadi carrier asimtomatik penyakit klamidia.Carier
asimtomatik artinya dalam banyak kasus infeksi tidak menunjukkan jenis manifestasi,
juga dikenal sebagai penyakit ‘diam’.
9
Misalnya Jika 100 orang yang didiagnosis dengan infeksi, bisa jadi 50 dari mereka
akan memiliki gejala. Dan jika kita mempertimbangkan 100 perempuan yang memiliki
klamidia, maka sekitar 70 atau 80 dari mereka yang paling mungkin untuk melaporkan
gejala apapun. Infeksi mempengaruhi baik pria maupun wanita dari segala usia. Namun,
perempuan muda menyumbang kelompok yang paling mungkin untuk terjangkit penyakit
ini. Bakteri klamidia trachomatis diketahui menjadi penyebab yang memicu infeksi ini.
Infeksi tidak menimbulkan banyak tantangan dalam pengobatan, tetapi untuk itu harus
mendapatkan terdeteksi pada waktu yang tepat
Masa laten penyakit ini timbul 2-14 hari setelah terinfeksi. Jika sudah demikian
penderita bisa mengidap penyakit ini selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun
tanpa mengetahuinya. Periode infeksi biasanya antara 4-28 hari setelah berhubungan
intim dengan penderita,seorang pria akan mengalami panas pada alat kelaminnya saat
berkemih.biasanya akan keluar nanah dari penis,nanahnya bisa agak jernih atau keruh,
tetapi lebih encer daripada gonore.
a. Pada pria, uretritis ditandai oleh sekret yang jumlahnya sedikit, berair (kemudian
mukus) dari uretra. Gejala lain adalah nyeri dan disuria. Pada wanita, ada disuria,
polakisuria dan leukorea ringan. Servisitis adalah hal yang relatif sering ditemui. Hal
ini bermanifestasi sebagai sekret mukopurulen dan edema atau kecenderungan
perdarahan orifisium uteri.
b. Pada wanita, infeksi klamidia yang lama sering mengakibatkan endometritis dan
salpingitis. Pasien mungkin mengalami demam ringan atau nyeri abdomen bawah
yang ringan. Endometritis juga dapat menyebabkan perdarahan uterus yang ireguler.
PID (Pelvic Inflammation Disease) adalah komplikasi lanjut dari infeksi klamidia
yang penting, biasanya memerlukan terapi rawat inap. Perihepatitis adalah
komplikasi yang jarang pada infeksi klamidia.
c. Obat-obat antibiotic :
- Doksisiklin 2 x 100mg selama 1 minggu atau lebih.
- Tetrasiklin 4 x 500 selama 1 minggu atau lebih.
- Eritromisin 4 x 500mg selama 1 minggu atau lebih.
- Azitromisin 1 gram dosis tunggal.
2.8 Pencegahan
Pencegahan penyakit klamidia menurut WHO:
1. Pencegahan
11
a. Penyuluhan kesehatan dan pendidikan seks : sama seperti sifilis (lihat Sifilis, 9A)
dengan penekanan pada penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual
dengan wanita bukan pasangannya.
b. Pemeriksaan pada remaja putri yang aktif secara seksual harus dilakukan secara
rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan terhadap wanita dewasa usia dibawah 25
tahun, terhadap mereka yang mempunyai pasangan baru atau terhadap mereka yang
mempunyai beberapa pasangan seksual dan atau yang tidak konsisten menggunakan
alat kontrasepsi. Tes terbaru untuk infeksi trachomatis dapat digunakan untuk
memeriksa remaja dan pria dewasa muda dengan spesimen urin.
2. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar
a. Laporan pada instansi kesehatan setempat; laporan kasus wajib dilakukan dibanyak
negara bagian di AS, Kelas 2B (lihat Tentang pelaporan penyakit menular).
b. Isolasi : tindakan kewaspadaan universal, bisa diterapkan untuk pasien rumah sakit.
Pemberian terapi antibiotika yang tepat menjamin discharge tidak infektif; penderita
sebaiknya menghindari hubungan seksual hingga kasus indeks, penderita atau
pasangannya telah selesai diberi pengobatan yang lengkap.
c. Disinfeksi serentak :
Pembuangan benda-benda yang terkontaminasi dengan discharge uretra dan vagina,
harus ditangani dengan seksama.
d. Karantina : tidak dilakukan.
e. Imunisasi kontak : tidak dilakukan.
f. Investigasi kontak dan sumber infeksi.
Pengobatan profilaktik diberikan terhadap pasangan seks lain dari penderita, dan
pengobatan yang sama diberikan kepada pasangan tetap. Bayi yang dilahirkan dari ibu
yang terinfeksi dan belum mendapat pengobatan sistemik, foto thorax perlu diambil
pada usia 3 minggu dan diulang lagi sesudah 12 – 18 minggu untuk mengetahui
adanya pneumonia klamidia sub klinis.
3. Cara mengurangi resiko
a. Puasa melakukan hubungan seks
b. Batasi partner seksual
c. Gunakan kondom dengan benar
12
d. Cek kesehatan
3.1 Kesimpulan
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus chlamydia trachomatis
(klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan uretritis non
spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada
wanita klamidia lebih sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim,
dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.
3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan ,dalam menyikapi kasus seperti ini,kita harus
memberikan masukan atau penyuluhan kepada mereka yang telah terinfeksi penyakit
menular tersebut.kita tidak perlu menjauhi mereka.yang seharusnya kita lakukan adalah
memberi dukungan moral dan pendidikan kesehatan serta penyuluhan kepada mereka karena
penyakit klamidia ini masih bisa diobati.
Selain itu,memberikan penyuluhan juga kepada para remaja tentang pentingnya menjaga
organ reproduksi serta dampak dan bahaya nya jika melakukan seks bebas, selain itu,untuk
diri sendiri atau untuk individu,harus berhati-hati lagi dalam menghadapi kemajuan
budaya,modernisasi yang terus berkembang serta teknologi sekarang yang jelas lebih
13
14
mempermudah dalam hal seks bebas.dan sebaiknya hindari untuk berganti ganti pasangan
karena penyakit infeksi menular seksual lebih mudah penularannya melalui hubungan
seksual.
DAFTAR PUSTAKA
www.who.int/entity/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.pdf
whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241562846_ind.pdf
whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545453_ind.pdf
www.who.int/bulletin/archives/79(2)118.pd
Harris JRW, Foster SM., 1991, Genital Chlamydial Infection; Clinical Aspects, Diagnosis,
Treatment and Prevention. In: Sexually Transmitted Diseases and AIDS, 219, Churcill
Livingstone, New York.
Hutapea NO, Tarigan J., 1992, Infeksi Chlamydia di antara Mitra Seksual: Kumpulan Makalah
Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd. Atlanta, GA 30333, USA
Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance, 2009.
U.S. Department of Health & Human Services - 200 Independence Avenue, S.W. - Washington,
D.C. 2001.
World Health Organization 2001.This document is not a formal publication of the World
Health Organisation (WHO), and all rights are reserved by the Organisation. The
document may, however, be freely reviewed, abstracted, reproduced or translated, in part
or in whole, but not for sale or for use in conjunction with commercial purposes. The
15
16
views expressed in documents by named authors are solely the responsibility of those
authors. Design by RSdeSigns.com.