Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INFEKSI MENULAR SEKS


KLAMIDIA

Disusun oleh :
Dewi Anjani
163313010040

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Prima Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
limpahannya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“CHLAMYDIA”.
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saya
sangat mengharapkan saran & kritik yang membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Akhir kata,saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 16 Januari 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, penyakit menular seksual (PMS) makin marak menjangkiti banyak
penduduk di dunia, khususnya Amerika Serikat dan Kanada. Namun, tidak jarangpula
penduduk di Indonesia terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual tersebut.
PMS sangat berbahaya, karena tak sebatas menimbulkan efek pada organ kelamin
semata termasuk penyakit Chlamydia,namun juga dapat menimbulkan masalah lain
pada beberapa alat indera seperti kulit, mata, dan lidah (pada mulut). Hal tersebut
dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dalam bidang kesehatan seksual.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa Pengertian Chlamydia ?
2. Bagaimana tanda dan gejala Chlamydia ?
3. apa faktor penyebab klamidia?
4. Bagaimana Pencegahan dan Penangulangan Chlamydia ?
5. apa saja bahaya klamedia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian Chlamydia ?
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala Chlamydia ?
3. untuk mengetahui faktor penyebab klamidia
4. Untuk mengetahui Pencegahan dan Penangulangan Chlamydia ?
5. untuk mengetahui bahaya klamedia
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Chlamydia adalah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Chlamydia menyebabkan penyakit pada mata
dan alat kelamin manusia. Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kemandulan. Chlamydia mempengaruhi baik pria dan wanita dan
terjadi pada semua kelompok umur, meskipun yang paling umum di kalangan
wanita muda. Chlamydia tidak sulit untuk diobati setelah mengetahui jika
memilikinya. Jika tidak diobati, chlamydia dapat menyebabkan masalah
kesehatan yang lebih serius. Chlamydia (Chlamydia trachomatis) adalah bakteri
yang menyebabkan infeksi yang sangat mirip dengan gonore dalam cara yang
tersebar dan gejala yang dihasilkan. Ini adalah umum dan mempengaruhi sekitar
4 juta perempuan setiap tahunnya. Seperti gonore,bakteri chlamydia ditemukan
pada serviks dan uretra dan dapat hidup di tenggorokan atau rektum. Baik pria
dan wanita terinfeksi seringkali tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Dengan
demikian, orang-orang tidak sadar dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain.
B. Tanda dan Gejala
Biasanya penderita tidak merasakan tanda dan gejala apapun, tetapi ada
beberapa tanda yang lain seperti:
 Wanita
1. Dibawah umur 25 tahun
2. Sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual
3. Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual
4. Keluar cairan yang tidak normal dan berbau
5. Pendarahan diluar masa menstruasi
6. Adanya rasa sakit saat berhubungan seksual
7. Rasa panas dan gatal disekitar vagina
8. Sakit ketika buang air kecil
 Pria
1. Keluar cairan putih atau kuning dari penis
2. Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil
3. Iritasi atau pedih disekitar uretra
4. Radang dan bengkak di testis
C. Faktor Penyebab
1. Memiliki pasangan yang lebih dari 1 dalam berhubungan seksual
2. Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual
3. Kebersihan diri yang buruk
4. Riwayat penyakit
5. Faktor keturunan
D. Pencegahan dan Pengobatan
 Pencegahan
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah abstensia.
Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini sebaiknya menjalani perilaku
seksual yang aman (tidak berganti – ganti pasangan seksual atau menggunakan
kondom).
 Pengobatan
1. Pemberian antibiotic, seperti: amoxicillin, azithromycin, erythromycin,
doxycycline, dan ofloxacin yang memang diketahui paling efektif
dalam menurunkan gejala dari klamidia serta membasmi infeksi
secara ampuh.
2. Tidak melakukan hubungan seksual
Kegiatan seksual dalam bentuk apapun sebaiknya dihindari lebih dulu
oleh para penderita klamidia. Sebelum infeksi benar-benar
dinyatakan hilang dan kondisi dinyatakan sembuh oleh dokter, lebih
baik hindari dulu kegiatan ini. Ini adalah cara terbaik demi tidak
menularkan infeksi lebih pada pasangan Anda.
3. Praktik seks aman
Dalam berbagai jenis hubungan atau kegiatan seksual, ada baiknya
untuk mencoba memraktikkan seks yang aman. Penggunaan kondom
di sini sangatlah penting karena kondom pada dasarnya memiliki
fungsi sebagai penjaga air mani, cairan vagina dan dara dari bakteri
yang berpindah ke orang lain, terutama yang terjadi ketika sedang
melakukan hubungan seksual.
4. Setia pada pasangan
Supaya Anda dapat mengatasi klamidia dan mencegahnya, solusinya
adalah dengan setia pada 1 pasangan saja. Ketika memiliki pasangan
seks lain, alias bergonta-ganti pasangan seks, ini akan meningkatkan
risiko klamidia. Dengan menjadi setia, otomatis ini akan menurunkan
potensi klamidia dengan efektif.
E. Bahaya Klamedia

Klamidia tak boleh diabaikan karena memang penyakit menular seksual ini
dapat berbahaya bagi tubuh. Ingat bahwa klamidia memiliki potensi untuk
menyebar dan kemudian memicu banyak gangguan kesehatan yang berjangka
panjang apabila tak diatasi secara benar.

 Cystitis – Klamidia mampu menjadi penyebab dari komplikasi berupa


cystitis. Cystitis ini dapat dialami oleh penderita klamidia apabila di
bagian kandung kemih mengalami peradangan.
 Infertilitas – Ketidaksuburan bisa menjadi bahaya yang diakibatkan
oleh klamidia, terutama bagi para wanita. Wanita akan menjadi lebih
sulit untuk hamil ketika klamidia tak ditangani dengan tepat.
 Prostatitis – Hal ini sangat memungkinkan untuk terjadi pada
penderita klamidia yang mengalami pembengkakan di kelenjar
prostatnya.
 PID/Pelvic Inflammatory Disease – Inilah yang kita juga kenal
dengan istilah radang panggul. Saat bakteri penyebab klamidia telah
menyebar hingga akhirnya ovarium, saluran tuba, rahim dan serviks
terkena infeksi, otomatis radang panggul pun terjadi.
 Salpingitis – Radang pada tuba fallopi ini mampu menjadi penyebab
sulitnya sel telur yang berasal dari ovarium untuk menuju rahim. Dari
kondisi ini akan meningkatkan juga risiko kehamilan ektopik.
 Bartholinitis – Kelenjar yang khusus menjadi penghasil cairan pelumas
ketika wanita sedang melakukan hubungan intim alias kelenjar bartholin
bisa membengkak karena klamidia. Ketika terjadi penyumbatan di sana
sekaligus infeksi, otomatis kista kelenjar Bartholin pun dapat muncul.
 Cervicitis – Pada wanita, penyakit kelamin seperti radang serviks atau
radang leher rahim juga dapat terjadi dan biasanya ditandai dengan
adanya rasa sakit di bagian bawah perut yang disertai dengan
perdarahan ketika sedang atau sesudah melakukan hubungan intim.
 Uretritis – Radang pada saluran uretra mampu diakibatkan oleh
klamidia dan kondisi ini biasanya dialami oleh para pria. Gejalanya
antara lain adalah perih ketika berkemih, sering buang air kecil dan
cairan kental putih keluar dari ujung penis.
 Reactive arthritis – Radang sendi ini justru lebih besar risikonya
terjadi pada para pria ketimbang wanita. Dan pemberian obat
antiradang adalah solusinya.
 Epididimitis – Radang ini terjadi di sistem reproduksi pria, terutama
area pengalir sperma yang berasal dari testikel. Selain rasa sakit di
bagian alat reproduksi, biasanya akan keluar juga cairan tak normal
maupun nanah dari ujung penis. Kemandulan adalah risiko dari kondisi
ini.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Chlamydia Trachomatis merupakan penyebab infeksi genital non spesifik yang
terbanyak sekarang ini dibandingkan dengan organisma lain, baik di negara maju
maupun negara berkembang. Diperlukan indentifikasi/diagnosis dini dan pengobatan
yang cepat dan tepat dalam usaha memutus mata rantai penularan dalam masyarakat
dan mencegah sequele jangka panjang.

B. Saran
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah: Abstensia (
tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang diketahui menderita
penyakit ini ).Hindari oral seks dengan pasangan yang positif chlamydia karena infeksi
ini dapat ditularkan melalui rongga mulut.Chlamydia tak jarang pula bisa di tularkan lewat
liang dubur jika melakukan sodomi dan disarankan perilaku tersebut tidak
dilakukan.Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini sebaiknya menjalani perilaku
seksual yang aman (tidak berganti – ganti pasangan seksual atau menggunakan
kondom).
DAFTAR PUSTAKA
1.)www.who.int/entity/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.pdf

2.)whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241562846_ind.pdf

3.)whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545453_ind.pdf

4).www.who.int/bulletin/archives/79(2)118.pdf

5.)Harris JRW, Foster SM., 1991, Genital Chlamydial Infection; Clinical Aspects, Diagnosis,
Treatment and Prevention. In: Sexually Transmitted Diseases and AIDS, 219, Churcill
Livingstone, New York.

6).Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta; 1998.

7.)Hutapea NO, Tarigan J., 1992, Infeksi Chlamydia di antara Mitra Seksual: Kumpulan Makalah
Ilmiah Konas VII PERDOSKI, 171, Bukit Tinggi.

8.) Centers for Disease Control and Prevention 1600 Clifton Rd. Atlanta, GA 30333, USA.

9.) Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance, 2009.
Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services; 2010.

Anda mungkin juga menyukai