Klamidia (Chlamydia) adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seks
tanpa menggunakan kondom. Penyakit ini bisa menjangkiti pria dan wanita dalam segala usia.
Namun sebagian besar kasus chlamydia dialami oleh wanita berusia muda yang aktif secara
seksual. Penyakit ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih serius jika tidak segera
ditangani dengan tuntas.
Klamidia sangat umum, menginfeksi sekitar 131 juta orang di dunia setiap tahunnya. Klamidia
dapat mempengaruhi baik perempuan dan laki-laki, umumnya di bawah usia 25. Klamidia tiga
kali lebih umum dari gonora (kencing nanah) and 50 kali sama umumnya dengan sipilis,
keduanya merupakan infeksi seksual menular.
Penyebab klamidia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini ditularkan oleh penderita
melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Penularan chlamydia bisa melalui seks
oral, anal, vaginal, dan saling bersentuhannya alat kelamin. Selain itu, chlamydia juga bisa
menular melalui alat bantu seks yang tidak dilapisi dengan kondom atau tidak dicuci sampai
bersih setelah digunakan.
Berhubungan seksual dengan banyak orang atau berganti-ganti pasangan, dapat meningkatkan
risiko terjangkit chlamydia.
Faktor Risiko
Klamidia disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui kontak seks. Namun, hanya melalui
cairan genital saja infeksi tersebut dapat ditularkan, bukan kontak ciuman, berpelukan, atau
mandi bersama. Klamidia juga tidak ditularkan lewat air di kolam renang, toilet, tempat duduk,
alat makan, maupun bertukaran pakaian. Anda bisa terkena klamidia jika:
Selain itu, klamidia bisa menular melalui rektum perempuan dan laki-laki. Hal tersebut terjadi
karena seks anal. Biasanya tidak ada gejala yang ditunjukkan, tetapi infeksi ini dapat
menyebabkan nyeri di dubur, keluar cairan, dan perdarahan dari dubur.
Penderita terkadang tidak menyadari bahwa ia mengidap klamidia, karena gejalanya tidak selalu
dikenali. Jika ada beberapa gejala muncul, biasanya Anda baru akan mengetahuinya setelah
seminggu sampai tiga minggu dari masa penularan. Berikut gejala yang bisa dilihat:
Adanya sedikit cairan bening atau keruh yang muncul di ujung penis
Rasa sakit ketika buang air kecil
Rasa panas dan gatal di lubang penis
Munculnya rasa sakit dan bengkak di sekitar testis
Cara Mendiagnosis Klamidia
Diagnosis hanya bisa dilakukan melalui berbagai tes yang direkomendasikan oleh dokter. Anda
akan menjalani beberapa tes. Lalu, Anda akan melakukan tes urin atau tes swab, sampel akan
diambil dari urethra pada laki-laki dan serviks pada perempuan. Tes urin ditujukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya bakteri yang menimbulkan infeksi. Tes tersebut diperiksa di
laboratorium dan Anda tinggal menunggu hasilnya.
Pengobatan Klamidia
Klamidia bisa diobati. Ketika Anda menemukan gejala atau merasa berisiko terkena klamidia,
sebaiknya segera periksakan ke dokter. Jika tidak segera diobati, infeksi dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan dalam jangka panjang. Infeksi ini akan menyebar ke tubuh Anda, bisa
menimbulkan penyakit radang panggul, epididymo-orchitis (peradangan pada testis),
ketidaksuburan, kehamilan ektopik, proctitis (peradangan rektum) serta arthritis (kaku sendi).
Ketika Anda mendapatkan pengobatan dari dokter, Anda akan diberikan resep antibiotik seperti
azitromisin (zithromax) atau doxycycline. Antibiotik ini harus diminum sampai habis, meski
Anda merasa sudah membaik. Setelah pengobatan melalui antibiotik, Anda harus melakukan tes
kembali untuk memastikan bahwa infeksi telah benar-benar diobati. Sedangkan perempuan yang
menderita klamidia parah sebaiknya menjalani dirawat inap, sebab ia membutuhkan antibiotik
intravena dan obat nyeri tertentu.
Sebelum Anda atau pasangan dinyatakan sembuh dari klamidia, Anda dan pasangan tidak boleh
berhubungan seks dan melakukan kontak seks dengan siapa pun. Jika Anda berhubungan seks
lebih dari satu pasangan, sebaiknya Anda juga menyarankan pasangan yang melakukan kontak
dengan Anda untuk diobati juga.
Pencegahan Klamidia
Tentu saja selalu ada cara untuk mencegah klamidia. Berikut ini cara untuk membantu
mencegahnya:
Gunakan selalu kondom ketika Anda berhubungan seks baik itu secara vaginal atau anal
Sebaiknya gunakan kondom saat melakukan oral seks
Jaga kebersihan mainan seks, tidak berbagi mainan seks dengan banyak pasangan
Sebaiknya gunakan plastik lunak atau lateks untuk menutupi vagina saat melakukan seks oral
atau ketika melakukan rangsangan dengan menggosokkan vagina
Setia pada pasangan, tidak melakukan seks dengan berganti-ganti pasangan