Anda di halaman 1dari 29

 Macam-macam PMS

 Overview PMS
 Pencegahan & Pengobatan PMS

 Pengobatan Hepatitis B, HIV-AIDS, Herpes Genitalis dan Sifilis Hingga Negatif

 
 
PASANG IKLAN
(type float)
KeATAS⇑

You are here : Home » Macam-macam PMS » Penyakit Menular Seksual Chlamydia

Penyakit Menular Seksual Chlamydia


Diposting pada tgl Tuesday, March 27th, 2012 by jessika wibowo

Penyakit Menular Seksual Chlamydia


kebanyakan sekitar 70 sampai 80% penderitanya dari kaum hawa. Sedangkan laki-laki
lebih sedikit dari perempuan menderita Penyakit Menular Seksual Chlamydia ini.

Anda mungkin tidak tahu, saat ini Anda mengidap Penyakit Menular Seksual Chlamydia atau
tidak. Itu sebabnya, Penyakit Menular Seksual Chlamydia merupakan penyakit seksual
nomor satu di dunia. Meski pengobatannya sederhana dan relatih mudah, tetapi infeksi yang
sulit dideteksi ini, bila dibiarkan bisa mengancam kesehatan tubuh.

Berdasarkan data tiga dari empat perempuan yang terinfeksi Penyakit Menular
Seksual Chlamydia, dan satu diantara dua laki-laki yang terinfeksi penyakit ini, tidak
merasakan gejala atau tanda-tanda awal, tetapi tidak berarti penyakit ini lenyap begitu
saja.

Dua diantara lima perempuan yang terinfeksi mengalami radang pelvis atau PID (Pelvic
Inflammatory Disease). Kalau Anda mendapatkan PID, itu artinya: kemungkinan
Anda menderita ketidaksuburan/kemandulan sekitar 20 persen, radang pelvis
(panggul) kronis (18 persen), mengancam kesehatan janin (9 persen). Bila Anda tengah
hamil, Anda bisa menularkan Penyakit Menular Seksual Chlamydia ini pada bayi yang baru
lahir, dengan kemungkinan bayi Anda meninggal, buta matanya atau lahir dengan infeksi
mata, telinga dan dada.

“Radang pelvis akibat infeksi chlamydia ini sungguh serius,” kata Kymberly A. Workowski,
MD, FCAP, pimpinan the CDC’s Division of STD (Sexually Trasmitted Diseases)
Prevention dan profesor bidang pengobatan di Emory University, Atlanta. “Persoalan yang
harus segera ditangani adalah melindungi perempuan dan mendeteksi Penyakit Menular
Seksual Chlamydia sesegera mungkin sebelum berkembang menjadi komplikasi serius.”

Mudah dikatakan, tapi pada kenyataannya sulit sekali mendeteksi keberadaan chlamydia
yang telah menginfeksi sekitar empat juta orang setiap tahun ini. “Masalahnya: Orang-orang
yang terinfeksi Penyakit Menular Seksual Chlamydia ini tidak mengetahuinya,” kata
Workowski dengan nada frustasi. “Pengobatan yang ada sebenarnya sangat efektif, dan
mudah. Tetapi, masalahnya menemukan orang-orang yang berisiko terinfeksi dan
meyakinkan mereka bahwa hidupnya –juga pasangannya- berada dalam bahaya, sangatlah
sulit.”

Gejala Penyakit Menular Seksual Chlamydia

Sebagian besar perempuan dan sekitar 50 persen laki-laki sama sekali tidak mengalami
gejala, tetapi kadang-kadang gejala berikut dapat timbul dalam 4 minggu setelah
infeksi awal:

 Keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan dari penis, umumnya di pagi hari.
 Perasaan nyeri, panas atau terbakar saat kencing
 Buah pelir membengkak
 Tertutupnya ujung penis dengan nanah yang mengering
 Meningkatnya frekuensi kencing

Anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan yang aktif secara seksual, berusia sekitar
25 tahun atau lebih muda, dan semua orang yang sering berganti-ganti pasangan adalah yang
kelompok berisiko tinggi. Sebaiknya, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin
agar terhindari dari Penyakit Menular Seksual Chlamydia.

Penyebab Penyakit Menular Seksual Chlamydia

Penyakit Menular Seksual Chlamydia disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis,


yang menginfeksi penis, vagina, anus, leher rahim, saluran kencing dan mata. Ini
adalah penyakit seksual menular, yang dilakukan lewat hubungan seks baik melalui
vagina atau anal. Penggunaan kondom, cukup baik untuk mencegah Penyakit Menular
Seksual Chlamydia ini, tapi tidak sepenuhnya. Akan tetapi jauh lebih baik bila Anda
menggunakannya daripada tidak melakukan pencegahan apapun. Kondom sejauh ini efektif
mencegah penularan virus HIV, sayangnya tidak selalu berhasil menghentikan
penyebaran bakteri chlamydia trachomatis.

Tidak seperti bakteri lain, chlamydia tidak dapat berkembang biak kecuali ia berada dalam
sel-sel tubuh manusia, terutama di saluran kencing dan sistem genital laki-laki maupun
perempuan. Sel-sel ini, dikenal dengan columnar epithelial cells. Keberadaannya sangat
banyak terutama di saluran kencing dan leher rahim. Inilah daerah dimana penyakit ini
suka bersarang.

Pada awal infeksi, perempuan mungkin tidak merasakan gejala Penyakit Menular Seksual
Chlamydia apapun, tapi sepuluh hari sesudahnya, mereka mungkin mengalami pendarahan,
merasakan nyeri pada saat kencing atau ketika melakukan hubungan intim, pendarahan
vagina setelah hubungan seks, demam, dorongan untuk kencing terus menerus, infeksi leher
rahim, dan keluarnya cairan abnormal dari vagina, bahkan mengeluarkan cairan berwarna
kekuning-kuningan dari leher rahim yang berbau busuk.

Sama seperti perempuan, awalnya laki-laki juga tidak merasakan gejala Penyakit Menular
Seksual Chlamydia, tetapi sekitar 30 hari setelah infeksi awal, bintik kemerahan, luka atau
lepuh dapat muncul di skrotum, jari atau lidah. Saluran kencing mungkin meradang atau
penis membengkak sehingga kulit penutup kepala zakar (kulup) tidak dapat ditutupkan
kembali.

Jika dibiarkan tidak diobati, Penyakit Menular Seksual Chlamydia ini menyebabkan
pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha. Gejala selama stadium sekunder ini
adalah nyeri di lipat paha, demam, nyeri kepala, dan malaise (kelesuan). Selama stadium
ketiga , lipat paha dan tungkai mungkin membengkak karena penyumbatan pembuluh getah

bening.

Penyakit menular seksual chlamydia ini dapat menyebabkan kerusakan permanen bahkan
bisa mempengaruhi kerja paru-paru, hati atau jantung, sehingga pengobatan dengan
antibiotika harus dimulai segera untuk mencegah kerusakan permanen.

Penyakit Menular Seksual Chlamydia


Cara Pencegahan Chlamydia

Chlamydia termasuk satu di antara penyakit menular seksual yang sangat mudah ditularkan
melalui seks bebas. Penyakit yang disebabkan oleh kuman ini bisa menjangkiti pria dan ...

Jenis Penyakit Menular Seksual

Jenis penyakit menular seksual pada kehidupan modern sekarang ini, semakin banyak
didapati dan semakin mengkhawatirkan.  Sampai saat ini, setidaknya ada 25 jenis penyakit
menular seksual ...

Penyakit Menular Seksual Gonorrhea merupakan penyakit menular seksual yang bisa
ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual Gonorrhea
ini sering terlihat pada ...
Penyakit Menular Seksual Sifilis (Raja Singa)

Penyakit Menular Seksual Sifilis juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-
gejala awalnya mirip dengan gejala-gejala sejumlah penyakit lain. Penyakit Menular Seksual
Sifilis sering dimulai ...

Gejala Gonorrhea

Gejala Gonorrhea salah satunya adalah sering buang air kecil. Jika hanya sering buang air
saja itu tidak masalah yang menjadi masalah jika keluar nanah dari ...

Waspadai Gejala HPV


Diposting pada tgl Monday, August 6th, 2012 by jessika wibowo
Kebanyakan penderita penyakit HPV adalah mereka
yang terbiasa melakukan seks bebas dan bergonta-ganti pasangan. Karena itu gejala HPV
bisa timbul pada orang yang terbiasa seperti itu. Kondom pun tidak menjamin aman dari
penularan penyakit ini. Hanya dengan setia kepada pasangan pencegahan penyakit ini bisa
efektif.

Penyakit menular seksual selain Gonorea, Sifilis, dan AIDS, adalah penyakit yang dapat
timbulnya kutil pada alat kelamin yang disebabkan oleh Human Pappilloma Virus (HPV).
Penyakit HPV ini merupakan penyakit menular seksual yang paling sering terdapat pada
polupasi dari mulai remaja sampai orang. Dan walaupun gejala HPV biasanya dianggap tidak
lebih dari gangguan kecil, namun tetep saja bahwa infeksi-infeksinya harus segera ditangani
dengan serius, jika tidak bisa bertambah parah.

Beberapa peneliti di Amerika memperkirakan bahwa meluasnya penyakit human pappilloma


virus  tersebut telah menyebar dan bertambah banyak menjadi dua kali lipat dalam dua
dekade terakhir. Kurang lebih 3 juta kasus baru gejala HPV pertahunnya yang terdiagnosis di
Amerika Serikat. Sasaran utama penyakit ini adalah remaja yang aktif secara seksual yang
masih berusia belasan dan dua puluh tahunan. Bahaya utama dari tersebarnya penyakit HPV
ini adalah adanya beberapa jenis HPV yang memegang peran penting dalam perkembangan
penyakit kanker tertentu, terutama kanker serviks.

Penyakit kutil kelamin kadang disebut juga kutil Venereal merupakan penyakit kutil kelamin
yang ditularkan lewat hubungan seksual yang lebih dikenal oleh para dokter sebagai
Condylomata Acuminata (tonjolan yang runcing). Namun sebenarnya, semua nama ini
merupakan istilah yang kurang tepat, karena sering terjadi penyait ini tidak ada kutil (atau
bukti yang kasat mata lainnya) yang menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi. Dalam suatu
penelitian ditemukan bahwa hampir separuh dari wanita yang terinfeksi penyakit HPV tidak
mengalami gejala HPV yang kasat mata sama sekali.

Sedangkan para peneliti lainnya mengatakan bahwa tidak ada bukti yang dapat dilihat (paling
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang) hanya sedikit dari kasus gejala HPV yang ada.
Adapun pada sebagian besar kasus, bukti adanya infeksi HPV dapat dilihat melalui
mikroskop bahwa gejala HPV berupa kutil tersebut terletak di tempat yang tersembunyi
seperti di dalam vagina bagian atas, di dalam rektum atau di serviks.

Pada sebagian pria yang terinfeksi penyakit HPV terkadang tidak dapat menemukan adanya
kutil pada alat kelamin mereka. Kutil-kutil tersebut mungkin muncul di atas atau di sekitar
kepala penis atau (pada laki-laki yang tidak disunat) di bawah kulit luar. Kutil tersebut juga
terkadang muncul di atas batang penis, di atas skrotum, di dalam uretra (yang sering
membuat keluarnya air kencing menjadi terasa menyakitkan) atau di sekitar anus. Pada
wanita, kutil sebagai gejala HPV ini biasanya muncul di atas bibir vagina, di dalam vagina, di
sekitar anus atau di atas serviks. Kadangkala kutil-kutil itu bahkan mungkin muncul di dalam
mulut seseorang yang telah melakukan seks oral dengan pasangannya yang

terinfeksi.

Kutil yang terdapat pada alat kelamin bisa sangat bervariasi bentuknya. Terkadang berbentuk
tidak menonjol sama sekali, melainkan tampak seperti benjolan-benjolan kecil atau bercak-
bercak yang keras dan datar. Atau terkadang bentuk kutilnya sangat menonjol, padat berisi,
berwarna merah jambu atau keputih-putihan dan berkembang dengan sangat cepat. Jika
dibiarkan kutil-kutil itu mengembang seperti kembang kol atau terdapat begitu banyak kutil
yang saling berdekatan sehingga mirip sebuah karpet atau mosaik yang terbuat dari kutil.

Pengobatan penyakit HPV adalah dengan menggunakan pengobatan medis dan bisa juga
dengan menggunaakn pengobatan tradisional. Pengobatan penyakit HPV dengan
menggunakan metode pengobatan medis dilakukan dengan menghilangkan, membekukan,
membakar, atau menguapkan kutil dengan menggunakan laser. Namun sayangnya, meskipun
jaringan kutil di sekelilingnya telah dihilangkan, seringkali pada kurang lebih 20% dari kasus
gejala HPV yang ada, kutil tersebut kembali lagi karena virus HPV telah melakukan penetrasi
sehingga terlihat seperti kulit yang normal dan sehat. Itulah salah satu sifat khas virus HPV,
yaitu bisa dengan mudah datang dan pergi.

Adapun pengobatan penyakit HPV dengan metode pengobatan secara tradisional adalah
dengan menghilangkan atau membunuh virus dari dalam tubuh, dengan begitu virus tidak
kembali lagi. Salah satu contoh pengobatan secara tradisional adalah seperti yang dilakukan
oleh Pengobatan Tradisional Djamilah Najmuddin. Pengobatan ini dapat menyembuhkan
penyakit HPV dengan membunuh virusnya dari dalam tubuh. Hal ini dibuktikan dengan
bantuan Hasil Laboratorium yang memperlihatkan bahwa para pasien HPV sudah sembuh
dari penyakitnya. Jadi tidak ada salahnya jika Anda mencoba pengobatan secara tradisional
jika itu memang dapat dibuktikan.

Sumber : spesialis.info

Posts related to Waspadai Gejala HPV


Penyebab Kutil Kelamin

Penyebab Kutil Kelamin adalah virus yang biasa disebut Human Papiloma Virus atau
disingkat menjadi HPV. Virus ini menghinfeksi lapisan permukaan kulit sehingga kutil bisa
berada ...

Penyakit Kutil Kelamin


Penyakit Kutil Kelamin juga dikenal sebagai Genital warts atau Condiloma acuminata, adalah
salah satu jenis penyakit menular seksual yang paling umum. Seperti namanya, genital
warts ...

Penyakit Menular Seksual Human Papilloma Virus (HPV)

Penyakit Menular Seksual Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyakit menular yang
ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Karena itu salah satu pencegahannya
adalah dengan ...

Seputar Vaksin HPV

Vaksin HPV dilakukan untuk mencegah datangnya penyakit menular seksual HPV. HPV
singkatan dari Human Papilloma Virus atau biasa disebut penyakit kutil kelamin. Penyakit
menular seksual ...

Penyebab Penyakit Menular Seksual

Penyebab penyakit menular seksual pada umumnya adalah virus dan bakteri. Beberapa
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus antara lain adalah HIV, Genital Herpes,
Hepatitis ...

 
 Gejala Gonorrhea
Diposting pada tgl Monday, April 9th, 2012 by jessika wibowo

Gejala Gonorrhea salah satunya adalah


sering buang air kecil. Jika hanya sering buang air saja itu tidak masalah yang menjadi
masalah jika keluar nanah dari alat kelamin. Ini menjadi salah satu gejala gonorrhea yang
paling jelas.

Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri, bakteri ini
mempengaruhi selaput lendir yang terdapat pada alat kelamin dan saluran kemih. Saluran-
saluran ini menjadi meradang tanpa perkembangan gejala lainnya. Hal ini ditandai dengan
keluarnya cairan bernanah yang sangat menyakitkan saat kencing sehingga membuat sulit
buang air kecil.

Pada kebanyakan wanita, gejala gonorrhea sering tidak terasa dan tidak terlihat. Penyakit
gonorrhea sangat menular, hal ini disebabkan oleh organisme Neisseria gonorrhoeae. Pada
pria, penyakit ini diawali dengan infeksi pada bagian tubuh yang membawa air seni dan
sperma, sedangkan pada perempuan seringkali menginfeksi leher rahim. Jika hal ini
dibiarkan, gejala gonorrhea akan lebih parah dan bisa mendapatkan kondisi medis yang lebih
serius.

Gonorrhea biasanya menyerang orang dari segala usia, ras, dan tingkat sosial ekonomi.
Mayoritas kasus yang dilaporkan dari gonorrhea berasal dari klinik kesehatan. Tapi seperti
penyakit lainnya, beberapa individu lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingkan yang
lain. Beberapa remaja dan  orang dewasa adalah kelompok dengan risiko tertinggi terkena
penyakit ini. Karena mereka adalah salah satu individu yang memiliki banyak pasangan seks
dan mereka tidak menggunakan kondom selama hubungan seksual.

Baik laki-laki maupun perempuan bisa tertular penyakit ini melalui metode yang berbeda dari
perilaku hubungan seksual yang kurang sehat. Jenis penyakit ini mudah menular, dan
perempuan memiliki kesempatan tinggi terjangkit penyakit ini dibanding dengan laki-laki.
Penyakit ini juga dapat ditularkan dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayinya selama
kehamilan.

Penyebab dan Gejala Gonorrhea

Seperti yang dijelaskan pada tulisan di atas, penyakit ini dapat menular dengan mudah.
Penularan penyakit ini bisa melalui:

 Adanya kontak cairan dengan orang yang terinfeksi


 Berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi

Mereka yang terinfeksi menunjukkan gejala gonorrhea sebagai berikut:

 Sering buang air kecil dan terasa sakit


 Nyeri dan bengkak urethra
 Bentuk penis dan vagina berubah seperti bengkak
 Mual
 Muntah
 Demam
 Kedinginan
 Rasa sakit ketika berhubungan seksual
 Sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan karena infeksi ditenggorokan
 Gatal pada bagian selangkangan dan dubur.
 Untuk perempuan, gejala gonorrhea biasa disertai dengan sakit perut dan pendarahan
banyak pada saat menstruasi.

Diagnosa dan Pengobatan Gonorrhea

Diagnosis awal gonorrhea akan didasarkan pada gejala-gejala, riwayat seksual, dan beberapa
faktor risiko dan perilaku. Tes laboratorium juga akan diperlukan untuk melengkapi
diagnosis.

Antibiotik adalah obat utama yang digunakan untuk mengobati gonorrhea karena penyakit ini
disebabkan oleh bakteri.
Ciri-ciri Penyakit HIV
Diposting pada tgl Monday, February 20th, 2012 by jessika wibowo

Ada banyak ciri-ciri penyakit HIV yang bisa


mengidentifikasi bahwa seseorang itu mengidap penyakit ini. Ciri-ciri penyakit HIV ini bisa
terdapat pada Anda ataupun siapa  saja tanpa memandang status dan jenis kelamin.

Karena itu waspadalah, virus HIV bisa mengintai Anda dengan pola hidup yang tidak terjaga,
seperti bergonta-ganti pasangan. Pada tahap awal infeksi HIV, gejala yang paling umum
sering tidak terlihat. Satu dari lima orang di Amerika Serikat dengan HIV tidak tahu mereka
memiliki virus mematikan tersebut.

Berikut ini ciri-ciri penyakit HIV:

1. Salah satu tanda pertama simptom atau ciri-ciri penyakit HIV atau acute retroviral syndrom
(ARS) dapat menjadi demam ringan. Demam yang sering disertai gejala lainnya, seperti
kelelahan, kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan berarti virus bergerak ke dalam aliran
darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Yang terjadi, ada reaksi inflamasi oleh
sistem kekebalan tubuh.

2. Kelelahan. Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh menyebabkan
Anda merasa lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan kemudian HIV.

3. Pegal otot, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening. ARS sering dikira flu,
mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Tidak
mengherankan, banyak gejala yang sama, termasuk nyeri pada persendian dan otot-otot dan
kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh
Anda yang akan meradang bila ada infeksi.

4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala. Seperti gejala lain, sakit tenggorokan dan sakit kepala
sering diakui sebagai ARS dalam gejala awal. Jika Anda telah mengalami gejala itu, akhir-
akhir ini, maka lebih baik melakukan tes HIV.
5. Ruam di kulit. Beberapa ruam bahkan berbentuk seperti bisul, dengan beberapa daerah
tanda merah gatal pada lengan penderita. Jika ruam tidak mudah diobati, Anda harus berpikir
tentang melakukan tes HIV.

6. Mual, muntah, diare. Jika ARS telah menyebar sekitar 30 persen sampai 60 persen di tubuh
Anda, maka mual, muntah, atau diare akan menemani hari-harinya. Diare yang tak henti-
hentinya mungkin menjadi indikasi,” kata dokter Michael Horberg, MD, Direktur HIV/AIDS
di Lembaga Penelitian Kaiser Permanente di Oakland, California, Amerika Serikat.

Atau itu adalah gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.

7. Penurunan berat badan. Hal ini merupakan ciri-ciri penyakit HIV yang lebih maju,
menyebabkan sebagian diare berat. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Amerika Serikat mengumumkan, seseorang dianggap memiliki sindrom ini jika mereka
kehilangan 10 persen atau lebih dari berat badan mereka. Dia juga akan mengalami diare atau
demam selama lebih dari 30 hari.

8. Batuk kering. Jika batuk kering berlangsung cukup lama dan terus semakin parah.
Kemudian, obat batuk seperti benadryl, antibiotik, dan inhaler tidak memperbaiki masalah,
itu merupakan gejala ARS dalam diri Anda.

9. Pneumonia. Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang
disebabkan kuman yang akan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Ada banyak infeksi
oportunistik yang berbeda dan masing-masing dapat muncul dengan cara berbeda.

Contohnya, infeksi oportunistik lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang


mempengaruhi otak, sebuah jenis virus herpes yang disebut cytomegalovirus, dan infeksi
jamur seperti sariawan.

10. Berkeringat di malam hari. Sekitar setengah penderita HIV akan berkeringat di malam
hari selama tahap awal infeksi HIV. Hal ini merupakan ciri-ciri penyakit HIV.

11. Perubahan warna kuku. Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti
penebalan dan melengkung atau perubahan warna, hitam atau coklat, pada kuku. Seringkali
hal ini disebabkan infeksi jamur, seperti kandida. Hal itu karena asien dengan sistem
kekebalan yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur.

12. Infeksi mulut akibat jamur yang umum pada tahap selanjutnya adalah thrush. Infeksi
mulut ini disebabkan Candida. Ini adalah jamur yang sangat umum dan salah satu yang
menyebabkan infeksi jamur pada wanita. Mereka cenderung muncul di mulut atau
kerongkongan, sehingga sulit untuk menelan.

13. Sulit berkonsentrasi. Masalah kognitif bisa menjadi tanda demensia terkait HIV, yang
biasanya terjadi terlambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan kesulitan
berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan masalah memori dan
masalah perilaku seperti mudah marah atau tersinggung.
Ini bahkan mungkin termasuk perubahan motorik, menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi,
dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus seperti menulis

dengan tangan.

14. Herpes. Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin dapat menjadi tanda dari ARS dan
stadium kedua infeksi HIV. Hal ini karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang
memudahkan HIV masuk ke dalam tubuh selama berhubungan intim.

15. Virus HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini
disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol.
Ini adalah ketika saraf sebenarnya rusak. Gejala ini dapat diobati dengan obat-obatan
penghilang rasa sakit dan antiseizure seperti gabapentin (gabapentin).

16. Bagi wanita, menstruasi tidak teratur. Penyakit HIV lanjut tampaknya meningkatkan
risiko bagi wanita mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit
dan lebih ringan. Perubahan ini bagaimanapun mungkin lebih berkaitan dengan penurunan
berat badan dan kesehatan yang buruk bagi wanita dengan tahap akhir infeksi

Jenis-Jenis Penyakit Kelamin


Sunday, October 2nd, 2011 jessika wibowo 5

Jenis-jenis Penyakit Kelamin yang cukup terkenal adalah sifilis, gonorrhrea atau kencing
nanah, kutil kelamin, herpes, kutu bulu kelamin, dan HIV AIDS. Jenis-jenis penyakit kelamin
tersebut sering juga disebut penyakit akibat hubungan kelamin yang terjadi baik secara anal,
oral, maupun yang normal saja. Jenis-jenis penyakit kelamin itu mempunyai masa inkubasi
yang berbeda. Tingkat penderitaan yang dialami oleh tiap orang yang telah terjangkit salah
satu jenis penyakit kelamin tersebut, bisa saja berbeda-beda. Mungkin saja pada masa
inkubasi hari pertama, rasa sakit, seperti perih dan panas langsung terasa. Tapi bisa jadi rasa
sakit akan terasa setelah hari ke-2 maupun hari-hari selanjutnya.

Masa Inkubasi Jenis-jenis Penyakit Kelamin


Gonorrhea atau kencing nanah yang dialami oleh seorang pria memiliki masa inkubasi 2-10
hari. Sedangkan gangguan umum pada saluran kemih dengan gejala sedikit kebas di pangkal
penis, masa inkubasinya lebih lama lagi, yaitu 1-5 minggu. Jenis-jenis penyakit kelamin
tersebut akan cukup mengganggu aktivitas penderitanya. Keinginan buang air kecil sering
kali harus ditahan karena tak sanggup membayangkan sakit dan perihnya ketika akan
mengeluarkan urin. Tidak jarang seseorang yang terkena salah satu dari jenis-jenis penyakit
kelamin di atas, menyiapkan sapu tangan untuk digigit agar teriakannya tidak terdengar oleh
orang lain.

Jenis-jenis penyakit kelamin lainnya, seperti, sifilis, mempunyai masa inkubasi 9-90 hari.
Pada masa awal tertular jenis penyakit kelamin ini, biasanya penderita tidak mempunyai
keluhan yang berarti. Paling-paling hanya timbul lepuh yang tidak sakit di penis ataupun di
sekitar anus. Namun demikian tetap saja bentuk lepuhan itu akan mengganggu pikiran
penderitanya. Gangguan pikiran inilah yang akan memperparah gejal penyakit kelamin jenis
sifilis ini. Bila tidak diambil tindakan yang tepat, pada masa-masa selanjutnya, sifilis ini
dapat membuat organ tubuh rusak. Bila sudah merusak organ, itu artinya sifilis sudah
menghuni tubuh penderita selama puluhan tahun.

Jenis Penyakit Kelamin Herpes dan Kutu Bulu


Untuk jenis-jenis penyakit kelamin seperti herpes, masa inkubasinya sekitar 7 hari atau
kurang dari 7 hari. Bentuk bintil-bintil kecil merah yang menjadi ciri herpes akan muncul di
sekitar penis. Kalaupun penularannya akibat oral seks, biasanya bintil-bintil merah tersebut
akan terdapat di sekitar mulut. Jangan bayangkan malunya kalau terkena herpes di sekitar
mulut. Pandangan orang-orang di sekitar pastilah mengarah kepada aktivitas seks yang
dilakukan akhir-akhir ini.

Sedangkan kutu bulu kelamin, suatu hewan yang berukuran 1-2 mm, akan lebih aktif di
malam hari. Rasa gatal yang ditimbulkannya tergantung dengan tingkat sensitivitas
penderitanya. Ada yang merasa sangat gatal, tapi ada juga yang tidak merasakan gatal sama
sekali. Untuk penanganan salah satu jenis-jenis penyakit kelamin satu ini, sebaiknya, bulu-
bulu di sekitar kelamin di potong atau dibersihkan terlebih dahulu agar pengobatan dengan
krim atau obat lainnya lebih efektif.

Masa inkubasi HIV AIDS tergantung dengan tingkat imunitas penderitanya. Tidak jarang
terlihat orang-orang dengan HIV AIDS terlihat hidup normal dan tidak sakit-sakitan selama
dia menjaga pola makan dan gaya hidup sehatnya. HIV AIDS ini dianggap yang paling
berbahaya dibandingkan dengan jenis-jenis penyakit kelamin lainnya. Oleh karena itu, syok
yang dialami penderita ketika diberitahu kalau dia terjangkit HIV AIDS, sangatlah
memilukan. Mereka harus dibimbing agar tidak menyakiti dirinya sendiri.

Beberapa Cara Penularan Penyakit HIV


Monday, October 8th, 2012 jessika wibowo 5

Banyak orang yang belum mengetahui tentang cara penularan HIV, sehingga banyak sekali
mitos mengetahui penularan HIV. Sayangnya mitos tersebut sudah menyebar di masyarakat,
sehingga seolah-olah mitos tersebut benar adanya.

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome. AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh
kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah,
dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi,
beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.

Virus HIV terdapat dalam sebagian cairan tubuh, diantaranya adalah:

 Darah
 Air mani
 Cairan vagina
 Air susu ibu (ASI)

Penularan HIV biasanya melalui berhubungan badan yang membiarkan darah, air mani, atau
cairan vagina dari orang penderita HIV masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi
(yaitu senggama yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga melalui
mulut, walau kemungkinannya sangat kecil). Cara penularan HIV lainnya ialah dengan
memakai jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan yang mengandung darah yang
terinfeksi HIV, menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV. Dan yang perlu diperhatikan
adalah penularan dari ibu penderita HIV kepada bayi dalam kandungan, waktu melahirkan,
dan jika menyusui sendiri.

Salah satu cara pencegahan penularan HIV adalah dengan membiasakan mempunyai sikat
gigi dan pisau cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan
ada risiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis), bukan
hanya HIV. Yang paling penting adalah membiasakan hidup sehat dengan tidak
menggunakan obat-obatan, setia pada pasangan, menggunakan kondom ketika berhubungan
seksual serta menjauhi hal-hal yang dapat menularkan virus HIV.

Banyak mitos yang mengatakan bahwa bersalaman dapat menularkan virus HIV, padahal hal
tersebut salah. Selain itu ada juga hal-hal yang tidak menularkan HIV misalkan berciuman,
berpelukan, batuk, bersin, menggunakan peralatan rumah tangga secara bersama-sama seperti
menggunakan alat makan, telepon, kamar mandi, kamar tidur dan lain-lain. Gigitan
nyamukpun tidak menjadi jalan penularan HIV. Bahkan fasilitas umum juga tidak menjadi
jalan penularan HIV misalkan kolam renang, WC umum, sauna, dan lain-lain.

HIV tidak dapat menular melalui udara, karena virus HIV bisa cepat mati jika berada di luar
tubuh. Virus HIV pun dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan
dengan cairan pemutih atau dengan sabun mandi dan air. Virus HIV tidak dapat diserap oleh
kulit, jika pada kulit tersebut tidak terdapat luka. Namun, jika terdapat luka, besar
kemungkinan virus HIV bisa masuk ke dalam tubuh.

Sumber Artikel: http://www.penyakitkelamin.net/beberapa-cara-penularan-penyakit-hiv/

Beberapa Gejala Keputihan


Thursday, October 11th, 2012 jessika wibowo 5

Salah satu gejala keputihan adalah timbulnya cairan yang berbau tidak sedap. Cairan ini
biasanya berwarna putih dan kental. Jika tidak terlalu banyak, sebenarnya keputihan tidak
membahayakan, namun jika sudah berlebih, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter
ahli. Karena bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh penyakit.

Keputihan atau dalam bahasa kedokteran disebut leukore atau flour albus, adalah cairan yang
keluar dari vagina/liang kemaluan secara berlebihan. Dalam keadaan normal, cairan ini tidak
sampai keluar, namun belum tentu cairan yang keluar tersebut merupakan suatu penyakit.
Sebenarnya keputihan dapat dibedakan atas gejala keputihan yang timbul. Gejala tersebut
bisa diamati dari sifat-sifat cairan yang keluar saat keputihan berlangsung. Sumber cairan
sendiri bisa berasal dari vagina, cairan leher rahim, cairan uterus, dan cairan yang berasal dari
tuba falopii.

Gejala keputihan yang tidak baik biasa dibarengi dengan timbulnya rasa gatal. Namun
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh
wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan
tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau
alat kelamin luar. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh
hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh
plasenta atau uri. Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa
pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Kimia yang bersifat bahaya bagi
kesehatan.

Sebenarnya tidak semua cairan yang keluar dari dalam vagina merupakan keputihan yang
normal, banyak juga yang tidak normal bahkan memerlukan pemeriksaan dokter. Untuk
mengetahuinya kita harus membedakan cairan yang satu dengan cairan yang lainnya. Bila
cairan yang keluar jernih, berlendir banyak namun tidak berbau maka hal ini merupakan
sesuatu yang normal terjadi saat seorang wanita menjelang menstruasi, kelebihan hormon
estrogen dan stress. Gejala keputihan seperti ini juga sering dijumpai pada wanita hamil. Jika
cairan yang keluar seperti susu kental, lengket, sangat banyak dengan bau yang tidak begitu
mencolok maka kemungkinan telah terjadi radang pada serviks/leher rahim (servisitis) dan
vagina (vaginitis).

Cairan yang keluar berwarna coklat, encer seperti air, sangat banyak dan lembab, maka
kemungkinan wanita tersebut menderita vaginitis, servisitis, gangguan pembuluh darah pada
serviks, endometriosis dan saat pengobatan kanker dengan radiasi. Warna coklat timbul
akibat perdarahan yang terjadi akibat kelainan tersebut.

Bila gejala keputihan berupa cairan berwarna abu-abu dengan garis darah, encer seperti air,
sangat banyak dan berbau busuk yang keluar dari vagina, maka kemungkinan wanita tersebut
menderita ulkus vagina, vaginitis. Kemungkinan lain yang sangat perlu diwaspadai adalah
kanker baik ganas maupun jinak. Jika cairan yang keluar berwarna merah muda, cair, sangat
banyak tetapi tidak berbau maka kemungkinan telah terjadi infeksi bakteri non spesifik.
Gejala ini juga timbul saat seorang wanita kelebihan hormon estrogen.
Bila cairan yang keluar putih, encer berbintik bintik banyak, berbau apek disertai dengan
nyeri saat buang air kecil serta gatal di sekitar kemaluan maka kemungkinan wanita tersebut
menderita infeksi yang disebabkan oleh jamur. Candida albicans adalah jamur yang paling
sering hinggap di kemaluan seorang wanita.

Bila cairan yang keluar kuning kehijauan, berbusa, merah, sangat banyak, gatal, berbau busuk
dan ditemukan nyeri tekan pada sekitar kemaluan serta kemerahan pada vagina, maka
kemungkinan telah terjadi infeksi yang disebabkan oleh kuman protozoa Trichomonas
vaginalis.

Terakhir, bila cairan yang keluar berwarna kuning, kental, sangat banyak, terasa panas dan
gatal pada kemaluan, nyeri tekan pada daerah sekitar kemaluan, nyeri saat buang air kecil,
maka kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoe atau lebih beken disebut
GO.

Sumber Artikel: http://www.penyakitkelamin.net/beberapa-gejala-keputihan/

Beberapa Gejala Keputihan


Thursday, October 11th, 2012 jessika wibowo 5

Salah satu gejala keputihan adalah timbulnya cairan yang berbau tidak sedap. Cairan ini
biasanya berwarna putih dan kental. Jika tidak terlalu banyak, sebenarnya keputihan tidak
membahayakan, namun jika sudah berlebih, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter
ahli. Karena bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh penyakit.

Keputihan atau dalam bahasa kedokteran disebut leukore atau flour albus, adalah cairan yang
keluar dari vagina/liang kemaluan secara berlebihan. Dalam keadaan normal, cairan ini tidak
sampai keluar, namun belum tentu cairan yang keluar tersebut merupakan suatu penyakit.
Sebenarnya keputihan dapat dibedakan atas gejala keputihan yang timbul. Gejala tersebut
bisa diamati dari sifat-sifat cairan yang keluar saat keputihan berlangsung. Sumber cairan
sendiri bisa berasal dari vagina, cairan leher rahim, cairan uterus, dan cairan yang berasal dari
tuba falopii.
Gejala keputihan yang tidak baik biasa dibarengi dengan timbulnya rasa gatal. Namun
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh
wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan
tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau
alat kelamin luar. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh
hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh
plasenta atau uri. Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa
pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Kimia yang bersifat bahaya bagi
kesehatan.

Sebenarnya tidak semua cairan yang keluar dari dalam vagina merupakan keputihan yang
normal, banyak juga yang tidak normal bahkan memerlukan pemeriksaan dokter. Untuk
mengetahuinya kita harus membedakan cairan yang satu dengan cairan yang lainnya. Bila
cairan yang keluar jernih, berlendir banyak namun tidak berbau maka hal ini merupakan
sesuatu yang normal terjadi saat seorang wanita menjelang menstruasi, kelebihan hormon
estrogen dan stress. Gejala keputihan seperti ini juga sering dijumpai pada wanita hamil. Jika
cairan yang keluar seperti susu kental, lengket, sangat banyak dengan bau yang tidak begitu
mencolok maka kemungkinan telah terjadi radang pada serviks/leher rahim (servisitis) dan
vagina (vaginitis).

Cairan yang keluar berwarna coklat, encer seperti air, sangat banyak dan lembab, maka
kemungkinan wanita tersebut menderita vaginitis, servisitis, gangguan pembuluh darah pada
serviks, endometriosis dan saat pengobatan kanker dengan radiasi. Warna coklat timbul
akibat perdarahan yang terjadi akibat kelainan tersebut.

Bila gejala keputihan berupa cairan berwarna abu-abu dengan garis darah, encer seperti air,
sangat banyak dan berbau busuk yang keluar dari vagina, maka kemungkinan wanita tersebut
menderita ulkus vagina, vaginitis. Kemungkinan lain yang sangat perlu diwaspadai adalah
kanker baik ganas maupun jinak. Jika cairan yang keluar berwarna merah muda, cair, sangat
banyak tetapi tidak berbau maka kemungkinan telah terjadi infeksi bakteri non spesifik.
Gejala ini juga timbul saat seorang wanita kelebihan hormon estrogen.

Bila cairan yang keluar putih, encer berbintik bintik banyak, berbau apek disertai dengan
nyeri saat buang air kecil serta gatal di sekitar kemaluan maka kemungkinan wanita tersebut
menderita infeksi yang disebabkan oleh jamur. Candida albicans adalah jamur yang paling
sering hinggap di kemaluan seorang wanita.

Bila cairan yang keluar kuning kehijauan, berbusa, merah, sangat banyak, gatal, berbau busuk
dan ditemukan nyeri tekan pada sekitar kemaluan serta kemerahan pada vagina, maka
kemungkinan telah terjadi infeksi yang disebabkan oleh kuman protozoa Trichomonas
vaginalis.
Terakhir, bila cairan yang keluar berwarna kuning, kental, sangat banyak, terasa panas dan
gatal pada kemaluan, nyeri tekan pada daerah sekitar kemaluan, nyeri saat buang air kecil,
maka kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh Nisseria gonorrhoe atau lebih beken disebut
GO.

Perbedaan HIV dan AIDS


Thursday, October 18th, 2012 jessika wibowo 5

Banyak orang yang tidak mengetahui perbedaan antara HIV dan AIDS. Sehingga banyak
yang salah dalam memahami kedua hal ini. Ketika disebutkan bahwa data jumlah penderita
HIV positif 19 orang, sementara penderita AIDS 18 orang, maka banyak yang merasa heran
karena tidak mengetahui perbedaan HIV dan AIDS ini.

Untuk mengetahui perbedaan HIV dan AIDS, maka sebaiknya dibahas dulu satu persatu
sehingga kita bisa paham perbedaan keduanya.

Apa itu HIV?

HIV atau singkatan dari Human Immunodefiency Virus adalah nama virus yang menyerang
kekebalan tubuh. Dalam tubuh kita ada sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari sel-sel,
diantaranya adalah sel-T yang tugasnya memerangi kuman dan infeksi. Ketika virus HIV
masuk ke dalam tubuh kita, virus itu akan menyerang sel-T dan masuk disana, sembunyi
tanpa diketahui untuk berapa lama. Karena itu orang yang darahnya sudah terinfeksi HIV bisa
nampak sehat, namun telah menjadi sumber penularan bagi orang lain. Jika sudah di dalam
tubuh, HIV akan memperbanyak diri dan mulai merusak sel-T. Maka pada saat inilah sistem
pertahanan tubuh kita lemah dan tidak mampu memerangi kuman yang berada di sekitar
tubuh kita.

Ketika virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh kita pada awalnya tidak ada gejala-gejala
khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi mengalami penyakit ringan
sehari-hari seperti demam, flu atau diare. Selebihnya tidak ada gejala khusus. Penderita HIV
positif sering kali merasa sehat dan dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun
penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudah masa itu, bisa diatas lima tahun atau lebih mulai muncul penyakit-penyakit bawaan
akibat kekebalan tubuh menurun, seperti timbul diare berulang, penurunan berat badan secara
mendadak, sering sariawan di mulut dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah
bening. Pada saat inilah orang ini dikatakan positif AIDS atau sudah memasuki tahap AIDS.
Dari sini mulai bisa diketahui perbedaan HIV dan AIDS.

Masa seseorang terinfeksi HIV hingga ke fase AIDS berbeda-beda, tergantung kepada gaya
hidup dan asupan gizi yang masuk. Sebab virus HIV menyerang kekebalan tubuh, sehingga
sakit ringan pada orang normal bisa sangat berbahaya pada penderita AIDS.

Bahayanya adalah jika seseorang tidak mengetahui ia menderita HIV. Begitu diketahui pada
darahnya ada HIV, maka pada saat itu ia sudah sangat potensial menularkan. Sayangnya ia
terlambat mengetahui ada HIV di tubuhnya sehingga setahun dua tahun kemudian dia sudah
masuk ke fase AIDS dan akhirnya meninggal. Ia tidak tahu sudah berapa lama virus itu
bersarang ditubuhnya.

Bagaimana mengenali tubuh yang terinfeksi HIV?

Cara untuk mengenali atau mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV adalah melalui tes
darah, jadi tidak bisa mengira-ngira dari gejala yang muncul saja. Jika seseorang mengalami
sariawan berulang-ulang atau diare tak berkesudahan bukan berarti ia positif AIDS sebelum
dilakukan pemeriksaan darah. Kenyataan ini sekaligus menghapus mitos yang salah bahwa
berhubungan seks dengan orang yang kelihatan sehat, bugar dan gagah tidak mungkin kena
HIV/AIDS. Sekali lagi HIV tidak bisa dipandang secara kasat mata seperti itu. Harus
dilakukan pemeriksaan darah.

Jika karena sesuatu hal kita hidup dengan resiko tinggi terkena HIV, ada baiknya melakukan
pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali meski pada pemeriksaan terakhir hasilnya negatif.

Siapakah yang berisiko tinggi kena HIV ?

 Orang yang sering berganti-ganti pasangan seks tanpa memakai pelindung.


 Orang yang mendapatkan tranfusi darah yang tercemar. Saat ini masalah donor darah
sudah semakin diperketat untuk mengantisipasi terjadinya hal ini.

 Pemakai narkoba. HIV menular melalui jarum suntik yang tidak steril dan dipakai
secara bergantian. Biasanya ini terjadi pada pemakai narkoba yang enggan
menggunakan jarum suntik sendiri-sendiri. Biasanya mereka memakai bergantian.
Tak heran jika tingkat penularan HIV di Indonesia tertinggi kedua adalah melalui
jarum suntik pemakai narkoba.
 Ibu hamil yang tertular HIV akan menularkan pada bayi yang dikandungnya.

Apa itu AIDS?


Seorang penderita AIDS adalah ketika tubuhnya mulai tidak bisa menghalau kuman atau
infeksi yang datang, meskipun hanya kuman atau infeksi ringan seperti flu. Orang yang
tubuhnya terinfeksi HIV dan sudah memasuki tahap AIDS bisa meninggal hanya karena flu,
radang paru-paru atau diare yang tidak berkesudahan. Hal ini karena kekebalan tubuhnya
tidak lagi berfungsi untuk menekan kuman dan infeksi yang ada sehingga infeksinya
bertambah parah dan akhirnya meninggal.

Karena itu penderita HIV dan AIDS dianjurkan untuk menjalankan pola hidup sehat untuk
menghindari gangguan kesehatan meski yang paling ringan sekalipun. Demikian pula dengan
anjuran makan makanan bergizi yang diharapkan bisa memperkuat tubuhnya. Karena
biasanya penderita HIV seringkali mudah lelah sehingga semakin mudah juga kuman dan
infeksi masuk tubuhnya. Tapi kedua hal ini memang hanya proteksi agar seseorang bisa
bertahan lama sebelum masuk ke AIDS.

Penyakit Menular Seksual Sifilis (Raja


Singa)
Diposting pada tgl Sunday, July 10th, 2011 by jessika wibowo

Penyakit Menular Seksual Sifilis juga dikenal dengan


nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya mirip dengan gejala-gejala sejumlah
penyakit lain. Penyakit Menular Seksual Sifilis sering dimulai dengan lecet yang tidak terasa
sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam tiga tahap, yang dapat
berlangsung lebih dari 30 tahun. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Treponema
pallidum.

Gejal Penyakit Menular Seksual Sifili

Berikut beberapa gejala umum yang dapat timbul dari penyakit ini:

1. Timbul benjolan di sekitar alat kelamin.


2. Kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan menghilang
dengan sendirinya tanpa diobati.
3. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seksual.
4. Selama 2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun,
setelah 5-10 tahun penyakit ini menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah, dan
jantung.
5. Pada perempuan hamil, penyakit ini dapat menular kepada bayi yang dikandungnya
sehingga mengakibatkan kerusakan pada kulit, hati, limpa dan keterbelakangan
mental.

Tahapan Penyakit Menular Seksual Sifilis

Jika tidak segera diobati, akan muncul empat tahap gejala Penyakit Menular Seksual Sifilis
tingkat lanjut.

1)      Tahap I (Penyakit Menular Seksual Sifilis Primer)

Terjadi 9-10 hari setelah terinfeksi. Pada tahap ini timbul luka di penis, bibir kemaluan atau
leher rahim yang tidak terasa nyeri.

2)      Tahap II (Penyakit Menular Seksual Sifilis Sekunder)

Terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama terjadi. Gejala dari tahap ini adalah dengan
adanya kalainan kulit (bercak kemerahan) yang tidak gatal, terutama pada telapak tangan dan
kaki. Selain itu, ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Bisa juga muncul
kutil di sekitar alat kelamin dan anus.

3)      Tahap III (Penyakit Menular Seksual Sifilis Laten)

Pada tahap ini tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut dengan menyerang
alat-alat atau bagian tubuh lainnya. Kondisi ini hanya dapat dilihat setelah melalui
pemeriksaan darah khusus Penyakit Menular Seksual Sifilis.

4)      Tahap IV (Penyakit Menular Seksual Sifilis Tersier)

Timbul 5-30 tahun setelah tahap Penyakit Menular Seksual Sifilis II terjadi. Pada tahap ini
terdapat kerusakan di alat tubuh penting dan menetap pada otak, pembuluh darah dan
jantung, serabut saraf, serta sumsum tulang belakang.

Hasil laporan kesehatan menunjukkan bahwa Penyakit Menular Seksual Sifilis tidak sama
dengan gonorrhea dan chlamydia, biasa ditemukan pada orang dewasa. Meskipun demikian,
tetap saja Penyakit Menular Seksual Sifilis merupakan masalah penting bagi remaja di negara
berkembang.

Untuk masalah Penyakit Menular Seksual Sifilis ini, Anda perlu hati-hati. Biasanya, Anda
tidak menyadari bahwa teman di sekitar Anda, bakan mungkin teman dekat Anda, terjagkit
penyakit ini. Hal ini dikarenakan Penyakit Menular Seksual Sifilis kadang tidak
menimbulkan gejala apa-apa. Oleh karena itu, bagi Anda yang selalu bersama dalam tempat
kerja atau teman bermain, jangan mudah percaya bahwa teman Anda tidak mengalaminya.
Sebagai contoh kasus yang terjadi di daerah Tangerang. Penyakit Menular Seksual Sifilis
ditemukan dari hasil donor darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang,
Banten. Dari ratusan pendonor, banyak yang mengandung berbagai penyakit dan umumnya

terinfeksi Penyakit Menular Seksual Sifilis.

Berikut Antara News melaporkan. Hasil donor darah PMI Tangerang banyak yang tercemar
Penyakit Menular Seksual Sifilis. Hal ini membuktikan bahwa bukan di Amerika saja, yang
disebut sebagai negara super, tetapi di Indonesia juga sudah banyak yang terjangkit Penyakit
Menular Seksual Sifilis. Kasus ini baru terjadi di Tangerang, yang terkenal sebagai kota
usaha dan menerima banyak urbanisasi. Dari hasil donor darah tersebut, setiap bulannya
terdapat 250 kantong darah, yang diambil dari para pendonor, dan sebagian diantaranya
tercemar hepatitis B, hepatitis C, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Nah, bagi Anda yang ingin mencari donor darah untuk saudara atau teman yang sakit,
sebaiknya Anda meminta untuk tes dahulu. Biasanya, jika Anda berada di desa, Anda
langsung saja mengambil darah dan hanya ditanya darah yang cocok. Hal ini memang lebih
murah, namun risiko terjangkit penyakit kelamin lebih besar. Meskipun membeli darah di
PMI mahal, namun lebih higienis dan terjamin kualitasnya sehingga kemungkinan tertular
penyakit kelamin lebih kecil, bahkan tidak ada

Penyakit Sifilis
Friday, April 20th, 2012 jessika wibowo 5
Mungkin banyak di antara kita yang sering mendengar penyakit-penyakit yang bisa menular
melalui hubungan seksual atau penyakit menular seksual, termasuk salah satunya Penyakit
Sifilis alias ”Raja Singa”. Namun, apakah Anda benar-benar tahu mengenai penyakit yang
satu ini? Terutama mengenai gejala penyakit sifilis.

Apakah Penyakit Sifilis?

Penyakit Sifilis merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Penyakit ini bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun oral.
Penyakit Sifilis tidak menular melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu,
kolam renang, dan tukar-menukar pakaian.

Penyebab Penyakit Sifilis

Penyebab penyakit sifilis adalah Bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam
tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.

Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian
menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Penyakit Sifilis juga bisa menginfeksi janin
selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi
oleh penyakit sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.

Gejala dan Tanda-Tanda Penyakit Sifilis

Banyak dari para penderita penyakit sifilis yang tidak menyadari jika mereka terkena sifilis
dan karena itu mereka tidak mendapat pengobatan yang baik. Infeksi terutama didapat
apabila ada kontak langsung dengan luka terbuka sifilis yang sedang aktif.

Gejala penyakit sifilis biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi;
rata-rara 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan
kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian.

Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan:

Fase Primer
 Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang terinfeksi;
yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina.
 Cangker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim,
jari-jari tangan atau bagian tubuh lainnya.
 Biasanya penderita hanya memiliki 1 ulkus, tetapi kadang-kadang terbentuk beberapa
ulkus.

 Cangker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan
berubah menjadi suatu ulkus (luka terbuka), tanpa disertai nyeri. Luka tersebut tidak
mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan mengeluarkan cairan jernih yang sangat
menular.
 Kelenjar getah bening terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri.
 Luka tersebut hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan.
Luka biasanya membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudahnya penderita tampak
sehat secara keseluruhan.

Fase Sekunder

 Fase sekunder dari Penyakit Sifilis biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang
muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi.
 Ruam ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun
tidak diobati, ruam ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan
kemudian akan muncul ruam yang baru.
 Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut.
 Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh
tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata. Peradangan mata biasanya
tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga
penglihatan menjadi kabur.
 Sekitar 10% penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai
nyeri.
 Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air kemih.
 Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning (jaundice).
 Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak (meningitis
sifilitik akut), yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk dan ketulian.
 Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di daerah kulit yang lembab, bisa
terbentuk daerah yang menonjol (kondiloma lata). Daerah ini sangat infeksius
(menular) dan bisa kembali mendatar serta berubah menjadi pink kusam atau abu-abu.
 Rambut mengalami kerontokan dengan pola tertentu, sehingga pada kulit kepala

tampak gambaran seperti digigit ngengat.


 Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan,
mual, lelah, demam dan anemia.

Fase Laten
 Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten
dimana tidak nampak gejala sama sekali.
 Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan
sepanjang hidup penderita.
 Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul.

Fase Tersier

 Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya.


 Gejala Penyakit Sifilis pada fase tersier bervariasi mulai ringan sampai sangat parah.

Sumber Artikel: http://www.penyakitkelamin.net/penyakit-sifilis/

Gonorrhea Pada Wanita


Monday, July 2nd, 2012 jessika wibowo 5

Gonorrhea pada wanita seringkali terjadi ketika wanita tidak membiasakan hidup sehat.
Penyakit gonorrhea ini menular umumnya melalui berhubungan badan. Karena itu dapat
dipastikan wanita yang mempunyai penyakit gonorrhea tertular dari kebiasaan kehidupan
seksual yang tidak aman.

Gonorrhea merupakan salah satu jenis penyakit kelamin yang banyak diderita oleh
masyarakat, termasuk remaja. Bahkan akhir-akhir ini kebanyakan penderita Gonorrhea
adalah remaja usia 17 – 24 tahun. Gonorrhea pada wanita banyak ditemukan pada wanita
yang aktif secara seksual dan berperilaku seksual tidak aman, termasuk kebiasaan berganti-
ganti pasangan.

Penyakit gonorrhea pada wanita ini bisa sangat berbahaya akan tetapi, apabila terdeteksi dini
dan diobati secara serius, penderita penyakit ini dapat disembuhkan secara total.

Penyakit Gonorrhea pada wanita ini disebabkan oleh bakteri gonococcus, suatu bakteri yang
tumbuh dan berkembang biak dengan cepat di bagian tubuh yang lembab dan hangat, seperti
cervix, urethra, mulut atau anus. Gonorrhea Pada wanita dapat menyebar ke uterus (rahim)
dan tuba falopii (saluran telur), yang dapat mengakibatkan kemandulan dan terjadinya
kehamilan di saluran indung telur.

Selain itu gonorreha pada wanita bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di
dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Itulah mengapa
menjaga alat reproduksi tetap sehat, tidak melakukan hubungan seksual yang tidak aman bisa
menjadi cara pencegahan penyakit kelamin gonorrhea.

Gejala Gonorrhea Pada Wanita

Ada beberapa gejala gonorrhea pada wanita, diantaranya adalah

 Pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
 Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau
bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular.
 Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya
cairan dari vagina dan demam.
 Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan
rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan
hubungan seksual.
 Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang
vagina.

Gonorrhea Pada Wanita Hamil

Gonorrhea pada wanita hamil bisa menular kepada bayi yang dikandungnya ketika proses
melahirkan. Jika sudah menular pada bayi, gonorrhea bisa mengakibatkan bayi buta bahkan

bisa mengakibatkan kematian bayi.

Karena penyakit gonorrhea pada wanita hamil dapat menular kepada bayi, maka sebelum
hamil sebaiknya penyakit gonorrhea diobati terlebih dahulu.

Sumber Artikel: http://www.penyakitkelamin.net/gonorrhea-pada-wanita/

Anda mungkin juga menyukai