Pengertian Klamidia
Khlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Chlamydia yang tidak
segera diobati dapat meningkatkan risiko kemandulan, terutama pada wanita.Penyakit ini dapat terjadi
pada pria maupun wanita. Pada pria, chlamydia dapat menyerang saluran dalam penis (uretra).
Sedangkan pada wanita, chlamydia dapat terjadi di organ panggul. Selain organ kelamin, chlamydia
dapat menyerang dubur, tenggorokan, dan mata. Penularan terjadi bila bagian tersebut terkena cairan
yang dihasilkan oleh organ kelamin.Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi bakteri
Chlamydia, karena penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala.
B. Epidemiologi Klamidia
Klamidia, dikenal juga sebagai klamidiasis, merupakan infeksi menular seksual bakterial yang paling
sering terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia, data epidemiologi klamidia digabungkan dengan gonorea
berupa prevalensi penyakit pada kelompok berisiko tinggi seperti waria dan wanita pekerja seks.
Global Infeksi menular seksual terjadi sebanyak 1 juta kasus terjadi setiap hari di seluruh dunia. Klamidia
merupakan infeksi bakteri yang menular secara seksual yang paling umum terjadi. Di tahun 2012, 131
juta kasus baru klamidia pada usia dewasa dan dewasa muda berusia 15-49 tahun di seluruh dunia,
dengan angka kejadian global yakni setiap 38 dari 1000 wanita dan 33 dari 1000 pria.
Klamidia di Indonesia
Belum ada data yang menjelaskan mengenai kejadian infeksi klamidia di Indonesia secara utuh.
Prevalensi gonorea dan/atau infeksi klamidia tertinggi dari kelompok berisiko yang disurvei pada tahun
2009 adalah sebagai berikut:
- Waria: 46%
- Wanita pekerja seks tak langsung: 35%
C. Gejala Chlamydia
Chlamydia biasanya tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderita chlamydia tetap dapat
menularkan penyakit ini kepada orang lain. Bila terdapat gejala, biasanya gejala tersebut baru muncul 1-
3 minggu setelah penderita terinfeksi.Karena organ yang terinfeksi berbeda, gejala chlamydia pada pria
dan wanita juga akan berbeda. Berikut ini adalah gejala yang dapat dialami oleh penderita chlamydia:
- Sakit saat sedang berhubungan seksual, dan dapat mengalami perdarahan di vagina sesudahnya.
Bila infeksi sudah menyebar, maka penderita akan merasa mual, demam, atau merasa sakit pada perut
bagian bawah.
Gejala chlamydia pada pria
- Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar.
Baik pada pria maupun wanita, apabila chlamydia menginfeksi dubur, akan timbul rasa sakit yang dapat
disertai keluarnya cairan atau darah dari dubur.
D. Penyebab Klamidia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang menyebar melalui cairan pada organ
kelamin. Seseorang dapat tertular penyakit ini bila berhubungan seksual dengan penderita, terutama
bila tidak menggunakan kondom. Selain hubungan seksual melalui vagina, chlamydia juga dapat menular
melalui hubungan seksual secara oral atau anal, yang bisa menyebabkan chlamydia pada dubur maupun
tenggorokan.Bakteri Chlamydia juga dapat menginfeksi organ mata. Infeksi bakteri Chlamydia pada
mata dinamakan penyakit trakhoma, yang bisa menimbulkan kebutaan.Trachoma dapat terjadi pada
bayi baru lahir dari ibu penderita chlamydia yang tidak diobati. Selain pada bayi baru lahir, trakhoma
juga sering ditemukan pada orang yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Melihat cara penularannya, chlamydia lebih mudah terjadi pada orang-orang yang memiliki faktor risiko
berikut:
E. Pencegahan Chlamydia
Pencegahan chlamydia dapat dilakukan dengan tidak bergonta-ganti pasangan seksual, menggunakan
kondom dengan benar saat berhubungan seksual, serta rutin mengikuti tes skrining chlamydia.
Penderita chlamydia perlu menghindari hubungan seksual sampai diizinkan oleh dokter, untuk
menghindari penularan penyakit ke pasangannya. Orang yang berisiko terinfeksi chlamydia perlu rutin
menjalani skrining chlamydia agar penyakit ini dapat dideteksi dan diobati secara dini, sehingga risiko
penularannya ke orang lain juga akan lebih rendah.
1. Ibu hamil
Ibu hamil perlu menjalani skrining chlamydia pada awal kehamilan dan trimester ketiga kehamilan.
Orang yang memiliki beberapa pasangan seksual atau sering bergonta-ganti pasangan perlu menjalani
skrining chlamydia setidaknya setahun sekali.
Kelompok gay dan biseksual perlu menjalani skrining chlamydia setidaknya sekali dalam setahun.
Namun bila memiliki beberapa pasangan seksual, kaum gay dan biseksual perlu menjalani skrining
chlamydia lebih rutin, yaitu setiap 3 atau 6 bulan sekali.