E. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi KA berlangsung antara 1 – 8 bulan, rata-rata selama 2 – 3 bulan.
KA sering timbul di daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan
seksual, yaitu sekitar vulva, dinding vagina, perineum, fourchette posterior dan leher
uterus. KA juga dapat berkembang di mulut atau tenggorokan, terutama pada pelaku
oro genital seks.
Tanda dan gejala yang sering timbul pada penderita KA adalah 4:
a. Bintil kecil berwarna abu-abu, merah muda atau agak kemerahan pada alat
kelamin dan tumbuh secara cepat.
b. Beberapa bintil berkembang saling berdekatan, hampir menyerupai bunga kol.
c. Panas di sekitar alat kelamin.
d. Nyeri, perdarahan dan rasa tidak nyaman pada saat melakukan hubungan
seksual.
Bentuk KA dibagi menjadi 3 guna penegakan diagnosis secara klinis, yaitu:
a. Bentuk akuminata
Sering dijumpai di daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai
dengan permukaan berjonjot seperti jari. Kutil bentuknya kecil (berdiameter 1
– 2 mm), namun dapat berkembang dalam kelompok yang lebih besar dan
banyak. Jika berkembang dalam jumlah banyak bisa menyerupai bunga kol.
b. Bentuk papul
Kelainan berupa papul dengan permukaan halus dan licin, multipel dan
menyebar secara diskret. Terdapat di daerah dengan keratinisasi sempurna
(batang penis, vulva bagian lateral, perianal dan perineum).
c. Bentuk datar (flat)
Berbentuk bintil sangat kecil yang jarang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Untuk mendiagnosisnya, diberikan larutan asam asetat pada daerah yang
dicurigai terdapat bintil KA. Selanjutnya pemeriksaan dapat ditegakkan
dengan menggunakan mikroskop khusus (colposcope).
Global
Prevalensi KA di tiap negara berbeda, tergantung praktek seksual dan distribusi umur
penduduk. Di negara maju, prevalensi KA di masyarakat berkisar 11 – 46% 0 dan
pada PSK berkisar 43 – 63%.
Insidensi kondiloma akuminatum di dunia mencapai 32 juta kasus baru setiap tahun.
Di Amerika serikat insidens kondiloma akuminatum mencapai 1 juta kasus baru
pertahunnya. Hal ini menjadikan kasus kondiloma akuminatum sebagai penyakit
menular seksual yang paling sering dijumpai Amerika. Sedangkan di Inggris,
kondiloma akuminatum merupakan penyakit menular seksual tersering kedua setelah
klamidia. Tahun 2012, dilaporkan terdapat 80.000 orang terdiagnosis kondiloma
akuminatum kasus baru di klinik kesehatan Inggris.
Indonesia
Sampai saat ini belum ditemukan data yang akurat mengenai kondiloma
akuminatum di Indonesia. Akan tetapi, penelitian retrospektif single center di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012 - 2014 melaporkan adanya 315 kasus baru
kondiloma akuminatum dalam 3 tahun. Kondiloma akuminatum menduduki peringkat
tertinggi kedua dari total kasus baru infeksi menular seksual yang ditangani di poli
rawat jalan kulit dan kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Angka insidens tertinggi
didapatkan sampai 9,7% pada tahun 2013.
Di Indonesia, prevalensi KA di masyarakat berkisar 5 – 19% dan pada pasien
klinik IMS sebesar 27%. prevalensi KA pada perempuan yang datang ke klinik KB
dan klinik universitas sebesar 5 – 19%. Prevalensi KA jauh lebih tinggi pada
perempuan yang datang ke klinik IMS yaitu sebesar 27%.
Klamidia
A. Pengertian Klamidia
Khlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Chlamydia yang tidak segera diobati dapat meningkatkan risiko kemandulan,
terutama pada wanita.Penyakit ini dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria,
chlamydia dapat menyerang saluran dalam penis (uretra). Sedangkan pada wanita,
chlamydia dapat terjadi di organ panggul. Selain organ kelamin, chlamydia dapat
menyerang dubur, tenggorokan, dan mata. Penularan terjadi bila bagian tersebut
terkena cairan yang dihasilkan oleh organ kelamin.Banyak orang tidak menyadari
bahwa dirinya telah terinfeksi bakteri Chlamydia, karena penyakit ini sering kali tidak
menimbulkan gejala.
B. Epidemiologi Klamidia
Klamidia di Indonesia
Belum ada data yang menjelaskan mengenai kejadian infeksi klamidia di Indonesia
secara utuh. Prevalensi gonorea dan/atau infeksi klamidia tertinggi dari kelompok
berisiko yang disurvei pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
C. Gejala Chlamydia
Bila infeksi sudah menyebar, maka penderita akan merasa mual, demam, atau merasa
sakit pada perut bagian bawah.
Baik pada pria maupun wanita, apabila chlamydia menginfeksi dubur, akan timbul
rasa sakit yang dapat disertai keluarnya cairan atau darah dari dubur.
D. Penyebab Klamidia
Melihat cara penularannya, chlamydia lebih mudah terjadi pada orang-orang yang
memiliki faktor risiko berikut:
- Pernah menderita penyakit menular seksual.
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual
E.Pencegahan Chlamydia
Ibu hamil
Ibu hamil perlu menjalani skrining chlamydia pada awal kehamilan dan trimester
ketiga kehamilan.
Orang yang memiliki beberapa pasangan seksual atau sering bergonta-ganti pasangan
perlu menjalani skrining chlamydia setidaknya setahun sekali.
Kelompok gay dan biseksual perlu menjalani skrining chlamydia setidaknya sekali
dalam setahun. Namun bila memiliki beberapa pasangan seksual, kaum gay dan
biseksual perlu menjalani skrining chlamydia lebih rutin, yaitu setiap 3 atau 6 bulan
sekali.