Anda di halaman 1dari 20

KONDILOMA AKUMINATA

1. Definisi
Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam
atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
Virus Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan
mukosa. Sinonim penyakit ini disebut jengger ayam, kutil kelamin, dan genital warts.
Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjenjot yang disebabkan oleh virus.
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling
vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa (Zubier, 2009)
2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan
18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar
dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya
bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Papsmear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan
atau kerongkongan.
3. FAKTOR RESIKO
1. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang yang mempunyai
aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan seksual lebih dari 1 orang
(multiple). Winer et al., pada penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswi-mahasiswa
yang sering bergonta-ganti pasangan seksual dapat terinfeksi HPV melalui pemeriksaan
DNA. Wanita dengan lima atau lebih pasangan seksual dalam lima tahun memiliki resiko
7,1% mengalami infeksi HPV (anogenital warts) dan 12,8% mengalami kekambuhan
dalam rentang waktu tersebut. Pada penelitian yang lebih luas, WAVE III yang
melibatkan wanita berusia 18-25 tahun yang memiliki tiga kehidupan seksual dengan
pasangan yang berbeda berpotensi untuk terinfeksi HPV.
2. Penggunaan Kontrasepsi
Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat kontrasepsi oral ternyata
menunjukkan adanya hubungan terjadinya infeksi HPV pada servik. Namun hubungan
pasti antara alat kontrasepsi oral dengan angka kejadian terjadinya kondiloma
akuminata masih menjadi perdebatan di dunia.
Amo, 2005 mengemukakan bahwa kontrasepsi hormonal berasosiasi kuat dan
meningkatkan risiko terinfeksi KA pada perempuan, yaitu sebesar 19,45; 95% CI : 2,45

154,27 7. Penelitian lain menemukan bahwa kontrasepsi oral berisiko sebesar 1,7; 95%
CI : 1,3 2,2 untuk terjadinya KA.
3. Merokok
Hubungan antara merokok dengan terjadinya kondiloma akuminata masih belum jelas.
Namun pada penelitian ditemukan adanya korelasi antara terjadinya infeksi HPV pada
seviks dengan penggunaan rokok tanpa filter (cigarette) dengan cara pengukuran HPV
DNA.
PSK di Spanyol yang berumur 25 tahun ke atas dan tidak merokok mempunyai risiko
yang rendah untuk terjadinya KA (OR 0,33; 95% CI : 0,17 0,63) dibandingkan pada
PSK berumur < 25 tahun dan merokok (OR 2,28; 95% CI : 1,36 3,8) 7. Moscicki (2001)
melaporkan kebiasaan merokok berisiko terinfeksi KA sebesar 1,50; 95% CI : 0,77
2,94 5. Namun, kedua penelitian ini belum bisa menunjukkan adanya hubungan dosis
respon merokok terhadap terjadinya KA. Penelitian oleh Wen, dapat membuktikan
bahwa kebiasaan merokok 10 batang rokok per hari berisiko 2 kali terinfeksi KA
dibandingkan pada non perokok (95% CI : 1,7 3,7)15. Sedangkan Minerd (2006)
memaparkan bahwa kebiasaan merokok pada penderita HIV positif berisiko 3,9 kali lebih
besar terinfeksi KA
4. Kehamilan
Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa kehamilan
pertumbuhannya makin cepat, dan jika pertumbuhannya terlalu besar dapat
menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul perdarahan pasca persalinan. Selain itu
dapat juga menimbulkan kondiloma akuminata atau papilomatosis laring (kutil pada
saluran nafas) pada bayi baru lahir.
5. Imunitas
Kondiloma juga sering ditemukan pada pasien yang immunocompromised (misal : HIV).
Imunitas tubuh berperan dalam pertahanan tubuh terhadap HPV. Imunitas tubuh yang
rendah berisiko 1,99 kali lebihbesar (95% CI : 1,17 3,37) untuk terinfeksi KA. Imunitas
tubuh terhadap KA dapat juga diperoleh dari vaksin HPV, namun efektifitas vaksin HPV
ini masih dalam tahap penelitian
4. BENTUK KONDILOMA
Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk:
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang
lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai
pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan
imunitas terganggu.
2. Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti
batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul
dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.

3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak
tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.
Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
5. MANIFESTASI KLINIS
Kondiloma akuminata sering muncul didaerah yang lembab, biasanya pada penis,
vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah

perianal.
Berbau busuk
Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran bunga kol
Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant
atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut

atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.


Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia minora
dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian kasus

biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge


Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai berdiameter 10, 2
cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak diperhatikan.

Terkadang muncul lebih dari satu daerah.


Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus

mencapai saluran uretra


Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan.

6. KOMPLIKASI
KA merupakan IMS yang berbahaya karena dapat menyebabkanterjadinya komplikasi
penyakit lain yaitu :
a. Kanker serviks
Lama infeksi KA meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Moscicki, 2001
melaporkan bahwa risiko tertinggi terkena kanker serviks adalah pada kasus infeksi KA
selama 1 2 tahun (RH 10,27; 95% CI : 5,64 18,69). Risiko ini menurun pada infeksi
KA selama < 1 tahun (RH 7,4; 95% CI : 4,74 11,57) dan infeksi KA selama 2 3 tahun
RH 6,11; 95% CI : 1,86 20,06 5. Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua
pada perempuan karena kanker di negara berkembang dan penyebab ke 11 kematian
pada perempuan di AS. Tahun 2005, sebanyak 10.370 kasus kanker serviks baru
ditemukan dan 3.710 diantaranya mengalami kematian 7,10.
b. Kanker genital lain

Selain menyebabkan kanker serviks, KA juga dapat menyebabkan kanker genital lainnya
seperti kanker vulva, anus dan penis 4-7.
c. Infeksi HIV
Seseorang dengan riwayat KA lebih berisiko terinfeksi HIV 7.
d. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan
KA selama masa kehamilan, dapat terus berkembang membesar di daerah dinding
vagina dan menyebabkan sulitnya proses persalinan. Selain itu, kondisi KA dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terjadi transmisi penularan KA pada
janin secara tenggorokannya 4,6.
7. KONDILOMA SELAMA KEHAMILAN
a. Kehamilan dan kondiloma acuminata/HPV
Wanita yang terpapar HPV selama kehamilan memiliki kekhawatiran bahwa virus ini
akan membahayakan bayi mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak
mempengaruhi perkembangan janin.
b. Pengaruh kondiloma selama kehamilan
Jika seorang wanita terpapar kondiloma selama kehamilan, maka kondiloma
akan cepat berkembang, kemungkinan karena terjadi pengeluaran cairan vagina
berlebih yang membuat lingkungan yang baik untuk virus, perubahan hormonal atau
penurunan kekebalan tubuh.
c. Pengaruh kondiloma acuminata/HPV terhadap bayi
HPV tidak mempengaruhi kehamilan dan kesehatan bayi secara langsung.
Resiko transmisi virus ini terhadap bayi sangat rendah.
Jika bayi terpapar virus saat kehamilan atau saat melahirkan maka transmisi
ini bisa menyebabkan terjadinya perkembangan wart/kutil pada korda vokalis dan
kadang pada daerah lain pada infan atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent
respiratory papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal ini sangat
jarang terjadi.
d. Pengaruh kandiloma acuminata bagi persalinan
Menurut Sinal, Woods (2005), melahirkan melalui jalan lahir dari vagina yang
terinfeksi dapat menyebabkan lesi (semacam luka) di pernafasan bayi. Kutil kelamin
memang ditularkan ke bayi baru lahir atau pasangannya, dan ada kemungkinan
untuk berulang (kambuh)

Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui, kutil genital sering meningkat


jumlah dan ukurannya selama kehamilan, terkadang memenuhi vagina atau
menutupi perineum sehingga pelahiran pervaginam atau episiotomi sulit dilakukan
1. Kemungkinan keadaan basah daerah vulva pada saat kehamilan merupakan
kondisi yang bagus untuk pertumbuhan virus
2. Adanya perubahan endokrin dan imunitas pada kehamilan juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan kondiloma akuminata Pada kehamilan trimester
akhir, kondiloma akuminata sangat kering, mudah rusak dan berdarah.
Selama hamil, virus bereplikasi cepat dan dapat menyebabkan tumor
3. Penelitian juga melaporkan selama kehamilan prevalensi kondiloma
akuminata meningkat dari trimester 1-3 dan secara signifikan akan
mengalami penurunan pada periode post partum.
Pada persalinan dengan Condyloma genital, adanya candyloma beresiko:
1. Risiko penularan ke anaknya kalau dilahirkan melalui vagina.
2. Risiko terjadi perdarahan bila dilahirkan melalui vagina, yaitu bila jaringan yang
mengalami infeksi condyloma itu mengalami ruptur (mudahnya robek), bisa
menimbulkan perdarahan banyak.
Karena risiko itulah, dipertimbangkan untuk lebih baik dilahirkan melalui sesar.

e. Aktivitas
Tidak ada restriksi kecuali menghindari hubungan seksual
f.

Diet
Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang seimbang
pada program dietari untuk memastikan ibu mendapatkan sitem imun yang optimal.
Dietari program

Sangat penting
1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel
2. vitamin C, antiviral

Penting

1.

L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil

2.

Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membran

3.

vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan jaringan

4.

Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang
menetap bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk
meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan. Wanita yang memiliki kutil
di leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.
9. PENATALAKSANAAN
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat terapi
spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan pada pembersihan kutil kutil
yang tampak dan bukan pemusnahan virus. Pemeriksaan adalah lesi yang muncul
sebelum kanker serviks adalah sangant penting bagi pasien wanit yang memiliki lesi
klinis atau riwayat kontak. Perhatian pada pribadi harus ditekankan karena kelembaban
mendukung pertumbuhan kutil
a. Kemoerapi
1. Podophylin
Podophylin adalah resin yang diambil dari tumbuhan dengan kandungan beberapa
senyawa sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah. Podophylino yang paling aktif
adalah podophylotoksin. Jenis ini mungkin terdiri atas berbagai konsentrasi 10 25 %
dengan senyawa benzoin tinoture, spirit dan parafin cair.yang digunakan adalah tingtur
podofilin 25 %, kulit di sekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi
iritasi setelah 4 6 jam dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3
hari, setiap kali pemberian tidak boleh lebih dari 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat
toksik. Gejala toksik ialah mual, muntah, nyeri abdomen gangguan alat napas dan
keringat kulit dingin. Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi
kematian fetus. Respon pada jenis perawatan ini bervariasi, beberapa pasien
membutuhkan beberapa sesi perawaan untuk mencapai kesembuhan klinis, sementara
pasien pasien yang lain menunjukkan respon yang kecil dan jenis perawatan lain
harus dipertimbangkan.
2. Podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak 0,5 % dalam
larutan eatnol. Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak disarankan untuk penggunaan
pada masa kehamiolan atau menysui, jenis ini lebih aman dibandingkan podophylin
apilkasi mandiri dapat diperbolehkan pada kasus kasus keluhan yang sesuai

3. Asam Triklorasetik ( TCA )


Ini agent topikal alternatif dan seringkali digunakan pada kutil dengan konsentrasi 30
50 % dioleskan setiap minggu dan pemberian harus sangat hati hati karena dapat
menimbulkan ulkus yang dalam. Bahan ini dapat digunakan pada masa kehamilan.
4. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
Cream 5 Fu dapat digunakan khususnya untuk perawatan kutil uretra dan vulva vagina,
konsentrasinya 1 5 % pemberian dilakukan setiap hari sampai lesi hilang dan tidak
miksi selama pemberian. Iritasi lokal buakn hal yang tidak bisa.
5. Interferon
Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjinkan bagi verucciformis dan
infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini dalam perawatan terhadap kutil kelamin
masih dipertanyakan. Terapi parentral dan intra lesional terhadapa kutil kelamin dengan
persiapan interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon yang
berkisar antara 870 80 % pada laporan laporan awal. Telah ditunjukkan pula bahwa
kombinasi IFN dengan prosedur pembedahan ablatif lainnya menghasilkan tingkat
kekambuhan ( relapse rate ) dan lebih rendah. Efek samping dari perlakuan inerferon
sistemik meliputi panyakit seperti flu dan neutropenia transien
b. Non Farmakologis
Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria / Kutil Jengger Ayam pada wanita).
Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan dioleskan pada
bagian yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman karena
terbuat dari bahan-bahan alami.
c. Terapi pembedahan
1. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )
Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi ) dengan kondisi anastesi lokal dapat digunakan
untuk pengobatan kutil yang resister terhadap perlakuan topikal munculnya bekas luka
parut adalah salah satu kekurangan metode ini.
2. Bedah Beku ( N2, N2O cair )
Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata pada wanita
hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
3. Laser
Laser karbodioksida efektif digunakan untuk memusnahkan beberapa kutil kutil yang
sulit. Tidak terdapat kekawatiran mengenai ketidakefektifan karbondioksida yang
dibangkitkan selama prosedur selesai, sedikit meninggalkan jaringan parut.
4. Terapi Kombinasi
Berbagai kombinasi terapi yang telah dipergunakan terhadap kutil kelamin yang
membandel, contohnya kombinasi interferon dengan prosedur pembedahan, kombinasi
TCAA dengan podophylin, pembedahan dengan podophylin. Seseorang harus sangat
berhati hati ketika menggunakan terapi kombinasi tersebut dikarenakan beberapa dari
perlakuan tersebut dapat mengakibatkan reaksi yang sangat serius
10. PENCEGAHAN

Penyakit Condiloma Akuiminata merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
sering dikeluhkan masyarakat.Oleh karena itu cara pencegahannya dilakukan
berdasarkan program IMS ( Infeksi Menular Seksual )
1. Pencegahan Primer

Perubahan perilaku
Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan bebas dan cuek ke arah yang

lebih memperhatikan kesehatan pasangan masing masing.


Setia hanya pada 1 pasangan
Tanggap dan segera periksa ke rumah sakit atau puskesmas bila terjadi hal
yang abnormal di sekitar genitalia untuk menghindari kondisi yang parah

Akses kondom dan pengadaannya

Membiasakan penggunaan kondom saat berhubungan seksual


2. Pencegahan sekunder

layanan IMS
Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu lembaga yang bisa
melayani masyarakat terkait penyakit penyakit IMS ( Infeksi Menular
Seksual ).

Pendidikan Kesehatan
Instruksi umum :
1.

Anjurkan pada pasien untuk menghindari aktivitas seksual sampai tidak ditemukan
koplikasi atau pengobatan terakhir dan sampai ditemukan hasil yang negatif pada
pemeriksaan serksi.

2.

Jelaskan pada pasien tentang tanda dan gejala dan mengenalinya agar segera
mendapatkan pengobatan.

3. Jelaskan pada pasien tentang kegunaan dari penggunaan antiinfeksi untuk


mencegah komplikasi. Gagalnya pengobatan infeksi kronik dan komplikasinya.
4. Jelaskan pada pasien tentang penggunaan tetrasiklin sesuai aturan selama satu jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan cegah pemberian cairan yang berlebihan,
antasida, sat besi atau mineral lainnya. Cegah paparan langsung terhadap sinar
matahari.

5. Anjurkan pada pasien untuk menghindari infeksi yang berkelanjutan dengan selalu
menyiapkan kondom.
6. Dukung dan anjurkan pada pasien dan pasangan untuk melakukan tes HIV.
7.

Anjurkan pada pasien untuk memriksa keadaannya 1 bulan setelah pengobatan


untuk mencegah timbulnya atau munculnya luka-luka baru. Pemeriksaan lanjutan
dibutuhkan setiap minggu sampai seluruh kutil benar-benar hilang. Informasikan
pada pasien tentang keadaan yang dialami saat ini.

8. Anjurkan untuk selalu membersihkan alat kelamin dengan menggunakan air yang
hangat
9. Anjurkan untuk merawat alat kelaminnya, agar penyakitnya tidak semakin parah.
10. Anjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene

11. PATOFISIOLOGI
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai
lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah
dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing. Sebagian besar
kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31, 33,
45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai
dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars
papilare pada dermis memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila
kutil telah ditemui pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana
stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes
terpancar pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel
skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma.
Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian
ultrastruktural menunjukkan adanya partikel partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.

Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Pathway
Ditumpangi oleh patogen

Mikroabrasi permukaan epitel

HPV masuk lapisan basal

Keputihan disertai infeksi mikrorganisme


Respon radang
Mengambil alih DNA
Merangsang mediator kimia: histamin
Bau, berwarna kehijauan
Stimulasi saraf perifer

HPV naik ke epidermis

Gatal dan
12. terasa terbakar
Menghantarkan pesan gatal ke otak

Bereplikasi

Tidak terkendali
nyaman saat
melakukan
hubungan
seksual
Impuls
elektronikimia
(gatal)
sepanjang nervus ke dorsal spinal cord
Nodul kemerahan di sekitar genitalia
Gangguan pola fungsi seksual

Thalamus

Penumpukan nodul merah membentuk seperti


bunga kolcitra diri
Gangguan
Korteks (intensitas) dan lokasi gatal dipersepsikan

Persepsi gatal

Pecah/muncul lesi

Gang. Integritas kulit

Gangguan rasa nyaman : Gatal


Lesi terbuka, terpajan mikroorganisme

Pelepasan virus bersama sel epitel

Resti penularan

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas pasien
b.

Riwayat keluarga

c.

Status kesehatan

a)
b)
c)

Status kesehatan saat ini


Status kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit keluarga

d.

Pola fungsi kesehatan Gordon


1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.

Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan oleh
berganti-ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari
kanker vulva ataupun karena gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi
yang dialami oleh wanita.
3. Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi
mual dan muntah. Kaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat
badan karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami penurunan nafsu
makan.
5. Pola kognitif perseptual
Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra
meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker
vulva, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat.Dimana salah satu etiologi dari
kanker vulva adalah akibat dari sering berganti ganti pasangan seksual.
7. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan.
Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain,
3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total).

Pasien wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang
berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah
terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan
baik akibat dari progresivitas kanker vulva sehingga harus beristirahat total.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien
menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri
yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya
perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk
dari vagina.
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping
pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker
vulva biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres yang diakibatkan dari
cemas yang berlebihan terhadap risiko terjadinya keselamatan dirinya sendiri.
10. Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita dengan
kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang orang terdekatnya
karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping keluarga akan
melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.
11. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan nyaman gatal b.d. infeksi virus human papiloma
2) Gangguan pola fungsi seksual b.d. gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin
3) Gangguan integritas kulit b.d. pecahnya nodul dan muncul lesi pada kulit alat kelamin
4) Gangguan citra diri b.d. penumpukan nodul merah seperti bunga kol d.d. merasa malu
atas perubahan pada alat kelaminnya
5) Resiko tinggi penularan b.d. pecahnya nodul merah dan lesi terpajan

4. Rencana Asuhan Keperawatan

no

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Rasional

1.

keperawatan
Gangguan

Jangka pendek :

1.Berikan

1. Aktivitas

nyaman gatal

Setelah dilakukan

aktivitas

dapat membuat

b.d. infeksi

tindakan

klien

klien melupakan

virus human

keperawatan selama

papiloma

1 x 24 jam rasa gatal

2.Anjurkan

2. Bahan

pada pasien

memakai

katun dapat

berkurang

pakaian dalam

menyerap

Jangka Panjang :

dari

keringat, agar

Setelah dilakukan

bahan katun

tidak lembab

tindakan

3.Berendam

3. Memberik

keperawatan selama

dalam air

an rasa nyaman

6x24 jam, rasa gatal

hangat 2x sehari

pada klien

sudah tidak ada lagi

4.Berikan obat

4. Menguran

Gangguan pola

Setelah dilakukan

antihistamin
1.Pantau

gi rasa gatal
1.Dengan

fungsi seksual

tindakan

tindakan

memantau

b.d. gatal dan

keperawatan,

keperawatan,

kemampuan

terasa

gangguan pola

gangguan pola

seksual

terbakar pada

seksual teratasi

seksual teratasi

klien, perawat

kemampuan

dapat

klien

memberikan

untuk melihat

intervensi yang

perubahan fungsi

tepat

seksualnya

terhadap

2.

alat kelamin

fokus gatalnya

penyebab
gangguan
2.Mengetahui
perasaan
pasien, sehingga
ia
2. Dorong klien

mau terbuka dan

untuk

menjelaskan

mendiskusikan

mengenai

perasaan

gangguan

mengenai

pola fungsi

perubahan fungsi

seksual

seksualnya

yang ia alami
3.Membuka
pikiran
pasien mengenai
gangguan pola

3. Berikan

fungsi

informasi tentang

seksual yang ia

penyakit yang

alami

diderita klien

serta cara
mengatasinya
4.Mengetahui
harapan
klien mungenai
pola
fungsi

4. Anjurkan

seksualnya

untuk

4. menghindari

menghentikan

penularan

kegiatan seks

kembali oleh

selama

penyakit yang

masa

sama

pengobatan
5. Diskusikan

5.Dengan

tentang harapan

memberikan

klien untuk

harapan pada

melakukan

pasien,

aktivitas

pasien

seksual yang

termotivasi

normal

untuk
memperbaiki
gaya hidup/ pola
seksual yang

salah
3.

Gangguan

Tupen : setelah dilakukan

Mandiri

integritas kulit b.d

tindakan keperawatan

1.Anjurkan klien

1.Vit E akan

pecahnya nodul

selama

untuk

membantu

dan lesi pada kulit

3x24 jam, nodul dan

mengoleskan

mengurangi rasa

dan alat kelamin

lesi pada kulit alat

vitamin e pada

ketidaknyamana

kelamin klien

kutil

berkurang

pada kutil dan

Tupan:

mengurangi

Setelah dilakukan

resiko

tindakan

infeksi

keperawatan, nodul

2. Berikan

dan lesi pada alat

konsumsi

2. Buah-buahan

kelamin hilang dan

makanan dan

mengandung

sembuh

buah

vitamin C

buahan serta

dan A yang baik

sayuran

untuk

yang bewarna

menjaga

hijau

kelembaban

seperti mangga

kulit dan
integritas kulit

3. Anjurkan klien
untuk selalu

3. dengan

menjaga

menjaga

kebersihan

kebersihan

genitalia

daerah
genitalia, kulit
genitalia
terjaga dari

Kolaborasi:

resiko

1. Berikan Asam

infeksi lainnya

trikloroasetat
80%-

1. untuk

90%

menetralisir

- Oleskan selama

asam yang tidak

beberapa

bereaksi

detik,hanya pada

kutil dan oleskan


natrium
bikarbinat
(soda kue).
- Bilas setelah 4
jam
- Bila perlu ulangi
pemakaian
dengan
interval
mingguan.
- Berguna untuk
4.

Gangguan citra

Tupen : klien mampu

kutil yang kecil


1.Dorong klien

1.Dengan

diri b.d

menerima

untuk

demikian klien

penumpukan

keadaanya

mengekspresika

merasa

nodul merah

Tupan :

dimotivasi untuk

seperti bunga

Klien mampu

perasaan,

perbaikan yang

kol d.d. merasa

kembali

pikiran,

optimal

malu atas

melakukan

pandangan

perubahan

aktivitas sehari

dirinya

pada alat

tanpa ada rasa

kelaminnya

malu dan takut

2. Dorong kilen

perilaku positif,

tidak diterima di

untuk

dan

lingkungannya

aktif bertanya

berkesempatan

tentang masalah,

untuk

penanganan,

tujuan dan

perkembangan,

rencana

dan

masa depan

prognosa data

berdasarkan

2.Meningkatkan

realita
3.Meningkatkan
3. Berikan

kepercayaan dan

informasi

mengadakan

yang dapat

hubungan antara

dipercaya

klien

dan perawat
4.Klien dan
4. Perjelas

orang

berbagai

terdekat

kesalahan

cenderung

konsep

menerima krisis

klien terhadap

dengan cara

perawatan diri

yang

dan

sama

pemberi

meningkatkan

perawatan

kepercayaan diri
klien

5. Beri dukungan

5.Meningkatkan

keluarga untuk

ventilasi

beradaptasi

perasaan dan
memungkinkan
respon yang
lebih

5.

Resiko tinggi

Mencegah terjadinya

1.Anjurkan klien

membentu klien.
1. Kontak

penularan b.d.

penularan penyakit

menghindari

dengan orang

pecahnya

kepada orang lain

kontak

yang terinfeksi

nodul merah

yang kontak seksual

fisik dengan

juga

dan lesi

dengan klien

pasangan

akan

seksual

memperparah

yang terinfeksi

kondisi klien

2.Anjurkan

2. Untuk

penggunaan

melindungi

kondom

pasangan klien

kepada

dari

pasangan

infeksi virus dan

klien 3.Anjurkan

penyakit

klien

kondiloma 3.

untuk

Untuk

menghentikan

mempercepat

aktivitas seksual

proses

selama

penyembuhan

terpajan

pengobatan

dan mencegah
infeksi
lanjut maupun
laten
4. Pemeriksaan
dini

4.Anjurkan klien

sangat baik

memeriksakan

untuk

diri

mendeteksi lebih

secara teratur

awal

termasuk pula

akan ada atau

memeriksakan

tidaknya infeksi

pasangan

virus

seksualnya

5. Dengan

5.Anjurkan klien

begitu, dapat

melakukan

terdeteksi dini

pemeriksaan pap

perubahan

smear secara

tingkat

teratur

seluler meliputi
papillomatosis,
akantosis,
abnormalitas
koilosistik serta
kelainan nukleus

5. Evaluasi
a. Setelah pengobatan infeksi tidak tertular pada orang lain, pasien tidak kambuh lagi
setelah mendapat pengobatan.
Data indikasi :
Pasien membatasi kontak langsung dengan orang lain.
b. Tidak ada tanda-tanda peradangan : tidak ditemukan tanda-tanda infeksi sekunder :
CSF normal.

c. Pasien memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan infeksi sebelum perluasan


atau penyebaran virus : pasien dapat mengetahui tentang cara pengobatan dan tujuan
dari penggunaan antiinfeksi dalam jangka waktu yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Ed. 2.
EGC : Jakarta
Infeksi Menular Seksual. 2005. Ed. 3. FKUI : Jakarta
Price Wilson. Anatomi Fisiologi. EGC.
Brunner & Suddarth. 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. EGC: Jakarta
http://anandiayuska.com/?p=72
http://medicastore.com/penyakit/245/Kutil_Genitalis_Kondiloma_Akuminata.html
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksiwanita-2/
http://books.google.co.id/books?
id=PLA2vowuMJEC&pg=PA41&dq=kondiloma+akuminata+pada+wanita+hamil&hl=id&ei
=mmKHTavkC4WyrAfs_5Qr&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CDEQ6A
EwAQ#v=onepage&q=kondiloma%20akuminata%20pada%20wanita%20hamil&f=false

Anda mungkin juga menyukai