1. Definisi
Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam
atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
Virus Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan
mukosa. Sinonim penyakit ini disebut jengger ayam, kutil kelamin, dan genital warts.
Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjenjot yang disebabkan oleh virus.
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling
vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa (Zubier, 2009)
2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan
18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar
dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya
bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Papsmear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan
atau kerongkongan.
3. FAKTOR RESIKO
1. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang yang mempunyai
aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan seksual lebih dari 1 orang
(multiple). Winer et al., pada penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswi-mahasiswa
yang sering bergonta-ganti pasangan seksual dapat terinfeksi HPV melalui pemeriksaan
DNA. Wanita dengan lima atau lebih pasangan seksual dalam lima tahun memiliki resiko
7,1% mengalami infeksi HPV (anogenital warts) dan 12,8% mengalami kekambuhan
dalam rentang waktu tersebut. Pada penelitian yang lebih luas, WAVE III yang
melibatkan wanita berusia 18-25 tahun yang memiliki tiga kehidupan seksual dengan
pasangan yang berbeda berpotensi untuk terinfeksi HPV.
2. Penggunaan Kontrasepsi
Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat kontrasepsi oral ternyata
menunjukkan adanya hubungan terjadinya infeksi HPV pada servik. Namun hubungan
pasti antara alat kontrasepsi oral dengan angka kejadian terjadinya kondiloma
akuminata masih menjadi perdebatan di dunia.
Amo, 2005 mengemukakan bahwa kontrasepsi hormonal berasosiasi kuat dan
meningkatkan risiko terinfeksi KA pada perempuan, yaitu sebesar 19,45; 95% CI : 2,45
154,27 7. Penelitian lain menemukan bahwa kontrasepsi oral berisiko sebesar 1,7; 95%
CI : 1,3 2,2 untuk terjadinya KA.
3. Merokok
Hubungan antara merokok dengan terjadinya kondiloma akuminata masih belum jelas.
Namun pada penelitian ditemukan adanya korelasi antara terjadinya infeksi HPV pada
seviks dengan penggunaan rokok tanpa filter (cigarette) dengan cara pengukuran HPV
DNA.
PSK di Spanyol yang berumur 25 tahun ke atas dan tidak merokok mempunyai risiko
yang rendah untuk terjadinya KA (OR 0,33; 95% CI : 0,17 0,63) dibandingkan pada
PSK berumur < 25 tahun dan merokok (OR 2,28; 95% CI : 1,36 3,8) 7. Moscicki (2001)
melaporkan kebiasaan merokok berisiko terinfeksi KA sebesar 1,50; 95% CI : 0,77
2,94 5. Namun, kedua penelitian ini belum bisa menunjukkan adanya hubungan dosis
respon merokok terhadap terjadinya KA. Penelitian oleh Wen, dapat membuktikan
bahwa kebiasaan merokok 10 batang rokok per hari berisiko 2 kali terinfeksi KA
dibandingkan pada non perokok (95% CI : 1,7 3,7)15. Sedangkan Minerd (2006)
memaparkan bahwa kebiasaan merokok pada penderita HIV positif berisiko 3,9 kali lebih
besar terinfeksi KA
4. Kehamilan
Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa kehamilan
pertumbuhannya makin cepat, dan jika pertumbuhannya terlalu besar dapat
menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul perdarahan pasca persalinan. Selain itu
dapat juga menimbulkan kondiloma akuminata atau papilomatosis laring (kutil pada
saluran nafas) pada bayi baru lahir.
5. Imunitas
Kondiloma juga sering ditemukan pada pasien yang immunocompromised (misal : HIV).
Imunitas tubuh berperan dalam pertahanan tubuh terhadap HPV. Imunitas tubuh yang
rendah berisiko 1,99 kali lebihbesar (95% CI : 1,17 3,37) untuk terinfeksi KA. Imunitas
tubuh terhadap KA dapat juga diperoleh dari vaksin HPV, namun efektifitas vaksin HPV
ini masih dalam tahap penelitian
4. BENTUK KONDILOMA
Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk:
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang
lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai
pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan
imunitas terganggu.
2. Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti
batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul
dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.
3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak
tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.
Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
5. MANIFESTASI KLINIS
Kondiloma akuminata sering muncul didaerah yang lembab, biasanya pada penis,
vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah
perianal.
Berbau busuk
Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran bunga kol
Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant
atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut
6. KOMPLIKASI
KA merupakan IMS yang berbahaya karena dapat menyebabkanterjadinya komplikasi
penyakit lain yaitu :
a. Kanker serviks
Lama infeksi KA meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Moscicki, 2001
melaporkan bahwa risiko tertinggi terkena kanker serviks adalah pada kasus infeksi KA
selama 1 2 tahun (RH 10,27; 95% CI : 5,64 18,69). Risiko ini menurun pada infeksi
KA selama < 1 tahun (RH 7,4; 95% CI : 4,74 11,57) dan infeksi KA selama 2 3 tahun
RH 6,11; 95% CI : 1,86 20,06 5. Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua
pada perempuan karena kanker di negara berkembang dan penyebab ke 11 kematian
pada perempuan di AS. Tahun 2005, sebanyak 10.370 kasus kanker serviks baru
ditemukan dan 3.710 diantaranya mengalami kematian 7,10.
b. Kanker genital lain
Selain menyebabkan kanker serviks, KA juga dapat menyebabkan kanker genital lainnya
seperti kanker vulva, anus dan penis 4-7.
c. Infeksi HIV
Seseorang dengan riwayat KA lebih berisiko terinfeksi HIV 7.
d. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan
KA selama masa kehamilan, dapat terus berkembang membesar di daerah dinding
vagina dan menyebabkan sulitnya proses persalinan. Selain itu, kondisi KA dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terjadi transmisi penularan KA pada
janin secara tenggorokannya 4,6.
7. KONDILOMA SELAMA KEHAMILAN
a. Kehamilan dan kondiloma acuminata/HPV
Wanita yang terpapar HPV selama kehamilan memiliki kekhawatiran bahwa virus ini
akan membahayakan bayi mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak
mempengaruhi perkembangan janin.
b. Pengaruh kondiloma selama kehamilan
Jika seorang wanita terpapar kondiloma selama kehamilan, maka kondiloma
akan cepat berkembang, kemungkinan karena terjadi pengeluaran cairan vagina
berlebih yang membuat lingkungan yang baik untuk virus, perubahan hormonal atau
penurunan kekebalan tubuh.
c. Pengaruh kondiloma acuminata/HPV terhadap bayi
HPV tidak mempengaruhi kehamilan dan kesehatan bayi secara langsung.
Resiko transmisi virus ini terhadap bayi sangat rendah.
Jika bayi terpapar virus saat kehamilan atau saat melahirkan maka transmisi
ini bisa menyebabkan terjadinya perkembangan wart/kutil pada korda vokalis dan
kadang pada daerah lain pada infan atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent
respiratory papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal ini sangat
jarang terjadi.
d. Pengaruh kandiloma acuminata bagi persalinan
Menurut Sinal, Woods (2005), melahirkan melalui jalan lahir dari vagina yang
terinfeksi dapat menyebabkan lesi (semacam luka) di pernafasan bayi. Kutil kelamin
memang ditularkan ke bayi baru lahir atau pasangannya, dan ada kemungkinan
untuk berulang (kambuh)
e. Aktivitas
Tidak ada restriksi kecuali menghindari hubungan seksual
f.
Diet
Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang seimbang
pada program dietari untuk memastikan ibu mendapatkan sitem imun yang optimal.
Dietari program
Sangat penting
1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel
2. vitamin C, antiviral
Penting
1.
2.
3.
4.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang
menetap bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk
meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan. Wanita yang memiliki kutil
di leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.
9. PENATALAKSANAAN
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat terapi
spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan pada pembersihan kutil kutil
yang tampak dan bukan pemusnahan virus. Pemeriksaan adalah lesi yang muncul
sebelum kanker serviks adalah sangant penting bagi pasien wanit yang memiliki lesi
klinis atau riwayat kontak. Perhatian pada pribadi harus ditekankan karena kelembaban
mendukung pertumbuhan kutil
a. Kemoerapi
1. Podophylin
Podophylin adalah resin yang diambil dari tumbuhan dengan kandungan beberapa
senyawa sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah. Podophylino yang paling aktif
adalah podophylotoksin. Jenis ini mungkin terdiri atas berbagai konsentrasi 10 25 %
dengan senyawa benzoin tinoture, spirit dan parafin cair.yang digunakan adalah tingtur
podofilin 25 %, kulit di sekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi
iritasi setelah 4 6 jam dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3
hari, setiap kali pemberian tidak boleh lebih dari 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat
toksik. Gejala toksik ialah mual, muntah, nyeri abdomen gangguan alat napas dan
keringat kulit dingin. Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi
kematian fetus. Respon pada jenis perawatan ini bervariasi, beberapa pasien
membutuhkan beberapa sesi perawaan untuk mencapai kesembuhan klinis, sementara
pasien pasien yang lain menunjukkan respon yang kecil dan jenis perawatan lain
harus dipertimbangkan.
2. Podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak 0,5 % dalam
larutan eatnol. Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak disarankan untuk penggunaan
pada masa kehamiolan atau menysui, jenis ini lebih aman dibandingkan podophylin
apilkasi mandiri dapat diperbolehkan pada kasus kasus keluhan yang sesuai
Penyakit Condiloma Akuiminata merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
sering dikeluhkan masyarakat.Oleh karena itu cara pencegahannya dilakukan
berdasarkan program IMS ( Infeksi Menular Seksual )
1. Pencegahan Primer
Perubahan perilaku
Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan bebas dan cuek ke arah yang
layanan IMS
Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu lembaga yang bisa
melayani masyarakat terkait penyakit penyakit IMS ( Infeksi Menular
Seksual ).
Pendidikan Kesehatan
Instruksi umum :
1.
Anjurkan pada pasien untuk menghindari aktivitas seksual sampai tidak ditemukan
koplikasi atau pengobatan terakhir dan sampai ditemukan hasil yang negatif pada
pemeriksaan serksi.
2.
Jelaskan pada pasien tentang tanda dan gejala dan mengenalinya agar segera
mendapatkan pengobatan.
5. Anjurkan pada pasien untuk menghindari infeksi yang berkelanjutan dengan selalu
menyiapkan kondom.
6. Dukung dan anjurkan pada pasien dan pasangan untuk melakukan tes HIV.
7.
8. Anjurkan untuk selalu membersihkan alat kelamin dengan menggunakan air yang
hangat
9. Anjurkan untuk merawat alat kelaminnya, agar penyakitnya tidak semakin parah.
10. Anjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene
11. PATOFISIOLOGI
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai
lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah
dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing. Sebagian besar
kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31, 33,
45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai
dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars
papilare pada dermis memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila
kutil telah ditemui pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana
stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes
terpancar pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel
skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma.
Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian
ultrastruktural menunjukkan adanya partikel partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.
Hubungan seksual
Pathway
Ditumpangi oleh patogen
Gatal dan
12. terasa terbakar
Menghantarkan pesan gatal ke otak
Bereplikasi
Tidak terkendali
nyaman saat
melakukan
hubungan
seksual
Impuls
elektronikimia
(gatal)
sepanjang nervus ke dorsal spinal cord
Nodul kemerahan di sekitar genitalia
Gangguan pola fungsi seksual
Thalamus
Persepsi gatal
Pecah/muncul lesi
Resti penularan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas pasien
b.
Riwayat keluarga
c.
Status kesehatan
a)
b)
c)
d.
Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan oleh
berganti-ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari
kanker vulva ataupun karena gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi
yang dialami oleh wanita.
3. Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi
mual dan muntah. Kaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat
badan karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami penurunan nafsu
makan.
5. Pola kognitif perseptual
Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra
meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker
vulva, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat.Dimana salah satu etiologi dari
kanker vulva adalah akibat dari sering berganti ganti pasangan seksual.
7. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan.
Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain,
3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total).
Pasien wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang
berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah
terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan
baik akibat dari progresivitas kanker vulva sehingga harus beristirahat total.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien
menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri
yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya
perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk
dari vagina.
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping
pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker
vulva biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres yang diakibatkan dari
cemas yang berlebihan terhadap risiko terjadinya keselamatan dirinya sendiri.
10. Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita dengan
kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang orang terdekatnya
karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping keluarga akan
melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.
11. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan nyaman gatal b.d. infeksi virus human papiloma
2) Gangguan pola fungsi seksual b.d. gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin
3) Gangguan integritas kulit b.d. pecahnya nodul dan muncul lesi pada kulit alat kelamin
4) Gangguan citra diri b.d. penumpukan nodul merah seperti bunga kol d.d. merasa malu
atas perubahan pada alat kelaminnya
5) Resiko tinggi penularan b.d. pecahnya nodul merah dan lesi terpajan
no
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
keperawatan
Gangguan
Jangka pendek :
1.Berikan
1. Aktivitas
nyaman gatal
Setelah dilakukan
aktivitas
dapat membuat
b.d. infeksi
tindakan
klien
klien melupakan
virus human
keperawatan selama
papiloma
2.Anjurkan
2. Bahan
pada pasien
memakai
katun dapat
berkurang
pakaian dalam
menyerap
Jangka Panjang :
dari
keringat, agar
Setelah dilakukan
bahan katun
tidak lembab
tindakan
3.Berendam
3. Memberik
keperawatan selama
dalam air
an rasa nyaman
hangat 2x sehari
pada klien
4.Berikan obat
4. Menguran
Gangguan pola
Setelah dilakukan
antihistamin
1.Pantau
gi rasa gatal
1.Dengan
fungsi seksual
tindakan
tindakan
memantau
keperawatan,
keperawatan,
kemampuan
terasa
gangguan pola
gangguan pola
seksual
terbakar pada
seksual teratasi
seksual teratasi
klien, perawat
kemampuan
dapat
klien
memberikan
untuk melihat
intervensi yang
perubahan fungsi
tepat
seksualnya
terhadap
2.
alat kelamin
fokus gatalnya
penyebab
gangguan
2.Mengetahui
perasaan
pasien, sehingga
ia
2. Dorong klien
untuk
menjelaskan
mendiskusikan
mengenai
perasaan
gangguan
mengenai
pola fungsi
perubahan fungsi
seksual
seksualnya
yang ia alami
3.Membuka
pikiran
pasien mengenai
gangguan pola
3. Berikan
fungsi
informasi tentang
seksual yang ia
penyakit yang
alami
diderita klien
serta cara
mengatasinya
4.Mengetahui
harapan
klien mungenai
pola
fungsi
4. Anjurkan
seksualnya
untuk
4. menghindari
menghentikan
penularan
kegiatan seks
kembali oleh
selama
penyakit yang
masa
sama
pengobatan
5. Diskusikan
5.Dengan
tentang harapan
memberikan
klien untuk
harapan pada
melakukan
pasien,
aktivitas
pasien
seksual yang
termotivasi
normal
untuk
memperbaiki
gaya hidup/ pola
seksual yang
salah
3.
Gangguan
Mandiri
tindakan keperawatan
1.Anjurkan klien
1.Vit E akan
pecahnya nodul
selama
untuk
membantu
mengoleskan
mengurangi rasa
vitamin e pada
ketidaknyamana
kelamin klien
kutil
berkurang
Tupan:
mengurangi
Setelah dilakukan
resiko
tindakan
infeksi
keperawatan, nodul
2. Berikan
konsumsi
2. Buah-buahan
makanan dan
mengandung
sembuh
buah
vitamin C
buahan serta
sayuran
untuk
yang bewarna
menjaga
hijau
kelembaban
seperti mangga
kulit dan
integritas kulit
3. Anjurkan klien
untuk selalu
3. dengan
menjaga
menjaga
kebersihan
kebersihan
genitalia
daerah
genitalia, kulit
genitalia
terjaga dari
Kolaborasi:
resiko
1. Berikan Asam
infeksi lainnya
trikloroasetat
80%-
1. untuk
90%
menetralisir
- Oleskan selama
beberapa
bereaksi
detik,hanya pada
Gangguan citra
1.Dengan
diri b.d
menerima
untuk
demikian klien
penumpukan
keadaanya
mengekspresika
merasa
nodul merah
Tupan :
dimotivasi untuk
seperti bunga
Klien mampu
perasaan,
perbaikan yang
kembali
pikiran,
optimal
malu atas
melakukan
pandangan
perubahan
aktivitas sehari
dirinya
pada alat
kelaminnya
2. Dorong kilen
perilaku positif,
tidak diterima di
untuk
dan
lingkungannya
aktif bertanya
berkesempatan
tentang masalah,
untuk
penanganan,
tujuan dan
perkembangan,
rencana
dan
masa depan
prognosa data
berdasarkan
2.Meningkatkan
realita
3.Meningkatkan
3. Berikan
kepercayaan dan
informasi
mengadakan
yang dapat
hubungan antara
dipercaya
klien
dan perawat
4.Klien dan
4. Perjelas
orang
berbagai
terdekat
kesalahan
cenderung
konsep
menerima krisis
klien terhadap
dengan cara
perawatan diri
yang
dan
sama
pemberi
meningkatkan
perawatan
kepercayaan diri
klien
5. Beri dukungan
5.Meningkatkan
keluarga untuk
ventilasi
beradaptasi
perasaan dan
memungkinkan
respon yang
lebih
5.
Resiko tinggi
Mencegah terjadinya
1.Anjurkan klien
membentu klien.
1. Kontak
penularan b.d.
penularan penyakit
menghindari
dengan orang
pecahnya
kontak
yang terinfeksi
nodul merah
fisik dengan
juga
dan lesi
dengan klien
pasangan
akan
seksual
memperparah
yang terinfeksi
kondisi klien
2.Anjurkan
2. Untuk
penggunaan
melindungi
kondom
pasangan klien
kepada
dari
pasangan
klien 3.Anjurkan
penyakit
klien
kondiloma 3.
untuk
Untuk
menghentikan
mempercepat
aktivitas seksual
proses
selama
penyembuhan
terpajan
pengobatan
dan mencegah
infeksi
lanjut maupun
laten
4. Pemeriksaan
dini
4.Anjurkan klien
sangat baik
memeriksakan
untuk
diri
mendeteksi lebih
secara teratur
awal
termasuk pula
memeriksakan
tidaknya infeksi
pasangan
virus
seksualnya
5. Dengan
5.Anjurkan klien
begitu, dapat
melakukan
terdeteksi dini
pemeriksaan pap
perubahan
smear secara
tingkat
teratur
seluler meliputi
papillomatosis,
akantosis,
abnormalitas
koilosistik serta
kelainan nukleus
5. Evaluasi
a. Setelah pengobatan infeksi tidak tertular pada orang lain, pasien tidak kambuh lagi
setelah mendapat pengobatan.
Data indikasi :
Pasien membatasi kontak langsung dengan orang lain.
b. Tidak ada tanda-tanda peradangan : tidak ditemukan tanda-tanda infeksi sekunder :
CSF normal.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Ed. 2.
EGC : Jakarta
Infeksi Menular Seksual. 2005. Ed. 3. FKUI : Jakarta
Price Wilson. Anatomi Fisiologi. EGC.
Brunner & Suddarth. 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. EGC: Jakarta
http://anandiayuska.com/?p=72
http://medicastore.com/penyakit/245/Kutil_Genitalis_Kondiloma_Akuminata.html
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksiwanita-2/
http://books.google.co.id/books?
id=PLA2vowuMJEC&pg=PA41&dq=kondiloma+akuminata+pada+wanita+hamil&hl=id&ei
=mmKHTavkC4WyrAfs_5Qr&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CDEQ6A
EwAQ#v=onepage&q=kondiloma%20akuminata%20pada%20wanita%20hamil&f=false