Anda di halaman 1dari 21

KONDILOMA AKUMINATA

I. PENDAHULUAN
Kondiloma akuminata (KA) atau genital warts merupakan bentuk proliferasi
jinak dari kulit dan mukosa yang disebabkan oleh Human papilloma virus
(HPV).Virus ini tidak menampakkan gejala maupun tanda akut dari perjalanan
penyakit melainkan terjadinya ekspansi lokal dan perlahan dari sel epitel.
1,
Kelainan kulit yang tampak berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa dapat
berupa !egetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot (eksofitik) dan beberapa
bergabung membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang
kol.
1,",#
Penyakit ini ditularkan melalui kontak seksual.
,$
Pertumbuhan jaringannya
bersifat jinak, superfisial dan terutama di daerah genital.
1
%nfeksi !irus subklinis dapat berlangsung &ukup lama atau dapat tumbuh dan
membentuk massa yang besar dan menetap selama beberapa bulan atau tahun.
1,"
Human papilloma virus penyebab penyakit ini merupakan golongan papova virus,
dimana terdapat lebih dari 1'' tipe dari double stranded HPV yang telah
diidentifikasi hingga saat ini.
1,
Kelompok !irus ini sangat erat kaitannya dengan
perkembangan dari displasia ser!iks, kanker ser!iks dan displasia !ul!a. (elain itu
juga berkaitan dengan berbagai bentuk !eruka termasuk !eruka !ulgaris, !eruka
plana, !eruka plantaris, warts filiform dan kondiloma akuminata.
1,"
Hampir )'* dari kondiloma akuminata dikaitkan dengan HPV tipe + dan 11.
Kedua tipe tersebut merupakan kelompok yang paling berpotensi rendah dalam
menimbulkan neoplasia.
,",#
,eskipun demikian, hanya sekitar 1-* indi!idu
yang terinfeksi HPV yang menampakkan lesi klinis yang nyata.
",#
Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di
daerah genitalia eksterna. Pada pria tempat predileksinya di preineum dan sekitar
anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus, dan pangkal
penis. Pada .anita di daerah !ul!a dan sekitarnya, introitus !agian, kadang-
kadang porsio uteri. Pada .anita yang banyak mengeluarkan flour albus atau
.anita yang hamil pertumbuhan penyakit lebih &epat.
+
1
Kelainan kulit berupa !egetasi bertangkai dan ber.arna kemerahan kalau
masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot
(papillomatosa) sehingga pada !egetasi yang besar dapat dilakukan per&obaan
sondase.
+
II. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini termasuk dalam Penyakit %nfeksi ,enular (eksual (%,() dan
merupakan jenis %,( yang paling sering ditemukan. /isiko seorang perempuan
tertular KA dari pasangan seksualnya adalah sebesar "'* . (ayangnya, KA
bersifat asimptomatis. 0ari semua total kasus KA yang ada, +'*-nya tanpa gejala,
hanya 1* yang mun&ul manifestasi klinis sebagai !egetasi genital, #* hanya bisa
dideteksi le.at colposcopy, 1'* hanya bisa dideteksi le.at pemeriksaan
01A2/1A dan $* adalah infeksi menetap KA. Hal ini berarti bah.a kasus KA
merupakan ice berg phenomen sehingga kasus yang mun&ul ke permukaan
sesungguhnya bukanlah kasus yang sebenarnya.
"
(ebagaimana kasus %,( yang lain, pre!alensi KA di tiap 1egara berbeda
tergantung praktek seksual dan distribusi umur penduduk. 0i Amerika (erikat
(A(), kasus baru KA menyerang $,$3+, juta penduduk A( setiap tahunnya, tahun
''$ sebanyak ' juta penduduk A( terinfeksi KA dan diperkirakan 4' juta
penduduk telah terinfeksi KA pada .aktu sebelumnya, ini berarti 5$* penduduk
A( umur seksual aktif pernah terinfeksi KA. 0i %nggris, tahun 1)5131))# terjadi
peningkatan pre!alensi KA dari ")'* menjadi $)#* pada penduduk %nggris.
Peningkatan yang signifikan terjadi sejak tahun 1)) yaitu sebesar 1$*. (ejak
tahun 1))" pre!alensi KA meningkat $* pada pria dan 4* pada .anita. 6ahun
1))), insidens KA dilaporkan sebanyak 5."" kasus KA baru. 0i 7elgia,
pre!alensi KA pada .anita sebesar 11*, di A( sebesar '* pada mahasis.a
putri, di %talia "+* dan (panyol sebesar #+* pada tahanan .anita. Pre!alensi
tertinggi KA adalah pada P(K (Pekerja (eks Komersial), yang berisiko tinggi
terinfeksi KA karena biasanya P(K berumur muda dan mempunyai kebiasaan
promiskuitas. Pre!alensi KA pada P(K di ,eksiko sebesar #"*, di 8epang #4*
dan di 9al&uta, %ndia sebesar +"*. Penyakit ini termasuk penyakit akibat
2
hubungan seksual (P.H.().:rekuensinya pada pria dan .anita sama.6ersebar
kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit langsung.
$,+
III. ETIOLOGI
Penyebab kondiloma akuminata adalah HPV yaitu !irus 01A yang tergolong
dalam bentuk !irus papo!a.
1
(ampai saat ini telah dikenal lebih dari 1'' tipe HPV,
namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma akuminata.
",5
6ipe yang
pernah ditemui pada kondiloma akuminata adalah tipe
+,11,1+,14,"',"1,"","$,"),#1,#,##,$1,$, dan $+.

7eberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi yaitu
tipe 1+ dan 14. 6ipe ini merupakan jenis !irus yang paling sering dijumpai pada
kanker ser!iks.
1,",#
(edangkan HPV tipe + dan 11 diketahui sebagai penyebab dari
kondiloma akuminata, kedua tipe ini adalah yang berpotensi paling rendah dalam
menimbulkan neoplasia.
,",#
0ari $) &ontoh kondiloma akuminata bentuk klasik
5$* disebabkan oleh HPV tipe +, dan $* HPV tipe 11.
+
%nfeksi HPV dapat
ditularkan se&ara langsung melalui hubungan seksual oleh karena itu termasuk
%,( atau se&ara tidak langsung melalui kamar mandi umum, kolam renang, dan
lain-lain, bisa juga se&ara autoinokulasi.
1,#
0alam hal ini, kelainan yang timbul dapat ditemukan pada anaknya selama
tahun pertama kehidupannya. ;mumnya, pada anak-anak dengan usia kurang dari
tahun, penularan terjadi se&ara !ertikal dari ibu ke anak selama proses
kelahiran.
",#
Adanya ri.ayat kontrasepsi oral, pasangan seksual yang banyak, dan seks
usia dini adalah faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan kondiloma
akuminata. ;mumnya, dua per tiga dari indi!idu yang pernah melakukan
hubungan seksual dengan penderita kondiloma akuminata akan menampakkan lesi
serupa dalam " bulan. <esi pada mukosa mulut, laryngeal dan trakeal, meskipun
jarang ditemukan, tetapi dapat timbul akibat kontak oro-genital.
,"
:aktor kebersihan2higiene memegang peranan penting untuk timbulnya
penyakit ini. <ingkungan yang lembab dan basah mempermudah timbulnya
3
penyakit. Penderita dengan kondiloma akuminata sering sekali memiliki infeksi
kelamin yang lain seperti kandidiasis, trikomoniasis, dan infeksi genital
nonspesifik.
+
6ransmisi HPV tergantung kepada beberapa faktor, yaitu kuantitas
!irus yang ada, dan keadaan imunologi indi!idu yang terkontaminasi !irus ini.
Pasien yang mempunyai kelemahan cell-mediated immunity adalah lebih rentan
terhadap infeksi HPV.
1,#
IV. PATOFISIOLOGI
Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang
terinfeksi HPV. (ampai saat ini dikenal lebih dari 1'' ma&am jenis HPV, yang
sering menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe + dan 11. HPV (Human
Papilloma Virus) ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah
kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi
permukaan epitel. Human papilloma virus adalah epiteliotropik= yang sifatnya
mempunyai affinitas tinggi pada sel-sel epitel. /eplikasinya tergantung pada
adanya differensiasi epitel skuamous. Virus 01A dapat ditemukan pada lapisan
terba.ah dari epitel. Protein kapsid dan !irus infeksius ditemukan pada lapisan
superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal,
menyebabkan respon radang, dan pada .anita menyebabkan keputihan dan
infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat
mengambil alih 01A dan bereplikasi yang tidak terkendali. :ase laten !irus
dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung sebulan
bahkan setahun. (etelah fase laten, produksi !irus 01A, &apsid dan partikel
dimulai. (el dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari
kondiloma akuminata (morphologic atypical koilocytosis of condiloma
acuminate) berkembang.
1,
<amanya inkubasi sejak pertama kali terpapar !irus
sekitar " minggu sampai 4 bulan atau dapat lebih lama.
"
HPV yang masuk ke sel
basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia.
Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. 1odul ini
bisa pe&ah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi
penularan karena pelepasan !irus bersama epitel.
+,5
4
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi
saraf perifer. (timulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls
elektrokimia sepanjang ner!us ke dorsal spinal &ord kemudian ke talamus dan
dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada .anita yang terinfeksi
HPV dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme, yang
berbau, gatal dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan
hubungan seksual.
1,+,5
gambar 1. Patogenesis infeksi HPV.
V. GEJELA KLINIS
Penyakit ini memiliki predileksi terutama pada daerah lipatan yang lembab,
misalnya di daerah genitalia eksterna. Pada laki-laki, tempat pedileksinya di
perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna,
korpus dan pangkal penis. (edangkan pada perempuan, di daerah !ul!a dan
sekitarnya, introitus !agina, kadang-kadang pada porsio uteri.
1,#
<esi juga dapat
ditemukan pada daerah perianal, baik pada laki-laki maupun perempuan, terutama
mereka yang memiliki ri.ayat anal intercourse.
,"
5
>ambaran effloresensi yang didapatkan yaitu tumor dengan permukaan li&in,
!erukosa, atau berlobus dapat menyerupai kembang kol (cauliflower), filiform,
atau seperti plak. ?arnanya dapat serupa dengan .arna kulit di sekitarnya, atau
ber.arna kemerahan hingga hiperpigmentasi.
1,,5
6erdapat # tipe morfologi pada kondiloma akuminata,yaitu@ serupa kembang
kol (cauliflower-like), papul datar (flat top papule). <esi papular tampak sebagai
papul berbentuk kubah, se.arna kulit, dengan diameter 1-# mm. <esi keratotik
tampak sebagai kutil dengan permukaan yang keras atau tampak seperti keratosis
seboroik.Varian papul kubah dan papul datar disebut sebagai papulosis bo.enoid
yang hiperpigmentasi.
"
Kelainan kulit berupa !egetasi yang bertangkai dan
ber.arna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. 8ika
timbul infeksi sekunder .arna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan
berbau tidak enak.
+
Pada perempuan yang banyak mengeluarkan fluor albus atau .anita yang
hamil, pertumbuhan penyakit lebih &epat. 0alam satu tulisan dikatakan bah.a
pertumbuhan yang &epat kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya kadar
estrogen lokal, meningkatnya !askularisasi pada daerah di sekitar genital serta
kelembaban daerah genital. (edangkan pendapat lain mengatakan bah.a
membesarnya kondiloma akuminata pada .anita hamil mungkin ada kaitannya
dengan penurunan imunitas seluler.
#
(elain itu juga ada Giant Condyloma yaitu kondiloma akuminata genital dan
anal yang berukuran besar. <esi a.al berupa kondiloma akuminata yang dengan
&epat meluas dengan pertumbuhan in!asif setempat, destruktif namun tidak
mengadakan metastase. Kondiloma !ul!a yang besar ini dapat terjadi pada orang-
orang dengan imunitas yang rendah, seperti pada kehamilan, penyakit hodgkin,
A%0(, atau mereka yang mendapat pengobatan imunosupresif. ,eskipun se&ara
klinis tampak ganas namun gambaran histologiknya jinak dan berisi jaringan
kondiloma akuminata.
#,+
6
>ambar . Kondiloma akuminata pada pria ditemukan giant condyloma pada
daerah prineum dan sulkus koronarius
>amabar ". Kondiloma akuminata pada daerah preianus memperlihatkan
!egetasi dan papul
7
>amabar #. Kondiloma akuminata pada .anita tampak papul !eru&is pada
daerah genetalia interna
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Gambaran histoato!o"i
Perubahan kondiloma akuminata terlihat sebagai hiperkeratosis
(Hiperkeratosis adalah penumpukan berlebihan dari sel-sel kulit),
hipergranulosis (adalah bertambah banyaknya sel-sel stratum granulosum)
dan koilositosis pada stratum spinosum. %nfiltrat mononuklear yang sedikit
terlihat pada dermis.
#,1'
>ambaran yang dominan berupa akantosis dan
papillomatosis (Papillomatosis adalah ele!asi permukaan kulit yang
disebabkan oleh hiperplasia dan pembesaran papila dermis. <apisan
tanduk juga mengalami parakeratosis tetapi tidak terlalu menebal. Proses
epidermal terjadi menyeluruh dengan batas ba.ah yang tegas. 7isa pula
didapatkan banyak sel ber!akuol dalam lapisan atas ,alpighi, tetapi
terbatas dalam distribusi dan tidak dijumpai pada semua bagian.
),1',11
8
>ambar #. kondiloma akuminata fase proloferasi tanpa koilositosis
(hematoAilina dan eosina objektif 1''Aokuler 1'A)
1'.
Panah hitam
menunjukaan peningkatan limfosit.
>ambar $. Koilositosis, kriteria untuk klasifikasi kondiloma akuminata
yang menunjukkan fase aktif replikasi !irus (hematoAilina B eosina
objektif 1''A okuler 1'A)
1'

b. Acetowhitening
6es ini menggunakan larutan asam asetat "-$* dalam akuades, dapat
menolong mendeteksi infeksi HPV subklinis atau untuk menentukan batas
pada lesi datar. Pemeriksaan ini menolong dalamm membatasi infeksi
HPV ke &er!iks dan anus. (ensi!itas acetowhitening pada infeksi HPV
&ukup baik dan untuk beberapa lesi hasil pemeriksaan tersebut lebih baik
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan histopatologi pada biopsi rutin.
Acetowhitenig pada lesi genetal eksterna tidak spesifik untuk kondiloma.
#. D$rmatoato!o"i
7iopsi diindikasikan misalnya pada diagnosis yang belum pasti, lesi yang
tidak berespons terhadap terapi standar, lesi yang memburuk selama terapi,
9
dan pada pasien imunokompromis.
"
Pada gambaran histopatologi ini dapat
ditemukan gambaran khas berupa koilositosis yang menunjukkan adanya
akti!itas !irus .
11

%. D$t$&si DNA HPV
Adanya 01A HPV dan tipe HPV spesifik dapat ditentukan melalui
pemeriksaan apusan dan biopsi dengan hibridisasi in situ. 0apat juga
dengan mikroskop elektron namun tidak efektif untuk tipe tertentu dengan
jumlah partikel !irus yang sedikit.
"
e. Papsmear
Pemeriksaan ini dilakukan pada .anita dengan kondiloma akuminata.
Pemeriksaan ini kurang sensitif dan spesifik untuk kondiloma, $'* .anita
dengan kondiloma memberikan hasil papsmear negatif namun positif
pada hibridisasi in situ untuk infeksi HPV.
"
Pemeriksaan ini tetap
dianjurkan dilakukan oleh para .anita sekali setahun untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya kanker ser!iks, yang juga dapat disebabkan oleh
infeksi HPV.
"
VII. DIAGNOSIS
0iagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis,
pemeriksaan pemeriksaan penunjang seperti histopatologi dan acetowhitening.
7erdasarkan dari hasil anamnesis bisa kita temukan ada ri.ayat kontak dengan
penderita kondiloma akuminata atau ada ri.ayat berhubungan dengan pekerja
seks komersial yang sebelumnya telah menderita atau terinfeksi HPV. (edangkan
pada gambaran klinik memperhatikan kelainan kulit berupa !egetasi yang
bertangkai dan ber.arna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak
kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa) sehingga pada !egetasi yang
besar dapat dilakukan per&obaan sondase. 8ika timbul infeksi sekunder .arna
kemerahan akan berubah menjadi kebu-abuan dan berbau tidak enak. Pada .anita
yang banyak mengeluarkan fluor albus atau .anita yang hamil pertumbuhan
penyakit lebih &epat. ;kuran tiap !egetasi biasanya 1- mm, namun bila
berkumpul sampai berdiameter 1', &m dan bertangkai. 0an biasanya ada yang
sangat ke&il sampai tidak diperhatikan. 6erkadang mun&ul lebih dari satu daerah.
10
Permukaannya berjonjot (papillomatosa). Vegetasi yang besar disebut sebagai
giant condyloma.
1
VIII. DIAGNOSIS 'ANDING
(. V$r)&a V)!"aris
Veruka !ulgaris adalah merupakan !egetasi yang tidak bertangkai,
kering dan ber.arna abu-abu atau sama dengan .arna kulit.
$,4
Kutil ini
bentuknya bulat ber.arna abu-abu , besarnya lentikuler atau kalau
berkonfluensi bernbentuk plakat, dengan permukaan yang kasar
(!erukous). 0engan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang
goresan (fenomena Koebner).
+
>ambar +. Veruka Vulgaris (viral warts) pada punggung tangan
"
*. Kon%i!oma !at)m
Kondiloma latum adalah merupakan sifilis stadium %%, klinis berupa plakat
yang erosif, ditemukan banyak Spirochaeta pallidum. <esi berupa papul
dengan permukaan lebih halus dan bentuk lebih bulat daripada kondiloma
akuminata. Klinis juga seperti keganasan tetapi histopatologisnya
memberikan gambaran jinak dengan penetrasi sampai di dermis.
+
11
>ambar 5. (ifilis skunder, kondiloma latum.
"
+. Kasinoma s$! s&)amosa
Karsinoma sel skuamosa adalah !egetasi yang seperti kembang kol,
mudah berdarah dan berbau.
$,1'
>ambar 4. Karsinoma sel skuamosa
1'
,. M)!)s&)m &ontan"ios)m
,oluskum kontangiosum adalah berbentuk papul miliar (1- mm) atau
nodul ($-1' mm), ber.arna putih seperti lilin atau se.arna dengan kulit.
7ulat, o!al, hemisferis atau berbentuk kubah yang kemudian di tengahnya
terdapat lekukan jika dipijat akan tampak keluar massa yang ber.arna
putih seperti nasi.
+
12
>ambar. A >ambar. 7
>ambar ) @ ,ollus&um &ontagiosum. A. papul-papul ber.arna seperti
kulit, padat, diskret, diameter 1- mm, dengan umbilikasi sentral. 7. <esi
yang multipel, beberapa lesi yang disertai inflamasi.
1

I-. PENATALAKSANAAN
A. P$nata!a&asanaan )m)m
(ebelum pengobatan dimulai sebaiknya di&ari kemungkinan adanya %,(
lain sehingga penyakit tersebut diobati terlebih dahulu. 7egitu pula bila
ditemukan penyakit lain yang menurunkan sistem imun. Pasangan seksual
juga diperiksa dan diobati. (ementara itu sebaiknya hubungan seksual
dihindari sementara .aktu atau menggunakan pelindung seperti kondom,
serta menjaga kebersihan genital untuk men&egah infeksi.
"

'. P$nata!a&sanaan &h)s)s
(. K$mot$rai
a. Po%o.i!in %an Po%o.i!oto&si&
Podofilin adalah resin yang diambil dari tumbuhan dengan kandungan
beberapa senya.a sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah.
Podofilin $* digunakan dengan &ara@ kulit di sekitarnya dilindungi
dengan !aselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi, setelah #-+ jam
di&u&i.
#
Podofilotoksin ',$* adalah jenis podofilin resin dengan
efektifitas serupa dengan podofilin tetapi efek toksiknya lebih rendah
13
sehingga direkomendasikan. ;ntuk podofilotoksin ',$*, digunakan
dua kali sehari selama tiga hari dilanjutkan empat hari tanpa terapi,
siklus ini diulangi lebih dari empat kali. 8ika belum terdapat
penyembuhan, dapat diulangi setelah " hari. Pemberian jangan
melebihi ',$ ml per hari karena akan diserap dan bersifat toksik.
1,1"
>ejala toksisitas ialah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat
napas, dan keringat yang disertai kulit dingin. Pada .anita hamil
sebaiknya jangan diberikan karena dapat menyebabkan kematian fetus.
9ara pengobatan dengan podofilin ini sering dipakai. Hasilnya baik
pada lesi yang baru, tetapi kurang memuaskan pada lesi yang lama
atau berbentuk pipih. 6idak dianjurkan pemberian sekaligus pada lesi
yang luas.
",+,1#,1$
b. Asam tri&!oroas$tat
Asam trikloroasetat digunakan larutan dengan konsentrasi 4'-)'*,
dioleskan sekali seminggu dan di&u&i setelah # jam. ,erupakan suatu
bahan yang bersifat kaustik dan menyebabkan koagulasi protein dan
desikasi yang akhirnya menyebabkan nekrosis pada lapisan
superfisial. 0apat diberikan pada .anita hamil.
+
Pemberiannya harus
berhati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Hindari
pemakaian pada kulit yang normal, dan disertai pemberian talk atau
sodium bikarbonat pada daerah lesi.
#
c. 5-fluorourasil
$-fluorourasil dalam bentuk krim $* dapat diberikan dua kali
seminggu untuk terapi kondiloma intrauretral dan sebagai alternatif
untuk terapi destruktif pada neoplasia intraepitelial pada genital
eksterna. Akan tetapi penggunaannya perlu dibatasi oleh adanya efek
samping inflamasi.
#,+
,empunyai efek sebagai anti metabolik yang
menghambat sintesis 01A2/1A dan &epat menimbulkan nekrosis
jaringan yang berproliferasi.
+
14
*. Im)not$rai
a. Int$r.$ron
%nterferon merupakan suatu famili glikoprotein dengan efek anti !irus,
antiproliferatif dan immunomodulator. Pemberian interferon dalam
bentuk injeksi intramuskuler, subkutan, intralesi, dan topikal dalam
bentuk krim. 8ika suatu sel diberi interferon, maka sel itu akan
mengembangkan kekebalan terhadap !irus.6erapi sistemik tidak
direkomendasikan sebagai terapi rutin karena, selain mahal juga
memberikan efek samping yang &ukup berarti. %nterferon alfa
diberikan dengan dosis #-+ m;. i.m.. " kali seminggu selama +
minggu atau dengan dosis 1-$ ,u %.,. selama + minggu.
#,+
b. Imi/)imo% &rim 01
%miCuimod krim $* adalah obat sintetik yang dapat meningkatkan
respon imun dengan &ara kerja mempengaruhi respon imun alamiah
dan respon imun seluler dengan diperantarai oleh %:1-D dan 61:-D
yang menunjukkan akti!itas anti!irus se&ara tidak langsung pada
HPV.0igunakan sebelum tidur, " kali seminggu selama 1+ minggu.
0aerah yang diberi krim dibersihkan dengan sabun dan air setelah +-
1' jam pemakaian. 6angan harus di&u&i dengan sabun dan air segera
setelah pemakaian.
"
+. Tin%a&an b$%ah
a. '$%ah S#a!$!
7eberapa penulis menyatakan bah.a selain ketiga &ara pembedahan
tersebut diatas, ada &ara lain dalam pengobatan KA, yaitu dengan
bedah skalpel atau eksisi. 9ara ini khususnya digunakan pada KA
yang bertangkai dan dilakukan dengan pembiusan lokal diba.ah lesi.
7eberapa penulis mengatakan bah.a pengobatan KA dengan bedah
skapel atau eksisi memberikan hasil penyembuhan yang baik.
+
b. '$%ah !istri&
Prosedur ini &ukup efektif digunakan khususnya untuk lesi yang relatif
sedikit Atau biasa juga disebut dengan elektro kauterisasi. Kuret atau
Kauter (Elektrokauterisasi) dengan kondisi anastesi lokal dapat
digunakan untuk pengobatan kutil yang resisten terhadap perlakuan
topikal.
#
15
c. '$%ah b$&) 2N
*
#air3 N
*
O #air4
9ara ini sederhana dilakukan dan tidak menggunakan bahan kimia.i
atau anastesi lokal, dan jarang ditemukan adanya komplikasi. 6eknik
ini dapat menyingkirkan lesi tanpa menimbulkan skar2parut dan
perubahan pigmentasi yang minimal atau tidak ada sama sekali.
15
d. '$%ah !as$r 25O
*
Las$r4
:eriFi dkk melaporkan terapi topikal pada anak-anak yang menderita
kondiloma akuminata, termasuk aplikasi agen kaustik dan iritasi
seperti liuid nitrogen trichloroacetic acid dan podophyllum resin!
Agen-agen ini tidak dapat ditoleransi dengan baik oleh anak-anak
yang memerlukan aplikasi yang multipel. Vaporisasi pada warts
menggunakan laser karbondioksida adalah metode terapi yang terbaru.
Keuntungan dari penggunaan laser 9G

ini adalah karena dapat


digunakan pada daerah yang &ukup luas tanpa menimbulkan skar,
striktur, ataupun penyempitan lumen. ,etode ini &enderung
mengeliminasi !irus dan memper&epat penyembuhan dengan
pembentukan skar 2parut yang sangat minimal.
1"
-. KOMPLIKASI
a. Kan&$r S$r6i&s
<ama infeksi KA meningkatkan risiko terjadinya kanker ser!iks. Pada
tahun ''1 ,os&i&ki melaporkan bah.a risiko tertinggi terkena
kanker ser!iks adalah pada kasus infeksi KA selama 1 3 tahun.
/isiko ini menurun pada infeksi KA selama H 1 tahun (dan infeksi KA
selama 3 " tahun. Kanker ser!iks merupakan penyebab kematian
kedua pada perempuan karena kanker di negara berkembang dan
penyebab ke 11 kematian pada perempuan di A(. 6ahun ''$,
sebanyak 1'."5' kasus kanker ser!iks baru ditemukan dan ".51'
diantaranya mengalami kematian.
14
b. In.$&si HIV
H%V B A%0( adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human
%mmunodefi&ien&y Virus (H%V). 7erbagai ineksi oportunistik yang
sering terjadi pada penderita H%VBA%0( adalah toksoplasmosis,
16
sepsis, pneumonia, pneumokistik kranii, tuberkulosis paru, hepatitis 7,
ineksi !irus sitomegalo, diare kronikus, kandidiasis oroesofageal dan
kondiloma akuminata yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma
Virus (HPV). Kondiloma akuminata (KA) dapat timbul dalam !agina
dan uretra, &er!iks, !ul!a, penis, dan anus. >ejala klinis yang
ditemukan pada penderita H%V akan tmpak seperti penderita yang
imunokompremais.
14
#. Kom!i&asi s$!ama &$hami!an %an $rsa!inan
KA selama masa kehamilan, dapat terus berkembang membesar di
daerah dinding !agina dan menyebabkan sulitnya proses persalinan.
(elain itu, kondisi KA dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh,
sehingga terjadi transmisi penularan KA pada janin se&ara
trans!ertikal, dan janin dapat menderita KA pada tenggorokannya .
)
.
-I. PEN5EGAHAN
Penelitian daya imunogenitas dari empat jenis !aksin telah dilakukan oleh
Glsson dkk dan Villa dkk, menunjukan bah.a le!el dari imunugenital (>,6)
setelah pemberian !aksin tetap diatas le!el dari kekebalan dari !irus HPV bahkan
setelah bertahun tahun pas&a !aksinasi.Karena penyakit ini penularan terbayak
adalah li.at hubungan seksual maka upaya pen&egahan yang efektif adalah
pemakaian kondom.
15
Penelitian fase 1 sampai " telah dilakukan dengan keamanan dan hasil yang
memuaaskan sehingga direkomendasi oleh :ood and 0rug Administasi bah.a
!aksin tersebut sangat aman dan dapat men&egah terjadinya &er!i&al interplasi
neoplastik tingkat dan " sehingga men&egah terjadinya kanker. Penelitian
terbaru % dan %% menjelaskan hasil penelitian yang memuaskan dengan !aksinasi
k.adri!alent terhadap HPV tipe +,11,1+ dan 14 dengan hasil yang sangat
bermakna dibandingkan degan pla&ebo.
15

?HG juga mendukung dan mendorong untuk dilakukan upaya !aksinasi ini.
7eberapa badan dunia yang memberikan rekomendasi untuk !aksinasi dengan
standar pelaksanaannya@ Ameri&an 9ollege of Gbsteri& B >yne&ologist (A9G>),
17
Ad!issory 9ommittee of %mmuniFation Pra&ti&es (A9%P), 909 ;(A, Eropa,
Australia, 6hailand.

%ndonesia %katan 0okter Anak memasukan dalam standar
imunisasi. PE/0G(K%2 Kelompok (tudi %,( telah mengeluarkan rekomendasi
penggunaan !aksin.
15

Ada banyak pilihan !aksin yang bisa kita jumpai yaitu@
,ono !alent,
0.i !alent, (tiped 1+ dan 14)
Iuadri!alent. (tipe +,11,1+,14)
Pilihan yang bijaksana apabila kalau kita dapat memberikan perlindungan
terhadap semua infeksi HPV dimana presentasi infeksi dan keganasan ditemukan
pada HPV +,11, 1+ dan 14.
7anyak yang menganjurkan !aksinasi diberikan menjelang usia pubertas yaitu 1'
tahun keatas dengan pemberian se&ara " kali berturut.
15
>ambar 1'. 8ad.al imunisasi menurut %0A%
18
-II. PROGNOSIS
?alaupun sering mengalami residif, prognosisnya &ukup baik. Perempuan
yang sistem imunnya berkurang yang disebabkan obat immunosupresi atau infeksi
H%V berisiko tinggi, berkembang menjadi penyakit persisten. Pada perempuan
memiliki insidens yang tinggi berkembang menjadi displasia pada !ul!a, !agina,
atau ser!iks. Prognosis kondiloma akuminata umumnya baik, memberikan
penyembuhan yang komplit.
Perbaikan spontan dapat terjadi pada 1'-"'* pasien dalam " bulan dan
berkaitan dengan respon imun seluler indi!idu. (etelah regresi, infeksi subklinis
dapat menetap seumur hidup. /ekurensi dapat terjadi, baik pada indi!idu dengan
respon imun yang normal maupun pada mereka dengan imunodefisiensi.
/ekurensi lebih sering terjadi akibat reakti!asi dari infeksi subklinis dari pada
reinfeksi dari pasangan seksual. 8ika dibiarkan tanpa mendapat terapi, lesi yang
ada dapat membaik, menetap, atau berkembang menjadi suatu keganasan
Vaksin HPV saat ini tersedia untuk pen&egahan HPV yang dikaitkan dengan
dysplasia dan neoplasia termasuk kanker ser!iks, kondiloma akuminata, dan lesi
genital pre kanker. (erial imunisasi harus dilengkapi pada .anita usia )-+ tahun
"
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Androphy E8, <o.y 0ouglas /. ?arts. %n@ ?olff Klaus, >oldsmith <o.ell
A., KatF (tephen % eds "it#patrick$s %ermatology in General &edicine5
th
edition. ;(A@ 6he ,&>ra.-Hill 9ompanies= ''4. p 1)1#-
. ?olff Klaus, 8ohnson /A, (uurmond 0. "it#patrick$s Color Atlas and
Synopsis of Clinical %ermatology$
th
edition. ;(A@ 6he ,&>ra.-Hill
9ompanies= ''5.
". >ar&ea /<, 9hen Jioajiang. Papilloma Virus (tru&ture and Assembly. %n@
>ar&ea /<, 0imaio 0. 'he (apillomaviruses. ;(A@ (pringer= ''5. p +)-
51
#. Kirnbauer /, <enF P, Gkun ,,. Human Papilloma!irus %n@ 7olognia 8<,
8oriFFo 8<, /apini /P, eds%ermatology
nd
edition. ;nited Kingdom@
,osby= ''". p 115-"1
$. Handoko /P. Penyakit Virus. 0juanda A, eds. 0alam @ )lmu (enyakit *ulit
dan *elamin! 8akarta@ :K;% = ''5. hal 11"-#
+. Poligone 7, Kul.i&hit ?anla. (eAually 6ransmitted 0iseases. %n@ Arndt K,
Hsu 8effrey 6( eds &anual of %ermatologic 'herapeutics5
th
edition ;(A@
<ippin&ott ?illiams and ?ilkins= ''5. p #-)
5. (terling 89. Virus %nfe&tions. %n@, 7urns 6ony, 7reathna&h (tephen, 9oA
1eil eds. +ook$s 'e,tbook of %ermatology 4
th
edition. ;(A@7la&k.ell=
'1'. P1')-"4.
4. Aprillianingrum, :arida. Kondiloma Akuminata dalam :aktor /isiko
Kondiloma Akuminata pada Pekerja (eks Komersial. ;ni!ersitas
0iponegoro, (emarang@ Program Pas&a (arjana= ''+
20
). :eriFi ,, >er&ari A, PajaFiti <, 7ylta K, Ko&inaj A, 0obruna (.
9ondylomaA&uminata in 9hild end <aser 6herapy@ a 9ase /eport! Cases
-ournal ''), @1"
1'. 0ias EP, >ou!ea A<:, Eyer 99. 9ondyloma a&uminatum@ its
histopathologi&al pattern . Sao (aulo &edical -ournal. 1))5= 11$()
p1"4"-)
11. (eAually 6ransmitted Viral %nfe&tions. %n@ Habif, 6homas P eds. Clinical
%ermatology A Colour Guide 'o %iagnosis and 'herapy #
th
edition. ;(A@
,osby= ''#. p.""+-#.
1. ,enaldi (<, (jamsoe E(, ?isnu %,, eds. 0alam@ (enyakit *ulit yang
.mum di )ndonesia! 8akarta@ ,edi&al ,ultimedia %ndonesia = ''$. hal+#-
$
1". (arma 0P, Panganiban (, Albertson 0. 0iagnosti& ,i&ros&opi& %mages@
9ondyloma A&uminatum and s&abies!'he )nternet -ournal of
%ermatology. '')= 5(1)
1#. Anonim. Guidelines for the &anagement of Se,ually 'ransmitted
)nfections. ;(A@ ?HG= ''". p $1-#
1$. Kau!ar A1, eds. (rinciples and (ractices in Cutaneus /aser
Surgery.;(A@ 6aylor and :ran&is= ''$. p 1$'-1
1+. 8ames, ?illiam 0, 6imothy > 7erger, 0irk , Elston. 9ondyloma
Akuminata in Andre.sL 0iseases of 6he (kin 9lini&al 0ermatology 6enth
Edition. ;(A@ ;ni!ersity of Pennsyl!ania= ''$
15. <umintang Hans, pen&egahan infeksi Human Papilloma Virus dengan
!aksinasi. (urabaya ;ni!esitas Airlangga=Hal=##-$'
14. ,urtiastutik 0, 9lini&al manifestasion and management of human
papilloma !irus infe&tion in H%V. (urbaya ;ni!ersitas Airlangga. Hal=
1,1$,15
21

Anda mungkin juga menyukai