pdfcoffee.com
Home
Author / Uploaded
Seftiil
ASUHAN KEPERAWATAN KONDILOMA ACUMINATA Di Susun Oeh Kelompok 3 1. Dwi sumiyanto 2. Indah
wahyuni 3. Novi tri lest
Views 408
Downloads 21
Citation preview
Dwi sumiyanto
2.
Indah wahyuni
3.
4.
Nuraini saputri
5.
Rahmad subarka
6.
Rico fernando
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul”CONDILLOMA AKUMINATA
”.Kami menyadari, banyak kekurangan yang ditemukan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami
dengan tengan terbuka menerima kritikan dan saran untuk kebaikan makalah ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.Kami juga memohon maaf seandainya terjadi kesalahan yang sengaja ataupun
yang tidak disengaja terjadi dalam penulisan makalah.
pringsewu
Penulis
BAB I
lipat dalam dekade terakhir ini.Di negara Hongkong penyakit ini menduduki peringkat kedua PMS, dan
akhir-akhir ini insidensi penyakit ini meningkat terus.Data rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa
penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara penyakit penular seksual, sesudah uretritis gonore dan
non gonore. Condyloma accuminatum [Kondiloma akuminata ] juga dikenal sebagai: 1. Kutil kelamin 2.
Kutil kemaluan 3. Kutil genital (kutil genitalia) 4. Genital warts 5. Veruka akuminata 6. Venereal wart 7.
Jengger ayam
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu kondiloma akuminata ? 2. Apa penyebab kondiloma akuminata ? 3.
Bagaimana Etiologi kondiloma akuminata ? 4. Bagaimana patofisiologinya kondiloma akuminata ? 5. Apa
saja bentuk kondiloma akuminata ? 6. Bagaimana gejala klinis kondiloma akuminata ? 7. Bagaimana cara
penegakan diagnosis kondiloma akuminata ? 8. Bagaimana cara penatalaksanaan kondiloma
akuminata ?
C. Tujuan 1. Mengetahui apa itu kondiloma akuminata ? 2. Mengetahui apa penyebab kondiloma
akuminata ? 3. Mengetahui bagaimana Etiologi kondiloma akuminata ? 4. Mengetahui bagaimana
patofisiologinya kondiloma akuminata ? 5. Mengetahui apa saja bentuk kondiloma akuminata ? 6.
Mengetahui bagaimana gejala klinis kondiloma akuminata ? 7. Mengetahui bagaimana cara penegakan
diagnosis kondiloma akuminata ? 8. Mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan kondiloma akuminata
? 9. Mengetahui bagaimana prognosis kondiloma akuminata ?
A. Pengertian Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam
atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kondiloma
Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus Virus Papiloma Humanus (VPH)
dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. Sinonim penyakit ini disebut jengger
ayam, kutil kelamin, dan genital warts. Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjenjot yang disebabkan oleh virus. Kutil Genitalis (Kondiloma
Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui
hubungan seksual.Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa (Zubier, 2009).
1. Bentuk akuminata Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai
dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih besar
sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami
fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu. 2. Bentuk papul Lesi bentuk
papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian
lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin,
multipel dan tersebar secara diskret. 3. Bentuk datar (flat) Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai
makula atau bahkan sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah
dilakukan tes asam asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
C. Etiologi Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18,
yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa
menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor
intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada
vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau kerongkongan. D. Manifestasi 1. Gejala awal a.
Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.
b. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin. c. Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin. d. Rasa sakit
atau terbakar saat buang air kecil. e. Buang air kecil lebih sering dari biasanya. f. Demam, lemah, kulit
menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh. g. Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari. h.
Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dan lain-lain. i.
j. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan
keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan.
Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir. k. Pada pria, rasa panas seperti terbakar
atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. l. Pada wanita, beberapa gejala
dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan
melalui hubungan seksual. m. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka
tersebut dapat terasa sakit atau tidak. n. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin o.
Kemerahan di sekitar alat kelamin. p. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
q. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi.
E. Patofisiologi
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. Hal ini berpenetrasi melalui kulit dan menyebabkan
mikro abrasi mukosa. Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau gejala dan dapat berakhir
hingga bulan dan tahun. Mengikut fase laten, produksi DNA virus, kapsid dan partikel dimulai. Sel Host
menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis koilocytosis dari kondiloma akuminata. Area yang
paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina, serviks, perineum dan perineal. Lesi mukosa yang tidak
biasa adalah di oropharynx, larynx, dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan telah dilaporkan di area
lain yang tidak biasa (ekstremitas). Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan subklinis
sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis telah ditegakkan dalam
membawa keadaan infeksi dan potensi akan onkogenik.
F. Komplikasi Komplikasi yang timbul pada penyakit kondiloma akuminata yaitu : 1. Pada wanita dapat
terjadi kanker serviks. 2. Walaupun jara ng pada bayi baru lahir yang terpajan kutil geni talia selama
proses kelahirannya dapat mengidap kutil esofagus. 3. Obstruksi uretra pada laki-laki. 4. Abortus sponta
n pada kehami lan. 5. Penularan ke pasangan seksual lain
G. Pencegahan
1. Setia pada satu pasangan anda 2. Hindari melakukan hubungan seksual dengan patner yang beresiko
mengidap penyakit tersebut 3. Jaga kebersihan terutama kebersihan organ kelamin 4. Pasien wanita
harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan pedoman lokal/nasional. Rekomendasi
di Inggris adalah bahwa perempuan dengan kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan
pedoman standar. 5. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan penularannya.
6. Gunakan kondom tertama bila anda memiliki patner seksual lebih dari satu. Analisis apakah kondom
melindungi terhadap penularan HPV yang lebih kompleks dengan hasil yang beragam. Namun data
terbaru menunjukkan bahwa penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi perempuan terhadap
penularan HPV. 7. Segera lakukan pengobatan bila dirasa memiliki cirri-ciri penyakit diats dan beserta
pasangan seksual anda agar pengobatan yang anda lakuakn tuntas dan tidak sia-sia.
Bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat di dalam podofilin. Setelah pemakaian podofiloks, dalam
beberapa hari akan terjadi destruksi pada jaringan KA. Reaksi iritasi pada pemakaian podofiloks lebih
jarang terjadi dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum pernah dilaporkan. Obat ini
dapat dioleskan sendiri oleh penderita sebanyak dua kali sehari selama tiga hari berturut-turut. Asam
Trikloroasetat 25-50 % Pemberiannya adalah seminggu sekali dan harus hati-hati karena dapat
menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat diberikan kepada wanita hamil. Krim 5-Fuorourasil 1-5 % Obat ini
terutama untuk KA yang terletak di atas meatus uretra. Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang.
Sebaiknya penderita tidak miksi selama dua jam setelah pengobatan.
2. Tindakan Bedah a. Bedah Skalpel (eksisi) b. Bedah listrik (elektrokauterisasi) Biasanya efektif tetapi
membutuhkan anestesi local
c. Bedah beku (N2 N2O dan sebagainya) Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma
akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
3. Laser karbondioksida Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau
asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu
beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering gagal.
Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah
pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan
memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan
menjalani penyunatan.
Non Farmakologis Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria / Kutil Jengger Ayam pada
wanita). Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan dioleskan pada bagian
yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman karena terbuat dari bahan-bahan
alami.
I.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan :
1. Tes asam asetat Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa
menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di daerah
perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit). 2. kolposkopi merupakan tindakan yang rutin
dilakukan di bagian kebidanan. Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma
akuminata subklinis, dan kadangkadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat. 3. Histopatologi
Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya
akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang dan menebal,
parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.
b. Riwayat keluarga c. Status kesehatan a) Status kesehatan saat ini b) Status kesehatan masa lalu c)
Riwayat penyakit keluarga d. Pola fungsi kesehatan Gordon 1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan oleh berganti-
ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini 2. Pola istirahat dan tidur. Pola istirahat
dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker vulva ataupun karena
gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh wanita.
3. Pola eliminasi Dapat terjadi disuria serta hematuria. 4. Pola nutrisi dan metabolik Asupan nutrisi pada
wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi mual dan muntah. Kaji jenis
makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat badan karena wanita dengan kanker vulva
juga biasanya mengalami penurunan nafsu makan. 5. Pola kognitif – perseptual Pada wanita dengan
kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, pengecap. 6. Pola persepsi dan konsep diri Pasien kadang merasa malu terhadap
orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker vulva, akibat dari persepsi yang salah dari
masyarakat.Dimana salah satu etiologi dari kanker vulva adalah akibat dari sering berganti – ganti
pasangan seksual. 7. Pola aktivitas dan latihan. Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien
mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat
bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien wajar jika
mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang berkurang. Wanita yang disertai
dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak
dapat melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker vulva sehingga harus
beristirahat total. 8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita
penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan
pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan.
Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina. 9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah
pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker vulva biasanya mengalami
gangguan dalam manajemen koping stres yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan terhadap risiko
terjadinya keselamatan dirinya sendiri. 10. Pola peran - hubungan Bagaimana pola peran hubungan
pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola
peran dan hubungannya. Wanita dengan kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta
orang – orang terdekatnya karena itu akan mempe ngaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping
keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.
11. Pola keyakinan dan nilai Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang
diyakini.
B. Diagnosa Keperawatan 1.
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat pendarahan
2.
Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva
3.
Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker vulva
4.
5.
6.
7.
8.
C. Perencanaan Dx 1
: Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat pendarahan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan keseimbangan volume
cairan adekuat Kriteria Hasil 1. TTV pasien dalam batas normal, meliputi : i. Nadi normal ( ± 60 - 100 x /
menit) ii. Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit) iii. Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90
mmHg) iv. Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC) 2. Membran mukosa lembab 3. Turgor kulit baik (elastis) 4.
Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik setelah ditekan ) 5. Ekspresi wajah pasien tidak pucat
NO
INTERVENSI
RASIONALISASI
untuk
volume darah yang keluar melalui penggantian cairan yang perlu pendarahan
diberikan
sehingga
dapat
adekuat
untuk
transport
Hindari
trauma
dan
pendarahan
dan
perdarahan
kemungkinan
potensial
menyebabkan
volume sirkulasi
terhadap
misalnya ansietas,
dapat
berguna
kelemahan, pucat,
keadekuatan
gelisah, episode
berkeringat
penurunan kesadaran
/ Memburuknya menunjukkan
pendarahan. gejala
dapat
berlanjutnya
Kaji
turgor
kulit,
Penggantian
cairan
tergantung
pendarahan
(akut
mengencerkan
antineoplastik
pada
obat penderita
kanker. 9
Kolaborasi :
Berikan transfusi darah (Hb, Hct) memperbaiki jumlah darah dalm dan trombosit sesuai indikasi
tubuh
ibu
dan
mencegah
manifestasi anemia yang sering terjadi pada penderita kanker. Transfusi trombosit penting untuk
memaksimalkan
mekanisme
pembekuan
darah
pendarahan
lanjutan
sehingga dApat
diminimalisir. 10
Kolaborasi :
Perlu
dilakukan
untuk
Awasi pemeriksaan laboratorium, menentukan kebutuhan resusitasi misalnya : Hb, Hct, sel darah merah
Dx 2
: Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan nyeri pasien berkurang
atau terkontrol Kriteria hasil 1. Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun 2. Pasien
melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal dengan pengaruh / efek samping minimal 3.
TTV pasien dalam batas normal, meliputi : i. Nadi normal (± 60 - 100 x / menit) ii. Pernapasan normal ( ±
16 - 24 x / menit) iii. Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg) iv. Suhu normal (36,5oC
- 37,5oC)
4. Ekspresi wajah pasien tidak meringis 5. Pasien tampak tenang (tidak gelisah) 6. Pasien dapat
melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan tepat sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri NO
INTERVENSI
Lakukan
RASIONALISASI
pengkajian
komprehensif
[catat
nyeri
secara Membantu
membedakan
dan memberikan
nyeri
informasi
kemajuan
perbaikan
dan
atau
penyakit,
Peningkatan
nyeri
akan
mempengaruhi
perubahan
Dorong
penggunaan
manajemen
nyeri
secara
aktif
misalnyadengan mendengarkan
yang
dialami,
serta
Berikan posisi yang nyaman sesuai Memberikan rasa nyaman kebutuhan pasien
dan
membantu
Dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi pasien akan intensitas rasa
sakit.
Evaluasi upaya penghilangan nyeri / Tujuan yang ingin dicapai kontrol pada pasien
nyeri
yang
maksimum dengan pengaruh /
efek
samping
yang
Tingkatkan
tirah
baring,
adalah
tersering
komplikasi
dari
kanker,
nyeri
berbeda-
beda. Pemberian
analgetik
Kolaborasi rencana
untuk
manajemen
dengan yang
terorganisasi
dapat
kesempatan
pada
pasien
untuk mengontrol nyeri yang dialami. Terutama dengan nyeri kronis, pasien dan orang terdekat harus
aktif menjadi
partisipan
dalam
Kolaborasi untuk pelaksanaan prosedur Mungkin diperlukan untuk tambahan, misalnya pemblokan pada
mengontrol saraf
nyeri
berat
Dx 3 : Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker vulva Tujuan : Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan aktivitas seksual pasien tetap adekuat
pada tingkat yang sesuai dengan kondisi fisiologis tubuhnya Kriteria Hasil 1. Pasien mampu
mengungkapkan pemahamannya tentang efek kanker vulva yang dialaminya terhadap fungsi
seksualitasnya 2. Pasien mau mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, perubahan fungsi seksual
dan hasrat seksual dengan orang terdekat yang dialaminya NO
INTERVENSI
RASIONALISASI
seringkali
seringkali
diungkapkan
Informasikan pada pasien tentang Pedoman efek dari proses penyakit kanker membantu
antisipasi pasien
dan
dapat orang
serviks yang dialaminya terhadap terdekat untuk memulai proses fungsi seksualitasnya (termasuk di
adaptasi pada keadaan yang baru dalamnya
efek
samping
dari
proses
kehilangan
menerima
tahap
tersebut
4
Dorong pasien
untuk
berbagi Komunikasi
membantu
terbuka dalam
dapat
identifikasi
menemukan
pemecahan
masalah Dx 4 : Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun Tujuan : Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, aktivitas pasien dapat meningkat secara optimum / fungsi
tercapai Kriteria Hasil 1. Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa bantuan
perawat / orang terdekat 2. Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas NO
INTERVENSI
RASIONALISASI
sangat
bervariasi
aktivitas, misalnya perubahan tekanan tergantung pada tahap proses darah dan frekuensi jantung serta
penyakit, pernafasan
keseimbangan
status cairan,
nutrisi, serta
oksigenasi. 2
Berikan tindakan kenyamanan seperti Menurunkan tegangan otot dan gosokan punggung, perubahan
posisi, kelelahan serta meningkatkan atau
penurunan
stimulus
Evaluasi
laporan
Perhatikan
kemampuan
derajat
dari
/ ketidakmampuan pasien
kebutuhan
pemilihan intervensi
mempunyai
efek
kumulatif terhadap kondisi fisik yang dapat terus berlangsung bila masalah tersebut belum diatasi
Buat tujuan aktivitas realistis dengan Memberikan rasa kontrol dan pasien
Dorong aktivitas
perasaan mampu menyelesaikan pasien
untuk
ringan,
bila
terjadinya
frustasi
Berikan
bantuan
sehari-hari sesuai
dalam
aktivitas Memungkinkan
berlanjutnya
ketidakmampuan pasien 10
memenuhi
kebutuhan
serta
perkembangan janin Dx 5 : Ansietas b/d krisis situasional Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama ... x 24 jam, ansietas pasien dapat berkurang / teratasi Kriteria Hasil 1. TTV dalam batas normal i.
Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit) ii. Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit) iii. Tekanan darah normal (
± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg) iv. Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC) 2. Pasien
melaporkan
yang
INTERVENSI
RASIONALISASI pada
TTV
dapat
menunjukkan tingkat ansietas / gangguan
psikologis
yang
dialami pasien 2
dengan
komentar/
yang
ditunjukkan
kepada
pemberi
dalam
identifikasi
dan
kesalahan
Tinjau ulang pengalaman pasien / Membantu orang terdekat sebelumnya dengan rasa kanker
takut
interpretasi
konsep
pada
Dorong pasien untuk mengungkapkan Memberikan kesempatan untuk pikiran dan perasaannya
mengidentifikasi rasa takut yang dialami serta kesalahan konsep tentang diagnosis
dan menerima pasien, dan dapat membantu meningkatkan rasa percaya pasien kepada pemberi
perawatan.
Pertahankan kontak sering dengan Memberikan keyakinan bahwa pasien. Berikan sentuhan terapeutik
pasien tidak sendiri atau ditolak. bila perlu
Instruksikan
pasien
teknik relaksasi
pelepasan sistem
menimbulkan pada
pasien
dapatmengurangi
ansietas yang
dirasakan pasien 8
Berikan informasi yang akurat dan Pengetahuan / informasi yang sesuai pengobatan,
mengenai
diagnosa, diberikan
dan
diharapkan
konsistensi menurunkan
meningkatkan
pasien
kerjasama
dengan
pemberi
perawatan 9
Tingkatkan
rasa
tenang
energi,
meningkatkan
dan
kemampuan
koping pasien 10
perasaan
isolasi.
Bila sumber pendukung keluarga tidak adekuat, sumber luar dapat diberdayakan
misalnya
Libatkan
orang
terdekat
bila Menjamin
sistem
pendukung
D. Evaluasi Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria hasil dalam intervensi keperawatan
A. KESIMPULAN
Kondiloma akuminata merupakan proliferasi epitelial jinak yang disebabkan oleh human papillomauirus
(HPV), khususnya tipe 6 dan 11. Kondiloma akuminata dapat mengenai permukaan mukokutaneus
genitalia laki-laki maupun perempuan; hubungan seksual merupakan cara penularan yang paling sering
terjadi. Infeksi ini paling sering timbul setelah usia pubertas; keberadaan kondiloma akuminata pada
anakanak prapubertas harus membangkitkan kecurigaan terhadap kemungkinan pelecehan seksual.
Morfologi makroskopiknya berupa tonjolan papilaris yang bersifat sesilis (padat tanpa tangkai) atau
pedunkulasi (bertangkai) dan sering mengenai daerah.sulkus koronaria atau permukaan prepusium
sebelah dalam. Karakteristik histologiknya meliputi papillae stroma yang bercabang-cabang serta
ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis yang mengalariii hiperplasia dan sering disertai dengan
hiperkeratosis yang menonjol. Sering dijumpai vakuolasi sel epitel superfisial (koilositosis) .Maturasi sel
epitel terjadi secara teratur sehingga berbeda dengan CIS. Lesi bersifat jinak; lesi tersebut dapat timbul
kembali karena terjadinya infeksi HPV yang persisten.
B. saran Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.Olehkarena itu, penulis
mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi
di kemudian hari.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umum.
pdfcoffee.com
Contact information
Ronald F. Clayton
info@pdfcoffee.com
Address:
About Us
Contact Us
Copyright
Privacy Policy
FAQ
Cookie Policy
SUBSCRIBE OUR WEEKLY
NEWSLETTER