DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
CHENDRI Y.YALIME
IKA JANUARTI
MILNA SANGAJI
CABANG LUWUK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas kuliah yang berjudul
“ Asuhan Keperawatan tentang BENIGNA PROSTAT
HIPERLANSIA”
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil sehingga tugas ini dapat selesai.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
B. Tujuan Penulisan .........................................................................
C. Manfaat Penulisan .......................................................................
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan....................................................................................
B.Saran……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebabkan karena infeksi, dan gangguan pada saluran perkemihan yang salah
2009).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
Ruang Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun
2020.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien Tn.S
Perawatan Bedah (CHR) Kelas III RSUD Kota Baubau tahun 2020.
C. Manfaat Penelitian
2. Bagi Perawat
4. Bagi Penulis
5. Bagi Pembaca
1. Pengertian
aliran urin dengan menutupi orifisium uretra (Brunner & suddarth, 2003).
(Corwin, 2009).
dipergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Zat yang
dari :
a. Ginjal
b. Ureter
ureter kiri dan ureter kanan, terbentang dari hilus ginjal sampai
c. Vesika Urenaria
tiga muara, yaitu dua muara ureter dan satu muara ke uretra.
d. Uretra
b. Anatomi Prostat
panjang 3,4 cm, lebar 4,4 cm, tebal 2,6 cm. Secara embriologis terdiri
dari 5 lobus yaitu lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus
lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi satu
tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen
berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista
c. Fisiologi
filtrat. Dari jumlah ini hanya sekitar 1 % (1,5 liter) yang akhirnya
Dinding ureter terdiri dari otot polos yang serabutnya terdiri dari
dirangsang dan dihambat oleh pusat saraf otak yang lebih tinggi, yang
3. Etiologi/Predisposisi
belum diketahui secara pasti, tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan
yang dikaitkan dengan gangguan ini adalah stres kronis, pola makan tinggi
(zat kimia yang banyak digunakan sebagai pestisida, deterjen atau limbah
4. Patofisiologi
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
bulibuli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua
muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke
ureter atau terjadi refluks vesiko ureter. Keadaan keadaan ini jIka
oleh tonus otot polos yang pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot
polos pada leher buli-buli. Otot polos itu dipersarafi oleh serabut simpatis
resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot
detrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau
5. Manifestasi Klinis
1) Obstruksi :
e) Distensi abdomen
2) Iritasi :
anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik
lebih menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari 50 ml
c. Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi
6. Komplikasi
Karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak
karena saat ini fossa prostatik telah sembuh. Setelah ejakulasi, maka cairan
7. Pemeriksaan Diagnostik
lain :
umum klien.
8. Penatalaksanaan
1) Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien.
sekarang.
incontinentia urin.
umum :
d. Data fisik :
(warna, edema)
paha
e. Data psikologis :
jumlah)
3) Olahraga (jenis, teratur atau tidak).
5) Personal Hygiene.
6) Ketergantungan.
2. Diagnosa Keperawatan
(TURP).
4. Mempertahankan
kesterilan sistem
drainage cuci tangan
sebelum dan sesudah
menggunakan alat dan
observasi aliran urin
serta adanya bekuan
darah atau jaringan.
5. Monitor urine setiap
jam (hari pertama
operasi) dan setiap 2
jam (mulai hari kedua
post operasi).
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
No.RM : 09 67 x x x
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan Terakhir : SD
Umur : 22 tahun
dideritanya kurang lebih 6 tahun semakin parah dan klien juga mengatakan
operasi.
penyakit yang sama dengannya, klien dan keluarga mengatakan tidak ada
55 50
25 22 20 18
: hubungan perkawinan
: tinggal serumah
: klien
5. Riwayat Psikologis
karena telah diberi penjelasan oleh perawat dan dokter dan klien nampak
tenang.
6. Riwayat Sosial
7. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit kegiatan ibadah sholat 5 waktu dan saat
sakit klien tidak sholat hanya selalu berdoa kepada Allah SWT.
b. Pola Eliminasi
Tabel 3.2 Pola Eliminasi Klien
Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB
1. Frekuensi 1 kali / hari Selama menjalani
2. Konsistensi Lembek perawatan di rumah
3. Bau Khas sakit klien belum
4. Warna Kuning BAB.
5. Kesulitan Tidak ada
BAK
1. Frekuensi 4-5 kali / hari
2. Jumlah urine (cc/hari) ± 1000-1250 ml Terpasang kateter
3. Perasaan setelah BAK Puas urine
4. Bau Khas ± 700 ml
5. Warna Kuning jernih Tidak diketahui
6. Alat bantu Tidak ada Khas
7. Kesulitan Tidak ada Kuning pekat
Terpasang kateter
urine
Tidak ada
c. Pola Istrahat dan Tidur
Tabel 3.3 Pola Istrahat dan Tidur Klien
Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan klien :
7) Nampak meringis
b. Tanda-Tanda Vital :
1) Sistem Pernapasan
Palpasi : tidak ada nyeri dada saat bernafas, tidak ada nyeri
tekan, frekuensi nafas 20 kali/menit.
2) Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak terjadi distensi vena jugularis baik kanan
maupun kiri dan tidak ada sianosis.
Palpasi :
arteri karotis teraba dengan jelas, temperatur kulit
kali/menit.
mmHg.
3) Sistem Persarafan
ekstremitas bawah.
4) Sistem Perkemihan
pemasangan keteter.
ginjal.
5) Sistem Pencernaan
Inspeksi : bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak
7) Sistem Indera
a) Mata
b) Hidung
c) Telinga
d) Wicara
9) Sistem Endokrin
Inspeksi : tidak mengalami pembesaran kelenjar tyroid dan
bening.
Analisa Data
Kemungkinan
No Data Penyebab Masalah
(Pohon Masalah)
1 Data Subjektif : Tindakan pembedahan Nyeri akut
1. Klien mengatakan (post Op.)
nyeri pada luka
operasi.
2. Klien mengatakan Luka insisi bedah
nyeri yang
dirasakan seperti
ditusuk-tusuk dan Terputusnya
hilang timbul. kontinuitas jaringan
3. Klien mengatakan
skala nyeri yang
dirasakan 7 (nyeri Nyeri akut
berat).
Data Objektif :
1. Tampak meringis
2. Tampak luka
operasi pada perut
bagian bawah
ukuran 5 cm 3.
Tampak tirah baring
4. Tanda-tanda vital :
TD : 120/90
mmHg,
N : 90 kali/menit,
S : 37,50C,
RR : 20 kali/menit.
2 Faktor Resiko: Prosedur pembedahan Risiko infeksi
1. Tampak tirah (TURP)
baring.
2. Terpasang kateter
urine.
3. Pada urine bag
tampak kemerahan
dan tidak pekat.
C.Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No
Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri:
dengan spasme otot perawatan selama 3x24 jam
spincter, adanya maka kontrol nyeri dapat 1. Observasi
tindakan teratasi, dengan kriteria hasil:
tandatanda vital
pembedahan. 1. Melaporkan penurunan
2.Kaji karakteristik
nyeri. nyeri
2. Klien tampak tenang.
3.Beri posisi yang
3. Menggunakan tindakan
nyaman
pengurangan nyeri tanpa
analgesik 4. Anjurkan
klien untuk
mengurangi
aktivitasnya
5.Ajarkan klien
tekhnik distraksi
6. Kolaborasi dalam
pemberian terapi obat
analgesik
Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Hydration
2 dibuktikan dengan keperawatan selama 3x24 jam management:
prosedur maka resiko perdarahan
pembedahan terkontrol dengan kriteria 1. Monitor keadaan
(TURP). hasil: umum pasien
1. Vital sign dalam batas
normal; 2. Observasi vital
TD: 110-130/80 mmHg
sign sesuai indikasi
Nadi: 60-100 kali/menit
Suhu: 36-370C
2. Tidak ada tanda-tanda
3. Pantau output
perdarahan. cairan selama
3. Tidak ada dehidrasi. tindakan continuous
bladder irrgation
D.Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian Tn. S didapatkan data yang menunjang untuk mengarah
pada diagnosa BPH dengan data pada pengkajian yang diperoleh langsung
catatan medik dan catatan keperawatan serta kerjasama dengan tim kesehatan
lainnya.
B. Saran
Dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien diharapkan kerja sama dari
Aribowo & Andrifiliana. 2011. Infeksi Luka Operasi (Surgical Site Infection).
Yogyakarta: SMF Bedah RSUP Dr. Sarjito
RSUD Kota Baubau. 2019. Register Data Penyakit BPH. Baubau: Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Baubau