Ulkus mole atau chancroid merupakan salah satu penyebab penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi. Penyakit ini merupakan penyebab ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes dan sifilis. Chancroid dapat mengenai wanita ataupun laki-laki dan umumnya ditandai oleh ulkus pada bagian genitalia dan dapat terbentuk bubo atau limfadenopati supuratif. Penyakit ini sangat menular dan dapat sangat mengganggu pasien karena nyeri hebat yang ditimbulkan. Diagnosis chancroid umumnya cukup mudah ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa kultur jarang diperlukan. Diagnosis chancroid dapat menjadi lebih sulit pada pasien wanita karena sering kali asimptomatik. Penatalaksanaan chancroid adalah dengan menggunakan antibiotik. Gejala biasanya akan hilang dalam 1-2 minggu setelah konsumsi antibiotik. Selama dalam pengobatan, pasien dan pasangannya dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Epidemiologi ulkus mole atau chancroid dilaporkan terus menurun, kecuali di Malawi dan India Utara. Epidemiologi chancroid sering kali tidak tercatat dengan baik karena sulit dilakukan pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosis. Terdapat sekitar 7 juta kasus chancroid per tahun hingga tahun 2000an awal. Prevalensi chancroid saat ini sudah sangat menurun, terutama setelah adanya program eradikasi chancroid pada tahun 2001. Insidensi chancroid menurun hingga mencapai angka 15%. Saat ini, prevalensi chancroid hanya tinggi di beberapa daerah yang endemik, seperti Afrika Selatan, Amerika Utara, dan Karibia. Meskipun terjadi penurunan konstan, chancroid masih merupakan penyebab ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes genital dan sifilis. Di Asia, chancroid tercatat sekitar 20% dari seluruh kasus PMS di Kamboja dan India. Insidensi chancroid juga lebih tinggi pada daerah dengan higienitas rendah dan daerah tropis. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan insidensi chancroid sekitar 95% di Thailand. Laki-laki, terutama yang tidak melakukan sirkumsisi, 3x lebih sering mengalami chancroid dibandingkan dengan wanita. Tidak ada data yang jelas mengenai epidemiologi chancroid di Indonesia. Angka prevalensi kuman penyebab ulkus genital juga bervariasi dan tidak dicatat dengan jelas. Tidak ada data mengenai mortalitas karena chancroid. Infeksi karena chancroid pada umumnya tidak menyebar secara luas, sehingga tidak menyebabkan mortalitas ataupun kasus yang fatal. Namun demikian, chancroid dapat menyebabkan destruksi jaringan, terutama pada pasien immunocompromise. Kematian juga dapat terjadi pada kasus-kasus dengan koinfeksi yang lebih berat. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang sifilis terkait definisi, faktor resiko, patofisiologis, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasinya. 1.3. Manfaat Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman penulis maupun pembaca mengenai sifilis beserta patofisiologi dan penanganannya. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ulkus Mole Ulkus mole adalah infeksi bakteri Haemophilus ducreyi yang ditularkan melalui kontak seksual. Seperti herpes genital dan sifilis, ulkus mole merupakan faktor risiko dalam transmisi dan akuisisi infeksi HIV. Ulkus mole terkadang disebut juga chancroid. Haemophilus ducreyi merupakan bakteri basil gram negative yang dapat ditemukan menggunakan pemeriksaan laboratorium gram. 2.2. Manifestasi Klinis Gejala klinis ulkus mole seringkali muncul setelah 3-10 hari inkubasi dengan gejala nyeri, tepi yang bersih dan disertai sedikit pus. Pembesaran KGB inguinal pada unilateral yang nyeri saat diraba. Gejala berikut dapat terjadi baik pada pria maupun wanita: 1. Ukuran ulkus (luka) dapat bervariasi dan biasanya berkisar dari 0,5 cm – 5 cm 2. Ulkus memiliki pusat yang lunak berwarna abu-abu sampai kuning keabu-abuan dengan tepian yang tegas atau tajam 3. Ulkus dapat mudah berdarah jika disentuh 4. Nyeri dapat terjadi selama hubungan seksual atau selama buang air kecil 5. Pembengkakan di pangkal paha dapat terjadi 6. Pembengkakan kelenjar getah bening dapat menembus kulit dan menyebabkan bengkak nanah yang besar, atau bisul bernanah, yang dapat pecah, dan mengering 2.3. Pemeriksaan Penunjang 1. Kultur bakteri 2. PCR 3. Pemeriksaan gram 2.4. Penatalaksanaan Berikut 4 pilihan regimen antibiotik rekomendasi dari CDC : 1. Azithromycin 1g PO single dose 2. Ceftriaxone 250mg IM single dose 3. Ciprofloxacin 250mg PO q12hr for 3 days 4. Erythromycin 500mg PO q8hr for 7 days Untuk pasien anak-anak dapat diberikan Azithromycin 30mg/kg BAB 3 KESIMPULAN Ulkus mole merupakan penyakit menular seksual akibat sering berganti-ganti pasangan seksual dan berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Ulkus mole juga menjadi faktor pendukung dalam penyebaran infeksi HIV. Seseorang yang mengidap ulkus mole sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual sampai dinyatakan sembuh atau menggunakan alat kontrasepsi kondom saat berhubungan seksual, selain itu, pasangan dari pasien sebaiknya diperiksa juga untuk mendiagnosis awal penyakit ini. Pasien yang terinfeksi Haemophilus ducreyi sebaiknya dilakukan pemeriksaan penyakit menular seksual lainnya seperti HIV. DAFTAR PUSTAKA 1. Center for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines 2010. MMWR 2010;59(RR-12):1-110. 2. Lewis DA. Diagnostic test for chancroid. Sex Transm Inf 2000;76:137-41. 3. Makasa M, Buve A, Sandoy IF. Etiologic pattern of genital ulcers in Lusaka, Zambia: has chancroid been eliminated?. Sex Transm Dis 2012;39:787-791. 4. Plourde, Pierre; Ronald, Allan. Haemophilus ducreyi (Chancroid). E-Sun Technologies Inc.