Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ulkus mole atau chancroid merupakan salah satu penyebab penyakit menular
seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi. Penyakit ini
merupakan penyebab ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes dan sifilis. Chancroid
dapat mengenai wanita ataupun laki-laki dan umumnya ditandai oleh ulkus pada bagian
genitalia dan dapat terbentuk bubo atau limfadenopati supuratif. Penyakit ini sangat
menular dan dapat sangat mengganggu pasien karena nyeri hebat yang ditimbulkan.
Diagnosis chancroid umumnya cukup mudah ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa kultur jarang diperlukan. Diagnosis
chancroid dapat menjadi lebih sulit pada pasien wanita karena sering kali asimptomatik.
Penatalaksanaan chancroid adalah dengan menggunakan antibiotik. Gejala biasanya akan
hilang dalam 1-2 minggu setelah konsumsi antibiotik. Selama dalam pengobatan, pasien
dan pasangannya dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual.
Epidemiologi ulkus mole atau chancroid dilaporkan terus menurun, kecuali di
Malawi dan India Utara. Epidemiologi chancroid sering kali tidak tercatat dengan baik
karena sulit dilakukan pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosis. Terdapat sekitar 7 juta
kasus chancroid per tahun hingga tahun 2000an awal. Prevalensi chancroid saat ini sudah
sangat menurun, terutama setelah adanya program eradikasi chancroid pada tahun 2001.
Insidensi chancroid menurun hingga mencapai angka 15%. Saat ini, prevalensi chancroid
hanya tinggi di beberapa daerah yang endemik, seperti Afrika Selatan, Amerika Utara, dan
Karibia. Meskipun terjadi penurunan konstan, chancroid masih merupakan penyebab
ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes genital dan sifilis. Di Asia, chancroid tercatat
sekitar 20% dari seluruh kasus PMS di Kamboja dan India. Insidensi chancroid juga lebih
tinggi pada daerah dengan higienitas rendah dan daerah tropis. Dalam beberapa tahun
terakhir, terjadi penurunan insidensi chancroid sekitar 95% di Thailand. Laki-laki,
terutama yang tidak melakukan sirkumsisi, 3x lebih sering mengalami chancroid
dibandingkan dengan wanita. Tidak ada data yang jelas mengenai epidemiologi chancroid
di Indonesia. Angka prevalensi kuman penyebab ulkus genital juga bervariasi dan tidak
dicatat dengan jelas.
Tidak ada data mengenai mortalitas karena chancroid. Infeksi karena chancroid
pada umumnya tidak menyebar secara luas, sehingga tidak menyebabkan mortalitas
ataupun kasus yang fatal. Namun demikian, chancroid dapat menyebabkan destruksi
jaringan, terutama pada pasien immunocompromise. Kematian juga dapat terjadi pada
kasus-kasus dengan koinfeksi yang lebih berat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang sifilis
terkait definisi, faktor resiko, patofisiologis, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan
komplikasinya.
1.3. Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis maupun pembaca mengenai sifilis beserta patofisiologi dan penanganannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Ulkus Mole
Ulkus mole adalah infeksi bakteri Haemophilus ducreyi yang ditularkan melalui
kontak seksual. Seperti herpes genital dan sifilis, ulkus mole merupakan faktor risiko
dalam transmisi dan akuisisi infeksi HIV. Ulkus mole terkadang disebut juga chancroid.
Haemophilus ducreyi merupakan bakteri basil gram negative yang dapat ditemukan
menggunakan pemeriksaan laboratorium gram.
2.2. Manifestasi Klinis
Gejala klinis ulkus mole seringkali muncul setelah 3-10 hari inkubasi dengan gejala
nyeri, tepi yang bersih dan disertai sedikit pus. Pembesaran KGB inguinal pada unilateral
yang nyeri saat diraba. Gejala berikut dapat terjadi baik pada pria maupun wanita:
1. Ukuran ulkus (luka) dapat bervariasi dan biasanya berkisar dari 0,5 cm – 5 cm
2. Ulkus memiliki pusat yang lunak berwarna abu-abu sampai kuning keabu-abuan
dengan tepian yang tegas atau tajam
3. Ulkus dapat mudah berdarah jika disentuh
4. Nyeri dapat terjadi selama hubungan seksual atau selama buang air kecil
5. Pembengkakan di pangkal paha dapat terjadi
6. Pembengkakan kelenjar getah bening dapat menembus kulit dan menyebabkan
bengkak nanah yang besar, atau bisul bernanah, yang dapat pecah, dan mengering
2.3. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur bakteri
2. PCR
3. Pemeriksaan gram
2.4. Penatalaksanaan
Berikut 4 pilihan regimen antibiotik rekomendasi dari CDC :
1. Azithromycin 1g PO single dose
2. Ceftriaxone 250mg IM single dose
3. Ciprofloxacin 250mg PO q12hr for 3 days
4. Erythromycin 500mg PO q8hr for 7 days
Untuk pasien anak-anak dapat diberikan Azithromycin 30mg/kg
BAB 3
KESIMPULAN
Ulkus mole merupakan penyakit menular seksual akibat sering berganti-ganti pasangan
seksual dan berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Ulkus mole juga menjadi
faktor pendukung dalam penyebaran infeksi HIV. Seseorang yang mengidap ulkus mole
sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual sampai dinyatakan sembuh atau menggunakan
alat kontrasepsi kondom saat berhubungan seksual, selain itu, pasangan dari pasien sebaiknya
diperiksa juga untuk mendiagnosis awal penyakit ini. Pasien yang terinfeksi Haemophilus
ducreyi sebaiknya dilakukan pemeriksaan penyakit menular seksual lainnya seperti HIV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Center for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Diseases Treatment
Guidelines 2010. MMWR 2010;59(RR-12):1-110.
2. Lewis DA. Diagnostic test for chancroid. Sex Transm Inf 2000;76:137-41.
3. Makasa M, Buve A, Sandoy IF. Etiologic pattern of genital ulcers in Lusaka, Zambia:
has chancroid been eliminated?. Sex Transm Dis 2012;39:787-791.
4. Plourde, Pierre; Ronald, Allan. Haemophilus ducreyi (Chancroid). E-Sun Technologies
Inc.

Anda mungkin juga menyukai