Anda di halaman 1dari 13

INFEKSI Chlamydia

Disusun Oleh :
Arief Wigana Yunanada (20360003)
Pembimbing :
dr. Yuri Andriyansyah, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2021
DEFINISI

“Chlamydiasis adalah sebuah infeksi menular seksual yang


disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
EPIDEMIOLOGI

 Merupakan organisme kedua terbanyak dari infeksi menular seksual pada Wanita

 Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang seksual aktif

 Pada wanita hamil dengan sosio-ekonomi rendah ditemukan infeksi endoserviks


sebanyak lebih dari 20% yang disebabkan oleh Chlamydia
 Pada pria sering menimbulkan radang pada saluran kemih khususnya urethritis

 Pada wanita lebih sering menyebabkan infeksi leher rahim dan penyakit
peradangan pelvis bahkan menyebabkan infertilitas
FAKTOR RISIKO

 Wanita usia muda (15-24 tahun)


 Pasangan seksual lebih dari 1
 Riwayat atau sedang menderita infeksi menular seksual
 Pasangan terkena urethritis
 Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
 Penggunaan alat kontrasepsi barrier tidak teratur
MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya infeksi klamidia biasanya tanpa gejala, Kondisi tanpa gejala ini
dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan

Gejala infeksi pada wanita


 Perubahan cairan vagina (keputihan abnormal : banyak, encer, bau)
 Rasa perih dan terbakar saat buang air kecil
 Perdarahan abnormal di luar periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
 Nyeri saat berhubungan seks (dyspareunia)
 Nyeri perut
 Nyeri panggul
 Demam ringan
 Pembengkakan di dalam vagina atau sekitar anus
MANIFESTASI KLINIS

Gejala infeksi pada pria.

 Kemerahan pada penis


 Rasa perih atau terbakar saat buang air kecil
 Keluar cairan dari uretra berwarna bening/putih susu. Umumnya pagi hari dapat
juga berupa bercak di celana dalam
 Pembengkakan testis sampai sekitar anus
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Berdasarkan penilitian WHO untuk menggali faktor resiko jika ada jawaban “ya” untuk satu
atau lebih pertanyaan berikut maka pasien beresiko tinggi.
 Jumlah pasangan seksual >1 orang dalam 1 bulan terakhir
 Berhubungan seksual dengan orang beresiko tinggi
 Berhubungan seksual dengan PSK dalam 1 bulan terakhir

Dari anamnesis juga kita dapatkan informasi dari keluhan pasien yang menunjukkan gejala-
gejala Klamidiasis.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, dan inspekulo
Hasil pemeriksaan fisik yang mengarah pada Chlamydiasis :
 Adanya sekret atau duh tubuh dari vagina
 Uretra maupun anus yang umumnya tidak berbau dan berwarna bening-keruh-keputih-
putihan.

Pada pemeriksaan fisik juga bisa didapatkan nyeri perut bawah, nyeri tekan atau
pembengkakan pada skrotum
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Gram
 Kultur
 Pemeriksaan Direct Immunofluoresence Assay
 Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan infeksi klamidia sesuai dengan pedoman WHO adalah :


• Azithromycin 1g, per oral, dosis tunggal
• Doxycycline 100mg, per oral, dua kali sehari untuk tujuh hari

Sebagai alternatif pengobatan, regimen pengobatan berikut dapat digunakan :


• Erithromycin 500 mg, per oral, empat kali sehari untuk tujuh hari
• Ofloxacin 200-400mg per oral dua kali sehari untuk tujuh hari
• Tetracycline 500mg, per oral, empat kali sehari untuk tujuh hari
PROGNOSIS

Deteksi dini dan pengobatan segera yang tepat dan sampai tuntas
memberikan prognosis yang baik dan mengurangi resiko komplikasi jangka
panjang seperti infertilitas akibat penyakit radang panggul (PRP) dan Sindrom
Reiter pada laki-laki.
KOMPLIKASI
Apabila infeksi C. trachomatis ini dibiarkan seringkali menjadi lebih berat dan menimbulkan
komplikasi seperti :
 Wanita dengan klamidia beresiko 5x lebih besar terkena HIV/AIDS
 Wanita lebih rentan terkena Penyakit Radang Panggul (PRP) yaitu istilah umum untuk
infeksi rahim, saluran tuba dan ovarium.
 Epididimitis
 Trias Sindrom Reiter (lebih banyak pada pria). Sindrom ini terdiri dari dari 3 gejala yaitu
uretriris, konjungtivitis dan artritis.
 Pada ibu hamil beresiko janin nya akan terkena kongjungtivitis neonatal, pneumonia dan
gangguan pertumbuhan pada 3 bulan pertama kehidupan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai