Anda di halaman 1dari 29

PENYAKIT RADANG

PANGGUL (PRP) /
PELVIC IMPALAMMANTORY DISEASE (PID)
PENDAHULUAN

 Penyebaran penyakit menular seksual


(PMS) memiliki dampak yang sangat
merugikan bagi kesehatan manusia.
 Beberapa dari infeksi PMS tersebut
sangat tidak mengenakkan, sementara
yang lainnya bahkan dapat
mematikan.
 Pada wanita, beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi
seperti Penyakit Radang Panggul
(PRP) atau Pelvic Implamantory
Diseases (PID), kanker serviks dan
berbagai komplikasi kehamilan
 Pada keadaan normal, organ
reproduksi wanita terlindung oleh
leher rahim dengan mekanisme
khusus yang terdapat di dalamnya
 pada saat – saat tertentu, misalnya
pada menstruasi, sehabis bersalin,
atau saat pemasangan alat
konntrasepsi spiral (IUD), leher
rahim berada dalam keadaan
terbuka.
 Sehingga memungkinkan masuknya
kuman penyakit yang dapat
menyebabkan infeksi lebih mudah
masuk atau menyebar ke atas
 Semua wanita usia reproduksi,
khususnya mereka yang kehidupan
seksualnya aktif, mempunyai risiko
mengalami penyakit infeksi panggul
 tergolong infeksi berat yang menyerang
organ reproduksi atas pada tubuh
wanita
 mengakibatkan wanita infertile (tidak
subur) akibat perlekatan tuba dan
infeksi jaringan sekitar
 Gejala awalnya mirip nyeri perut biasa,
maka banyak wanita tidak sadar adanya
kondisi ini bisa berakibat serius
 Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini
dalam 2-3 dekade terakhir
 15% kasus penyakit ini terjadi setelah
tindakan operasi seperti biopsi
endometrium, kuret, histeroskopi, dan
pemasangan IUD (spiral)
 85% kasus terjadi secara spontan pada
wanita usia reproduktif yang seksual aktif
 pengkajian berbagai aspek tentang
penyakit radang panggul sangat
penting dilakukan untuk
penanggulangan penyakit ini lebih
lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
 Penyakit radang panggul (PRP) atau yang
dikenal dengan istilah Pelvic
Imflammatory Disease (PID) merupakan
kumpulan gejala klinik dengan penyebab
berbagai mikroorganisme
 Organ yang dipengaruhi: endometrium
(selaput dalam rahim), saluran tuba,
indung telur (ovarium), miometrium (otot
rahim), parametrium dan rongga panggul.
 Penyakit radang panggul merupakan
komplikasi umum dari Penyakit
Menular Seksual (PMS)
 Menurut Centers for Diseases Control
(CDC) dilaporkan sekurang-kurangnya
13 dari 1000 wanita berusia antara 14-
34 menderita PRP setiap tahun
 saat ini hampir  1 juta wanita
mengalami penyakit radang panggul
yang merupakan infeksi serius pada
wanita berusia antara 16-25 tahun
 Beberapa infeksi yang dikategorikan PRP
antara lain:
 Endometritis
 Salpingitis (sinonim dari PRP akut)
 Oophoritis
 Abses tubo-ovarian

 dua kelompok organisme penyebab PRP:


organisme PMS yang berasal dari luar
(eksogen) dan yang kedua adalah
Organisme dari vagina dan sekitar
perineum (endogen).
 Penyebaran infeksi PMS menjadi PRP dapat
pula terjadi secara Teori Vektor.
 Bakteri yang umum menjadi penyebab PRP
adalah Neseria Gonorhoe (lebih dominan)
dan Clamydia trachomatis
 Penyebab lain adalah bakteri dari golongan
Streptokokus, Stafilokokus dan
Mycoplasma.
 PRP dapat juga terjadi akibat dari infeksi
sekunder seperti perforasi apendiks atau
abses intra abdomen, yang dapat
menyebabkan peritonitis pelvis.
 PRP sering terjadi pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi IUD
 PRP juga dialami oleh wanita yang
terinfeksi oleh virus HIV
 Faktor Resiko Penyakit Radang
Panggul :
 Usia
 Riwayat penyakit radang panggul
sebelumnya
 Pasangan seksual berganti-ganti,
 Wanita dengan infeksi oleh kuman
penyebab PMS
 Terlalu sering Menggunakan douche
(cairan pembersih vagina)
 Penggunaan IUD (spiral)
 Beberapa tanda dan Gejala yang
umum dijumpai pada penderita PRP:
 rasa nyeri pada perut bagian bawah
 keputihan yang tidak normal
 keluarnya darah dari vagina di luar
saat menstruasi yang normal
 peningkatan suhu tubuh (demam).
Akibat lanjut PRP
 Kehamilan ektopik
 Infertilitas
 Infeksi rekurens
dan
nyeri pelvis kronik
 Bayi lahir cacat
atau meninggal
 Pemeriksaan paling sederhana;
memeriksa fisik organ reproduksi,
dalam vagina (bagi yang sudah
menikah)
 Pemeriksaan penunjang; pemeriksaan
darah, Kultur untuk GO (Gonorea) dan
chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis
 Ultrasonografi atau USG; USG
abdomen (perut) atau USG vagina
 Biopsi endometrium
 Laparaskopi
Pengobatan & Pencegahan

 Pemberian antibiotik; Antibiotik yang


dipilih harus berspektrum luas termasuk
untuk Clamydia dan Neiseria gonorhoe
 pemberian antibiotik yang spesifik dan
analgesik, tergantung pada tingkat
keparahan dari PRP
 Upaya menghilangkan rasa sakit tanpa
menggunakan obat-abatan dengan
duduk berendam dan kompres dengan
air panas pada bagian abdomen bawah
atau punggung, berbaring dengan posisi
semi fowler untuk meningkatkan aliran
darah dan rasa nyaman
 untuk menghilangkan efek ”pingpong”
sebaiknya pasangan ikut pula menjalani
program pengobatan.
 untuk menghindari penyakit radang
panggul adalah melindungi diri dari
penyakit menular seksual
 Penggunaan kontrasepsi (kondom)
 Selalu menjaga kebersihan organ
kewanitaan
RINGKASAN

 Penyakit radang panggul (PRP) atau


Pelvic Implamantory Diseases (PID)
merupakan kumpulan gejala klinik
dengan penyebab berbagai
mikroorganisme dengan infeksi terjadi
pada organ reproduksi wanita bagian
atas
 Wanita yang aktif secara seksual di
bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk
mendapat penyakit radang panggul
 Bakteri yang umum menjadi penyebab
PRP adalah Neseria gonorhoe dan
Clamydia trachomatis serta organisme
dan faktor-faktor yang lain
 gejala penderita PRP; rasa nyeri pada perut
bagian bawah serta daerah panggul, keputihan
yang tidak normal, keluarnya darah dari vagina
di luar menstruasi yang normal, peningkatan
suhu tubuh (demam) dan lain-lain.
 Akibat lanjut dari PRP antara lain: kehamilan
ektopik, nyeri pelvis kronis, infeksi rekurens,
infertilitas dan bayi lahir cacat hingga kematian
 Pengobatan PRP dengan pemberian
antibiotik yang tepat dan beberapa
tindakan pencegahan seperti selalu
menjaga kebersihan organ kewanitaan
dan tidak melakukan hubungan seksual
secara berganti-ganti pasangan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai