0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan29 halaman
Penyakit radang panggul (PRP) atau Pelvic Implamantory Diseases (PID) adalah infeksi organ reproduksi wanita bagian atas yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Wanita berusia di bawah 25 tahun yang aktif secara seksual berisiko tinggi terkena PRP dengan gejala nyeri panggul, keputihan, dan demam. Pengobatan PRP dil
Penyakit radang panggul (PRP) atau Pelvic Implamantory Diseases (PID) adalah infeksi organ reproduksi wanita bagian atas yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Wanita berusia di bawah 25 tahun yang aktif secara seksual berisiko tinggi terkena PRP dengan gejala nyeri panggul, keputihan, dan demam. Pengobatan PRP dil
Penyakit radang panggul (PRP) atau Pelvic Implamantory Diseases (PID) adalah infeksi organ reproduksi wanita bagian atas yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Wanita berusia di bawah 25 tahun yang aktif secara seksual berisiko tinggi terkena PRP dengan gejala nyeri panggul, keputihan, dan demam. Pengobatan PRP dil
(PMS) memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan manusia. Beberapa dari infeksi PMS tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Pada wanita, beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP) atau Pelvic Implamantory Diseases (PID), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan Pada keadaan normal, organ reproduksi wanita terlindung oleh leher rahim dengan mekanisme khusus yang terdapat di dalamnya pada saat – saat tertentu, misalnya pada menstruasi, sehabis bersalin, atau saat pemasangan alat konntrasepsi spiral (IUD), leher rahim berada dalam keadaan terbuka. Sehingga memungkinkan masuknya kuman penyakit yang dapat menyebabkan infeksi lebih mudah masuk atau menyebar ke atas Semua wanita usia reproduksi, khususnya mereka yang kehidupan seksualnya aktif, mempunyai risiko mengalami penyakit infeksi panggul tergolong infeksi berat yang menyerang organ reproduksi atas pada tubuh wanita mengakibatkan wanita infertile (tidak subur) akibat perlekatan tuba dan infeksi jaringan sekitar Gejala awalnya mirip nyeri perut biasa, maka banyak wanita tidak sadar adanya kondisi ini bisa berakibat serius Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir 15% kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral) 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif pengkajian berbagai aspek tentang penyakit radang panggul sangat penting dilakukan untuk penanggulangan penyakit ini lebih lanjut. TINJAUAN PUSTAKA Penyakit radang panggul (PRP) atau yang dikenal dengan istilah Pelvic Imflammatory Disease (PID) merupakan kumpulan gejala klinik dengan penyebab berbagai mikroorganisme Organ yang dipengaruhi: endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur (ovarium), miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS) Menurut Centers for Diseases Control (CDC) dilaporkan sekurang-kurangnya 13 dari 1000 wanita berusia antara 14- 34 menderita PRP setiap tahun saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun Beberapa infeksi yang dikategorikan PRP antara lain: Endometritis Salpingitis (sinonim dari PRP akut) Oophoritis Abses tubo-ovarian
dua kelompok organisme penyebab PRP:
organisme PMS yang berasal dari luar (eksogen) dan yang kedua adalah Organisme dari vagina dan sekitar perineum (endogen). Penyebaran infeksi PMS menjadi PRP dapat pula terjadi secara Teori Vektor. Bakteri yang umum menjadi penyebab PRP adalah Neseria Gonorhoe (lebih dominan) dan Clamydia trachomatis Penyebab lain adalah bakteri dari golongan Streptokokus, Stafilokokus dan Mycoplasma. PRP dapat juga terjadi akibat dari infeksi sekunder seperti perforasi apendiks atau abses intra abdomen, yang dapat menyebabkan peritonitis pelvis. PRP sering terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD PRP juga dialami oleh wanita yang terinfeksi oleh virus HIV Faktor Resiko Penyakit Radang Panggul : Usia Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya Pasangan seksual berganti-ganti, Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS Terlalu sering Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) Penggunaan IUD (spiral) Beberapa tanda dan Gejala yang umum dijumpai pada penderita PRP: rasa nyeri pada perut bagian bawah keputihan yang tidak normal keluarnya darah dari vagina di luar saat menstruasi yang normal peningkatan suhu tubuh (demam). Akibat lanjut PRP Kehamilan ektopik Infertilitas Infeksi rekurens dan nyeri pelvis kronik Bayi lahir cacat atau meninggal Pemeriksaan paling sederhana; memeriksa fisik organ reproduksi, dalam vagina (bagi yang sudah menikah) Pemeriksaan penunjang; pemeriksaan darah, Kultur untuk GO (Gonorea) dan chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis Ultrasonografi atau USG; USG abdomen (perut) atau USG vagina Biopsi endometrium Laparaskopi Pengobatan & Pencegahan
Pemberian antibiotik; Antibiotik yang
dipilih harus berspektrum luas termasuk untuk Clamydia dan Neiseria gonorhoe pemberian antibiotik yang spesifik dan analgesik, tergantung pada tingkat keparahan dari PRP Upaya menghilangkan rasa sakit tanpa menggunakan obat-abatan dengan duduk berendam dan kompres dengan air panas pada bagian abdomen bawah atau punggung, berbaring dengan posisi semi fowler untuk meningkatkan aliran darah dan rasa nyaman untuk menghilangkan efek ”pingpong” sebaiknya pasangan ikut pula menjalani program pengobatan. untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual Penggunaan kontrasepsi (kondom) Selalu menjaga kebersihan organ kewanitaan RINGKASAN
Penyakit radang panggul (PRP) atau
Pelvic Implamantory Diseases (PID) merupakan kumpulan gejala klinik dengan penyebab berbagai mikroorganisme dengan infeksi terjadi pada organ reproduksi wanita bagian atas Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul Bakteri yang umum menjadi penyebab PRP adalah Neseria gonorhoe dan Clamydia trachomatis serta organisme dan faktor-faktor yang lain gejala penderita PRP; rasa nyeri pada perut bagian bawah serta daerah panggul, keputihan yang tidak normal, keluarnya darah dari vagina di luar menstruasi yang normal, peningkatan suhu tubuh (demam) dan lain-lain. Akibat lanjut dari PRP antara lain: kehamilan ektopik, nyeri pelvis kronis, infeksi rekurens, infertilitas dan bayi lahir cacat hingga kematian Pengobatan PRP dengan pemberian antibiotik yang tepat dan beberapa tindakan pencegahan seperti selalu menjaga kebersihan organ kewanitaan dan tidak melakukan hubungan seksual secara berganti-ganti pasangan. TERIMAKASIH