Disusun Oleh :
Kelompok 13
Kelas 2.4
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep-Konsep Kunci :
1. Batasan Perilaku
2. Perilaku Kesehatan
3. Domain Perilaku
4. Perubahan (Adopsi) Perilaku
5. Aspek Sosio-Psikologis Perilaku Kesehatan
2
PETUNJUK
3
Tujuan Pembelajaran Umum
1. Batasan perilaku
2. Perilaku kesehatan
3. Domain perilaku
4
MATERI
A. Batasan Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku dapat ditafsirkan sebagai
kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai aktivitas yang
dapat dibagikan menjadi dua kelompok yaitu aktivitas yang dapat dilihat
oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Menurut seorang ahli psikologi, Skiner (1938), beliau mendapati bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Oleh itu, perilaku manusia terjadi melalui proses:
Stimulus - Organisme - Respons, sehingga teori Skinner ini disebut teori
"S-O-R" (stimulus-organisme-respons). Teori skinner juga menjelaskan
adanya dua jenis respons, yaitu:
a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditunjukkan
oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut
eliciting stimuli, karena menimbulkan respons yang relatif tetap
misalnya makanan lezat akan menimbulkan nafsu untuk makan da
sebagainya. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional
misalnya sedih apabila ditimpa berita musibah.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
rangsangan yang lain. Perangsangan yang terakhir ini disebut
reinforcing stimuli atau reinforce, karena berfungsi untuk
memperkuat respons.
5
"covert behavior" yang dapat diukur adalah pengetahuan dan
sikap.
b. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus
tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati
orang lain dari luar atau "observable behavior" (dalam Jurnal
Universitas Sumatra Utara).
B. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini
mempunyai dua unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau rangsangan.
Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau
praktis). Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri 4 unsur pokok,
yakni: sakitdan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan.
Dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup:
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana
manusia berespons , baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan
mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan
diluar dirinya), maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan
dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan
penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat
pencegahan penyakit, yakni:
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan (health promotion behavior). Misalnya makan
makanan yang bergizi, olahraga, dan sebagainya.
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior),
adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit. Misalnya:
tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk
malaria, imunisasi, dan sebagainya. Termasuk juga perilaku
untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
6
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health
seeking behavior), yaitu perilaku untuk melakukannya atau
mencari pengobatan, misalnya berusaha mengobati sendiri
penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
kesehatan modern (puskesmas, mantra, dokter praktik, dan
sebagainya), maupun kefasilitas kesehatan tradisional (dukun,
sinshe, dan sebagainya).
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health
rehabilition behavior), yaitu perilaku yang berhubungan dengan
usaha-usahapemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu
penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran dokter
dalam rangka pemulihan kesehatannya.
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respons
seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem
pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini
menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
petugas kesehatan, dan obat-obatannya yang terwujud dalam
pengetahuan, persepsi, sikap, dan penggunaan fasilitas, petugas, dan
obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour), yakni respons
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan
praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya,
sehubungan kebutuhan tubuh kita.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health
behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup
kesehatan lingkungan itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup:
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya
komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih, untuk
kepentingan kesehatan.
7
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor yang
menyangkut segi-segi hygiene pemeliharaan teknik, dan
penggunaannya.
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun
limbah cair. Termasuk di dalamnya sistem pembuangan sampah
dan air limbah, serta dampak pembuatan limbah yang tidak baik.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi
ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
e. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk
(vector) dan sebagainya.
C. Domain Perilaku
Menurut Benyamin Bloom (1908) di dalam jurnal Yanuar Nur
Rahmawanto. 2014, beliau mendapati terdapat tiga domain perilaku yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ahlipendidikan di Indonesia kemudian
menterjemahkan ketiga domain ini ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif),
dan karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri rasa, dan peri tindak. Untuk
kepentingan pendidikan praktis, tiga tingkat ranah perilaku telah
dikembangkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan(knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia. Terdapat
intensitas yang berbeda-beda pada setiap pengetahuan sesorang
terhadap objek. Tingkat pengetahuan dapat dibagi dalam 6 tingkat,
yaitu:
a. Tahu (know).
Tahu diartikanhanya hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension).
9
Memahami sesuatu objek bukan sekadar tahu objek tersebut,
tetapi orang itu harus dapat menginterpretasikan secara benar
tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application).
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksudkan dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
kompenen yang terdapat dalam sebuah masalah atau objek
yang diketahui.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis adalah kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki. Umumnya, analisis
adalah kemampuan untuk menghasilkan formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu, yang
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang
sedang berlaku dalam masyarakat.
2. Sikap (Attitude)
Menurut Campbell (1950), sikap dapat didefinisikan dengan
sederhana, yakni: "An individual's attitude is syndrome of response
consistency with regard to object." Dengan kata lain, sikap itu adalah
kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga
sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan
yang lain. Sementara itu, Newcomb menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Allport (1954) dalam
10
Notoatmodjo (2005), pula merumuskan bahwa sikap terbentuk dari 3
komponen utama,yaitu :
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
Sikap bisa dibagi menurut tingkat intensitasnya, yaitu:
a. Menerima
Menerima diartikan individu atau subjek mau menerima
stimulus atau objek yang diberikan.
b. Menanggapi
Menanggapi diartikan subjek memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai
Menghargai diartikan apabila subjek dapat memberikan
nilai yang positif terhadap objek atau stimulus.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab diartikan subjek tersebut berani
mengambil resiko terhadap apa yang diyakininya.
3. Tindakan atau Praktik( Practice)
Faktor-faktor misalnya adanya fasilitas atau sarana dan prasarana
perlu supaya sikap meningkat menjadi tindakan. Praktik atau
tindakan dapat dikelompokkan menjadi 3 tingkatan mengikut
kualitasnya, yaitu:
a. Praktik terpimpin (guide response)
Subjek telah melakukan sesuatu tetapi masih bergantung
pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism).
Subjek telah melakukan sesuatu hal secara otomatis tanpa
perlu kepada panduan.
c. Adapsi (adoption).
11
Tindakan yang sudah berkembang yaitu tindakan tersebut tidak
sekadar rutinitas tetapi sudah merupakan perilaku yang
berkualitas.
12
2. Cara pembuangan limbah yang benar,
termasukpembuangan sampah dan kotoran yang benar
3. Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
4. Akibat dari polusi air, udara, tanah bagi lingkungan dan
kesehatan.
13
Kemauan sebagai dorongan tindakan yang merupakan usaha orang
untuk mencapai tujuan (dalam jurnal Yanuar Nur Rahmawanto. 2014).
14
RANGKUMAN
15
Tugas dan Latihan
TES AKHIR BAB
16
a. Persepsi
b. Adaptasi
c. Mekasnisme
d. Respon terpimpin
e. Sikap
6. Makanan yang lezat menimbulkan rasa ingin makan, cahaya terang
menyebabkan mata tertutup, dsb. Termasuk contoh respondent…
a. Operan respons
b. Reinforcing
c. Reflexive
d. Instrumental respons
e. Health respons
7. Perilaku pemulihan kesehatan terdiri dari 2 aspek yaitu, kecuali :
a. Perilaku pencegahan penyakit
b. Perilaku peningkatan kesehatan
c. Perilaku gizi
d. Perilaku penyembuhan penyakit bila sakit
e. Perilaku kesehatan lingkungan
8. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance) mempunyai beberapa
aspek diantaranya:…
a. Perilaku gizi (makanan dan minuman)
b. Merokok
c. Pemberantasan sarang nyamuk
d. Minum-minuman keras
e. Reflexive
9. respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus
atau perangsang tertentu disebut
a. operant respons
b. respon terbuka
c. radiant respons
d. respon tertutup
e. langsung
17
10. Domain perilaku dibagi jadi 3 yaitu:
a. Health, attitude, respon
b. Knowledge, attitude, practice
c. Knowledge, respon, health
d. Health, respon, stimulus
Practice,respon,stimulus
11. bentuk evaluasif atau reaksi perasaan, sikap seseorang terhadap suatu
objek adalah perasaan mendukung atau memihak pada objek
disebut………
a. adaptasi
b. sikap
c. pengetahuan
d. pengamatan
e. kepribadian
12. Suatu kegiatan atau aktivitas dari makhluk hidup disebut……
a. Aktivitas
b. perilaku
c. tindakan
d. Respondent
e. Prilaku tertutup
d. Prilaku tertutup
e. Terselubung
18
14. Orang yang sakit memiliki peran yang mencakup hak-haknya dan kewajiban
sebagai orang sakit,pengertian dari ?......
b. sakit
c. hidup sehat
d. perilaku sakit
19
SUMBER PENDUKUNG
Setiawati, S., dkk. 2008. Proses Pemblajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans
Info Media.
20