Anda di halaman 1dari 17

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KONSEP PUSKESMAS
DOSEN PEMBIMBING : I Ketut Gama, SKM.,M.KES

Oleh :

I Gede Agus Okta Wahyu Nugraha (P07120219052)

I Made Aditya Dwi Artawan (P07120219055)

Ida Bagus Eka Utama Putra (P07120219082)

Komang Nova Sadana Yoga (P07120219102)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI S.TR KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya kami dapat menyusun makalah dan menyelesaikan “Konsep Puskesmas”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini, yakni yang
terhormat:

1. I Ketut Gama, SKM.,M.KES selaku Pembimbing dalam Pemberdayaan


Masyarakat

2. Diskusi kelompok dalam menyelesaikan makalah.

3. Materi yang diakses dari internet dan buku.

4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki berbagai
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat hal - hal
yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
memohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 01 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Definisi Puskesmas……………………………………………………………………..4
2.2 Fungsi Puskesmas……………………………………………………………………….5
2.3 Visi Puskesmas………………………………………………………………………….6
2.4 Misi Puskesmas................................................................................................................6
2.5 Strategi Puskesmas………………………………………………………………………7
2.6 Kegiatan Pokok Puskesmas……………………………………………………………..7
2.7 Peran Puskesmas………………………………………………………………………...9
2.8 Wilayah Kerja Puskesmas.................................................................................................9
2.9 Fasilitas Penunjang……………………………………………………………………..10
2.10 Kedudukan Puskesmas……………………………………………………………….10
2.11 Struktur Organisasi…………………………………………………………………...11
2.12 Tata Kerja Puskesmas..................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….....13
3.2 Saran……………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000). Puskesmas
adalah salah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat
ini pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan masih
rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas
Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit. Penyebaran sarana
dan prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana danprasarana kesehatan terhadap
jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa hanya saja
keadaan transportasi diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmas pembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat. Indonesia masih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004).

1
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar 33%
penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang dituju
adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatan
pelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku
petugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan
Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat tidak
memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto dan Lazuardi (2008)
menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakan
hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada
hubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap
pemanfaatan pelayanan.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan bahwa
aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang relatif
kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis
kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan
atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih
memahami tentang konsep tentang puskesmas.

1.2.Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui defenisi puskesmas
2. Untuk mengetahui fungsi puskesmas

2
3. Untuk mengetahui visi puskesmas
4. Untuk mengetahui misi puskesmas
5. Untuk mengetahui strategi puskesmas
6. Untuk mengetahui kegiatan pokok puskesmas
7. Untuk megetahui peran puskesmas
8. Untuk mengetahui wilayah kerja puskesmas
9. Untuk mengetahui fasilitas penunjang
10. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas
11. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Puskesmas
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah
suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-
usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1987)
1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat
di wilayah kerjanya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992 didefinisikan sebagai
suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok.

4
2.2.Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas (Mubarak, 2014).

2.3.Visi Puskesmas
Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat”
menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

2.4.Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah (Mubarak, 2014) :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

6
2.5.Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014) antara
lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care
service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).

2.6.Kegiatan Pokok Puskesmas


Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat bergntung
pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan manajemen dari
tiap – tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas (Mubarak, 2014) antara lain sebagai
berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.

2. Upaya Keluarga berencana (KB)


a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –
cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.

3. Upaya Perbaikan Gizi


a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.

7
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

4. Upaya Kesehatan lingkungan


a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan
informasi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
dan membuat diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.

7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat


a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah ,
dan kelompok – kelompok masyarakat.

8
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.

8. Kesehatan olahraga.
9. Kesehatan masyarakat.
10. Kesehatan kerja.
11. Kesehatan gigi dan mulut.
12. Kesehatan mata.
13. Kesehatan jiwa.
14. Laboratorium sederhana.
15. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional.
18. Kesehatan remaja
19. Dana sehat

2.7.Peran Puskesmas
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai
peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun
rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan
dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan
secara komperhensif dan terpadu.

2.8.Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan infrastuktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah

9
kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi (Mubarak, 2014).

2.9.Fasilitas Penunjang
Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan, puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana, antara lain sebagai
berikut (Mubarak, 2014) :
1. Puskesmas pemabantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan – kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang
lebih kecil.

2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.

3. Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan
untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan desa
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja bidan desa
adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000 jiwa.

2.10. Kedudukan Puskesmas


Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
1. Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.

10
2. Sistem kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.

3. Sistem pemerintahan daerah


Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural
pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama


Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta, seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagal sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas
terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis dan
bersumber daya masyarakat adalah sebagai pembina.
(Mubarak, 2014)

2.11. Struktur Organisasi


Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dillakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut:
1. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di tingakta
kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan mengawasi
kegiatan puskesmas.
2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.

11
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta perbaikan
gizi.
4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja,
serta kesehatan usia lanjut.
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga, dll.
7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.

2.12. Tata Kerja Puskesmas


1. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib mengkoordinasi, integrasi dan
sinkronisasi yankes baik didalam maupun diluar gedung puskesmas.
2. Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bimbingan teknis yang ditetapkan
oleh dinkes.
3. Ka PKM bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan semua unsur
dalam lingkungan PKM.
4. Setiap unsur di PKM wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada PKM (Syafrudin, dkk, 2009).

12
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
3.2 Saran
Dalam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui asuhan
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga lansia merasa
tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui
tentang cara-cara asuhan pada lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan
lebih baik dan nyaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Kristiani, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Bidan di Desa Kabupaten Muaro Jambi,
Tesis KMPK-UGM

Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 2. (Jakarta : PT. Binapura


Aksara,1980)..

Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan validitas: Seri pengukuran Psikologi. Yogyakarta:
Sigma Alpha.

Departemen Kesehatan R.I., 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat Gizi
DepKes R.I. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Depkes RI. 1987. Peran Serta Masyarakat. Jakrta : Depkes RI, Pusat Pembinaan dan
Pelatihan Masyarakat.

Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Rumah
Sakit. Khusus dan Swasta, Dit.Jen.Yanmedik.

DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.

Elfiatri M, V., Kusnanto, H. & Lazuardi, Lutfan, (2008) Analisis Spasial Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Sebagai Faktor Risiko Diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2007. Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.

Entjang Indan., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.

Nurcahyani ; Dewi, Y., 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan


pengobatan di puskesmas. (Working Paper series No.04, Oktober 2008, first draft).

Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003-2007. Jakarta : BPS.


Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai