Anda di halaman 1dari 13

RADANG PANGGUL

Disusun oleh kelompok 3

Elsa Septiani D. P (311115001)


Fitria Herliani (311115014)
Siti Antini (311115019)
Sinta Putri Meilani (311115033)

Kelas 1A kebidanan STIkes Jenderal Achmad Yani


2.1 Definisi Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

Penyakit Radang Panggul atau Pelvic Inflammatory Disesase


(selanjutnya dalam tulisan ini akan disingkat menjadi PID) merupakan
istilah yang merujuk pada suatu infeksi pada uterus (rahim), tuba fallopii
(suatu saluran yang membawa sel telur dari ovarium ke uterus), dan organ
reproduksi lainnya. Penyakit ini merupakan komplikasi yang umum terjadi
pada penyakit-penyakit menular seksual (Sexually Transmitted
Disease/STDs), utamanya yang disebabkan oleh chlamydia dan
gonorrhea.PID dapat merusak tuba fallopii dan jaringan yang dekat
dengan uterus dan ovarium.
Berdasarkan data epidemiologis yang dikeluarkan oleh Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat (tahun
2008) disebutkan bahwa lebih dari 1 juta wanita pernah mengalami
episode PID akut dalam kehidupannya. Dan lebih dari 100.000
wanita menjadi infertil setiap tahunnya karena PID dan proporsi
yang semakin besar dari kejadian kehamilan ektopik setiap
tahunnya terkait dengan dampak lanjutan dari PID yang tidak
tertangani dengan baik.
Setiap wanita sesungguhnya memiliki barrier fisiologis yang
menyebabkan kuman-kuman mengalami hambatan mekanik,
biokemik, dan imunologis, baik itu pada vagina, ostium uteri
eksternum, kavum uterus, maupun pada lumen tuba uterina fallopi.
Bentuk-bentuk hambatan itu diantaranya adalah: epitel vagina
wanita dewasa yang cukup tebal dan terdiri atas glikogen, serta
basil Doderlein yang memungkinkan pembuatan asidum laktikum
sehingga terdapat reaksi asam dalam vagina, yang selanjutnya
memperkuat daya tahan vagina. Walaupun dalam vagina terdapat
banyak kuman lain, akan tetapi dalam keadaan normal basil
Doderlein lebih dominan. Pada serviks uteri terdapat kelenjar-
kelenjar yang mengeluarkan lendir yang alkalis serta mengental di
bawah kanalis servikalis dan ini menyulitkan masuknya kuman ke
atas.
Getaran rambut getar pada mukosa tuba fallopii menyebabkan
arah pergerakannya menuju uterus dan hal ini disokong oleh
gerakan peristaltik tuba yang merupakan halangan pada infeksi
untuk terus meluas ke rongga peritonium. Barrier fisiologis ini akan
terganggu pada keadaan-keadaan perdarahan, abortus, dan
instrumentasi kanalis servikalis.
2.2 Fisiologi/ Perjalanan Penyakit

Seorang wanita kerap mengalami keluhan nyeri berkepanjangan pada daerah


perut dan panggulnya.Nyeri tersebut merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan pada wanita yang bagian atas wanita yang sebagian besar akibat
hubungan seksual. Biasanya disebabkan oleh Neisseria gonore dan Klamidia
trakomatis dapat pula oleh organisme lain yang menyebabkan vaginosis bacteria
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit
tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba,
indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit
radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS).
Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang
merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi,
dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi
seperti nyeri perut kronis, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan
abnormal.Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir
berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah peningkatan jumlah
PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus penyakit ini terjadi
setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan
pemasangan IUD (spiral). 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia
reproduktif yang seksual aktif.
2.3 Penyebab Radang Panggul

Pelvic Inflammatory Disesase ini biasanya disebabkan oleh


infeksi bakteri yang juga menyebabkan penyakit menular seksual
lainnya. Diantaranya adalah: C.trachomatis, N gonorrhoeae,
Gardnerella vaginalis, Haemophilus influenzae, Escherichia coli
(organisme gram negatif yang enterik), Bacteroides fragilis, dan
Mycoplasma genitalium. Sedangkan penyebab lainnya yang lebih
jarang terjadi adalah: aktinomikosis (infeksi jamur), skistosomiasis
(infeksi parasit), tuberkulosis, dan penyuntikan zat warna pada
pemeriksaan rontgen khusus.
Pelvic Inflammatory Disesase terjadi jika mikroorganisme penyebab
tersebut bergerak naik dari vagina atau servik menuju organ reproduksi di
atasnya.Dan kuman terbanyak penyebab PID ini adalah gonorrhea dan
chlamydia, yang juga penyebab penyakit menular seksual terbanyak. Wanita
yang telah memulai aktivitas seksualnya pada usia remaja dan juga berganti-
ganti pasangan (di bawah usia 25 tahun) memiliki resiko lebih tinggi
dibandingkan wanita berusia di atas 25 tahun untuk menderita PID. Hal ini
dikarenakan serviks pada remaja perempuan dan wanita muda belum
sepenuhnya matur, sehingga meningkatkan suseptibilitas terkena penyakit
menular seksual yang berkaitan pula dengan PID tersebut.Faktor resiko
lainnya adalah berganti-ganti pasangan seksual, sering mencuci vagina
dengan produk pembersih padahal dapat merubah suasana vagina sehingga
dapat memudahkan kuman untuk menembus barier alamiah tersebut.
Wanita yang menggunakan IUD (intrauterine device) juga memiliki
resiko untuk menderita PID dibandingkan dengan wanita yang tidak
menggunakan, terutama dalam 4 bulan setelah pemasangan IUD.Hal ini
disebabkan adanya penghubung yang memudahkan kuman untuk masuk ke
dalam uterus.
Gejala Klinis

Keluhan yang dirasakan pasien yang menderita PID biasanya


beragam.Mulai dari tidak ada keluhan sampai dengan keluhan yang
sangat berat. Keluhan-keluhan tersebut dapat berupa
demam,keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi,dan
bau yang abnormal,timbul bercak-bercak kemerahan di celana
dalam,nyeri senggama,nyeri saat buang air kecil,menstruasi yang
tidak teratur,kram perut saat menstruasi, terjadi pendarahan hebat
saat menstruasi,nyeri pada daerah perut bawah dan dapat
memburuk jika disertai mual muntah,serta kelelahan yang disertai
dengan nafsu makan yang berkurang. Nyeri yang mendadak pada
perut bagian bawah dapat terjadi jika abses pecah, di mana daerah
nyeri tersebut mulai dari daerah sekitar abses yang pecah menjalar
ke seluruh dinding perut yang mengakibatkan peritonitis
generalisata.Juga dapat ditemukan anemia pada abses pelvik yang
telah berlangsung beberapa minggu.
2.4 Penularan Radang Panggul

1. Faktor resiko PID


2. Faktor risiko lainnya
3. Faktor predisposisi
2.5 Pengobatan Radang Panggul
Pelvic Inflammatory Disesase dapat diobati dengan beberapa macam
antibiotika.Namun pemberian antibiotika ini tidak sepenuhnya
mengembalikan kondisi pasien apabila telah terjadi kerusakan pada organ
reproduksi wanita ini. Jika seorang wanita memiliki nyeri pelvis dan keluhan
PID yang lain, sebaiknya segera berobat ke dokter. Pemberian antibiotika
yang tepat akan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada saluran
reproduksi wanita.
Seorang wanita yang menunda pengobatan PID, akan lebih besar
kemungkinannya untuk menderita infertilitas atau dapat terjadi kehamilan
ektopik oleh karena kerusakan tuba fallopii.Karena sulitnya untuk
mengidentifikasi organisme yang menyerang organ reproduksi internal dan
juga kemungkinan lebih dari satu organisme sebagai penyebab PID, maka PID
biasanya diobati dengan sedikitnya dua macam antibiotika yang memiliki
efektivitas yang baik di dalam mematikan organisme penyebab tersebut.
Antibiotika ini dapat diberikan secara oral maupun secara injeksi.
Antibiotika yang dapat digunakan antara lain: ofloxacin, metronidazole, dan
doxycycline. Di mana lamanya pengobatan biasanya 14 hari.Pengobatan
yang tepat dan sesuai dapat mencegah komplikasi PID.Tanpa pengobatan
yang tepat PID dapat menyebabkan kerusakan permanen dari organ
reproduksi wanita.Organisme penyebab PID dapat menginvasi tuba fallopii
dan menyebabkan terbentuknya jaringan parut (scar tissue).
Pencegahan

Wanita dapat melindungi diri mereka dari PID dengan


mencegah terkena STDs atau segera berobat ke dokter jika mereka
menderita STDs. Cara terbaik untuk mencegah STDs adalah dengan
tidak melakukan hubungan seksual berganti pasangan atau setia
pada pasangannya yang telah dikenalnya betul serta pernah
menjalani skrining test STDs.
3.1 Kesimpulan
Penyakit Radang Panggul (Salpingitis,PID,Pelvic Inflammatory Disease) adalah
suatu peradangan pada tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur
dengan Rahim).Peradangan tuba fallopi terutama terjadi pada wanita yang secara
seksual aktif.Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah,yang menyebar keatas melalui leher Rahim.butuh waktu dalam
hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang
panggul.Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonnorhoeae dan Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jarigan sehingga
menyebabkan berbagai bakteri dari leher Rahim maupun vagina menginfeksi daerah
tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS.Proses menstruasi dapat
memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari Rahim,serta menyediakan medium yang
baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah :
1. Aktinomikosis (infeksi bakteri)
2. Skistosomiasis (infeksi parasite)
3. Tuberkulosis
4. Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai