PENDAHULUAN
Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode kritis
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
mencapai puncaknya pada usia 24 bulan.
Rekomendasi WHO dalam rangka pencapaian tumbuh kembang optimal
yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara
eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan,
dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Bayi
membutuhkan diet yang cukup berbeda dengan anak-anak dan dewasa. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai prinsip gizi seimbang masa bayi dan macam-
macam makanannya, dengan judul makalah “Gizi Masa Bayi”.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi adalah anak dari manusia yang masih berusia sangat muda. Ketika
bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah bayi diberikan
kepada anak manusia yang berusia di bawah 12 bulan, namun definisi di berbagai
tempat bisa bervariasi, bahkan ada yang hingga 2 tahun. Dalam konteks
kedokteran, bayi yang baru berusia di bawah 28 hari disebut neonata (dari bahasa
latin neonatus, "yang baru dilahirkan". Istilah bayi prematur dan bayi posmatur
merujuk kepada bayi yang dilahirkan dengan durasi kehamilan yang tidak biasa.
Bayi yang belum lahir disebut dengan janin (fetus).
Sedangkan pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai
4000 gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal atau
melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi
asupan makanan dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap
penyakit. Karena itulah bayi memerlukan perawatan yang insentif dengan
menjaga kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI.
3
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/pendamping ASI.
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil / menyusui, stressmental dan sebagainya. Dianjurkan
untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc
susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
4
3. Protein
4. Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah
banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang
mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan
gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan
pertumbuhan.Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari
asam lenoleat.
5. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang
menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua
kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama
yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi: mengandung lemak, karbohidrat,
protein,garam dan mineral serta vitamin.
5
Mengandung zat protektif: terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan: sewaktu menyusui
kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan
manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan
menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan
mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan
setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
Mengurangi kejadian karies dentis: insiden karies dentis pada bayi yang
mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena
menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi
lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi
menjadi asam sehingga merusak gigi.
Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol
dan dot.
6
Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI
Perhatikan kebersihan alat makan.
Membuat makanan secukupnya.
Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
Membuat variasi makanan.
Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.
7
• Pilihlah teri segar yang halus, lalu cuci bersih dengan saringan.
b. TEMPE
Kandungan gizi utamanya: sumber protein nabati.
• Usia 7–12 bulan: dilumatkan bersama sayuran dan beras sebagai bubur saring
(setelah dikukus terlebih dahulu).
• Usia satu tahun ke atas: dimakan sebagai lauk atau makanan camilan (tempe
goreng).
c. HATI AYAM
Kandungan gizi utamanya: sumber vitamin A.
• Usia 7–12 bulan: diberikan sebagai campuran bubur saring setelah ditim
bersama bayam, beras, dan tomat.
Catatan:
• Kandungan vitamin A-nya yang sangat tinggi. Padahal, vitamin A tidak larut
dalam air sehingga sering menumpuk di hati. Makanya, dianjurkan untuk
memberikannya sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.
d. WORTEL
Kandungan gizi utamanya: sumber vitamin A.
• Usia 6–9 bulan: dapat dilumatkan (diblender) sebagai campuran dengan bahan
makanan lain.
• Usia 9 bulan - 2 tahun: dapat diberikan sebagai finger food (biasanya setelah
dikukus lebih dulu agar lunak).
8
• Usia 2–3 tahun: dapat diberikan sebagai finger food setelah dikupas, dicuci
bersih dan dipotong memanjang, tanpa dikukus terlebih dulu.
Catatan:
• Agar wortel tidak cepat busuk, usahakan agar dalam keadaan kering ketika
disimpan. Untuk itu, bungkus atau lapisi setiap wortel dengan kertas koran.
e. BROKOLI
Kandungan gizi utamanya: vitamin A.
• Usia 1 tahun ke atas: bisa juga disajikan dalam bentuk finger food, setelah
dikukus terlebih dahulu.
f. KACANG MERAH
Kandungan gizi utamanya: protein, karbohidrat, dan fosfor.
• Usia 7–12 bulan: dilumatkan setelah dimasak sebagai campuran bubur beras.
• Usia satu tahun ke atas: dimasak sampai lunak sebagai sup kacang merah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan
anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu
makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang
9
tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk
menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan
menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan
hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia,
hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan
akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan
zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis
makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
10
dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning.
Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah
status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi
normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua
Pertumbuhan Terganggu
Sebelum membahas hal ini sebaiknya kita harus mengetahui, bahwa anak-anak
tidak tumbuh karena kemampuan, akan tetapi di pengaruhi akan berbagai hal.
Salah satunya adalah nutrisi yang cukup pada anak berpengaruh pada
pertumbuhan anak. Jadi, anak yang memiliki nutrisi yang baik pertumbuhannya
akan baik pula, begitu juga sebaliknya. Terutama, jika kebutuhan nutirisi
proteinnya terpenuhi, protein berpengaruh sebagai zat pembakar yang baik untuk
pertumbuhan.
Energi yang kita peroleh-oleh sehari-hari berasal dari makanan yang di produksi
oleh tubuh. Jadi, apabila seseorang “jarang makan”, otomatis ia akan kekurangan
energi, sehingga menyebabkannya menjadi lemas, merasa lemah dan akhirnya
malas.
Imunitas Menurun
Nutrisi atau gizi yang kita peroleh berasal dari makanan yang di konsumsi, jadi
bila makanannya tidak baik, maka nutirisinya juga akan kurang. Makanan yang di
konsumsi tadi akan di produksi menjadi energy dan vitamin yang baik bagi tubuh,
baik pula untuk sistem kekebalan tubuh. Sehingga, tidak menyebabkan imunitas
atau sistem imun menurun yang bisa menyebabkan si Anak gampang terserang
penyakit. Seperti batuk, pilek, demam dan sebagainya.
11
Terganggunya Struktur dan Fungsi Otak
Kekurangan nutirisi atau gizi pada tubuh bisa juga menyebabkan terganggunya
perkembangan mental pada otak anak. Perlu Anda ketahui, ternyata otak
mnegalami bentuk maksimal pada usia 2 tahun, sehingga ada baiknya anak di beri
nutrisi yang cukup selama masih dalam masa pertumbuhan.
Sedangkan akibat kelebihan gizi pada anak adalah obesitas sejak dini, bayi
yang memiliki berat badan yang tidak seharusnya akan mengidap penyakit
obesitas. Bukan hanya itu, ternyata anak-anak yang memiliki kelebihan gizi juga
bisa terkena penyakit selain obesitas, yaitu Persendian, ganggung tidur hingga
kardiovaskular. Hal ini memang tidak baik untuk anak, akan tetapi disarankan
orangtua jangan membatasi makan anak atau menyuruh diet. Karena, bagaimana
pun masa anak-anak adalah masa pertumbuhan, sehingga tidak baik untuk
membatasi si anak.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk
pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai
ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak.
Macam-macam makanan bagi bayi beraneka ragam, namun yang terbaik
bagi bayi adalah ASI. Lalu, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh
kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI,
yaitu makanan tambahan/pendamping ASI (MPASI) seperti buah-buahan yang
dihaluskan/ dalam bentuk sari buah, dan makanan yang lunak atau lembek. ASI
dan MPASI mempunyai banyak manfaatnya masing-masing. Dianjurkan untuk
memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc
susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi, yaitu
kerjasama ibu dan anak, memulai pemberian makan sedini mungkin, mengatur
sendiri, peran ayah dan anggota keluarga lain, menentukan jadwal pemberian
makan bayi, umur, berat badan, diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan),
keadaan mulut sebagai alat penerima makanan, kebiasaan makan (kesukaan,
ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak
terhadap makanan yang diberikan).
Dampak kekurangan gizi bagi bayi, yaitu pertumbuhan terganggu, kurang
produksi tenaga, imunitas menurun, lalu terganggunya struktur dan fungsi otak.
Sedangkan akibat kelebihan gizi pada anak adalah obesitas sejak dini, lalu
gangguan tidur, persendian, hingga kardiovaskuler.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berharap agar mahasiswa keperawatan
mengetahui dan memahami macam-macam makanan dan gizi seimbang bagi bayi.
Sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
13
DAFTAR RUJUKAN
cakpremi.com. 2017. Akibat dari Kekurangan dan Kelebiham Gizi pada Anak,
(https://www.cekpremi.com/blog/akibat-dari-kekurangan-dan-kelebihan-gizi-
pada-anak/) diakses 17 Maret 2018
14