Disusun Oleh :
(102121075)
Pembimbing :
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas paper ini guna memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik di
bagian Departemen Obstetri dan Ginekologi dengan judul “Penyakit Radang
Panggul (PRP)”.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit radang panggul (PRP) infeksi dari organ reproduksi wanita
bagian atas yang sebagian besar akibat hubungan seksual. Biasanya
disebabkan oleh Neisseria gonore dan Klamidia trakomatis dapat pula oleh
organisme lain yang menyebabkan vaginosis bacteria. PRP disebabkan
oleh bakteri dari vagina yang memasuki organ-organ reproduksi melalui
leher rahim. Ketika leher rahim terinfeksi, bakteri dari vagina dapat lebih
mudah naik ke dalam dan menginfeksi uterus dan saluran tuba (fallopian
tubes) dan peritoneum (Hildyard A, 2008).
2.2 Etiologi
PRP dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme. Penyakit
radang panggul terjadi bila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar naik ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu
dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit
radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. gonorrhoeae dan
Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan
jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun
vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman
penyebab PMS.
Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena
hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya
pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk
pertumbuhan bakteri (darah menstruasi). PRP kronik dapat disebabkan
oleh actinomycosis (oleh penggunaan IUD) dan tuberculosis (Daili SF,
2005).
1 Tes kehamilan
2 Pemeriksaan darah lengkap
3 Pemeriksaan untuk chlaymidia dan gonokokus
4 Urinalisis
5 Fecal occult blood test
6 C-reactive protein (opsional)
2.7 Tatalaksana
1 Terapi Parenteral A
Sefotetan 2 g intravena setiap 12 jam atau
Sefoksitin 2 g intravena setiap 6 jam ditambah
Doksisiklin 100 mg oral atau parenteral setiap 12 jam
2 Terapi parenteral B :
Klindamisin 900 mg setiap 8 jam ditambah
Gentamisin dosis muatan intravena atau intramuskuler (2
mg/kg berat badan) diikuti dengan dosis pemeliharaan
(1.5 mg/kg berat badan) setiap 8 jam. Dapat diganti
dengan dosis tunggal harian.
3 Parenteral alternatif :
Levofloksasin 500 mg intravena 1x sehari dengan atau
tanpa metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam atau
Ofloksasin 400 mg intravena setiap 12 jam dengan atau
tanpa metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam atau
Ampicillin/Sulbaktam 3 g intravena setiap 6 jam ditambah
doksisiklin 100 mg oral atau intravena setiap 12 jam
4 Terapi Oral A :
Levofloksasin 500 mg oral 1x setiap hari selama 14 hari
atau ofloksasin 400 mg 2x sehari selama 14 hari dengan
atau tanpa
Metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari
5 Terapi Oral B
Ceftriaxone 250 mg intramuskuler dosis tunggal ditambah
doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau
tanpa metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari
atau
Cefoxitine 2 g intramuskuler dosis tunggal dan probenesid
ditambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan
atau tanpa metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14
hari atau
Cephalosporine generasi ketiga (misal seftizoksim atau
sefotaksim) ditambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14
hari dengan atau tanpa metronidazol 500 mg oral 2x sehari
selama 14 hari
2.8 Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di
dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan
abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran
tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba
sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur
tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi
kehamilan ektopik (McCormack, Jurnal).
2.9 Prognosis
Sekitar 25 % pasien PRP mengalami akibat buruk jangka panjang.
Hingga 20% mengalami infertilitas. Perempuan dengan riwayat PRP
memiliki resiko 6-10 kali lebih tinggi untuk mengalami kehamilan
ektopik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit radang panggul (PRP) infeksi dari organ reproduksi wanita
bagian atas yang sebagian besar akibat hubungan seksual. Biasanya
disebabkan oleh Neisseria gonore dan Klamidia trakomatis dapat pula oleh
organisme lain yang menyebabkan vaginosis bacteria (Hildyard A, 2008).
Apabila tidak dilakukan terapi, 18 persen akan menyebabkan nyeri
panggul kronik, 9% menyebabkan kehamilan ektopik dan 20% dapat
menjadi infertil. 1234 RPR disebabkan oleh bakteri dari vagina yang
memasuki organ-organ reproduksi melalui leher rahim. Ketika leher rahim
terinfeksi, bakteri dari vagina dapat lebih mudah naik ke dalam dan
menginfeksi uterus dan saluran tuba (fallopian tubes) dan peritonium.
PRP biasanya terjadi pada masa reproduktif wanita dan sekitar 75%
berusia dibawah 25 tahun dan aktif secara seksual (90% kasus ditularkan
secara seksual). Infeksi pelvik bisa didapat dari proses melahirkan ataupun
dari pemasukan alat-alat seperti kontrasepsi. Didapati juga kasus penyakit
ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret,
histeroskopi, dan pemasangan IUD. (Joan P, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Daili SF., Makes WIB.,Infeksi Menular seksual, edisi ketiga, balai Penerbit
Fakultas Universitas Indonesia, 2005:25-32
Roberta B., bacterial vaginosis and Risk of Pelvic Inflamatory Disease, 2004, vol
04: 761-769