Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

RADANG PANGGUL

Dosen Pembimbing
Ns. Kheli, M. kep., Sp. Kep . Mat
Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. AureliaRamadila P05120320007
2. DeaPutriCylcia P05120320008
3. FitriYuliani P05120320017
4. HidayatulNurWulandari P05120320019
5. MilaNovita P05120320024
6. Nadia indah pertiwi P05120320027
7. OktaPitriyani P05120320030
8. SeftianiTambangKurnia P05120320038
9. ShalliShafiraRusfendi P05120320039
10. Wayudi Saputra P05120320047

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai .
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Makalah ini berjudul “Asuhan keperawatan distosia bahu”. Proses penyusunan
makalah ini dilakukan dengan kesungguhan sesuai dengan kaidah dan pedoman yang berlaku.
Walaupun demikian, kami yakin masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang tertuang
didalamnya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 14 Maret 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................1

1.2 Rumusan masalah...................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................2

BAB II KONSEP MEDIK...............................................................3

2.1 Definisi...................................................................................3

2.2 Etiologi...................................................................................3

2.3 Manifestasi klinis...................................................................5

2.4 Komplikasi.............................................................................7

2.5 Penenangan............................................................................8

2.6 Pengobatan.............................................................................9

BAB III PEMBAHASAN................................................................11

3.1 Konsep asuhan keperawatan..................................................11

BAB IV PENUTUP..........................................................................iii

4.1 Kesimpulan............................................................................iii

4.2 Saran......................................................................................iii

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................iv

ii
BAB 1
PENDAHULUA
N

1.1. Latar Belakang

PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakitradang panggul adalah infeksidan


radang pada saluran genitalia bagian atas (uterus, tuba falopii, ovarium, dan struktur-
struktur sekitar panggul). Infeksi dan inflamasi dapat menyebar ke abdomen
(peritonitis)termasuk struktur perihepatik (perihepatitis/Sindrom Fitz-Hugh–Curtis).
Perempuan
yangmemilikirisikotinggiterkenaPIDadalahperempuanmudausiareproduktif(khususnyadi
bawah 25 tahun) yang memiliki partner seksual lebih dari satu, melakukan
hubunganseksual yang tidak aman (tidak menggunakan kontrasepsi), dan tinggal di area
denganprevalensiinfeksi menular seksual (IMS)yangtinggi.

PID biasanya diawali dengan infeksi di vagina dan serviks yang kemudian naik
kesaluran genitalia bagian atas. Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae
adalahdua bakteri penyebab penyakit menular seksual yang paling sering berkaitan
dengan PID.Selain kedua bakteri tersebut, bakteri yang juga dapat berperan pada
patogenesis PIDadalah flora vaginalis seperti Gardnerella vaginalis, Haemophilus
influenzae, dan bakterianaerob. Namun, tidak hanya bakteri, beberapa kasus PID juga
berkaitan dengan infeksivirus yakni CMV dan HSV-2. Sebanyak 30-40% kasus PID
adalah kasus polimikrobial. Oleh karena itu, terapi dengan antibiotik spektrum luas
dibutuhkan untukmengobatiPID.

Diagnosis PID umumnya ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan


temuanklinis. Namun, tanda dan gejala klinis PID sebetulnya sangat beragam. Beberapa
pasientidakatausedikitsekalimenunjukkangejalasementarabeberapapasienlainnyamenunju
kan gejala akut yang cukup serius. Keluhan tersering yang biasanya dialami
olehpasienadalahnyeriperutbagianbawahdankeputihanyangabnormal.PIDdapatmenyebabk
an komplikasi jangka panjang seperti infertilitas, kehamilan ektopik, dan nyeripelvis
kronik.

3
1.2.TUJUAN
1. TujuanUmum
SetelahmembuatmakalahinikelompokdapatmemahamitentangPenyakitRadang
Panggul (PID) dan asuhankeperawatan denganPID.

2. TujuanKhusus
1) MampumenjelaskandefinisiPID
2) Mampumemahamietiologi PID
3) MampuMemahamimanifestasiklinisPID
4) MampuMemahamipenyimpangankdm PID
5) MampumenjelaskanKomplikasipadaPID
6) Mampu menjelaskan penanganan PID Mampu
menjelaskanpengobatanPID.
7) Mampumembuatasuhan keperawatanPID.
1.3. MANFAAT
Disusunnya makalah ini bermanfaat untuk bahan refensi dan asupan
wawasanbagi pembaca mengenai Penyakit Radang Panggul (pid). Selain itu,penyusun
lebihmemahami mengenai proses terjadinya PID sebagai salah satu penyakit
keganasanpadawanita.

4
BAB II
KONSE PMEDIK
2.1. PENGERTIAN

Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah suatu


infeksiyang menjangkiti serviks (leher rahim), uterus (rahim), tuba falopi (saluran
indungtelur), dan ovarium (indung telur). Kasus radang panggul sebagian besar
ditemukanpada perempuan berusia 15-24 tahun yang aktif secara seksual. Selain
infertilitas,penyakitradangpanggulyangtidaksegeraditanganidapatmenyebabkannyerip
anggulkronis, dankehamilan ektopik.

2.2. ETIOLOGI
Mikroorganisme patogen penyebab PID tersering adalah C trachomatis
danN.Gonorrhoeae. Keduanya termasuk bakteri penyebab infeksi menular seksual
(IMS).Namun, ternyata bukan hanya bakteri penyebab IMS yang dapat menyebabkan
PID,melainkanbakteriyangtergolongfloravaginalisjugadapatberperan.Mikroorganisme
,selain C.trachomatis dan N.Gonorrhoeae,yangdapatmenyebabkanPIDadalah sebagai
berikut:
1) Gardnerellavaginalis
2) Mycoplasmahominis
3) Mycoplasmagenitalium
4) Ureaplasmaurealyticum
5) Herpessimplex virus 2(HSV-2)
6) Trchomonasvaginalis
7) Cytomegalovirus(CMV)
8) Haemophilusinfluenza
9) Streptococcusagalactiae
10) Batanggramnegatif(mis.Eschericiacoli)
11) Enterococcus
12) Peptococcus
13) Bakterianaerob[4,6,10,11]
FaktorRisiko
Berikutiniadalahfaktor-faktorrisikodariPID:

1) Usiakurangdari25 tahun

5
2) RiwayatPIDsebelumnya
3) Memilikipartnerseksual lebihdarisatu
4) Mengidappenyakitmenularseksualkhususnyayangdisebabkanolehtrach
omatis dan N.gonorrhoeae
5) Melakukanhubunganseksualtanpa barrier/kondom
6) Riwayattindakanbedahginekologissepertibiopsiendometrium,kuretase,h
isteroskopi
7) Pemakaian AKDR (terutama saat adanya penyakit menular seksual
danpada1 bulan pertama pemakaian)[2,8,11]
2.3. MENIFESTASIKLINIS
Organreproduksiyangterinfeksiradangpanggultidakselalumenunjukkangejala,
sehingga pada sebagian besar kasusnya sulit untuk dikenali. Gejala yang dialamidapat
berupa rasa nyeri pada daerah panggul, nyeri pada perut bagian bawah, nyeriketika
buang air kecil, atau nyeri saat berhubungan seksual. Selain itu, dapat
terjadidemam,mual,danmuntah-
muntah.Keputihanyangberubahwarnamenjadikuningatauhijaujugabisamenjadipertandat
elahterjadiinfeksipadaorganreproduksi.Waspadai juga periode menstruasi yang lebih
lama serta pendarahan yangterjadi di antara menstruasi atau setelah berhubungan
seksual. Segera temui dokteruntukmendapatkan diagnosisyangtepat.

2.4. KOMPLIKASI
Komplikasi radang panggul terjadi ketika penyakit tidak segera ditangani
ataupenderita tidak menyelesaikan periode pengobatan yang diwajibkan. Jenis
komplikasiyang bisa timbul adalah nyeri panggul yang berkepanjangan (kronik),
munculnya abses,berulangnya penyakit radang panggul pada penderita, kemandulan
(infertilitas), danterjadinya kehamilan ektopik.

Radangpanggulyangberulangmembuatkondisiorganreproduksitersebutrentan
terhadap bakteri. Inilah kenapa penderita radang panggul harus menyelesaikanmasa
pengobatannya hingga tuntas demi mengurangi risiko terjadinya infertilitas sertanyeri
panggul yang berkepanjangan dan sangat mengganggu aktivitas. Infeksi
berulangkhususnya pada tuba falopi dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan
ektopik.
Infeksiinimenyebabkanlukadanmenyempitnyatubafalopihinggaseltelurmenjaditersangk

6
utkemudianberkembangdidalamtubafalopi.Jikakehamilanektopikterus

berlanjut, dapat terjadi robekan tuba dan perdarahan di dalam yang mengancam
nyawapenderitanya, sehingga tindakan operasi harus segera dilakukan. Komplikasi
kehamilanseperti keguguran, lahir prematur, dan kematian janin juga dapat terjadi jika
pengobatantidakdilakukan hingga tuntas.

Nyeripanggulyangberkepanjanganberpotensimenimbulkan
depresidaninsomniapadapenderitanya,danhalinitentunyaakanberpengaruhpadaaktivitass
ehari-hari. Aktivitas seksual juga akan terganggu karena nyeri yang tidak
kunjungberhenti.

Dalam kasusyang jarang, ReiterSyndrome dapat menjadi komplikasi.


ReiterSyndrome adalah penyakit yang menyebabkan radang sendidan peradangan pada
mata.Hal ini terjadi karena respons sistem imun tubuhyang berlebihan terhadap
radangpanggul.

2.5. PENANGANAN
Pada kasus PID yang berat, rawat inap menjadi pilihan karena
memungkinkanpemberian antibiotik dalam pengawasan, selain itu pasien juga dapat
melakukan tirahbaring. Namun, pada kasus PID yang ringan atau sedang, terapi dapat
dilakukan secararawatjalan.Berikutini adalahbeberapakriteriarawatinap padapasien
PID:

1) Kedaruratanbedahtidak dapatdikesampingkan
2) Pasiensedanghamil
3) Pasientidakmemberirespon klinisantibiotikoral
4) Pasientidakmampu mengikutiataumenaatipengobatanrawatjalan
5) Pasienmenderitasakitberat,mual,danmuntahataudemamtinggi
6) Pasienimunodefisiensi(mis.padapasienyangjugamenderitaHIVdenganCD4yangrend
ahatau sedangdalam terapi imunosupresi)
7) Terdapatabsestubo-ovarial(TOA)

Terapi PID utamanya ditujukan untuk mencegah kerusakan tuba yang


dapatmenyebabkaninfertilitasdankehamilanektopik,sertapencegahaninfeksikronik.Pemil
ihan antibiotika pada kasus PID tidak hanya ditujukan pada organisme
7
etiologiutama(N.gonorrhoeae)
2.6. PENGOBATAN
Pengobatan radang panggul atau pelvic inflammatory disease dapat
dilakukandengan cara pemberian antibiotik pada penderita yang masih berada pada
tahapan awalpenyakit.Biasanyapenderitaakandiberikanantibiotik
metronidazole,ofloxacin,doxycycline, atau
ceftriaxoneuntukmengobatiinfeksibakteri,setidaknyaselama14hari.Pemberianantibiotikd
apatdisertaidenganpemberianobatperedasakit,seperti ibuprofen dan paracetamoljika
penderita merasakan sakit di daerah perut ataupanggul. Bagi penderita yang sedang
hamil, disarankan untuk berkonsultasi dengandoktersebelum mengonsumsi antibiotik.
Sebagianbesarpasiendengankasusradangpanggulberatdapatmenerimaantibiotik
melalui infus di rumah sakit. Pengobatan dengan antibiotik harus diselesaikansampai
tuntas sesuai dengan periode konsumsi yang dianjurkan oleh dokter agar
infeksibakteribenar-benar hilang.
Bagipenderitaradangpanggulyang
memakaialatkontrasepsiIUD,dokterkemungkinan akan menganjurkan pencabutan alat
kontrasepsi tersebut bila gejala tidakkunjungmembaik setelah beberapahari.
Untuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain selama periode
pengobatanradangpanggul,pasanganseksualpenderitajugadisarankanuntukmenjalanipem
eriksaan dan pengobatan, walau tidak nampak gejala yang sama. Dokter juga
akanmenganjurkanpenderitadanpasangannyauntuktidakberhubunganseksualselamapros
espengobatan berlangsung.
Prosedur operasi dilakukan jika abses telah muncul pada organ yang
terinfeksidan terdapat jaringan parut yang menyebabkan nyeri. Tindakan operasi dapat
dilakukandengan membuka perut (laparotomi) atau dengan bedah minimal invasif
(laparoskopi),untukmengangkat ataumengalirkan abses danmemotongjaringan parut.

8
BABIII

KONSEPKEPERAWATAN

3.1pengkajian

A.datasubjektif
1.biodata:
a. Namapasien :tidahterhaji

b. Jenishelamin :tidahterhaji

c. Peherjaan :Tidah terhaji

d. Status :Tidah terhaji

e. Pendidihan :Tidahterhaji

f. Peherjaan :Tidahterhaji

g. Suhubangsa :Tidah terhaji

h. Alamat :Tidah terhaji

i. Tanggalmasuh :Tidah terhaji


j. Tanggalpenghajian :Tidah terhaji

h. No.Registrasi :Tidah terhaji

l. Diagnosamedis :tidahterhaji

2. Keluhan utama :tidahterhaji

3. Riwayat penyahitseharang :tidahterhaji

4. Riwayatpenyahitdahulu :tidahterhaji

5. Riwayat menstruasi :tidahterhaji 6.

RiwayatobstetricdanKB :tidahterhaji

7. Riwayatginehologi :tidahterhaji

B. Pemerihsaanfisih:

1. Pemerihsaanhepaladanwajah :tidahterhaji

2. Pemerihsaan pada leher : tidah terhaji

3. Pemerihsaan dada dan payudara :tidahterhaji

4. Pemerihsaanabdomen :tidahterhaji

5. Pemerihsaananogenital :tidah terhaji

6. Pemerihsaangenetalia :

a. Adacairanflouralbusyangberbau,danberwarnahehijauan

b. Nyeripadaservih,uterusdanheduaadnexasaatpemerihsaanbimanual

9
c. Terdapatmasaiflamatorisdaerahpelvis

C. Pemerihsaanpenunjang:

1. Hb :tidahterhaji

2. Ht :tidahterhaji

3. Urinalisis :tidahterhaji

4. Teshehamilan :tidahterhaji
5. USGpanggul :tidahterhaji

3.2 Diagnosa
1. Nyeriakut(D.0077)
2. Disfungsiseksual(D.0069)
3. Resikoinfeksi(D.0142)
4. Ansietas(D.0080)
5. Hipertermi(D.0130)

10
3.3 Intervensi

No
Diagnosis SLKI SIKI
1. Hipertermia D. 0130 Manajemen Hipertermia
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Observasi
Proteksi 1. Identifikasi
penyebab
Definisi
hipertermia
Suhutubuhmeningkatdiatas rentang normal
tubuh 2. Monitorsuhu
tubuh

Penyebab: Terapeutik
1. Sediakan
1. Dehidrasi lingkunganyang
2. Terpaparlingkunganpanas
dingin
3. Prosespenyakit(mis.Infeksi, 2. Longgarkan atau
kanker) lepaskanpakaian.
4. Ketidaksesuaian pakaian Edukasi
dengan suhu lingkungan 1. Anjurkantirah

5. Peningkatanlajumetabolism 6. baring

Respon trauma Kolaborasi

7. Aktivitas berlebihan 1. Kolaborasipemberian


Penggunaanincubator cairan dan
Gejaladantandamayor: elektrolitintravena,jikaperl
u
- Subjektif :

(tidaktersedia)

- Objektif:
1.Suhutubuhdiatasnilai normal

Gejaladantandaminor:

11
- Subjektif :

(tidaktersedia)

- Objektif

1. Kulitmerah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
Kulitterasahangat

2. ResikoinfeksiD.0142
Manajemen
Kategori:lingkungan imunisasi/vaksinasi:
Subkategori:keamanandanproteksi
mengidentifikasi dan
Definisi: mengelolapemberian-
Berisikomengalamipeningkatan
terserang organisme patogenik. pseecmarbaerkiatnifkd tubuh
eaknebpaalsainf

Faktorresiko : Observasi
1. Penyakit kronis (mis. Diabetes - identifikasi riwayat
melitus) kesehatan dan riwayat
2. Efekprosedurinvasif alergi
3. Malnutrisi - identifikasi kontraindikasi
4. Peningkatanpaparan organisme pemeberian imunisasi (mis.
patogen lingkungan Reaksi anafilaksis terhadap
5. Ketidakadekuatan pertahanan vaksinsebelumnyadanatau sakit
tubuh primer : parah dengan atau demam)
1) Gangguanperistaltik - identfikasi status
imunisasisetiapkunjungan
2) Kerusaknintegritas kulit
3) Perubahan sekresipH kepelayanankesehatan
4) Penurunankerjasiliaris Terapeutik
5) Ketubanpecahlama - berikan suntikkan pada
6) Ketubanpecahsebelum bayi dibagian paha
waktunya anterolateral
7) Merokok - dokumentasikan informasi
8) Statiscairantubuh vaksinasi (mis. Nama
6. Ketidakadekuatan pertahanan produsen, tanggal kadarluarsa)
tubuh sekunder : -jadwalkanimunisasipada interval
1) Penurunanhemoglobin waktu yang tepat
2) Imununosupresi
Edukasi
3) Leukopenia
- jelaskantujuan,manfaat,
4) Supresiresponinflamasi
reaksiyangterjadi,jadwal,
5) Vaksinasitidakadekuat

KondisiKlinisTerkait
1. AIDS

12
2. Lukabakar
danefeksamping
3. Penyakitparuobstruktif kronis
-Informasikan vaksinasi
4. Diabetesmelitus untukkejadiankhusu(mis.
5. Tindakaninvasif Rabies, tetanus)
6. Kondisipenggunaanterapi
steroid
7. Penyalahgunaanobat
8. Ketubanpecahsebelum
waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagalginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguanfungsihati

3 NyeriAkut(D.0077)
Manajemen Nyeri Definisi :
Kategori:Psikologi Mengidentifikasi dan
Subkategori : Nyeri dan mengelola pengalaman
Kenyamanan
sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan
Definisi kerusakanjaringanatau
Pengalaman sensorik atauemosional yang fungsional dengan onset
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual mendadak atau lambat dan
atau fungsional, dengan onsetmendadak berintensitas ringan
ataulambatdanberintensitasringan hingga hinggaberatdan konstan.
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Observasi :

Penyebab: 1. Identifikasi
1. Agen pencedera fisiologis l o k si ,
k a rak t eristik,duras
(Mis. Inflamasi, iskemia, i,frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
neoplasma). 2. Identifikasi skala
2. Agen pencedera kimiawi (mis. nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) 3. Identifikasiresponny
3. Agen pencedera fisik (mis. erinon verbal
abses, amputasi, terbakar, 4. Identifikasi factor
terpotong, mengangkat
yang

13
berat, prosedur operasi, trauma, latihan
memperberatdan
fisik berlebihan)
memperingan nyeri
Gejaladantandamayor:
5. Identifikasi
- Subjektif:
pengetahuan dan
1. Mengeluhnyeri
keyakinantentang
- Objektif:
nyeri
1. Tampakmeringis 6. Identifikasi
2. Gelisah pengaruh nyeri
3. Frekuensinadimeningkat pada kualitas
4. Sulittidur hidup
7. Monitor efek
Gejaladantandaminor:
samping
- Subjektif :
penggunaan
(tidaktersedia)
analgetik
- Objektif
1. Tekanandarahmeningkat Terapeutik
2. Polanapasberubah
3. Nafsumakanberubah 1. Berikan teknik
nonfarmakologis
Kondisiklinisterkait:
untukmengurangi
1. Kondisipembedahan
rasa nyeri (mis.
2. Cederatraumatis TENS, hypnosis,
3. Infeksi akupresusr,terapi
4. Sindromkoronerakut music,
Glaucoma biofeedback,terapi
pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi
terbimbing,
compress
hangat/dingin, terapi
bermain)

14
2. Control
lingkungan yang
memperberatrasa
nyeri(mis.Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasiistirahat
dan tidur
4. Pertimbangkan
jenisdansumber
nyeri dalam
pemilihanstrategi
meredakan nyeri

Edukasi

1. Jelaskan
penyebab,periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi

15
rasanyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik,jika

Konselipnegrlsuek
4. DisfungsiseksualD.0069
Kategori:fisiologis sualitasObservasi :
Subkategori:reproduksidanseksualitas - identifikasi tingkat
pengetahuan, masalah
Defisini sistem reproduksi,
masalah seksualitas
Perubahan fungsi seksual selama fase dan penyakit menular
seksual
responseksualberupahasrat,terangsang orgasme,
- identifikasiwaktu
dan/atau relaksasi yang dirasa tidak memuaskan, disfungsi seksual
tidak bermakna atau tidak adekuat. dan kemungkinan
penyebab
Penyebab:
- monitorstres,
1. Perubahan fungsi/struktur tubuh kecemasan,depresi
dan penyebab
(mis. kehamilan, baru disfungsi seksual
Terapeutik:
melahirkan, obat-obatan,
- fasilitasi komunikasi
pembedahan, anomali, proses antara pasien dan
pasangan
penyakit, trauma, radiasi)
- berikankesempatan
2. Perubahan biopsikososial kepada pasangan
untukmenceritakan
seksualitas permasalahan seksual
3. Keadaanmodelperan - berikanpujian
terhadap
benar perilaku yang
4. Model peran tidak dapat
- berikansaranayang
mempengaruhi sesuai kebutuhan
5. Kurangprivasi pasangan dengan
mengunakanbahasaya
6. Keadaanpasangan ngmudah diterima,
dipahami dan tidak
7. Kesalahaninformasi menghakimi
Edukasi:
8. Kelainan seksual (mis. - jelaskan efek
hubungan pengobatan,
kesehatan dan
penyakit terhadap
disfungsi seksual

16
- informsikan
penuhkekerasan) pentingnya
modifikasipada
9. Konfliknilai aktifitasseksual
kolaborasi:
10. Penganiaan fisik (mis. kekerasan
- kolaborasi dengan
dalam rumah tangga) spesialisseksologi,
jika perlu

11. Kurangterpaparinformasi
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Menggungkapkan aktifitas
seksual berubah
2. Mengungkapkaneksitasiseksual
3. Merasa hubungan seksual tidak
memuaskan
4. Mengungkapkan peran seksual
berubah
5. Mengeluhkan hasrat seksual
menurun
6. Mengungkapkan fungsi seksual
berubah
7. Mengeluh nyeri saat
berhubungan seksual
(dispareunia)
Objektif:
(tidak tersedia)
Gejaladan tandaminor: Subjektif :
1. Mengungkapkan ketertarikan
pada pasangan berubah
2. Mengeluh hubungan seksual

17
terbatas

3. Mencari informasi tentang


kemampuan mencapai kepuasan
seksual
Objektif:

(tidak tersedia)

Kondisiklinis:
1. Gangguanendokrin, perkemihan,
neuromuskuler, muskuloskeletal,
kardiovaskuler
2. Traumagenital
3. Pembedahanpelvis
4. Kanker
5. Menopause
6. Gangguan psikiatrik seperti mania,
depresi berat, demensia, gangguan
kepribadian penyalahgunaan atau
penggunaan zat, gangguan
kecemasan, dan schizophrenia

5. AnsietasD.0080
Kategori:psikologis Subkategori :
integritas ego Definisi :
Kondisi emosi dan pengalamansubyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab:

1. Krisissituasional
2. Kebutuhantidakterpenuhi
3. Krisismaturasional
4. Ancamanterhadapkonsepdiri
5. Ancamanterhadapkematian
6. Kekhawatiran mengalami

18
kegagalan

7. Disfungsisistemkeluarga
8. Hubunganorangtua-anaktidak
memuaskan
9. Faktor keturunan
(temperemen mudah teragitasi
sejak lahir)
10. Penyalahgunaanzat
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis.
toksin, polutan, dan lain- lain)
Gejaladan tandamayor: Subjektif :
1. Merasabingung
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi
3. Sulitberkonsentrasi Objektif :
12. Tampakgelisa
13. Tampaktegang
14. Sulittidur
Gejaladan tandaminor: Subjektif :
1. Mengeluhpusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasatidakberdaya Objektif :
4. Frekuensinafasmeningkat
5. Frekuensinadimeningkat
6. Tekanandarahmeningkat
7. Diaforesis
8. Tremor
9. Mukatampakpucat

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah suatu infeksiyang menjangkiti serviks
(leher rahim), uterus (rahim), tuba falopi (saluran indungtelur), dan ovarium (indung telur). Kasus
radang panggul sebagian besar ditemukanpada perempuan berusia 15-24 tahun yang aktif secara
seksual. Selain infertilitas, penyakit radang panggul yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan
nyeri panggul kronis, dankehamilan ektopik.

Dalam kesimpulan ini kami dapat memetik Prompt dan pengobatan yang tepat dapat membantu
mencegah komplikasi dari PID, termasuk kerusakan permanen pada organ reproduksi wanita. Infeksi
bakteri penyebab diam-diam dapat menyerang tuba falopi, menyebabkan jaringan nomal dapat benubah
menjadi Jaringan parut. Ini blok jaringan parut atau mengganggu pergerakan nomal telur kedalam
rahim. Jika saluran tuba benar-benar diblokir oleh jaringan parut, sperma tidak dapat membuahi telur,
dan perempuan itu menjadi subur. Infertilitas juga dapat terjadi jika saluran tuba tersumbat sebagian
atau bahkan sedikit rusak. Sekitar satu dari sepuluh perempuan dengan PID menjadi subur, dan jika
seorang wanita memiliki beberapa episode PID, peluangnya menjadi meningkat subur.

B. Saran

Saran kamin yaitu Para mitra seks lebih seorang wanita, semakin besar risiko nya mengembangkan
PID. Juga, seorang wanita yang pasangannya memiliki lebih dari satu pasangan seks yang berisiko
lebih besar terkena PID, karena potensi lebih banyak cksposur terhadap agen infeksi. Wanita yang
douche mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena PID dibandingkan dengan wanita yang tidak
douche. Penclitian telah menunjukkan bahwa douching mengubah flora vagina (organisme yang hidup
dalam vagina) dengan cara yang menugikan, dan dapat memaksa bakteri ke organ reproduksi bagian
atas dari vagina.

A.

20
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit


Kandungan Dan KB.Jakarta : EGC
Marmi, Retno. A.M.S., Fatmawati. E. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nugroho, t., & Utama, b. i. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: NuhaMmedika.
Widyastuti, y., & Rahmawati, a. (2009). Kesehatan Reproduksi. yogyakarta:

Fitramaya.
Wiknjosastro , Hanifa(2011), Ilmu Kandungan Edisi Ketiga.Yogyakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai