Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATERNITAS II

(Infeksi Torch)

Di susun
O

NAMA : SITI ZOHRA LASTUAN

KELAS : A KEPERAWATAN 2020

NIM: C01420120

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan suka cita, walaupun masih banyak
kekurangan di dalamnya. Shalawat serta salam selamanya terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa
dan menyebarkan agama Islam sampai saat ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Maternitas II. Dalam
penyusunannya pun penulis mendapatkan bantuan dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
dari teman-teman dan dari referensi buku serta artikel media massa.
Penyusunan makalah ini belum mencapai kata sempurna, sehingga penulis dengan lapang
dada menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga di kemudian
hari penulis dapat membuat makalah jauh lebih baik dari makalah ini. Penulis berharap dengan
dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta menjadi inspirasi bagi
pembaca

Gorontalo, 17 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 definisi infeksi TORCH.........................................................................................................6
2.2 Etiologi Infeksi TORCH........................................................................................................6
2.3 Tanda dan gejala Infeksi TORCH........................................................................................7
2.4 Pemeriksaan penunjang Infeksi TORCH.............................................................................8
2.5 Penatalaksanaan infeksi TORCH.........................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toxsoplasmosis, other infections (mis., hepatitis), rubella virus, cytomegalovirus and
herpes simplex viruse, yang secara korelatif dikenal sebagai infeksi TORCH, adalah suatu
kelompok organisme yang mampu menembus plasenta, dan mempengaruhi perkembangan
janin. Garis besar infeksi TORCH dan efeknya pada ibu serta janin. TORCH merupakan
suatu istilah jenis penyakit infeksi yang terdiri dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus
dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil karena dapat
menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena
katarak mata, tuli, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-
paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental,
hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya
(Sarwono, 2007).
Infeksi TORCH dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa
menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi
ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya.
(Feryanto, dkk. 2011).
Toksoplamosis adalah suatu infeksi protozoa yang timbul akibat mengonsumsi daging
merah atau tidak mencuci tangan sewaktu menyiapkan daging mentah atau tidak mencuci
tangan sewaktu menyiapkan daging mentah atau terinfeksi kotoran kucing. Ibu hamil dengan
antibody HIV beresiko karena toksoplasmosis adalah salah satu infeksi oportunistik yang
sering menyertai infeksi HIV. Keberadaan toksoplamosis dapat ditentukan melalui
pemeriksaan darah dan titer toksoplamosis Wanita kelompok risiko harus diperiksa. Infeksi
akut pada masa hamil menimbulkan gejala yang menyerupai influensa dan limfadenopati.
Pengobatan alternatif untuk toksoplamosis adalah spiramisin, sulfa (dan klindamisin untuk
Wanita yang alergi terhadap sulfa) juga di pakai (ACOG, 1993).
Wanita pranikah merupakan populasi yang berpotensi akan mendapatkan kehamilan.
Populasi ini selanjutnya akan memiliki faktor risiko untuk mendapatkan dampak buruk atas
terjadinya infeksi toksoplasma yang berdampak pada kelainan selama kehamilan, kecacatan
dan kematian janin. Oleh karena itu sangat diperlukan skrining terhadap toksoplasma pada
wanita pranikah, karena toksoplasma yang terdeteksi sebelum kehamilan bisa segera diobati
sehingga mencegah penularan ke fetus.
Terkait dengan bahayanya infeksi TORCH, penulis berharap dengan disusunnya makalah
ini dapat memberikan pengetahuan mengenai infeksi TORCH. Sehingga untuk kepedepannya
bisa mencegah terjadinya infeksi TORCH terutama pada wanita hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian infeksi TORCH
2. Apa etiologi infeksi TORCH
3. Bagaimana Tanda dan gejala Infeksi TORCH
4. Bagaimana Pemeriksaan penunjang Infeksi TORCH
5. Bagaimana penatalaksanaan infeksi TORCH

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari infeksi TORCH
2. Mengetahui etiologi dari infeksi TORCH
3. Mengetahui apa saja tanda dan gejala infeksi TORCH
4. Mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang infeksi TORCH
5. Mengetahui penatalaksanaan infeksi TORCH
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi infeksi TORCH
Toxsoplasmosis, other infections (mis., hepatitis), rubella virus, cytomegalovirus and
herpes simplex viruse, yang secara korelatif dikenal sebagai infeksi TORCH, adalah suatu
kelompok organisme yang mampu menembus plasenta, dan mempengaruhi perkembangan janin.
Garis besar infeksi TORCH dan efeknya pada ibu serta janin.
Infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus (CMV) dan herpes simplex)
adalah sekolompok infeksi yang dapat ditularkan wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang
terinfeksi berisiko tinggi menularkan kepada janinnya yang bisa menyebabkan cacat bawaan.
Infeksi ini sering menimbulkan masalah kesuburan (fertilitas) baik pada wanita maupun pria,
sehingga menyebabkan terjadinya sulit kehamilan. Beberapa kecacatan janin yang bisa timbul
antara lain kelainan pada saraf, mata, telinga, kelainan pada otak, paru-paru, terganggunya fungsi
motorik, hidrosepalus dan lain-lain. (Rukiyah dan Lia, 2010)
a. Toxoplasmosis
Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis klasik yang dapat dijumpai hampir di seluruh
dunia. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi parasit yang paling sering terjadi pada manusia .
Penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang penting dan sering sekali karena variabilitasnya
berkaitan dengan berbagai faktor, seperti usia, kebiasaan, sosiokultural, gizi, kontak dengan
kucing, iklim dan kondisi geografis.
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi. Pada
umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-
20% kasus infeksi. Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul
rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Infeksi Toxoplasma
berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan
respon imun).
b. Rubella
Rubella atau campak jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella.
Virus ini dapat menular ke siapa saja, termasuk ibu hamil. Ibu hamil dapat tertular penyakit ini
jika menghirup percikan air liur penderita rubella, misalnya saat mereka bersin atau batuk.
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah
bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda.
Infeksi Rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan
kelainan pada bayinya.
c. Cytomegalovirus
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini termasuk golongan virus
keluarga herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten
dalam tubuh. CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila
infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Jika ibu terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai
resiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak,
ketulian retardasi mental, dan lain-lain.
d. Herpes
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh herpes simpleks tipe II (HSV II).
Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam
diganglion sistem syaraf otonom. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya
memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak
diketahui.

2.2 Etiologi Infeksi TORCH


Infeksi TORCH dapat terjadi oleh beberapa faktor. Penyebab terjadinya infeksi TORCH
adalah sebagai berikut.
a. Toxoplasmosis
Infeksi ini dapat menyerang pada manusia akibat termakannya spora toksoplasma
gondi. Penyebab dari infeksi tersebut adalah makan daging mentah yang mengandung
telur (ookista) toksoplasma, sayuran yang terkontaminasi telur (ookista) toksoplasma
melalui tangan yang terkontaminasi (misalkan pada petugas laboratorium, perkebunan,
peternakan, dan lain-lain) kontak yang tidak disengaja dengan tinja kucing, dan bermain-
main dengan kucing selama hamil.
b. Rubella
Infeksi virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi apabila
terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta dan
langsung menyerang janin. Virus ini biasanya menginfeksi tubuh melalui pernafasan
seperti hidung dan tenggorokan. Selain itu virus Rubella dapat ditularkan melalui urine,
penderita dapat menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya Rush
(ruam) pada kulit. Ruam pada kulit berwarna merah jambu, kan menghilang dalam dua
samapi tiga hari. Jika ibu menderita infeksi ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20
minggu, jarang terjadi kelainan bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan
pada bayi baru lahir adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan
jantung bawaan, dan kelainan bawaan lainnya.
c. Cytomegalovirus
CMV (cytomegalovirus) atau lebih sering disebut CMV adalah infeksi oportiunistik
yang berhubungan dengan HIV. Virus ini dibawa oleh sekitar 50% populasi dan 90%
dengan HIV. Virus ini dituarkan melalui kontak intim dan atau berulang dengan pengidap
virus melalui transmisi vertikal dari ibu ke janin, ranfusi darah, transplantasi organ atau
sumsum tulang. Virus ini dapat ditemukan dalam urine, sekresi orovaring, sekresi serviks,
vagina, semen, ASI, air mata, dan darah.
d. Herpes
Virus herpes simpleks tipe I dan II merupakan virus horminis DNA. Pembagian tipe I
dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic, dan lokasi
klinis (tempat predileksi). Penyebab herpes adalah virus herpes simpleks tipe I dan II.
Kedua virus tersebut tergolong ke dalam virus DNA. Virus ini mudah ditularkan dari satu
orang ke orang lain melalui kontak kulit, seperti berciuman atau bersentuhan. Sedangkan
pada tipe II, melakukan kontak seksual adalah penyebab utama penularan virus.

2.3 Tanda dan gejala Infeksi TORCH


Tanda dan gejala akan timbul pada seseorang dengan infeksi TORCH. Adapun tanda dan
gejala infeksi TORCH pada ibu hamil, maupun pada bayi baru lahir menurut Prawirhajo
(2009) adalah sebagai berikut.
a. Tanda dan gejala pada ibu hamil
a. Demam
Demam merupakan tanda bahwa tubuh sedang terserang infeksi atau pnyakit. Suhu
tubuh menigkat adalah tanda jika tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap agen
penyebab infeksi tersebut.
b. Sakit kepala
Jika infeksi sampai menyerang saraf vestibular maka akan menimbulkan sakit kepala
yang konstan.
c. Lemas, letih, lesu, dan cepat lelah
Kebanyakan infeksi membuat orang merasa lemah dan cepat lelah, terutama jika
disertai dengan demam.
d. Mata terasa nyeri dan berair
Reaksi imun tubuh untuk menyerang bakteri, virus atau yang menyebabkan infeksi
tersebut.
e. Nyeri sendi
Bakteri atau virut menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi.
Menyebabkan nyeri pada sendi disertai pembengkakan
f. Tenggorokan kering disertai pharyngitis
Peradangan pada saluran yang menghubungkan hidung atau mulut dengan esophagus
yang terjadi karena infeksi virus atau bakteri.
g. Pembengkakan kelenjar getal bening
Virus rubella dan herpes simplex merupakan penyebab pembengkakan pada kelenjar
getang bening atau limfa.
h. Kemerahan di kulit dan organ genitalia
Ruam pada kulit berwarna merah jambu, kan menghilang dalam dua sampai tiga hari.

b. Pada janin
Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi pada janinnya
adalah abortus spontan atau keguguran, lahir mati, atau bayi menderita Toxoplasmosis
bawaan. Pada awal kehamilan infeksi toksoplasma dapat menyebabkan aborsi dan biasanya
terjadi secara berulang.Namun jika kandungan dapat dipertahankan, maka dapat
mengakibatkan kondisi yang lebih buruk ketika lahir. Diantaranya adalah :
a) Lahir mati (still birth)
b) Icterus, dengan pembesaran hati dan limpa
c) Anemia
d) Perdarahan
e) Radang paru
f) Penglihatan dan pendengaran kurang
g) Dan juga gejala yang dapat muncul kemudian, seperti kelainan mata dan telinga, retardasi
mental, kejang-kejang dan ensefalitis.
c. Pada bayi baru lahir
1. Kelainan pada mata (radang mata)
2. Kerusakan telinga (tuli)
3. Kerusakan jantung
4. Gangguan petumbuhan
5. Gangguan saraf pusat
6. Kerusakan otak (radang otak)
7. Keterbelakangan mental
8. Pembesaran hati dan limpa
2.4 Pemeriksaan penunjang Infeksi TORCH
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan TORCH merupakan pemeriksaan yang sederhana
danumumnya tidak berisiko. Akan tetapi pengambilan sampel darah untukpemeriksaan TORCH
tetap dapat menimbulkan risiko, seperti kemerahan di lokasi pengambilan sampel darah,nyeri,
infeksi dan lebam. Pelaksanaan medis dan prinsip perawatan.
Pengobatan TORCH
Adanya infeksi-infeksi ini dapat dideteksi dari pemeriksaan darah. Biasanya ada 2
petanda yang diperiksa untuk tiap infeksi yaitu Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin M
(IgM). Normalnya keduanya negatif.
Pengobatan TORCH secara medis diyakini bisa dengan menggunakan obat-obatan seperti
isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin, klindamisin,
alancicovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal
dan waktu yang cukup lama. Selain itu, terdapat pula cara pengobatan alternatif yang mampu
menyembuhkan penyakit TORCH ini, dengan tingkat kesembuhan mencapai 90 %.
Pengobatan TORCH secara medis pada wanita hamil dengan obat spiramisin
(spiromicine), azithromisin dan klindamisin misalnya bertujuan untuk menurunkan dampak
(resiko) infeksi yang timbul pada janin. Namun sayangnya obat-obatan tersebut seringkali
menimbulkan efek mual, muntah dan nyeri perut. Sehingga perlu disiasati dengan meminum
obat-obatan tersebut sesudah atau pada waktu makan.
Berkaitan dengan pengobatan TORCH ini (terutama pengobatan TORCH untuk
menunjang kehamilan), menurut medis apabila IgG nya saja yang positif sementara IgM
negative, maka tidak perlu diobati. Sebaliknya apabila IgM nya positif (IgG bisa positif atau
negative), maka pasien baru perlu mendapatkan pengobatan.

2.5 Penatalaksanaan infeksi TORCH


Penatalaksanaan Farmakologi menurut Feryanto, dkk (2011) adalah sebagai berikut.
a. Spiramisin, dijaringan obat ini ditemukan kadar atau konsentrasi yang tinggi terutama
pada plasenta tanpa melewatinya serta aktif membunuh takizoid sehingga menekan
transmisi transplasental.
b. Piramitamin, pemakaian obat ini dimulai trimester II setelah umur kehamilan 14 minggu
guna menghindari efek teratogenik pada janin.
c. Jika diketahui adanya infeksi rubella alamiah pada awal kehamilan, tindakan aborsi
sebaiknya dipertimbangkan karena resiko terjadinya cacat pada janin sangat tinggi.
d. Obat yang digunakan untuk anti CMV untuk saat ini adalah Ganciclovir, Foscamet,
Cidovivir dan Valaciclovir.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi
yaitu Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.Penyebab infeksi TORCH yaitu
toksoplasma gondii, virus rubella cytomegalovirus dan herpes simplex virus yang dapat
menular melalui kotoran hewan, droplet, kontak intim berulang dengan pengidap.
Tanda dan Gejala pada orang yang terkena infeksi TORCH diantaranya adalah demam,
pusing, kemerahan, lemas, nyeri sendi.Pengobatan untuk infeksi TORCH yaitu spiramisin,
piramitamin, ganciclovir, foscamet, cidovivir dan valaciclovir dan parasetamol pada
penderita herpes untuk mengatasi nyeri dan demam
3.2 Saran
Untuk selalu waspada terhadap penyakit TORCH dengan cara mengetahui media dan
cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan tertular. Hidup bersih dan
makan-makanan yang dimasak dengan matang.
Untuk ibu yang sedang mengandung hendaknya memeriksakan secara rutin kehamilan
nya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat. Kepada tenaga kesehatan
hendaknya mampu memberikan konseling tentang infeksi yang akan terjadi saat kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Feryanto, Achmad, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba


Medika.

Green, C. J., dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: EGC.

Juanda IR H A. 2013. TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes) Akibat dan
Solusinya. Bogor: Yayasan Aquatreat therapy Indonesia.

Reeder, S.J., Leonide, LM., Deborah, K.G. 2011. Keperawatan Maternitas


Kesehatan Wanita,Bayi & Keluarga Volume 2. Edisi 18.Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai