KATA PENGANTAR
1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayan-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ASKEP IBU HAMIL DENGAN TORCH.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Tim penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Definisi............................................................................................. 6
2.2 Etiologi............................................................................................. 6
2.3 Tanda dan Gejala.............................................................................. 9
2.4 Patofisiologi...................................................................................... 11
2.5 Pathway............................................................................................ 15
2.6 Diagnosis Medis............................................................................... 18
2.7 Penatalaksanaan Medis..................................................................... 18
3.1 Pengkajian........................................................................................ 19
3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................... 20
3.3 Intervensi......................................................................................... 20
3.4 Implementasi................................................................................... 25
3.5 Evaluasi............................................................................................ 25
4.1 Pengkajian...................................................................................... 26
4.2 Analisa Data.................................................................................... 31
4.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 31
4.4 Intervensi ....................................................................................... 31
4.5 Implementasi ................................................................................. 32
4.6 Evaluasi ......................................................................................... 33
3
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 35
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1....................................................Latar Belakang
Telah disebutkan bahwa TORCH adalah penyakit infeksi, yang disebabkan oleh
empat agen, yaitu Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus(CMV), Herpes simplex virus
II (HSV-II), dan agen penyebab lainnya. Keempat agen ini bertanggung jawab terhadap
gangguan kesuburan dan dampak luar biasa bagi nasib kehidupan jangkan panjang
seseorang yang dilahirkan di dunia.
TORCH adalah penyakit yang menyita banyak perhatian akhir-akhir ini, terutama
bagi wanita hamil. TORCH sering dikaitkan dengan gangguan kehamilan, keguguran
berulang, dan kelahiran bayi cacat. Tentunya semua ini tidak diinginkan oleh calon orang
tua mana pun. Setiaporang tentunya mengharapkan memiliki keturunan yang sehat,
cerdas, dan tidak kurang satu apapun.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
TORCH adalah suatu kelompok organisme yang mampu menembus plasenta
dan mempengaruhi perkembangan janin. Atau istilah untuk menggunakan gabungan
dari empat jenis penyakit infeksi, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan
Herpes Simpleks yang dapat merusak embrio. Infeksi ini mengakibatkan
hidrosefalus,
2.2 ETIOLOGI
1.) Toxsoplasma
Toksoplasma adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa
parasit Toxoplasma gondii . parasite penyebab toksoplasmosis dapat menginfeksi
binatang berdarah panas, seperti kucing, anjing, dan juga manusia. Penularan
toksoplasmosis terjadi ketika tergigit, kontak dengan feces binatang terinfeksi,
serta memakan daging binatang yang terinfeksi tanpa dimasak terlebih dahulu.
6
a. Toksoplasma Gondi
Toksoplasma gondii adalah protozoa parasite yang tergolong
dalam kelas conoidasida atau sporozoa. Sporozoa binatang yang
mampu menghasilkan spora dalam tubuhnya sebagai salah satu cara
perkembangbiakannya. Mikroorganisme ini berkembang biak dengan
dua cara, yaitu seksual dan aseksual.
b. Toksoplasmosis Kongenital
Toksoplasmosis kongenital adalah infeksi parasite
Toksoplasma gondii yang ditularkan dari ibu hamil kepada janin di
dalam kandungnnya. Penyakit ini adalah penyakit yang sangat ditakuti
oleh semua orang di seluruh dunia. Toksoplasmosis kongenital terjadi
di seluruh dunia dan menginfeksi 1-8 dari 10.000 bayi yang baru lahir.
Resiko penularan toksoplasmosis kongenital lebih tinggi pada akhir
kehamilan, namun resiko yang didapat lebih barat jika infeksi didapat
pada awal kehamilan.
c. Toksoplasmosis okuler
Toksoplasmosis adalah toksoplasmosis yang menyerang mata.
Toksoplasmosis okuler adalah penyebab yang paling sering terjadinya
uveitis posterior, peradangan pada bagian belakang bola mata.
Sayangnya, dibagian belakang bola mata terdapat retina mata. Retina
mata merupakan “layar” penglihatan yang memberntuk bayangan dari
benda yang kita lihat. Toxoplasmosis gondii yang berkembangbiak di
organ mata dapat menyebabkan gangguan serius pada penglihatan,
hingga kebutaan total dan permanen.
2.)Rubellaa
Virus Rubella adalah satu dari empat agen utama penyebab TORCH dan
Rubella Kongenital hingga kini masih menjadi momok yang masih ditakuti.
Menurut WHO, setidaknya terjadi sebanyak 236.000 kasus Rubella kongenital
7
setiap tahunnya dinegara-negara berkembang, termasuk indonesia. Angka ini
akan menjadi 10 kali lipatnya saat terjadi endemi, setiap 6 tahun sekali.
Tidak semua wanita hamil dapat terkena infeksi virus Rubella. Seorang ibu
yang sebelumnya sudah pernah terkena infeksi Rubella, di dalam tubuhnya telah
memiliki antibodi yang dapat menangkal serangan berikutnya. Antibodi inilah
yang akan melindungi si ibu seumur hidupnya sehingga virus Rubella tidak dapat
membahayakan janin di dalam kandungan.
3.) Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus DNA yang termasuk dalam
virus DNA yang termasuk keluarga virus Herpes. Kata Cytomegalovirus berasal
dari bahasa Yunani, cyto berati sel dan mega berati besar. Sebagai anggota dari
keluarga besar virus Herpes, CMV memiliki karakteristik latensi, artinya virus
ini memiliki kemampuan bersembunyi didalam tubuh untuk waktu yang lama.
Infeksi CMV sering kali merupakan infeksi subklinis, artinya infeksi
tidak menunjukkan gejala yang berarti dan sering kali diabaikan oleh
penderitanya. Infeksi CMV memang tidak akan memberikan dampak yang
berbahaya bagi orang normal dengan daya tahan tubuh baik, tetapi infeksi CMV
akan berdampak sangat merugikan bila terjadi pada ibu hamil dapat (Infeksi
CMV Kongenital). Infeksi CMV pada ibu hamil dapat ditularkan kepada janin
dalam kandungannya dan berpotensi besar membahayakan keselamatan dan
kesehatan janin. CMV yang menginfeksi janin akan menyerang dan merusak
organ-organ penting tubuh.
a. organ yang dapat terserang CMV :
Ginjal sehingga disebut CMV nefritis
Hati sehingga disebut hepatitis
Jantung sehingga disesbut CMV myocarditis
Paru-paru sehingga disebut CMV pneumonitis
Mata sehingga disebut CMV retinitis
Lambung sehingga disebut CMV gastritis
Usus sehingga disebut CMV colitis
Otak sehingga disebut CMV encephalitis
Ditularkan dari ibu hamil kepada janinnya sehingga disebut
CMV kongenital
8
4.) Herpes Simplex
Herpes simplex adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Herpes simplex (HSV). Herpes simplex adalah penyakit yang dapat
menyerang mulut, kulit, dan alat kelamin. Ciri khas yang disebabkan oleh
penyakit ini adalah kulit melepuh dan rasa sakot pada otot di sekitar daerah
yang terjangkit.
Virus Herpes adalah virus DNA. Virus Herpes memiliki materi genetic
berupa DNA. Virus Herpes merupakan keluarga virus Herpesviridae. Ada
berbagai jenis Virus Herpes, namun dalam bahasan kali ini hanya Virus
Herpes simplex saja yang akan menjadi sorotan. Virus Herpes simplex adalah
jenis Virus Herpes yang menyerang manusia. Virus ini terdiri dari dua jenis,
yaitu Herpes simplex tipe-1 (HSV-1) dan Herpes simplex tipe-2 (HSV-2).
Pada umumnya infeksi Herpes simplex tipe-1 (HSV-1) menyerang tubuh
bagian atas, sementara infeksi Herpes simplex tipe-2 (HSV-2) menyerang
tubuh bagian bawah terutama daerah kelamin.
9
1. Lahir mati
2. Anemia
3. Perdarahan
4. Radang paru
5. Penglihatan dan pendengaran kurang
2). Rubella
a. pada ibu :
1. pembengkakan kelenjar getah bening
2. demam tinggi dan berkepanjangan
3. mata terasa nyeri
4. muncul bintik-bintik merah di kulit
5. kulit kering
6. Sakit pada persendian
7. pusing dan sakit kepala
8. hilang nafsu makan
9. wajah pucat dan lemas
b. Pada janin :
1. pertumbuhan janin terganggu
2. abortus secara tiba-tiba
3. kelainan bawaan
3). Cytomegalovirus (CMV)
a. pada ibu :
1. demam
2.lesu
3. sakit tenggoroka
4. nyeri otot
5.sakit kepala.
b. pada bayi :
gejala baru muncul pada saat pertumbuhan bayi.
1.gangguan pada otak
2.gangguan menta
3.gangguan penglihatan
4. gangguan pendengaran
4). Herpes
10
a. pada ibu :
1. Rasa sakit/seperti terbakar di daerah yang terserang
2.rasa tidak enak badan
3.demam
4.sakit kepala, kelelahan
5.nyeri otot
b. pada bayi :
1. abortus/keguguran
2.prematur/lahir dini
3.gangguan perkembangan janin dan kandungan
4.kerusakan organ tergantung organ yang diserang oleh HSV-2.
2.4 PATOFISIOLOGI
1). Toksoplasma
11
saja sejak ookista masuk ke dalam tubuh. Takizoid akan memperbanyak diri dengan
cara aseksual dan menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan pada inangnya.
Sementara penularan dari manusia ke manusia lainnya dapat terjadi melalui
hubungan seksual, ditularkan dari ibu hamil kepada bayinya, ataupun transfuse
darah.
Toksoplasmosis yang dialami oleh ibu hamil dan ditularkan kepada janin
dalam kandungannya (toksoplasmosis kongenital) mengakibatkan dampak yang jauh
lebih serius. Janin di dalam kandungan belum memiliki kekebalan yang cukup untuk
menangkal serangan toksoplasma. Toksoplasmosis kongenital dapat menyebabkan
abortus/kelahiran dini, kematian janin dalam kandungan, dan kecacatan bawaan
yang akan melekat sampai akhir hayat seseorang.
2). Rubella
Untuk dapat menimbulkan efek pada tubuh manusia, virus Rubella harus
menempuh perjalanan infeksinya hingga dapat sampai diberbagai organ tubuh dan
berkembang biak. Virus Rubella harus menempuh Fase-fase sebagai berikut :
1. Fase penetrasi
Fase ini adalah fase dimana virus berusaha masuk ke dalam tubuh.
Penularan virus Rubella adalah melalui percikkan droplet (dahak)
penderita saat bersin ataubatuk. Percikan dahak ini akan terhirup oleh
orang lain. Segera setelah sampai di permukaan saluran pernapasan, virus
ini bersiap menjalani aksinya. Virus menempel dan berusaha untuk masuk
12
ke dalam sel inang (sel tenggorokan manusia). Dengan melubangi
permukaan sel. Pada saat ini kapsid virus memegang peran yang sangat
penting.
2. Fase prodromal atau permulaan
Fase ini berlangsung kurang lebih 4-5 hari. Virus yang berhasil masuk
ke dalam tubuh melakukan replikasi untuk memperbanyak dirinya dan
menyebar ke seluruh bagian tubuh. Bermula dari bagian belakang
tenggorokaaaan, virus ini menyebaaar keseluruh organ dan jaringan
tubuh.mula-mula virus Rubella menyerang saraf dan otak, kemudian
menyebar ke sendi, mata, organ kelamin, limpa, amandel, paru-paru, da
kulit. pada tahap ini muncul gejala seperti : demam tinggi dan
berkepanjangan, suhu tubuh mencapai 38-40 derajat celcius., mata terasa
nyeri, sakit pada persendian, pusing dan sakit kepala, hilang nasu makan,
wajah pucat dan lemas, serta terkadang disertai pilek.
3. Fase erupsi
Pada fase ini muncul bercak kemerahan (ruam makulopapular) yang
mulai timbul secara berurutan dari wajah/kepala, badan, tangan hingga
kaki. Pada fase ini gejala yang dirasakan sudah tidak seberat gejala pada
fase sebelumnya. Pada fase ini penderita dapat menularkan penyakitnya
kepada orang lain.
4. Fase kovalen atau penyembuhan
Pada fase ini suhu tubuh berangsur turun hingga akhirnya normal
kembal. Ruam kulit sudah muncul secara merata di seluruh permukaan
tubuh dan berangsur menghilang, meninggalkan bercak kehitaman
(hiperpigmentasi). Bekas ini akan menghilang sendirinya setelah 1-2
minggu.
3). Cytomegalovirus
Penularan infeksi CMV dari ibu hamil kepada bayinya dapat terjadi dengan
dua cara, yaitu penularan intrauterus (kongenital) dan penularan perinatal
(sewaktu kehamilan hingga 1 minggu setelah kelahiran).
Infeksi intrauterus (kongenital), adalah penularan dari ibu hamil kepada janin
dalam kandungannya melalui plasenta. Jika penularan terjadi pada usia
kandungan di bawah 16 minggu, akan menyebabkan dampak yang sangat
13
merugikan bagi janin dalam kandungan. Virus CMV adalah salah satu virus yang
dapat melalui sawar plasenta. Penularan atau transmisi infeksi CMV melalui jalan
plasenta adalah 0,5-2,5 dari populasi seluruh kehamilan didunia. Artinya,
penularan infeksi CMV dari ibu hamil kepada janin dalam kandungannya melalui
jalan plasenta terjadi sebanyak 25 kasus dari setiap 1000 kehamilan. Janin di
dalam kandungan belum memiliki kekebalan yang sempurna sehingga CMV
sangat mudah menyerang janin.
Infeksi Perinatal adalah penularan yang terjadi sewaktu persalinan hingga 1
minggu setelah kelahiran. Salah satu organ ibu yang dapat menjadi depo CMV
adalah vagina. Sewaktu persalinan hingga 1 minggu setelah kelahiran . salah satu
organ ibu yang dapat terjadi penularan infeksi CMV dari ibu kepada bayinya.
Penularan perinatal lainnya adalah melalui air susu ibu, melalui percikan air liur,
serta melalui kontak dengan mulut dan hidung (mencium bayi).
4), Herpes
Herpes genitalis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Herpes simplex tipe-2 (HSV-2). Penyakit ini menyerang tubuh bagian bawah,
khususnya daerah kelamin dan sekitarnya. Infeksi HSV-2 ditandai dengan
timbulnya vesikel. Vesikel adalah peninggian kulit dengan batas yang jelas
dengan ukuran kurang dari 1 cm. vesikel ini bergerombol, berisi cairan dan
mudah pecah. Vesikel herpes yang pecah sangat rentan mengalami infeksi lain
dan menimbulkan koreng.
Herpes genital atau virus Herpes simplex tipe-2 (HSV-2) hanya dapat
ditukarkan secara langsung melalui kontak seksual. Adapun kontak seksual yang
dimaksud adalah hubungan seksual normal (normal sex), oral sex, anal sex,
masturbasi, dan penggunaan alat bantu sex yang tidak steril. Waktu inkubasi
untuk infeksi virus ini adalah 3-7 hari. Setelah masa inkubasi, infeksi HSV-2 akan
menunjukkan gejala-gejalanya. Selain muncul vesikel di daerah sekitar kelamin,
infeksi HSV-2 menunjukkan gejala seperti rasa sakit/seperti terbakar di daerah
yang terserang, rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri
otot. Rasa sakit/sensasi seperti terbakar disebabkan virus ini menyerang dan
merusak saraf. Pada pria gejala akan mudah teramati, gejala akan muncul di
batang penis, buah zakar, dan sekitar anus. Namun sebaliknya, pada wanita
infeksi lebih susah diamati. Bagian yang biasanya terserang adalah labia (mayor
dan minor), klitoris, leher Rahim (serviks).
14
Penularan infeksi HSV-2 dari ibu ke bayinya, yaitu sebagai berikut.
1. Penularan melalui plasenta sewaktu kehamilan. Virus Herpes dapat
menembus sawar plasenta dan dapat mencapai janin. Janin dalam kandungan
belum memiliki kekebalan sehingga sangat mudah untuk diserang oleh virus
jahat ini.
2. Penularan saat persalinan. Sekitar 30-50% bayi tertular infeksi HSV-2 dari
ibunya yang menderita infeksi ini. Salah satu depo virus Herpes simplex tipe-
2 (HSV-2) adalah di vagina. Selama proses persalinan (normal), bayi akan
melalui vagina sang ibu. Pada sangat inilah sangat besar risiko bayi tertular
infeksi HSV-2.
2.5 PATHWAY
1. Toksoplasma
Toksoplasma
Ookista dikeluarkan
lewat tinja kucing yang
Sporozoit
terinfeksi dan
membentuk spora yang
tahan terhadap
kista
15
2. Rubella
Dx : kerusakan integritas
kulit
16
3. Cytomegalovirus
Lesi pada
4. Herpes wajah, bibir, Seks oral,
Hsv 1
mulut, mata, & berciuman
kulit
Herpes
Hsv 2
Lesi pada
Hubungan sex
genetalia
HSV bereplikasi pada
sel epitel
18
6. Selalu mencuci tangan setiap kali akan makan atau setelah melakukan aktivitas
diluar rumah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,
mengelompokkan, dan menganalisis. Sehingga di dapatkan masalah dan kebutuhan
untuk merawat ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran
secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
19
- Keluhan :
4. Riwayat Perkawinan
- Status perkawinan :
- Lama :
- Menikah ke :
- Usia menikah pertama kali :
5. Riwayat kehamilan
Kaji riwayat kehamilan sekarang
6. Data psikologis
Data psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa
klien.sehubungan dengan perilaku kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang mudah
marah, cemas, takut, akan kegagalan persalinan, sedih akan kekecewaan dapat
memperberat gejalanya. Pada pertahanan diri yang digunakan ibu tergantung
pada pengalaman terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan
perawat.
7. Data social dan ekonomi
Penyakit TORCH bisa terjadi pada semua golongan ekonomi. Pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini
diperkiraan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium.
20
x.
1 Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama …x24
1. Observasi 1. Memudahkan tindakan
jam diharapkan nyeri dapat
adanya nyeri keperawatan
berkurang dengan kriteria
dan tingkat
hasil :
nyeri
Px dapat melaporkan 2. Meningkatkan persepsi
Mandiri :
nyeri berkurang dan klien terhadap nyeri yang
4. Berikan
penjelasan
kepada px dan
5. Mengurangi nyeri
keluarga untuk
menggunakan
kompres hangat
dalam
mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
5. Kolaborasi
pemberian
analgesik
2 Setelah dilakukan tindakan Observasi :
21
keperawatan selama …x 24 1. Observasi 1. Menentukan intervensi
jam diharapkan suhu tubuh dan catat hasil selanjutnya
pasien dapat normal kembali pemeriksaan
dengan criteria hasil : suhu tubuh px
4. Berikan
penjelasan
kepada px dan
keluarga untuk
mempertahanka 5. Dapat menurunkan
n kebersihan panas
kulit
Kolaborasi :
5. Kolaborasi
pemberian
22
antipiretik
3 Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama … x 24
1. Observasi 1. Perubahan tanda vital
jam diharapkan volume
tanda-tanda yang signifikan
cairan pasien dapat terpenuhi
vital menandakan adanya
dengan criteria hasil :
kegawatan
Px dapat
2. Menentukan intervensi
mempertahankan 2. Observasi
selanjutnya
volume sirkulasi tanda-tanda
5. Berikan 6. Mempertahankan
penjelasan volume sirkulasi,
kepada pasien meningkatkan fungsi ginjal
untuk banyak
minum minimal
1,5 liter/hari
23
Kolaborasi :
6. Berikan
cairan IV
24
penjelasan 4. Mengetahui
kepada pasien pemahaman keluarga
dan keluarga dan pasien
tentang
penyakitnya 5. Terapi yang
5. Berikan berkelanjutan dapat
penjelasan memulihkan keadaan
kepada pasien pasien
untuk berobat
secara rutin
3.4 IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat diatas.
Dalam pelaksanaan tindakn perawat dapat langsung memberikan pelayanan
kepada ibu/dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang telah dipercayai
dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
3.5 EVALUASI
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman pada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny.“T”
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tanjung sari, RT.002/RW.003, Ngadirojo, Magelang
B. Keluhan Utama
Klien mengatakan badannya lemas, demam tinggi dan pandangan kabur, pusing
seperti akan flu.
26
Klien datang di rumah sakit dengan keluhan merasa lemas, demam tinggi sejak 2
hari yang lalu, dan pandangan kabur, pusing seperti akan flu, klien merasa cemas
akan kehamilannya yang sekarang karena klien pernah mengalami keguguran 2
kali.
27
3. Pola istirahat
Tidur Siang
Lama : 1jam/hari 2jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur Malam
Lama : 8jam/hari 10jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
4. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian : 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari 2x sehari
Keramas 2x per minggu 2x per minggu
5. Pola aktifitas (terkait kegiatan fisik dan olahraga)
bu mengatakan kegiatannya sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga
memasak, mencuci, memasak, mencuci
6. psikososiaspiritul (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan,
dukungan, kegiatan sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial dan persiapan keuangan ibu
dan keluarga)
a. ibu mengatakan ibu dan suami seneng dengan kehamilannya
b. ibu mengatakan keluarga sangat mendukung kehamilannya
c. ibu mengatakan lingkungan sekitarnya sangat mendukung kehamilannya
d. ibu mengatakan merencanakan untuk bersalin di rumah bidan
e. ibu mengatakan akan merawat bayinya bersama suaminya
f. ibu mengatakan akan memberi ASI kepada bayinya setelah segera
bayinya lahir
g. ibu mengatakan rajin sholat dan sering ikut pengajian di kompleksnya
h. ibu mengatakan sudah menyiapkan biaya persalinan
7. pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi)
Ibu mengatakan sudah tahu tentang kehamilannya yang sekarang.
8. lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggalnya tidak bersih da nada hewan
peliharaan baik milik ibu maupun milik tetangganya (kucing,ayam,dll)
28
F. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 30 hari
Lama : 6 hari Teratur : ya
Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada
G. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : syah Menikah ke : pertama
Lama : 7 tahun Usia menikah pertama kali : 20 th
29
I. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran :composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg nadi : 100x/menit
Pernapasan : 29x/menit suhu : 39 derajar C
BB saat hamil : 65 kg tinggi badan : 150 cm
BB sebelum hamil : 54 kg
a. Inspeksi :
Kepala : Messosepalus, tidak ada nyeri tekanan, rambut tidak rontok, bersih,
tidak bau
Muka : tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada infeksi
tanda infeksi
Hidung: bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada tanda infeksi
Mulut : tidak stomatitis, tidak caries, tidak ada tanda infeksi
Telinga: simetris, bersi, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limpe dan vena normal
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, suara paru dan jantung normal
Payudara: simetris, putting susu menonjol, areola hipermigmentasi
Abdomen : pembesaran simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada bekas operasi
b. Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, teraba bagian lunak, bulat, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : bagian kiri teraba keras, datar, memanjang seperti papan
(punggung)
Bagian kanan teraba kecil-kecil, tidak rata (ekstremitas)
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, melenting, bias digoyang-goyang
(kepala)
Leopold IV : posisi tangan pemeriksa konvergen
30
Osborn Test : -
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU :27 cm TBJ : (27-22)x155 = 4480 gram
c. Auskultasi
DJJ : 155x/menit teratur, pm sebelah kiri bawah perut ibu
Ekstremitas : jumlah jari lengkap, gerakan aktif, tidak odem
Genetalia : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholin, tidak varises
Anus : berlubang tidak ada hemoroid
Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
2. pemeriksaan penunjang
tanggal : 20 Mei 2013 jam : 07.05
IgG dan IgM
3. data penunjang
Hasil IgG (+) dan IgM (+)
DO : -k/u lemah
-wajah pucat
TD = 120/8O mmHg
N = 100x/menit
S = 39 derajat C
R =29x/menit
31
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
2. Ansietas berhubungan dengan Ancaman terhadap konsep diri
4.4 Intervensi
NO Tujuan Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan 1. monitor tanda vital
kperawatan selama 1x24 jam 2. beriksn kompres
suhu tubuh dapat hangat
dipertahankan dalam batas 3. kolaborasi dengan
normal. tim medis dalam
Kriteria hasil : pemberian tindakan
1. Suhu antara 36-37
derajat C
2. RR dan Nadi dalam
batas normal
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda
keperawatan selama 1x24 jam ansietas
Cemas akan berkurang setelah 2. Motifasi
diberikan penyuluhan. mengidentifikasi situasi
Kriteria hasil : yang memicu kecemasan
1. Klien tidak lagi 3. Dengarkan keluhan klien
khawatir dengan sepenuh hati
2. Klien tidak lagi gelisah 4. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
5. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin di alami.
4.5 Implementasi
NO. Waktu Implementasi TTD
1. 29 - 04- 2019 1. memonitor tanda vital
07.30 2. memberiksn kompres
hangat
3. mengkolaborasikan dengan
tim medis dalam pemberian
tindakan
32
2. 29 – 04 – 2019 1. Meonitor tanda-tanda ansietas
08.00 2. Motifasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
3. Mendengarkan keluhan klien
dengan sepenuh hati
4. Menganjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
5. Mejelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin di alami.
4.6 Evaluasi
No Waktu Evaluasi
1. 30 -04 – 2019 S = klien mengatakan badanya masih panas
07.30 O = k/u lemah
TD = 120/7O mmHg
N = 100x/menit
S = 39 derajat C
R =27x/menit
A= suhu tubuh klien mengalami penurunan
(sedikit teratasi)
P= intervensi dilanjutkan 123
2. 30 – 04 -2019 S = klien mengatakan tidak lagi merasakan
08.30 khawatir
O = klien tidak lagi gelisah
A = masalah teratasi
P = pertahankan intervensi
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
34
DAFTAR PUSTAKA
Anisa’ul J, Winkanda S.P. 2015 Bahaya TORCH Bagi Wanita Hamil dan Janin.
Katahati.Yogyakarta
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.EGC.
Jakarta.
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1, Jakarta: DPD
PPNI
35