Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ASKEP IBU HAMIL DENGAN TORCH

Dosen oleh : Catur Prasetya S.Kep.,Ns

Disusun oleh Kelompok 4 Kelas A

1. Nur Lailatul Lutfia (201804004)


2. Vidia Aulia Ristianingsih (201804021)
3. Astria Devi Agustin (201804039)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR

1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayan-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ASKEP IBU HAMIL DENGAN TORCH.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan


bantuan dari beberapa buku sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Mojokerto,20 Maret 2020

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 5


1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 5
1.3 Tujuan .............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi............................................................................................. 6
2.2 Etiologi............................................................................................. 6
2.3 Tanda dan Gejala.............................................................................. 9
2.4 Patofisiologi...................................................................................... 11
2.5 Pathway............................................................................................ 15
2.6 Diagnosis Medis............................................................................... 18
2.7 Penatalaksanaan Medis..................................................................... 18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian........................................................................................ 19
3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................... 20
3.3 Intervensi......................................................................................... 20
3.4 Implementasi................................................................................... 25
3.5 Evaluasi............................................................................................ 25

BAB IV TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian...................................................................................... 26
4.2 Analisa Data.................................................................................... 31
4.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 31
4.4 Intervensi ....................................................................................... 31
4.5 Implementasi ................................................................................. 32
4.6 Evaluasi ......................................................................................... 33

3
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 34


5.2 Saran .......................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 35

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1....................................................Latar Belakang

TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari beberapa jenis


penyaki infeksi, yaitu Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus(CMV), Herpes simplex
virus II (HSV-II) dan beberapa agen penyebab lain. Kata TORCH sebenarnya merupakan
akronim atau singkatan dari: T = Toksoplasmosis, O = Other infection, R = Rubella, C =
Cytomegalovirus, H = Herpes simplex virus II atau neonatal herpes simplex

Telah disebutkan bahwa TORCH adalah penyakit infeksi, yang disebabkan oleh
empat agen, yaitu Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus(CMV), Herpes simplex virus
II (HSV-II), dan agen penyebab lainnya. Keempat agen ini bertanggung jawab terhadap
gangguan kesuburan dan dampak luar biasa bagi nasib kehidupan jangkan panjang
seseorang yang dilahirkan di dunia.

TORCH adalah penyakit yang menyita banyak perhatian akhir-akhir ini, terutama
bagi wanita hamil. TORCH sering dikaitkan dengan gangguan kehamilan, keguguran
berulang, dan kelahiran bayi cacat. Tentunya semua ini tidak diinginkan oleh calon orang
tua mana pun. Setiaporang tentunya mengharapkan memiliki keturunan yang sehat,
cerdas, dan tidak kurang satu apapun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud TORCH?
2. Apa penyebab penyakit TORCH?
3. Bagaimana patofisiologi TORCH?
4. Apa tanda dan gejala TORCH?
5. Bagaimana penularan penyakit TORCH?
1.3 tujuan

1. Untuk mengetahi pengertian TORCH


2. Untuk mengetahui penyebab penyakit TORCH
3. untuk mengetahui patofisiologi TORCH
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit TORCH
4. Unuk mengetahui penularan penyakit TORCH

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
TORCH adalah suatu kelompok organisme yang mampu menembus plasenta
dan mempengaruhi perkembangan janin. Atau istilah untuk menggunakan gabungan
dari empat jenis penyakit infeksi, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan
Herpes Simpleks yang dapat merusak embrio. Infeksi ini mengakibatkan
hidrosefalus,

TORCH adalah penyakit yang menyita banyak perhatian akhir-akhir ini,


terutama bagi wanita hamil. TORCH sering dikaitkan dengan gangguan kehamilan,
keguguran berulang, dan kelahiran bayi cacat. Tentunya semua ini tidak diinginkan
oleh calon orang tua mana pun. Setiap orang tentunya mengharapkan memiliki
keturunan yang sehat, cerdas, dan tidak kurang satu apapun.

Infeksi TORCH seringkali menimbulkan gangguan kesuburan, baik pada pria


ataupun wanita sehingga menyebabkan pasangan susah mendapatkan keturunan
ataupun terjadinya keguguran dini. Infeksi TORCH juga dapat menyebabkan
kerusakan pada embrio/janin dalam kandungan sehinga janin akan mengalami cacat
bawaan dan menetap hingga kelahirannya.

2.2 ETIOLOGI
1.) Toxsoplasma
Toksoplasma adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa
parasit Toxoplasma gondii . parasite penyebab toksoplasmosis dapat menginfeksi
binatang berdarah panas, seperti kucing, anjing, dan juga manusia. Penularan
toksoplasmosis terjadi ketika tergigit, kontak dengan feces binatang terinfeksi,
serta memakan daging binatang yang terinfeksi tanpa dimasak terlebih dahulu.

Toxsoplasmosis sangat berbahaya bagi janin dalam kandungan. Satu dari


10.000 bayi mengalami toksoplasmosis. Bayi yang terlahir dapat mengalami
berbagai permasalahan kesehatan, seperti gangguan fungsi otak, mata, ginjal, dan
jantung. Gangguan kesehatan yang terjadi seperti hidrosafalus, reardasi
psikomotor, kerusakan retina, pembesaran hati dan limpa, bercak perdarahan
dikulit, pengapuran otak, dan penghambatan pertumbuhan dalam kandungan.

6
a. Toksoplasma Gondi
Toksoplasma gondii adalah protozoa parasite yang tergolong
dalam kelas conoidasida atau sporozoa. Sporozoa binatang yang
mampu menghasilkan spora dalam tubuhnya sebagai salah satu cara
perkembangbiakannya. Mikroorganisme ini berkembang biak dengan
dua cara, yaitu seksual dan aseksual.

Toksoplasma gondii tidak memiliki alat gerak pada tubuhnya.


Meski demikian, Toksoplasma gondii dapat hidup berpindah-pindah
dengan cara menginfeksi makhluk hidup lain, melalui daur/siklus
hidup. Sepanjang daur hidupnya Toksoplasma gondii memiliki tiga
bentuk yang berbeda-beda, yaitu takizoid, kista, dan ookista

b. Toksoplasmosis Kongenital
Toksoplasmosis kongenital adalah infeksi parasite
Toksoplasma gondii yang ditularkan dari ibu hamil kepada janin di
dalam kandungnnya. Penyakit ini adalah penyakit yang sangat ditakuti
oleh semua orang di seluruh dunia. Toksoplasmosis kongenital terjadi
di seluruh dunia dan menginfeksi 1-8 dari 10.000 bayi yang baru lahir.
Resiko penularan toksoplasmosis kongenital lebih tinggi pada akhir
kehamilan, namun resiko yang didapat lebih barat jika infeksi didapat
pada awal kehamilan.
c. Toksoplasmosis okuler
Toksoplasmosis adalah toksoplasmosis yang menyerang mata.
Toksoplasmosis okuler adalah penyebab yang paling sering terjadinya
uveitis posterior, peradangan pada bagian belakang bola mata.
Sayangnya, dibagian belakang bola mata terdapat retina mata. Retina
mata merupakan “layar” penglihatan yang memberntuk bayangan dari
benda yang kita lihat. Toxoplasmosis gondii yang berkembangbiak di
organ mata dapat menyebabkan gangguan serius pada penglihatan,
hingga kebutaan total dan permanen.
2.)Rubellaa
Virus Rubella adalah satu dari empat agen utama penyebab TORCH dan
Rubella Kongenital hingga kini masih menjadi momok yang masih ditakuti.
Menurut WHO, setidaknya terjadi sebanyak 236.000 kasus Rubella kongenital

7
setiap tahunnya dinegara-negara berkembang, termasuk indonesia. Angka ini
akan menjadi 10 kali lipatnya saat terjadi endemi, setiap 6 tahun sekali.
Tidak semua wanita hamil dapat terkena infeksi virus Rubella. Seorang ibu
yang sebelumnya sudah pernah terkena infeksi Rubella, di dalam tubuhnya telah
memiliki antibodi yang dapat menangkal serangan berikutnya. Antibodi inilah
yang akan melindungi si ibu seumur hidupnya sehingga virus Rubella tidak dapat
membahayakan janin di dalam kandungan.
3.) Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus DNA yang termasuk dalam
virus DNA yang termasuk keluarga virus Herpes. Kata Cytomegalovirus berasal
dari bahasa Yunani, cyto berati sel dan mega berati besar. Sebagai anggota dari
keluarga besar virus Herpes, CMV memiliki karakteristik latensi, artinya virus
ini memiliki kemampuan bersembunyi didalam tubuh untuk waktu yang lama.
Infeksi CMV sering kali merupakan infeksi subklinis, artinya infeksi
tidak menunjukkan gejala yang berarti dan sering kali diabaikan oleh
penderitanya. Infeksi CMV memang tidak akan memberikan dampak yang
berbahaya bagi orang normal dengan daya tahan tubuh baik, tetapi infeksi CMV
akan berdampak sangat merugikan bila terjadi pada ibu hamil dapat (Infeksi
CMV Kongenital). Infeksi CMV pada ibu hamil dapat ditularkan kepada janin
dalam kandungannya dan berpotensi besar membahayakan keselamatan dan
kesehatan janin. CMV yang menginfeksi janin akan menyerang dan merusak
organ-organ penting tubuh.
a. organ yang dapat terserang CMV :
 Ginjal sehingga disebut CMV nefritis
 Hati sehingga disebut hepatitis
 Jantung sehingga disesbut CMV myocarditis
 Paru-paru sehingga disebut CMV pneumonitis
 Mata sehingga disebut CMV retinitis
 Lambung sehingga disebut CMV gastritis
 Usus sehingga disebut CMV colitis
 Otak sehingga disebut CMV encephalitis
 Ditularkan dari ibu hamil kepada janinnya sehingga disebut
CMV kongenital

8
4.) Herpes Simplex
Herpes simplex adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Herpes simplex (HSV). Herpes simplex adalah penyakit yang dapat
menyerang mulut, kulit, dan alat kelamin. Ciri khas yang disebabkan oleh
penyakit ini adalah kulit melepuh dan rasa sakot pada otot di sekitar daerah
yang terjangkit.
Virus Herpes adalah virus DNA. Virus Herpes memiliki materi genetic
berupa DNA. Virus Herpes merupakan keluarga virus Herpesviridae. Ada
berbagai jenis Virus Herpes, namun dalam bahasan kali ini hanya Virus
Herpes simplex saja yang akan menjadi sorotan. Virus Herpes simplex adalah
jenis Virus Herpes yang menyerang manusia. Virus ini terdiri dari dua jenis,
yaitu Herpes simplex tipe-1 (HSV-1) dan Herpes simplex tipe-2 (HSV-2).
Pada umumnya infeksi Herpes simplex tipe-1 (HSV-1) menyerang tubuh
bagian atas, sementara infeksi Herpes simplex tipe-2 (HSV-2) menyerang
tubuh bagian bawah terutama daerah kelamin.

2.3 TANDA DAN GEJALA


1). Toxoplasma
a. pada ibu
terkadang toxoplasma dapat menimbulkan beberapa gejala seperti gejala
influenza. Timbul rasa lelah, malaise, dan demam. Akan tetapi umumnya tidak
menimbulkan masalah yang berarti. Pada umumnya, infeksi toxoplasma terjadi
tanpa disertai gejala yang spesifik. Walaupun demikian ada beberapa gejala
yang mungkin ditemukan diantaranya :
1. Terlihat lemas dan kelelahan
2. Sakit kepala
3. Pembesaran kelenjar limfe pada serviks posterior
b. pada janin
jika wanita hamil terinfeksi toxoplasma maka akibat yang terjadi pada
janinnya adalah abortus spontan atau keguguran, lahir mati, atau bayi
menderita toxoplasmosis bawaan.pada awal kehamilaninfeksi toxoplasma
dapat menyebabkan aborsi dan biasanya terjadi secara berulang. Namun jika
kandungan dapat dipertahankan, maka dapat mengakibatkan kondisi yang
lebih buruk ketika lahir diantaranya adalah :

9
1. Lahir mati
2. Anemia
3. Perdarahan
4. Radang paru
5. Penglihatan dan pendengaran kurang
2). Rubella
a. pada ibu :
1. pembengkakan kelenjar getah bening
2. demam tinggi dan berkepanjangan
3. mata terasa nyeri
4. muncul bintik-bintik merah di kulit
5. kulit kering
6. Sakit pada persendian
7. pusing dan sakit kepala
8. hilang nafsu makan
9. wajah pucat dan lemas
b. Pada janin :
1. pertumbuhan janin terganggu
2. abortus secara tiba-tiba
3. kelainan bawaan
3). Cytomegalovirus (CMV)
a. pada ibu :
1. demam
2.lesu
3. sakit tenggoroka
4. nyeri otot
5.sakit kepala.
b. pada bayi :
gejala baru muncul pada saat pertumbuhan bayi.
1.gangguan pada otak
2.gangguan menta
3.gangguan penglihatan
4. gangguan pendengaran
4). Herpes

10
a. pada ibu :
1. Rasa sakit/seperti terbakar di daerah yang terserang
2.rasa tidak enak badan
3.demam
4.sakit kepala, kelelahan
5.nyeri otot
b. pada bayi :
1. abortus/keguguran
2.prematur/lahir dini
3.gangguan perkembangan janin dan kandungan
4.kerusakan organ tergantung organ yang diserang oleh HSV-2.

2.4 PATOFISIOLOGI
1). Toksoplasma

Toksoplasma gondii mengalami dua macam cara perkembangbiakan, yaitu


seksual dan aseksual. Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan pembentukan
gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
Perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan cara membelah diri.

Fase perkembangbiakan seksual Toksoplasma gondii hanya terjadi didalam


usus kucing (dan binatang sejenisnya). Di dalam usus kucing, Toksoplasma gondi
akan menghasilkan dua sel kelamin berupa makrogamet dn mikrogamet. Kedua sel
gamet tersebut akan melakukan pembuahan dan menghasilkan sporogoni yang
dikeluarkan ari tubuh kucing bersama dengan feses (kotoran). Dalam waktu 24 jam,
sporogoni berubah menjadi ookista. Ookista adalah bentuk Toksoplasma gondii
yang tidak aktif. Dalam bentuk ookista, Toksoplasma gondi dapat lebih bertahan
lama dilingkungan (6-12 bulan) dan terhindar dari pengaruh lingkungan yang
ekstrem karena ookista memiiki dinding sel yang kuat.

Ookista dapat menempel di tumbuh-tumbuhan, buah dan sayur sehingga dapat


tertelan oleh manusia dan binatang berdatah panas (unggas, sapi, domba, tikus,babi,
dan lain sebagainya). Didalam tubuh manusia dan hewan berdarah panas, ookista ini
berubah menjadi takizoit atau bradizoit di jaringan. Perubahan dari ookista menjadi
takizoit memakan waktu 18 hari, sementara bradizoid membutuhkan waktu 3-10 hari

11
saja sejak ookista masuk ke dalam tubuh. Takizoid akan memperbanyak diri dengan
cara aseksual dan menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan pada inangnya.
Sementara penularan dari manusia ke manusia lainnya dapat terjadi melalui
hubungan seksual, ditularkan dari ibu hamil kepada bayinya, ataupun transfuse
darah.

Awalnya Toksoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui


makanan yang tercemar ookista Toksoplasma gondii. Toksoplasma gondii
menembus dinding epitel usus, kemudian terbawa oleh aliran darah menuju berbagai
organ di seluruh bagian tubuh. Pada manusia yang daya tahannya baik, Tokoplasma
gondii mudah disingkirkan. Infeksi pada manusia dengan daya tahan tubuh normal
hanya menimbulkan gejala ringan saja, seperti demam, nyeri otot, sakit tenggorokan,
kadang-kadang nyeri dan ada pembesaran kelenjar limfe. Infeksi yang lebih berat
dapat menunjukkan gejala seperti sakit kepala, muntah, depresi, nyeri otot,
pneumonia, hepatitis, miokarditis, ensefalitis, delirium, dan dapat terjadi kejang.
Namun, infeksi Tokoplasma berat dengan gejala seperti yang telah disebutkan
sangat jarang terjadi

Toksoplasmosis yang dialami oleh ibu hamil dan ditularkan kepada janin
dalam kandungannya (toksoplasmosis kongenital) mengakibatkan dampak yang jauh
lebih serius. Janin di dalam kandungan belum memiliki kekebalan yang cukup untuk
menangkal serangan toksoplasma. Toksoplasmosis kongenital dapat menyebabkan
abortus/kelahiran dini, kematian janin dalam kandungan, dan kecacatan bawaan
yang akan melekat sampai akhir hayat seseorang.

2). Rubella
Untuk dapat menimbulkan efek pada tubuh manusia, virus Rubella harus
menempuh perjalanan infeksinya hingga dapat sampai diberbagai organ tubuh dan
berkembang biak. Virus Rubella harus menempuh Fase-fase sebagai berikut :
1. Fase penetrasi
Fase ini adalah fase dimana virus berusaha masuk ke dalam tubuh.
Penularan virus Rubella adalah melalui percikkan droplet (dahak)
penderita saat bersin ataubatuk. Percikan dahak ini akan terhirup oleh
orang lain. Segera setelah sampai di permukaan saluran pernapasan, virus
ini bersiap menjalani aksinya. Virus menempel dan berusaha untuk masuk

12
ke dalam sel inang (sel tenggorokan manusia). Dengan melubangi
permukaan sel. Pada saat ini kapsid virus memegang peran yang sangat
penting.
2. Fase prodromal atau permulaan
Fase ini berlangsung kurang lebih 4-5 hari. Virus yang berhasil masuk
ke dalam tubuh melakukan replikasi untuk memperbanyak dirinya dan
menyebar ke seluruh bagian tubuh. Bermula dari bagian belakang
tenggorokaaaan, virus ini menyebaaar keseluruh organ dan jaringan
tubuh.mula-mula virus Rubella menyerang saraf dan otak, kemudian
menyebar ke sendi, mata, organ kelamin, limpa, amandel, paru-paru, da
kulit. pada tahap ini muncul gejala seperti : demam tinggi dan
berkepanjangan, suhu tubuh mencapai 38-40 derajat celcius., mata terasa
nyeri, sakit pada persendian, pusing dan sakit kepala, hilang nasu makan,
wajah pucat dan lemas, serta terkadang disertai pilek.
3. Fase erupsi
Pada fase ini muncul bercak kemerahan (ruam makulopapular) yang
mulai timbul secara berurutan dari wajah/kepala, badan, tangan hingga
kaki. Pada fase ini gejala yang dirasakan sudah tidak seberat gejala pada
fase sebelumnya. Pada fase ini penderita dapat menularkan penyakitnya
kepada orang lain.
4. Fase kovalen atau penyembuhan
Pada fase ini suhu tubuh berangsur turun hingga akhirnya normal
kembal. Ruam kulit sudah muncul secara merata di seluruh permukaan
tubuh dan berangsur menghilang, meninggalkan bercak kehitaman
(hiperpigmentasi). Bekas ini akan menghilang sendirinya setelah 1-2
minggu.
3). Cytomegalovirus

Penularan infeksi CMV dari ibu hamil kepada bayinya dapat terjadi dengan
dua cara, yaitu penularan intrauterus (kongenital) dan penularan perinatal
(sewaktu kehamilan hingga 1 minggu setelah kelahiran).

 Infeksi intrauterus (kongenital), adalah penularan dari ibu hamil kepada janin
dalam kandungannya melalui plasenta. Jika penularan terjadi pada usia
kandungan di bawah 16 minggu, akan menyebabkan dampak yang sangat

13
merugikan bagi janin dalam kandungan. Virus CMV adalah salah satu virus yang
dapat melalui sawar plasenta. Penularan atau transmisi infeksi CMV melalui jalan
plasenta adalah 0,5-2,5 dari populasi seluruh kehamilan didunia. Artinya,
penularan infeksi CMV dari ibu hamil kepada janin dalam kandungannya melalui
jalan plasenta terjadi sebanyak 25 kasus dari setiap 1000 kehamilan. Janin di
dalam kandungan belum memiliki kekebalan yang sempurna sehingga CMV
sangat mudah menyerang janin.
 Infeksi Perinatal adalah penularan yang terjadi sewaktu persalinan hingga 1
minggu setelah kelahiran. Salah satu organ ibu yang dapat menjadi depo CMV
adalah vagina. Sewaktu persalinan hingga 1 minggu setelah kelahiran . salah satu
organ ibu yang dapat terjadi penularan infeksi CMV dari ibu kepada bayinya.
Penularan perinatal lainnya adalah melalui air susu ibu, melalui percikan air liur,
serta melalui kontak dengan mulut dan hidung (mencium bayi).
4), Herpes
Herpes genitalis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Herpes simplex tipe-2 (HSV-2). Penyakit ini menyerang tubuh bagian bawah,
khususnya daerah kelamin dan sekitarnya. Infeksi HSV-2 ditandai dengan
timbulnya vesikel. Vesikel adalah peninggian kulit dengan batas yang jelas
dengan ukuran kurang dari 1 cm. vesikel ini bergerombol, berisi cairan dan
mudah pecah. Vesikel herpes yang pecah sangat rentan mengalami infeksi lain
dan menimbulkan koreng.
Herpes genital atau virus Herpes simplex tipe-2 (HSV-2) hanya dapat
ditukarkan secara langsung melalui kontak seksual. Adapun kontak seksual yang
dimaksud adalah hubungan seksual normal (normal sex), oral sex, anal sex,
masturbasi, dan penggunaan alat bantu sex yang tidak steril. Waktu inkubasi
untuk infeksi virus ini adalah 3-7 hari. Setelah masa inkubasi, infeksi HSV-2 akan
menunjukkan gejala-gejalanya. Selain muncul vesikel di daerah sekitar kelamin,
infeksi HSV-2 menunjukkan gejala seperti rasa sakit/seperti terbakar di daerah
yang terserang, rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri
otot. Rasa sakit/sensasi seperti terbakar disebabkan virus ini menyerang dan
merusak saraf. Pada pria gejala akan mudah teramati, gejala akan muncul di
batang penis, buah zakar, dan sekitar anus. Namun sebaliknya, pada wanita
infeksi lebih susah diamati. Bagian yang biasanya terserang adalah labia (mayor
dan minor), klitoris, leher Rahim (serviks).
14
Penularan infeksi HSV-2 dari ibu ke bayinya, yaitu sebagai berikut.
1. Penularan melalui plasenta sewaktu kehamilan. Virus Herpes dapat
menembus sawar plasenta dan dapat mencapai janin. Janin dalam kandungan
belum memiliki kekebalan sehingga sangat mudah untuk diserang oleh virus
jahat ini.
2. Penularan saat persalinan. Sekitar 30-50% bayi tertular infeksi HSV-2 dari
ibunya yang menderita infeksi ini. Salah satu depo virus Herpes simplex tipe-
2 (HSV-2) adalah di vagina. Selama proses persalinan (normal), bayi akan
melalui vagina sang ibu. Pada sangat inilah sangat besar risiko bayi tertular
infeksi HSV-2.

2.5 PATHWAY
1. Toksoplasma

Toksoplasma

Di tubuh kucing yang Membentuk ookista


terinfeksi

Ookista dikeluarkan
lewat tinja kucing yang
Sporozoit
terinfeksi dan
membentuk spora yang
tahan terhadap

Dimkan hewan ex:


kambing, sapi Manusia makan daging
yang tidak matang

kista

15
2. Rubella

Virus Rubella zDitransmisikan


Rubella masuk kedalam melalui droplet
tubuh

Masuk melalui pernafasan


& bereplikasi dinasofaring
& didaerah kelenjar getah
bening

Dapat menular pada setiap


orang yang berada diruangan
yang sama dengan penderita

Masa penularan 1 minggu


sebelum & 4hari setelah
ruam

Virus menginfeksi tubuh Masa inkubasi 14-21 hari

Tubuh ruam kemerah-


merahan

Dx : kerusakan integritas
kulit

16
3. Cytomegalovirus

Cytomegalovirus Virus masuk ke


dalam tubuh Ditransmisikan
lewat urin,
droplet, air ludah,
transfusi darah,
maternal, plasenta,
air susu ibu,
kontak langsung
pada serviks saat
kehamilan

Virus masuk kedalam tubuh


Reaktifasi selama Terjadi infeksi menyerang sel menyebabkan
kehamilam primer pembengkakan sel (sitomegali),

Bayi lahir dengan kerusakan otak, ikterus,


pembesaran hepar, trombositopenia, &
retardasi mental

Lesi pada
4. Herpes wajah, bibir, Seks oral,
Hsv 1
mulut, mata, & berciuman
kulit
Herpes

Hsv 2
Lesi pada
Hubungan sex
genetalia
HSV bereplikasi pada
sel epitel

Replikasi akan berlangsung terus menerus


sel menjadi lisis & inflamasi lokal
17
Pembengkakan
Virus akan menyebar Nyeri
kelenjar getah
bening
2.6 DIAGNOSIS MEDIS
Seseorang yang terinfeksi TORCH biasanya menunjukkan gejala klinis,
namun pada beberapa penderita tidak terlihat gejala sama sekali.
Gejala infeksi TORCH pada orang normal antara lain mudah pingsan, pusing,
vertigo, migraine, pengelihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan,
radang sendi, nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dll.
Gejala infeksi TORCH pada wanita kaitannya dengan kehamilan dan bayi
dalam kandungannya antara lain sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak
lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak, dll.
Oleh karena sangat seriusnya dampak yang disebabkan oleh infeksi TORCH,
diagnosis yang lebih lengkap dan terperinci perlu dilakukan untuk memastikan
penyakit TORCH. Diagnosis laboratorium sebagai diagnosis pendukung yang dapat
dilakukan diantaranya: ECG, CT scan, MRI, X-Ray, dan serum darah.

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS

Dampak infeksi TORCH tentunya sangat tidak diinginkan. Untuk mencegah


infeksi TORCH dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sebelum merencanakan kehamilan, lakukan pemeriksaan TORCH


2. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui terinfeksi TORCH, lakukan langkah-
langkah pengobatan agar benar-benar sembuh total daro TORCH sebelum
merencanakan kehamilan
3. Melakukan vaksinasi untuk mencegah terinfeksinyan beberapa agen penyebab
TORCH
4. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk memantau kesehatan
diri dan kesehatan janin dalam kandungan.jika infeksi TORCH diketahui sejak
dini, penanganannya akan semakin mudah dilakukan dan membantu agar
kondisi bayi tidak menjadi buruk.
5. Melakukan pola hidup sehat dan menjaga pola makan yang baik

18
6. Selalu mencuci tangan setiap kali akan makan atau setelah melakukan aktivitas
diluar rumah.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,
mengelompokkan, dan menganalisis. Sehingga di dapatkan masalah dan kebutuhan
untuk merawat ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran
secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.

Langkah pertama dalam pengkajian ibu hamil dengan TORCH

1. Data Riwayat Kesehatan:


a. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji riwayat keluhan klien mulai dari rumah sampai perjalanan ke
rumah sakit. biasaya kasus pada klien dengan penyakit TORCH timbul
gejala : Suhu tubuh meningkat, Malaise, Sakit tenggorokan, Mual dan
muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu:
a. Kemungkinan Klien sering berkontak langsung dengan binatang
b. Kemungkinan Klien sering mengkonsumsi daging setengah atang
c. Kemungkinan Klien pernah mendapatkan transfusi darah
2. Data Fisik Biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu hamil dengan TORCH adalah Suhu tubuh
meningkat, Malaise, Sakit tenggorokan, Mual dan muntah.
3. Riwayat Menstruasi
- Menarche :
- Lama :
- Siklus :
- Teratus :

19
- Keluhan :
4. Riwayat Perkawinan
- Status perkawinan :
- Lama :
- Menikah ke :
- Usia menikah pertama kali :
5. Riwayat kehamilan
Kaji riwayat kehamilan sekarang
6. Data psikologis
Data psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa
klien.sehubungan dengan perilaku kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang mudah
marah, cemas, takut, akan kegagalan persalinan, sedih akan kekecewaan dapat
memperberat gejalanya. Pada pertahanan diri yang digunakan ibu tergantung
pada pengalaman terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan
perawat.
7. Data social dan ekonomi
Penyakit TORCH bisa terjadi pada semua golongan ekonomi. Pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini
diperkiraan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan pada penyakit TORCH kemungkinan akan muncul
diagnosa :

a. Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.


b. Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit
c. Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d terbatasnya informasi

3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

N TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


O HASIL
D

20
x.
1 Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama …x24
1. Observasi 1. Memudahkan tindakan
jam diharapkan nyeri dapat
adanya nyeri keperawatan
berkurang dengan kriteria
dan tingkat
hasil :
nyeri
 Px dapat melaporkan 2. Meningkatkan persepsi
Mandiri :
nyeri berkurang dan klien terhadap nyeri yang

dapat terkontrol 2. Ajarkan dan dialaminya.


catat tipe nyeri
 Px tampak rileks
serta tindakah
 Px dapat tidur dan
untuk mengatasi 3. Meningkatkan
istirahat tanpa harus
nyeri kenyamanan klien
terganggu oleh rasa
nyerinya 3. Ajarkan 4. Membantu mengurangi

teknik relaksasi nyeri dan meningkatkan


kenyamanan klien
Health
Education :

4. Berikan
penjelasan
kepada px dan
5. Mengurangi nyeri
keluarga untuk
menggunakan
kompres hangat
dalam
mengurangi
nyeri

Kolaborasi :

5. Kolaborasi
pemberian
analgesik
2 Setelah dilakukan tindakan Observasi :

21
keperawatan selama …x 24 1. Observasi  1. Menentukan intervensi
jam diharapkan suhu tubuh dan catat hasil selanjutnya
pasien dapat normal kembali pemeriksaan
dengan criteria hasil : suhu tubuh px

 Suhu normal : 36,5-


37,5oC
 Kulit pasien tidak 2. Kompres dapat menurun
tampah kemerahan suhu tubuh yang non
dan tidak panas Mandiri : farmakologis
ketika disentuh
2. Berikan
 Tubuh px tidak
kompres hangat
menggigil 3. Hidrasi yang adekuat
Health dapat menurunkan suhu
Education : tubuh dan mencegah
kekurangan cairan dan
3. Berikan
elektrolit.
penjelasan
kepada px dan
keluarga untuk
4. Kulit yang kotor dapat
banyak minum
menghalangi penguapan
minimal 1,5
tubuh terhadap panas.
liter/hari

4. Berikan
penjelasan
kepada px dan
keluarga untuk
mempertahanka 5. Dapat menurunkan
n kebersihan panas

kulit

Kolaborasi :

5. Kolaborasi
pemberian

22
antipiretik
3 Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama … x 24
1. Observasi 1. Perubahan tanda vital
jam diharapkan volume
tanda-tanda yang signifikan
cairan pasien dapat terpenuhi
vital menandakan adanya
dengan criteria hasil :
kegawatan
 Px dapat
2. Menentukan intervensi
mempertahankan 2. Observasi
selanjutnya
volume sirkulasi tanda-tanda

adekuat dehidrasi 3. Hipovolemia akan


memperkuat tanda-tanda
 Tanda – tanda vital 3. Pantau
dehidrasi
dalam batas normal : mambran
S = 36,5-37,50C mukosa kering,
torgor kulit
RR = 16-24 x/menit 4. Untuk mengetahui
yang kurang
adanya perubahan warna
TD = 120/80 mmHg
baik, dan rasa
dan untuk mengetahui
N = 60-100 x/menit haus
input/output
 Nadi perifer px Mandiri :
teraba 4. Ukur dan
5. Mempertahankan intake
 Haluaran urine catat urine
cairan peroral
adekuat setiap kali
 Membrane mukosa berkemih
px lembab
 Turgor kulit elastis
Health
Education :

5. Berikan 6. Mempertahankan
penjelasan volume sirkulasi,
kepada pasien meningkatkan fungsi ginjal
untuk banyak
minum minimal
1,5 liter/hari

23
Kolaborasi :

6. Berikan
cairan IV

4 Setelah dilakukan tindakan Observasi : 1. Memberi informasi


keperawatan selama … x 24 pada tingkat
1. Kaji ulang
jam, diharapkan px dan pemahaman
proses
keluarga dapat memiliki pasien/orang terdekat
penyakit,
pengetahuan terkait masalah akan menurunkan
ulangi
kesehatan yang dialaminya ansietas dan kesalahan
penjelasan
dengan kriteria hasil : konsep tentang apa
sesuai
yang dialami pasien.
 Pasien dan keluarga kebutuhan.
mengerti tentang
2. Faktor ini secara
penyakitnya Mandiri :
langsung
 Pasien dan keluarga 2. Perhatikan
mempengaruhi
mengetahui tingkat
kemampuan untuk
penanganan ansietas dan
berpartisipasi/mengakse
penyakitnya perubahan
s dan menggunakan
proses pikir.
pengetahuan.
3. Dorong dan
3. Meningkatkan proses
berikan
belajar, meningkatkan
kesempatan
pengambilan keputusan
untuk
dan menurunkan
bertanya.
ansietas sehubung
Health
dengan ketidaktahuan.
Education :
4. Berikan

24
penjelasan 4. Mengetahui
kepada pasien pemahaman keluarga
dan keluarga dan pasien
tentang
penyakitnya 5. Terapi yang
5. Berikan berkelanjutan dapat
penjelasan memulihkan keadaan
kepada pasien pasien
untuk berobat
secara rutin

3.4 IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat diatas.
Dalam pelaksanaan tindakn perawat dapat langsung memberikan pelayanan
kepada ibu/dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang telah dipercayai
dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.

3.5 EVALUASI
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman pada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.

Evaluasi dari proses keprawatan adalah menilai hasil yang diharapkan


terhadap perubahan perilaku ibu. Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah ibu
dapat teratasi.

25
BAB III
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny.“T”
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tanjung sari, RT.002/RW.003, Ngadirojo, Magelang

B. Keluhan Utama
Klien mengatakan badannya lemas, demam tinggi dan pandangan kabur, pusing
seperti akan flu.

C. Riwayat Penyakit Sekarang

26
Klien datang di rumah sakit dengan keluhan merasa lemas, demam tinggi sejak 2
hari yang lalu, dan pandangan kabur, pusing seperti akan flu, klien merasa cemas
akan kehamilannya yang sekarang karena klien pernah mengalami keguguran 2
kali.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC,HIV/AIDS,
Hepatitis, Malaria), menurun (Asma, DM, Hipertensi), dan menahun (Jantung).

E. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Pola Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari 3x/hari
Porsi : 1 piring 1 piring
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 6x/hari 8x/hari
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Jenis : air putih air putih
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
2. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 2x/hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kuning
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 4 x/hari 5x/hari
Konsistensi : cair cair
Warna : jernih jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada

27
3. Pola istirahat
Tidur Siang
Lama : 1jam/hari 2jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur Malam
Lama : 8jam/hari 10jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
4. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian : 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari 2x sehari
Keramas 2x per minggu 2x per minggu
5. Pola aktifitas (terkait kegiatan fisik dan olahraga)
bu mengatakan kegiatannya sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga
memasak, mencuci, memasak, mencuci
6. psikososiaspiritul (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan,
dukungan, kegiatan sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial dan persiapan keuangan ibu
dan keluarga)
a. ibu mengatakan ibu dan suami seneng dengan kehamilannya
b. ibu mengatakan keluarga sangat mendukung kehamilannya
c. ibu mengatakan lingkungan sekitarnya sangat mendukung kehamilannya
d. ibu mengatakan merencanakan untuk bersalin di rumah bidan
e. ibu mengatakan akan merawat bayinya bersama suaminya
f. ibu mengatakan akan memberi ASI kepada bayinya setelah segera
bayinya lahir
g. ibu mengatakan rajin sholat dan sering ikut pengajian di kompleksnya
h. ibu mengatakan sudah menyiapkan biaya persalinan
7. pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi)
Ibu mengatakan sudah tahu tentang kehamilannya yang sekarang.
8. lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggalnya tidak bersih da nada hewan
peliharaan baik milik ibu maupun milik tetangganya (kucing,ayam,dll)

28
F. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 30 hari
Lama : 6 hari Teratur : ya
Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada

G. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : syah Menikah ke : pertama
Lama : 7 tahun Usia menikah pertama kali : 20 th

H. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPM : 6 september 2012 HPL : 13 juni 2013
b. ANC pertama pada umur kehamilan : 4 minggu
c. Kunjungsn ANC
Trimester I
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : mual-muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : B6, kalk, Fe
Trimester II
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : tidak ada
Komplikasi : tidak ada
Terapi : suprabion, Fe, kalk, B6
Trimester III
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : lemah, demam tinggi, pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : cetabion, b12
d. Imunisasi TT: 2 kali
TT 1 : 20 Mei 2011
TT 2 : 22 Juni 2011
TT 3 : 23 September 2011
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan gerakan janinnya kurang lebih 10 kali dalam sehari

29
I. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran :composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg nadi : 100x/menit
Pernapasan : 29x/menit suhu : 39 derajar C
BB saat hamil : 65 kg tinggi badan : 150 cm
BB sebelum hamil : 54 kg

a. Inspeksi :
Kepala : Messosepalus, tidak ada nyeri tekanan, rambut tidak rontok, bersih,
tidak bau
Muka : tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada infeksi
tanda infeksi
Hidung: bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada tanda infeksi
Mulut : tidak stomatitis, tidak caries, tidak ada tanda infeksi
Telinga: simetris, bersi, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limpe dan vena normal
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, suara paru dan jantung normal
Payudara: simetris, putting susu menonjol, areola hipermigmentasi
Abdomen : pembesaran simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada bekas operasi
b. Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, teraba bagian lunak, bulat, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : bagian kiri teraba keras, datar, memanjang seperti papan
(punggung)
Bagian kanan teraba kecil-kecil, tidak rata (ekstremitas)
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, melenting, bias digoyang-goyang
(kepala)
Leopold IV : posisi tangan pemeriksa konvergen

30
Osborn Test : -
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU :27 cm TBJ : (27-22)x155 = 4480 gram
c. Auskultasi
DJJ : 155x/menit teratur, pm sebelah kiri bawah perut ibu
Ekstremitas : jumlah jari lengkap, gerakan aktif, tidak odem
Genetalia : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholin, tidak varises
Anus : berlubang tidak ada hemoroid
Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
2. pemeriksaan penunjang
tanggal : 20 Mei 2013 jam : 07.05
IgG dan IgM
3. data penunjang
Hasil IgG (+) dan IgM (+)

4.2 Analisa Data


Data Penyebab Masalah

1. DS : -klien mengatakan Proses penyakit Hipertermi


demam sejak 2 hari yang (infeksi)
lalu.

DO : -k/u lemah
-wajah pucat
TD = 120/8O mmHg
N = 100x/menit
S = 39 derajat C
R =29x/menit

2. DS : -klien mengatakan Ancaman terhadap Ansietas


cemas dengan kehamilannya konsep diri
yang sekarang karena pernah
mengalami keguguran

DO : -Klien tampak gelisah


-Klien takut akan
kehamilannya

4.3 Diagnosa Keperawatan

31
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
2. Ansietas berhubungan dengan Ancaman terhadap konsep diri
4.4 Intervensi
NO Tujuan Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan 1. monitor tanda vital
kperawatan selama 1x24 jam 2. beriksn kompres
suhu tubuh dapat hangat
dipertahankan dalam batas 3. kolaborasi dengan
normal. tim medis dalam
Kriteria hasil : pemberian tindakan
1. Suhu antara 36-37
derajat C
2. RR dan Nadi dalam
batas normal
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda
keperawatan selama 1x24 jam ansietas
Cemas akan berkurang setelah 2. Motifasi
diberikan penyuluhan. mengidentifikasi situasi
Kriteria hasil : yang memicu kecemasan
1. Klien tidak lagi 3. Dengarkan keluhan klien
khawatir dengan sepenuh hati
2. Klien tidak lagi gelisah 4. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
5. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin di alami.

4.5 Implementasi
NO. Waktu Implementasi TTD
1. 29 - 04- 2019 1. memonitor tanda vital
07.30 2. memberiksn kompres
hangat
3. mengkolaborasikan dengan
tim medis dalam pemberian
tindakan

32
2. 29 – 04 – 2019 1. Meonitor tanda-tanda ansietas
08.00 2. Motifasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
3. Mendengarkan keluhan klien
dengan sepenuh hati
4. Menganjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
5. Mejelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin di alami.

4.6 Evaluasi
No Waktu Evaluasi
1. 30 -04 – 2019 S = klien mengatakan badanya masih panas
07.30 O = k/u lemah
TD = 120/7O mmHg
N = 100x/menit
S = 39 derajat C
R =27x/menit
A= suhu tubuh klien mengalami penurunan
(sedikit teratasi)
P= intervensi dilanjutkan 123
2. 30 – 04 -2019 S = klien mengatakan tidak lagi merasakan
08.30 khawatir
O = klien tidak lagi gelisah
A = masalah teratasi
P = pertahankan intervensi

33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cyto


Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV)
Tanda dan gejala yang ditimbulkan dari masing-masing penyakit, yaitu :
Toxoplasmosis (Sakit Kepala, Lemah, Sulit berpikir jernih, Demam), Rubella
(Demam ringan, Merasa mengantuk, Sakit tenggorok, Kelenjar leher membengkak),
Cyto Megalo Virus (Petekia dan ekimosis, Hepatosplenomegali, Ikterus
neonatorum,hiperbilirubinemia langsung), Herpes Simplex Virus (Timbul erupsi
bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis).
Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan
keguguran, cacat pada bayi, juga pada wanita belum hamil bisa akan sulit
mendapatkan kehamilan.
5.2 Saran
Untuk selalu waspada terhadap penyakit TORCH dengan cara mengetahui
media dan cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan tertular.
Hidup bersih dan makan-makanan yang dimasak dengan matang.

34
DAFTAR PUSTAKA
Anisa’ul J, Winkanda S.P. 2015 Bahaya TORCH Bagi Wanita Hamil dan Janin.
Katahati.Yogyakarta
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.EGC.
Jakarta.
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1, Jakarta: DPD
PPNI

35

Anda mungkin juga menyukai