Anda di halaman 1dari 45

REFERAT

SYOK DALAM KEBIDANAN

Pembimbing :
dr. Bambang Susilo, Sp.OG
Oleh:
Muhammad Praja Pratama
Merisa Arvina
Fuad Ahmad Ardiansyah
Rico Septa Yuono
DEFINISI SYOK

Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke


dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metebolisme.
JENIS SYOK DALAM KEHAMILAN (Sarwono, 2014)

Syok hemoragik
Syok endotoksik
Syok kardiogenik
Syok neurogenik
Syok karena penyebab lain (emboli air ketuban)
SYOK HEMORAGIK

Suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak yang


disebabkan oleh perdarahan pada kehamilan muda, perdarahan
antepartum, dan perdarahan pascapersalinan.
Gejala klinik syok hemoragik bergantung pada jumlah
perdarahan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat, seperti
terlihat pada tabel berikut.
Kelas Jumlah Perdarahan Gejala Klinik
I 15 % Tekanan darah dan nadi normal
( Ringan ) Tes Tilt ( + )
II 20 25 % Takikardi takipnea
( Sedang ) Tekanan nadi < 30 mmHg
Tekanan darah sistolik rendah
Tekanan darah kapilar lambat
III 30 35 % Kulit dingin, berkerut, pucat
( Berat ) Tekanan darah sangat rendah
Gelisah
Oliguria ( < 30 ml / jam )
Asidosis metabolik ( pH < 7,5 )
IV 40 45 % Hipotensi berat
( Sangat Berat ) Hanya nadi karotis yang teraba
Syok ireversibel
FASE SYOK HEMORAGIK

Fase kompensasi
Fase dekompensasi
Fase kerusakan jaringan dan bahaya kematian
FASE KOMPENSASI

Respons pertama terhadap kehilangan darah adalah vasokontriksi


pembuluh darah perifer.
Gejala klinik : pucat, takikardia, takipnea
FASE DEKOMPENSASI

Perdarahan lebih dari 1000 ml pada pasien normal atau kurang karena
faktor-faktor yang ada
Gejala klinik: sesuai gejala klinik syok diatas
Terapi yang adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan
cepat tanpa meninggalkan efek samping
Penanganan perdarahan yang tidak adekuat menyebabkan hipoksia jaringan
yang lama dan kematian jaringan dengan akibat berikut:
Asidosis metabolik: disebabkan metabolisme anaerob yang terjadi karena
kekurangan oksigen
Dilatasi arteriol: akibat penumpukan hasil metabolisme selanjutnya
menyebabkan penumpukan dan stagnasi darah di kapilar dan keluarnya
cairan ke dalam jaringan ekstravaskular
Koagulasi intravaskular yang luas disebabkan lepasnya tromboplastin dari
jaringan yang rusak
Kegagalan jantung akibat berkurangnya aliran darah koroner
Dalam fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak cukup
adekuat lagi dan jika penyembuhan dari fase akut terjadi, sisa-sisa
penyembuhan akibat nekrosis ginjal dan/atau hipofise akan timbul.
PENANGANAN

Jika terjadi syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan


2. Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang selang endotrakheal
3. Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral
4. Pasang 2 set infuse atau lebih untuk transfusi, cairan infus dan obat-obat IV bagi
pasien yang syok. Jika sulit mencari vena, lakukan/pasang kanul intrafemoral.
5. Kembalikan volume darah dengan:
Darah segar (whole blood) dengan cross-metched dari grup yang sama, kalau tidak
tersedia berikan darah O sebagai life-saving
Larutan kristaloid: seperti ringer laktat, larutan garam fisiologis atau glukosa 5%.
Larutan-larutan ini mempunyai waktu paruh (half life) yang pendek dan pemberian
yang berlebihan dapat menyebabkan edema paru
Larutan koloid: dekstran 40 atau 70, fraksi protein plasma, atau plasma segar
6. Terapi obat-obatan
a. Analgesik: morfin 10-15 mg IV jika ada rasa sakit, kerusakan
jaringan atau gelisah
b. Kortikosteroid: hidrokortison 1 g atau deksametason 20 mg IV pelan-
pelan. Cara kerjanya masih kontroversial, dapat menurunkan
resistensi perifer dan meningkatkan kerja jantung dan meningkatkan
perfusi jaringan
c. Sodium bikarbonat: 100 mEq IV jika terdapat asidosis
d. Vasopresor: untuk menaikkan tekanan darah dan mempertahankan
perfusi renal.
Dopamin: 2,5 mg/kg/menit IV sebagai pilihan utama
Beta-adrenergik stimulant: isoprenalin 1 mg dalam 500 ml glukosa 5%
I.V. infus pelan-pelan
7. Monitoring
a. Central venous pressure (CVP): normal 10-12 cm air
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Produksi urin
e. Perbaikan klinik: pucat, sianosis, sesak, keringat dingin, dan kesadaran
KOMPLIKASI

Syok yang tidak dapat segera diatasi akan merusak jaringan di


berbagai organ, sehingga dapat menjadi komplikasi-komplikasi seperti
gagal ginjal akut,
nekrosis hipofise,
koagulasi intravaskular diseminata (DIC)
SYOK SEPTIK

Syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram positif, virus, atau jamur.
Kebanyakan syok septik karena bakteri gram positif gram negatif : Escherichia coli,
pseudomonas aeroginos, bacterioid, klebsiella species, dan serratia.
Escherichia coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid yang mengeluarkan endotoksin adalah
fosfo-lipo-polisakarida yang lepas dari dinding sel yang mengalami lisis.
Gambaran yang sama juga terjadi karena eksotoksin dari streptokokus beta hemolitik,
anaerob, dan klostridia.
PATOGENESIS

Mikroorganisme endotoksin mengaktifkan sistem komplemen


dan sitokin reaksi inflamasi
Sepsis vasodilatasi, tahanan perifer pembuluh darah menurun, dan
hipotensi
Distribusi aliran darah kurang perfusi darah ke organ tidak
adekuat kerusakan jaringan multiorgan dan kematian.
Mediator inflamasi permeabilitas kapilar cairan keluar dari
pembuluh darah, khusus pada parenkim paru akan menyebabkan
edema pulmonum.
Selama sepsis produksi surfaktan pneumosit akan terganggu yang
menyebabkan alveolus kolaps dan mengakibatkan hipoksemia berat
yang disebut acute respiratory distress syndrome (ARDS).
PENYEBAB OBSTETRIK PADA SYOK SEPTIK

Abortus septik
Ketuban pecah yang lama/korioamnionitis
Infeksi pascapersalinan : manipulasi dan instrumentasi
Trauma
Sisa plasenta
Sepsis puerperalis
Pielonefritis akut
FAKTOR RESIKO

Ketuban pecah yang lama


Sisa konsepsi yang tidak keluar
Instrumentasi saluran urogenital
GEJALA KLINIS

Syok septik terjadi dalam 2 fase utama yaitu :


1. Fase reversibel
a) Fase panas
Gejalanya : hipotensi, takikardi, pireksia, dan menggigil, kulit kelihatan
merah dan panas. Pasien masih sadar dan leukositosis terjadi dalam
beberapa jam.
b) Fase dingin
Gejalanya : kulit dingin, mengeriput, sianosis, purpura, jaundice, pnurunan
kesadaran yang progresif, dan koma
2. Fase ireversibel
Terjadi hipoksia sel yang berkepanjangan yang menyebabkan gejala
asidosis metabolik, gagal ginjal akut, gagal jantung, edema pulmonum,
gagal adrenal, dan kematian
PENANGANAN

Pengembalian Fungsi Sirkulasi dan Oksigenisasi


Penggantian kehilangan darah: dengan darah segar (whole blood) jika
tersedia atau dengan koloid atau kristaloid
Kortikosteroid: hidrokortison 1 g I.V./6 jam atau Deksametason 20 mg
Beta-adrenergik stimultan: isoprenalin dilatasi arteriol, frekuensi
jantung, stroke volume, memperbaiki perfusi jaringan.
Oksigen
Aminofilin
Eradikasi Infeksi
Terapi antibiotika
Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitifikasi
Terapi antibiotika harus segera dimulai secara I.V. sampai hasil kultur di
dapat. Terapi harus meliputi antibiotika spektrum kuman yang luas.
Terapi operatif
Indikasi bila ada jarinan yang tertinggal seperti abortus septik, segera
jaringan dikeluarkan setelah pemberian antibiotika dan resusitasi telah
dimulai.
Koreksi Cairan dan Elektrolit
SYOK KARDIOGENIK

Penyebab utamanya adalah penyakit pembuluh darah yang berat.


Pada syok kardiogenik ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang cukup untuk
kebutuhan jaringan.
Sebagai kompensasi terjadi takikardia, tetapi hipervolemia dapat menyebabkan edema
paru dan edema menyeluruh.
Kekurangan oksigen dapat menyebabkan kerusakan sel, kegagalan multiorgan, dan
kematian.
TANDA KLINIS

Dilatasi vena-vena di leher


Dispnea
Desah sistol dan diastole
Edema menyeluruh
KARDIOMIOPATI

Kardiomiopati peripartum adalah kelainan idiopatik yang terjadi pada


bulan terakhir kehamilan dan 6 bulan pascapersalinan.
Faktor resiko antara lain : umur tua multiparitas, kehamilan kembar, dan
preeklamsia.
Semua gejala yang timbul menunjukkan gejala dan tanda kegagalan
jantung kongestif.
Pengobatan terdiri atas, pemberian diuretic, vasodilator, digoksin, dan
follow up yang ketat.
PENYAKIT ARTERI KORONER

Penyakit arteri koroner jarang pada reproduksi, tetapi infark miokard dapat terjadi karena
stress hemodinamik yang berlebihan.
Penanganannya sama antara pada kehamilan dengan bukan hamil.
Gejala klinik termasuk angina, infark miokard, syok kardiogenik, dan kematian.
Pada pascapersalinan terjadinya penyakit mungkin karena diseksi yang disebabkan oleh
degenerasi kolagen dan stress saat persalinan.
Pengobatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
CARDIAC ARREST (HENTI JANTUNG)

Henti jantung adalah suatu keadaan kolaps sirkulasi yang tiba-tiba karena
kegagalan jantung untuk memompakan darah secara adekuat.
Ada beberapa tipe henti jantung:
Asistol: berhentinya aktivitas mekanik atau elektrik jantung
Aktivitas yang cepat dan tidak efektif dari jantung: takikardia dan
fibrilasi ventrikel
Aktivitas yang lambat dan tidak efektif: brakikardia dan heart block total.
PENYEBAB SYOK KARDIOGENIK

Setiap syok obstetrik akan berakhir dengan syok kardiogenik, penyebab


yang paling sering adalah:
Perdarahan berat
Hipoksia karena eklampsia atau anesthesia
Sindrom mendelson: aspirasi lambung dengan pneumonitis
Emboli dengan segala penyebabnya
DIAGNOSIS/GEJALA-GEJALA

Kolaps yang tiba-tiba dari system sirkulasi disertai dengan kehilangan kesadaran,
Nadi tidak teraba (karotis maupun femur),
Apneu dan sianosis dan dilatasi pupil yang menetap.
Segala usaha untuk auskultasi jantung, untuk monitor tekanan darah atau EKG adalah
usaha yang sia-sia kecuali memang sudah dimonitor pada waktu operasi.
PENANGANAN

. Letakkan pasien dalam posisi dorsal (terlentang) di atas lantai yang keras.
Kemudian dilanjutkan dengan: tindakan/langkah ABCDEF
A-Airway
Bersihkan jalan nafas dari muntah, darah, gigi, benda asing dan lain-lain
Pertahankan jalan nafas dengan jalan:
o Menarik mandibula dan lidah
o Pasang airway
o Intubasi endotrakeal secepat mungkin
B-Breathing
Lakukan salah satu dari tindakan berikut:
Respirasi mulut ke mulut
Pasang sungkup dan ambubag (balon resusitasi) dengan oksigen 100%
Pasang pipa endotrakeal dan lakukan ventilasi tyekanan positif yang
intermiten
C-Cardiac Massage
- Dengan meletakkan kedua pergelangan tangan di atas sternum, lengan
dalam keadaan lurus (ekstensi) berikan tekanan dengan seluruh berat
badan ke atas sternum.
- Lakukan sampai pembuluh darah femoral dan karotid dapat dipalpasi
- Tekanan yang optimal 60 x/menit dengan pernafasan buatan 15x atau
4:1
D-Drip and drugs
- Berikan larutan Sodium bikarbonat 8,4 % untuk mengatasi asidosis metabolik.
Berikan dosis awal 100 ml dan selanjutnya 10 ml tiap menit selama sirkulasi
belum adekuat.
- Cardiac Stimulants (inotropic drug): dapat diberkan I.V. atau intrakardiak
o Adrenalin 0,5-1,0 mg
o Atropin 0,6 mg
o Dopamin 100 mg dalam 500 ml larutan
o Kalsium kloride 10% larutan
E-Elektokardiogram
Untuk menentukan keberhasilan penanganan dan respon terapi
Fibrillation treatment
Lakukan defibrilisasi langsung (direct current)
SYOK NEUROGENIK

Syok yang terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh
kehamilan ektopik yang terganggu,
solusio plasenta,
persalinan dengan forseps atau persalinan letak sungsang dimana
pembukaan serviks belum lengkap,
ruptura uteri, inversio uteri yang akut,
pengosongan uteri yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion)
SYOK KARENA PENYEBAB LAIN
(EMBOLI AIR KETUBAN)
Definisi
Masuknya cairan amnion ke dalam sirkulasi ibu menyebabkan kolaps pada
ibu saat waktu persalinan dan hanya dapat dipastikan dengan autopsi.
Patologi
Kejadian lebih sering terjadi pada kontraksi uterus yang kuat dengan
spontan atau induksi dan terjadi pada waktu ketuban pecah, serta terdapat
pembuluh darah yang terbuka pada plasenta atau serviks.
Emboli mengalir ke pembuluh darah paru-paru dan akan menyebabkan
kematian tiba-tiba atau syok tanpa adanya perdarahan dan akhirnya
kematian (later death) karena DIC dan perdarahan postpartum.
Gejala Klinis
Kejadian ditandai dengan kolaps, sianosis, dan sesak nafas berat.
Segera diikuti twitching, kejang dan gagal jantung kanan akut, dengan
takikardia, edema paru, sputum berwarna kotor (frothy sputum).
Jika tidak berakhir dengan kemtian, DIC akan terjadi dalam 1 jam dan
menyebabkan perdarahan umum.
Pengobatan
Oksigen : pasang selang endotrakeal dan ventilasi tekanan positif dilakukan karena pasien
pada umumnya tidak sadar.
Aminofilin 0,5 g IV pelan-pelan untuk mengurangi bronkospasme
Isoprenalin 0,1 g IV untuk meningkatkan aliran darah ke paru dan aktivitas jantung
Digoksin dan atropine : jika CVP meninggi dan secret paru yang berlebih
Hidrokortison 1 g IV diikuti dengan pemberian melalui infus pelan-pelan yang
menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan perfusi jaringan
Larutan bikarbonat : jika ada asidosis respiratorik
Dekstran berat molekul rendah : menurunkan agregrasi trombosit dalam organ vital
Heparin : untuk pengobatan DIC jika tidakn ada perdarahan aktif
Persalinan pervaginam : lebih aman daripada seksio sesarea jika bayi belum lahir
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanida, 2007 Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi ke-1. Cetakan ke-7, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal 270-276
Wiknjosastro, Hanida, 2014 Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Cetakan ke-4, Jakarta :Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal 401-413

Anda mungkin juga menyukai