Pembimbing :
dr. Bambang Susilo, Sp.OG
Oleh:
Muhammad Praja Pratama
Merisa Arvina
Fuad Ahmad Ardiansyah
Rico Septa Yuono
DEFINISI SYOK
Syok hemoragik
Syok endotoksik
Syok kardiogenik
Syok neurogenik
Syok karena penyebab lain (emboli air ketuban)
SYOK HEMORAGIK
Fase kompensasi
Fase dekompensasi
Fase kerusakan jaringan dan bahaya kematian
FASE KOMPENSASI
Perdarahan lebih dari 1000 ml pada pasien normal atau kurang karena
faktor-faktor yang ada
Gejala klinik: sesuai gejala klinik syok diatas
Terapi yang adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan
cepat tanpa meninggalkan efek samping
Penanganan perdarahan yang tidak adekuat menyebabkan hipoksia jaringan
yang lama dan kematian jaringan dengan akibat berikut:
Asidosis metabolik: disebabkan metabolisme anaerob yang terjadi karena
kekurangan oksigen
Dilatasi arteriol: akibat penumpukan hasil metabolisme selanjutnya
menyebabkan penumpukan dan stagnasi darah di kapilar dan keluarnya
cairan ke dalam jaringan ekstravaskular
Koagulasi intravaskular yang luas disebabkan lepasnya tromboplastin dari
jaringan yang rusak
Kegagalan jantung akibat berkurangnya aliran darah koroner
Dalam fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak cukup
adekuat lagi dan jika penyembuhan dari fase akut terjadi, sisa-sisa
penyembuhan akibat nekrosis ginjal dan/atau hipofise akan timbul.
PENANGANAN
Jika terjadi syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut:
Syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram positif, virus, atau jamur.
Kebanyakan syok septik karena bakteri gram positif gram negatif : Escherichia coli,
pseudomonas aeroginos, bacterioid, klebsiella species, dan serratia.
Escherichia coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid yang mengeluarkan endotoksin adalah
fosfo-lipo-polisakarida yang lepas dari dinding sel yang mengalami lisis.
Gambaran yang sama juga terjadi karena eksotoksin dari streptokokus beta hemolitik,
anaerob, dan klostridia.
PATOGENESIS
Abortus septik
Ketuban pecah yang lama/korioamnionitis
Infeksi pascapersalinan : manipulasi dan instrumentasi
Trauma
Sisa plasenta
Sepsis puerperalis
Pielonefritis akut
FAKTOR RESIKO
Penyakit arteri koroner jarang pada reproduksi, tetapi infark miokard dapat terjadi karena
stress hemodinamik yang berlebihan.
Penanganannya sama antara pada kehamilan dengan bukan hamil.
Gejala klinik termasuk angina, infark miokard, syok kardiogenik, dan kematian.
Pada pascapersalinan terjadinya penyakit mungkin karena diseksi yang disebabkan oleh
degenerasi kolagen dan stress saat persalinan.
Pengobatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
CARDIAC ARREST (HENTI JANTUNG)
Henti jantung adalah suatu keadaan kolaps sirkulasi yang tiba-tiba karena
kegagalan jantung untuk memompakan darah secara adekuat.
Ada beberapa tipe henti jantung:
Asistol: berhentinya aktivitas mekanik atau elektrik jantung
Aktivitas yang cepat dan tidak efektif dari jantung: takikardia dan
fibrilasi ventrikel
Aktivitas yang lambat dan tidak efektif: brakikardia dan heart block total.
PENYEBAB SYOK KARDIOGENIK
Kolaps yang tiba-tiba dari system sirkulasi disertai dengan kehilangan kesadaran,
Nadi tidak teraba (karotis maupun femur),
Apneu dan sianosis dan dilatasi pupil yang menetap.
Segala usaha untuk auskultasi jantung, untuk monitor tekanan darah atau EKG adalah
usaha yang sia-sia kecuali memang sudah dimonitor pada waktu operasi.
PENANGANAN
. Letakkan pasien dalam posisi dorsal (terlentang) di atas lantai yang keras.
Kemudian dilanjutkan dengan: tindakan/langkah ABCDEF
A-Airway
Bersihkan jalan nafas dari muntah, darah, gigi, benda asing dan lain-lain
Pertahankan jalan nafas dengan jalan:
o Menarik mandibula dan lidah
o Pasang airway
o Intubasi endotrakeal secepat mungkin
B-Breathing
Lakukan salah satu dari tindakan berikut:
Respirasi mulut ke mulut
Pasang sungkup dan ambubag (balon resusitasi) dengan oksigen 100%
Pasang pipa endotrakeal dan lakukan ventilasi tyekanan positif yang
intermiten
C-Cardiac Massage
- Dengan meletakkan kedua pergelangan tangan di atas sternum, lengan
dalam keadaan lurus (ekstensi) berikan tekanan dengan seluruh berat
badan ke atas sternum.
- Lakukan sampai pembuluh darah femoral dan karotid dapat dipalpasi
- Tekanan yang optimal 60 x/menit dengan pernafasan buatan 15x atau
4:1
D-Drip and drugs
- Berikan larutan Sodium bikarbonat 8,4 % untuk mengatasi asidosis metabolik.
Berikan dosis awal 100 ml dan selanjutnya 10 ml tiap menit selama sirkulasi
belum adekuat.
- Cardiac Stimulants (inotropic drug): dapat diberkan I.V. atau intrakardiak
o Adrenalin 0,5-1,0 mg
o Atropin 0,6 mg
o Dopamin 100 mg dalam 500 ml larutan
o Kalsium kloride 10% larutan
E-Elektokardiogram
Untuk menentukan keberhasilan penanganan dan respon terapi
Fibrillation treatment
Lakukan defibrilisasi langsung (direct current)
SYOK NEUROGENIK
Syok yang terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh
kehamilan ektopik yang terganggu,
solusio plasenta,
persalinan dengan forseps atau persalinan letak sungsang dimana
pembukaan serviks belum lengkap,
ruptura uteri, inversio uteri yang akut,
pengosongan uteri yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion)
SYOK KARENA PENYEBAB LAIN
(EMBOLI AIR KETUBAN)
Definisi
Masuknya cairan amnion ke dalam sirkulasi ibu menyebabkan kolaps pada
ibu saat waktu persalinan dan hanya dapat dipastikan dengan autopsi.
Patologi
Kejadian lebih sering terjadi pada kontraksi uterus yang kuat dengan
spontan atau induksi dan terjadi pada waktu ketuban pecah, serta terdapat
pembuluh darah yang terbuka pada plasenta atau serviks.
Emboli mengalir ke pembuluh darah paru-paru dan akan menyebabkan
kematian tiba-tiba atau syok tanpa adanya perdarahan dan akhirnya
kematian (later death) karena DIC dan perdarahan postpartum.
Gejala Klinis
Kejadian ditandai dengan kolaps, sianosis, dan sesak nafas berat.
Segera diikuti twitching, kejang dan gagal jantung kanan akut, dengan
takikardia, edema paru, sputum berwarna kotor (frothy sputum).
Jika tidak berakhir dengan kemtian, DIC akan terjadi dalam 1 jam dan
menyebabkan perdarahan umum.
Pengobatan
Oksigen : pasang selang endotrakeal dan ventilasi tekanan positif dilakukan karena pasien
pada umumnya tidak sadar.
Aminofilin 0,5 g IV pelan-pelan untuk mengurangi bronkospasme
Isoprenalin 0,1 g IV untuk meningkatkan aliran darah ke paru dan aktivitas jantung
Digoksin dan atropine : jika CVP meninggi dan secret paru yang berlebih
Hidrokortison 1 g IV diikuti dengan pemberian melalui infus pelan-pelan yang
menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan perfusi jaringan
Larutan bikarbonat : jika ada asidosis respiratorik
Dekstran berat molekul rendah : menurunkan agregrasi trombosit dalam organ vital
Heparin : untuk pengobatan DIC jika tidakn ada perdarahan aktif
Persalinan pervaginam : lebih aman daripada seksio sesarea jika bayi belum lahir
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanida, 2007 Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi ke-1. Cetakan ke-7, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal 270-276
Wiknjosastro, Hanida, 2014 Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Cetakan ke-4, Jakarta :Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal 401-413