Anda di halaman 1dari 21

Prinsip

Pengobatan
Untuk Ibu
Hamil
Kehamilan?
Proses kehamilan di dahului oleh proses pembuahan satu sel telur
yang bersatu dengan sel spermatozoa dan hasilnya akan terbentuk zigot. Zigot
mulai membelah diri sendiri satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi
empatsel dan seterusnya. Pada hari ke empat, zigot ini menjadi segumpalsel
yang sudah siap untuk ditempelkan / nidasi pada lapisan dalam ronggarahim
(endometrium). Kehamilan dimulai sejak memulai proses nidasiini. Pada hari
ketujuh gumpalan ini sudah tersusun menjadi lapisansel yangmemuat
saturuangan yang berisi kelompok sel di bagian tersebut.
Masalah yang sering terjadi pada
kehamilan
‐ Toksoplasmosis
Penyakit ini merupakan penyakit protozoa sistemik yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii. Pola transmisinya adalah transplasenta pada wanita
hamil. Jika infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan menyebabkan
20% janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin,
sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65 % janin akan
menderita. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan.
Cara pencegahan: daging dimasak sampai matang, menggunakan sarung
tangan saat memberi maka maupun membersihan kotoran hewan, dan meniga
agar tempat bermain anak tidak tercemar kotoran hewan ternak.
‐ Sifilis
Penyakit ini menyebabkan infeksi Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui plasenta sepanjang masa kehamilan. Biasanya respon janin terjadi
setelah pertengahan kehamilan dengan manifestasi klinik hepatosplenomegali,
ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis, dan lesi tulang. Infeksi penyakit
ini juga bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, atau bahkan
kematian janin.
Pencegahan: promosi kesehatan tentang penyakit menular seksual,
memperbanyak pelayanan diagnosis dini dan perawatannya,
untuk penderita yang dikenali dilakukan isolasi utama terhadap sekresi dan ekresi
penderita.
‐ HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada janin penularan
terjadi pada transplasenta, tetapi dapat juga terjadi akibat pemaparan
darah dan sekret serviks selama persalinan. Kebanyakan bayi
terinfeksi HIV belum menunjuk gejala pada saat lahir.
Pencegahan: menghindari kontak seksual dengan banyak
pasangan hubungan seks anal, skrining donor darah lebih ketat
dan pengolahan darah dan produknya dengan lebih hati - hati.
‐ Rubella

Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk
famili Tgaviridae dan genus Rubivirus. Pada wanita hamil
penularan ke janin secara intrauterin. Masa inkubasinya rata -
rata 16 - 18 hari. Penyakit ini agak berbeda dari
toksoplasmosis karena rubella hanya mengancam janin yang
didapat saat kehamilan pertengahan pertama. Ibu hamil
terinfeksi rubella dapat mengalami kematian janin intrauterin,
abortus spontan, atau malformasi kongenital pada sebagian
besar organ tubuh (kelainan bawaan)
‐ Herpes Simpleks
Penyakit ini disebabkan infeksi herpes simplex virus (HSV). Pada bayi,
infeksi ini didapat secara perinatal akibat persalinan lama sehingga
virus ini memiliki peluang naik melalui mukosa yang robek untuk
menginfeksi janin. Tampak pada bayi timbul mulai pada minggu
pertama kehidupan tetapi kadang-kadang baru pada minggu ke-2 atau
3.
Pencegahan: Melindungi kebersihan perseorangan dan pendidikan
kesehatan yang diperlukan kontak dengan bahan infeksius,
menggunakan kondom dalam kegiatan seks, dan menggunakan sarung
tangan dalam penggunaan lesi infeksius.
TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI
Tujuan :
Memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan indikasi kliniknya,mencegah atau menggunakan
efek yang menggunakan obatdan memperbaiki pasien dalam mengambil pengobatan rejimen.
Kriteria ibu hamil / hamil yang mendapat prioritas untuk dilakukan telaah ulang rejimen obat:
‐ Mendapat 5 macam obat atau lebih, atau 12 dosis atau lebih dalam sehari 
‐ Mendapat obat dengan rejimen yang kompleks, dan atau obat yang berisiko tinggi untuk
mengalam efek samping yang serius
‐ Menderita tiga penyakit atau lebih 
‐ Mengalami gangguan kognitif, atau tinggal sendiri
‐ Tidak patuh dalam mengikuti rejimen pengobatan
‐ Akan kembali dari perawatan di rumah sakit
‐ Berobat pada banyak dokter
‐ Mengalami efek samping yang serius, alergi
Tatalaksana
a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan merawat dan
keterampilan yang memadai telaah ulang rejimen obat:
- Meminta ibu hamil untuk melihatkan semua obat yang sedang
digunakannya.
- Menanyakan tentang semua obat yang digunakan ibu hamil, memuat:
obat resep, obat bebas, obat tradisional / jamu, obat suplemen.
- Menanyakan aspek-aspek cakupan obat yaitu nama obat, frekuensi, cara
penggunaan dan alasan.
‐ Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu hamil
dengan data yang ada dicatatan medis, catatan pemberian obat dan
hasil pemeriksaan terhadap obat yang diperlihatkan.
‐ Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamil / menyusui.
‐ Menanyakan tentang efek yang diterima oleh ibu hamil, baik efek
terapi maupun efek samping.
‐ Mencatat semua informasi di atas pada saat mengambil
panduan penggunaan obat hamil
b. Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter.
c. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat.
d. Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi.
PEDOMAN PEMANTAUAN PENGGUN
AAN OBAT
Tujuan:
Mengoptimalkan efek terapi dan mencegah efek perlindungan
terhadap penggunaan obat.
Tatalaksana:
a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki
pengetahuan tentang patofisiologi, terutama tentang ibu hamil
dan menyusui, prinsip-prinsip farmakoterapi,
cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan
percakapan yang terkait dengan penggunaan obat, dan
ketrampilan berkomunikasi yang memadai.
b. Mengumpulkan data ibu hamil dan menyusui:
- Deskripsi (nama, umur, jenis kelamin, tinggi badan, nama ruang
rawat / poliklinik, nomor registrasi).
- Riwayat penyakit
- Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi, penggunaan
obat nonresep).
- Data hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan diagnostik
- Masalah medis yang diderita.
- Data obat-obat yang sedang digunakan.
Data/informasi dapat diperoleh melalui:
- wawancara dengan ibu hamil
- catatan medis
- kartu indeks (kardeks)
- Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, perawat)

c. Berdasarkan data/informasi pada (b), selanjutnya terkait dengan masalah-


masalah yang terkait dengan penggunaan obat
d. Berikan masukan / saran kepada tenaga kesehatan yang lain
mengenai pemecahan masalah yang teridentifikasi.
e. Mendaftar kegiatanyang dibuat khusus pada aplikasi yang dibuat khusus.
Obat Yang Digunakan Pada Masa Kehamilan
 
• Tangani perawatan pada masa kehamilan
• Obat yang hanya diresepkan pada wanita hamil, yang bermanfaat untuk ibu hamil 
• Sedapat mungkin segala jenis obat dikonsumsi selamatrimester pertama kehamilan
• Jika diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai luas pada
Kehamilan dan biasanya tampak seorang pria diberikan dari obat baruatau obat yang belum
pernah dicoba secara klinis 
• Obat harus digunakan pada dosis efektif untuk jangka waktu sesingkat mungkin
• Hindari polifarmasi
• Terkait perlunya dosis dan konsultasi pengobatan pada beberapa obat (misalnya fenito dalam,
litium)
Obat yang terbukti/dicurigai
teratogenik
‐ Androgen (Danazol) • Tetrasiklin
‐ Karbamizol (Metimazol) • Warfarin
‐ Fenitoin • Litium
‐ Penisilamin • Dietilstilbestrol
‐ Isotertionin
PEMBERIAN EDUKASI DAN
INFORMASI
Yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang penggunaan obat pada
wanita hamil adalah manfat pengobatan pada wanita hamil harus lebih besar dari
risiko jika tidak diberikan pengobatan. 
Contohnya: pada wanita hamil yang menderita epilepsi, lebih berbahaya apabila
tidak diberikan pengobatan karena risiko terjadi kejang pada ibu dan janin
dibandingkan dengan potensi kelainan janin sebagai akibat pemberian obat.
Oleh karena itu, nasihat tentang perawatan berkelanjutan pada wanita hamil yang
menderita penyakit kronis sangat dibutuhkan. Bila pemberian obat tidak bisa
berhenti selama kehamilan, maka perawatan harus dilakukan dalam pengawasan
dan pemantauan dokter.
Selain itu, juga harus diberikan informasi tentang bahaya penggunaan
beberapa obat selama menyusui.
Beberapa obat bisa tepenetrasi ke dalam ASI melalui proses difusi pasif,
dosis yang masuk biasanya 1-2% dosis yang digunakan ibu. Maka bayi
pun akan terpengaruhi. Metode penyuluhan bisa diberikan dengan tatap
muka atau dengan menyebarkan pamflet ke masyarakat (melalui RS
atau puskesmas) agar informasi tersebar dengan luas dan terhindar dari
efek-efek yang merusak janin atau bayi.

20
THANKS!
21

Anda mungkin juga menyukai