Kuku merupakan lempeng tanduk yang bertugas melindungi ujung-
ujung jari tangan dan kaki (Tresna, 2010). Kuku berfungsi untuk menggaruk dan pertahanan, serta untuk fungsi tangan optimal. Tanpa kuku, sensitifitas jari dapat berkurang sebanyak 50%, dan kemampuan memegang sulit, karena tidak ada tekanan kuku terhadap jari (Wegener dan Johnson, 2010). Menurut Rao et al. (2011) perubahan kuku juga dapat terjadi secara umum biasanya pada orang tua, yaitu termasuk warna, kontur, pertumbuhan, permukaan, ketebalan, dan histologi. Pada saat terjadi penuaan kuku, yang meningkat adalah kalsium, sedangkan kadar besi menurun. Menurut Baran, Dawber, Haneke, Toste, dan Bristow (2003) anatomi mikroskopis kuku adalah sebagai berikut: 1. Lipatan Kuku (Nail Fold) Lipatan kuku proksimal mirip dengan struktur kulit tetapi biasanya tidak memiliki kelenjar sebasea. Dari area distal sampai proksimal lipatan kuku, kutikula menggambarkan permukaan lempeng kuku. Kutikula terdiri dari modifikasi stratum korneum dan berfungsi untuk melindungi struktur di dasar kuku, khususnya matriks germinativum dari lingkungan tidak baik seperti iritasi, alergi, serta bakteri dan jamur patogen. 2. Matriks Kuku (Nail Matrix) Matriks memiliki lapisan pemisah basal yang menghasilkan keratinosit. Keratinosit dapat mengeras lalu mati, serta memberikan kontribusi pada lempeng kuku. Matriks kuku juga mengandung melanosit yang menyebabkan pigmentasi pada keratinosit. 3. Palung Kuku (Nail Bed) Palung kuku terdiri dari epidermis dan bagian dermis yang mendasari penutupan periosteum falang distal. Terdapat pembuluh darah, limfatik, dan sel-sel lemak. 4. Lempeng atau Badan Kuku (Nail Plate) Terdiri dari 3 lapisan horizontal, yaitu: lamina dorsal tipis, lamina intermediet tebal, dan lapisan ventral dari palung kuku. Dilihat dari mikroskopisnya, terdiri dari sel-sel skuamus yang mati, pada orang tua biasanya tampak massa acidophilic yang disebut tubuh pertinaks. Lempeng kuku kaya kalsium, ditemukan sebagai fosfat dalam Kristal hidroksi apatit. Sedangkan, adapun bagian-bagian kuku menurut Tresna (2010) yaitu sebagai berikut: 1. Badan kuku atau lempeng kuku (nail plate) yaitubagian yang kelihatan dari kuku yang berada di atas palung kuku mulai dari atas batas akar sampai tepi ujung lepas. 2. Akar kuku (free edge) yaitu akar kuku berada pada dasar kuku dan tersembunyi dibawah kulit, akar kuku berasal dari jaringan yang tumbuh yaitu matriks atau kandungan kuku. 3. Ujung lepas yaitu merupakan bagian yang berbatasan dengan badan kuku dan ujung jari. Selain itu Tresna (2010) juga menjelaskan jaringan-jaringan yang berbatasan dengan kuku, yaitu : 1. Palung Kuku Bagian dari kulit tempat kuku berada. Palung kuku banyak terdapat pembuluh darah yang menyediakan makanan untuk pertumbuhan yang terus-menerus bagi kuku. Palung kuku juga terdapat urat syaraf. 2. Kandungan kuku Bagian palung kuku yang berada di bawah akar kuku dan banyak terdapat urat syaraf, getah bening, dan pembuluh darah. Bulan sabit (lanula) kelihatan keputih-putihan, yang berada di dasar (bawah) badan kuku. Warna pucat pada lanula disebabkan pemberian darah berkurang di sekitar perkandungan kuku. 3. Kulit kuku (cuticle) yaitu bagian epidermis yang menutupi pinggir sekeliling kuku. 4. Eponychium yaitu sambungan dari cusificle, yaitu badan kuku yang menutupi lanula. 5. Hyponichium yaitu bagian dari epidermis yang berada di bawah ujung lepas. 6. Mantel ataupenutup kuku yaitulipatan yang berada di kulit dan tempat akar kuku. 7. Dinding kuku yaitu lipatan-lipatan kecil kulit yang menutupi pinggir- pinggir kuku. 8. Alur kuku yaitu lipatan yang dalam di kedua samping badan kuku. Gambar anatomi kuku Daftar pustaka • Tresna, P (2010). Merawat tangan, kaki dan rias kuku. Modul. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR.... /Modul_4_Dasar_Rias- Tangan_Kaki.pdf - Diakses 21 Mei 2016. • Wegener, E.E. dan Johnson, W. R. (2010). Identification of Common Nail and Skin Disorders . p.188. • Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. • Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 1997. Histologi Dasar. Ed ke-8. Tambayang J,