salah satu bagian penting dari seluruh sistem, dan harus dirancang terintegrasi sepenuhnya dengan komponen sistem pemurnian air. Sistem penyimpanan dan distribusi harus dikonfigurasikan untuk mencegah kontaminasi berulang terhadap air setelah pengolahan. Konfigurasi ini hendaklah menerapkan kombinasi pemantauan online dan offline untuk menjamin spesifikasi air yang tepat dipertahankan. 1. Bahan Konstruksi yang Bersentuhan dengan Sistem APF – Kompatibilitas – Mencegah pengelupasan – Ketahanan terhadap korosi – Permukaan internal yang halus – Penyambungan – Desain flensa, union dan katup – Dokumentasi – Bahan konstruksi 2. Sistem Sanitasi dan Pengendalian Bioburden Sistem penyimpanan dan distribusi yang digunakan untuk air murni, ATPT dan air untuk injeksi dilengkapi dengan fitur untuk mengendalikan proliferasi mikroba selama penggunaan normal. Sistem yang dioperasikan dan dipertahankan pada suhu tinggi, misal di atas 65˚C, umumnya lebih tahan terhadap kontaminasi mikroba dibandingkan dengan sistem yang dipertahankan pada suhu yang lebih rendah. 3. Persyaratan Tangki Penyimpanan – Kapasitas Kapasitas tangki penampung ditentukan berdasarkan persyaratan berikut: • Perlu disediakan kapasitas penyangga antara kecepatan pembuatan air terhadap variable kebutuhan simultan titik penggunaan. • Peralatan pengolahan air hendaklah dapat beroperasi terus- menerus selama periode yang signifikan. • Kapasitas hendaklah cukup untuk memberikan cadangan kebutuhan minimal yang diperlukan jika terjadi kegagalan SPA. cont~ – Pertimbangan pengendalian kontaminasi Hal yang diperhitungkan untuk pengendalian kontaminasi yang efisien: • Ruang kosong (headspace) dalam tangki penyimpanan adalah area risiko dimana dapat terjadi kontak antara tetesan air dan udara pada suhu yang mendorong proliferasi mikroba. • Loop distribusi air hendaklah dirancang untuk memastikan bahwa ruang kosong tangki penyimpanan efektif dibasahi oleh aliran air. Penggunaan perangkat spray ball atau alat lain untuk membasahi permukaanhendaklah dipertimbangkan. Cont~ • Nozzles hendaklah dirancang untuk menghindari zona mati dimana kontaminasi mikroba mungkin terjadi. • Filter udara (vent filter) dipasang pada tangki penyimpanan untuk memungkinkan permukaan internal cairan berfluktuasi hendaklah dapat menahan bakteri. Penggunaan vent filter yang dapat dipanaskan (heated vent filters) hendaklah dipertimbangkan untuk mencegah kodensasi dalam matriks filter yang mungkin menyebabkan penyumbatan dan tumbuhnya mikroba. Bila tangki dilengkapi dengan katup pengaman dan cakram peledak (bursting-discsi hendaklah didesain secara saniter. 4. Teknik pengendalian biokontaminasi Terdapat beberapa teknik yang digunakan terpisah atau, lebih sering, dalam kombinasi, yaitu : • Mempertahankan sirkulasi aliran turbulen secara kontinu dalam sistem distribusi air untuk mengurangi kecenderungan pembentukan biofilm. • Desain sistem yang memastikan pipa sependek mungkin. • Dalam sistem bersuhu ambien, pipa dilindungi terhadap pengaruh pipa panas yang berdekatan. • Deadlegs pada instalasi pipa lebih kecil dari tiga kali diameter pipa cabang. Cont~ • Pengukur tekanan dipisahkan dari sistem dengan membran. • Penggunaan katup diafragma yang higienis. • Sistem pemipaan dipasang dengan kemiringan tertentu untuk memungkinkan pengosongan “drainable”. • Penghambatan pertumbuhan mikroba dengan cara berikut: – radiasi ultraviolet dalam sistem pemipaan; mempertahankan pemanasan sistem (pada suhu acuan > 65˚C); sanitasi sistem secara berkala menggunakan air panas (pada suhu acuan >70˚C) atau air panas superheated atau uap murni; dan sanitasi rutin secara kimiawi menggunakan ozon atau bahan kimia yang cocok.