Anda di halaman 1dari 4

KOMPONEN UNIT PRODUKSI SPAM

A. Pengertian SPAM
SPAM atau Sistem Penyediaan Air Minum merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik)
dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Kegiatan pengembangan SPAM
bertujuan untuk membangun, memperluas, atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non
fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan
yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan
perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangan SPAM bukan jaringan perpipaan
dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa, penampungan air hujan, terminal air, mobil
tangki air, instalasi air kemasan, dan bangunan perlindungan mata air.
Penyelenggaraan SPAM telah diatur dalam perundang-undangan sehingga terlindungi
hukum. Maka dari itu, penyelenggaraan SPAM harus dikelola dengan baik dan
berkelanjutan untuk mencapai kehidupan masyarakat bersih, sehat, dan produktif.
B. Unit Produksi
Unit produksi SPAM dijelaskan dalam PP No.122/2017 dapat diartikan sebagai infrastruktur
yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air baku menjadi air minum melalui proses
fisika, kimia, dan/atau biologi.
Unit produksi memiliki beberapa komponen sebagai penunjang pengolahan air baku
menjadi air layak minum. Selain itu, unit produksi juga diharuskan untuk mengolah limbah
yang berupa lumpur sebelum dapat dibuang ke badan air terbuka.
C. Pengoperasian unit produksi dapat berupa rangkaian kegiatan aerasi, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi, netralisasi, dan desinfeksi bagi air baku yang berasal dari air tanah,
mata air dan air permukaan, meliputi:
a. Pengoperasian unit produksi, meliputi bangunan dan perlengkapan peralatan pengolahan
air minum.
b. Tujuan pengoperasian unit produksi adalah mengolah air baku sesuai dengan debit yang
direncanakan, sampai menjadi air minum yang memenuhi syarat kualitas, sehingga siap
didistribusikan.
c. Kegiatan pengoperasian meliputi kegiatan persiapan sebelum pengoperasian, pelaksanaan
operasi serta pemantauan proses pengolahan. d. Persiapan operasi meliputi kegiatan:
Menyiapkan bahan kimia dalam bentuk larutan atau serbuk akan digunakan dalam proses
pengolahan.
Menyiapkan bangunan dan perlengkapan peralatan pengolahan, sehingga siap
dioperasikan.
Menyiapkan daya dan perlengkapannya untuk mengoperasikan peralatan.
e. Pelaksanaan operasi meliputi operasi bangunan dan perlengkapan peralatan pengolahan,
sehingga proses pengolahan berlangsung
f. Pemantauan selama operasi harus dilakukan terhadap:
Kuantitas dan kualitas masukan, kinerja proses serta hasil keluaran di setiap tahapan
proses pengolahan.
g. Pengguna bahan kimia dan sumber daya g. Hasil pemantauan harus dicatat dalam buku
harian (log book )
D. Komponen Unit Produksi
1. Bangunan pengolah
Bangunan pengolah atau disebut dengan jaringan IPA biasanya terbentuk dalam satu
komplek yang saling berhubungan satu sama lain. Bangunan pengolah ini terdiri dari
beberapa macam bak pengolahan.
a. Bak Pra-Sedimentasi
Dalam bak pra-sedimentasi ini adalah air baku akan mengalami proses
pengendapan secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia.
b. Bak Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi merupakan proses pengadukan cepat air baku yang telah
ditambahkan koagulan agar partikel tersuspensi dalam air baku membentuk
flok-flok kecil. Sedangkan flokulasi adalah proses pengadukan lambat yang
bertujuan untuk memperbesar ukuran flok.
c. Bak Sedimentasi
Pada bak sedimentasi selanjutnya flok besar yang telah terbentuk akan secara
lebih mudah terpisah dan mengendap pada dasar bak. Dalam bak
sedimentasi, pengendapan tersebut berjalan dengan bantuan plate settler
dengan kemiringan tertentu.
d. Bak Filtrasi
Dalam bak filtrasi, air baku yang lebih bersih akan mengalami proses
penghilangan polutan seperti amonium, mangan, dan detergen, serta
penyaringan partikel-partikel yang masih terbawa pada keluaran dari bak
sedimentasi. Dalam proses filtrasi dapat digunakan alat blower, backwash,
maupun diffuser, dengan media penyaring biofilm, crosspack, serta pasir
silika.
e. Bak Desinfeksi
Bak desinfeksi merupakan proses terakhir dari pengolahan air baku menjadi
air minum. Dalam proses ini ditambahkan bahan kimia seperti klorin dengan
durasi waktu 60 menit untuk menghilangkan bakteri yang dapat mencemari
air minum. Sehingga diharapkan ketika didistribusikan air ini dapat layak
dikonsumsi sesuai dengan peraturan yang berlaku pada PERMENKES
No.429 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
2. Perangkat operasional
Pengoperasian unit produksi, meliputi bangunan dan perlengkapan peralatan
pengolahan air minum.
a. Bangunan operasional:
- Bangunan Laboratorium/Ruang kimia
- Operator
- Rumah pompa
b. Perlengkapan peralatan operasional
- Bak Pra-Sedimentasi : Saluran Inlet/outlet, saluran pembuangan lumpur
- Bak Koagulasi-Flokulasi : jar test
- Bak Sedimentasi : Plate settler/Tube settler, Hopper
- Bak Filtrasi : Pompa Back Wash + Blower,
3. Alat ukur dan pemantauan
a. Alat ukur
- Digital water meter : mengukur kulitas dan kuantitas air baku
- Manometer : mengukur besarmya tekanan air
b. Peralatan pemantauan :
- Alat pemantauan menggunakan bahan kimia dan sumber daya dengan alat
pengukuran dan alat pemantauan yang dikalibrasi
c. Bangunan penampung air minum
a. Reservoir
Bangunan reservoir merupakan bangunan penampung air minum setelah
diolah sedemikian dan sebelum didistribusikan kepada pelanggan. Reservoir
digunakan dalam sistem distribusi air untuk menyeimbangkan debit
pengaliran, mempertahankan tekanan, dan mengatasi keadaan darurat. Agar
aliran air tidak mengalami banyak fluktuasi tekanan, maka penempatan
reservoir perlu diperhatikan. Biasanya reservoir ditempatkan di beberapa titik
untuk meminimalkan jarak tempuh aliran. Beberapa jenis reservoir yang
banyak digunakan adalah ground reservoir dan elevated reservoir. Pada
ground reservoir cara pendistribusiannya mengandalkan pompa, sedangakan
pada elevated reservoir memanfaatkan gaya gravitasi.
Reservoir harus memenuhi beberapa macam syarat agar aman digunakan dan
tidak mencemari air minum yang ditampungnya. Di antaranya adalah dinding
reservoir yang kedap air dan anti larut sehingga tidak terjadi rembesan keluar
maupun ke dalam reservoir. Selain itu, penempatan reservoir yang tidak
terlalu dekat dengan septic tank dan landfill TPA.
Sumber
PERMENPUPR 26/PRT/M/2014
PERMENPU N0.18/PRT/M/2007
PP No.122/2017

Anda mungkin juga menyukai