• Setelah pembubuhan kaporit dapat dikonsumsi karena memenuhi standar air minum
Departemen Kesehatan.
a. Bangunan Intake
Bangunan intake yang digunakan adalah Intake Tower, untuk menangkap air saat
kondisi minimum. Air akan dipompa ke bak pengumpul dan selanjutnya masuk ke bangunan
Aerasi.
c. Aerasi
• Proses Aerasi adalah dengan sistem hidrolis (gravitasi).
• Tipe Aerasi yang digunakan adalah Cascade Type dengan dilakukan sebanyak 3 step.
e. Proses desinfeksi
Proses desinfeksi adalah dengan kaporit yang diinjeksikan ke dalam pipa setelah outlet
dari filtrasi menuju ke reservoir penampung.
f. Peralatan pelengkap
Peralatan pelengkap dalam sistem ini dimaksudkan sebagai kelengkapan yang harus
diadakan sehingga sistem utama (instalasi) dapat bekerja dengan baik dan kelengkapan–
kelengkapan lain yang memudahkan pengendalian operasi, perawatan, suku cadang dan lain –
lain.
• Alat ukur
Alat ukur yang harus termasuk dalam instalasi pengolahan air adalah:
1. Alat ukur debit air baku V-notch.
2. Alat ukur debit air bersih dengan water meter.
Seluruh alat ukur tersebut diatas adalah dengan sistem pembacaan langsung.
• Peralatan pembubuhan
Peralatan elektro mekanis diantaranya pompa pembubuh (dosing pump bahan kimia yang
digunakan adalah jenis sifon tanpa menggunakan peralatan mekanis.
Untuk penggunaan pengaliran larutan bahan kimia dipakai pipa PVC atau sejenisnya.
• Bordes dan Tangga
Instalasi pengolahan air akan dilengkapi dengan bordes dan tangga untukoperasinya dan
pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari baja yang dicat anti korosif untuk karat.
• Reservoir (bak penampung air bersih)
1. Bak penampung air bersih berfungsi untuk menampung air yang telah diolah setelah
melewati saringan pasir lambat (filter) dan selanjutnya dipompakan ke jaringan
distribusi.
2. Bak penampung air bersih terletak separuh tertanam didalam tanah dengan kontruksi
beton bertulang.
3. Diatas reservoir pada inlet dipasang tangki pembubuh desinfektan yang dapat
mendesinfeksi air bersih yang masuk kedalam reservoir.
• Peralatan laboratorium
Instalasi pengolahan air dilengkapi dengan peralatan laboratorium sebagai berikut:
1. Jar test terdiri dari:
a. Beaker glass 100 ml 6 buah
b. Pengeduk dengan system shaft
2. Test Kit A
a. Alkalinity / kesadahan air
b. CO2
c. Unsur – unsur organic
d. Chlorine
e. pH
f. Nitrit / ammonia
g. Besi
h. Imhoff cone
i. Tabung –tabung reaksi secukupnya
j. Gelas ukur
k. Botol / gelas untuk mencampur zat kimia.
3. Pipa harus dipasang lurus pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar rencana.
Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan keliling yang
merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa.
4. Pengukuran galian parit pada pekerjaan pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan
“ukuran lari” yaitu sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan permukaan pipa.
5. Penggalian parit harus dilaksanakan dengan tepat dan cepat, penimbunan galian dan
peralatan permukaan harus dimulai dan diselesaikan bila pipa terpasang dan
tersambung dan telah diuji secara hidrolis. Jika dasar galian ternayata tidak stabil atau
mengandung bahan-bahan yang tidak stabil, seperti debu, sampah dan sebagainya
maka harus dilakukan penggalian dan menyingkirkan bahan-bahan tidak stabil
tersebut.
6. Apabila dalam galian parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan, atau
rintangan lain, maka rintangan tersebut harus digali sampai 20 cm di bawah dasar parit
serta disetiap pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan
memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan.
7. Labar galian harus dibuat lebiah agar dapat memasukkan penyangga, penguat galian,
peralatan, meletakkan pipa, dan meyambungkannya dengan baik.
8. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa
yang rata dan seragam, parit-parit galian harus diberi dasar pasir tebal 10 cm lebih
dahulu, atau sesuai gambar rencana sebelum pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini
harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan
yang rata.
9. Penimbunan kembali ini dilakukan lapisan demi lapisan, kemudian dipadatkan
sekeliling dan di atas pipa dengan cara yang tidak merusak pipa. Dari kedalaman 10
cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau
metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah
menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.
10. Pipa tidak boleh diturunkan kedalam parit sebelum parit mempunyai kedalaman yang
telah ditentukan. Panjang parit yang ahrus digali harus disesuaikan dengan pipa dan
harus dipasang sesuai dengan gambar rencana.
Jenis pipa, material pipa dan dimensi pipa yang akan digunakan pada perencanaan
inteke air baku kali ini ditampilkan pada Tabel 3.1.