Anda di halaman 1dari 27

1.

Luas area Surabaya lndustrial Estate Rungkut seluas 245 Ha telah menampung sekitar 300
perusahaan.

a. Input air limbah dari beberapa pabrik dan perkantoran ditampung pada bak kontrol yang berada
di depan halaman setiap pabrik atau perkantoran kemudian dialirkan kedalam saluran air limbah
tersebut mengalir secara gravitasi menuju ke pusat instalasi pengolahan air limbah, kedalam bak
kontrol. Hasil pengolahan berupa air dan lumpur, lumpur akan dikembalikan ke bak
oksidasi sedangkan air akan dialirkan melalui pipa menuju ke Sungai Tambak Oso
2. Perlakuan, operasional dan indikator setiap kolam
a. Bak Kontrol
Pengertian Bak Kontrol
Bak kontrol atau manhole adalah alat yang digunakan sebagai tempat untuk
memeriksa, memperbaiki dan membersihkan saluran dari kotoran yang mengendap
dan benda-benda yang tersangkut selama pengaliran serta untuk mempertemukan
beberapa cabang saluran, baik dengan ketinggian sama maupun berbeda. Jarak
penempatan bak kontro (manhole) ditentukan berdasarkan dimanadiameter <200 mm
jaraknya antara 50 -100 m, diameter 200- 500mm jaraknya 100-125 m, diameter
500-1000 mm jaraknya 125-150 m dan diameter lebih besar dari 1000 mm jaraknya
150 -200 m sedangkan diameter manhole menurut kedalaman yaitu kedalaman <0,8
m memiliki diameter 0,75 m, kedalaman 0,8-2,5 m diameter 1-1,2 m dan >2,5
dengan diameter 1,2- 1,8 m.
Fungsi Bak Kontrol
Manhole atau bak kontrolberfungsi sebagai untuk menampung air limbah yang
keluar melalui saluran pipa, tempat untuk memeriksa, memperbaiki, ataupun
membersihkan pipa atau saluran dari kotoran yang terbawa aliran juga sebagai
fasilitas pengecekan performansi IPAL secara keseluruhan.
Cara / Prinsip Pengolahan Bak Kontrol
Bak konrol adalah bak yang digunakan untuk mengumpulkan limbah dari
beberapa industri yang dijadikan satu atau secara komunal. Pada bak kontrol ini
limbah akan mengendap pada dasar dari dinding pipa pembuangan setelah
digunakan untuk jangka waktu lama. Di samping itu kadang-kadang ada juga benda-
benda kecil yang sengaja atau tidak jatuh dan masuk ke dalam pipa. Semuanya itu
akan menyebabkan tersumbatnya pipa, sehingga perlu dilakukan tindakan
pengamanan. Selanjutnya limbah yang sudah berada di bak kontrol disalurkan ke
tempagt pengolahan selanjutnya. Bak kontrol digunakan untuk tempat mengambil
sampel, tempat untuk pemeliharaan saluran dan tempat untuk mengontrol endapan
yang ada didalam bak kontrol.
Pada saluran pembuangan di halaman perlu dipasang bak kontrol. Untuk pipa
yang ditanam dalam tanah, bak kontrol yang lebih besar akan memudahkan
pekerjaan pembersihan pipa. Penutup bak kontrol harus rapat agar tidak
membocorkan gas dan bau dari dalam pipa pembuangan.Bak kontrol harus dipasang
di tempat yang mudah dicapai, dan sekelilingnya perlu area yang cukup luas untuk
orang yang melakukan pembersihan pipa. Untuk pipa ukuran sampai 65 mm, jarak
bebas sekeliling bak kontrol sekurang-kurangnya 30 cm, dan untuk ukuran pipa 75
cm dan lebih besar jarak tersebut sekurang-kurangnya 45 cm. Bak kontrol harus
dipasang pada lokasi sebagai berikut :
a. Awal dari cabang mendatar.
b. Pada pipa mendatar yang panjang.
c. Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan sudut lebih dari 450.
d. Pada beberapa tempat sepanjang pipa pembuangan yang ditanam dalam tanah.
e. Jarak antara bak kontrol sepanjang pipa pembuangan untuk pipa ukuran sampai 100
mm tidak boleh lebih dari 15 m, sedangkan untuk pipa ukuran lebih besar tidak boleh
lebih dari 30 m.

b. Rumah Pompa Air Limbah Industri


Submesible Pump (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible pump
(ESP) atau biasa disebut dengan pompa jumbo adalah pompa yang dioperasikan di dalam air
dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-
menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus
dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa
sentrifugal. Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan)
cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam
casing(Ebara, 2007).
Submersible Pumpberoperasi setiap hari karena ditempatkan di distribution box
instalasi pengolahan air limbah Industri Surabaya. Fungsi dari submersible pump sangat
vital sebagai distributor dan pembagi air pada instalasi pengolahan air limbah Industri
Surabaya.Prinsip kerja pompa benam (Submersible Pump) adalah bekerja dengan
mendorong air ke permukaan. Jadi kebalikan dari prinsip kerja Jet Pump yang bekerja
dengan cara menyedot air. Aplikasi penggunaan pompa submersible pump biasanya untuk
drainase, industri, pengolahan air limbah dan memompa lumpur (Ebara. 2007).
Ada beberapa kelebihan dari pompa submersible, antara lain:
a. Tidak menimbulkan suara bising karena letaknya di dalam sumur
b. Biaya perawatannya rendah
c. Memiliki pendingin alami karena pompa terendam dalam air
d. Sistem pompa tidak menggunakan bearing dan shaft (poros) penggerak yang panjang.
Karena itu problem bearing dan shaft mudah aus yang umum terjadi pada jet pump,
tidak terjadi dalam pemakaian pompa celup air.
c. Primary Setling Tank (Sedimentasi 1)
Proses yang terjadi pada bak pengendap pertama atau Primary Settling Tank
samaseperti proses sedimentasi, dimana pada proses yang terjadi di dalam bak ini adalah
mengendapkan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam asam/zat cair dengan
menggunakan pengaruh gravitasi, yang dilakukan dengan cara mengendapkan partikel -
partikel tersuspensi yang lebih berat daripada air, cara ini adalah yang paling
seringdigunakan dalam pengolahan air.
Untuk sumur kering (Dry Well) ini berada dibawah rumah pompa, didalamnyaterdapat
empat pompa yang bekerja secara bergantian serta otomatis untuk mengalirkan air limbah ke
dalam bak pengendap pertama (Primary Settling Tank). Kekuatan tiap - tiap pompa pada
pada sumur kering ini mampu mengalirkan dengan debit 60 lt/ detik, untuk jenis pompa itu
adalah Vertical Centrifugal Pump, yang digerakkan oleh motor listrik 11 Hp dengan voltase
380 volt. Sedangkan peralatan lain yang ada pada rumah pompa adalah Crane yang
berfungsi untuk mengangkat kotoran. Limbah yang ada pada sumur pengumpul tadi
kemudian dialirkan menuju bakpengendap pertama untuk proses lebih lanjut. Fungsi dari
bak pengendap pertama ini adalah :

a. Mengendapkan zat padat tersuspensi secara gravitasi.


b. Menyaring kotoran yang terapung
c. Sebagai tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk area oxidation ditch.
d. Pemerataan beban hidrolisis sehingga tidak terjadi shock loading pada proses
selanjutnya akibat fluktuasi beban
Bak pengendap pertama berbentuk persegi panjang dengan ukuran 40 meter dan lebar
10 meter serta mempunyai tinggi pinggir 1,6 meter dan tinggi untuk bagian tengah 3 meter
bak pengendap pertama juga dilengkapi buffle serta tiga bak kecil yang mempunyai fungsi –
fungsi tertentu, bak pertama ini dilengkapi dengan :
a. Meter air yang menghubungkan dengan baling – baling yang fungsinya untuk
mengetahui debit air (influent) dengan jelas.
b. Penyekap (skimmer) yang berjumlah dua buah terpasang secara simetris. Fungsinya
adalah untuk menyekap benda- benda partikel yang terapung.Misalnya: plastik, busa
detergen, minyak dan partikel lain.
c. Pompa yang dipasang pada bagian bak besar (bak pengendap pertama) yang berfungsi
untuk mengalirkan partikel terapung dan lumpur hasil dari pengendapan ke bak
pengering lumpur.
Bahan pencemar yang dapat dipisahkan pada tahap ini terdiri dari 100% benda- benda
mengapung, 60,5% - 65% padatan tersuspensi dan 30 – 35% bahan- bahan organik. Pada
tahap ini beban pencemar dapat diturunkan sebesar 30% sehingga effluent dari bak
pengendap pertama sementara (Overflow Primary Settling Tank) menuju unit pengolahan
biologis dengan BOD 400 – 500 ppm.

d. Pengolahan Oxidation Ditch


Pengertian Oxidation Ditch
Oxidation ditch merupakan salah satu alternatif pengolahan air limbah pada
tingkat kedua atau pada tingkat secondary treatment. Sesuai dengan fungsi
pengolahan air limbah tingkat kedua, oxdidation ditch digunakan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar organik terlarut di dalam air
limbah.Oxidation ditch terdiri dari bak aerasi berupa parit atau saluran yang
berbentuk oval yang dilengkapi dengan satu atau lebih aerator. Aerator berfungsi
untuk memberikan suplai oksigen pada proses pengolahan dan menciptakan aliran
turbulen sehingga substrat dalam air limbah dapat berkontak dengan
mikroorganisme (bakteri) yang digunakan untuk pengolahan. Selain bak aerasi yang
berbentuk parit, oxidation ditch dilengkapi dengan clarifier sebagai pengendap
lumpur yang dihasilkan dari pengolahan. Saluran ini menerima limbah yang telah
disaring dan mempunyai waktu tinggal hidraulik (hidraulic retention time)
mendekati 24 jam. Proses ini umumnya digunakan untuk pengolahan air limbah
domestik untuk komuditas yang relatif tecil dan memerlukan lahan yang cukup
besar.
Proses pengolahan air limbah yang terjadi di dalam oxidation ditch menggunakan
proses biologi. Proses biologi adalah penguraian zat organik yang terkandung dalam
air limbah oleh mikroorganisme (bakteri) sehingga menjadi bahan kimia sederhana
yang berupa unsur-unsur dan mineral yang aman dibuang ke lingkungan serta
menghasilkan biomassa.Pengolahan air limbah secara biologis memanfaatkan
proses metabolisme yang terjadi pada mikroorganisme dengan enzime sebagai
pemeran utamanya. Proses biologi dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa hal,
yaitu:
a. Berdasarkan cara tumbuh bakteri, proses biologi dapat dibedakan menjadi2 yaitu:
1) Suspended growth (pertumbuhan bakteri yang tersuspensi)
2) Attach growth (pertumbuhan bakteri yang terlekat pada media).
b. Berdasarkan elektron akseptor yang digunakan, dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :
1) Proses aerobic
Proses aerobik adalah proses pengolahan limbah yang membutuhkan oksigen
bebas sebagai elektron akseptornya.
2) Proses anaerobic
Proses anaerobik adalah proses pengolahan limbah yang sama sekali tidak
dapat terjadi dengan adanya oksigen bebas sehingga yang menjadi elektron
akseptornya adalah oksigen terikat atau senyawa lainnya.
3) Proses anaerobik fakultatif
Proses anaerobik fakultatif adalah proses yang masih dapat terjadi ketika ada
oksigen bebas dalam konsentrasi yang rendah
4) Proses anoksik.

Cara Kerja/ Prinsip Proses Pengolahan


Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan
comminutor agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan.
Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan
pasirnya.Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi
mengendapkan partikel yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini
selanjutnya masuk ke parit oksidasi.
Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi) otomatis
ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa mencapai nilai
20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya mendukung
aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliran yang searah
(unidirectional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah yang sudah
dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini berlangsung
terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi.
Kelebihan dan Kekurangan
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan pengolahan Oxidation Ditch yaitu :

a. Kelebihan :
1) Biaya rendah
b. Kekurangan :
1) Membutuhkan lahan yang luas
2) Efisiensi penurunan zat organik sangat terbatas, (influen + 200 mg/lt BOD,
efluen + 50 mg/l BOD) dan masih mengandung zat padat tersuspensi yang
tinggi dari adanya algae (100 – 200 mg/l). Efisiensi tidak stabil (menurun
pada malam hari) karena proses photosyntesa terhenti.

d. Final Setling Tank / Clarifier (Bak Pengendap Akhir)


Air limbah yang sudah terproses dan terbentuk biological floc, akan mengalir ke
pengendap akhir/ clarifier melalui bak pembagi lumpur/ distribution box untuk proses
pengendapan, dipisahkan antara air/effluent dan biological flocnya, sehingga air hasil proses
yang telah netral akan memenuhi baku mutu air limbah keputusan Gubernur Jatim No. 45
tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan usaha lainnya di Jawa Timur.Untuk
kriteria desain pada bak pengendap akhir (Clarifier) yang ada padaInstalasi Pengolahan
Limbah adalah :
a. Diameter bak 25 m
b. Kedalaman tepi 2,5 m
c. Kedalaman tengah 3 m
d. Kemiringan dasar 2,24 m
e. Volume 640 m³.
Untuk bak pengendap akhir ini juga dilengkapi dengan alat pengumpul
lumpur(Scrubber Bridge) yang berfungsi untuk membersihkan lumpur yang ada didalam
bak tersebut, dengan cara berputar mengelilingi bak pengendap dengan kecepatan 30 menit/
putaran. Gerakan alat pengumpul lumpur yang lambat ini memang bertujuan untuk
mengeruk lumpur ke posisi tengah dasar bak pengendap akhir dan juga bertujuan untuk
mencegah agar gelombang air tidak terjadi, karena jika terjadi gelombang air maka hal ini
dapat mengganggu proses terjadinya sedimentasi (pengendapan). Sedimentasi sendiri
mempunyai arti sebagai salah satu proses pemisahan padatan dan cairan menjadi cairan
bening dan slurry lebih pekat karena adanya gaya gravitasi yang bekerja pada padatan
tersebut.

Kemampuan padatan mengendap yang terjadi pada bak pengendap akhir (clarifire)
dipengaruhi oleh sifat fisis, ukuran dan bentuk partikel (butiran padatan). Sifat fisis fluida,
konsentrasi padatan dan kecenderungan butir – butir padatan berinteraksi satu dengan yang
lainnnya. Berdasarkan hal tersebut maka tipe pengendapan menjadi empat macam yaitu :
discrete particle, flocculant, hindered, compression. Disinilah flok yang terbentuk di parit
oksidasi akan mengendap secara gravitasi menjadi lumpur aktif yang akan dialirkan kembali
pada return sludge, sedangkan air jernih dialirkan ke badan air penerima (sungai). Untuk
meratakan pendistribusian air dalam bak pengendap akhir ini dilakukan dengan cara
mengalirkan melalui pipa inlet yang diletakan dibagian tengah bak. Selanjutnya proses
pengendapan berlangsung secara gravitasi yaitu dengan adanya aliran yang berputar
sehingga flok – flok lumpur yang sudah terbentuk akan mengendap di bagian tengah bak
pengendap akhir. Untuk air yang berada diatas lumpur akan dialirkan secara gravitasi
melalui Over Flow Weir menuju sungai.

Sebelum hasil akhir dari pengolahan limbah dibuang ke sungai harus ditampung dalam
kolam badan air. Dalam kolam badan air tersebut air buangan dihitung debit airnya melalui
debit air yang masuk. Perhitungan ini dilakukan untuk membandingkan debit air yang
masuk (sebelum pengolahan) harus sama dengan debit yang dikeluarkan (sesudah
pengolahan) agar proses pengolahan air limbah berjalan sempurna.
e. Dring Beds
Sludge drying bed adalah proses untuk menampung lumpur pengolahan baik dari proses
kimia maupun proses biologi. dan memisahkan lumpur yang bercampur dengan air dengan
cara proses penguapan menggunakan energy penyinaran matahari.Lumpur merupakan hasil
akhir dari setiap instalasi pengolahan air limbah. Pada instalasi pengolahan air limbah yang
menggunakan sistem lumpur aktif yang dihasilkan dalam bak sedimentasi sebagai recycle
dan sebagian lagi dipompakan ke bak pengering lumpur (sludge drying bed) lumpur yang
ditumpahkan ke bak pengering lumpur biasanya mengandung kadar solid 10 % dan air 90
%.
Instalasi pengolahan air limbah dibawah ini dalam mengeringkan lumpur yang
dihasilkan oleh proses pengolahan air limbah menggunakan dempat buah bak pengering
lumpur. Bak pengering lumpur ini dilengkapi dengan media penyaring setebal 150 cm yang
terdiri dari pasir halus, pasir kasar dan koral besar.Air yang meresap melewati lapisan
penyaring, masuk ke pipa unser drain dan sebagian lagi menguap ke udara. Waktu
pengeringan lumpur biasanya 3-4 minggu dengan ketebalan lapisan lumpur dalam bak
pengering antara 15-25 cm. Semakin tebal lapisan lumpur, waktu pengeringan semakin lama
apalagi ke dalam bak pengering lumpur yang sudah terisi lumpur masih dimasukkan lagi
lumpur yang baru. Keadaan cuaca juga sangat mempengaruhi lamanya waktu pengeringan
lumpur.
Baku Mutu Air Limbah menurut Permen Gub Jatim No. 72 Tahun 2013

Adapun beberapa industri yang diatur dalam Permen Gub Jatim No.72 Tahun 2013
tentang Baku Mutu Limbah Industri yaitu :
a. Industri MSG dan LYSINE
Table 1.1 Baku Mutu Air Limbah MSG dan LYSINE

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI MONO SODIUM GLUTAMAT (MSG) DAN LYSINE
Kondensor digabung dengan Kondensor dipisah dengan buangan limbah cair
buangan limbah cair
Volume Limbah Cair Volume Limbah Cair Maksimum per hari satuan produk
Maksimum per satuan produk
MSG : 120m3/ton MSG MSG LYSINE
LYSINE : 180m3/ton LYSINE Limbah Cair : 15m3/ ton MSG Limbah Cair : 75m3/ton LYSINE
Kondensor : 105m3/ton MSG Kondensor : 105m3/ton LYSINE
Parameter Kadar Max Kadar Maksimum (mg/lt) Kadar Maksimum (mg/lt)
(mg/lt) Limbah Cair Kondensor Limbah Cair Kondensor
BOD5 80 80 80 80 80
COD 150 150 140 150 130
TSS 60 60 60 60 60
NH3-N 3 3 3 3 3
(amonia bebas)
pH 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9
b. Industri Penyamakan Kulit
Tabel 1.2 Baku Mutu Limbah Penyamakan Kulit

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
Volume Limbah Cair Maksimum per satuan Bahan Baku
50 M3/ ton Bahan baku kulit kering proses lengkap
30 M3/ ton Bahan baku kulit kering samoai proses wet blue
20 M3/ ton Bahan baku kulit wet blue sampai produk jadi
40 M3/ ton Bahan baku untuk Proses Penyamakan Menggunakan Daun-daunan
Parameter Kadar Maskimum (mg/lt)

Proses lengkap Sampai wet Bahan Baku Menggunakan


blue wet blue Daun - daunan

BOD5 100 100 75 70


COD 250 250 200 180
TSS 100 100 75 50
Krom Total (Cr) 0,50 0,50 0,3 0,1
Minyak dan Lemak 5 5 5 5,0
NH3-N (amonia bebas) 10 10 5 0,5
Sulfida (sbg H2S) 0,8 0,8 0,5 0,5
pH 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0
c. Industri Gula

Tabel 1.3 Baku Mutu Limbah Industri Gula Kapasitas Kurang Dari 2.500 ton
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAG INDUSTRI GULA DENGAN KAPASITAS KURANG DARI
2.500 TON TEBU YANG DIOLAH PER HARI
Parameter Air Limbah Proses Air Limbah Condensor Air Limbah Abu Air Limbah
Ketel Gabungan
Kadar Beban Kadar Beban Kadar Beban Kadar Beban
Maksi Pencema Maksimu Pencemaran Maksim Pencema Maksimu Pencem
mum ran m (mg/lt) Maksimum um ran m (mg/lt) aran
(mg/lt) Maksimu (g/ ton) (mg/lt) Maksim Maksi
m (g/ um (g/ mum
ton) ton) (g/ ton)
BOD5 100 50 60 1500 60 120 60 1650
COD 250 125 100 2500 100 200 100 2750
TSS 100 50 50 1250 50 100 50 1375
Minyak 5 2,5 5 125 5 10 5 137,5
dan
Lemak
Sulfida 1 0,5 0,5 12,5 0,5 1 0,5 13,75
(sbg S)
pH 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0
Volume 0,5 M3 per ton tebu 25 M3 per ton tebu yang 2 M3 per ton tebu 27,5 M3 per ton tebu
Limbah yang diolah diolah yang diolah yang diolah
Maksimu
m

Catatan : Bila kualitas air permukaan untuk air kondensor melebihi baku mutu maka
kualitas air pembuangan ditetapkan sama dengan kualitas air baku untuk kondensor.
Tabel 1.4 Baku Mutu Limbah Industri Gula Kapasitas Antara 2.500 ton sampai 10.000
ton
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAG INDUSTRI GULA DENGAN KAPASITAS ANTARA
2.500 TON SAMPAI 10.000 TON TEBU YANG DIOLAH PER HARI
Parameter Air Limbah Proses Air Limbah Condensor Air Limbah Abu Air Limbah
Ketel Gabungan
Kadar Beban Kadar Beban Kadar Beban Kadar Beban
Maksi Pencema Maksimu Pencemaran Maksim Pencema Maksimu Pencem
mum ran m (mg/lt) Maksimum um ran m (mg/lt) aran
(mg/lt) Maksimu (g/ ton) (mg/lt) Maksim Maksi
m (g/ um (g/ mum
ton) ton) (g/ ton)
BOD5 60 30 60 30 60 30 60 90
COD 100 50 100 50 100 50 100 150
TSS 50 25 50 25 50 25 50 75
Minyak 5 2,5 5 2,5 5 2,5 5 7,5
dan
Lemak
Sulfida 0,5 0,25 0,5 0,25 0,5 0,25 0,5 0,75
(sbg S)
pH 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0
Volume 0,5 M3 per ton tebu 5 M3 per ton tebu yang 0,5 M3 per ton tebu 1,5 M3 per ton tebu
Limbah yang diolah diolah yang diolah yang diolah
Maksimu
m

Catatan : Bila kualitas air permukaan untuk air kondensor melebihi baku mutu maka
kualitas air pembuangan ditetapkan sama dengan kualitas air baku untuk kondensor.
Tabel 1.5 Baku Mutu Limbah Industri Gula Kapasitas 10.000 ton
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAG INDUSTRI GULA DENGAN
KAPASITAS LEBIH DARI 10.000 TON TEBU YANG DIOLAH PER
HARI
Parameter Kadar Maksimum Beban Pencemaran
(mg/lt) Maksimum (g/ ton)

BOD5 60 30
COD 100 50
TSS 50 25
Minyak dan Lemak 5 2,5
Sulfida (sbg S) 0,5 0,25
pH 6,0 – 9,0
3
Volume Limbah Maksimum 0,5 M per ton tebu yang diolah
Catatan : Bila kualitas air permukaan untuk air kondensor melebihi baku mutu maka
kualitas air pembuangan ditetapkan sama dengan kualitas air baku untuk kondensor
d. Industri Karet

Tabel 1.6 Baku Mutu Limbah Industri Karet

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI KARET
Volume Limbah Cair Maximum 20 M3 per ton produk
Parameter Kadar Maxsimum (mg/lt)
BOD5 100
COD 200
TSS 100
Amonia (total) 10
Nitrogen ( sebagai N) 25
pH 6,0 – 9,0

e. Industri Cat dan Tinta

Tabel 1.7 Baku Mutu Limbah Industri Cat dan Tinta

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI CAT DAN TINTA
Volume Limbah Cair Maksimum = 0,5 M3 produk cat water base dan zero
discharge untuk cat solvent base
Parameter Kadar Maxsimum (mg/lt) Beban Maksimum (gr/ M3)
COD 80 40
TSS 50 25
Mercuri (hg) 0,01 0,005
Seng (Zn) 1,0 0,50
Timbal (Pb) 0,3 0,15
Tembaga (Cu) 0,8 0,40
Krom Heksavalen 0,2 0,10
Titanium 0,4 0,20
Kadmium 0,03 0,04
Fenol 0,02 0,01
Minyak Lemak 10 5
pH 6,0 – 9,0
a. Industri Minyak Nabati,
Sabun/ Detergent
Tabel 1.8 Baku Mutu Limbah Industri Minyak Nabati, Sabun/ Detergen
BAKU MUTU AIR LIMBAH
UNTUK INDUSTRI MINYAK NABATI, SABUN/ DETERGEN
Volume Limbah Cair Makimum per satuan produk
Sabun : 4 M3/ ton produk
Minyak Nabati : 0,5 M3/ ton produk
Detergen : 0,05 M3/ ton produk
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
BOD5 75
COD 180
TSS 60
Minyak dan Lemak 15
Phospat sebagai (P2O4) 10
MBAS (detergen) 3
pH 6,0 – 9,0

b. Industri
Kembang Gula

Tabel 1.9 Baku Mutu Limbah Industri Kembang Gula

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI KEMBANG GULA
Volume Limbah Cair Maksimum per satuan produk :15 M3/ ton produk
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
BOD5 50
COD 100
TSS 50
Minyak dan Lemak 20
pH 6,0 – 9,0
c. Industri Farmasi

Tabel 1.10 Baku Mutu Limbah Industri Kembang Gula

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI FARMASI
a. Volume Limbah Cair Maximum per satuan produk :40 M3/ ton produk
b. Volume Limbah Cair Maximum untuk kegiatan Farmasi yang melakukan
penambangan iodium dari brine diperhitungkan dari air terproduksi
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
Proses Pembuatan bahan Formulasi (Pencampuran)
Formula
BOD5 100 75
COD 300 150
TSS 100 -
Total – N 30 -
Phenol 1 -
pH 6,0 – 9,0
Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Kimia Anorganik dan Turunannnya

a. Industri
Nukleotida

Tabel 1.11 Baku


Mutu Limbah
Industri
Nukleotida
BAKU MUTU AIR LIMBAH
UNTUK INDUSTRI NUKLEOTIDA
Volume Limbah Cair Maximum per satuan produk :900 M3/ ton produk
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
BOD5 80
COD 150
TSS 60
NH3 – n (amonia bebas) 3
pH 6,0 – 9,0
b. Industri Tepung Silica
Tabel 1.12 Baku Mutu Limbah Industri Tepung Silica

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI TEPUNG SILICA
Volume Limbah Cair Maximum per satuan produk 35 M3/ ton produk
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
TSS 200
TDS 2.000 *)
28.000 *)
pH 6,0 – 9,0

Catatan : - Lokasi pembuangan di perairan air tawar dan lokasi pembuangan di


perairan asin atau payau/pasang surut

c. Industri Keramik
Tabel 1.13 Baku Mutu Limbah Industri Kembang Gula

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI TEPUNG SILICA
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
TSS 100
Timbal (Pb) 1,0
Kobalt (Co) 0,6
Krom Total (Cr) 0,1
Kadmium (Cd) 0,1
pH 6,0 – 9,0
Volume Air Limbah Maksimum 1,5 M3 per ton bahan baku
d. Industri Pelaburan dan Pengolahan Emas dan Tembaga

Tabel 1.14 Baku Mutu Limbah Industri Peleburan Tembaga

BAKU MUTU AIR LIMBAH


UNTUK INDUSTRI TEPUNG SILICA
Volume Limbah Cair Maximum per satuan produk 3 M3/ ton produk Katoda
Tembaga
Parameter Kadar Maksimum (mg/lt)
TDS 2000*)
TSS 200
Fe 10
Cu 2
Zn 10
Cd 0,30
Hg 0,01
Pb 0,50
As 0,80
Ni 0,50
F 15
pH 6-9

Keterangan :

*) Diatas badan air penerima


Catatan :
 Apabila persentase tembaga anoda terhadap tembaha katoda <30%, maka katoda
tembaga sama dengan katoda. Dan apabila sebaliknya (>30%), maka katoda tembaga
sama dengan 0,0997 kali tembaga anoda.
 Data produksi adalah data produksi nyata dalam watku satu bulan (dalam satuan ton
per bulan)
 Air hujan 15 mm pertama sesudah musim kemarau dari lingkungan industri harus
diolah dalam unit pengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan

\
Baku Mutu Air Limbah Menurut Permen LH No. 5 Tahun 2014

a. Industi MSG dan Inosin Monofosfat (IMP)

Tabel 1.15 Baku Mutu Limbah Industri MSG dan Inosin Monofosfat (IMP)

Catatan :
Perhitungan Beban Paling Tinggi atau Beban Maksimum (BM)
BM = Kadar paling tinggi (mg/L) x Kuantitas Air Limbah Paling tinggi (L/m2)/1000

b. Industri Penyamakan Kulit

Tabel 1.16 Baku Mutu Limbah Industri Penyamakan Kulit


Catatan :
 Kadar paling tinggi unruk setiap parameter pada table di atas dinyatakan dalam
milligram parameter per liter air limbah
 Beban pencemaran paling tinggi pada table di atas dinyatakan dalam kg/ton bahan
baku ahsil dari kegiatan penggaraman kulit mentah
 Nitrogen total = Nitrogen Organik + Amonia Total + No3 + No2

c. Industri Gula
a. Dengan kapasitas kurang 2.500 Ton tebu yang diolah per hari

Tabel 1.17 Baku Mutu Limbah Industri Gula Kurang 2500 Ton
b. Dengan Kapasitas Antara 2.500 sampai dengan 10.000 ton tebu yang diolah per
hari
Tabel 1.18 Baku Mutu Limbah Industri Gula Antara 2500 sampai dengan 10.000 ton
tebu

c. Dengan Kapasitas Lebih 10.000 Ton Tebu Yang Diolah Per Hari

Tabel 1.19 Baku Mutu Limbah Industri Gula Lebih 10.000 Ton tebu
d. Industri Karet

Tabel 1.20 Baku Mutu Limbah Industri Karet

Catatan :
 Kadar paling tinggi unruk setiap parameter pada table di atas dinyatakan dalam
milligram parameter per liter air limbah
 Beban pencemaran paling tinggi pada table di atas dinyatakan dalam kg/ton produk
karet kering atay lateks pekat
 Nitrogen total = Nitrogen Organik + Amonia Total + No3 + No2
e. Industri Cat dan Tinta

Tabel 1.21 Baku Mutu Limbah Industri Cat dan Tinta

Catatan :
 Cat berbahan dasar solven harus tidak boleh di buang ke perairan umum. Semua
limbah cari yang dihasilkan harus ditampung dan diolah kembali dan tidak boleh di
buang di perairan umum.
 Kadar paling tinggi untuk setiap parameter pada table di atas dinyatakan dalam
milligram parameter per liter air limbah
 Beban pencemaran paling tinggi untuk setiap parameter pada table di atas
dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk cat.
f. Industri Minyak Nabati, Sabun/detergent

Tabel 1.22 Baku Mutu Limbah Industri Minyak Nabati, Sabun

Catatan :
 Kadar paling tinggi untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam
milligram parameter per liter air limbah
 Beban pencemaran paling tinggi untuk setiap parameter pada table di atas
dinyatakan dalam kg parameter per ton produk sabun, minyak nabati dan diterjen.

g. Industri Farmasi
Tabel 1.23 Baku Mutu Limbah Industri Farmasi

Catatan : Kadar paling tinggi untuk setiap parameter pada table di atas dinyatakan
dalam milligram parameter per liter air limbah
h. Industri Usaha Dan/Atau Kegiatan Domestic
Tabel 1.24 Baku Mutu Limbah Industri Usaha dan/ atau Kegiatan Domestik

i. Industri Keramik

Tabel 1.25 Baku Mutu Limbah Industri Usaha dan/ atau Kegiatan Domesti

4. Konstruksi bangunan terbuat dari kolam semen, kedap air


5. Sludge yang dihasilkan 10%
6. Dalam pelaksanaan kerja PT SIER pernah mengalami kebocoran pada tahun 2002
dimuat dalam berita liputan 6 https://www.liputan6.com/news/read/31784/petani-
tambak-di-surabaya-memprotes-pt-sier

Anda mungkin juga menyukai