Anda di halaman 1dari 48

TANGKI SEPTIK

M.Ulwan Pasha 25-2015-001


Windya Sefniza Putri 25-2015-004
Wahyudi 25-2015-015
Deandra Auliana Izmah 25-2015-018
Fahmi Nur Rahman 25-2015-022
Pendahuluan
• Tangki Septik
• Ruang persegi empat atau silinder, yang biasanya diletakan di
bawah permukaan tanah;
• Berfungsi menampung kotoran manusia dan air buangan lainnya
dari rumah;
• Umum nya digunakan untuk mengolah, air buangan dari masing-
masing rumah, tapi dapat direncanakan untuk bangunan yang
lebih besar seperti sekolah,apartemen dan hotel;
GAMBAR TANGKI SEPTIK
Prinsip Kerja
◦ Zat yang masuk ke dalam tangki septik biasa nya terdiri dari
cairan dan zat padat. Zat padat akan mengendap pada dasar
tangki kemudian diuraikan secara anaerobik, sedangkan zat cair
mengalir dan keluar dari tangki, dan zat pada yang mengapung
membentuk buih pada bagian atas cairan;
◦ Bahan yang ringan (minyak dan lemak) akan naik keatas
permukaan cairan;
◦ Pengolahan secara anaerobik akan menguraikan senyawa organic
dalam lumpur serta menghasilkan gas metan dan karbon dioksida;
◦ Kemudian cairan yang lebih jernih akan mengalir melalui saluran
yang berada dibawah lapisan busa.
Keuntungan dan Kerugian
 Keuntungan
◦ Mudah diterapkan serta disesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan, dalam
memenuhi persyaratan pembuangan air buangan rumah;
◦ Memerlukan sedikit perawatan mekanik;
◦ Tidak memiliki bagian yang bergerak.
• Kerugian
• Mahal, dikarenakan membutuhkan suatu lahan yang cukup luas agar memiliki
jarak dari semua sumber air minum terutama sumur.
Perencanaan
Tujuan utama perencanaan tangki septik adalah untuk
menghilangkan benda padat yang mengendap serta
menguraikan senyawa organic secara anaerobik
1. Menentukan volume tangki septik
Waktu detensi paling sedikit selama 24 jam untuk
mengendapkan zat padat dalam air buangan secara
efektif;
2/3 dari volume tangki disediakan untuk menyimpan
busa dan lumpur;
Ukuran tangki harus didasarkan dengan waktu detensi;
Kapasitas tangki harus direncanakan 3x lebih besar dari
aliran buangan harian.
2. Pemasangan peralatan saluran masuk dan keluar
yang sesuai
 Saluran masuk dapat berbentuk dari pipa T atau belokan dengan
diameter lebih dari 10 cm;
 Jarak vertikal dari saluran masuk ini harus masuk ke dalam air pada
kedalaman paling sedikit 20% dari kedalaman cairan;
 Saluran keluar dapat berupa pipa T atau ambang sekat diletakan
sedemikian rupa sehingga berada dibawah saluran masuk;
 Jarak vertikal harus mencakup bagian atas dan bawah lapisan busa
serta 40% dari kedalaman cairan;
 Lubang pemeriksaan harus disediakan serta di desain kedap udara;
 Tangki septik dengan 2 ruang lebih baik dalam menghancurkan
pencemar, zat padat tersuspensi dan mikroorganisme enterik.
3. Pemasangan pipa ventilasi untuk
melepaskan gas yang dihasilkan dalam tangki
kontruksi dan pengoperasian dari tangki septik.
Pembangunan dan Pengoperasian Tangki Septik
 Tangki septik harus kedap air, struktur yang kuat dan tahan lama;
 Untuk memenuhi nya dapat menggunakan beton bertulang dan
ferrocement;
 Agar kedap air tangki harus dilapisi dengan lapisan aspal atau dengan
bahan yang sifatnya sama (polyethylene dan fiberglass);
 Baja merupakan jenis lain untuk tangki septik akan tetapi mudah
korosi bila tidak diberi lapisan penahan korosi;
 Pipa masuk dan keluar harus dikedapkan dengan bahan perekat;
 Setelah pemasangan tangki harus di tes kekedapan air nya;
 Tangki harus diletakan pada ketinggian dan kedalaman tertentu agar
pengaliran dapat dilakukan secara gravitasi.
Pengolahan Efluen Tangki Septik
Bidang Peresapan dan Bidang Evapotranspirasi
◦ Penyerapan pada tanah merupakan cara yang paling baik dalam
membuang efluen tangki septik;
◦ Kinerja sistem penyerapan tanah tergantung atas kemampuan
tanah untuk menerima cairan, menyaring bakteri, menyerap
virus serta menyaring buangan;
◦ Memerlukan pengukuran sudut kemiringan, posisi muka air
tanah, kedalaman tanah efektif serta tingkat permeabilitas tanah
nya;
Tangki Septik Dengan Bidang Resapan
Meningkatkan waktu oprasional

Berhati-hatidalam menggunakan air


Mengunakan air lebih hemat pada jam puncak
Menghindari pembungan zat organik seperti aseton, alkoho, miyak
motor, cairan untuk mencuci secara kimiawi (memperlambat
penguraian)

Bidang peresapan harus diletakan jauh dari sumur-sumur, aliran air, dan objek lainya.
* Peletakan tanki septik harus dibawah dari sumber air
Gundukan Evaportranspirasi
Peruntukan :
Di daerah dengan muka air dangkal dan perlokasinya rendah

Gundukan Eveportranspirasi diperlukan untuk menggantikan


tempat pengeringan
Kriteria desain :
Diletakan dilokasi yang tidak terkena banjir
Dibuat miring agar memungkinkan drainese secara gravitasi
Disesuiakan dengan iklim, jenis tanah, dan vegetasi (dimensi)
Sumur Resapan
Direkomendasikan bila parit parit resapan tidak
memungkinkan
Dalam hal ini lapisan tanah dalam atau lapisan kedap air
berada di atas lapisan yang menyerap air
Efluent tanki septik akan mengalir melalui dinding
sumur yang terbuat dari batu bata, dan efluent yang
meresap kedalam tanah akan diuraikan oleh bakteri
Pengelolaan dan pembuangan lumpur
Lumpur dan busa perlu dihilangkan bila memenuhi 2/3
kapasitas tangki (1-5 tahun) laju akumulasi lumpur (0,03-
0,04 m3/orang/tahun)
Karna daya tahan patogen bervariasi, maka pembuangan
lumpur harus dilakukan secara hati-hati
Metoda pengurasan lumpur adalah dengan menggunakan truk
vakum yang dilengkapi dengan pompa dan pipa hisap
Pengolahan lumpur dapat dilakukan secara anaerobik untuk
menghasilkan metan yang dapat dimanfaatkan kebutuhan
energi untuk rumah tangga
Pengelolaan dan pembuangan lumpur
Pengolahan lumpur dapat dilakukan secara anaerobik
untuk menghasilkan metan yang dapat dimanfaatkan
kebutuhan energi untuk rumah tangga
Dapat juga digunakan untuk pupuk tanah atau sebagai
peyubur dalam kolam ikan
Perlu adanya pemerikasaan effluent tanki septik secara
berkala untuk memastikan tidak adanya busa ataupun zat
padat tersuspensi yang keluar dari sistem
Contoh perencaan
Suatu keluarga yang beranggotakan 5 orang menghasilkan air
bungan 100 l/o/h. Tentukan ukuran tanki septik dan resapan
yang diperlukan untuk mengolah air buangan ini. Dengan
asumsi laju infiltrasi tanah adalah 16 l/m2/h
Jawab :
Tanki septik
Karena lumpur dan busa biasanya disisihkan bila telah mencapai
2/3 kapasitas tanki septik, dan td < 1 hari maka kapasitas yang
diperlukan :
5x(5x0,1) = 2,5 m3 (3m x 1m x 1m)
Contoh perencaan
Suatu keluarga yang beranggotakan 5 orang
menghasilkan air bungan 100 l/o/h. Tentukan ukuran
tanki septik dan resapan yang diperlukan untuk mengolah
air buangan ini. Dengan asumsi laju infiltrasi tanah
adalah 16 l/m2/h
Jawab :
Bidang pengeringan/peresapan
Panjang parit dapat dihitung :
L= L = = 25 meter
Contoh perencaan
Suatu keluarga yang beranggotakan 5 orang menghasilkan air
bungan 100 l/o/h. Tentukan ukuran tanki septik dan resapan yang
diperlukan untuk mengolah air buangan ini. Dengan asumsi laju
infiltrasi tanah adalah 16 l/m2/h
Jawab :
Sumur Resapan
Total debit air buangan = 500 l/h
Laju infiltrasi tanah = 10 l/m2/hari
Sehingga luas total yg diperlukan : 500/10 = 50m2
Maka digunakan 2 sumur resapan dengan masing-masing berdiamter
2.5 meter dengan kedalaman 3 meter
Tangki Septik dan Sumur Resapan
Tanaman Yang Digunakan
Mekanisme buangan dalam tangki (1)
Buangan yang masuk ke dalam tangki septik merupakan
gabungan dari cairan dan zat padat.
Zat padat yang lebih berat mengendap pada dasar tangki
sementara cairannya mengalir dan keluar dari tangki.
Kondisi anaerobik dalam tangki akan menguraikan
seyawa organik dalam lumpur sehingga menghasilkan
gas.
Secara kasar, sebagian dari zat padat akan mengendap
dan dicerna dengan kondisi diatas.
Mekanisme buangan dalam tangki (2)
Zat padat yang mengendap harus dihilangkan dari tangki
dan diuraikan secara anaerob, sementara cairan efluen
yang keluar harus dibuang dengan meresapkannya ke
dalam tanah.
Mekanisme buangan dalam tangki (3)
Untuk memastikan proses berjalan baik, ukuran tangk harus
cukup besar untuk menahan cairan yang masuk (min. 1 hari)
pembuangan lumpur dilakukan jika volume lumpur
mencapai 2/3 volume tangki ukuran tangki harus
direncanakan bisa menampung 3x lebih besar dari aliran air
buangan harian dengan hitungan:
C=3xPxrxQ
C = kapasitas
P = jumlah pemakai tangki
r = waktu penyimpanan dalam tangki
Q = volume air buangan per orang per hari
Contoh Perhitungan Kapasitas Tangki
Untuk pemakaian 6 orang dengan volume air buangan
1000 liter/o/h:

C=3xPxrxQ
= 3 x 6 orang x 1 hari x 1000 l/o/h
= 18000 Liter
Dasar Bangunan Tangki
 Perlengkapan aliran masuk dianjurkan untuk mengguakan pipa tc atau
belokan dengan diameter > 10 cm
 Saluran masuk diletakkan pada ketinggian tertentu di atas saluran keluar,
terendam di dalam air sedalam 20% di bawah permukaan
 Terdapat lubang inspeksi.
 Dapat dibuat dengan model dua ruangan maupun tiga ruangan
 Bahan bangunan dapat terbuat dari beton bertulang, semen campur
(ferrocement), poliethylene, gelas fiber
 Dinding penyekat, tee, dan belokan terbuat dari bahan tahan lama & anti
korosi seperti PVC, gelas fiber, dan pipa tanah liat
 Saluran masuk dan saluran keluar harus ditutup dengan senyawa perekat
yang mengikat tangki dan pipa.
Penanganan (1)
Jika penyumbatan telah terjadi di daerah peresapan,
dapat dibuat daerah peresapan kedua untuk
menampung efluen yang ada
Daerah peresapan yang pertama akan mengering,
kapasitas peresapannya akan meningkat sesuai dengan
waktu.
Pergantian/pemelihan aliran ke daerah peresapan
pertama/kedua meningkatkan kapasitas keseluruhan
bidang untuk menyerap aliran air buangan
Penanganan (2)
Penyumbatan dapat terjadi jika akar-akaran yang mencari
air, menembus dasar sambungan yang terbuka
Dalam meletakan tangki septik harus berhati-hati, bidang
pengeringan dan sumur peresapan harus diletakan jauh
dari bangunan, sumber air atau akar tumbuhan dapat
merusakkan alat-alat tsb
Alternatif
 Sumur peresapan atau tangki peresapan merupakan alternatif
pembuangan efluen dari tangki septik
 Efluen mengalir ke dalam sumur yang memeiliki pasangan bata
dengan sambungan terbuka atau dinding batu yang dikelilingi
dengan batu-batuan
 Efluen akan mengalir di dinding sumur dan menembus tanah
disekitarnya
 Tangki peresapan ditutup dengan lempengan beton bertulang yang
direncanakan untuk menahan tanah diatasnya dan beban lalu lintas
 Untuk sebuah rata-rata tangki peresapan biasanya berukuran cukup
besar, dengan diameter 2,5 m dan kedalaman 4 m.
Penyebab
Kekuragan dari parit-parit peresapan, bidanga atau tangki
peresapan biasanya akibat evaluasi keadaan setempat
yang buruk dan terutama akibat perkiraan kelulusan
tanah yang berlebihan
Dalam hal ini sulit untuk memperkirakan kapasitas
penyerapan tanah dalam jangka waktu lama
Parit-parit peresapan dapat bertahan sampai lebih dari 10
tahun teteapi kadang-kadang hanya dapat bertahan 3 atau
4 tahun.
Penyebab (2)
Pemeliharaan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan
sistem ini
Pembuangan lumpur tangki yang tidak memenuhi dapat
menyebabkan ikut mengalirnya zat padat ke parit-parit
peresapan .
Hal ini akan menyebabkan penyumbatan pada sistem
Efluen dari tangki septikharus diperiksa secara periodik
untuk meyakinkan bahwa tidak busa atau padatan
tersuspensi yang keluar dari tangki.
Penyebab (3)
Akibat pemasangan tangki peresapan yang tidak
memenuhi syarat.
Untuk mengatasi muka air tanah yang tinggi tangki
septik dibangun diatas tanah.
Tanah dibawahnya dipilih lempung yang relatif tidak
lulus air
Akibatnya sumur peresapan menjadi tidak mampu untuk
menyerap efluen dari tangki dan akan meresap ke
permukaan tanah, membentuk genangan-genangan air.
Studi Kasus di Kelurahan Cijawura, Bandung
PERMASALAHAN AIR LIMBAH
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dan hasil
wawancara dengan pihak Kelurahan Cijawura dan warga
sekitar menyatakan bahwa sebagian besar warga
membuang air limbah dari hasil mandi, cuci dan kakus
(MCK) dibuang ke sungai yang berada dekat dengan
rumah mereka
Berdasarkan hasil observasi, kondisi perumahan cukup
padat sehingga hanya sebagian kecil rumah yang
menggunakan septic tank karena kurangnya lahan.
ANALISIS PERMASALAHAN
Terdapat pengolahan limbah terpusat di salah satu RW yang ada
di Kelurahan Cijawura yang menggunakan IPAL Komunal.
IPAL Komunal ini terletak di RW 02 yang hanya melayani
warga dari RT 02. Kapasitas IPAL sendiri cukup untuk
menampung air limbah 150 KK.
Untuk sementara IPAL tersebut hanya melayani 50 KK yang
ada di RT 03.
Pembangunan IPAL sendiri dibiayai oleh Islamic Development
Bank (IDB) yang berasal dari Perancis.
IDB sendiri menghibahkan dana sebesar Rp 425.000.000 untuk
pembangunan IPAL.
PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN IPAL

Terdapat organisasi khusus yang dimiliki oleh RT 03


yaitu Komite Swadaya Masyarakat (KSM).
Organisasi tersebut bertugas untuk membangun dan
memelihara IPAL.
IPAL dibangun di tanah milik Dinas Pekerjaan Umum
yang berada di dekat sungai Cikapundung Kolot.
Pembangunan IPAL dimulai pada November 2016 dan
selesai bulan Februari 2017 dan mulai beroperasi mulai
Maret 2017.
Proses Pembuatan IPAL

A. Pembuatan IPAL B. Jaringan Pipa


SPESIFIKASI IPAL
Spesifikasi IPAL yang dibangun sendiri akan memiliki
lebar 4,3 m; panjang 12,2 m dan tinggi 2,8 m.
Untuk sistem IPAL sendiri akan menggunakan bakteri
sebagai media pengurai tinja dan sebelum masuk ke
media bakteri, inlet dari air buangan terlebih dahulu
akan masuk ke dalam sistem screening untuk menyaring
padatan yang besar.
Outlet IPAL sendiri akan langsung mengalir ke sungai
Cikapundung Kolot.
Pemeliharaan/Maintenance
Untuk tahap pemeliharaan dilakukan oleh KSM.
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengecekan kondisi IPAL dan sarana yang ada di sana.
Setiap 3 bulan sekali oulet dari IPAL akan dilakukan
pengecekan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kota Bandung.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai