Anda di halaman 1dari 38

Pengolahan Tinja Secara

Biologis
Tati Ruhmawati
JKL Poltekkes Kemenkes
Bandung

Tinja

Tinja merupakan salah satu sisa


dari kegiatan metabolisme dalam
tubuh manusia
Tinja atau kotoran manusia tidak
tergolong sampah padat, karena :
tinja sangat infeksius
Penangananya khusus,
Cara pembuangannya khusus
memakai air yang cukup banyak

Prinsip Dasar Pembuangan


Tinja
Pembuangan tinja yg tdk saniter
menyebabkan terjadinya
pencemaran baik air maupun
tanah,
Memberi kesempatan serangga
(lalat) untuk bertelur, bersarang,
dan menyebarkan tinja,
Menimbulkan bau yang tidak
sedap

Tujuan Pembuangan Tinja


Mencegah timbulnya bahaya
penyebaran penyakit menular (faecal
borne disease),
Menghindarkan timbulnya gangguan
bau,
Menghindari pemandangan yg tidak
sedap,
Menjaga sumber air (air tanah, air
permukaan) tidak tercemar,
Mencegah agar tinja tidak menjadi

Dasar Perencanaan Metode Pembuangan Tinja


Faktor yang perlu diperhatikan :
1. Faktor Teknis :
.Dekomposisi tinja manusia,
.Kuantitas tinja manusia,
.Pencemaran tanah dan air tanah,
.Penempatan sarana pembuangan tinja,
.Perkembangbiakan lalat,
.Lubang penutup jamban,
.Faktor teknis engineering
2. Faktor non teknis :
.Manusia
.Biaya

Dekomposisi Tinja
Ada 3 aktivitas dalam proses dekomposisi :
a. Pemecahan senyawa organik komplek
seperti protein dan urea ke dalam bentuk
yg lebih sederhana dan stabil,
b. Pengurangan volume dan massa sampai
80% (dg adanya proses dekomposisi
menghasilkan gas (methan, ammonia,
nitrogen, CO2), dibebaskan ke atmosfer,
c. Penghancuran organisme patogen yang
dalam beberapa hal tidak dapat bertahan
hidup dalam proses dekomposisi.

Kuantitas Tinja Manusia


Kuantitas tinja manusia yang dihasilkan
dipengaruhi oleh kondisi setempat,
bukan hanya faktor fisiologis, tetapi
juga faktor budaya dan agama,
Apabila di suatu daerah tidak tersedia
data hasil penelitian setempat maka
keperluan perencanaan dapat
digunakan angka total produksi tinja 1
kg (berat basah) per orang per hari.

Pencemaran Tanah dan Air


Tanah
Dalam perencanaan sarana
pembuangan tinja perlu
memperhatikan pola
pencemaran tanah dan air
tanah oleh bahan kimia
maupun bakteriologis

Penempatan Sarana Pembuangan Tinja


Jarak lubang penampungan tinja dengan
sumber air melihat pola pencemaran baik
oleh bakteri maupun bahan kimia
Diupayakan penempatan jamban pada
bagian yang lebih rendah atau minimal sama
tinggi dengan lokasi sumber air minum,
Apabila penempatan jamban lebih tinggi dari
sumber air minum, diupayakan jaraknya
minimal 15 m,
Dasar jamban berjarak lebih dari 1,5 m di
atas muka air tanah,

Hindarkan perkembangbiakan
lalat pada tinja dan lubang
jamban,
Diupayakan adanya tutup
pada lubang jamban,dengan
konstruksi yang sederhana
sehingga pemakai tidak terlalu
sulit untuk menggunakannya.

Teknis Engineering
Pada pemilihan tipe instalasi
sesuai dengan kondisi lapisan
tanah yang ada,
Penggunaan bahan setempat
dapat menghemat biaya,
Pemilihan dan penentuan
instalasi yang dapat ditangani
oleh pekerja setempat.

Penyelenggaraan Sistem
Pembuangan Tinja bagi
Masyarakat
Harus sederhana
Ekonomis
Dapat diterima oleh masyarakat setempat
Tidak mencemari air permukaan atau air tanah
Tidak mengakibatkan pengotoran pada
permukaan tanah
6. Tidak memungkinkan berkembangbiaknya lalat
dan serangga
7. Tidak bisa dijangkau oleh serangga
8. Tidak menimbulkan bau dan pemandangan
yang tidak menyenangkan
1.
2.
3.
4.
5.

Cara Pembuangan Tinja


Cara pembuangan kering (dry system)
Kakus galian/cemplung/cubluk
Bio Toilet
Cara pembuangan dengan menggunakan air
(water carried system)
Air yang tidak mengalir
Septic tank
Kakus leher angsa
Air yang mengalir
Sistem riool

Pembuatan Kakus Gali/Cemplung


Diletakkan di luar rumah karena bau,
Jarak dasar lobang penampungan tinja dengan
muka air tanah minimal 0,6 -3 m
Diameter lobang penampungan tinja 0,8 m
Lobang penampungan tinja diberi dinding
penahan,
Permukaan tanah sekitar lobang
penampungan tinja dipasang pondasi,
Slab (lantai kakus) dipasang di atas pondasi,
Dibuat rumah kakus dilengkapi atap, pintu,
lobang ventilasi dengan pencahayaan yang
cukup

Keuntungan Kakus Gali :


Cocok di daerah yang sulit air
Daerah/lahan yang tercemar akibat peresapan
oleh tinja tidak terlalu luas,
Pembuatannya mudah dan murah
Permukaan tanah terhindar dari pencemaran
Kerugian Kakus Gali :
Serangga dan lalat masih bisa masuk
Harus memakai tutup
Menimbulkan bau
Apabila lobang penampungan tinja penuh
maka harus pindah dan membuat lobang
yang baru

Kakus Gali

Kakus Leher Angsa


Suatu tipe kakus dimana lobang penampungan
tinja tidak langsung terbuka seperti kakus gali,
tetapi mempunyai mangkokan (bowl) berbentuk
leher angsa,
Apabila mangkokan dituangi air, maka bagian
leher angsa akan tertinggal air yang
menggenang, berfungsi untuk mengurangi bau
dan mencegah keluar masuknya serangga,
Cara pembuatan sama seperti kakus gali tapi
pemasangan lantai kakus (slab) bisa langsung di
atas lobang penampungan tinja atau tidak
langsung sehingga perlu saluran pipa yang
menghubungkan leher angsa dengan lobang
penampungan tinja.

Keuntungan Kakus Leher Angsa :


Menghindari gangguan lalat maupun serangga,
Mengurangi timbulnya bau,
Dapat dipakai secara aman,
Kebersihan mudah dijaga,
Dapat dipasang di dalam maupun di luar
rumah
Kerugian Kakus Leher Angsa :
Memerlukan air yang banyak untuk
menggelontor,
Biaya relatif mahal,
Apabila lubang penampungan sudah penuh
harus dikuras.

Kakus Leher Angsa Tipe Langsung

Kakus Leher Angsa Tipe Tidak Langsung

Septic Tank (Tangki Septik)


Adalah suatu ruangan yang berfungsi
menampung dan mengolah air limbah
rumah tangga dengan kecepatan air
yang
lambat
sehingga
memberi
kesempatan
untuk
terjadi
pengendapan
terhadap
suspensi
benda-benda padat dan kesempatan
penguraian bahan-bahan organik oleh
jasad anaerobik membentuk bahanbahan larut air dan gas (SNI-03-2398-

Tangki Septik
Tangki septik adalah salah satu
cara pengolahan air limbah
domestik yang menggunakan
proses pengolahan secara
anaerobik.
Proses ini dapat memisahkan
padatan dan cairan di dalam air
limbah.

Fungsi Septic Tank


Umum :
Melindungi daya absorbsi tanah
(pori-pori lahan resapan supaya tidak
cepat tersumbat)
Khusus :
Pengurangan bahan padat
Pengolahan biologis
Pengumpulan sludge dan scum

Pengurangan bahan padat


Dalam septic tank air limbah
dalam keadaan diam, kecepatan
alirannya kecil sehingga bahan
padat yang tersuspensi akan
mengendap.
Karena bahan padat mengendap,
cairan akan menjadi jernih dan
keluar melalui outlet mengalir ke
lapangan perembesan

Pengolahan Biologis
Bahan padat mengalami
dekomposisi secara anaerob.
Dekomposisi secara anaerob ini
disebut septic.
Supaya keadaan di dalam
tangki septik tetap septik
(anaerob), maka lapisan scum
tidak boleh rusak

Pengumpulan Sludge dan


Scum

Sludge adalah kumpulan bahan padat


yang mengendap pada dasar tangki
Scum adalah bahan padat yang terapung
yang bisa terbentuk pada permukaan
cairan dalam tangki. Scum terdiri dari
lemak, protein, atau mungkin gas.
Harus ada ruangan dalam tangki septik
untuk menampung lumpur dan scum
sehingga tidak ikut aliran karena akan
menyumbat lapangan perembesan

Perhitungan Dimensi Septic


Tank
Volume ST = (Q x jiwa x Td)+(
jiwa x Tp x L)
Dimana :
Q = jumlah air limbah (100-400lt/org/hari)
jiwa = jumlah orang/jiwa yang
menggunakan
Td = waktu tinggal tinja (2-3 hari)
Tp = waktu/umur tangki yang direncanakan
L = jumlah lumpur yang dihasilkan
(30-40 lt/org/tahun)

Dimensi Septic Tank

Perlu diingat bahwa tangki septik harus dibuat kedap


agar cairan yang berasal dari lumpur tinja tidak
merembes keluar dari tangki sehingga berpotensi
mencemari tanah

Dimensi Septic Tank


Jumla
h
Pema
kai
(jiwa)

Ukuran (meter)
2 tahun
3 tahun
panja leba ting panjan leba tinggi
ng
r
gi
g
r

5
10
15
20
Sumber
25

1,60 0,80 1,30 1,70


2,20 1,10 1,40 2,30
2,60 1,30 1,50 2,75
3,00 1,50 1,60 3,20
: Departemen Kimpraswil,
3,25 1,60 1,70 3,40

0,85
1,15
1,35
1,55
1,70

1.3
1,40
1,50
1,60
1,70

TANKI SEPTIK DENGAN BIDANG RESAPAN


1. Harus memperhatikan perkolasi tanah (0,5
24 cm/min)
2. Ketinggian muka air tanah minimum 0,6 1,5
m dibawah dasar rencana saluran peresap
3. Jarak horizontal dengan sumber air minimal
10 m
4. Ukuran efektif butiran tanah maksimum 0,13
mm
5. Diperlukan sumur peresap bila bagian
permukaan tanah kedap air sedangkan
bagian tengahnya porous

Septic Tank Komunal (Hemat Tempat)


Rumus-rumus yang digunakan :
Volume penampungan lumpur dan busa

A=PxNx
S

dimana :
A : Penampungan lumpur yang diperlukan (dalam liter)
P : Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan septic tank
N : Jumlah tahun, jangka waktu pengurasan lumpur (min 2 th)
S : Rata-rata lumpur terkumpul (liter/orang/tahun).
25 liter untuk WC yang hanya menampung kotoran
manusia.
40 liter untuk WC yang juga menampung air limbah dari
kamar mandi.

Kebutuhan kapasitas
penampungan untuk penahanan
cairan
B=PxQx
Th

dimana :
P : Jumlah orang yang menggunakan septic tank
Q : Banyaknya aliran air limbah (liter/orang/hari)
Th : Keperluan waktu penahanan minimum dalam sehari.
Untuk tangki septik hanya menampung limbah WC
(terpisah)
Th = 2,5 0,3 log (P.Q) > 0,5
Untuk tangki septik yang menampung limbah WC +
dapur + kamar mandi (tercampur)
Th = 1,5 0,3 log (P.Q) > 0,2

Contoh Perhitungan 1 unit septic


tank komunal
Diketahui :
Jumlah penduduk terlayani : 50 orang
Waktu pengurasan direncanakan setiap (N) = 2
tahun (IKK Sanitation Improvenment Programme,
1987)
Rata-rata Lumpur terkumpul l/orang/tahun (S) = 40
lt, untuk air limbah dari KM/WC. (IKK Sanitation
Improvenment Programme, 1987)
Air limbah yang dihasilkan tiap orang/hari = 10
l/orang/hari (tangki septik hanya untuk
menampung limbah kakus)

Kebutuhan kapasitas penampungan untuk lumpur :


A=PxNxS
= 50 org x 2 th x 40 l/org/th
= 4000 lt
= 4 m3
Kebutuhan kapasitas penampungan air.
B = P x Q x Th
Th = 2,5 0,3 log (P x Q) > 0,5
B = 50 org x 10 l/orang/hari x (2,5 0,3 log (50 org x 10 l/orang/hari))
= 845,2 lt
= 0,84 m3
Volume tangki septik komunal = A + B = 4 m3 + 0,84 m3 =
4,84 m3
Dimensi tangki septik komunal
Tinggi tangki septik (h) = 1,5 m + 0,3m (free board/tinggi jagaan)
Perbandingan Lebar tangki septik (L) : Panjang tangki (P) = 1 : 2
Lebar tangki (L) = 1,3 m
Panjang tangki (P) =2,6 m

Tabel 2 Jumlah pemakai & Kapasitas Septic tank


yang Diperlukan
Jumlah
Pengguna
(Jiwa)

Kapasitas
Septic
Tank
(m3)

Ukuran Tangki Septik

Dalam+
freeboard
(m)

Lebar (m)

Panjang
(m)

10

1,0

1,8

0,6

1,2

15

1,5

0,7

1,4

20

2,0

0,8

1,6

25

2,4

0,9

1,8

30

2,9

1,0

2,0

35

3,4

1,0

2,1

40

3,9

1,2

2,3

45

4,4

1,2

2,4

50

4,8

1,3

2,6

55

5,3

1,3

2,7

60

5,8

1,4

2,8

Tabel 2 Jumlah pemakai & Kapasitas Septic tank


yang Diperlukan
Jumlah
Pengguna
(Jiwa)

Kapasitas
Septic
Tank
(m3)

Ukuran Tangki Septik

Dalam+
freeboard
(m)

Lebar (m)

Panjang
(m)

70

6,8

1,8

1,5

3,0

75

7,2

1,6

3,0

80

7,7

1,6

3,2

85

8,2

1,7

3,3

90

8,7

1,7

3,4

95

9,1

1,8

3,5

100

9,6

1,8

3,6

110

10,5

1,9

3,75

120

11,5

2,0

3,9

130

12,4

2,0

4,0

140

13,4

2,1

4,2

Tabel tersebut diatas dihitung berdasarkan


asumsi sebagai berikut:
Rata-rata lumpur terkumpul , untuk air limbah
dari KM/WC. (IKK Sanitation Improvenment
Programme, 1987)= 40 l/orang/tahun
Waktu pengurasan direncanakan setiap 2 tahun
Air limbah yang dihasilkan (tangki septik hanya
untuk menampung limbah kakus)= 10
l/orang/hari
Kedalaman tangki septik (h) + (free
board/tinggi jagaan)= 1,5m + 0,3m
Lebar : panjang = 1 : 2 (disesuaikan dengan
kondisi)

Anda mungkin juga menyukai