Anda di halaman 1dari 38

Prinsip Dasar Pengolahan Tinja

Oleh Marike Mahmud


Macam-Macam Metoda Pembuangan Tinja

- Metoda yang menggunakan jamban atau


kakus (Privy Methoda)
- Metoda yang menggunakan atau memerlukan
bantuan aliran air (Water Caried Methoda)
Privy Method
Kategori 1 : metoda jamban dengan tipe utama atau tipe paling dianjurkan.
Dikerjakan secara semestinya hampir memenuhi semua pensyaratan sanitasi
yang ada. Contoh : kakus cemplung, kakus air (Aqua Privy) dan kakus leher
angsa (water Seal Latrine).

Kategor 2 : Metode jamban dengan tipe kurang diinginkan, karena kurang


dapat dijamin akan terpenuhi persyaratan sanitasi yang ada, dan masing
mengandung resiko yang cukup besar untuk terjadinya penularan faecal borne
diseases. Contoh : kakus bor, kakus keranjang, kakus parit dan kakus diatas
badan air.

Kategori 3 : Metode jamban dengan tipe yang baik diterapkan pada situasi-
situasi khusus, misalnya pada sarana transportasi, pada daerah pertanian dsb.
Contoh : jamban kompos dan jamban kimia.
Dasar Perencanaan Metoda Pembuangan
Tinja
Faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu
• Faktor Teknis
• Faktor Non Teknis
Faktor Teknis
• Faktor dekomposisi extreta manusia
Banyak sarana pembuangan tinja menggunakan
prinsip ini.
Dekomposisi extreta merupakan proses biologis
dan berlangsung secara alamiah :
- Pemecahan senyawa organik kompleks seperti protein dan urea, ke dlm
bentuk yang lebih sederhana dan stabil.
- Pengurangan volume dan massa (sampai 80%) dan yang mengalami
dekomposisi dengan menghasilkan gas-gas metane, carbondioksida, ammonia
dan nitrogen dibebaskan ke atmosfir dan menghasilkan bahan-bahan terlarut.
- Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak dapat
bertahan hidup dalam proses-proses dekomposisi atau terhadap serangan
kehidupan biologik yang sangat banyak terdapat dalam massa yang
mengalami dekomposisi.
Faktor Teknis
Faktor Kuantitas Tinja Manusia :
Kuantitas kotoran manusia dipengaruhi oleh
kondisi setempat, bukan hanya psikologis, tetapi
dipengaruhi oleh budaya dan agama. Apabila
data tidak tersedia, data digunakan total
produksi 1kg per orang per hari.
Faktor pencemaran tanah dan air tanah :
Faktor pencemaran tanah dan air tanah oleh eksreta
merupakan informasi penting yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan sarana pembuangan tinja, khususnya
kaitan dengan dengan sumber-sumber minum. Perpindahan bakteri
aliran air mencapai jarak kurang dari 90 cm lebar dan vertikal kurang dari 3
m. Panjang 25 meter.
Faktor Teknis
• Faktor Penempatan Sarana Pembuangan Tinja :
• 1. Agar diupayakan semaksimal mungkin penempatan
jamban pada bagian yang lebih rendah atau sama tinggi
dengan lokasi air minum.
• 2. Apabila penempatan lebih tinggi tidak dapat dihindari
maka diupayakan jarak minimal 15 m antara jamban
dengan sumber air minum.
• 3 Pada tanah pasir, jamban boleh ditempatkan pada jarak
sejauh 7,5 m dari sumur rumah tangga dibangun secara
semestinya. Apabila sumur diambil airnya dalam jumlah
besar, maka jarak minimal 15 m dari jamban.
Faktor Teknis
• Faktor perkembangbiakan lalat pada Exreta :
• Perlu dihindarkan atau dicegah terjadinya perkembang biakan
lalat pada tinja dalam lubang jamban. Kondisi lubang jamban yang
gelap dan tertutup dapat mencegah perkembangan biakan lalat
ini. Sifat lalat phototropisme positip (tertarik pada sinar dan
menjauhi kegelapan atau permukaan yang gelap).
• Faktor Teknis Enginering :
• Penggunaan bahan bangunan yang ada setempat untuk
melakukan biaya secara berarti : Mis Penggunaan bambu untuk
menahan runtuhnya dinding lubang.
• Pemilihan dan penentuan disain bangunan instalasi yang dapat
ditangani oleh pekerja setempat. Tenaga trampil perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Faktor Non Teknis
• Faktor Manusia : Orang menggunakan jamban
harus sesuai dengan tipe yang disukai dan
memberikan privasi kepada pemakai.
• Faktor Biaya :
• Jamban yang dianjurkan pada masyarakat
harus sederhana, dapat diterima, ekonomis
pembangunan, pemeliharaan serta
penggantian.
Persyaratan Sarana Pembuangan Tinja
Saniter
• Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan
• Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
masuk ke mata air atau sumur.
• Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan
• Exreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman
• Tidak terjadi penanganan terhadap exreta segar.
• Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.
• Metode yang digunakan harus sederhana serta murah
dalam pembangunan dan penyelenggaraannya.
Pembuatan Tinja Sistem Kering
Kakus Cubluk (Pit
Latrine)

Kakus Cubluk merupakan cara paling sederhana bagi masyarakat pedesaan. Untuk
menggelontor tinja tidak menggunakan air, karena kotoran langsung jatuh ke lubang,
sehingga tempat pembuatan pada daerah yang sulit mendapatkan air.
Fungsi Cubluk : mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya
penyebaran bakteri secara langsung ke pejamu yang baru.
Kerugian :
Bau yang ditimbulkan mengganggu pemakai maupun masyarakat di sekitarnya
Memungkinkan serangga dan tikus untuk bersarang di dalamnya.
Keuntungan :
Mudah dibuat
Bentuknya sederhana
Bahan-bahan mudah di dapat
Sudah menjadi kebiasaan masyarakat.
Kakus Cubluk
Kakus Cubluk
Kakus Cubluk
Kakus Cubluk
Kakus Cubluk
Pembuatan Tinja Sistem kering
Kakus Empang
(Overhung Latrine)

Kakus empang : kakus dibangun di atas empang, kali ataupun rawa. Cara
pembuangan tidak dianjurkan, tetapi sukar untuk dihilangkan, terutama di
daerah empang. Jika tak dapat dianjurkan :
a. Air empang tidak diperbolehkan untuk digunakan keperluan sehari-hari
seperti MCK
b. Empang harus selalu penuh air
c. Empang harus cukup luas dan selalu mendapat sinar matahari
d. Ikan jangan dimakan mentah atau setengah masak.
e. Letak kakus harus sedemikian rupa sehingga kotoran jatuh di air.
f. Aman dari pemakaian
g. Tidak terdapat sumber air minum terletak di bawah empang.
h. Tidak terdapat tanam-tanaman yang tumbuh di atas permukaan air.
Overhung Latrine
Overhung latrine
Pembuatan Tinja Sistem kering
Compositing Toilets

Metode ini banyak disenangi oleh negara-negara yang sudah berkembang :


fasiltas selokan tidak murah, aman untuk lingkungan serta biaya murah. Pupuk
untuk pertanian.
Pembuatan dan Penyelenggaraan kompositing toilet :Salah satu cara yang
dikatakan aman untuk membuat pupuk dari tinja dengan mengkomposkannya
dalam lubang kakus. Setelah melewati periode compositing, lubang dikosongkan,
sehingga meniadakan tinja yang segar. Lebar 80 cm, panjang 180 cm dan dalam
2.5 m. metode ini didasarkan pada dekomposisi anaerobik paling sedikit enam
bulan.
Prosedur pembuatan kakus Kompos
• Gali lubang dengan ukuran yang sesuai, dasar harus ada di atas permukaan air.
• Sebelum slab diletakkan, tutup dasar 5 cm dari lubang dengan potongan-potongan
rumput, daun-daunan, sampah daun, kertas dll.
• Letakkan slab dan bangunan atasnya dengan lengkap. Perhatikan keduannya akan
dipindahkan secara lengkap.
• Untuk tambahan penimbunan kotoran manusia, buanglah sampah seharihari ke
dalam lubang diikuti dengan kotoran hewan.
• Seminggu sekali masukkan beberapa kilogram guntingan rumput dan susunan
daun-daunan yang baik ke dalam lubang.
• Bila isi lubang telah mencapai 50 cm di bawah tanah, digali lubang baru jarak 1.50
– 2 m atau bangunan atas lubang slab dipindahkan di atasnya.Lubang pada
permukaan atas diberi timbunan guntingan rumput atau daun-daunan setinggi 15
cm, kemudian di atasnya dengan tanah yang dipadatkan setebal 35 cm.
• Bila lubang kedua telah penuh sebagimana telah disebutkan di atas, lubang
pertama dibuka dan komposnya dipindahkan. Kompos merupakan bahan yang
stabil dan merupakan pupuk yang baik, dapat segera digunakan di kebun-kebun.
Composting Toilets
Comsting Toilets
Composting Toiletx
Pembuatan Tinja Sistem Basah
Cesspool

Sebagai tempat peresapan tinja yang menerima secara langsung ataupun yang
sudah diolah. Pada daerah pedesaan banyak kita lihat, sifatnya individual .
Misalnya type angsatrine yang tempat pembuangannya pada lubang tertentu.
Beberapa syarat untuk sistem ini :
a. Dipertimbangkan sumber air yang ada pada tempat pembuatan sistem ini,
karena memungkinkan pengotoran kepada sumber tersebut.
b. Jarak 200 – 500 feet di bawah sumber air yang ada, tanah pasir lebih jauh.
c. Dasar cesspol minimal 4 feet dari muka air tanah tinggi.
Cesspool
Cesspool
cesspool
Cesspool
Seepage Pit
• Seepage pit merupakan tempat peresapan akhir yang
bisa menampung effluent dari cesspool, aqua privy dan
septic tanks.
• Seepage pit kadang-kadang digunakan untuk
pembuangan dari loudry, kamar mandi dan limbah
dapur. Seepage diisi batuan besar berukuran 2 inchi
atau dipasang blok-blok pada dindingnya dengan
pasangan tanpa spesi. Bila menggunakan seepage pit
ini, dasar seepage pit harus diisi dengan kerikil minimal
15 cm.
• Pertimbangan prinsip bila sistem diterapkan adalah
jarak minimal 11 meter dari sumber air yang ada.
Seepage Pit
Seepage Pit
Seepage Pit
Seepage Pit
Septic Tank
• Tangki septik adalah ruang persegi atau silinder, biasanya diletakkan
dibawah tanah, yang menerima baik kotoran manusia maupun air
penyiraman dari kakus.
• Fungsi Septik Tank :
• Pengendapan : menghilangkan benda padat. Waktu penahanan dalam
tangki harus cukup berlangsung, agar benda-benda padat dapatn turun
ke dasar tangki dan bahan yang mengapung ke atas.
• Penyimpanan : tangki direncanakan dengan volume yang cukup untuk
menyimpan lumpur dan busa selama jangka waktu tertentu minimal 2
tahun. Volume ini sebagai tambahan untuk merencana besarnya volume
pengendapan dari tangki.
• Pembusukan : lamanya lumpur tersimpan di dalam tangki pembusukan
biologis anaerobic dari lumpur akan berlangsung dan akan mengurangi
kuantitas untuk pembuangan/penyedotan/pengurasan.
Septik tank
Septik tank
Septik tank

Anda mungkin juga menyukai