Anda di halaman 1dari 2

SOP Operasional dan Pemeliharaan

1. Operasi dan Pemeliharaan


a. Pengecekan Jenis Air Limbah yang masuk
1) Air limbah domestik yang masuk ke Tangki Septik tidak boleh bercampur
dengan air hujan.
2) Air limbah domestik sedapat mungkin terhindar dari masuknya sisa
pemakaian bahan yang beracun seperti pestisida,bahan pemutih,
pembersih keramik (porstex, karbol), cat, thinner, dan sejenisnya
terutama dalam jumlah besar karena dapat mengganggu proses pengolahan
dengan membunuh bakteri di tangki septik dan up-flow filter.
3) Air limbah domestik sedapat mungkin terhindar dari padatan atau
bahan yang sulit terurai seperti potongan kain, sisa-sisa makanan,
potongan sampah, dan lain-lain, masuk ke saluran pembuangan,
karena akan menyumbat aliran dan mengganggu proses pengolahan.
4) Pemeriksaan kondisi air limbah di bak kontrol dengan membuka tutup
bak kontrol dan membersihkan sampah- sampah atau padatan sulit terurai
yang tersumbat di bak control.
5) Pemeriksaan kondisi air limbah di tangki septik dengan up-
flow filter hanya diperbolehkan melihat melalui lubang kontrol yang
terdapat di tutup tangki.
b. Pemeliharaan Jamban Agar jamban tidak menjadi sumber penyakit, jamban
sebaiknya dipelihara dengan baik dengan cara (Depkes, 2004):
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering
2) Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih
3) Tidak ada genangan air disekitar jamban
4) Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat atau kecoa
5) Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6) Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat jamban
7) Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki
Dalam pemeliharan jamban keluarga, partisipasi keluarga sangat dibutuhkan
agar jambantidak menjadi sumber penyakit bagi anggota keluarga dan orang
disekitar. Upaya penggunaan jamban berdampak besar bagi penurunan resiko
penularan penyakit. Beberapa hal harus diperhatikan keluarga :
1) Jamban keluarga berfungsi dengan baik dan dipakai semua anggota
keluarga.
2) Siram jamban dengan air setiap menggunakan jamban
3) Bersihkan jamban dengan alat pembersih minimal 2-3 kali seminggu.
c. Pengurasan Tangki Septik
1) Waktu Pengurasan
Waktu pengurasan untuk tangki septik dilakukan secara berkala yaitu
setiap 3 tahun/1 kali, kecuali ada hal hal yang diluar rencana, sehingga
tangki septik bermasalah sebelum jadwal pengurasan.
2) Proses Pengurasan
a) Pengurasan harus dilakukan oleh jasa penyedotan resmi
menggunakan truk tangki pengangkut lumpur tinja. Tidak
dianjurkan melakukan penyedotan sendiri dan membuang lumpur di
lingkungan sekitar maupun lahan pribadi karena dapat mencemari
lingkungan terutama tanah dan air tanah serta kesehatan masyarakat.
b) Penyedotan harus melalui lubang kontrol Tangki Septik.
c) Selang penyedotan lumpur tinja terhubung langsung dengan truk
pengangkut lumpur tinja sehingga cairan lumpur tinja tidak tercecer.
d) Disarankan untuk tidak menyedot lumpur tinja sampai habis agar
bakteri masih tersedia untuk melanjutkan proses penguraian.
e) Setelah penyedotan selesai, maka tangki septik tersebut dapat
digunakan kembali seperti biasa.
f) Untuk tujuan pemeriksaan,tidak diperbolehkan bagi setiap orang untuk
masuk ke dalam tangki septik
g) Sebaiknya saat akan dilakukan pengurasan, petugas dilengkapi
dengan pakaian pelindung, sepatu dan memakai sarung tangan
karet untuk menghindari kontak langsung dengan semua bahan dan
limbah, termasuk menggunakan masker hidung dan mulut untuk
melindungi masuknya kuman patogen.

Anda mungkin juga menyukai