4.1
Analisis peruntukan lahan merupakan analisis yang meliputi analisis daya dukung
lahan, Carrying Capacity Ratio, analisis kemampuan lahan, dan kecenderungan
perkembangan penggunaan lahan.
4.1.1 Analisis Daya Dukung Lahan
Analisis daya dukung lahan (Land Carrying Capacity) dinilai menurut ambang
batas kesanggupan lahan sebagai suatu ekosistem menahan keruntuhan akibat
penggunaan. Kajian daya dukung dikaji untuk mengetahui kemampuan wilayah
perencanaan dalam menampung kegiatan yang ada maupun yang akan dikembangkan
sampai akhir masa berlakunya RDTR
Dalam analisis daya dukung lahan dapat dihitung dari metode kesesuaian lahan
atau analisis peruntukkan lahan. Analisis kesesuaian lahan ini berdasarkan SK. Mentan
No. 837/KPTS/II/UM/8/1981 tentang kriteria dan tata cara penetapan hutan lindung. Hal
ini didasarkan pada kebijakan ini yang menetapkan bahwa hutan diklasifikasikan
menurut fungsinya yaitu sebagai hutan lindung dan hutan produksi. Untuk keperluan
perencanaan penggunaan lahan hutan, ada tiga faktor yang digunakan dalam proses
analisis kesesuaian lahan ini, yaitu intensitas hujan, jenis tanah dan kelerengan. Untuk
klasifikasi tiga faktor yang berpengaruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.1
Penilaian Kriteria Kelayakan Fisik Wilayah Untuk Pemanfaatan Lahan
di Kecamatan Bojong
No.
1.
Kriteria
Klasifikasi
Keterangan
Skor
0-8 %
Datar
20
Lereng/
8-15 %
Landai
40
Kemiringa
15-25 %
Agak curam
60
25-45 %
Curam
80
>45 %
Sangat curam
100
Tidak peka
15
Latosol
Agak peka
30
Kurang Peka
45
Peka
60
Sangat Peka
75
0,0-13,6 mm/hh
Sangat rendah
10
13,6-20,7 mm/hh
Rendah
20
20,7-27,7 mm/hh
Sedang
30
27,7-34,8 mm/hh
Tinggi
40
>34,8 mm/hh
Sangat tinggi
50
Jenis
Tanah
3.
Curah
Hujan
IV-1
LAPORAN ANTARA
Fungsi Kawasan
Total Skor
Kawasan Lindung
>175
Kawasan Penyangga
Kawasan Budidaya
125-175
<125
Dukuh
Tengah
> 45%
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
Kedawung
Suniarsih
Karangmuly
a
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
2545%
2545%
2545%
2545%
1525%
1525%
1525%
2-15%
1525%
1525%
10
0
10
0
IV
80
IV
80
IV
80
IV
80
III
60
III
60
III
60
II
40
III
60
III
60
45
30013500
50
195
kawasan lindung
45
30013500
50
195
kawasan lindung
50
175
50
175
50
175
50
175
50
125
kawasan budidaya
50
125
kawasan budidaya
50
125
kawasan budidaya
50
135
50
155
50
170
45
45
45
45
15
15
15
45
45
60
30013500
30013500
30013500
30013500
30013500
30013500
30013500
30013500
30013500
25013000
Fungsi
Kawasan
Jenis
Tanah
Total Skor
Skoring
> 45%
Curah
Hujan
Rembul
Udorthent
s dan
Dytrudept
s
Stone dan
Udorthent
s
Udorthent
s
Udorthent
s
Epiaquept
s
Udorthent
s
Dytrudept
s
Dytrudept
s
Dytrudept
s
Eutrudept
s
Udorthent
s
Pachic
hapludolls
Skoring
Skoring
Lereng Kelas
Kelerenga
n
Nama Desa
No
Tabel IV.3
Penetapan Fungsi Kawasan Kecamatan Bojong
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
IV-2
Kalijambu
Danasari
Cikura
60
III
60
III
60
III
60
III
60
Pachic
hapludolls
Pachic
hapludolls
Pachic
hapludolls
Pachic
hapludolls
Pachic
hapludolls
60
60
60
60
60
25013000
25013000
25013000
25013000
25013000
50
170
50
170
50
170
50
170
50
170
Fungsi
Kawasan
Curah
Hujan
Skoring
Jenis
Tanah
Skoring
III
Total Skor
Kajenengan
1525%
1525%
1525%
1525%
1525%
Skoring
Pucang
Luwuk
Lereng Kelas
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Kelerenga
n
No
Nama Desa
LAPORAN ANTARA
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
kawasan
penyangga
Apabila CCR >1 berarti wilayah masih dapat memiliki kemampuan untuk
mendukung kebutuhan pokok penduduk dan masih mampu menerima tambahan
penduduk. Pembangunan masih dimungkinkan bersifat ekspansif dan eksploratif
lahan.
Apabila CCR <1 diwilayah tersebut tidak mungkin lagi dilakukan pembangunan
ekspansif dan eksploitatif lahan. Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok
penduduk berkurang sehingga perlu peningkatan produksi, intesifikasi, dan
ekstensifikasi melalui perbaikan teknologi atau menekan pertambahan penduduk.
Apabila CCR =1 maka wilayah tersebut masih memiliki keseimbangan antara
kemampuan lahan dan jumlah penduduk. Pemenuhan kebutuhan masih dapat
diatasi, namun kondisi ini perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah masalah
pertumbuhan penduduk.
IV-3
LAPORAN ANTARA
Dari data-data yang didapat melalui survei primer dan sekunder, maka didapat
nilai :
A
: Jumlah total area yang digunakan untuk kegiatan pertanian
Luas lahan sawah
: 2245,42 Ha
r
: Frekuensi panen per hektar
sawah irigasi teknis
: 3 kali/ tahun
H
: Jumlah KK (rumah tangga)
: 18173 KK
h
: Persentase jumlah penduduk yang tinggal
: 90%
f
: Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani
Luas lahan
f=
Jumlah petani
f=
2245,42 Ha
= 0,1032 Ha
21764
Dari data-data tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan untuk mencari nilai
Carrying Capacity Ratio (CCR). Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Axr
CCR =
CCR =
Hxhxf
2245,42 x 3
18173 x 90% x 0,1032
6736,26
CCR =
CCR =
1687,91
3,99
No
1
2
3
Desa
Rembul
Dukuh Tengah
Kedawung
Tabel IV.4
Nilai CCR per Desa di Kecamatan Bojong
Jml
Luas
Frekuen
Jml
Pddk
Lahan
si
Jumlah
Pddk
yg
Pertania
Panen /
KK
Petani
Tingg
n
Ha
al (%)
257.80
3
1,879
1208
0.9
5.18
3
734
1776
0.9
32.58
3
769
1367
0.9
Ukuran
lahan
pertania
n ratarata
0.21
0.36
0.10
CCR
4.58
1.15
4.74
IV-4
LAPORAN ANTARA
No
Desa
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
Luas
Lahan
Pertania
n
Frekuen
si
Panen /
Ha
72.00
210.65
333.93
185.00
119.90
187.90
99.93
59.66
62.52
160.50
119.40
89.20
149.02
100.27
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
452
1,442
2,346
2,235
834
1,136
498
325
630
941
974
649
1,261
1,068
2245.42
18,173
Jumlah
KK
Jml
Pddk
Petani
765
1056
2422
1575
1078
1669
484
483
1062
1548
544
789
2812
1126
21,76
4
Jml
Pddk
yg
Tingg
al (%)
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
Ukuran
lahan
pertania
n ratarata
0.22
0.18
0.14
0.26
0.58
0.26
0.23
0.04
0.07
0.19
0.06
0.37
0.30
1.43
0.9
0.21
CCR
5.59
5.35
5.99
3.56
2.44
2.83
3.01
4.13
5.48
6.37
4.33
1.37
3.03
0.44
2.75
IV-5
LAPORAN ANTARA
1
C
B
A
Harkat aktual
Harkat potensial
Gambar IV.1
Hubungan antara Kemampuan Lahan dengan Pemanfaatan Lahan
Keterangan :
1 - 6 : peningkatan harkat lahan dengan masukan teknologi tertentu
a-f
: perubahan progresif penggunaan lahan
A G : perubahan tataguna lahan
IV-6
LAPORAN ANTARA
4.2
Hutan lindung
Ketentuan umum dalam arahan pengelolaan kawasan hutan lindung adalah
sebagai berikut:
Diperbolehka pemanfaatan lahan untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jasa
lingkungan sepanjang tidak mengganggu fungsi lindung dan bentang
alam
Diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya dengan syarat tidak boleh
mengganggu fungsi alam, tidak mengubah bentang alam dan ekosistem
alami
Dilarang melakukan kegiatan budidaya yang dapat mengakibatkan
perubahan dan perusakan terhadap keutuhan kawasan dan
ekosistemnya
Kawasan cagar budaya yang ada di Kecamatan Bojong adalah Makam Mbah
Rindik di Desa Tuwel dan Jembatan Kali Gung Tuwel. Arahan pengelolaan
kawasan cagar budaya tersebut dilakukan melalui:
IV-7
LAPORAN ANTARA
Sekurang kurangnya 100 meter dari tepi kiri kanan sungai besar
tidak bertanggul dan 50 meter dari tepi kiri kanan sungai kecil
tidak bertnaggul yang di luar kawasan perkotaan.
Sempadan sungai mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi sungai. Kawasan lindung sempadan sungai di wilayah
Kecamatan Bojong terdapat di sepanjang Sungai Pemali yang melintasi
Kecamatan Bojong. Hal ini berkaitan guna mencegah bangunanbangunan permanen berkembang di sempadan Sungai Pemali di
beberapa desa di Kecamatan Bojong.
IV-8
LAPORAN ANTARA
IV-9
LAPORAN ANTARA
4.3
4.3.1
N
o
1
2
Tabel IV.5
Perhitungan Proyeksi Penduduk di Kecamatan Bojong
Tahun 2016-2036
Jumlah
Rata-rata
Pendudu
Proyeksi Penduduk
Desa
Pertumbuha
k (jiwa)
n(r)
2013
2016
2021
2026
2031
Rembul
9,017
0.02
9,461
10,249
11,104
12,029
Dukuh Tengah
2,757
0.02
2,893
3,134
3,395
3,678
2036
13,032
3,985
IV-10
LAPORAN ANTARA
N
o
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Desa
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Jumlah
Pendudu
k (jiwa)
2013
2,877
2,167
6,434
9,205
8,782
3,431
4,960
Rata-rata
Pertumbuha
n(r)
Proyeksi Penduduk
0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
2016
3,019
2,274
6,751
9,658
9,214
3,600
5,204
2021
3,270
2,463
7,313
10,463
9,982
3,900
5,638
2026
3,543
2,668
7,923
11,335
10,814
4,225
6,108
2031
3,838
2,891
8,583
12,280
11,716
4,577
6,617
2036
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
Batunyana
1,770
0.02
1,857
2,012
2,180
2,361
2,558
Sangkanayu
1,212
0.02
1,272
1,378
1,492
1,617
1,752
Gunung Jati
2,336
0.02
2,451
2,655
2,877
3,116
3,376
Pucang Luwuk
4,334
0.02
4,547
4,926
5,337
5,782
6,264
Kajenengan
4,654
0.02
4,883
5,290
5,731
6,209
6,726
Kalijambu
2,407
0.02
2,525
2,736
2,964
3,211
3,479
Danasari
4,579
0.02
4,804
5,205
5,639
6,109
6,618
Cikura
4,370
0.02
4,967
5,381
75,292
0.02
4,585
78,99
7
85,581
92,715
5,830
100,44
2
6,316
108,81
4
Jumlah
Kepadatan sedang
Kepadatan rendah
: 50 100 jiwa/ha
IV-11
LAPORAN ANTARA
: 0 50 jiwa/ha
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tabel IV.6
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kecamatan Bojong Tahun 2036
Luas
Jumlah
Kepadata Kepadata
Luas
Pekaranga
Pendudu
n
n
Desa
Wilaya
n/
k Tahun
Pendudu
Pendudu
h (Ha)
Bangunan
2036
k Bruto
k Netto
(Ha)
Rembul
434.68
176.88
13,032
30
74
Dukuh Tengah
184.79
179.61
3,985
22
22
Kedawung
245.86
213.28
4,158
17
19
Suniarsih
155.36
83.36
3,132
20
38
Karangmulya
342.95
132.30
9,299
27
70
Tuwel
557.60
223.67
13,303
24
59
Bojong
258.07
73.07
12,692
49
174
Buniwah
166.15
46.25
4,959
30
107
Lengkong
227.41
39.51
7,168
32
181
Batunyana
158.93
59.00
2,558
16
43
Sangkanayu
143.49
83.84
1,752
12
21
Gunung Jati
158.55
96.03
3,376
21
35
Pucang Luwuk
245.02
84.52
6,264
26
74
Kajenengan
200.27
80.87
6,726
34
83
Kalijambu
175.37
84.17
3,479
20
41
Danasari
449.82
300.81
6,618
15
22
Cikura
203.75
103.48
6,316
31
61
4308.0
2062.63
Jumlah
5
108,814
25
53
IV-12
LAPORAN ANTARA
hasil tersebut dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Tegal jenis sektor yang
sama terhadap besarnya PDRB secara keseluruhan. Berikut merupakan hasil dari
perhitungan LQ pada tahun 2012:
Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan:
pi
p
LQ= tot
Pi
Ptot
LQ
= Location Quotient
ps
pl
PS
PL
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jika LQ>1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya
lebih tinggi daripada tingkat wilayah acuan.
Jika LQ<1, disebut sektor nonbasis, yaitu sektor yang tingkat
spesialisasinya lebih rendah daripada tingkat wilayah acuan.
Jika LQ=1, tingkat spesialisasi derah sama dengan tingkat wilayah
acuan.
Tabel IV.7
Nila LQ Kecamatan Bojong
Kabupate
n
Sektor
Pi/Ptotal
0.1485662
Pertanian
5
0.0264338
Pertambangan dan Penggalian
65
0.2985306
Industri Pengolahan
49
0.0057057
Listrik dan Air minum
38
0.0535468
Bangunan
91
0.2913368
Perdagangan,Hotel dan Restoran
11
0.0448075
Pengangkutan dan Komunikasi
21
Keuangan, Persewaan dan Jasa
0.0703389
perusahaan
65
0.0607333
Jasa-jasa
1
Tahun 2012
Propinsi
Pi/Ptotal
0.1681488
18
0.0112280
73
0.3276217
95
0.0088444
56
0.0602852
85
0.2250542
47
0.0548564
65
0.0406689
18
0.1032919
44
Tahun
2012
LQ 2012
Keterang
an
0.88
Non-Basis
2.35
Basis
0.91
Non-Basis
0.65
Non-Basis
0.89
Non-Basis
1.29
Basis
0.82
Non-Basis
1.73
Basis
0.59
Non-Basis
IV-13
LAPORAN ANTARA
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sektor basis yang merupakan sektor
potensial untuk dikembangkan di Kecamatan Bojong setiap tahun didominasi oleh 3
(tiga) sektor yaitu pertambangan dan penggalian, perdagangan, hotel dan restoran
serta keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Dengan demikian ketiga sektor
tersebut memenuhi syarat sebagai sektor basis karena nilai LQ 1, sehingga dapat
menjadi unggulan untuk dikembangkan pada masa yang akan datang oleh Pemerintah
Kecamatan Bojong.
4.4
IV-14
LAPORAN ANTARA
Jalan Lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah masuk tidak
dibatasi. Jalan lokal di kecamatan Bojong merupakan jalan lokal primer yang
menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lingkungan, antar pusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat
kegiatan lingkungan serta antar pusat kegiatan lingkungan. Sedangkan
persyaratan teknis jalan lokal primer mengacu pada PP No. 34 Tahun 2006
tentang jalan diuraikan sebagai berikut :
Kecepatan rencana minimal 10 km/jam
Lebar badan jalan minimal 7 meter
Jalan yang memasuki kawasan perdesaan tidak bboleh terputus
Ruas jalan yang diarahkan berfungsi sebagai jalan lokal primer di wilayah
perkotaan kecamatan Bojong meliputi:
Ruas jalan Senggang Bojong yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Bojong Tuwel yang melewati kecamatan Sedan, Bojong
Ruas jalan Dukuhtengah Kaligayam yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Batunyana Diwung yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Tuwel Guci yang melewati kecamatan Sedan, Bojong
Ruas jalan Simpar Kajenengan yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Bojong Batunyana yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Batunyana Gunungjati yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Bojong Sokasari yang melewati kecamatan Bojong
Ruas jalan Cerih Kajenengan yang melewati Kecamatan Bojong
Ruas jalan Karangmulya Somendot yang melewati Kecamatan Bojong
IV-15
LAPORAN ANTARA
ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang pemanfaatannya ada di bawah
pengawasan penyelenggara jalan.
Ruang manfaat jalan diperuntukkan untuk median jalan, perkerasan jalan, jalur
pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan
dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya.
Ruang milik jalan diperuntukkan untuk ruang manfaat jalan, pelebaran jalan,
penambahan jalur lalu-lintas di kemudian hari, dan kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan. Sedangkan ruang pengawasan jalan diperuntukkan untuk
pandangan bebas pengemudi, pengamanan konstruksi jalan, dan pengamanan fungsi
jalan.
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman
bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan
bermotor. Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan prasarana pendukung
jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir
dan lain-lain.
IV-16
LAPORAN ANTARA
Gambar IV.2
Potongan Jalan Menurut Klasifikasi
Tabel IV.8
Klasifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan
IV-17
LAPORAN ANTARA
IV-18
LAPORAN ANTARA
Gambar IV.3
Sistem Jaringan Listrik
Beberapa ketentuan dalam penyediaan jaringan listrik:
Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan,
dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian
yang mengisi blok siap bangun;
Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada area
rumija (ruang milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi
pejalan kaki di trotoar;
Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan
pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;
Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux, dengan
tinggi > 5 meter dari muka tanah;
Sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak
dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat permanen
karena akan membahayakan keselamatan.
Kondisi jaringan kelistrikan di daerah sudah tercukupi dengan jaringan listrik
sekunder, jangkauan pelayanan listrik oleh PLN sudah tercukupi di seluruh wilayah
Kecamatan Bojong. Untuk proyeksi 20 tahun kebutuhan jaringan listrik dapat dilihat
pada tabel berikut.
IV-19
LAPORAN ANTARA
Tabel IV.9
Proyeksi Kebutuhan Listrik di Kecamatan Bojong
Tahun 2036
N
o
Desa
Kebu
tuha
n
Rum
ah
Tahu
n
2036
(unit
)
Rembul
13,03
2
Dukuh
Tengah
3,985
Kedawung
4,158
Suniarsih
3,132
Karangmuly
a
9,299
Tuwel
13,30
3
Bojong
12,69
2
Buniwah
4,959
Lengkong
7,168
10
Batunyana
2,558
11
Sangkanay
u
1,752
12
Gunung Jati
3,376
13
Pucang
Luwuk
6,264
14
Kajenengan
6,726
15
Kalijambu
3,479
16
Danasari
6,618
17
Cikura
6,316
Kehi
lang
an
Day
a
Total
Kebu
tuha
n
Daya
Listri
k
Kebutu
han
Travo
(100
kW)
Rumah
(Domesti
k)
Penera
ngan
Komers
ial
Sosial
Jumla
h
Daya
(Watt)
(Watt)
(Watt)
(Watt)
(kW)
(kW
)
(kW)
(unit)
1,172,84
9
2,345,69
8
1,172,84
9
16,42
0
1,64
2
18,06
2
181
358,605
717,211
358,605
5,020
502
5,523
56
374,214
748,428
374,214
5,239
524
5,763
58
281,864
563,727
281,864
3,946
395
4,341
44
836,876
1,673,75
2
836,876
11,71
6
1,17
2
12,88
8
129
1,197,30
2
2,394,60
5
1,197,30
2
16,76
2
1,67
6
18,43
8
185
1,142,28
2
2,284,56
5
1,142,28
2
15,99
2
1,59
9
17,59
1
176
446,273
892,546
446,273
6,248
625
6,873
69
645,152
1,290,30
3
645,152
9,032
903
9,935
100
230,225
460,451
230,225
3,223
322
3,545
36
157,646
315,292
157,646
2,207
221
2,428
25
303,846
607,691
303,846
4,254
425
4,679
47
563,727
1,127,45
4
563,727
7,892
789
8,681
87
605,350
1,210,70
0
605,350
8,475
847
9,322
94
313,081
626,161
313,081
4,383
438
4,821
49
595,595
1,191,18
9
595,595
8,338
834
9,172
92
568,410
1,136,81
9
568,410
7,958
796
8,754
88
11,728,49
0
3,586,054
3,742,139
2,818,636
8,368,760
11,973,02
3
11,422,82
4
4,462,731
6,451,515
2,302,254
1,576,459
3,038,455
5,637,271
6,053,498
3,130,806
5,955,945
5,684,097
IV-20
LAPORAN ANTARA
: 2-3 sambungan/rumah
IV-21
LAPORAN ANTARA
Gambar
Jaringan
IV.4
Telekomunikasi di Kecamatan Bojong
Desa
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
Kebutuha
n
Sambung
an (SST)
Fas Sos
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
4,158
21
12
3,132
16
Suniarsih
Karangmuly
a
9,299
46
28
Tuwel
13,303
67
40
13
13
Bojong
12,692
63
38
13
13
Buniwah
4,959
25
15
Lengkong
7,168
36
22
Batunyana
Sangkanay
u
2,558
13
1,752
3,376
17
10
13
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
6,264
31
19
14
Kajenengan
6,726
34
20
15
Kalijambu
3,479
17
10
16
Danasari
6,618
33
20
17
Cikura
6,316
32
19
10
11
12
13,032
65
39
13
3,985
20
12
Komersi
al
Telepon
Umum
(SST)
13
IV-22
LAPORAN ANTARA
Jumlah
108,814
544
326
109
109
54
RBS dapat didirikan sebagai menara bersama atau menara tunggal. Menara
bersama adalah RBS yang penggunaannya dapat dilakukan oleh lebih dari 1
operator, sedangkan menara tunggal adalah RBS yang penggunaannya hanya
dilakukan oleh 1 operator.
2.
Lokasi RBS berada pada jarak sekurang-kurangnya 50 m dari tepi jalan kolektor.
3.
4.
IV-23
LAPORAN ANTARA
Kebutuhan air tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan akan pemakaian air untuk
kegiatan utama sehari-hari, yaitu untuk memasak, mandi, buang air dan cuci.
Pemenuhan air bersih sistem perpipaan (PDAM) perlu diantisipasi agar penyediaan
prasarana air bersih dapat diperoleh dan dinikmati seluruh masyarakat dengan baik
walaupun memerlukan waktu yang bertahap. Target pelayanan kebutuhan air bersih
pelayanan perpipaan hingga tahun 2035 adalah 80% masyarakat terlayani. Jaringan
induk pelayanan air bersih berada di sepanjang jalan utama kota, kemudian
didistribusikan melalui jaringan sekunder ke permukiman penduduk.
Sepanjang jalan utama kota dan pusat-pusat kawasan/lingkungan, pusat aktivitas
perdagangan dan jasa, perkantoran, dan fasilitas umum perlu disediakan hidran umum
minimal setiap jarak 200 m di tepi jalan atau berupa tandon air (kolam, sungai,
reservoir, dan sebagainya). Selain itu perlu dipertimbangkan pula akses bagi
pemadam kebakaran untuk lingkungan permukiman.
Tabel IV.11
Standar dan Asumsi Kebutuhan Air Bersih
No
ANALISIS
1 Jumlah Penduduk
2 Real Kebutuhan Air Bersih *
Satuan
Jiwa
lt/ hari
lt/detik
Rencana
n
n*120
(n*120)/(24*60*60)
%
Jiwa
n*(75 %)
4 Kebutuhan Domestik
Samb. Rumah (120 lt/hari/jiwa)***
Samb. Kran Umum ( 20% )
lt/ hari
lt/ hari
120*(n*(75 %))
0,2*(120*(n*(75 %)))
lt/ hari
0,2*(120*(n*(75 %)))
lt/ hari
0,2*(120*(n*(75 %)))
lt/ hari
jumlah poin 4, 5, 6
lt/detik
(jumlah poin 4, 5, 6)/(24*60*60)
* Kebutuhan Air Bersih 120 liter/ hari/ jiwa
** 75 % dari jumlah penduduk
*** dari Target Penduduk Terlayani
Kebutuhan akan air bersih di wilayah kecamatan Bojong dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel IV.12
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kecamatan Bojong
Tahun 2036
No
Desa
Jumlah
Penduduk
Tahun
2036
Real
Kebt AB
(lt/detik)
Target
Penduduk
Terlayani
(Jiwa)
13,032
18
7,819
Kebutuhan Domestik
Sambung
an Rumah
(lt/hari)
1,172,849
Kebutuh
an Non
Domestik
(lt/hari)
Kehilang
an Air
(lt/hari)
234,570
234,570
234,570
Sambung
an KU
(lt/hari)
Jumlah
Kebutuha
n Air
(lt/hari)
Perpipa
an
(lt/detik)
1,876,558
22
Rembul
Dukuh
Tengah
3,985
2,391
358,605
71,721
71,721
71,721
573,769
Kedawung
4,158
2,495
374,214
74,843
74,843
74,843
598,742
4
5
Suniarsih
Karangmuly
a
3,132
9,299
4
13
1,879
5,579
281,864
836,876
56,373
167,375
56,373
167,375
56,373
167,375
450,982
IV-24
LAPORAN ANTARA
1,339,002
15
Tuwel
13,303
18
7,982
1,197,302
239,460
239,460
239,460
1,915,684
22
Bojong
12,692
18
7,615
1,142,282
228,456
228,456
228,456
1,827,652
21
Buniwah
4,959
2,975
446,273
89,255
89,255
89,255
714,037
Lengkong
7,168
10
4,301
645,152
129,030
129,030
129,030
10
Batunyana
2,558
1,535
230,225
46,045
46,045
46,045
368,361
11
Sangkanayu
1,752
1,051
157,646
31,529
31,529
31,529
252,233
12
Gunung Jati
3,376
2,026
303,846
60,769
60,769
60,769
486,153
13
Pucang
Luwuk
6,264
3,758
563,727
112,745
112,745
112,745
901,963
10
14
Kajenengan
6,726
4,036
605,350
121,070
121,070
121,070
968,560
11
15
Kalijambu
3,479
2,087
313,081
62,616
62,616
62,616
500,929
16
Danasari
6,618
3,971
595,595
119,119
119,119
119,119
952,951
11
17
Cikura
6,316
3,789
568,410
113,682
113,682
113,682
11
65,289
9,793,296
1,958,659
1,958,659
1,958,659
909,456
15,669,27
3
Jumlah
108,814
151
1,032,242
Penyediaan hidran-hidran umum di sekitar pusat kegiatan dan di bangunanbangunan fasilitas umum/sosial.
4.4.5 Jaringan Drainase
IV-25
12
181
LAPORAN ANTARA
Jaringan primer berupa sungai atau jaringan yang menampung air dari jaringan
sekunder.
b. Jaringan sekunder berupa jaringan drainase yang terdapat dan mengikuti pola jalan
raya di kanan atau kirinya yang menampung air hujan dan air limbah (buangan)
rumah tangga dialirkan secara gravitasi ke tempat yang lebih rendah menuju
saluran pembuangan (sungai).
c. Jaringan tersier berupa jaringan drainase yang terdapat di dalam lokasi jalan dalam
permukiman penduduk.
Berdasarkan tipenya, sistem drainase ini di kecamatan Bojong memiliki sistem
drainase alami berupa sungai-sungai yang melintasi kecamatan Bojong. Keberadaan
sungai-sungai ini berperan sebagai drainase alami yang menampung air limpasan dari
daerah di sekitarnya. Selain sistem drainase alami, di wilayah kecamatan Bojong
terdapat pula sistem drainase buatan yang berupa saluran di tepi-tepi jalan maupun di
area permukiman. Sistem ini memanfaatkan topografi wilayah yang beragam,
sehingga aliran air mengikuti topografi kawasan.
Berdasarkan konstruksi, sistem drainase terdiri dari dua yakni sistem saluran
tertutup, dan sistem saluran terbuka. Pengertian saluran tertutup ialah bahwa aliran
air masih bersifat gravitasi hanya konstruksi di atasnya dibuat tertutup sehingga dapat
dimanfaatkan untuk bangunan lain. Sistem ini biasanya bagus diterapkan di daerah
perkotaan yang padat dengan lahan yang terbatas. Konstruksi saluran bisa
menggunakan pasangan beton maupun konstruksi tanah. Sebagian besar sistem
drainase di wilayah kecamatan Bojong berupa sistem terbuka. Untuk sistem saluran
terbuka biasanya dirancang untuk menampung dan mengalirkan air hujan sekaligus
pembuangan. Saluran drainase terbuka banyak terdapat di sekitar permukiman
penduduk dan tepi jalan utama. Saluran terbuka ini dibangun dengan perkerasan
hanya pada sisi kanan kiri saluran dengan tujuan untuk meresapkan sebagai air ke
dalam tanah dan untuk meminimalisis penyumbatan dengan mengacu pada jalan
kemudian dialirkan ke sungai dengan kemiringan saluran minimal 2% agar air dapat
mengalir. Saluran pengumpul ditempatkan di daerah terendah untuk menampung
seluruh limpasan dari tapak. Air buangan disalurkan dengan pola kisi-kisi mengikuti
pola jalan dengan pipa kolektor di jalan-jalan kolektor kemudian bermuara di sungai.
Berdasarkan analisis ketersediaan jaringan drainase di wilayah kecamatan
Bojong tersebut masih berupa jaringan drainase dengan sistem terbuka dan tunggal
serta bangunan saluran drainase permanen. Seiring dengan pertumbuhan penduduk
wilayah kecamatan Bojong yang semakin meningkat dan adanya pembangunan
perumahan perumahan baru, ketersediaan jaringan drainase dengan sistem jaringan
dan bentuk bangunan yang memadai sangat dibutuhkan guna menunjang
pembangunan perumahan baru tersebut. Tingkat kebutuhan yang tinggi akan jaringan
drainase tersebut, memerlukan adanya pengembangan jaringan drainase yang
memadai dan mampu menunjang aktivitas sehari-hari penduduk wilayah kecamatan
Bojong.
Secara umum permasalahan drainase di kawasan kecamatan Bojong sebagai
berikut :
1) Masih terdapat beberapa saluran yang belum memiliki perkerasan
2) Belum tercukupinya panjang saluran dan dimensi drainase dibandingkan dengan
keperluan debit air yang akan dibuang. Dan sebagian besar tidak memenuhi
persyaratan teknis, dengan kata lain saluran drainase kota belum terstruktur
dengan baik (primer, sekunder, tersier). Selain itu pembangunan drainase
umumnya dibangun dengan tidak memenuhi syarat, sehingga saluran yang
menjadi outlet saluran drainase tidak berfungsi dengan baik, hal ini
memperparah terjadinya genangan air dijalan maupun didaerah permukiman;
IV-26
LAPORAN ANTARA
3) Kesadaran masyarakat yang sangat rendah hal ini dapat dilihat dari masih
banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sungai (saluran alam) dan
saluran drainase kota sehingga mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan.
4.4.6 Air Limbah
Prasarana air limbah bertujuan memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana
yanq berfungsi mengalirkan adalah air limbah domestik (air limbah rumah tangga)
yang berasal dari perumahan dan permukiman, dalam mencapai ruang hidup yang
sehat dan produktif. Air limbah domestik ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,
yaitu:
a. Black Water, yaitu air limbah manusia (human waste) yang berasal dari
toilet/jamban;
b. Gray Water, yaitu air buangan rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur,
dan tempat cuci (sullage).
Sistem pengolahan jaringan air limbah di wilayah kecamatan Bojong ini
digunakan dengan 2 sistem pengelolaan, yaitu :
1) Sistem Drainase dan Limbah Cair
Perencanaan sistem jaringan pematusan (drainase) di wilayah kecamatan Bojong
umumnya menjadi satu dengan sistem buangan limbah cair rumah tangga. Kondisi
permukiman dengan pola aktifitas seperti wilayah kecamatan Bojong saat ini masih
memungkinkan adanya penggabungan sistem ini. Namun demikian pada
permukiman yang terdapat sentra industri kecil atau produsen limbah lainnya,
perlu dilakukan pemisahan sistem, dalam Rencana Tata Ruang ini, akan diberikan
arahan umum pengembangan sistem drainase dan limbah, yaitu :
Ancaman yang perlu diwaspadai adalah besarnya erosi lahan pertanian akibat
aliran air hujan dan gangguan sistem buangan pada kawasan permukiman
yang padat penduduk. Hal ini menyebabkan terjadinya genangan secara
sporadis yang perlu diantisipasi.
Arahan pengembangan jaringan saluran drainase yang mempertimbangkan
sebaran permukiman, sistem jaringan jalan, topografi kawasan, dan
keberadaan sungai dan saluran air.
Pemanfaatan saluran
pematusan kota.
alamiah
sebagai
saluran-saluran
buangan
utama
IV-27
LAPORAN ANTARA
B
Saluran Air Hujan
Keterangan
:
B
.
Saluran
(saluran
kota
A . Bak kontrol
badan
air
atau sungai)
Sumur Resapan
Gambar IV.5
Skema Sistem Pengolahan Limbah Cair
Skema Sistem Pengolahan Limbah Cair
Perencanaan jaringan air hujan dilakukan mulai dari tritisan atap ke saluran
pertama sampai pada saluran kota. Perencanaan saluran harus mencakup semua
IV-28
LAPORAN ANTARA
tritisan atap dan cathment area air lainnya (jalan dan lapangan terbuka) sehingga
tidak menimbulkan genangan air. Sistem ini direncanakan secara grafitasi dengan
kemiringan saluran menyesuaikan pada kondisi tapak. Saluran pembuangan utama
akan diletakkan disebelah kanan dan kiri tapak yang menerus dari belakang ke depan.
Bentuk saluran ini direncanakan terbuka, agar mudah perawatannya, kecuali pada
persilangan drainage yang harus di buat dengan saluran tertutup (dengan gril besi).
Terdapat dua sistem pengolahan limbah yaitu:
a)
b)
Sistem Rioolering
Sistem ini dapat diterapkan pada kawasan yang mempunyai kepadatan penduduk
yang bervariasi dari yang rendah sampai yang tinggi dimana air buangan
domestik disalurkan melalui saluran perpipaan menuju ke instalasi pengolahan air
buangan secara grafitasi yang lebih jelasnya dinamakan dengan IPLT (Instalasi
Pengolah Limbah Tinja) guna mengelola limbah permukiman secara lebih baik.
2) Limbah Padat
Jenis limbah padat yang perlu diantisipasi adalah limbah tinja dan limbah industri
kecil. Penanganan masalah limbah ini berkaitan erat dengan penyediaan
prasarana sanitasi lingkungan dan upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Pola
masyarakat agraris dengan pemahaman kesehatan dan perilaku hidup sehat yang
masih rendah merupakan permasalahan utama pada aspek ini. Karena itu upaya
pengenalan pembangunan prasarana sanitasi merupakan metode yang cukup
efektif untuk mengubah perilaku masyarakat.
Secara umum penanganan limbah dan sanitasi meliputi limbah dan sanitasi rumah
tangga dan industri. Penanganan limbah dan sanitasi perlu dilaksanakan sejak
dini agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan (air, udara, estetika) yang
akan mengganggu kesehatan manusia. Gangguan kesehatan yang akan mudah
muncul antara lain muntaber, diare, disentri, malaria, dan juga penyakit
degeneratif. Pembudayaan perilaku sehat dan bersih merupakan kebutuhan serius.
Diharapkan tahun 2035 kebutuhan terhadap jamban akan mampu terlayani hingga
mencapai 100% penduduk (baik keluarga dan komunal dapat lebih diperhatikan).
Konstruksinya pun harus lebih diperhatikan agar tidak terjadi perembesan yang
mencemari sumber-sumber air (sumur atau sungai).
Pola penyediaan yang perlu dikembangkan (terutama untuk kelompok masyarakat
yang kurang mampu) adalah :
-
IV-29
LAPORAN ANTARA
Sedangkan untuk limbah industri penghasil limbah harus ada pengolahan limbah
yang memenuhi standar baku mutu lingkungan, yaitu limbah yang dibuang ke
lingkungan harus aman bagi lingkungan dan kesehatan.
Pembudayaan perilaku sehat dan bersih dapat dilakukan dengan penanganan
sanitasi yang baik. Diharapkan tahun 2035 kebutuhan terhadap jamban akan
mampu terlayani hingga 100% penduduk, baik oleh jamban keluarga, jamban
komunal, maupun fasilitas MCK. Konstruksinya pun harus lebih diperhatikan agar
tidak terjadi perembesan yang mencemari sumber-sumber air (sumur atau sungai).
Sedangkan untuk limbah industri penghasil limbah harus ada pengolahan limbah
Perhitungan kebutuhan penanganan sanitasi di wilayah kecamatan Bojong hanya
terdiri dari penyediaan jamban keluarga, mengingat sebagian besar kebutuhan
sanitasi di wilayah kecamatan Bojong telah dipenuhi dengan penyediaan jamban
keluarga (90% penduduk telah memiliki jamban keluarga). Penduduk yang belum
memiliki jamban keluarga memanfaatkan sungai yang mengalir atau
memanfaatkan jamban komunal atau MCK umum untuk kebutuhan sanitasi.
Diharapkan pada tahun 2035, seluruh penduduk wilayah kecamatan Bojong telah
memiliki jamban keluarga di tiap rumah yaitu sebanyak 8.949 unit jamban
keluarga. Jamban keluarga dapat dipenuhi dengan cara proyek jambanisasi.
Rencana sistem jaringan pematusan atau pembuangan air hujan dan air limbah,
merupakan rencana sektoral yang harus direncanakan secara terpadu dan saling
menunjang dengan rencana pengembangan tata ruang kota yang memenuhi
standar, yaitu limbah yang dibuang ke lingkungan harus tidak mengganggu
lingkungan dan kesehatan.
Kebutuhan penanganan sanitasi di wilayah kecamatan Bojong dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel IV.13
Proyeksi Kebutuhan Penanganan Sanitasi di Kecamatan Bojong
Tahun 2036
Jamban Keluarga
No
.
1
2
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Jamban Komunal
MCK
Jumla
h
Pendd
k Th
2036
Asum
si
Pely
Pend
Kebthn
Asum
si
Pely
Pend
Kebthn
Asum
si
Pely
Pend
Kebthn
50%
Trlaya
ni
(5
jw/unit
)
20%
Trlaya
ni
(4
jw/unit
)
30%
Trlaya
ni
(5
jw/unit)
13032
50%
6516
1303
20%
2606
652
30%
3909
782
3985
50%
1992
398
20%
797
199
30%
1195
239
Kedawung
4158
50%
2079
416
20%
832
208
30%
1247
249
Suniarsih
Karangmuly
a
3132
50%
1566
313
20%
626
157
30%
940
188
9299
50%
4649
930
20%
1860
465
30%
2790
558
Tuwel
13303
50%
6652
1330
20%
2661
665
30%
3991
798
Bojong
12692
50%
6346
1269
20%
2538
635
30%
3808
762
Buniwah
4959
50%
2479
496
20%
992
248
30%
1488
298
Lengkong
7168
50%
3584
717
20%
1434
358
30%
2151
430
Batunyana
Sangkanay
u
2558
50%
1279
256
20%
512
128
30%
767
153
50%
876
175
20%
350
88
30%
525
105
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
3376
50%
1688
338
20%
675
169
30%
1013
203
3132
626
20%
1253
313
30%
1879
376
14
Kajenengan
6726
50%
3363
673
20%
1345
336
30%
2018
404
15
Kalijambu
3479
50%
1739
348
20%
696
174
30%
1044
209
16
Danasari
6618
50%
3309
662
20%
1324
331
30%
1985
397
9
10
11
12
13
1752
6264
50%
IV-30
LAPORAN ANTARA
Jamban Keluarga
No
.
17
Desa
Cikura
Jumlah
Jamban Komunal
MCK
Jumla
h
Pendd
k Th
2036
Asum
si
Pely
Pend
Kebthn
Asum
si
Pely
Pend
Kebthn
Asum
si
Pely
Pend
Kebthn
50%
Trlaya
ni
(5
jw/unit
)
20%
Trlaya
ni
(4
jw/unit
)
30%
Trlaya
ni
(5
jw/unit)
6316
10881
4
50%
3158
632
54407
10881
20%
1263
316
21763
5441
30%
1895
379
32644
6529
Kegiatan komersil dan fasilitas umum yang mencakup pasar, pertokoan, rumah
makan/restoran, kantor, bengkel, fasilitas kesehatan, institusi dan lain-lain,
dengan jenis sampah basah, sampah kering dan kadang berbahaya
Areal terbuka yang mencakup jalan, tempat parkir, open space dengan jenis
sampah basah dan kering
IV-31
LAPORAN ANTARA
Sampah dari pasar, pertokoan dan kantor pemerintah yang brada di pusat kota
dikelola secara off site (pengangkutan) agar tercipta lingkungan pusat kegiatan
dan keramaian yang bersih, rapi dan sehat.
Sampah dari industri kecil dikelola secara mandiri oleh pemilik usaha, baik sistem
on site maupun off site. Apabila sampah yang dihasilkan banyak berupa sampah
organik dengan volume yang kecil, dapat disatkan dengan sistem off site
permukiman. Apabila volumenya besar dan atau berupa bahan anorganik, maka
perlu penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan hidup perkotaan.
Termasuk kemungkinan penyediaan instalasi sederhana pengolah limbah (khusus
kimia/anorganik lainnya).
Untuk mendukung sistem off site diperlukan sarana angkutan sampah, meliputi tong/
bin sampah, gerobak sampah, dan atau truk sampah. Selain itu diperlukan tenaga
kerja khusus pengelola sampah. Secara instansional, penanganan pesampahan
dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan atau Dinas PU Kabupaten. Partisipasi masyarakat
ditingkatkan melalui lembaga/kelompok masyarakat, pemerintahan desa atau
kecamatan, LKMD dan PKK. Agar sistem pengelolaan dapat bejalan dengan baik, perlu
adanya retribusi pengelolaan sampah bagi rumah tangga yang memanfaatkan
pelayanan persampahan.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Rencana tempat pembuangan akhir sampah merupakan rencana jangka panjang
yang perlu dialokasikan guna mengantisipasi perkembangan kota di masa mendatang.
Lokasi TPA harus memenuhi beberapa persyaratan utama, yaitu:
Jauh dari permukiman ( minimal 500 m ).
Jauh dari hutan dan jauh dari sumber air.
Memungkinkan pengolahan dengan sistem yang ditentukan (sanitary landfill).
Selanjutnya terdapat beberapa ketentuan operasional pengelolaan sampah yaitu:
IV-32
LAPORAN ANTARA
Pada saat ini pengelolaan sampah di wilayah kecamatan Bojong terdiri dari dua
sistem, yaitu on site dan off site. Apabila dilihat dari luasnya pekarangan yang ada di
wilayah kecamatan Bojong, maka sistem on site atau komposting masih layak
dilakukan di wilayah kecamatan Bojong karena masih memenuhi syarat ekologis. Halhal yang perlu mendapat perhatian disini adalah tentang kesadaran masyarakat dalam
hal membuang sampah secara benar, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kondisi kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Selain itu, tempat-tempat
pembuangan sampah yang tidak benar ( di sungai dan selokan ) akan menyebabkan
bahaya banjir bagi daerah hilir dan muara sungai ataupun selokan tersebut.
Kebutuhan akan jaringan persampahan di wilayah kecamatan Bojong hingga tahun
2036 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.14
Proyeksi Kebutuhan Jaringan Persampahan di Kecamatan Bojong
Tahun 2036
Pelaya
nan
No
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Kome
rsial
Sosial
Domes
tik
Lainlain
Jumlah
10%
Total
Jumlah
20%
10%
65%
Sarana Pengangkut
dan Pengumpul
du
Bec
m
Co
ak
TP
p
nt
Sa
S
tr
ain
mp
uc
er
ah
k
6,
6
0,6
5
6
m
m3
m
m3
3
3
Rembul
13,032
26.06
5.21
2.61
33.88
3.39
37.27
24.23
13
Dukuh
Tengah
3,985
7.97
1.59
0.80
10.36
1.04
11.40
7.41
Kedawung
4,158
8.32
1.66
0.83
10.81
1.08
11.89
7.73
Suniarsih
3,132
6.26
1.25
0.63
8.14
0.81
8.96
5.82
Karangmuly
a
9,299
18.60
3.72
1.86
24.18
2.42
26.59
17.29
10
Tuwel
13,303
26.61
5.32
2.66
34.59
3.46
38.05
24.73
14
Bojong
12,692
25.38
5.08
2.54
33.00
3.30
36.30
23.59
13
Buniwah
4,959
9.92
1.98
0.99
12.89
1.29
14.18
9.22
Lengkong
7,168
14.34
2.87
1.43
18.64
1.86
20.50
13.33
10
Batunyana
2,558
5.12
1.02
0.51
6.65
0.67
7.32
4.76
11
Sangkanayu
1,752
3.50
0.70
0.35
4.55
0.46
5.01
3.26
12
Gunung Jati
3,376
6.75
1.35
0.68
8.78
0.88
9.66
6.28
13
14
Pucang
Luwuk
Kajenengan
6,264
6,726
12.53
2.51
1.25
16.29
1.63
17.91
11.64
2
2
2
2
2
2
IV-33
LAPORAN ANTARA
Pelaya
nan
No
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Kome
rsial
Sosial
Domes
tik
Jumlah
10%
Total
Jumlah
20%
13.45
Lainlain
10%
65%
Sarana Pengangkut
dan Pengumpul
du
Bec
m
Co
ak
TP
p
nt
Sa
S
tr
ain
mp
uc
er
ah
k
6,
6
0,6
5
6
m
m3
m
m3
3
3
2.69
1.35
17.49
1.75
19.24
12.50
1.39
0.70
9.04
0.90
9.95
6.47
13.24
2.65
1.32
17.21
1.72
6.96
15
Kalijambu
3,479
16
Danasari
6,618
Cikura
6,316
12.63
2.53
1.26
16.42
1.64
18.06
11.74
Jumlah
108,814
217.63
43.53
21.76
282.92
28.29
311.21
202.29
112
34
31
34
17
18.93
12.30
b) Sekolah Dasar
Kebutuhan fasilitas ini pada prinsipnya hanya melayani penduduk yang ada di
wilayah Kota itu sendiri, hal tersebut mengingat akan radius pelayanan fasilitas
Sekolah Dasartidak boleh terlalu jauh. Dengan melihat standar fasilitas SD yang
ada yaitu :
IV-34
LAPORAN ANTARA
N
o
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Eksisting
Tahun 2015
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
1250
216
500
Unit
Luas
Lahan
(Ha)
Unit
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
4,158
648
1,500
3,132
432
1,000
Suniarsih
Karangmuly
a
9,299
1,512
3,500
Tuwel
13,303
2,160
5,000
Bojong
12,692
10
2,160
5,000
Buniwah
4,959
648
1,500
Lengkong
Batunyana
7,168
2,558
4
1
1,080
2,500
9
10
13,032
10
2,160
5,000
3,985
648
1,500
10
IV-35
LAPORAN ANTARA
432
1,000
11
Sangkanayu
1,752
216
500
12
3,376
432
1,000
13
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
6,264
1,080
2,500
14
Kajenengan
6,726
1,080
2,500
15
Kalijambu
3,479
432
1,000
16
Danasari
6,618
1,080
2,500
17
Cikura
6,316
2,500
108,814
43
1,080
17,28
0
Jumlah
80
40,000
SD
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmuly
a
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
N
o
Desa
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
Eksisting
Tahun 2015
Standar
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
Luas
Lantai
Minima
l (m2)
Luas
Lahan
Minima
l (m2)
Unit
Luas
Lahan
(Ha)
Unit
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minima
l (m2)
13,032
5,064
16,000
3,985
4,158
3,132
1
2
2
2
2
1
1,266
1,266
633
4,000
4,000
2,000
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
4
8
7
3
5
1
1
1
5
8
7
3
4
1
1
2
3,165
5,064
4,431
1,899
2,532
633
633
1,266
10,000
16,000
14,000
6,000
8,000
2,000
2,000
4,000
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
3
4
3
3
3
3
4
2
4
3
1,899
2,532
1,266
2,532
1,899
108,814
55
6,000
8,000
4,000
8,000
6,000
120,00
0
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
1600
633
Standar
2000
SMP
Eksisting Tahun
2015
60
37,980
IV-36
LAPORAN ANTARA
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
(Ha)
Unit
Unit
Luas
Lantai
Minim
al (m2)
Luas
Lahan
Minima
l (m2)
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
4,158
3,132
Suniarsih
Karangmuly
a
9,299
2,282
9,000
Tuwel
13,303
4,564
18,000
Bojong
12,692
4,564
18,000
Buniwah
4,959
2,282
9,000
Lengkong
7,168
2,282
9,000
10
Batunyana
2,558
11
Sangkanayu
1,752
12
3,376
13
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
6,264
2,282
9,000
14
Kajenengan
6,726
2,282
9,000
15
Kalijambu
3,479
16
Danasari
6,618
2,282
9,000
17
Cikura
6,316
2,282
108,814
9,000
117,00
0
Jumlah
13,032
4,564
18,000
3,985
4800
2282
9000
N
o
1
2
3
4
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
13
SMA
Eksisting
Tahun 2015
Standar
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
4800
3835
12500
Luas
Lahan
(Ha)
Unit
Unit
13,032
3,985
4,158
3,132
0
0
0
29,666
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
7,670
Luas
Lahan
Minima
l (m2)
25,000
-
IV-37
LAPORAN ANTARA
Karangmuly
a
9,299
3,835
12,500
Tuwel
13,303
7,670
25,000
Bojong
12,692
7,670
25,000
Buniwah
4,959
3,835
12,500
7,168
2,558
1,752
3,376
0
0
0
0
1
-
3,835
13
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
6,264
3,835
14
15
Kajenengan
Kalijambu
6,726
3,479
0
0
1
-
3,835
16
Danasari
6,618
3,835
12,500
17
Cikura
6,316
3,835
108,814
12,500
162,50
0
9
10
11
12
Jumlah
N
o
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
2500
72
150
Unit
13
12,500
12,500
Taman Bacaan
Eksisting Tahun
2015
Standar
49,855
12,500
-
Luas
Lahan
(Ha)
Unit
Luas
Lantai
Minim
al
(m2)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
4,158
72
150
3,132
72
150
Suniarsih
Karangmuly
a
9,299
216
450
Tuwel
13,303
360
750
Bojong
12,692
360
750
Buniwah
4,959
72
150
Lengkong
7,168
144
300
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
2,558
1,752
3,376
72
-
150
150
10
11
12
13,032
360
750
3,985
72
150
72
IV-38
LAPORAN ANTARA
13
Pucang
Luwuk
6,264
144
300
14
Kajenengan
6,726
144
300
15
Kalijambu
3,479
72
150
16
Danasari
6,618
17
Cikura
Jumlah
6,316
108,814
144
2
0
35
144
2,520
Fasilitas Peribadatan
Jenis dan besaran kebutuhan akan sarana peribadatan sangat tergantung pada
kondisi kehidupan beragama masyarakat setempat. Standar yang digunakan dalam
menentukan perkiraan kebutuhan fasilitas peribadatan di wilayah kecamatan Bojong
adalah:
1
1
1
1
1
1
unit
unit
unit
unit
unit
unit
N
o
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
250
1
2
Rembul
Dukuh
Tengah
3
4
Kedawung
Suniarsih
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
100
Eksisti
ng
Tahun
2015
(unit)
Kebutuhan
Tahun 2036
Unit
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
13,032
35
52
5,200
3,985
11
15
1,500
4,158
3,132
10
4
16
12
1,600
1,200
IV-39
300
300
5,250
LAPORAN ANTARA
Karangmuly
a
9,299
16
37
3,700
Tuwel
13,303
27
53
5,300
Bojong
12,692
27
50
5,000
Buniwah
4,959
15
19
1,900
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Lengkong
7,168
16
28
2,800
Batunyana
2,558
10
1,000
Sangkanayu
1,752
700
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
3,376
10
13
1,300
6,264
15
25
2,500
Kajenengan
6,726
16
26
2,600
Kalijambu
3,479
10
13
1,300
Danasari
6,618
21
26
2,600
Cikura
6,316
15
25
108,814
257
2,500
42,70
0
Jumlah
427
Masjid
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmuly
a
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
13,032
Kebutuhan
Tahun 2036
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
2,500
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
600
Eksistin
g Tahun
2015
(unit)
Unit
Luas
Lahan
Minim
al (m2)
3,000
3,985
4,158
3,132
4
3
1
1
1
1
600
600
600
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
5
5
2
2
2
1
2
2
3
5
5
1
2
1
1
1,800
3,000
3,000
600
1,200
600
600
6,264
6,726
2
3
2
2
1,200
1,200
IV-40
LAPORAN ANTARA
15
16
17
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
3,479
6,618
6,316
108,814
2
2
2
47
1
2
2
35
600
1,200
1,200
21,000
Tabel IV.17
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Bojong
Tahun 2036
Taman RT
N
o
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
250
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
250
Eksisti
ng
Tahun
2015
(unit)
Kebutuhan
Tahun 2036
Luas
Lahan
Unit
Minim
al
(m2)
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
4,158
16
4,000
Suniarsih
Karangmuly
a
Tuwel
3,132
12
3,000
9,299
13,303
37
53
9,250
5
6
13,032
52
13,000
3,985
15
3,750
13,250
IV-41
LAPORAN ANTARA
Bojong
12,692
50
12,500
Buniwah
4,959
19
4,750
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Lengkong
7,168
28
7,000
Batunyana
2,558
10
2,500
Sangkanayu
1,752
1,750
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
3,376
13
3,250
6,264
25
6,250
Kajenengan
6,726
26
6,500
Kalijambu
3,479
13
3,250
Danasari
6,618
26
6,500
Cikura
6,316
Jumlah
25
108,814
427
6,250
106,75
0
Taman RW
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Kebutuhan
Tahun 2036
Standar
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
Eksistin
g Tahun
2015
(unit)
Unit
Luas
Lahan
Minim
al (m2)
13,032
6,250
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
1
1
1
3
5
5
1
2
1
1
1,250
1,250
1,250
3,750
6,250
6,250
1,250
2,500
1,250
1,250
2
2
1
2
2
2,500
2,500
1,250
2,500
2,500
2,500
1,250
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,81
4
Jumlah
35
43,750
Taman Kelurahan
IV-42
LAPORAN ANTARA
Standar
Pendudu
k Tahun
2036
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmuly
a
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
Luas
Lahan
Minimal
(m2)
13,032
Kebutuhan Tahun
2036
Luas
Lahan
Unit
Minima
l (m2)
-
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
30,000
9,000
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,814
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Desa
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
Eksistin
g Tahun
2015
(unit)
Pemakaman
Standar
Luas
Penduduk
Lahan
Pendukun
Minimal
g (Jiwa)
(m2)
Eksisting
Tahun
2015
(unit)
13,032
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
Unit
3
30,000
-
2
3
3
1
1
-
10,000
20,000
30,000
30,000
10,000
10,000
-
1
1
1
1
10,000
10,000
10,000
10,000
1
-
4,000
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,814
10,000
Luas Lahan
Minimal (m2)
18
180,000
Fasilitas Kesehatan
IV-43
LAPORAN ANTARA
Desa
Jumlah
Pendu
duk
Tahun
2036
13,032
2
3
4
5
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Standar
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
Luas
Lahan
Minimal
(m2)
1,250
60
Eksisting
Tahun
2015
(unit)
Kebutuhan
Tahun 2036
Luas
Lahan
Unit
Minim
al
(m2)
10
600
3
3
2
7
180
180
120
420
13,303
10
600
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
10
3
5
2
1
2
600
180
300
120
60
120
5
5
2
300
300
120
3,985
4,158
3,132
9,299
6,264
6,726
3,479
IV-44
LAPORAN ANTARA
16
17
Danasari
Cikura
Jumlah
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
6,618
6,316
108,81
4
Jumlah
Pendu
duk
Tahun
2036
13,032
5
5
0
2,500
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,81
4
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
13,032
80
4,800
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
300
300
300
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
3
5
5
1
300
300
300
900
1,500
1,500
300
0
0
0
0
2
1
1
600
300
300
1
1
1
0
0
2
2
1
2
2
600
600
300
600
600
35
10,500
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
6,264
6,726
0
0
IV-45
LAPORAN ANTARA
15
16
17
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
3,479
6,618
6,316
108,814
0
0
0
3
Puskesmas
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
13,032
Kebutuhan
Tahun 2036
Luas
Lahan
Unit
Minima
l (m2)
-
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
120,000
Luas
Lahan
Minimal
(m2)
Eksisting
Tahun
2015
(unit)
1,000
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,814
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
13,032
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
1
2
2
1
-
6,264
6,726
0
0
1
1
IV-46
LAPORAN ANTARA
15
16
17
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
3,479
6,618
6,316
108,814
0
0
0
3
1
1
12
Tabel IV.19
Perkiraan Jumlah Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kecamatan
Bojong Tahun 2036
Warung/Kios
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
Desa
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmuly
a
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
13,032
Batunyana
Sangkanay
u
Gunung Jati
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
250
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
100
Eksisti
ng
Tahun
2015
(unit)
Kebutuhan
Tahun 2036
Luas
Lahan
Unit
Minim
al
(m2)
52
5,200
3,985
4,158
3,132
15
16
12
1,500
1,600
1,200
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
37
53
50
19
28
3,700
5,300
5,000
1,900
2,800
2,558
10
1,000
1,752
3,376
7
13
700
1,300
IV-47
LAPORAN ANTARA
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Pucang
Luwuk
6,264
25
2,500
Kajenengan
6,726
26
2,600
Kalijambu
3,479
13
1,300
Danasari
6,618
26
2,600
Cikura
6,316
Jumlah
25
108,814
427
2,500
42,70
0
Pertokoan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Desa
Rembul
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
Jumlah
Pendud
uk
Tahun
2036
Kebutuhan
Tahun 2036
Standar
Pendudu
k
Penduku
ng (Jiwa)
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
Eksistin
g Tahun
2015
(unit)
Unit
Luas
Lahan
Minima
l (m2)
13,032
6,000
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
0
0
0
0
1
4
0
0
0
0
0
1
2
2
1
-
3,000
6,000
6,000
3,000
-
0
0
0
0
0
5
1
1
1
1
3,000
3,000
3,000
3,000
36,000
6,000
3,000
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,814
12
Pasar Lingkungan
N
o
Desa
Rembul
Jumlah
Pendudu
k Tahun
2036
13,032
Standar
Penduduk
Pendukun
g (Jiwa)
30,000
Luas
Lahan
Minim
al
(m2)
13,500
Eksistin
g Tahun
2015
(unit)
0
Kebutuhan
Tahun 2036
Luas
Lahan
Unit
Minim
al
(m2)
-
IV-48
LAPORAN ANTARA
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Dukuh
Tengah
Kedawung
Suniarsih
Karangmulya
Tuwel
Bojong
Buniwah
Lengkong
Batunyana
Sangkanayu
Gunung Jati
Pucang
Luwuk
Kajenengan
Kalijambu
Danasari
Cikura
Jumlah
3,985
4,158
3,132
9,299
13,303
12,692
4,959
7,168
2,558
1,752
3,376
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
6,264
6,726
3,479
6,618
6,316
108,814
0
0
0
0
0
3
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi I (di atas 2.500
m2)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi III (600-1.000
m2)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi IV (250-600 m2)
IV-49
LAPORAN ANTARA
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi V (100-250 m2)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VI (50-100 m2)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VII (di bawah 50
m2)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VIII (rumah
susun)
IV-50
LAPORAN ANTARA
maka dapat diketahui koefisien dasar bangunan (KDB) pada setiap kawasan
perkotaan.Berikut ini merupakan hasil perhitungan KDB pada kawasan perkotaan
wilayah perencanaan. Berikut adalah perhitungan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di
Kecamatan Bojong:
KDB Terbangun
Pengambilan air tanah
I inf
=S . A
= 0,0011 x 1727581 m2
= 1900,3391 liter/menit
= 31,672 liter/detik
Debit Infiltrasi
Debit infiltrasi dihitung dengan rumus seperti dibawah ini dengan intensitas
infiltrasi (I) sebesar 7,678 . 10-8 m/detik dengan koefisien infiltrasi (C) sebesar 1,7
yang disesuaikan dengan kemiringan tanah kawasan perencanaan.
Q inf
= C .I . A
= 1,7. 7,678 .10-8 .1727581 m2
= 0,2254 m3/detik
= 225,4 liter/detik
1Ha
= 1 Ha . Q
inf
A
= 1 Ha .225,4
172,7581Ha
= 1,304 liter/detik/Ha
Open Space
Merupakan perhitungan untuk mengetahui luas open space atau daerah
resapan dimana tidak terdapat perkerasan.
OS
inf
1Ha
= 31,672liter/detik
1,304 liter/detik/Ha
= 24,28 Ha
Berdasarkan perhitungan diatas, maka Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
kawasan perencanaan dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
IV-51
LAPORAN ANTARA
= KDB x total
luas lahan
= 80% x 24,71
Ha
FAR
= 19,76Ha
IV-52
=S . A
= 0,0011 x 1727581 m2
= 1900,3391 liter/menit
= 31,672 liter/detik
Debit Infiltrasi
Q inf
= C .I . A
= 1,7. 7,678 .10-8 .1727581 m2
= 0,2254 m3/detik
= 225,4 liter/detik
= 1 Ha . Q
1Ha
inf
A
= 1 Ha .225,4
172,7581Ha
= 1,304 liter/detik/Ha
Open Space
OS =
Q
inf
1Ha
= 31,672liter/detik
1,304 liter/detik/Ha
= 24,28 Ha
= 85 % >>80%
Luas lantai dasar
FAR
Desa
Perkotaan Bojong
Perkotaan Bojong
Zona
Terbangun
Non
Terbangu
KLB
KDB
(Maksimal)
Far
keterangan
80%
1,25
80%
1,25
KDH
I Infiltrasi
Q1Ha
= 31,672 liter/detik
1,304 liter/detik/Ha
= 24,28Ha
Berdasarkan perhitungan tersebut berarti luasan lahan open space di kawasan
perkotaan Kecamatan Bojong harus seluas 24,28 Ha yang berarti lahan tersebut tidak
boleh didirikan bangunan dan dapat dimanfaatkan untuk sektor sektor pertanian.
Selain itu, untuk menghindari konversi lahan yang berlebihan di kawasan perkotaan
Kecamatan Bojong yang dapat merusak daya dukung lahan wilayah perencanaan
sendiri.
Ruang Terbuka Hijau yang termasuk dalam KDH sebanyak mungkin
diperuntukkan bagi penghijauan/ penanaman di atas tanah dengan tujuan untuk
meresapkan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah. Dengan demikian area parkir
dengan lantai perkerasan masih tergolong RTH sejauh ditanami pohon peneduh yang
ditanam di atas tanah, tidak di dalam wadah/ container kedap air. KDH tersendiri dapat
ditetapkan untuk tiap-tiap peruntukan fungsi. Arahan penataan KDH di Kecamatan
Bojong, yaitu:
1
2
Zona
Desa
Perkotaan
Bojong
Perkotaan
Bojong
Terbangun
Non
Terbangun
KDB
(Maksimal
)
KDH
(Maksima
l)
80%
20%
80%
20%
KLB
Far
keterangan
1,2
5
1,2
5
maksimal ketinggian 2
lantai
maksimal ketinggian 2
lantai
Tabel IV.22
Penetapan KDB, KLB dan KDH Kawasan Perkotaan Kecamatan Bojong
Menurut Fungsi Jalan
No
Fungsi Jalan
KDB
KDH
KLB
Jalan Kolektor
80%
Jalan Lokal
20%
70%
30%
Jalan
3
Lingkungan
60%
40%
0,
1,
2,
3,
0,
1,
2,
0,
1,
Nama Jalan
Bumiayu-Tuwel-Moga
Kelas
Jalan
Kolektor
Leba
Kecepatan
Km/ja
Mil/ja
(detik
Jalan
40
25
1,00
Primer
2
Senggang-Bojong
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Bojong-Tuwel
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Dukuhtengah-
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Kaligayam
5
Batunyana-Diwung
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Tuwel-Guci
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Simpar-Kajenengan
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Bojong-Batunyana
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Batunyana-
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Gunungjati
10
Bojong-Sokasari
Lokal Primer
20
12,5
0,9
11
Cerih-Kajenengan
Lokal Primer
20
12,5
0,9
12
Karangmulya-
Lokal Primer
20
12,5
0,9
Simendot
Lebar
GSJ
Da
Vb
= (Db-16) . Va
Da
Db
= (a1+a2) . Da
Da (b1+b2)
Garis sempadan sungai bertanggul diukur dari sisi terluar kaki tanggul;
Garis sempadan sungai bertanggul diukur dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan;
arahan
pertimbangan
Tinggi puncak atap suatu bangunan satu lantai maksimum 8 meter dan untuk
dua lantai maksimum 12 meter.
C. Selubung Bangunan
Penentuan selubung bangunan dengan memperhatikan komposisi masa
bangunan, orientasi lingkungan sekitar dan jenis material yang digunakan. Bentuk
massa bangunan dapat berupa massa tunggal atau berkelompok, dengan
mempertimbangkan jarak antar bangunan, kerapatan bangunan dan jenis-jenis bentuk
dasar selubung. Faktor keamanan dan keserasian terhadap lingkungan sekitar menjadi
prioritas penentuan selubung bangunan di Kecamatan Bojong.
KLB
GSB
Selain elemen diatas, bentuk desain selubung bangunan rumah tinggal tidak
lepas dari pertimbangan kondisi iklim tropis dan lingkungan sekitar, serta aspek fungsi
dan visual.
Bentuk dasar bangunan gedung yang ada di Kecamatan Bojong sebagian besar
adalah persegi. Tata bangunan yang berada di sepanjang jalan utama ( jalan lokal
primer ) memanfaatkan kapling hampir secara optimal dengan penggunaan KDB 60%.
Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang / koridor pejalan kaki,
dimana seringkali jalur pejalan kaki termanfaatkan juga sebagai ruang usaha, bahkan
banyak kanopi / tritisan bangunan yang menjorok ke jalur pejalan kaki. Kondisi ini
menyebabkan susahnya pengaturan selubung bangunan yang sehingga arah curahan
air hujan antar bangunan menjadi tidak tertata dengan baik. Fasade bangunan yang
berderet dan tidak sinkron menyebabkan hilangnya linkage visual/ kontinuitas fasade
bangunan yang ditonjolkan pada suatu koridor jalan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka selubung bangunan
di Kecamatan Bojong dapat dibagi dalam bangunan satu lantai dan dua lantai.
D. Analisis Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan ditetapkan dengan melihat karakter budaya setempat dan
perkembangan sosial ekonomi masyarakat, seperti penentuan wajah bangunan, gaya
bangunan, keindahan, dan keserasian dengan lingkungan sekitar. Tampilan bangunan
erat pula kaitannya dengan arsitektur bangunan. Persyaratan arsitektur bangunan
gedung meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam,
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya,
serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat
terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.
Gaya arsitektur bangunan di Kecamatan Bojong masih dipengaruhi oleh budaya
jawa dengan bentuk atap rumah limasan dan joglo di pendoponya. Pada
perkembangan saat ini pertumbuhan bangunan umumnya mengacu pada keinginan
dan kepentingan masing-masing pemilik site (urban design as private display) yang
pada akhirnya membuat dampak persaingan antar bangunan (bentuk dan visual) serta
tidak memerhatikan lagi keserasian (harmoni) lingkungan. Kondisi ini menyebabkan
adanya kesenjangan dan ketidakserasian antara bangunan lama dengan bangunan
modern dalam satu kawasan. Dengan melihat kecenderungan yang ada dan kondisi
wilayah, maka arahan pengembangan tampilan bangunan di wilayah Kecamatan
Bojong yaitu :
Gambar IV.6
Kelembagaan Pemerintah di Kecamatan Bojong
Sumber : Hasil Survey, 2015
b. Kelembagaan non pemerintah, kelembagaan ini meliputi kelembagaan ditingkat
masyarakat desa dan juga berfungsi untuk mendukung pemerintahan desa.
Kelembagaan ini diantaranya BPD, PKK, KUA, PMI, Karang Taruna, LPM, BKM dan
Babinsa.
Gambar IV.7
Kelembagaan Non Pemerintah di Kecamatan Bojong
Sumber : Hasil Survey, 2015