Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

PROGRAMA PENYULUHAN

Dosen Pengampu:
Ir. Umi Wahyuti, MP

Diki Wahyudi (04.01.18.050)

Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan 3B

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
KABUPATEN LUMAJANG
TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG


DINAS PERTANIAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian memegang peranan penting karena kontribusinya sangat nyata


terhadap penyediaan pangan dan sumber pendapatan terutama komoditas strategis yaitu padi,
jagung, kedelai, tebu, aneka cabai, bawang merah, daging sapi/kerbau. Sektor pertanian juga
menjadi andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan
usaha berbasis pertanian. Untuk mendorong pembangunan sektor pertanian RPJM Kabupaten
Lumajang tahun 2017-2019 diprioritaskan diantaranya : pertama (1) Optimalisasi
pengelolaan lahan pertanian, (2) Menjaga stabilitas harga produk tanaman pangan dan
hortikultura, (3) Meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian/perkebunan, (4)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil peternakan yang dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) yang dikelola oleh Dinas Pertanian.

Untuk mendukung arah kebijakan dan program pemerintah Kabupaten Lumajang


khususnya masyarakat yang bergerak dibidang pertanian diperlukan kegiatan penyuluhan
pertanian agar tercapai keberhasilan baik peningkatan produksi maupun peningkatan
pendapatan petani. Disamping itu pengembang sektor diperlukan dukungan pelayanan
prasarana, sarana dan paket teknologi yang spesifik lokasi. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
yang efektif dan efisien menuntut adanya suatu perencanaan dan target sasaran yang jelas dan
terukur. Perencanaan pelaksanaan penyuluhan yang dituangkan dalam Programa merupakan
langkah awal dan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan peningkatan
produksi dan kesejahteraan petani ingin tercapai. Programa penyuluhan pertanian merupakan
rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman, sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian merupakan
rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam
programa penyuluhan pertanian mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha
serta memberikan dukungan terhadap program-program prioritas dinas pertanian.
II. ISI

2.1 Rumusan Keadaan

Luas Wilayah Kabupaten Lumajang terletak antara 112o5’–113o22’ Bujur Timur dan
7o52’ –8o23’ Lintang Selatan dengan luas wilayah 1.790.90 Km2 atau 3.74% dari luas
Propinsi Jawa Timur. Ketinggian tempat bervariasi dari 0 sampai dengan diatas 2.000 m
diatas permukaan laut dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100 – 500 m dari
permukaan laut (dpl ) dengan luas 63.109.15 ha (35.24%) dan yang tersempit adalah pada
ketinggian > 2000 m dari permukaan laut seluas 6.889.4 ha (3.85 %) dari luas wilayah
Kabupaten Lumajang.

Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah:

1. Sebelah utara : Kabupaten Probolinggo;


2. Sebelah timur : Kabupaten Jember;
3. Sebelah selatan : Samudra Indonesia; dan
4. Sebelah barat : Kabupaten Malang.

Gambar 1. Peta administrasi kecamatan di Kabupaten Lumajang

2.1.1 Topografi dan iklim Kabupaten

Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu
Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Bromo (3.292 m) dan Gunung Lamongan. Untuk
kawasan selatan daerahnya sangat subur karena mendapat endapan sedimen dari sungai-
sungai yang mengalirinya. Ada beberapa sungai yang mengalir di kawasan tersebut yaitu kali
glidik, kali rawan, kali gede, kali regoyo, rejali, besuk sat, kali mujur dan bondoyudo. Daerah
Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak kering. Untuk tipe
basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang mencakup daerah Gucialit,
Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo dan gunung Semeru. Untuk daerah
dengan kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Sukodono,
Lumajang, Jatiroto dan Rowokangkung dengan rata-rata bulan kering 3-4 bulan per tahunnya.
Sedang daerah dengan iklim agak kering meliputi Tekung, Kunir dan yang cukup tinggi dari
tahun sebelumnya Yosowilangun.

2.1.2 Potensi Sumberdaya Lahan

Kabupaten Lumajang bila ditinjau dari aspek pembangunan pertanian memiliki


kekayaan sumberdaya alam yang sangat potensial dan ditunjang oleh letak yang strategis bagi
pengembangan sektor pertanian. Baku lahan/potensi lahan di Kabupaten Lumajang sekitar
35.815 Ha yang terdiri menurut jenis penggunaannya dijelaskan di bawah ini.

a. Baku Lahan Sawah

Luas baku lahan sawah di Kabupaten Lumajang Tahun 2017 seluas 36.324 Ha terdiri
dari (sawah irigasi , sawah tadah hujan, sawah pasang surut, sawah lebak).

b. Lahan sawah Irigasi

Dari 33.209 ha lahan sawah di Kabupaten Lumajang yang tergolong sawah irigasi
seluas 33.209 ha (91,33 %) yang terbagi :

- Luas sawah irigasi 14.951 ha (41,12 %) , ditanami padi 3 (tiga) kali per tahun.

- Luas sawah irigasi 13.167 ha (36,21%) ditanami padi 2 (dua) kali per tahun

- Luas sawah irigasi 3.698 ha (10,17 %).ditanami padi 1 (satu) kali per tahun

- Luas sawah irigasi 1.393 ha (3,83 %) tidak ditanami Gambaran lahan irigasi

c. Lahan Tadah Hujan

Dari 3.058 ha lahan tadah hujan di Kabupaten Lumajang tersebut terbagi menjadi:

- Luas 1099 ha (35.9%) lahan tadah hujan tersebut ditanami tanaman padi 2 (dua) kali
per tahun; dan

- Luas 1691 ha (55.3%) lahan tadah hujan tersebut ditanami tanaman padi 1 (satu)
kali pertahun; - Luas 268 ha (8.8 %) lahan tadah hujan tersebut tidak ditanami.

2.1.3 Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)

Ketersediaan alat dan mesin pertanian merupakan faktor penting dalam kegiatan
usahatani. Keterbatasan tenaga kerja dalam upaya pengembangan usahatani akan
memberikan peluang berkembangnya alat dan mesin pertanian. Pengembangan Alsintan
diprioritaskan untuk kegiatan usahatani yang membutuhkan tenaga kerja cukup besar seperti
pengolahan tanah, tanam dan panen. Pengembangan Alsintan akan berperan dalam upaya
meningkatkan :
• Luas lahan garapan

• Produktivitas dan efisiensi sumberdaya manusia dan lahan

• Menekan kehilangan hasil

2.1.4 Keadaan Umum Komoditas Tanaman

A. Tanaman Pangan terdiri dari; Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Ubi
Jalar dan Kacang Tanah.

B. Tanaman Hortikultura terdiri dari; Bawang Merah, Bawang Daun, Kentang, Kobis,
Kol, Sawi, Wortel, Kacang Panjang, Cabe, Tomat, Terong, Buncis dan Kangkung.

C. Tanaman Perkebunan terdiri dari; Kelapa, Kakao, Pinang, Kopi, Cengkeh, Tebu
dan Tembakau.

2.2 Rumusan Permasalahan

2.2.1 Masalah Prilaku

A. Tanaman Pangan

1. Kesuburan lahan pertanian semakin menurun karena ekploitasi secara terus menerus.
2. Belum optimalnya produksi dan produktivitas padi, jagung dan kedele sebagai tanaman
unggulan strategis.

3. Belum optimalnya pembinaan lembaga pembenihan tanaman pangan oleh petugas.

B. Tanaman Hortikultura

1. Petani sebagian besar belum melaksanakan peremajaan tanaman buah-buahan yang tidak
produktif (tan. Tahunan).

2. Sebagian besar Petani belum melaksanakan pemupukan berimbang terhadap tanaman


buah-buahan (tan. Tahunan).

3. Sebagian besar petani hortikultura belum menerapkan SOP berbasis GAP dan GHP,
sehingga banyak kebun/lahan usaha belum memenuhi persyaratan registrasi kebun/lahan
usaha hortikultura.

C. Tanaman Perkebunan

1. Produktivitas tanaman tebu rendah karena petani enggan melakukan bongkarratoon serta
rawatratoon.

2. Serangan OPT tanaman tebu belum terkendali.


3. Rendahnya kemauan petani melaksanakan pemupukan berimbang terhadap tanaman
perkebuna ndan Petani belum menerapkan pengelolaan tanaman perkebunan secara
monokultur.

2.2.1 Masalah Non Prilaku

Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian terdapat masalah non perilaku dalam


memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai berikut :

1. Rendahnya kesadaran petani dalam berkelompok dan kebersamaan dalam usaha.

2. Rendahnya pengetahuan dan keteranpilan petani dalam beragribisnis.

3. Rendahnya kinerja penyuluh pertanian.

4. Belum optimalnya kemampuan petugas dalam desiminasi teknologi budidaya dan pasca
panen tanaman pangan.

5. Rendahnya respon dan kemauan petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha dalam
penerapan teknologi budidaya dan teknologi pasca panen tanaman pangan.

2.3 Rumusan Tujuan

2.3.1 Tujuan Umum

Programa Penyuluhan Kabupaten Lumajang tahun 2019, secara umum bertujuan untuk :

a. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

b. Memberikan panduan bagi penyuluh pertanian di Kabupaten Lumajang dalam menyusun


rencana kerja tahunan kegiatan penyuluhan.

c. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam forum


musrenbang tahun berikutnya.

2.3.2 Tujuan Khusus

A. Tanaman Pangan

- Meningkatnya tingkat kesuburan lahan pertanian, sehingga tanaman tumbuh subur dan
berdampak pada peningkatan prduksi tanaman.

- Meningkatanya produksi dan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman strategis


yaitu Padi , Jagung dan Kedele.

- Petani dan petugas pertanian dapat menerapkan pengendalian OPT sesuai konsep
pengendalian hama terpadu dan ramah lingkungan.
B. Tanaman Hortikultura

- Terlaksananya peremajan tanaman yang tidak produktifsehingga mendukung peningkatan


produksi tanaman buah-buahan.

- Meningkatnya prduksi dan produktivitas tanaman buah –buahan.

- Terwujudnya petani menerapkan SOP, GAP, GHP untuk memenuhi permintaan pasar
modern yang konsumennya memperhatikan kesehatan dan rata-rata golongan menengah ke
atas.

C. Tanaman Perkebunan

- Penerapan bongkar ratoon dan rawat ratoon pada tanaman tebu setelah dikeppras 3 kali

- Terkendalinya serangan hama penyakit pada tanaman tebu

- Terwujudnya petani menerapkan teknologi spesifik lokasi untuk meningkatkan


produktivitas

2.4 Rencana Kegiatan

1. Peningkatan kapasitas Penyuluh Pertanian tingkat Kabupaten Lumajang

a. Penyusunanan Programa Penyluhan tingkat Kabupaten

b. Penyusunan Rencana Kerja

c. Temu teknis, Temu tugas, Pelatihan, Bintek.

2. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian BPP sebagai Posko Pelaksana


Pembangunan Pertanian

a. Penyusunan Programa penyuluhan tingkat Kecamatan (1 kali)

b. Penyusunan Rencana Kerja

c. Percontohan/Demplot (1 kali)

d. Latihan dan Kunjungan

e. Rembug Tani tingkat desa (1 kali)

3. Peningkatan kemampuan lembaga petani

a. Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani

b. Penilaian kelas dan kemampuan kelompok tani

c. Demplot d. Temu lapang


4. Penumbuhan dan pemberdayaan penyuluh pertanian swadaya

a. Pelayanan konsultasi dan informasi agribisnis

b. Pertemuan teknis agribisnis

c. Percontohan / demplot

5. Lomba kelembagaan petani dan petugas

a. Lomba Petani Berprestasi

b. Lomba Kelompoktani Agribisnis Padi

c. Lomba Kelompoktani Agribisnis Jagung

d. Lomba Kelompoktani Agribisnis Kedelai

e. Lomba Kelompoktani Agribisnis Buah-buahan

Anda mungkin juga menyukai