BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B.1. Tujuan
B.2. Sasaran
B.3. Manfaat
A. Potensi Daerah
1. Kondisi Geofrafis
Secara geografis Kabupaten Agam terletak antara 000200029 Lintang
Selatan dan 99052100023 Bujur Timur, dengan luas daerah sebesar
223.230 ha atau 5,29% dari luas Propinsi Sumatera Barat (Luas Propinsi
Sumatera Barat 4.222.904 ha). Sementara itu, posisi letak wilayah
Kabupaten Agam berbatasan dengan daerah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Pasaman
Barat
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan
Tanah Datar.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota.
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
3. Topografi
Topografi Kabupaten Agam bervariasi yaitu mulai dari datar,
bergelombang dan berbukit. Berdasarkan kemiringan tanah dapat dibagi 4
kategori sebagaimana terlihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. : Topografi Daerah Kabupaten Agam.
Kemiringan Luas
No Topografi %
(Derajad) (ha)
1. Wilayah Datar 03 66.696 30,00
2. Wilayah Datar sampai berombak 38 15.626 7,00
Kabupaten Agam terdiri dari daerah dataran tinggi yang terletak di Agam
Timur dan dataran rendah di Agam Barat. Berdasarkan ketinggian dari
permukaan laut secara garis besar keadaan alam atau fisiografinya dapat
dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
4. Iklim
Iklim Kabupaten Agam tergolong tropis basah dengan suhu berkisar
antara 190300 Celsius dengan kelembaban udara rata-rata 80%, dan
penyinaran matahari rata-rata 58 %. Kecepatan angin didaerah ini
berkisar antara 4 km/Jam -20 Km/Jam, musim hujan terjadi antara
Bulan Januari sampai dengan Mei dan September sampai dengan
Desember, sedangkan musim kemarau berlangsung antara Juni sampai
dengan Agustus. Tipe iklim Kabupaten Agam juga ditentukan oleh
bentuk wilayah (fisiografi) dan tinggi tempat diatas permukaan laut
(topografi).
Sadapan informasi dari peta iklim yang dibuat oleh Berlage (1940) dan
yang terbaru disusun Oldelman (1979) serta databases hidroklimat
B. Potensi Pengembangan
1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan secara umum sangat berhubungan dengan
pertanian, yang dalam hal ini dapat dikelompokkan kedalam dua
bagian yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan yang ada
tersebut sesuai dengan potensinya ditumbuhi/dibudidayakan
dengan tanaman pangan, palawija, dan hortikultura.
Lahan sawah penggunaannya dominan adalah untuk komoditi
tanaman pangan terutama padi. Komoditi lain yang juga
diusahakan dilahan sawah adalah palawija dan hortikultura (sayur-
sayuran). Potensi luas baku sawah di Kabupaten Agam (kondisi
tahun 2009) adalah 28.819 ha. Dari luasan sawah yang ada
tersebut, dominan telah diairi air irigasi namun sebagian besar
jaringan irigasi tersebut telah perlu rehabilitasi.
Lahan bukan sawah yang merupakan potensi pertanian adalah
lahan perladangan, tegalan, termasuk pekarangan. Lahan ini pada
2010 2011
No. Kecamatan Luas Luas Luas Luas
Provitas Produksi Provitas Produksi
Tanam Panen Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ton)
(ha) (ha) (ha) (ha)
1
TANJUNG MUTIARA 1.183 1.141 4,69 5.346 1.137 1.274 4,60 5.858
2
LUBUK BASUNG 1.056 1.061 4,50 4.775 1.175 1.063 4,53 4.815
3
AMPEK NAGARI 984 1.284 4,60 5.906 1.291 1.586 4,62 7.327
4
TANJUNG RAYA 63 81 3,69 299 69 83 3,69 306
5
MATUR 30 40 3,38 135 23 26 3,40 88
6
IV KOTO 50 68 3,80 258 45 56 3,80 211
7
MALALAK 100 112 3,60 403 58 56 3,60 202
8
BANUHAMPU 23 28 3,30 92 22 25 3,40 85
9
SUNGAI PUA 52 30 3,31 99 57 27 3,62 98
10
IV ANGKAT 656 381 4,80 1.829 676 551 4,82 2.653
11
CANDUNG 167 197 3,90 768 195 227 4,70 1.065
12
BASO 146 142 4,70 667 153 158 4,10 648
13
TILATANG KAMANG 341 190 4,20 798 313 228 4,30 980
14
KAMANG MAGEK 23 23 4,10 94 33 30 4,70 139
15
PALEMBAYAN 215 286 3,10 887 261 293 3,50 1.026
16
PALUPUH 33 30 3,30 99 28 25 3,80 94
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa kondisi tanaman jagung
tahun 2010 dan 2011 secara Kabupaten baik luas tanam, panen,
produktivitas dan produksi mengalami peningkatan. Peningkatan
produksi lebih dipengaruhi oleh peningkatan kuas panen 12,00 persen
sedangkan peningkatan produktivitas hanya mencapai 1,76 persen.
Berdasarkan data tersebut perlu diupayakan peningkatan melalui
peningktan penggunaan benih jagung hibrida.
A. Prospek pengembangan
Peluang pasar komoditi Jagung sangat terbuka, baik untuk pasar lokal
maupun pasar luar daerah. Walaupun belum didukung oleh data statistik
yang lengkap dan akurat, secara visual dari tahun ke tahun terlihat trend
permintaan yang meningkat. Prospek pasar ini menjadi lebih prospektif
bila dapat memanfaatkan pesaing sebagai bagian dari komponen
pendukung, baik pesaing komoditas alternatif maupun pesaing wilayah
produsen lainnya. Kelemahan data statistik merupakan bagian dari
elemen program pengembangan jagung lebih lengkap dan terarah
sesuai dengan dukungan wilayah.
B. Potensi Pengembangan
1. Sumberdaya Lahan
2. Sumberdaya Manusia
3. Modal
C. Arah Pengembangan
1. Produktifitas
2. Perluasan Areal
perkembangan di lapang.
konsumsi.
2012.
BAB. IV PENUTUP
Ir. A N D R Y, MM.
NIP.19571016 198503 1 005