Anda di halaman 1dari 24

Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan akhir pembangunan pertanian adalah terwujudnya kesejahteraan


masyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya program pembangunan
pertanian kedepan harus lebih banyak berorientasi pada peningkatan
pendapatan. Baik melalui peningkatan produktivitas dan peningkatan nilai
tambah komoditas yang dikembangkan serta peningkatan posisi tawar petani.
Pengkajian dan pengembangan Komoditas Unggulan daerah merupakan
suatu langkah starategis yang harus diterapkan secara bertahap dan
berkelanjutan. Dengan pengkajian yang mendalam, proses pengembangan
komoditas unggulan bisa lebih terarah dan lebih efektif.

Komoditas-komoditas unggulan mempunyai peran yang sangat penting dalam


perekonomian masyarakat yang diejawantahkan dalam pembentukan PDB
dan PDRB. Akumulasinya pada sektor pertanian memberikan kontribusi yang
berarti bagi penyediaan sumber devisa, penyediaan pangan dan bahan bakar
industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan
pendapatan masyarakat. Di Kabupaten Agam, struktur perekonomiannya
masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB
sebesar 37,44 % dan 20,17 % diantaranya merupakan kontribusi dari sektor
pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

Sampai saat ini, Kabupaten Agam masih mengandalkan sektor pertanian


sebagai sumber utama pendapatan mayoritas masyarakatnya. Banyak
komoditas-komoditas yang berkembang dan unggul menjadi andalan
perekonomian masyarakat. Salah satuya adlah komoditas Jagung setelah
tanaman padi yang potensial untuk dikembangkan. Kenyataan ini seiring
dengan tingginya perhatian pemerintah untuk mengembangkan komoditas
tanaman jagung tersebut.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 1


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Jagung merupakan salah satu komoditi strategis karena kegunaannya sebagai


bahan baku makanan yang memiliki gizi tinggi dan merupakan sumber utama
karbohidrat dan protein. Kegunaan lainnya adalah sebagai bahan baku pakan
ternak dan industri sehingga dapat menjadi komoditi yang bernilai untuk
pasar dalam negeri dan ekspor.

Upaya peningkatan produksi komoditi Jagung terus dilakukan melalui


pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang melibatkan masyarakat
petani, pemerintah dan suasta serta stake holder lainnya. Apabila
pengembangan jagung berhasil maka dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan masyarakat dan termasuk penyerapan tenaga kerja dan
kesempatan berusaha. Disamping itu dapat menarik berkembangnya usaha di
sektor hulu (pengusaha saprodi, Alsintan, permodalan) dan dapat mendorong
usaha di sektor hilir (Pengusaha Pakan Ternak, Pedagang Lokal dan
Eksportir), berarti peluang untuk pengembangan usahatani jagung masih
luas.

Masalahnya, produktivitas yang dicapai dalam usahatani jagung belum


mencapai potensi hasil yang dimilikinya yakni 4,33 Ton per Ha dari potensi
Hasil antara 6 -7 Ton/Ha. Kondisi ini memperlihatkan besarnya peluang untuk
peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Peningkatan pendapatan
yang signifikan membuka peluang besar bagi percepatan pertumbuhan
ekonomi daerah. Rendahnya produktivitas jagung disebabkan oleh masih
rendahnya penguasaan dan penerapan teknologi ditingkat petani. Bagi
sebagian petani, faktor ini berkaitan dengan kemampuan dalam pengadaan
sarana produksi dan sebagian lain berkaitan dengan kurangnya tenaga
pemberdaya atau pendamping di lapang.

Peningkatan produksi disamping dapat dicapai melalui peningkatan


produktivitas juga diperoleh melalui peningkatan luas areal tanam dengan
mengoptimalkan sumberdaya lahan di luar padi sawah seperti
tegalan/ladang/huma, lahan di bawah pengembangan kelapa sawit dan
pemanfaatan laha-lahan tidur/semtara tidak diusahakan yang luasnya
mencapai 50.079 Ha. Peningkatan produksi juga dapat dicapai melalui

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 2


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

penggunaan benih unggul bermutu, terutama penggunaan jagung hibrida


yang mempunyai potensi hasil yang tinggi.

B. TUJUAN, SASARAN DAN MAMFAAT

B.1. Tujuan

Rencana pengembangan tanaman jagung adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan komoditi Jagung di


Kabupaten Agam.
2. Memberikan bahan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Agam
dalam perencanaan menumbuh-kembangkan komoditas jagung
secara bertahap dan berkelanjutan
3. Mengarahkan masyarakat petani dan pelaku usaha dalam
memajukan usaha komoditas tanaman jagung.
4. Mendorong masyarakat petani dan pelaku usaha untuk membuka
usaha dan investasi baru dalam mengembangkan usaha komoditas
tanaman jagung.

B.2. Sasaran

Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam Road Map Pengembangan


Jagung adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya Road Map sebagai acuan didalam penggembangan


usahatani jagung secara efektif dan efisien dan berkesinambungan.
2. Terjadinya pengembangan komoditi jagung pada lahan-lahan di
luar sawah produktif yang meliputi ladang, lahan tidur, lahan
dibawah pengembangan komoditi sawit, lahan di bawah tanaman
kelapa.
3. Tercapainya peningkatan luas tanam, panen dan pada akhirnya
produksi mencapai 3-5 persen tahun 2012.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 3


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

B.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari Rencana Pengembangan Komoditi


Jagung Kabupaten Agam adalah sebagai berikut :
1. Usahatani tanaman jagung di Kabupaten Agam sebagai salah satu
komoditi unggulan dapat diusahakan secara terfokus, sehingga
dapat mengoptimalkan potensi suberdaya yang tersedia seperti
sumberdaya alam, sarana dan prasarana, dan pembiayaan dapat
lebih efektif dan efisien.
2. Pengembangan usahatani komoditas jagung dapat didukung
dengan kebijakan strategis serta program dan kegiatan operasional
pemerintah Kabupaten Agam secara bertahap terpadu dan
berkelanjutan mulai dari aspek hulu serta Hilir dan aspek
penunjangnya.
3. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para pihak untuk
mendukung penetapan kebijakan dalam perencanaan program,
kegiatan dan anggaran dalam pengembangan komoditi jagung.
4. Dapat lebih menjamin tercapainya tujuan serta sasaran program
pengembangan jagung di Kabupaten Agam secara efektif, efisien
dan berkesinambungan.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 4


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

BAB. II KONDISI SAAT INI

A. Potensi Daerah
1. Kondisi Geofrafis
Secara geografis Kabupaten Agam terletak antara 000200029 Lintang
Selatan dan 99052100023 Bujur Timur, dengan luas daerah sebesar
223.230 ha atau 5,29% dari luas Propinsi Sumatera Barat (Luas Propinsi
Sumatera Barat 4.222.904 ha). Sementara itu, posisi letak wilayah
Kabupaten Agam berbatasan dengan daerah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Pasaman
Barat
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan
Tanah Datar.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota.
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

2. Administrasi Pemerintahan dan Luas Wilayah


Kabupaten Agam terdiri atas 16 Kecamatan dengan 83 Nagari yaitu : 1)
Kec. Baso (5 Nagari), 2) Kec. Tilatang Kamang (3 Nagari), 3) Kecamatan
Kamang Magek (3 Nagari), 4) Kecamatan IV Angkek Candung (7 Nagari),
5) Kecamatan Candung (3 Nagari), 6) Kecamatan Banuhampu (7 Nagari)
7) Kecamatan Sei Puar (5 Nagari), 8) Kecamatan Palupuh (4 Nagari), 9)
Kecamatan Palembayan (6 Nagari), 10) Kecamatan IV Koto (7 Nagari),
11) Kecamatan Matur (6 Nagari), 12) Kecamatan Tj. Raya (9 Nagari), 13)
Kecamatan Tj. Mutiara (3 Nagari), 14) Kecamatan Lubuk Basung (5
Nagari), 15) Kecamatan Ampek Nagari (4 Nagari), 16) Kecamatan
Malalak (4 Nagari).
Dari 16 Kecamatan yang ada di Kabupaten Agam, Kecamatan Palembayan
merupakan yang terluas (34.981 ha), sedangkan kecamatan yang
memiliki luas wilayah terkecil, adalah Kecamatan Banuhampu dengan luas
yaitu 2.845 ha. Untuk lebih jelasnya keadaan luas masing-masing
kecamatan di Kabupaten Agam dapat dilihat pada Tabel 1.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 5


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Tabel 1. : Luas masing-masing Kecamatan di Kabupaten Agam


No. Kecamatan Luas (ha) %
1. Baso 7.030 3,15
2. Sungai Pua 4.429 1,98
3. Banuhampu 2.845 1,27
4. Tilatang Kamang 5.607 2,51
5. IV Koto 10.449 4,64
6. Matur 9.369 4,20
7. Tanjung Raya 24.403 10,93
8. Lubuk Basung 27.840 12,47
9. Palembayan 34.981 15,67
10. Tanjung Mutiara 20.573 9,22
11. Kamang Magek 9.960 4,46
12. Ampek Nagari 26.869 12,04
13. Palupuh 23.708 10,62
14. IV Angkek Candung 3.066 1,37
15. Canduang 5.229 2,34
16. Malalak 6.872 3,68
Jumlah 223.230 100,00
Sumber: Agam Dalam Angka, 2009-2010

3. Topografi
Topografi Kabupaten Agam bervariasi yaitu mulai dari datar,
bergelombang dan berbukit. Berdasarkan kemiringan tanah dapat dibagi 4
kategori sebagaimana terlihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. : Topografi Daerah Kabupaten Agam.
Kemiringan Luas
No Topografi %
(Derajad) (ha)
1. Wilayah Datar 03 66.696 30,00
2. Wilayah Datar sampai berombak 38 15.626 7,00

3. Wilayah berombak bergelombang 8 15 80.363 36,00


4. Wilayah bukit bergunung > 15 60.272 27,00
Jumlah 223.230 100,00
Sumber : Agam Dalam Angka, 2009-2010

Kabupaten Agam terdiri dari daerah dataran tinggi yang terletak di Agam
Timur dan dataran rendah di Agam Barat. Berdasarkan ketinggian dari
permukaan laut secara garis besar keadaan alam atau fisiografinya dapat
dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 6


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Tabel 3. Kompilasi Ketinggian Tempat Wilayah Kab. Agam


No. Elevasi Wilayah (m.dpl) Luas (ha) %
1. 00,0 500,0 99.448,97 44,55
2. 500,0 1000,0 97.082,73 43,49
3. > 1000,0 26.698,31 11,96
Jumlah 223.230,00 100,00
Sumber : Data Pokok Pembangunan Daerah Kabupaten Agam,
2009-2010

Gambaran sebagaimana terlihat pada tabel 3 dapat dijelaskan, sebagai


berikut; Wilayah Agam bagian Barat terletak pada ketinggian 0500
meter yaitu mencakup daerah sepanjang pantai Barat dengan
kemiringan 02%. Sedangkan Wilayah Agam bagian Timur terletak
pada ketinggian antara 5001000 meter, dan terdapat 2 (dua) buah
gunung, yaitu Gunung Merapi (Kecamatan Banuhampu, Sungai Puar
dan Candung) dengan ketinggian 2.891 meter dan gunung Singgalang
(Kecamatan IV Koto) dengan ketinggian 2.877 meter. Selain itu
Kabupaten Agam memiliki 15 (lima belas) buah Bukit, 3 (tiga) buah
Telaga, 4 (empat) buah Lembah dan Ngarai serta satu buah danau,
yaitu Danau Maninjau dengan luas 9.794 Ha dengan kedalaman
mencapai 157 meter dan keliling danau sepanjang 66 Km.

4. Iklim
Iklim Kabupaten Agam tergolong tropis basah dengan suhu berkisar
antara 190300 Celsius dengan kelembaban udara rata-rata 80%, dan
penyinaran matahari rata-rata 58 %. Kecepatan angin didaerah ini
berkisar antara 4 km/Jam -20 Km/Jam, musim hujan terjadi antara
Bulan Januari sampai dengan Mei dan September sampai dengan
Desember, sedangkan musim kemarau berlangsung antara Juni sampai
dengan Agustus. Tipe iklim Kabupaten Agam juga ditentukan oleh
bentuk wilayah (fisiografi) dan tinggi tempat diatas permukaan laut
(topografi).
Sadapan informasi dari peta iklim yang dibuat oleh Berlage (1940) dan
yang terbaru disusun Oldelman (1979) serta databases hidroklimat

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 7


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

yang diterbitkan oleh Bakosurtanal (1987) diketahui bahwa Kabupaten


Agam memiliki 4 (empat) kelas curah hujan, yaitu :
Daerah dengan curah hujan >4.500 mm/tahun tanpa bulan kering
(daerah dengan iklim Tipe A), berada disekitar lereng gunung
Merapi-Singgalang meliputi sebagian wilayah Kec.IV Koto dan
Banuhampu Sungai Puar.
Daerah dengan curah hujan 3.500-4.500 mm/tahun tanpa bulan
kering (daerah dengan iklim Tipe A1), mencakup sebagian wilayah
Kec. Tilatang Kamang, Baso dan IV Angkat Candung.
Daerah dengan curah hujan 3.500-4.000 mm/tahun dengan bulan
kering selama 1-2 bulan berturut-turut (daerah dengan iklim tipe
A2), meliputi sebagian Kec. Palembayan, Palupuh dan IV Koto.
Daerah dengan curah hujan 2.500-3.500 mm/tahun dengan bulan
kering selama 1-2 bulan berturut-turut, meliputi sebagian wilayah
Lubuk Basung, Tanjung Raya dan Tanjung Mutiara

B. Potensi Pengembangan
1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan secara umum sangat berhubungan dengan
pertanian, yang dalam hal ini dapat dikelompokkan kedalam dua
bagian yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan yang ada
tersebut sesuai dengan potensinya ditumbuhi/dibudidayakan
dengan tanaman pangan, palawija, dan hortikultura.
Lahan sawah penggunaannya dominan adalah untuk komoditi
tanaman pangan terutama padi. Komoditi lain yang juga
diusahakan dilahan sawah adalah palawija dan hortikultura (sayur-
sayuran). Potensi luas baku sawah di Kabupaten Agam (kondisi
tahun 2009) adalah 28.819 ha. Dari luasan sawah yang ada
tersebut, dominan telah diairi air irigasi namun sebagian besar
jaringan irigasi tersebut telah perlu rehabilitasi.
Lahan bukan sawah yang merupakan potensi pertanian adalah
lahan perladangan, tegalan, termasuk pekarangan. Lahan ini pada

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 8


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam


palawija, hortikultura.
Tabel 6. : Komposisi Penggunaan Lahan di Kabupaten Agam
No. Penggunaan Lahan Luas (ha) %
1. LAHAN SAWAH 28.819 12,91
Irigasi Teknis 1.187 0,53
Irigasi Setengah Teknis 12.791 5,73
Irigasi Sederhana 4.975 2,23
Irigasi Desa 5.339 2,39
Tadah Hujan 3.261 1,46
Lebak 525 0,24
Polder Sawah Lainnya 741 0,33
2. LAHAN BUKAN SAWAH 194.411 97,09
Pekarangan 5.302 3,72
Tegal/Kebun 29.065 13,02
Ladang/Huma 11.261 5,04
Pengembalaan/Padang Rumput 335 0,15
Sementara Tidak Diusahakan 9.418 4,22
Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 31.438 14,08
Hutan Negara 43.045 19,28
Perkebunan 28.481 12,76
Lain-lain 21.529 9,64
Rawa Yang Tidak Ditanami 1.088 0,49
Kolam/Tebat/Empang/Danau 10.449 4,68
JUMLAH 223.230 100,00
Sumber : Hasil Up-Dating Data, 2009
Berdasarkan data citra landsat Kabupaten Agam 2003 (Bappeda Kab.
Agam) tersebut juga dapat dilihat bahwa wilayah kabupaten Agam
dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan penggunaan lahan
dominannya, yaitu:
Bagian Barat Kabupaten (Kec. Tj. Mutiara, Lubuk Basung, dan IV.
Nagari) dengan kegiatan mayoritas adalah kebun kelapa, kelapa
sawit, hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, sebagian
pertanian, dan hutan alami.
Bagian Tengah Kabupaten (Kec. Tj. Raya, Palembayan, Matur,
Palupuh, dan IV. Koto), dengan kegiatan dominan adalah hutan
alam dan kebun campuran.
Bagian Timur Kabupaten (Kec. Tilatang Kamang, Kamang Magek,
Baso, IV. Angkat Candung, Candung, Banuhampu, dan Sungai
Suar), dengan kegiatan dominan adalah pertanian (sawah),
permukiman, sebagian kebun campuran dan hutan alam.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 9


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Dengan pola seperti itu, maka kawasan permukiman umumnya


terdapat di bagian Timur Kabupaten, tepatnya di kecamatan-
kecamatan sekitar Kota Bukittinggi yang merupakan konsentrasi
permukiman, dan sebagian di Kec. Lubuk Basung yang terletak di
sebelah Barat kabupaten yang saat ini menjadi ibukota kabupaten.
Kawasan permukiman tersebut ada yang berbentuk linier mengikuti
jalan dan ada pula yang berbentuk konsentris (memusat).

Untuk kegiatan pertanian (persawahan), umumnya terdapat di sebelah


Timur Kabupaten Agam, seperti kec. Tilatang Kamang, IV. Angkat
Candung, Banuhampu, dan kec. Sungai Suar, sedangkan untuk sebelah
Barat kabupaten, kegiatan pertanian mayoritas terdapat di Kec.
Lubuk Basung dan Palembayan
2. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan di Kabupaten Agam dengan memperhatikan
kemampuan lahan dan faktor pembatas, diantaranya untuk
perkebunan dan pertanian, serta kawasan hutan yang tujuan untuk
perlindungan tata air, tanah dan kawasan bawahnya.
Kemampuan lahan yang dimaksud adalah daya dukungnya terhadap
aktifitas budidaya yang telah dan akan ada diatasnya. Secara teknis,
penentuan faktor ini didasarkan pada penentuan bagian lahan yang
harus dilindungi atau layak bagi aktifitas budidaya.
Faktor-faktor penilai kemampuan lahan adalah :
Kemiringan yang dibedakan atas beberapa kelas, yakni: 2 5 %,
>5% - 15%, >15%-40% , dan >40%.
Kedalaman efektif berdasarkan substratum, dan dibedakan atas 0-30
cm, >30 cm - 60 cm, > 60 cm 90 cm.
Kepekaan terhadap erosi (erodibilitas tanah), dibedakan atas tanah
tidak peka erosi, agak peka, kurang peka erosi, tidak peka erosi,
sangat tidak peka erosi.
Intensitas hujan yang berpeluang mendatangkan erosi lahan,
dibedakan atas tidak erosiv (0-13,6 mm/menit), agak erosiv (13,6-

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 10


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

20,7 mm/menit), kurang erosiv (20,7-27,7 mm/menit), erosiv (27,7-


34,8 mm/menit), sangat erosiv (> 34,8 mm/menit).
Berdasarkan kebutuhan sosial ekonomi dan pertimbangan keadaan
fisik, iklim dan pengaturan tata air, maka dari luas Kabupaten Agam
sebesar 223.230 Ha yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan untuk
pengembangan perekonomian masyarakat adalah lahan dengan kelas
kemiringan 2 sampai 40 % yang luas seluruhnya 148.542 Ha atau
setara dengan 66,54 %. Sementara itu sisanya seluas 74.688 Ha atau
33,46 % merupakan lahan dengan kelas kemiringan di atas 40 %
dapat disegmentasikan sebagai kawasan lindung (Kepres 32 Tahun
1990). Penyebaran jenis tanah di Kabupaten Agam dibagi atas fisiografi
dan ketinggian dari permukaan laut. Agam bagian Barat umumnya
didapatkan tanah latosol, komplek podzolik, andosol, regosol dan
disepanjang aliran sungai ditemukan tanah aluvial, sedangkan arah ke
pantai didapatkan tanah organosol.

Tabel 7. Kelerengan Lahan Wilayah Kabupaten Agam


Wilayah Kelerengan (%) dan Luas (ha) Jumlah
No.
Kecamatan 0-2 2-15 15-40 >40 (ha)
1. Tanjung Mutiara 17.425 1.912 1.092 144 20.573
2. Lubuk Basung 33.224 7.332 4.983 9.215 54.709
3. Tanjung Raya 11,551 3.273 2.189 7..390 24.403
4. Matur 750 703 4.276 3.640 9.369
5. IV Koto 491 1.502 5.196 10.132 17.321
6. Bnh Sei Puar 1.960 1.667 2.272 1.375 7.274
7. IV Angkat Candung 2.017 3.025 1.107 2.146 8.295
8. Baso 989 2.746 2.040 1.255 7.030
9. Tilatang Kamang 5.710 1.652 2.636 5.569 15.567
10. Palembayan 3.981 5.944 9.359 15.697 34.981
11. Palupuh 0 301 5.282 18.125 23.708
JUMLAH 79.098 30.057 40.387 74.688 223.230
Sumber : Data Pokok Pembangunan Daerah Kab. Agam, 1998

Untuk wilayah Agam bagian ke Timur jenis tanah pada umumnya


terdiri dari andosol, komplek podzolik, latosol, regosol, litosol dan
disepanjang aliran sungai ditemukan tanah aluvial. Uraian jenis tanah
berdasarkan wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 8.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 11


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Tabel 8. Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Agam


No. Jenis Tanah Luas (ha) %
1 Organosol 33.053 14,81
2 Latosol Batu Beku 11.267 5,01
3 Latosol dan Regosol 27.009 12,01
4 Latosol 27.239 12,20
5 Andosol Batu Beku 38.001 17,02
6 Podzolik Merah Kuning 4.455 1,99
7 Andosol Tufa Vulkanik 14.512 6,50
8 Lain-lain 32.904 14,74
Jumlah 223.230 100,00
Sumber : Data Pokok Daerah Tk II Kabupaten Agam, 1997.

3. Ketersediaan Lahan untuk Pertanian


Ketersediaan lahan dimaksudkan untuk memberi gambaran berapa luas
lahan yang potensial dan dapat dikembangkan untuk perluasan areal
tanaman atau komoditas tertentu pada suatu wilayah. Data ini
diperoleh dari hasil penilaian potensi lahan yang disusun sebagai
pewilayahan komoditas dan ditumpangtepatkan (dioverlay) dengan
penggunaan lahan saat ini.
Hasil penilaian dan perhitungan ketersediaan lahan di daerah
Kabupaten Agam adalah seluas 32.009 ha atau 14,34% dari luas
Kabupaten Agam, umumnya terdapat di daerah dataran rendah,
dengan rincian sebagai berikut:
Tanaman pangan dan sayuran: 5.680 ha (2,54 % dari luas
Kabupaten Agam).
Tanaman pangan, sayuran dan tahunan: 6.107 ha (2,74 % dari
luas Kabupaten Agam).
Tanaman tahunan (buah-buahan tahunan, perkebunan dan
rempah/obat): 20.223 ha (9,06 % dari luas Kabupaten Agam).

Lahan yang tersedia tersebut mungkin sebagian kecil telah digunakan


oleh masyarakat untuk tanaman tahunan maupun tanaman semusim
dalam luasan yang tidak mengelompok atau kadang-kadang sebagai
kebun campuran, yang sulit dipisahkan dalam skala peta yang

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 12


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

digunakan yaitu skala 1:50.000, sehingga tidak tergambarkan dalam


peta.

C. Luas Tanam, Panen dan Produksi Jagung

Kondisi pertanaman, luas panen dan produksi tanaman jagung di


Kabupaten Agam dari tahun ke tahun berfluktuasi tergantung dari
ketersediaan sarana produksi (benih, pupuk), harga jagung di pasaran
air irigasi dan kondisi curah hujan. Hal tersebut juga akan berpengruh
langsung terhadap luas panen dan produksi jagung. Sedangkan
produktivitas hasil lebih dominan dipengaruhi oleh kualitas benih.

Umumnya usahatani jagung di Kabupaten Agam saat ini dilakukan


pada lahan kering dan sebagian masih dilakukan pada lahan-lahan
sawah yang produktif. Adapun yang merupakan Kecamatan sentra
produksi jagung dilihat dari luas tanam per tahun meliputi Kecamatan
IV Nagari, Lubuk Basung, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Ampek
Angkek.

Khusus untuk kecamatan Lubuk Basung sejak tahun 2009 sampai


tahun ini ada gejala pergeseran tanam dari Padi ke Jagung,
disebabkan karena rusaknya bendungan Sangkir-Geragahan sehingga
ratusan Ha Sawah tidak mendapat air irigasi. Akibatnya lahan sawah
produktif ditanami Jagung juga diikuti dengan harga jagung yang
cukup baik 2.500-3.000 per Kg dan dari segi program Pengingkatan
Produksi Beras Nasional (P2BN) sangat merugikan, walaupun dari segi
pertambahan areal tanam jagung meningkat.

Penggunaan benih Jagung unggul bermutu juga sangat mempengaruhi


produktivitas dan kondisi penggunaan benih unggul saat ini di
Kabupaten Agam kurang lebih 60 persen telah menggunakan benih
Jagung Hibrida dan selebihnya adalah jagung komposit dan jagung
lokal. Berarti ada potensi yang baik untuk dapat meningkatan produksi
melalui penggunaan benih Jagung Hibrida. Berikut pada tabel 9 dapat
dilihat kondisi luas tanam, panen dan produksi Jagung tahun 2010 dan
tahun 2011.

Tabel 9. Kondisi Luas Tanam, Panen, Provita dan Produksi Jagung di


Kabupaen Agam Tahun 2010 dan 2011.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 13


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

2010 2011
No. Kecamatan Luas Luas Luas Luas
Provitas Produksi Provitas Produksi
Tanam Panen Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ton)
(ha) (ha) (ha) (ha)

1
TANJUNG MUTIARA 1.183 1.141 4,69 5.346 1.137 1.274 4,60 5.858
2
LUBUK BASUNG 1.056 1.061 4,50 4.775 1.175 1.063 4,53 4.815
3
AMPEK NAGARI 984 1.284 4,60 5.906 1.291 1.586 4,62 7.327
4
TANJUNG RAYA 63 81 3,69 299 69 83 3,69 306
5
MATUR 30 40 3,38 135 23 26 3,40 88
6
IV KOTO 50 68 3,80 258 45 56 3,80 211
7
MALALAK 100 112 3,60 403 58 56 3,60 202
8
BANUHAMPU 23 28 3,30 92 22 25 3,40 85
9
SUNGAI PUA 52 30 3,31 99 57 27 3,62 98
10
IV ANGKAT 656 381 4,80 1.829 676 551 4,82 2.653
11
CANDUNG 167 197 3,90 768 195 227 4,70 1.065
12
BASO 146 142 4,70 667 153 158 4,10 648
13
TILATANG KAMANG 341 190 4,20 798 313 228 4,30 980
14
KAMANG MAGEK 23 23 4,10 94 33 30 4,70 139
15
PALEMBAYAN 215 286 3,10 887 261 293 3,50 1.026
16
PALUPUH 33 30 3,30 99 28 25 3,80 94

Jumlah 5.122 5.094 4,41 22.457 5.532 5.706 4,49 25.595


Sumber Data : SP Kabupaten Agam diolah.

Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa kondisi tanaman jagung
tahun 2010 dan 2011 secara Kabupaten baik luas tanam, panen,
produktivitas dan produksi mengalami peningkatan. Peningkatan
produksi lebih dipengaruhi oleh peningkatan kuas panen 12,00 persen
sedangkan peningkatan produktivitas hanya mencapai 1,76 persen.
Berdasarkan data tersebut perlu diupayakan peningkatan melalui
peningktan penggunaan benih jagung hibrida.

Peningkatan penggunaan jagung hibrida sangat mungkin dilakukan


dengan adanya dukungan yang penuh dari pemerintah pusat dengan
dana tugas pembantuan berupa Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU)
baik SLPTT maupun non SLPTT. Pada tahun 2011 Bantuan BLBU
mencapai 1.750 Ha atau sebanyak 26.250 Kg Benih Jagung Hibrida.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 14


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

BAB III. PROSPEK, POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN

A. Prospek pengembangan

1. Prospek Pasar dan Pesaing

Peluang pasar komoditi Jagung sangat terbuka, baik untuk pasar lokal
maupun pasar luar daerah. Walaupun belum didukung oleh data statistik
yang lengkap dan akurat, secara visual dari tahun ke tahun terlihat trend
permintaan yang meningkat. Prospek pasar ini menjadi lebih prospektif
bila dapat memanfaatkan pesaing sebagai bagian dari komponen
pendukung, baik pesaing komoditas alternatif maupun pesaing wilayah
produsen lainnya. Kelemahan data statistik merupakan bagian dari
elemen program pengembangan jagung lebih lengkap dan terarah
sesuai dengan dukungan wilayah.

Penyediaan komoditas dan langkah pengembangan ini harus dilakukan


secara bijak dan benar-benar berdasarkan kondisi yang eksis dan
berkembang. Keberadaan data statistik akan sangat mendukung
keberhasilan, begitu juga sebaliknya. Bila data tidak akurat, bisa jadi
rancang bangun yang disusun tidak tepat sasaran, terutama dalam
penetapan masalah yang akan dipecahkan. Produk pesaing saat ini
datang dari kabupaten tetangga yaitu Kabupaten Pasaman. Tetapi untuk
pasar lokal dan juga pasar luar daerah persaingan ini bukan merupakan
masalah. Sebagian besar konsumen lebih memilih pembelian jagungnya
ke kabupaten Agam terutama Agam bagian Barat.

2. Proyeksi Permintaan dan Penawaran

Kurangnya ketersediaan data yang akurat, sulit untuk memproyeksikan


permintaan akan Jagung. Tetapi secara visual, dan pasti di lapang setiap
tersedia jagung pipilan kering selalu habis terjual. Dan harga jualpun
tidak merugikan petani antara Rp.2.500,- - Rp.3.500,- per Kg. Kegiatan

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 15


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

pendataan mungkin sangat dibutuhkan untuk pengembangan prospek


kedepan, sehingga proyeksi permintaan pasar pun bisa juga dideteksi.

Tetapi, gejala peningkatan permintaan untuk kebutuhan pakan ternak


tersebut nampaknya belum mampu diiringi oleh peningkatan dan
kontinuitas penawaran. Sehingga pada waktu-waktu tertentu sering
terjadi putusnya rantai atau sirkulasi sistem yang berjalan. Kondisi ini
seharusnya menjadi perhatian dan motivasi bagi para petani untuk
meningkatkan produktifitasnya melalui penggunaan teknologi yang
tersedia. Dan perkembangan ini juga harus dijadikan momentum bagi
para pengambil kebijakan untuk menyusun program atau rencana
pengembangan yang lebih akurat, efektif dan saling mendukung serta
berkelanjutan.

3. Proyeksi Pangsa Produksi

Pangsa produksi diperkirakan akan berdampak sangat positif terhadap


pertumbuhan perekonomian masyarakat terutama di daerah sentra
produksi. Peningkatan produksi dan peningkatan nilai tambah produk
akan menarik perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dengan
demikian, dapat diproyeksikan bahwa pengembangan jeruk siam
Gunung Omeh sebagai salah satu komoditas unggulan akan menjadikan
komoditas ini sebagai motor penggerak dan pemicu pertumbuhan
ekonomi masyarakat pedesaan. Produksinya tidak hanya berbentuk
produk primer tetapi diarahkan juga untuk menghasilkan produk
sekunder melalui pengolahan pasca panen. Dengan demikian akan
terjadi pertumbuhan industri yang bermula di pedesaan didukung oleh
pertumbuhan sektor pertanian yang kuat.

Pergerakan ekonomi akan terjadi karena bergeraknya semua sektor dan


sub-sektor penunjang seperti kelembagaan petani dan pengusaha,
perdagangan sarana produksi, perdagangan produksi dan perdagangan
produk sampingan sebagai peningkatan nilai tambah komoditas serta

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 16


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

perkembangan industri. Diproyeksikan daerah Gunung Omeh tidak


hanya akan bertumbuh sebagai daerahpertanian seperti sekarang, tetapi
juga akan berkembang sebagai daerah pertumbuhan industri pedesaan
ditunjang oleh perkembangan sektor pertanian. Bila pertumbuhan
industri rumah tangga atau industri pedesaan bisa lebih dominan
kuantitas dan kualitasnya maka, diyakini pertumbuhan ekonomi yang
terjadi tidak akan menimbulkan masalah baru dalam proses
pembangunan daerah. Dengan demikian, tingkat pengangguran bisa
dieliminir, kemiskinan bisa dientaskan dan kesejangan perolehan
pendapatan bisa diminimalisasi. dan yang pasti angka urbanisasi bisa
ditekan dan daerah pedesaan akan menjadi lebih menarik dibanding
perkotaan.

B. Potensi Pengembangan

1. Sumberdaya Lahan

Untuk pengembangan jagung sumber lahan tersedia cukup banyak


meliputi ladang kurang lebih 11.261 Ha, lahan sementara tidak
diusahakan mencapai 9.418 Ha, tegal atau kebun luasnya 29.065 Ha.
Pengembangan tanaman jagung memang diarahkan pada lahan
seperti tersebut di atas, agar lahan sawah yang sedianya untuk
tanamanpadi tidak terganggu. Oleh karenanya perlu diberikan
informasi kepada masyarat terutama kelompoktani yang memperoleh
kegiatan berkaitan dengan pengembangan tanaman jagung.

2. Sumberdaya Manusia

Pengembangan kualitas sumberdaya manusia petani dan tenaga


pendamping merupakan kebijakan dan langkah yang sangat penting
untuk direncanaan secara matang dan dilaksanakan sesuai dengan
dukungan wilayah. Kualitas sumberdaya manusia petani umumnya
masih sangat rendah, terutama dalam menguasai dan menerapkan
komponen-komponen teknologi budidaya jagung. Untuk kedepan,

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 17


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

para petani harus didampingi secara berkelanjutan oleh tenaga yang


terampil dan mempunyai dedikasi dan komitmen yang baik bagi
pemberdayaan.

3. Modal

Semua sudah memaklumi bahwa, modal masih merupakan salah


satu kendala utama dalam proses pertumbuhan sektor pertanian,
tidak hanya dalam pengembangan Jagung. Permasalahan modal
sering timbul ditingkat petani, dimana dalam pelaksanaan berbagai
program pembangunan, faktor penting yang sangat menentukan ini
selalu menjadi kambing hitam. Tetapi dengan penyusunan rencana
yang matang dan memperhitungkan semua permasalahan yang
akan muncul maka kelangkaan modal bisa diatasi. Rekayasa dan
pengembangan kelembagaan bisa menjadi salah satu alternatif
dalam pemecahan kelangkaan modal. Kerjasama petani dan
pengusaha dengan fasilitasi serta binaan pemerintah diperkirakan
akan mampu mengatasi kelangkaan modal.

Kolaborasi antara petani dengan pengusaha dan pedagang bisa


menjamin ketersediaan sarana produksi sehingga modal usahatani
bisa dipenuhi. Sementara itu bantuan penguatan modal dari
pemerintah untuk pemberdayaan sumberdaya manusia dan
kelembagaan akan memicu perkembangan usaha dimana modal
tidak lagi menjadi kendala. Fasilitasi dan penjaminan modal dari
pemerintah kepada petani dan pengusaha serta pedagang akan
lebih mempercepat perkembangan usaha dan dengan sendirinya
masalah modal tidak akan muncul. Dalam program ini harus
dipertimbangkan dan diperhitungkan secara matang sumber-sumber
modal yang bisa diperbantukan dan dimanfaatkan petani, disamping
fasilitasi kolaborasi usaha antara petani, pengusaha dan pedagang.
Koperasi atau Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis merupakan salah

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 18


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

satu program yang diprediksi bisa memecahkan persoalan


kelangkaan modal.

4. Teknologi (budidaya, alsintan, pasca panen dan pengolahan)

Teknologi juga tidak kalah pentingnya dalam upaya


pengembangan komoditi jagung. Dewasa ini sudah banyak tersedia
teknologi yang teruji yang dihasilkan oleh berbagai institusi
penelitian dan perguruan tinggi. Teknologi budidaya mulai dari
pengolahan lahan, benih dan pembibitan, pupuk, pengendalian
hama penyakit dan panen serta pasca panen jeruk telah banyak
disediakan oleh lembaga Badan Litbang Pertanian dan jajaran
dibawahnya. Oleh karena dalam menyusun perencanaan yang
matang harus melibatkan para tenaga ahli, baik dari Perguruan
Tinggi maupun Balai pengkajian setempat. Begitu juga halnya
dalam proses pelaksanaan, dalam proses transfer teknologi
sebaiknya melibatkan narasumber secara langsung, sehingga
proses adopsi ditingkat petani pengguna bisa lebih cepat dan
efektif.

C. Arah Pengembangan

1. Produktifitas

Produktifitas merupakan kata kunci awal sebagai tolok ukur


keberhasilan dalam pengembangan. Dengan tersedianya teknologi
dan lancarnya proses transfer dan adopsi teknologi, diperkirakan
akan terjadi peningkatan produktifitas yang cukup signifikan.
Dalam upaya peningkatan produktifitas ini yang berperan nantinya
bukan hanya teknologi saja, tetapi tidak kalah pentingnya kualitas
sumberdaya manusia, binaan dan pendampingan yang
berkelanjutan serta penguatan modal petani. Fasilitasi pemasaran
serta ketersediaan dan kelancaran arus informasi juga akan
berfungsi sebagai faktor penentu. Upaya yang dilakukan juga harus

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 19


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

mengarah kepada kegiatan yang ramah lingkungan dan


menghasilkan produk yang sehat.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah efisiensi usaha.


Penggunaan teknologi harus ramah lingkungan, tidak tergantung
dengan daerah lain, dan yang penting harus dipahami bahwa,
walaupun produktifitas tinggi bila biaya produksi juga tinggi dan
tidak ramah lingkungan, tidak akan mendatangkan keuntungan.
Malahan sebaliknya akan mendatangkan masalah baru yang juga
harus diatasi. Produksi yang tinggi dengan masukan yang banyak
serta tidak ramah lingkungan bukan merupakan tujuan. Kebijakan
dalam menggunakan teknologi merupakan kata kunci keberhasilan
dan sangat menentukan pengembangan Jagung.

2. Perluasan Areal

Perluasan areal tanam juga bisa jadi merupakan salah satu


kegiatan utama dari program pemgembangan jagung ini. Dalam
proses pengembangan ini, para aparat harus selektif dan tajam
menilai kesesuaian lahan dan ketepatan lokasi pengembangan.
Disamping potensi lahan (terutama kesesuaian), akses ke lokasi
juga harus menjadi perhatian. Selain itu, dukungan infrastruktur
dan fasilitas harus diikutkan. Ketersediaan dan kualitas sumberdaya
manusia tidak kalah pentingnya disamping kualitas tenaga
pendamping yang perlu ditingkatkan bersamaan dengan jalannya
proses pengembangan.

Walaupun belum didukung oleh data statistik yang akurat dan


informatif, pada kenyataannya sumberdaya lahan yang tersedia
masih memungkinkan untuk perluasan areal pengembangan
tanaman jagung. Lahan yang tersedia akan dimanfaatkan
semaksimal mungkin agar keberlanjutan usaha dan program tidak
terkendala. Pemilihan lahan serta lokasi lahan harus jadi

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 20


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

pertimbangan utama agar tidak salah langkah dalam menetapkan


kebijakan.

3. Pengolahan Pasca Panen

Pengolahan pasca panen belum merupakan alternatif yang harus

direncanakan dalam waktu dekat. Yang penting saat ini adalah

lebih dulu meningkatkan kualitas sumberdaya petani dan kualitas

serta kuantitas tenaga pendamping yang berkelanjutan. Kemudian

perubahan atau perbaikan dalam pengadaan benih serta lainnya.

Setalah itu selesai dan bisa diaplikasikan secara menyeluruh,

pengolahan pasca panen menjadi pilihan terakhir, sesuai dengan

perkembangan di lapang.

4. Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012

Berdasarkan kondisi saat ini, prospek, potensi dan arah

pengembangan komodi jagung yang telah dipaparkan di atas

maka rencana pengembangan Jagung pada tahun 2012 sangat

perlu untuk disusun sebagai acuan dalam program pengembangan

jagung untuk memberikan konstribusi terhadap kebutuhan jagung

sebagai pakan ternak dan bahan industri serta untuk kebutuhan

konsumsi.

Pada tabel 10 di bawah ini disajikan rencana luas tanam, panen ,

produktivitas serta produksi Jagung yang ingin dicapai pada tahun

2012.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 21


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Tabel 10 : Rencana Luas Tanam, Panen , Produktivitas dan


Produksi Jagung di Kabupaten Agam pada Tahun
2012
Luas Tanam Luas Panen Provitas Produksi
No Kecamatan
(ha) (ha) (Ton/Ha) (Ton)
1
TANJUNG MUTIARA 1.292 1.274 5,20 6.622
2
LUBUK BASUNG 1.260 1.484 4,65 6.898
3
AMPEK NAGARI 1.415 1.875 4,72 8.848
4
TANJUNG RAYA 74 83 3,80 315
5
MATUR 24 26 3,80 99
6
IV KOTO 47 56 3,80 211
7
MALALAK 58 42 3,60 151
8
BANUHAMPU 24 25 3,70 93
9
SUNGAI PUA 57 27 3,80 103
10
IV ANGKAT 741 620 5,10 3.159
11
CANDUNG 214 227 5,10 1.155
12
BASO 174 158 4,60 727
13
TILATANG KAMANG 339 228 4,50 1.026
14
KAMANG MAGEK 36 30 4,70 139
15
PALEMBAYAN 298 293 4,00 1.172
16
PALUPUH 28 25 4,00 100

Jumlah 6.078 5.706 5,40 30.818

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas produksi yang ingin


dicapai adalah 30.818 Ton dan produksi tersebut meningkat sebesar
20,40 persen dibandingkan produksi jagung 2011 yakni sebesar
25.595 Ton. Peningkatan tersebut dicapai melalui peningkatan
produktivitas sebesar 6,19 persen dan didukung oleh luas panen
sebesar 13,39 persen. Peningkatan luas panen yang cukup tinggi
pada tahun 2012 disebabkan karena terjadi carry over tahun 2011,
yang disebabkan karena BLBU jagung aik reguler maupun melalui
APBNP sebagian besar turun di bulan Desember.

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 22


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

BAB. IV PENUTUP

Jagung merupakan salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Agam, yang


banyak diminati oleh petani karena pelaksanaan usahataninya relatif lebih
mudah dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Oleh pengembangan
tanaman jagung ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah terutama
mendukung dalam penyediaan benih bermutu dan sarana produksi lainnya.

Perencanaan pengembangan tanaman jagung ini merupakan bahan acuan


dalam pengembangan komoditi Jagung di Kabupaten Agam, memberikan
bahan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dalam perencanaan
menumbuh-kembangkan komoditas jagung secara bertahap dan
berkelanjutan disamping itu juga untuk mengarahkan masyarakat petani dan
pelaku usaha dalam memajukan usaha komoditas tanaman jagung serta
mendorong masyarakat petani dan pelaku usaha untuk membuka usaha dan
investasi baru dalam mengembangkan usaha komoditas tanaman jagung.

Oleh karena itu, kedepan juga diperlukan kegiatan evaluasi perkembangan


kondisi lapang sebagai penelusuran kondisi dan perkembangan terkini.
Walaupun sebagian sudah direncanakan namun demikian, kegiatan tersebut
mutlak harus dilakukan karena perkembangan kondisi lapang sangat
mempengaruhi kinerja dan perencnaan pembangunan kedepan.

Lubuk Basung, Pebruari 2012

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan


Hortikultura dan Peternakan
Kabupaten Agam

Ir. A N D R Y, MM.
NIP.19571016 198503 1 005

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 23


Dipertahornak Kabupaten Agam 2012

Rencana Pengembangan Jagung Tahun 2012 Page 24

Anda mungkin juga menyukai