BAB IV
HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN
A.
PENDAHULUAN
Komoditas padi, jagung dan kedelai tetap menjadi tulang punggung pembangunan sub
sektor tanaman pangan, karena selain berperan penting terhadap ketahanan pangan komoditas
PJK ini juga memberikan andil yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Bagi Provinsi NTB peranan komoditas tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai masih
sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Diharapkan
upaya-upaya yang dilakukan pada tahun 2013 dan 2014 ini dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi padi dan jagung khususnya di kabupaten
sumbawa secara efisien dan dinamis.
Kondisi sistem produksi padi, jagung dan kedelai di masa mendatang akan semakin
kompleks karena berbagai kepentingan yang saling berbenturan, dengan alasan rasionalisasi dan
tujuan yang berbeda. Terdapat enam aspek penting yang menonjol yaitu : (1) kemiskinan; (2)
ketahanan pangan; (3) keberlanjutan sistem produksi; (4) mutu lingkungan; (5) konservasi
lahan; dan (6) erosi sumberdaya genetik. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian dan harus
memperoleh penanganan yang seimbang dalam pembangunan.
Swasembada beras, jagung dan kedelai sebagai salah satu program yang digalakkan
merupakan salah satu perwujudan dari kemadirian pangan serta ketahanan pangan nasional.
Perlu diingat bahwa ketahanan pangan nasional merupakan salah satu bagian dari gerakan
revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional.
Disinilah strategisnya gerakan peningkatan produksi beras dan kedelai nasional.
Gerakan yang selalu didengungkan, yaitu gerakan P2BN merupakan upaya yang
terkoordinasi untuk membangun sistem pertanian tangguh dengan memasyarakatkan teknologi
serta motivasi baru melalui pendekatan sekolah lapang pengelolaan tanaman dan sumberdaya
terpadu (SL-PTT).
Namun yang terjadi dewasa ini masih jauh dari harapan. Menentukan calon lokasi atau
kelompok dan calon petani begitu lambat. Belum lagi menyiapkan rekening kelompok sampai
transfer dananya. Perlu saudara ketahui bahwa pola SL-PTT tahun 2013 ini berbasis kawasan
IV - 1
yang didasarkan pada capaian provitas. Adapun kawasan tersebut adalah : Kawasam
pertumbuhan, perkembangan, dan pemantapan.
Untuk tahun 2013, NTB mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi inbrida
171.000 ha, padi lahan kering 30.000 ha, kawasan pertumbuhan padi inbrida 2000 ha, kawasan
pengembangan padi inbrida 5000 ha dan padi hibrida 7.000 ha.
Kawasan SL-PTT jagung pertumbuhan 2000 ha, pengembangan 7.000 ha, dan pemantapan
5000 ha. Kawasan sl-ptt pertumbuhan kedelai 500 ha, pengembangan model 15.000 ha, dan
pengembangan 60.000 ha. Selain dengan program SL-PTT, pada kesempatan ini juga kita
melakukan suatu gerakan tanam padi dengan melibatkan semua komponen, mulai dari
petani/kelompok tani, petugas, dan aparat dalam hal ini tni ad. Sehingga pada saat ini di tengahtengah kita hadir bapak DANREM dengan semua jajarannya yang telah siap untuk mendukung
program pertanian dalam mencapai target produksi.
Angka produksi tersebut harus ditingkatkan guna mencapai sasaran produksi 2013. Peluang
itu terbuka karena penerapan sl-ptt diharapkan produktivitas tentu akan meningkat. Oleh karena
itu setiap lokasi sl-ptt harus dikawal dengan serius, oleh PPL.
Kontribusi penggunaan benih varietas unggul bermutu dalam meningkatkan produktivitas,
produksi bahkan mutu hasil telah terbukti secara signifikan, antara lain dengan keberhasilan
peningkatan produksi komoditas tanaman pangan yang terjadi selama ini. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ketersediaan dan pengunaan benih varietas unggul bermutu merupakan suatu
syarat keharusan bagi peningkatan ketahanan pangan nasional disamping penyediaan sarana
produksi lainnya.
Untuk mendukung upaya peningkatan
serta meringankan beban petani dalam rangka peningkatan penggunaan benih varietas unggul
bermutu terutama pada daerah-daerah yang selama ini belum menggunakannya, maka
pemerintah menyediakan anggaran melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) yang berasal
dari APBN TA. 2013, dalam bentuk Program SL-PTT yang dialokasikan kepada petani,sejak tahun
2008.
Untuk tercapainya keberhasilan pelaksanaan kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul
(BLBU) diperlukan adanya koordinasi dan informasi bagi petugas Kabupaten/Kota dan Provinsi
agar bantuan benih padi, jagung dan kedelai dapat dilaksanakan dengan baik sesuai sasaran dan
tujuan.
IV - 2
Untuk keberhasilan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian, maka harus dilakukan upaya yang mendukung upaya Akselerasi
Peningkatan produktivitas Padi melalui pembinaan dan bimbingan teknis lapangan. Demikian pula
untuk sinergisitas kegiatan dengan stake holder terkait maka diperlukan berbagai konsultasi
dengan instansi terkait baik Provinsi, Kabupaten maupun Pusat dalam rangka peningkatan
produktivitas padi.
Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari kemandirian pangan dan
ketahanan pangan nasional yang merupakan salah satu tujuan dari gerakan Revitalisasi Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan
nasional. Peningkatan produksi beras dan surplus 10 (sepuluh) juta ton dan peningkatan produksi
5% per tahun sampai tahun 2013 nanti perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan
beras yang bersumber dari produksi dalam negeri.
Mengatasi salah satu tantangan yang dihadapi dalam rangka peningkatan produksi padi di
perlukan upaya-upaya dan terobosan peningkatan produksi padi dengan menerapkan inovasi
teknologi yang lebih produktif dan efisien. Guna sosialisasi ke tingkat petani, diperlukan petugas
yang terampil dan mampu memberikaan bimbingan kepada petani dan penyuluh dalam
menerapkan teknologi budidaya, khususnya PTT.
1.2. Tujuan
a. Meningkatkan koordinasi antara petugas pusat, Provinsi maupun Kabupaten / kota se NTB
dalam upaya pencapaian sasaran tanam MT. 2013/2014 dan MT. 2014 guna pemantapan
sasaran produksi dan produktivitas tahun 2014 untuk komoditas padi, jagung, Umbiumbian dan Kacang-kacangan.
b. Meningkatkan dan memantapkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan
agribisnis padi, jagung Umbi-umbian dan Kacang-kacangan melalui pengelolaan POSKO
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
c. Meningkatkan koordinasi antara petugas Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta
instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai
d. Meningkatkan
koordinasi
tentang
pelaksanaan
Program
Serealia
dan
KABI
di
IV - 3
f. Menyebarluaskan informasi tekhnologi / cara budidaya yang baik dan benar yang
diperlukan dalam peningkatan produksi padi, jagung umbi-umbian dan kacang-kacangan
sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.
g. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, pengawalan, pendampingan dan MONEV tentang
pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB
h. Mengkoordinasikan dan merencanakan sasaran tanam, panen dan produksi padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Tahun 2014.
1.3. Sasaran
a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan
Kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB Tahun 2013
b. Terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi dalam pengelolaan peningkatan produksi
dan produktivitas padi,
IV - 4
merupakan program pokok (rutinitas) yang dilaksanakan secara berkala dalam rangka
mendukung Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan.
Tabel. IV-1 Kegiatan Teknis yang bersumber dari dana Dekonsentrasi
(APBN) dan DPA SKPD (APBD I) Bidang Produksi Tanaman
Pangan TA. 2013.
Seksi Pembenihan dan Sarana Produksi
No
URAIAN KEGIATAN
TOTAL
PAGU
( Rp )
A.
1
2
3
4
5
6
B
1
2
3
4
5
2.411.690.000
1.400.000.000
480.000.000
116.690.000
35.000.000
380.000.000
APBD I
Perencanaan Kebutuhan Pupuk
Optimalisasi pemanfaatan alat pasca panen TP
Sinkronisasi Pengawasan pupuk dan Pestisida
Peningkatan kemampuan petugas ke pusat penanganan pasca panen
pembinaan kios saprodi
belanja barang alat mesin pertanian
1.474.499.950
64.312.200
124.940.450
120.662.350
98.729.250
48.355.700
1.017.500.000
JUMLAH
557.310.000
163.100.000
156.260.000
60.000.000
117.950.000
40.000.000
20.000.000
8.329.689.900
IV - 5
Uraian Kegiatan/Program
PAGU
(Rp)
A APBN
1 Persiapan Pelaksanaan SL-PTT Kedelai
2 Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelaporan Pelaksanaan SL-PTT dan
36.100.000
319.670.000
Pengembangan AKABI
3 Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT dan pengembangan AKABI
10.000.000
80.000.000
44.110.000
66.100.000
85.600.000
102.560.000
85.285.000
93.445.000
70.000.000
34.000.000
49.760.000
Kawasan Padi dan Jagung Serta Pengembangan Serealia Lainnya TA. 2014
14 Operasional Posko P2BN
72.100.000
87.935.000
92.095.000
70.610.000
29.385.000
36.065.000
92.095.000
82.180.000
22 Pembinaan Ke Kabupaten/Kota
Jumlah APBN
5.890.000
1.644.985.000
B APBD
1 Pertemuan Masyarakat Agribisnis Jagung
2 Pertemuan Perencanaan Pengembangan TP 2014
Jumlah APBD
Total ( APBN + APBD )
1.644.985.000
IV - 6
Pagu dana
No.
Kegiatan
I.
Volume
APBN
(Rp.)
Realisasi Keuangan
(Rp.)
Realisasi
Fisik (%)
665.790.000
558.223.875
83,84
100,00
5 Keg
175.000.000
157.230.975
89,85
100,00
1 Keg
73.750.000
66.525.000
90,20
100,00
1 Keg
101.250.000
90.705.975
89,59
100,00
6 Keg
490.790.000
400.992.900
81,70
100,00
1 kali
94.210.000
62.877.100
66,74
100,00
1 kali
138.295.000
120.995.000
87,49
100,00
1 kali
53.855.000
37.370.000
69,39
100,00
1 kali
76.270.000
62.794.000
82,33
100,00
1 kali
36.065.000
29.165.000
80,87
100,00
1 kali
92.095.000
87.791.800
95,33
100,00
2 Keg
1 Keg
116.425.550
107.835.500
92,62
100,00
56.091.500
48.595.500
86,64
100,00
1 Keg
60.334.050
59.240.000
98,19
100,00
782.215.550
666.059.375
85,15
100,00
APBD
PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS, DAN MUTU
PRODUK PERKEBUNAN, PRODUK
PERTANIAN
IV - 7
B. REALISASI KEGIATAN
I.
1) Persiapan Koordinasi Stake Holder Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Non Kedelai
Pertemuan Persiapan Koordinasi Stake Holder Komoditas Aneka Kacang dan Umbi
Non Kedelai TA. 2013
Tanggal 25 s/d 27 April 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha - Mataram.
Peserta Pertemuan Teknis Pengembangan Kabi di Propinsi Nusa Tenggara Barat
adalah Kepala Dinas yang menangani bidang pertanian Kabupaten/Kota se- NTB, Kasubdin
Produksi, Kasubdin Perencanaan, Kasi pada Subdin Produksi Kabupaten se-NTB
Dari Penyampaian Materi-Materi Tersebut diatas setelah diadakan diskusi dan
pembahasan diantara para peserta pertemuan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
1.
Rp. 4.239/kg.
Sebagian importir akan mengurangi impor dan meningkatkan pembelian dalam negeri
serta meningkatkan kemitraan dengan petani, kondisi ini merupakan Golden Moment
untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
2.
3.
Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan ditempuh
langkah-langkah oprasional antara lain :
a. Koordinasi dengan instansi terkait/stake holder untuk penerapan teknologi anjuran
sesuai spesifik lokasi sebagai hasil dari pelaksanaan dem area kedelai dalam MK.
2013
b. Penguatan kelembagaan kelompok tani untuk mengadopsi teknologi yang telah nyata
memberikan
peningkatan
produktivitas
dan
pendapatan
pada
pelaksanaan
IV - 8
Gerakan pengembangan kawasan kedelai telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal
1 Juli 2013 di Kelompok Tani Lambe Jungge Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima yang dihadiri oleh peserta sebanyak 150 orang yang terdiri dari
petani/tokoh masyarakat/petugas dari kabupaten Bima. Selain itu kegiatan gerakan
pengembangan kawasan kedelai di Pulau Lombok juga dihadiri oleh narasumber dari
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman
IV - 9
3.
4.
Peluang pengembangan kedelai di Nusa Tenggara Barat cukup luas yang didukung
dengan kesesuaian iklim, ketersediaan teknologi tepat guna, besarnya permintaan
dalam negeri serta dukungan program pemerintah.
5.
Pemasaran yang tersedia dan harga di tingkat petani yang menarik merupakan salah
satu faktor utama yang mendorong keinginan dan semangat petani dalam menanam
kedelai, disamping bantuan dari pemerintah daerah dan pusat.
6.
Bahwa panen dan pasca panen merupakan komponen rangkaian usaha tani dalam
upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas yang tidak kalah pentingnya
dari komponen usaha tani lainnya. Penanganan panen dan pasca panen selama ini
pada umumnya masih dihadapkan beberapa kendala yaitu terbatasnya tenaga kerja
sehingga penanganan produksi lamban, belum menyentuhnya peralatan pasca panen
secara modern ke tingkat petani dan sampai saat ini masih bersifat tradisional dari
mulai panen, perontokan sampai proses produksi menggunakan tenaga kerja yang
lebih banyak dan dalam waktu yang lama sehingga dirasakan kurang efektif dan
efisien jika dibanding dengan penggunaan alat modern, sehingga losis kehilangan
hasil pada proses kegiatan tersebut cukup tinggi.
7.
Pelaksanaan gerakan tanam kedelai yang dilakukan secara serempak dan bersamasama akan berdampak positif terhadap percepatan proses produksi dari tanam sampai
panen sehingga dapat memperbaiki pola tanam yang akan berdampak pada tanam
serempak, terjadinya percepatan tanam/panen, tanaman lebih terlindungi dari
gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan.
8.
Harapan dari pemerintah agar alat panen modern yang telah dialokasikan ke Nusa
Tenggara Barat dapat dioperasionalkan dengan baik sehingga dapat berkembang yang
IV - 10
akhirnya dapat membuka lapangan kerja, dipelihara dan dirawat dengan baik agar
tahan lama.
9.
Melalui kegiatan gerakan pengembangan kawasan jagung ini yang dilaksanakan oleh
Kelompok Tani Lambe Jungge Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima
diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan
penanaman kedelai secara serentak dalam areal yang luas sehingga dapat
mengamankan produksi dengan cepat, meningkatkan peran serta berbagai elemen
masyarakat dalam upaya peningkatan produksi padi khususnya dengan melibatkan
aparat TNI, mempromosikan kepada petani dan masyarakat tani tentang penggunaan
peralatan panen secara modern dengan proses kegiatannya secara efektif dan efisien
sehingga dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Serealia Tingkat
IV - 11
d.
e.
Materi lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka pengembangan padi di NTB.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota
dan materi yang disampaikan oleh para narasumber, hasil diskusi yang berkembang
selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil pertemuan sebagai berikut :
a. Kota Mataram
1) Kota Mataram pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida
seluas 1.500 Ha (60 Unit), sampai saat ini baru menanam seluas 1.025 Ha yang
berasal dari bantuan benih CBN.
2) Dari target tanam total padi seluas 4.600 Ha ( MH 2.450 Ha dan MK 2.150 Ha)
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kota Mataram
mencapai 3.786 Ha atau 82.30 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 %.
4) Untuk menghadapi musim tanam MK, agar benih padi non hibrida yang di droping
oleh PT. SHS (Persero) agar menggunakan prinsip 6 tepat dan benih segera
didroping sehingga bisa ditanam sesuai dengan jadwal.
5) Untuk penyusunan RUK yang dilakukan oleh kelompok tani agar mendapat
bimbingan dari petugas penyuluh dilapangan dan diasistensi oleh Tim Teknis dari
Kabupaten/Kota
IV - 12
6) Dosis pupuk yang digunakan di dalam petak LL, didasarkan pada dosis
rekomendasi spesipik lokasi dan disesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia.
7) Untuk mengamankan ketersediaan pupuk di tingkat lapang diharapkan Tim
Pengawas pupuk, agar terus memantau distribusi peredaran pupuk di tingkat
lapang.
8) Diharapkan agar koordinasi terus dibangun antara Dinas pertanian yang
mempunyai program kegiatan dengan Badan penyuluh yang mempunyai
SDM/Penyuluh
9) Laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT agar dibuat secara benar dan dikirim
tepat waktu
Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 14.500 Ha, SL-PTT Padi hibrida 9.00 Ha, SL-PTT Padi Lahan
Kering 900 Ha, sampai saat ini sudah tanam 9.450 Ha dengan benih yang
berasal dari benih CBN dan sebagian menggunakan benih sendiri.
3)
Untuk lebih meningkatkan koordinasi, agar BPS diikut sertakan di dalam rapat
koordinasi semacam ini, sehingga diharapkan BPS mengetahui program
pertanian yang dilakukan sehingga pada saat pengambilan ubinan BPS tidak
keliru
IV - 13
4)
Dari target tanam total padi seluas 30.175 Ha ( MH 17.8605 Ha dan MK 12.310
Ha sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Lombok Barat
mencapai 29.595 Ha atau 98.08 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63% .
5)
6)
7)
Jenis varietas yang dipilih dan tertuang didalam CP/CL, agar dibetul-betul murni
keinginan petani.
8)
9)
10) Semua petugas dilapangan seperti PPL, PHP, PBT, Koordinator Penyuluh,
Pimpinan BPP/UPTD dan KCD diharapkan dapat mengawal pelaksanaan SL-PTT
sesuai dengan Tupoksi masing-masing
11) Untuk memperlancar pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Lombok Barat, mohon
posko IV dihidupkan kembali dan didukung dana dari provinsi
12) Juknis pelaksanaan SL-PTT agar dibuat secepatnya dan dibagikan kepada
petugas di tingkat Kecamatan
13) Pengawalan diharapkan bukan hanya pada benih saja melainkan juga pada
teknologinya.
14) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Barat agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu dan menggunakan form yang baru
sesuai dengan juklak.
Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 7.500, SL-PTT Padi Lahan Kering 900 Ha, dan SL-PTT jagung
seluas 450 Ha.
IV - 14
2)
Dari target tanam total padi seluas 13.375 Ha ( MH 10.875 Ha dan MK 2.500
Ha) sampai dengan bulan Mei realisasi tanam total padi di Lombok Utara
mencapai 11.109 Ha atau 83.06 %, masih di bawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 %. Sampai saat ini di Kabupaten Lombok Utara belum ada
realisasi tanamSL-PTT jagung.
3)
4)
5)
Alokasi dana yang ada di DIPA Kabupaten/Kota Tahun 2013, hanya digunakan
untuk pembelian saprodi LL (diluar benih atau tidak termasuk benih).
6)
Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10
kg/ha, padi gogo 25 kg/ha,.
7)
Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
8)
9)
Diharapkan kepada PT. SHS dalam pendropan benih agar menggunakan prinsip
6 tepat
IV - 15
10) Jika nantinya ada kelompok yang menolak menerima benih karena tidak sesuai
dengan keinginan kelompok maka PT. Pertani PT SHS diharapkan dapat
mengganti sesuai permintaan dalam CP/CL
11) Juknis SL-PTT agar dibuat secepatnya dan segera dibagikan kepada petugas di
tingkat lapang
12) Diharapkan untuk segera mencairkan dana ke rekening kelompok.
13) Benih yang didroping oleh PSO sudah tidak tahan hama penyakit sehingga
banyak serangan ulat grayak, penggerek batang, kresek dan tungro.
14) Dana yang tersedia pada DIPA, yang akan di transfer ke rekening kelompok
digunakan untuk pembelian saprodi di luar benih dan untuk pertemuan
kelompok. Untuk kelancaran pertemuan kelompok sebaiknya dana pertemuan
dinaikkan.
15) RUK disusun oleh petani dengan mendapat bimbingan oleh penyuluh dan di
asistensi oleh Tim Teknis Kecamatan maupun Kabupaten
16) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Utara agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu dan sesuai dengan form yang telah
dikirimkan.
IV - 16
2.
Diharapkan bila ada serangan OPT langsung melapor ke Provinsi untuk segera
dikirimkan pestisida yang dibutuhkan sehingga pengendalian Spot Spot bisa
diterapkan dan tidak berpengaruh pada penurunan hasil.
3.
Mohon agar varietas unggul padi yang direkomendasikan di lokasi SL-PTT oleh
BPTP-NTB
Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 10.500 Ha, padi lahan kering seluas 1.800 Ha dan jagung
1.050 Ha, dan sampai saat ini sudah 1.854 Ha.
2)
Dari target tanam total padi seluas 64.000 Ha ( MH 51.050 Ha dan MK 12.950
Ha ) sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kabupaten
Lombok Timur mencapai 64.397 Ha atau 100.62 %, sudah menyamai angka
rata-rata Provinsi sebesar 100.63 %
3)
Permasalahan
utama
SL-PTT
di
Kabupaten
Lombok
Timur
adalah
keterlambatan benih, apalagi PSO untuk Kabupaten Lombok Timur oleh PT.SHS.
akibatnya sebagian petani menggunakan benih sendiri.
IV - 17
4)
5)
Realisasi tanam padi sampai bulan April sudah mencapai 60.520 Ha atau
94,56% dari sasaran seluas 64.000 Ha, sedangkan jagung 12.101 HA (57,90 %)
dari sasran seluas 20.900 Ha.
6)
Realisasi tanam Padi non hibrida melalui SL-PTT sampai bulan April 2013 baru
mencapai 1.854 Ha (17,65%) dari sasaran seluas 10.500 HA benih melalui CBN.
SL-PTT jagung belum ada realisasi tanam sampai bulan April ini.
7)
Benih yang didrop masih ada yang belum sesuai permintaan petani.
9)
Diharapkan kepada PT. SHS dalam pendropan benih agar menggunakan prinsip
6 tepat
10) Dana yang tersedia untuk pelaksanaan pertemuan sebanyak 8 kali dan untuk
pembelian saprodi dirasakan masih kurang, untuk dimasa yang akan datang
disarankan untuk bisa ditambah dananya
11) Penyusunan RUK oleh petani berdasarkan bimbingan petugas, agar disesuikan
dengan kondisi spesipik lokasi
12) Pilihan paket teknologi yang akan dilaksanakan di petak LL, tergantung
sepenuhnya kepada kelompok tani dengan bimbingan petugas lapangan
13) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10
kg/ha, padi gogo 25 kg/ha,.
14) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
Lombok Timur
15) Pencairan dana yang dilakukan oleh petani sesuai dengan RUK yang dibuat, dan
no rekening agar secepatnya di serahkan ke Dinas Pertanian kabupaten
16) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Timur agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu
IV - 18
17) Diharapkan penyuluh lapangan diberikan penyegaran dari BPTP tentang paket
teknologi yang akan diterapkan.
f. Kabupaten Sumbawa
1)
Alokasi SL-PTT tahun 2013 di Kabupaten Sumbawa untuk padi non hibrida
19.400 HA.padi lahan kering seluas 9.000 HA, dan jagung 1.500 Ha. Realisasi
sampai bulan Mei 2013 baru mencapai 2.500 Ha.
2)
Dari target tanam total padi seluas 79.250 Ha (MH 62.029 Ha dan MK 17.221 Ha)
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Sumbawa mencapai
79.581 Ha atau 100.42 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi sebesar
100.63 %
3)
Permasalahan yang timbul sejak SL-PTT tahun 2011 terulang lagi tahun 2013,
bahkan tahun 2013 permasalahannya menjadi lebih serius yaitu keterlambatan
droping benih BLBU. Kalau pemegang PSO tidak mampu melaksanakan tugasnya
untuk pengadaan benih mengapa pemerintah tidak menyerahkan pengadaan
benih ke masing-masing kabupaten/kota
4)
Selain terlambat, mutu benih juga kurang bagus ditunjukkan dengan daya
kecambah rendah dan banyak campuran varietas lain (CVL), permasalahan ini
sangat mengecewakan dan merugikan petani, sehingga mereka tidak percaya
lagi dengan keunggulan benih BLBU dari pemegang PSO yang ditunjuk.
5)
Mohon agar hasil kajian BPTP NTB dapat ekspose di tingkat kabupaten/kota,
sehingga informasi teknologi terbaru dapat didiseminasi lebih cepat oleh seluruh
penyuluh.
6)
7)
IV - 19
8)
Para Penyuluh KCD dan petugas lain di lapangan telah berkoordinasi dengan
Bapeluh dan Dinas namun perlu ditingkatkan materi dan SDM nya.
9)
Belanja sosial untuk pembelian saprodi diluar benih dan untuk pertemuan
kelompok, sampai saat ini sedang proses untuk masuk ke rekening kelompok.
10) Untuk PT. SHS yang diberikan kewenangan untuk menyalurkan benih PSO,
diharapkan Pendropan benih BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT agar dilakukan
sesuai dengan jadwal dan jenis varietas yang sudah ditetapkan, jangan sampai
terlambat.
11) Untuk daerah yang sudah terserang penyakit Blast, agar tidak diberi BLBU padi
varietas ciherang kalau bisa varietas yang lain
12) Pada petak LL atau di luar LL disarangkan kalau bisa dilakukan perlakuan benih
(seed tretment) dengan menggunakan insektisida, untuk mencegah hama di
persemaian dan dipertanaman muda
13) Penggunaan pupuk organik di petak LL, di Kabupaten Sumbawa ada yang
dikombinasikan antara yang padat dan yang cair.
14) Pada pelaksanaan SL-PTT tahun 2011 diharapkan ada peningkatan produktivitas
sebesar 0,5 1,25 Kw/ha untuk padi non hibrida dan padi lahan kering, 1,0
1,25 kw/ha untuk padi hibrida
15) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB,
16) Dalam pendampingan untuk 1 Unit LL seluas 0,25 ha, dimana tiap unit LL akan
mendapat bantuan benih 4 Varietas Unggul Baru (VUB) padi dari Litbang melalui
BPTP Provinsi NTB untuk uji adaptasi sehingga di SL-PTT yang 60 % luasnya
menjadi 1,25 ha
17) Dana yang teredia pada DIPA untuk kegiatan pertemuan kelompok dirasakan
masih kurang untuk melakukan pertemuan, untuk itu perlu ditambah untuk
transport petugas ke lokasi
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 7.500 Ha,padi hibrida seluas 450 Ha dan lahan kering 450 Ha.
IV - 20
Realisasi tanam SLPTT padi sampai saat ini baru mencapai 5.075 Ha yang
bersumber dari bantuan benih CBN.
2)
Dari target tanam total padi seluas 16.225 Ha sampai dengan bulan Mei realisasi
tanam total padi di Sumbawa Barat mencapai 17.770 Ha atau 109.52 %, diatas
angka rata-rata Provinsi sebesar 100.63 %
3) Realisasi tanam jagung sampai bulan Mei 2013 di Kabupaten Sumbawa Barat
sudah mencapai 5.114 (78.56%) masih dibawah rata-rata provinsi sebesar
107.54%.
4)
5)
8)
Untuk PT. SHS sebagai penyalur Benih BLBU, diharapkan dapat mengakomodir
benih yang di produksi oleh penangkar setempat.
IV - 21
9)
Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha, jagung hibrida 15 kg/ha.
10) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
11) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB.
12) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Sumbawa Barat diharap dibuat dan
dikirim tepat waktu sesuai dengan form terbaru yang ada dalam pedum.
13) Hendaknya Posko P2BN di aktifkan sampai tingkat desa.
h. Kabupaten Dompu
1)
Kabupaten Dompu pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non
hibrida seluas 14.400 Ha, sampai saat ini sudah tanam seluas 1.750 Ha benihnya
berasal dari benih CBN.
2)
3)
Dari target tanam total padi seluas 36.744 Ha ( MH 29.685 Ha dan MK 7.059 Ha )
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kabupaten Dompu
mencapai 34.786 Ha atau 94.67 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 % .Sedangkan realisasi tanam jagung sampai saat ini sudah
mencapai 27.465 Ha 174.33 % (diatas angka rata-rata provinsi sebesar
107.54%)
4)
Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia
5)
6)
IV - 22
7)
8)
Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Dompu diharap dibuat dan dikirim
tepat waktu.
9)
10) Kabupaten mohon diberikan alat untuk mengubin, Ph meter, BWD dan
penangkap serangga, PUTS
11) Koordinasi sudah berjalan dengan baik
12) Ketersediaan pupuk untyk Msusim Hujan kemungkinan kurang, karena sampai
saat ini sudah terealisasi 67 %, kelangkaan pupuk terjadi disebabkan di tingkat
distributor tidak bisa ditebus.
13) Untuk mengawal tercapainya sasaran produksi padi diharapkan adanya
peningkatan kemampuan dan ketrampilan PPL dan setiap PPL dibekali dengan
buku pintar.
14) Diupayakan posko P2BN diaktifkan sampai tingkat desa.
i. Kabupaten Bima
1) Kabupaten Bima pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida
seluas 15.000 Ha, padi hibrida seluas 450 Ha, padi lahan kering 9.000 ha sampai
saat ini sudah menanam seluas 2.475 Ha, sebagian berasaldari
benih bantuan
CBN.
2) Dari total alokasi padi seluas 64.098 Ha sudah terealisasi seluas 64.983 (101.38%),
sedangkan jagung sudah mencapai 17.940 (147.05%) dari target seluas 12.200
Ha, sudah diatas rata-rata provinsi sebesar 107.54%.
3) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana
kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan mudah
dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
IV - 23
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya.
4) Masih terjadi keterlambatan pendropan benih seperti tahun lalu, sehingga petani
menyemai sendiri( sebagian menggunakan benih sendiri).
5) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah menerima
bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
6) Penyerapan dana bansos masih rendah sehingga diupayakan percepatan transper
danan untuk padi hibrida.
7) Pencapaian produksi padi optimis bisa dicapai, karena bulan april dianggap sudah
tutup tanam.
8) Ada di beberapa tempat seperti di Palibelo, mantis tidak pernah mengambil ubinan,
padahal provitas padi bisa mencapai 7-8 ton/ha.
9) Untuk PT SHS dalam mendroping benih agar menggunakan prinsip enam tepat,
dan tidak ada kata terlambat.
10) Hasil pantauan dilapangan kondisi pertanaman dilapangan baik, namun masih
ditemukan serangan tungro.
11) Agar pelaksanaan penyaluran pupuk di tingkat lapang berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka untuk itu Tim pengawas pupuk tetap
memantau pendistribusian pupuk
12) Terkait pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Bima, telah dilakukan koordinasi dengan
petugas lapangan seperti KCD, PPL, POPT, PBT, dengan PT. SHS (Persero) untuk
merencanakan/menjadwalkan pendropan benih
13) Diharapkan nantinya pencairan anggaran ke rekening kelompok bisa dipercepat,
sehingga pelaksanaan SL-PTT bisa sesuai dengan jadwal tanam yang ada
dilapangan
14) Agar pelaksanaan SL-PTT dapat berjalan dengan baik, maka pedoman teknis agar
segera dibuat dan dibagikan ke petugas di tingkat lapang
IV - 24
j. Kota Bima
1) Kota Bima pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida seluas
2.500 Ha , dan padi lahan kering 900 Ha. Realisasi tanam sampai saat ini 125 Ha,
benih bersumbaer dari benih CBN.
2) Keterlambatan pendropan benih masih terulang seperti tahun lalu.
3) Dari target tanam total padi seluas 7.300 Ha sampai dengan bulan Mei 2013
realisasi tanam total padi di Kota Bima mencapai 6.518 Ha atau 89.29 %, dibawah
angka rata-rata Provinsi sebesar 100.63 % . Realisasi tnam jagung sampaisaat ini
sudah mencapai 1.405 Ha dari target seluas 1.510 Ha, masih dibawah rata-rata
provinsi sebesar 107.54%.
4) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha, jagung hibrida 15 kg/ha, kedelai 40 kg/ha dan kacang tanah
120 kg kg polong kering/ha.
5) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia
6) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan 40-50
% dari luasan SL-PTT di NTB,
7) Peran penyuluh dalam mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan
Peluang (KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL
serta Monev dan Pelaporan
IV - 25
Peningkatan Produktivitas
b.
c.
d.
Peningkatan Management
Upaya peningkatan produksi padi di Provinsi NTB yang terfokus pada penerapan
SL-PTT tahun 2013 untuk padi non hibrida seluas 117.800 Ha, padi hibrida seluas
4.500 Ha, padi gogo seluas 30.000 Ha, SL-PTT Full paket padi non hibrida
spesifik lokasi seluas 1.200 Hadan peningkatan IP seluas 1.000 Ha dan padi
hibrida spesifik lokasi seluas 500 Ha.
Sekenario Peningkatan produksi tahun 2013 selain didukung melalui pelaksanaan
BLBU SL-PTT, APBN-P dan CBN, penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk
berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT
IV - 26
meningkat 1,0 1,25 ton/ha, Padi lahan Kering meningkat 0,5 1,0 ton/ha,
Untuk mendukung produksi tahun 2013 selain melalui bantuan benih juga melalui
Subsidi pupuk, bantuan peralatan traktor, corn seler, pompa air dan lain-lain
Untuk lebih terarahnya sasaran SL-PTT/bantuan benih kepada kelompok tani,
maka diharapkan semua Kabupaten/Kota membuat peta produktivitas komoditas
tanaman pangan setiap Desa/Kecamatan.
Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a.
b.
c.
Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d.
Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
b.
c.
d.
e.
IV - 27
Alokasi dana yang ada di DIPA Kabupaten/Kota Tahun 2011, hanya digunakan
untuk pembelian saprodi LL (diluar benih atau tidak termasuk benih), pertemuan
kelompok dan pelatihan Pemandu lapang
Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha,
Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia dengan menyusun RUK
Untuk mendorong pencapaian sasaran produksi tahun 2013 disepakati untuk
melakukan percepatan realisasi kegiatan dengan langkah tindak lanjut sebagai
berikut :
a.
Percepatan penyusunan data CP/CL BLBU SL-PTT dan pengusulan CBN oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk mengatasi ketelambatan pendropan
benih dari PSO.
b.
Percepatan verifikasi data CP/CL BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT serta
CBN oleh Dinas Pertanian Provinsi, sesuai dengan yang telah diajukan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
c.
Realisasi tanam total padi tahun 2011 di NTB sampai bulan Mei 2013, yaitu
mencapai 397.692 ha atau 100.63 % dari sasaran seluas 395.188 ha.
Permasalahan persiapan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013, antara lain sebagai
berikut
a.
b.
c.
IV - 28
Upaya pemantapanan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang bisa
dilakukan melalui :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Meningkatkan
supervisi,
bimbingan
dan
rapat-rapat
koordinasi
dan
pelaporan
g.
b.
c.
d.
e.
IV - 29
a.
b.
2.
Tahun 2013 pelaksanaan SL-PTT berdasarkan kawasan yang bagi dalam beberapa
criteria yaitu kawasan pertumbuhan : apabila rata-rata produksi dibawah rata-rata
provinsi, kawasan pengembangan : apabila provitas sama dengan rata-rata provinsi
atau Nasional dan kawasan pemantapan: apabila provitas lebih tinggi dibanding
provitas provinsi.
IV - 30
3.
Realisasi bansos sampai bulan Mei 2013 masih rendah, oleh karena itu diharapkan
adanya percepatan realisasi bansos, laporan realisasi bansos dengan melampirkan
SP2D/SPM.
4.
5.
6.
Realisasi pelaksanaan SL-PTT 2013 sampai bulan minggu II bulan Mei relatif kecil,
realisasi padi non hibrida kawasan pertumbuhan sudah mencapai 1.375 Ha (68,75%)
dari target seluas 2.000 Ha, padi non hibrida kawasan pengembangan realisasi tanam
baru 2.00 Ha (40%) dari target seluas 5.000 Ha, pemantapan padi inbrida baru
mencapai 42.797 HA (25%) dari target seluas 171.000 Ha, pengembangan demfarm
padi hibrida realisasi tanam baru 1.000 Ha (14,29%) dari target seluas 7.000 Ha,
pemantapan Lahan Kering belum ada tanam karena kebanyakan ditanam pada MH,
pengembangan jagung hibrida tanam 2.000 Ha (28,57%) dari target seluas 7.000 Ha,
dan pemantapan jagung hibrida baru mencapi 803 HA (16%) dari target seluas 5.000
Ha.
target seluas 60.000 Ha dan pengembanagn kedelai model tanam baru emncapai
17,98% (2.697 Ha) dari target seluas 15.000 Ha.
7.
8.
IV - 31
b. Tahun 2012 Penyaluran benih masih terlambat dan varietas benih masih ada yang
belum sesuai dengan permintaan petani.
c. Sampai saat ini belum ada kejelasan kebijakan subsidi benih, sehingga petani
menunggu, bila menggunakan benih sendiri untuk sebagian varietas ketersediaan
masih terbatas di daerah.
d. Masih kurangnya pemahaman petugas lapangan mengenai konsep SL-PTT
berdasarkan kawasan.
e. CPCL dan SK Kadis Kabupaten/kota masih ada yang terlambat, dan masih sering
revisi.
f. Kebijakan subsidi benih belum jelas.
g. Ketersediaan Varietas padi, jagung dan kedelai di sebagian kabupaten masih
terbatas sehingga terjadi keterlambatan tanam.
h. Masalah ketersediaaan benih untuk kedelai tahun 2013 adalah beberapa daerah
pengembangan kedelai agak mengalmai kesulitan mendapatkan benih varietas
unggul bermasalah, benih terlambat tidak sesuai dengan waktu tanam, kuantitas
kebutuhan benih tidak terpenuhi, kualitas benih kurang bagus dan varietas yang
tidak sesuai dengan kehendak petani sehingga dibutuhkan upaya khusus
penyediaan benih kedelai.
i. Pembinaan belum optimal
j. Laporan
Lombok Barat sampai saat ini belum emlaporkan kegiatan 2012 dan 2013.
k. Koordinasi petugas dinas dan bakorluh belum padu
l. Dukungan APBD belum optimal
m. Masih kurang pembinaan setelah program selesai.
9.
tentang
maksud
dan
tujuan
SL-PTT
oleh
aparat
tingkat
IV - 32
evaluasi
pelaksanaan
pencapaian
sasaran
tanam,
panen
dan
produktivitas.
11. Indikator keberhasilan SL-PTT adalah penerapan budidaya yang baik dan benar,
peningkatan produktivitas dan keberlanjutan dan reflikasi sedangkan indikator
keberhasilan SL-PHT adalah penerapan budidaya sesuai kondisi agroekosistem,
menurunnya luas serangan OPT dan DFI, meningkatkan produktivitas dan kualitas
hasil usaha tani dan keberlanjutan dan reflikasi.
12. Dalam penyusunan RUK hendaknya disesuaikan dengan kondisi wilayah masingmasing.
13. Bantuan benih diarahkan untuk mengganti varietas baru yang memiliki potensi hasil
lebih tinggi dan peningkatan pendampingan dan pengawalan ditingkatkan.
14. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang dibarengi dengan penerapan
teknologi yang tepat secara signifikan mampu memberikan kontribusi dalam
peningkatan produktivitas.
15. Stock padi sampai April 2013 : 436.719 ton, sedangkan kedelai terbatas hanya ada di
Kabupaten Lombok Timur dan Dompu, sedangkan realisasi penyaluran padi sampai
IV - 33
April 2013 506.910 ton dan masih ada stock 2.790,187 ton, jagung tersalur 128,185
ton stock 67,42 ton dan kedelai tersalur 143,40 dan stock 30,640 ton.
16. Untuk memenuhi kebutuhan benih bersubsidi, pengadaan benih untuk SLPTT perlu
dibenahi dengan menekankan pada pengembangan penangkar lokal sehingga bisa
menghasilkan benih-benih sesuai spesifik lokasi.
17. Bentuk kegiatan pendampingan BPTP dalam mendukung kegiatan SL-PTT adalah
menyediakan paket teknologi, penyediaan kalender tanam, penyediaan rekomendasi
varietas unggul spesifik lokasi (berbasisi kecamatan), rekomendasi pemupukan dll.
18. Komponen PTT perlu spesifik lokasi. Dalam hal ini BPTP perlu merumuskan
komponen yang spesifik lokasi. Komponen SLPTT juga perlu disesuaikan dengan
tingkat kemampuan adopsi terhadap teknologi baru (disebut Location Quotion).
Komponen SLPTT perlu lebih disederhanakan pada daerah dengan Location Quotion
yang rendah dan secara gradual di tingkatkan.
19. Peran penyuluh dalam mendukung pelaksanaan SL-PTT adalah:
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL serta Monev
dan Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu
maupun produksinya
e.
b.
Membimbing penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan pola tanam dan
pola usahatani
c.
IV - 34
d.
e.
Melaksanakan
rembug
desa
di
posluhdes
dalam
rangka menyelesaikan
2)
Pencapaian sasaran tanam dan panen SL-PTT padi non hibrida tahun 2012 mencapai
100% (117.800 Ha) dengan provitas di luar Kabupaten Lombok Barat rata-rata 60,77
Ku/ha dan LL provitas 65,93 Ku/Ha. Untuk komoditi padi hibrida luas tanam panen
100 % dengan provitas rata-rata 42,90 Ku/Ha dengan LL 76,76 Ku/Ha, padi lahan
kering lahan kering tanam panen 100% (31.000 Ha) dengan produktivitas 42,93
Ku/Ha dan LL 47,26 Ku/Ha, komoditi kedelai realisasi tanam panen mencapai 98,5%
% (32.520 Ha) dari target seluas 33.020 Ha, dengan produktivitas 13,01 Ku/Ha, LL
mencapai 13,98 Ku/Ha sedangkan jagung tanam panen mencapai 100% (6.000 Ha)
dengan provitas 69,31Ku/Ha dan LL produktivitas 13,98 Ku/Ha di luar kabupaten
Lombok Barat (samapi saat ini belum ada laporan).
3)
Realisasi pelaksanaan SL-PTT 2013 sampai bulan minggu II bulan Mei relatif kecil,
realisasi padi non hibrida kawasan pertumbuhan sudah mencapai 1.375 Ha (68,75%)
dari target seluas 2.000 Ha, padi non hibrida kawasan pengembangan realisasi tanam
baru 2.00 Ha (40%) dari target seluas 5.000 Ha, pemantapan padi inbrida baru
mencapai 42.797 HA (25%) dari target seluas 171.000 Ha, pengembangan demfarm
padi hibrida realisasi tanam baru 1.000 Ha (14,29%) dari target seluas 7.000 Ha,
IV - 35
pemantapan Lahan Kering belum ada tanam karena kebanyakan ditanam pada MH,
pengembangan jagung hibrida tanam 2.000 Ha (28,57%) dari target seluas 7.000 Ha,
dan pemantapan jagung hibrida baru mencapi 803 HA (16%) dari target seluas 5.000
Ha.
target seluas 60.000 Ha dan pengembanagn kedelai model tanam baru emncapai
17,98% (2.697 Ha) dari target seluas 15.000 Ha.
4)
Realisasi bansos sampai Minggu II bulan Mei juga masih kecil dan diharapkan segera
mentransfer dana bansoso ke rekening kelompoktani dan melaporkan setiap dua
minggu dengan melampirkan SP2D dan SPM dan segera dimanfaatkan sesuai RUK.
5)
6)
Dukungan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013 berbasisi kawasan, sebagai stimulan akan
mendapatkan sarana produksi berupa pupuk NPK, pupuk organik, kapur pertanian,
herbisida, sedangkan pertemuan kelompoktani, insentif bagi pendamping dan papan
nama diberikan pada setiap 25 Ha dalam kawasan 1.000 Habaik pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan.
7)
Konsep SL-PTT berdasarkan kawasan belum dipahami secara utuh oleh petugas
lapangan.
j.
IV - 36
Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung akan berhasil, bila terjadi sinergi program dan
kebijakan yang saling terkait antar instasi, serta komitmen pusat dan daerah. Dengan
pelaksanaan Permentan nomor 45 tahun 2011 diharapkan ke depan hal ini akan
terlaksana.
2.
Basisi penentuan lokasi SL-PTT tahun 2013 merupakan desa atau hamparan terintegrasi
dan produktivotas dibawah rata-rata dan atau indeks pertanaman dibawah rata-rata.
3.
melebihi 1 kawasan artinya kelipatan batasan minimal atau dapat merupakan gabungan
luasan dari beberapa kabupaten yang dekat.
4.
5.
SL-PTT
padi
kawasan
pertumbuhan
seluas
2.000
Ha,
SL-PTT
padi
kawasan
pegembanganseluas 12.000 HA terdiri dari SL-PTT spesifik lokasi seluas 4.00 Ha dan
denfarm padi hibrida seluas 4.000 HA.
6.
SL-PTT padi kawasan pemantapan seluas 215.000 Ha terdiri dari SL-PTT padi sawah
seluas 171.000 HA, SL-PTT padi lahan kering seluas 30.000 HA
7.
IV - 37
8.
9.
SLPTT bukan berdasarkan unit tetapi berupa satu hamparan berbasis desa atau satu
kelompok tani secara utuh.
10.
Unit (luasan) SL-PTT disesuaikan dengan luasan lahan yang dikuasai petani/
kelompoktani (berdasarkan CP-CL).
11.
Perhatian lebih pada pemberdayaan kelompok, untuk itu, perlu penelaahan yang
menyeluruh terhadap keberadaan kelompok tani dengan melihat keberagaman anggota
dari sisi status sebagai petani, penguasaan lahan, dan kemampuan dalam adopsi inovasi.
12.
Sistem pengadaan benih untuk SLPTT perlu dibenahi dengan menekankan pada
pengembangan penangkar lokal sehingga bisa menghasilkan benih-benih sesuai spesifik
lokasi
13.
14.
15.
Peningkatan Produktivitas
Perluasan Areal Tanam dan Optimasi Lahan
Penurunan Konsumsi Beras danPengembangan Diversifkasi Pangan
Peningkatan Management
Komponen PTT perlu spesifik lokasi. Dalam hal ini BPTP perlu merumuskan komponen
yang spesifik lokasi.
Komponen SLPTT juga perlu disesuaikan dengan tingkat
kemampuan adopsi terhadap teknologi baru (disebut Location Quotion). Komponen
SLPTT perlu lebih disederhanakan pada daerah dengan Location Quotion yang rendah
dan secara gradual di tingkatkan.
16.
Untuk lebih terarahnya sasaran SL-PTT/bantuan benih kepada kelompok tani, maka
diharapkan semua Kabupaten/Kota membuat peta produktivitas komoditas tanaman
pangan setiap Desa/Kecamatan.
17.
IV - 38
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL serta Monev dan
Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam mencapai
target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun Swasta
yang terkait)
Kesimpulan yang dihasilkan dari pertemuan penyusunan Rencana SL-PTT dan Pengembangan
Serealia tahun 2013 :
1.
Pelaksanan SL-PTT tahun 2013 berdasarkan kawasan atau berupa hamparan minimal
1.000 ha atau merupakan kelipatannya.
2.
4.
Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung akan berhasil, bila terjadi sinergi program dan
kebijakan yang saling terkait antar instasi, serta komitmen pusat dan daerah.
5.
IV - 39
(1) Strategi peningkatan produktivitas padi nasional ditempuh melalui peningkatan mutu
intensifikasi, pendekatan pengelolaan tanaman terpadu, pengembangan padi hibrida, dan
pengembangan kelembagaan tani.
(2) Langkah operasinal yang ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas adalah :
Identifikasi wilayah, revitaliasi kelompok tani/penguatan kelembagaan, Koordinasi denga
instansi terkait/stake holder, penerapan teknoogi spesifik lokasi, advokasi/`perlindungan,
suvervisi dan bimbingan serta monitoring dan evaluasi.
(3) Kebijakan yang mendukung Program P2BN Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
45/Permentan/OT.140/8/2011.
(4) Persyaratan pengembangan padi hibrida di Indonesia adalah : Daerah irigasi terjamin dan
tanah subur, bukan daerah endemic hama wereng coklat, tungro dan ganjr, Ketersediaan
sarana produksi, sangat sfesifik lokais, petani setempat tangap terhadap teknologi baru
dan tingkat hasil padi yang dicapai sudah tinggi.
(5) Pencapaian Luas Areal Tanam sampai dengan Februari 2013 untuk komoditi Padi telah
melampaui sasaran yang ditetapkan. Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
padi tahun 2013 dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 Provinsi NTB adalah: realisasi
luas panen Ha (96.96 %) dari sasarana seluas ha , produktivitas sebesar kw/ha dengan
produksi Ton.
(6) Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan ditempuh
langkah-langkah operasional antara lain :
a. Pastikan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi tahun 2013 pada
tingkat Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa dan terinci atas Musim Tanam (MH &
MK) dan Bulan, telah ditetapkan.
b. Segera lakukan olah tanah dan tanam apabila kondisi ketersediaan air sdh
memungkinkan dengan memanfaatkan brigade tanam/panen jika telah terbentuk.
c. Lakukan koordinasi POSKO P2BN pada tingkat Provinsi (POSKO II) dan pada tingkat
Kabupaten (POSKO III) untuk mengkoordinasikan kesiapan benih, pupuk, paket
teknologi
jajar
legowo,
pestisida,
alsintan,
kesiapan
air
dan
antisipasi
IV - 40
d. Tingkatkan Pengawalan dan pendampingan oleh Penyuluh, POPT, PBT dan Peneliti
(bagi lokasi yang telah melakukan pertanaman) dlm memelihara pertanaman
(pemupukan, pengendalian OPT, DPI dan lain-lain).
e. Lakukan koordinasi penanganan panen dan pasca panen scr intensif antara lain dngn
mengoptimalkan peralatan yang dimiliki petani, memobilisasi prasarana yang tersedia
di daerah dan mempercepat alokasi bantuan yang ada.
f.
Pahami Pedoman Teknis SL-PTT dan jabarkan kedalam Juklak dan Juknis sesuai
kondisi daerah masing-masing (spesifik lokasi) agar dapat diimplementasikan dengan
baik, tepat waktu dan tepat sasaran.
k. Laksanakan kegiatan sesuai dengan ROK yang telah disusun dlm rangka percepatan
penyerapan anggaran dan laporkan ke Pusat melalui Mekanisme Pelaporan yang telah
dibangun .
l.
Tingkatkan kualitas kinerja penyampaian laporan guna penerapan azas reward dan
punishment.
IV - 41
(7) Hujan bulan Maret Agustus 2013 menurut BMKG diperkirakan akan terjadi La Nina
lemah, sehingga volume hujan akan sedikit lebih banyak dari biasanya, sedangkan sifat
hujan tahun 2013 di Provinsi NTB umumnya diperkirakan akan normal, dimana jumlah
curah hujan tahun 2013 akan normal seperti biasa.
7) Rapat Koordinasi Penyusunan Sasaran Produksi Tahun 2014
Sasaran Luas Tanam Padi dan Palawija Tahun 2014 di Nusa Tenggara
Barat
13/14
PROD
(TON)
1 TOTAL PADI
314.946
121.876
436.822
426.978
54,25
2.316.549
2.191.714
124.835
105,70
2 PADI SAWAH
256.572
121.876
378.448
368.604
56,61
2.086.549
1.953.657
132.892
106,80
3 PADI LADANG
58.374
58.374
58.374
39,40
230.000
238.058
(8.058)
96,62
4 JAGUNG
98.478
23.622
122.100
117.216
65,50
767.757
744.111
23.646
103,18
5 KEDELAI
33.987
59.008
92.995
91.119
14,90
135.765
131.976
3.788
102,87
No.
KOMODITI
Sasaran
2013
+/-
%
2014 dari
2013
6 KACANG TANAH
14.057
16.363
30.420
28.955
16,20
46.900
44.045
2.855
106,48
7 KACANG HIJAU
21.214
20.825
42.039
41.194
12,62
51.975
45.809
6.165
113,46
6.140
1.489
7.629
7.629
141,05
107.604
107.554
50
100,05
510
945
1.455
1.397
125,00
17.460
17.264
196
101,14
8 UBI KAYU
9 UBI JALAR
IV - 42
Angka Sasaran Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Padi Dan Palawija
Tahun 2014
Untuk perhitungan sasaran produksi, luas panen, produktivitas dan produksi padi dan
palawija tahun 2014 dihitung berdasarkan data series angka tetap tahun tahun
sebelumnya
No
KOMODITI
1. TOTAL PADI
Padi Sawah
Padi Ladang
2. JAGUNG
3. KEDELAI
4. KACANG TANAH
5. KACANG HIJAU
6. UBI KAYU
7. UBI JALAR
Luas
Panen
(Ha)
426.978
368.604
58.374
117.216
91.119
28.955
41.194
7.629
1.397
Sasaran 2014
Hasil/
Produksi
Hektar
(Ku/Ha)
(Ton)
54,25
56,61
39,40
65,50
14,90
16,20
12,62
141,05
125,00
2.316.549
2.086.549
230.000
767.757
135.765
46.900
51.975
107.604
17.460
Luas
Panen
(Ha)
412.023
357.171
54.852
108.607
78.064
31.678
24.868
4.588
761
Aram I 2013
Hasil/
Produksi
Hektar
(Ku/Ha)
(Ton)
50,04
51,46
40,74
55,78
11,43
17,41
12,52
131,80
123,86
2.061.624
1.838.169
223.455
605.762
89.201
55.164
31.124
60.469
9.426
Luas
Panen
(Ha)
103,63
103,20
106,42
107,93
116,72
91,40
165,65
166,28
183,55
%
Hasil/
Hektar
(Ku/Ha)
108,43
109,99
96,72
117,43
130,39
93,01
100,81
107,02
100,92
Produksi
(Ton)
112,37
113,51
102,93
126,74
152,20
85,02
166,99
177,95
185,23
Untuk pencapaian sasaran produksi tahun produktivitas padi pada tahun 2014 diupayakan
melalui peningkatan produktivitas. Upaya ini didukung dengan adanya bantuan benih yang
berasal dari Pemerintah pusat guna meningkatkan hasil per luas lahan.
Sasaran luas panen, produksi dan produktivitas Padi dan Palawija tahun 2014
diupayakan melalui 2 (dua) program pencapaian produksi, yaitu intensifikasi dan
ekstensifikasi atau perluasan areal tanam.
IV - 43
Rencana Indikatif Kebutuhan Benih Tanaman Pangan MT. 2013/2014 dan MT.
2014
Rencana indikatif kebutuhan benih tahun 2014 mengalami peningkatan dibanding
tahun 2013, hal ini selaras dengan peningkatan luas tanam yang terjadi tiap tahunnya dan
adanya program bantuan benih dari pemerintah melalui Sekolah Lapang Penguntuk komoditi
padi, jagung, dan kedelai. Bahkan pada tahun 2014 akan diperluas lagi dengan program
Adapun rekomendasi kebutuhan benih padi 25 kg / ha, jagung 20 kg/ ha dan kedelai
40 kg / ha.
Sasaran penggunaan kebutuhan benih bersertifikat di Nusa Tenggara Barat
ditetapkan berdasarkan tingkat penggunaan benih yang telah dicapai tahun sebelumnya dan
bantuan benih yang telah diprogramkan pemerintah.
Sasaran kebutuhan benih aktual dapat mencapai angka yang jauh lebih besar. Namun
mengingat masih banyaknya petani yang belum menggunakan benih bersertifikat, maka
diasumsikan petani yang menggunakan benih bersertifikat akan meningkat dari tahun ke
tahun. Mengingat banyaknya bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah, maka pada tahun
2014 diharapkan mencapai 85% untuk penggunaan benih bersertifikat untuk tanaman padi,
70% untuk tanaman jagung, dan 50% untuk tanaman kedelai.
IV - 44
Tabel IV-6.
No
KOMODITI
MT. 2013/2014
PADI
PADI SAWAH
PADI LADANG
JAGUNG
KEDELAI
KACANG TANAH
KACANG HIJAU
UBI KAYU
UBI JALAR
% PENGGUNAAN
6.692,60
5.452,16
1.240,45
2.092,66
722,22
298,71
450,80
130,48
10,84
MT. 2014
2.589,87
2.589,87
501,97
1.253,92
347,71
442,53
31,64
20,08
TOTAL
9.282,47
8.042,02
1.240,45
2.594,63
1.976,14
646,43
893,33
162,12
30,92
PER 1 HA
TON
TON
TON
TON
TON
TON
TON
RIBU STEK
RIBU STEK
25
30
20
40
120
25
10.000
50.000
KG
KG
KG
KG
KG
KG
STEK
STEK
BENIH BERSERTIFIKAT
85
80
75
50
5
5
-
Kendala Dan Upaya Upaya Khusus Yang Dilakukan Propinsi / Kabupaten, Dalam
Rangka Pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2014
Beberapa kendala dan permasalahn yang terjadi dalam usaha budi daya pertanioan di Nusa
Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
1. Alih fungsi lahan pertanian sebagai akibat pesatnya pembangunan diluar sektor
pertanian, menyebabkan beberapa luasan lahan yang sangat subur tidak berfungsi
sesuai dengan harapan pembangunan pertanian. Dilain pihak upaya perluasan areal
melalui percetakan sawah baru memerlukan dana yang tidak sedikit dan juga tidak
tersedianya sumber air yang memadai;
2. Menurunnya dukungan Sumberdaya Lahan sebagai akibat dari teknik budidaya yang
tidak memperhatikan kaidah konservasi.
3. Menurunnya dukungan sumberdaya air, terbatasnya jumlah mata air, curah hujan
yang semakin menurun setiap tahunnya, sehingga teknologi pertanian tidak dapat
diterapkan secara optimal.
4. Beberapa OPT penting masih menjadi kendala yang serius dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan. Misalnya tungro, penggerek batang, tikus, Wereng coklat,
dan blast pada padi.
5. Pemilikan modal petani yang sangat terbatas, penyediaan Kredit Usaha Tani yang
semakin terbatas pula, menyebabkan para petani kesulitan menyediakan sarana
produksi dan pada akhirnya petani menggunakan anjuran teknologi sesuai dengan
IV - 45
serta obat
obatan atau pestisida alami maupun kimia yang bersifat tidak resisten
7. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil, yang disebabkan oleh penanganan panen dan
pasca panen yang belum memadai (Tingkat kehilangan hasil pada komoditas Padi saat
ini mencapai 10,48 % dari total produksi);
8. Harga sarana produksi yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga gabah maupun
komoditas lainnya pada saat panen;
9. Ketersediaan Infra struktur seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara jalan yang belum
tersedia secara memadai
2.
3.
Madani
4.
Mempersiapkan sarana produksi secara enam tepat (Tepat harga, jenis, jumlah, mutu,
tempat dan sasaran)
5.
IV - 46
6.
yang dilakukan
melalui kegiatan demplot demplot benih unggul bersertifikat, denfarm padi tipe baru,
pemupukan berimbang, serta dengan program ekstensifikasi melalui kegiatan perluasan
areal tanam ( PAT )
7.
Mengupayakan
percepatan
pertanaman
menjelang
musim
kemarau
dengan
9.
Provinsi NTB, pembahasan materi serta diskusi maka disimpulkan rumusan sementara sebagai
berikut :
1. Sasaran produksi komoditi utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar) tahun 2014 adalah :
Tabel. IV-7
No.
KOMODITI
13/14
PROD
(TON)
Mengetahui / Menyetujui
Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota
1. Rina Tri Sakti,P
1 TOTAL PADI
314.946
121.876
436.822
426.978
54,25
2.316.549
2. H.Suhaili,SP.M.Si
2 PADI SAWAH
256.572
121.876
378.448
368.604
56,61
2.086.549
3. Sugiartadi,SP
3 PADI LADANG
58.374
58.374
58.374
39,40
230.000
4. Zaenal Arifin,S.ST
4 JAGUNG
98.478
23.622
122.100
117.216
65,50
767.757
5. Darajata,S.Pt
5 KEDELAI
33.987
59.008
92.995
91.119
14,90
135.765
6 KACANG TANAH
14.057
16.363
30.420
28.955
16,20
46.900
6. Abdul Muis, SP
7 KACANG HIJAU
21.214
20.825
42.039
41.194
12,62
51.975
7. Juni Yastati,SP
6.140
1.489
7.629
7.629
141,05
107.604
8. Ir.Rantiono
510
945
1.455
1.397
125,00
17.460
9. Erlindi,SP
8 UBI KAYU
9 UBI JALAR
2. Untuk komoditi kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar mengalami penurunan sasaran dari
tahun sebelumnya karena terjadinya alih komoditi yang memiliki nilai ekonomi dan
agronomis yang lebih menguntungkan seperti jagung.
IV - 47
sasaran
13.104
TON
Jagung
2.442
TON PK
Kedelai
3.720
TON BK
Kacang Tanah
1.825
TON BK
Kacang Hijau
1.051
TON BK
Ubi Kayu
76.290
RIBU STEK
Ubi Jalar
72.750
RIBU STEK
Peningkatan Produktivitas dan Produksi melalui Program SL-PTT dan SRI, SL-PHT dan
SLI, .
Mengatur pola tanam untuk meminimalkan serangan OPT dengan gerakan Spot Stop.
Meminimalisir terjadinya ledakan hama karena penanaman varietas yang sama secara
terus menerus.
6. Kondisi iklim perlu diinformasikan kepada para petani agar dalam melakukan budidaya
suatu komoditi dapat dikerjakan dengan tepat waktu dengan segala kemungkinannya
sehingga dalam hal ini masing-masing daerah diminta untuk selalu berkoordinasi dengan
BMKG.
7. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa :
IV - 48
Pada tahun 2013 Provinsi NTB akan mengalami Musim Hujan dan Musim Kemarau
yang normal sehingga curah hujan cenderung normal.
Sesuai dengan informasi tersebut, diperkirakan pola tanam akan kembali normal,
namun petani perlu waspada untuk penanaman padi pada peghujung musim hujan
dikarenakan curah hujan yang tidak lagi penuh seperti tahun sebelumnya.
8.
Data Sasaran berdasarkan Kecamatan dan Desa agar segera di jabarkan di Kabupaten
sebagai acuan bagi petugas kabupaten dan untuk memudahkan para petugas sampai
tingkat penyuluh dan diserahkan paling lambat pada akhir Juli 2013.
9.
10.
11.
12.
untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan pupuk
organik alternatif dipandang perlu untuk dikembangkan dan disosialisasikan, namun
tetap mengacu pada pupuk yang sudah terdaftar. Untuk mengurangi ketergantungan
akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan pupuk ORGANIK dipandang perlu untuk
dikembangkan dan disosialisasikan.
IV - 49
NO
1
KABUPATEN/
KOTA
2
1 MATARAM
2 LOMBOK BARAT
3 LOMBOK UTARA
4 LOMBOK TENGAH
5 LOMBOK TIMUR
6 SUMBAWA
7 SUMBAWA BARAT
8 DOMPU
9 BIMA
10 KOTA BIMA
NTB
2.078
18.572
9.894
57.570
52.392
67.366
11.020
28.922
55.667
4.471
307.952
%
5
85,16
101,10
89,11
95,05
96,13
104,87
97,25
94,89
112,22
84,36
100,01
Target
7
2.660
12.221
2.247
22.674
16.581
21.582
6.898
7.102
19.327
2.200
113.492
%
9
70,00
83,70
31,20
137,71
73,08
52,01
108,21
95,96
66,69
84,27
84,92
Target
10
5.100
30.591
13.350
83.241
71.081
85.818
18.230
37.581
68.932
7.500
421.424
TOTAL (HA)
Realisasi
11
3.940
28.801
10.595
88.794
64.509
78.591
18.484
35.737
68.557
6.325
404.333
%
12
77,25
94,15
79,36
106,67
90,75
91,58
101,39
95,09
99,46
84,33
95,94
Realisasi tanam padi sampai bulan Mei 2013 telah mencapai 87,61 % dari sasaran
Tahun 2013, dan masih ada 5 bulan untuk merealisasikan sasaran tanam hingga mencapai
100% pada bulan September 2013.
Pada tahun 2013 Provinsi Nusa Tenggara Barat mendapatkan alokasi Program SLPTT Padi sebagai salah satu program pendukung P2BN guna mendapatkan produksi sesuai
target yang sudah disepakati bersama.
Pada tahun 2013 sasaran produksi padi dan jagung NTB tetap harus naik karena
tuntutan kebutuhan nasional dan komitmen bersama. Tetapi upaya tetap menyemangati
petani dan mensosialisasikan program-program yang dapat mendukung peningkatan
IV - 50
produksi karena pada tahun 2013 kondisi iklim lebih baik, program SL-PTT tetap berjalan
yang akan didukung dengan subsidi benih.
Tabel IV-9.
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KABUPATEN/
KOTA
2
MATARAM
LOMBOK BARAT
LOMBOK UTARA
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
SUMBAWA
SUMBAWA BARAT
DOMPU
BIMA
KOTA BIMA
NTB
1.706
4.483
1.902
9.785
31.865
4.982
20.065
14.868
587
90.243
%
5
#DIV/0!
125,90
91,15
46,67
88,95
103,12
99,44
88,63
96,96
38,87
93,28
Target
7
2.285
1.161
2.155
4.500
5.000
511
5.350
2.560
23.522
236
4.483
464
1.883
3.938
1.115
888
613
13.620
%
9
10,33
386,13
21,53
41,84
78,76
218,20
16,60
23,95
#DIV/0!
57,90
Target
10
3.640
6.079
6.230
15.500
35.900
5.521
27.990
17.895
1.510
120.265
TOTAL (HA)
Realisasi
11
1.942
8.966
2.366
11.668
35.803
6.097
20.953
15.481
587
103.863
%
12
#DIV/0!
53,35
147,49
37,98
75,28
99,73
110,43
74,86
86,51
38,87
86,36
Realisasi tanam jagung sampai bulan Mei 2013 mencapai 78,67 % dari sasaran
120.265 Ha. Puncak tanam jagung yang biasanya terjadi pada musim penghujan bulan
Nopember sampai Januari telah terlampaui. Namun dengan tingginya curah hujan tahun
2013 ini diharapkan mampu mendongkrak animo petani untuk kembali menanam jagung
di lahan kering sampai akhir musim tanam bulan september nanti.
Tabel IV-10.
KABUPATEN/
KOTA
1
2
1 MATARAM
2 LOMBOK BARAT
3 LOMBOK UTARA
4 LOMBOK TENGAH
5 LOMBOK TIMUR
6 SUMBAWA
7 SUMBAWA BARAT
8 DOMPU
9 BIMA
10 KOTA BIMA
NO
NTB
19.276
%
5
163,43
25,23
189,00
182,47
7,87
47,99
58,64
51,42
22.875
6,91
51,13
6,37
13,76
0,71
43,93
61,95
8,20
Target
10
1.900
4.141
29.350
1.450
4.000
2.833
17.380
28.726
2.500
TOTAL (HA)
Realisasi
11
834
3
12.584
275
3.081
42
7.980
17.270
82
20,14
#DIV/0!
42,88
18,97
77,03
1,48
45,91
60,12
3,28
41,75
92.280
42.151
45,68
%
9
%
12
Untuk tahun 2013, NTB mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi
inbrida 171.000 ha, padi lahan kering 30.000 ha, kawasan pertumbuhan padi inbrida 2000
ha, kawasan pengembangan padi inbrida 5000 ha dan padi hibrida 7.000 ha.
IV - 51
Kawasan SL-PTT jagung pertumbuhan 2.000 ha, pengembangan 7.000 ha, dan
pemantapan 5.000 ha. Kawasan SL-PTT pertumbuhan kedelai 500 ha, pengembangan
model 15.000 ha, dan pengembangan 60.000 ha.
Adapun Realisasi Panen sampai bulan Mei ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel IV-11.
NO
KABUPATEN/
PADI
JAGUNG
KEDELAI
KOTA
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
10
11
12
1 MATARAM
4.845
2.372
48,96
1.862
2 LOMBOK BARAT
3 LOMBOK UTARA
29.537
18.142
61,42
3.458
1.642
47,48
4.058
560
13.042
10.112
77,53
5.775
4.959
85,87
4 LOMBOK TENGAH
5 LOMBOK TIMUR
80.045
54.712
68,35
5.981
1.885
31,52
28.763
69.772
47.423
67,97
14.725
8.708
59,14
6 SUMBAWA
7 SUMBAWA BARAT
82.212
66.800
81,25
34.105
31.711
92,98
17.523
10.552
60,22
5.245
4.711
8 DOMPU
9 BIMA
37.009
25.415
68,67
26.591
67.893
54.631
80,47
7.356
4.267
58,01
409.234
294.426
71,95
10 KOTA BIMA
NTB
13,80
-
2.251
7,83
1.421
149
10,49
3.920
2.177
55,54
89,82
2.776
11
0,40
19.986
75,16
17.032
4.074
23,92
17.000
13.521
79,54
28.151
11.580
41,14
1.435
412
28,71
2.450
366
14,94
114.315
87.535
76,57
90.434
21.171
23,41
Dengan pertanaman padi, jagung, dan kedelai sampai bulan Mei tersebut,
diharapkan pertanaman dapat terjaga sampai waktu panen dengan serangan OPT minimal
dan berharap tidak lagi terjadi puso ataupun banjir serta kekeringan, karena menjelang
musim kemarau.
Sebagai upaya meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai tersebut, dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
a. Melakukan penyuluhan dan pembinaan ke daerah sebagai upaya memperbaiki sistem
budidaya ataupun mempertahankan yang telah dilakukan petani sebagai motivasi
petani untuk budidaya yang lebih baik.
b. Monitoring peredaran pupuk sebagai upaya memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani,
khususnya tepat jumlah dan tepat waktu agar tidak lagi menjadi kendala dalam
budidaya pertanian.
c. Menekankan agar petani tidak lagi tergantung pada bahan kimia, agar petani mulai
menggunakan pupuk organik, pestisida nabati sebagai upaya mengurangi bahan kimia
dalam budidaya pertanian.
IV - 52
misalnya dalam pemilihan varietas, pola tanam, penggunaan pupuk berimbang, tandur
jajar/jajar legowo, dan pengendalian gulma.
5. Pengolahan tanah kurang sempurna sesuai tahapan proses pengolahan tanah sehingga
sumber inokulum masih tersedia di tanah maupun sisa tanaman.
Pada bulan April ini terjadi serangan Tungro di Kabupaten Sumbawa barat seluas 340
Ha telah cukup meresahkan karena akan berdampak pada produksi yang dihasilkan.
Sebagai upaya pengendalian telah dilakukan eradikasi pada pertanaman yang terkena dan
melakukan penanaman ulang pada daerah terkena.
Untuk mengantisipasi perkembangan hama dan penyakit pada tanaman pangan
disarankan kepada petugas dan petani/kelompok tani agar melakukan langkah langkah
operasional pengendalian antara lain dengan melakukan :
a. Meningkatkan pengamatan mingguan, berkala perkembangan OPT dengan melakukan
pengendalian dini dan melaporkan hasilnya secara kontinyu, rutin, dan berjenjang.
b. Petugas dinas agar segera mengkoordinasikan dengan petugas lapangan dan petani
untuk mengadakan gerakan pengendalian vector wereng hijau khususnya serangan
penyakit virus tungro.
c. Koordinasi antara POPT-PHP, Penyuluh, KCD, agar terus ditingkatkan untuk
mendukung pelaksanaan Gerakan pengendalian OPT di tingkat kabupaten supaya
dikoordinasikan dengan BPTPH Provinsi NTB dan Dinas Pertanian Provinsi dengan
memanfaatkan sarana pengendalian yang ada di provinsi, kabupaten dan swadaya
petani.
IV - 53
g. Pentingnya dilakukan upaya pergiliran varietas terhadap tanaman padi yang tahan
terhadap serangan hama dan penyakit.
UREA
SP-36
ZA
NPK
ZEORGANIK
Alokasi
126.000,00
20.000,00
7.500,00
30.000,00
11.700,00
Realisasi
Jan s.d. April 2013
45.018,25
7.489,00
8.109,00
18.992,00
3.347,98
%
35,73
37,45
108,12
63,31
28,62
Stok
14.072,85
1.395,10
1.174,22
Melihat stok pupuk yang masih ada, untuk sementara tidak ada kekhawatiran akan
kekurangan pupuk di lapangan.
Sebagai upaya mempermudah petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi, telah
diatur perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk antara lain :
a. Pupuk Urea : warna berubah dari putih menjadi pink, karung diseragamkan.
b. Terjadi perubahan Rayonisasi penyaluran pupuk yang semula ditetapkan dalam
Peraturan Menteri perdagangan, sejak tahun 2012 rayonisasi ditetapkan oleh pupuk
Indonesia.
c. Rayonisasi diberlakukan untuk standar mutunya sama.
d. Stok pupuk harus disediakan di tingkat distributor dan di kios. Rapat Pemantapan dan
workshop dilaksanakan pada tanggal 10 12 Juni 2013 bertempat di Hotel Lombok
Raya Mataram.
IV - 54
instansi
terkait/stake
holder,
penerapan
teknoogi
spesifik
lokasi,
IV - 55
IV - 56
Meningkatkan kualita laporan Luas Tanam, Luas Panen dan Hail Ubinan yang
dilakukan oleh PPL, KCD, dan KSK untuk menekan terjadinya perbedaan data.
Melakukan
perubahan
jadwal
tanam,
penanaman
kembali
dan
gerakan
IV - 57
5. Peningkatan
produksi
melalui
penerapan
teknologi
budidaya
yang
baik
dan
IV - 58
4. Peran penting serealia lainnya sebagai pangan alternatif dalam mendukung diversifikasi
pangan dan juga sebagai bahan baku pakan ternak.
5. Dimasa yang akan datang kebutuhan akan aneka serealia lainnya akan lebih bertambah
lagi seiring meningkatnya daya konsumsi masyarakat perkotaan sampai pedesaan
terhadap bahan pangan non beras.
10)
IV - 59
Dengan
suksesnya
pembangunan
pertanian
diharapkan
pendapatan
dan
produksi
dan
produktivitas
untuk
meningkatkan
IV - 60
indeks
pertanaman
(IP)
padi
melalui
pengembangan
dan
IV - 61
kembangnya
keberdayaan
dan
kemandirian
pelaku
utama
yang
menguntungkan
f. Terwujudnya akses pelaku utama pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi
dan sarana produksi
g. Meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan di wilayahnya
h. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama.
14. Awal musim hujan 2013/2014 di NTB secara umum diperkirakan akan masuk mulai
Oktober III hingga Desember II dengan sifat hujan berkisar antara noemal (N) hingga
atas normal (AN) selama musim hujan.
15. Kondisi iklim di tahun 2014 diprediksi akan berada pada kisaran normal hingga El Nino
lemah
16. Prospek awal musim kemarau tahun 2014 secara umum mengikuti kondisi dinamika
atmosfer hingga buletin prakiraan musim kemarau tahun 2014 direalease pada bulan
Februari 2014.
IV - 62
17. Pencapaian produksi padi berdasarkan ARAM II tahun 2013 untuk komoditas padi
2.162.553 Ton dengan provitas 50.05 Ku/Ha, jagung 624.606 Ton pipilan kering
dengan provitas 56.74 Ku/Ha, kedelai 97.007 Ton dengan provitas 11.38 Ku/Ha.
18. Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang sudah dan
akan dilakukan yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat
b. Mengamankan tanaman dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim
c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder khususnya pada areal SL-PTT
d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan
f. Meningkatkan supervisi dan bimbingan
g. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin
dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan
h. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis,
penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang
menangani penyuluhan.
Kesimpulan
1. Strategi
pencapaian
sasaran
produksi
antara
lain
melalui
peningkatan
IV - 63
11)
adalah
Momentum peningkatan luas tanam dan produksi jagung di NTB harus diselamatkan
dengan menyeesaikan permasalahan transportasi yang masih menjadi kendala.
Diusulkan pemerintah daerah NTB membenahi sarana transportasi antara lain:
a.
Membangun sarana jalan di NTB yang mampu dilewati truk pengankut kontainer
dengan bobot hingga 22 ton. Sarana jalan tersebut diharapkan sampai lokasilokasi sentra produksi jagung (tanpa membedakan jenis jalan nasional, jalan
propinsi, jalan kabupaten).
Diusulkan, jika
pemda NTB menangani hal ini, perlu biaya transportasi dapat diturunkan
sehingga nilai tambah dapat dinikmati petani
b. Gagasan Pemerintah daerah untuk mengundang industri membangun pabrik
pakan ternak di NTB perlu segera direalisasikan dengan langkah konkret oleh
Pemda dengan menyediakan lokasi yang tepat.
IV - 64
Potensi lahan untuk pengembangan jagung di NTB cukup besar dan untuk
peningkatan produktivitas telah dilakukan pengembangan jagung komposit dan
jagung hibrida yang mempunyai potensi hasil cukup besar dan dalam rangka
percepatan perluasan areal tanam jagung maka bantuan-bantuan benih jagung
diarahkan kepada Perluasan Areal Tanam
3)
4)
Perlu adanya dukungan politik yang tegas dan fokus dari Pemerintah Daerah pada
pengembangan Agribisnis Jagung. Komitmen tersebut harus dijabarkan lebih detail
dalam kebijakan yang jelas dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan
dan Kebijakan tersebut agar bisa dilaksanakan oleh seluruh aparat Pemerintah
Daerah sampai di tingkat desa. Kebijakan yang dimaksud adalah :
a. Perlu disusun kebijakan harga dasar jagung
b. Perlu disiapkan dana talangan untuk menampung jagung pada saat harga jagung
rendah
c. Perlu dipersiapkan dana untuk subsidi biaya transportasi
d. Infrastruktur pelabuhan dan jalan yang ada sekarang perlu dibenahi agar
pengangkutan lewat pelabuhan ke luar daerah dapat menggunakan kapal laut
yang mempunyai kapasitas minimal 5.000 ton
e. Untuk pengriman jagung keluar daerah dengan tranportasi laut dapat dilakukan
koordinasi dengan Lanal Angkatan laut Ampenan
f.
IV - 65
6)
7)
Pemasaran produk jagung melalui i-Pasar lebih menjamin stabilitas harga serta dapat
memotong rantai pemasaran terutama untuk menghindari permaian harga dari para
tengkulak
8)
9)
Swasta yang berminat investasi jagung sangat banyak dan serius, tetapi mengingat
tahapan dan biaya yang besar perlu dukungan: teknologi, pembinaan petani plasma,
prasarana.
10) Swasta akan dapat berperan sebagai alternatif pasar bagi pengembangan jagung.
Namun swasta jangan diminta menangani semuanya
11) Swasta (PT. Rajawali Corporate) mengajak menjadikan Indoensia sebagai eksportir
jagung dunia.
12) Kemitraan harus disusun berlandaskan pendekatan bisnis yaitu semua mendapat
manfaat dan keuntungan
13) Swasta mau berinvestasi ke suatu daerah tetapi harus mendapat insentif lahan
sebagai HGU.
14) Untuk mengundang investor, agar semua daerah pro aktif
menawarkan potensi
IV - 66
15) Pengusaha memiliki sumberdaya uang yang sangat besar, daerah agar menyusun
proposal investasi yang layak ditawarkan.
16) Jangan menuntut pengusaha memberikan jaminan harga, pengusaha harus berpikir
keuntungan.
Jika
diserahkan kepada petani atau pengusaha yang tidak paham atau tidak berperilaku
bisnis maka akan tidak berkelanjutan.
18) Industri pakan ternak jika dibangun harus bisa hidup sepanjang masa dan harus
menguntungkan. Oleh sebab itu maka perlu pertimbangkan dengan matang.
19) Minimum skala ekonomi pabrik pakan minimum 20 ribu ton per bulan. Jika di
Lombok konsumsinya masih kurang dari 20 ribu ton per bulan maka pabrik pakan
belum bisa dibangun.
Perlu
solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mendukung investasi hulu hilir.
22) Stakeholder yang lain (seperti Pelindo) diundang ikut membicarakan penyelesaian
jagung NTB.
23) NTB masih harus dibenahi lebih dalam lagi melibatkan stake holder lainnya untuk
mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu.
24) Permodalan didukung KKPE, yang sudah dilakukan beberapa kali pembicaraan tapi
belum deal/konkret.
25) Perlu sistem informasi pasar jagung yang terbuka sehingga mendukung tataniaga.
26) Perlu jaminan harga jagung sebelum petani menanam jagung.
IV - 67
27) NTB ingin mengembangkan industri hilir jagung. Yang sudah dikaji kelayaknnya
adalah industri pakan, industri tepung jagung dan industri minyak jagung.
28) Perindustrian menggalakkan proses industri hilir.
Industri rumah tangga skala kecil jagung harus dikembangkan dan didukung oleh
pemda khususnya di aspek pengemasan sehingga attractive dan marketable
Kesimpulan
(1) Potensi lahan untuk pengembangan jagung di NTB cukup besar dan untuk
peningkatan produktivitas telah dilakukan pengembangan jagung komposit dan
jagung hibrida yang mempunyai potensi hasil cukup besar dan dalam rangka
percepatan perluasan areal tanam jagung maka bantuan-bantuan benih jagung
diarahkan kepada Perluasan Areal Tanam.
(2) Kemitraan harus disusun berlandaskan pendekatan bisnis yaitu semua mendapat
manfaat dan keuntungan
(3) Industri pakan ternak jika dibangun harus bisa hidup sepanjang masa dan harus
menguntungkan. Oleh sebab itu maka perlu pertimbangkan dengan matang.
(4) Minimum skala ekonomi pabrik pakan minimum 20 ribu ton per bulan. Jika di
Lombok konsumsinya masih kurang dari 20 ribu ton per bulan maka pabrik pakan
belum bisa dibangun.
IV - 68
12)
Perencanaan
Pengembangan
Tanaman
Pangan
Tahun
2014
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tgl 21 s/d 23 Oktober 2013 di Hotel Lombok Raya
Mataram.
Hasil Pertemuan
(1) Angka Sasaran Luas Tanam Padi Dan Palawija Tahun 2014
Program peningkatan produksi tanaman pangan sangat terkait erat dengan
luas lahan yang dapat digunakan untuk pelaksanaannya. Perencanaan yang cermat
akan menghasilkan realisasi yang lebih mendekati target.
Berdasarkan diskusi dengan kabupaten/kota dan mempertimbangkan potensi
lahan yang ada di masing-masing kabupaten, maka telah disepakati angka sasaran
tanam tanaman pangan untuk tahun 2014 sebagai berikut :
Tabel IV-13.
KOMODITI
NO
2014
TOTAL
Sasaran 2013
+/-
(Okt - mar)
( Apr - Sep )
2014
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
PADI
314.946
121.876
436.822
421.334
15.488
3,68
PADI SAWAH
256.572
121.876
PADI LADANG
58.374
378.448
365.284
13.164
3,60
58.374
56.050
2.324
4,15
JAGUNG
98.478
23.622
122.100
120.265
1.835
1,53
KEDELAI
33.987
59.008
92.995
92.280
715
0,77
KACANG TANAH
14.057
16.363
30.420
29.730
690
2,32
KACANG HIJAU
21.214
20.825
42.039
45.068
-3.029
-6,72
UBI KAYU
6.140
1.489
7.629
7.629
0,00
UBI JALAR
510
945
1.455
1.455
0,00
IV - 69
(2) Angka Sasaran Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Padi Dan Palawija
Tahun 2014
Untuk perhitungan sasaran produksi, luas panen, produktivitas dan produksi
padi dan palawija tahun 2014 dihitung berdasarkan data series angka tetap tahun
tahun sebelumnya di Nusa Tenggara Barat serta sasaran program-program baik di
daerah maupun di pusat. Berdasarkan kemampuan masing-masing daerah, sasaran
luas panen, provitas dan produksi tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel IV-14. Sasaran Luas Panen, Provitas, dan Produksi Tanaman Pangan Tahun
2014 dibandingkan ARAM I Tahun 2013 di Provinsi NTB
No
KOMODITI
1. TOTAL PADI
Padi Sawah
Padi Ladang
2. JAGUNG
3. KEDELAI
4. KACANG TANAH
5. KACANG HIJAU
6. UBI KAYU
7. UBI JALAR
Luas
Panen
(Ha)
426.978
368.604
58.374
117.216
91.119
28.955
41.194
7.629
1.397
Sasaran 2014
Hasil/
Produksi
Hektar
(Ku/Ha)
(Ton)
54,25
56,61
39,40
65,50
14,90
16,20
12,62
141,05
124,98
2.316.549
2.086.549
230.000
767.757
135.765
46.900
51.975
107.604
17.460
Luas
Panen
(Ha)
Aram I 2013
Hasil/ Produksi
Hektar
(Ku/Ha)
(Ton)
412.023
357.171
54.852
108.607
78.064
31.678
24.868
4.588
761
50,04
51,46
40,74
55,78
11,43
17,41
12,52
131,80
123,86
2.061.624
1.838.169
223.455
605.762
89.201
55.164
31.124
60.469
9.426
Luas
Panen
(Ha)
103,63
103,20
106,42
107,93
116,72
91,40
165,65
166,28
183,57
%
Hasil/ Produksi
Hektar
(Ku/Ha) (Ton)
108,43
109,99
96,72
117,43
130,39
93,01
100,81
107,02
100,90
112,37
113,51
102,93
126,74
152,20
85,02
166,99
177,95
185,23
Untuk pencapaian sasaran produksi tahun produktivitas padi pada tahun 2014
diupayakan melalui peningkatan produktivitas. Upaya ini didukung dengan adanya
bantuan benih yang berasal dari Pemerintah pusat guna meningkatkan hasil per luas
lahan.
Sasaran luas panen, produksi dan produktivitas Padi dan Palawija tahun 2014
diupayakan melalui 2 (dua) program pencapaian produksi, yaitu intensifikasi melalui
penerapan program SL-PTT dan ekstensifikasi atau perluasan areal tanam.
Upaya intensifikasi dilakukan diantaranya melalui penerapan teknologi dan
program SL-PTT, penggunaan benih varietas unggul dengan bantuan subsidi benih
dari pemerintah untuk peningkatan nproduktivitas lahan, pemupukan berimbang,
pengairan / irigasi teratur, pengolahan lahan yang tepat serta pengendalian terhadap
IV - 70
hama penyakit tanaman dengan tidak merusak agroekosistem tanah, lingkungan serta
hasil budi daya tanaman tersebut, sedangkan peningkatan produksi melalui program
ekstensifikasi / perluasan areal tanam dilakukan dengan membuka lahan lahan baru
potensial yang dapat menghasilkan produksi padi dan palawija optimal.
(3) Rencana
Indikatif
Kebutuhan
MT. 2013/2014 dan MT. 2014
Rencana indikatif
Benih
Tanaman
Pangan
dibanding tahun 2014, hal ini selaras dengan peningkatan luas tanam yang terjadi tiap
tahunnya dan adanya program bantuan benih dari pemerintah melalui Sekolah Lapang
Penguntuk komoditi padi, jagung, dan kedelai. Bahkan pada tahun 2014 akan
diperluas lagi dengan program Adapun rekomendasi kebutuhan benih padi 25 kg /
ha, jagung 20 kg/ ha dan kedelai 40 kg / ha.
Sasaran penggunaan kebutuhan benih bersertifikat di Nusa Tenggara Barat
ditetapkan berdasarkan tingkat penggunaan benih yang telah dicapai tahun
sebelumnya dan bantuan benih yang telah diprogramkan pemerintah.
Tebel IV-15.
No
KOMODITI
TOTAL
PADI
PADI SAWAH
PADI LADANG
JAGUNG
KEDELAI
KACANG TANAH
KACANG HIJAU
UBI KAYU
UBI JALAR
9.443,00
8.042,02
1.400,98
2.442,00
1.859,89
182,52
716,27
76.290,00
72.765,00
PER 1 HA
TON
TON
TON
TON
TON
TON
TON
RIBU STEK
RIBU STEK
25
30
20
40
60
25
10.000
50.000
KG
KG
KG
KG
KG
KG
STEK
STEK
BENIH BERSERTIFIKAT
85
80
75
50
10
10
-
Sasaran kebutuhan benih aktual dapat mencapai angka yang jauh lebih
besar. Namun mengingat masih banyaknya petani yang belum menggunakan benih
bersertifikat, maka diasumsikan petani yang menggunakan benih bersertifikat akan
meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat banyaknya bantuan yang telah diberikan
oleh pemerintah, maka pada tahun 2014 diharapkan mencapai 85 % dari luas tanam
untuk padi sawah dan 80 % untuk penggunaan benih bersertifikat untuk padi ladang.
(4) Kendala Dan Permasalahan
IV - 71
Beberapa kendala dan permasalahn yang terjadi dalam usaha budi daya pertanioan di
Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
Alih fungsi lahan pertanian sebagai akibat pesatnya pembangunan diluar sektor
pertanian, menyebabkan beberapa luasan lahan yang sangat subur tidak
berfungsi sesuai dengan harapan pembangunan pertanian. Dilain pihak upaya
perluasan areal melalui percetakan sawah baru memerlukan dana yang tidak
sedikit dan juga tidak tersedianya sumber air yang memadai;
Menurunnya dukungan Sumberdaya Lahan sebagai akibat dari teknik budidaya
yang tidak memperhatikan kaidah konservasi.
Menurunnya dukungan sumberdaya air, terbatasnya jumlah mata air, curah
hujan yang semakin menurun setiap tahunnya, sehingga teknologi pertanian
tidak dapat diterapkan secara optimal.
Beberapa OPT penting masih menjadi kendala yang serius dalam upaya
peningkatan produksi tanaman pangan. Misalnya tungro, penggerek batang,
tikus, Wereng coklat, dan blast pada padi.
Pemilikan modal petani yang sangat terbatas, penyediaan Kredit Usaha Tani
yang semakin terbatas pula, menyebabkan para petani kesulitan menyediakan
sarana produksi dan pada akhirnya petani menggunakan anjuran teknologi
sesuai dengan kemampuannya. Demikian pula dalam hal kegiatan pengolahan
hasil produksi pertaniannya;
Penggunaan sarana produksi on farm yang masih sangat minimal seperti
penggunaan benih/varietas unggul bersertifikat, pupuk yang dianjurkan,
serta obat obatan atau pestisida alami maupun kimia yang bersifat tidak
resisten
Masih tingginya tingkat kehilangan hasil, yang disebabkan oleh penanganan
panen dan pasca panen yang belum memadai (Tingkat kehilangan hasil pada
komoditas Padi saat ini mencapai 10,48 % dari total produksi);
Harga sarana produksi yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga gabah
maupun komoditas lainnya pada saat panen;
Ketersediaan Infra struktur seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara jalan yang
belum tersedia secara memadai
IV - 72
(5) Upaya Upaya Khusus Yang Dilakukan Per Kabupaten Untuk Peningkatan
Produksi
Beberapa upaya khusus yang dilakukan untuk peningkatan produksi secara
umum untuk masing masing kabupaten / kota di Nusa Tenggara Barat antara lain
sebagai berikut :
Untuk meningkatkan produksi tanaman pangan telah dilakukan beberapa
Program Perluasan Areal Tanam melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan
lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan penambahan baku lahan sehingga
berdampak positif dalam penaambahan areal panen.
Mengoptimalkan penggunaan lahan lahan baru yang telah diusahakan melalui
kegiatan
perluasan
areal
tanam
sehingga
berdampak
positif
dalam
penambahan areal panen dan produksi tanaman pangan pada tahun 2014 dan
2014
Meningkatkan jalinan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta untuk
mengatasi keterbatasan modal petani seperti pola kemitraan yang telah
dilaksanakan untuk pengembangan komoditi jagung hibrida
dengan pihak
IV - 73
OPT lebih intensif dan pengendalian dini terhadap sumber serangan dan
pemantauan informasi iklim.
Kesimpulan
Berdasarkan pengarahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura
Provinsi NTB, pembahasan materi serta diskusi maka disimpulkan rumusan sementara
sebagai berikut :
(1) Sasaran produksi komoditi utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar) tahun 2014 adalah :
Tabel IV-16.
No.
KOMODITI
13/14
PROD
(TON)
1 TOTAL PADI
314.946
121.876
436.822
426.978
54,25
2.316.549
2 PADI SAWAH
256.572
121.876
378.448
368.604
56,61
2.086.549
3 PADI LADANG
58.374
58.374
58.374
39,40
230.000
4 JAGUNG
98.478
23.622
122.100
117.216
65,50
767.757
5 KEDELAI
33.987
59.008
92.995
91.119
14,90
135.765
6 KACANG TANAH
14.057
16.363
30.420
28.955
16,20
46.900
7 KACANG HIJAU
21.214
20.825
42.039
41.194
12,62
51.975
6.140
1.489
7.629
7.629
141,05
107.604
510
945
1.455
1.397
125,00
17.460
8 UBI KAYU
9 UBI JALAR
13.104 TON
Jagung
2.442 TON PK
Kedelai
3.720 TON BK
Kacang Tanah
1.825 TON BK
Kacang Hijau
1.051 TON BK
Ubi Kayu
Ubi Jalar
IV - 74
(4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran produksi tanaman pangan pada tahun
2014 antara lain :
-
Peningkatan Produktivitas dan Produksi melalui Program SL-PTT dan SRI, SL-PHT
dan SLI, .
Mengatur pola tanam untuk meminimalkan serangan OPT dengan gerakan Spot
Stop.
(5) Kondisi iklim perlu diinformasikan kepada para petani agar dalam melakukan budidaya
suatu komoditi dapat dikerjakan dengan tepat waktu dengan segala kemungkinannya
sehingga dalam hal ini masing-masing daerah diminta untuk selalu berkoordinasi
dengan BMKG.
(6) Berdasarkan informasi dari
bahwa :
-
Pada tahun 2013 Provinsi NTB akan mengalami Musim Hujan dan Musim
Kemarau yang normal sehingga curah hujan cenderung normal.
IV - 75
(9) Untuk mencapai sasaran produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau yang pada tahun 2014 mendapatkan alokasi SL-PTT telah
dilancarakan dengan gerakan nasional yang dijadikan acuan oleh daerah didalam
meningkatkan produksi yaitu:
-
Pengembangan padi gogo dengan pola PTT untuk meningkatkan produksi padi
ladang mendukung penambahan produksi padi.
(10) Kondisi iklim perlu diinformasikan kepada para petani agar dalam melakukan
budidaya suatu komoditi dapat dikerjakan dengan tepat waktu dengan segala
kemungkinannya sehingga dalam hal ini masing-masing daerah diminta untuk selalu
berkoordinasi dengan BMG.
(11) untuk mendapatkan akurasi data ketersediaan dan pengeluaran pupuk dimasingmasing Kabupaten/Kota se NTB dengan jalan memantau perkembangannya sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan laporan.
(12) untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan
pupuk organik alternatif dipandang perlu untuk dikembangkan dan disosialisasikan,
namun tetap mengacu pada pupuk yang sudah terdaftar.
(13) Bagi kabupaten/kota yang merasa di daerahnya diperkirakan akan mengalami
kekurangan alokasi pupuk agar segera membuat surat permintaan penambahan.
(14) untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan
pupuk ORGANIK dipandang perlu untuk dikembangkan dan disosialisasikan.
IV - 76
13)
IV - 77
lagi, target-target pencapaian produksi yang telah ditetapkan bersama perlu dijabarkan
lebih operasional
(4) Strategi Pencapaian Sasaran Produksi diatas dilakukan melalui :
a. Peningkatan Produktivitas
b. Perluasan Areal dan optimasi lahan
c. Penurunan konsumsi beras dan pengembangan diversifikasi pangan
d. Peningkatan Manajemen
(5) Untuk mencapai sasaran produksi padi dan jagung, maka diharapkan semua instansi
terkait untuk dapat :
-
Merubah pola pikir, dari bekerja terkotak-kotak menjadi bekerja yang terintegrasi
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing serta saling memberikan informasi
Peningkatan
produksi
dan
produktivitas
untuk
meningkatkan
Menetapkan sentra produksi padi, jagung dan kedelai berdasarkan luas areal, luas
tanam dan luas panen
IV - 78
prinsip 6 tepat
-
Mengusulkan kebutuhan penyuluh pada lokasi sentra produksi padi, jagung dan
kedelai
Mengusulkan dan menetapkan calon petani/calon lokasi SL-PTT yang diusulkan
Kabupaten/kota
Meningkatkan
indeks
pertanaman
(IP)
padi
melalui
pengembangan
dan
(10) Adanya kejadian OPT di Lapangan yang melebihi angka prakiraan disebabkan antara
lain :
Adanya
dampak
perubahan
iklim
(DPI)
yang
berpengaruh
terhadap
IV - 79
Merancang dan menyediakan benih untuk display dan uji adaptasi varietas
serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesipik lokasi
(12)
Awal musim hujan 2013/2014 di NTB secara umum diperkirakan akan masuk
mulai Oktober III hingga Desember II dengan sifat hujan berkisar antara
noemal (N) hingga atas normal (AN) selama musim hujan.
(13)
Kondisi iklim di tahun 2014 diprediksi akan berada pada kisaran normal hingga El
Nino lemah
(14)
Prospek awal musim kemarau tahun 2014 secara umum mengikuti kondisi
dinamika atmosfer hingga buletin prakiraan musim kemarau tahun 2014 direalease
pada bulan Februari 2014.
(15)
Pencapaian produksi padi berdasarkan ARAM II tahun 2013 untuk komoditas padi
2.162.553 Ton dengan provitas 50.05 Ku/Ha, jagung 624.606 Ton pipilan kering
dengan provitas 56.74 Ku/Ha, kedelai 97.007 Ton dengan provitas 11.38 Ku/Ha.
IV - 80
(16)
Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang sudah dan
akan dilakukan yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat
b. Mengamankan tanaman dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim
c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder khususnya pada areal SL-PTT
d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan
f.
Kesimpulan
(1) Strategi pencapaian sasaran produksi antara lain melalui peningkatan produktivitas,
perluasan
areal
dan
optimasi
lahan,
penurunan
konsumsi
beras
dan
14)
IV - 81
Hasil Pelaksanaan
Salah satu agenda Pemerintah Pusat melalui Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
dalam pelaksanaan program pembangunan adalah Revitalisasi Sektor Pertanian dan
Perdesaan agar mampu berperan dalam pengentasan kemiskinan. Program ini merupakan
suatu langkah yang menempatkan kembali dan membangun komitmen tentang arti
penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual
Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan agar produksi beras dalam
negeri harus ditingkatkan sehingga diperoleh cadangan pangan yang cukup dan
diharapkan Indonesia bisa surplus beras 10 juta ton tahun 2014
Untuk mencapai surplus beras 10 juta ton tersebut telah ditandatangani
kesepahaman bersama antara Menteri Pertanian Republik Indonesia dan Gubernur Nusa
Tenggara Barat tentang P2BN yang dilanjutkan kemudian lebih teknis telah ditandatangani
perjanjian dukungan program/kegiatan untuk menunjang pencapaian sasaran produksi
dimaksud antara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan Kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, antara Gubernur NTB
dan Bupati/Walikota se-NTB serta antara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Provinsi
dan
Kepala
Dinas
yang
membidangi
Tanaman
Pangan
Kabupaten/Kota Se NTB
Agar upaya peningkatan produksi padi lebih fokus dan terpadu dalam pencapaian
surplus 10 Juta Ton Nasional, di NTB telah dibuat Road Map peningkatan Produksi Beras
sebanyak 2,106.940 ton GKG tahun 2013 dan pada tahun 2014 diikhtiarkan bisa mencapai
2,300.851 ton GKG
Dalam rangka mendukung Program Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional
(P2BN) di Nusa Tenggara Barat, maka telah dibentuk Tim Pelaksana P2BN provinsi yang
diketuai oleh Gubernur NTB dan Tim Pendamping di masing-masing kabupaten dengan
SK. Gubernur nomor Tahun 102 tahun 2013 tanggal, 8 Februari 2013.
Untuk mempercepat dan membantu petani dalam mencapai sasaran meningkatkan
produktivitas tanaman pangan, secara nasional telah diprogramkan bantuan benih pada
tahun 2013. Di Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Pertanian, bantuan benih kepada
petani telak dialokasikan dalam program SL-PTT padi, jagung, dan kedelai. Menghadapi
program bantuan benih kepada petani tersebut diharapkan agar mengoptimalkan
IV - 82
penggunaan benih yang ada. Hal ini dimaksudkan agar program ini memberikan dampak
yang positif terhadap penggunaan benih unggul bermutu, dengan tetap menjaga
mutu/kualitas komoditi yang dihasilkan.
Target dan realisasi tanam dan panen padi tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel IV-17. Target dan Realisasi Tanam Padi di NTB Tahun 2013
NO
1
KABUPATEN/
KOTA
2
1 MATARAM
2 LOMBOK BARAT
3 LOMBOK UTARA
4 LOMBOK TENGAH
5 LOMBOK TIMUR
6 SUMBAWA
7 SUMBAWA BARAT
8 DOMPU
9 BIMA
10 KOTA BIMA
NTB
Target
3
2.440
18.370
11.103
60.567
54.500
64.236
11.332
30.479
49.605
5.300
307.932
2.053
18.323
10.188
56.710
51.257
66.629
10.763
26.192
55.321
4.461
301.897
%
5
Target
7
84,14
99,74
91,76
93,63
94,05
103,73
94,98
85,93
111,52
84,17
98,04
2.660
12.221
2.157
22.674
16.581
21.582
6.898
7.102
19.327
2.200
113.402
%
9
122,78
120,98
107,23
141,47
132,46
111,94
120,21
129,70
108,33
127,18
123,28
Target
10
5.100
30.591
13.260
83.241
71.081
85.818
18.230
37.581
68.932
7.500
421.334
TOTAL (HA)
Realisasi
11
5.319
33.108
12.501
88.787
73.221
90.788
19.055
35.403
76.258
7.259
441.699
%
12
104,29
108,23
94,28
106,66
103,01
105,79
104,53
94,20
110,63
96,79
104,83
KABUPATEN/
KOTA
2
MATARAM
LOMBOK BARAT
LOMBOK UTARA
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
SUMBAWA
SUMBAWA BARAT
DOMPU
BIMA
KOTA BIMA
NTB
2.504
18.323
10.400
58.601
51.262
66.626
10.285
25.195
54.386
4.375
301.957
108,02
103,18
95,94
100,55
95,78
107,97
94,35
83,85
111,10
87,15
100,87
2.089
12.639
1.776
26.776
17.251
24.068
7.800
8.567
14.129
1.986
117.081
82,67
107,32
80,65
123,01
106,17
117,39
117,79
123,09
74,60
93,06
106,75
Target
10
4.845
29.536
13.042
80.045
69.772
82.212
17.523
37.009
67.893
7.154
409.031
TOTAL (HA)
Realisasi
11
4.593
30.962
12.176
85.377
68.513
90.694
18.085
33.762
68.515
6.361
419.038
%
12
94,80
104,83
93,36
106,66
98,20
110,32
103,21
91,23
100,92
88,92
102,45
IV - 83
Kesimpulan
Sejak pelaksanaan P2BN tahun 2007 s/d 2012 produksi padi NTB meningkat ratarata 6,24 % pertahun ( dari 1.526.347 ton GKG menjadi 2.067.137 ton GKG). Dimana
kontribusi dari perluasan areal mencapai 4,27 % (dari 331.916 ha menjadi 416.062 ha),
sedangkan produktivitas hanya 1,76 % (dari 45,99 kw/ha menjadi 49,45 kw/ha)
Upaya pencapaian produksi tahun 2013 dan pemantapan tanam 2013/2014, ada beberapa
hal yang sudah dan akan dilakukan, yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat, termasuk
percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU ), penyaluran
Cadangan Benih Nasional (CBN) dan penyaluran dana bansos kepada kelompok tani
untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan IP melalui kegiatan SL-PTT
c.
Perbaikan sistem budidaya melalui adopsi teknologi dan sosialisasi teknologi tanam
tepat guna seperti ; Sistem tanam jajar legowo, penggunaan pupuk berimbang,
penggunaan bibit muda dll.
d.
Meningkatkan kemitraan dengan stake holder khususnya pada areal Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
e.
f.
Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis, penyedia
dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang menangani penyuluhan
Tabel IV-19. Target Tanam, Panen, Produksi Padi di NTB Tahun 2014
No
KABUPATEN/
KOTA
13/14
PROD
(TON)
2 LOMBOK BARAT
45
115
160
154
123,83
1.902
3 LOMBOK UTARA
110
90
200
192
121,98
2.342
15
205
220
211
130,02
2.746
5 LOMBOK TIMUR
150
150
300
288
130,90
3.770
P. LOMBOK
320
560
880
845
127,37
10.760
747
1 MATARAM
4 LOMBOK TENGAH
6 SUMBAWA
20
40
60
58
129,69
7 SUMBAWA BARAT
20
30
50
48
122,29
587
8 DOMPU
50
50
100
96
118,13
1.134
100
215
315
302
121,63
3.678
50
50
48
115,42
554
190
510
385
945
575
1.455
552
1.397
121,38
125,00
6.700
17.460
9 BIMA
10 KOTA BIMA
P. SUMBAWA
TOTAL NTB
IV - 84
Dengan Sasaran Produksi dan Produktivitas tersebut, diharapkan pada tahun 2014
nanti Provinsi NTB mampu berkontribusi dalam mensukseskan sasaran surplus beras
10 juta ton.
Kesimpulan
Dari
hasil
September 2013 untuk komoditi Padi telah melampaui sasaran yang ditetapkan.
(4) Pembangunan Tanaman Pangan merupakan suatu keharusan, karena perlu
disadari bahwa sebagian besar penduduk Provinsi NTB merupakan petani. Oleh
karena itu kemandirian pangan merupakan suatu keharusan yang tidak ada
tawar menawar lagi, target-target pencapaian produksi yang telah ditetapkan
bersama perlu dijabarkan lebih operasional, agar dapat dicapai
(5) Diharapkan kepada Dinas Kabupaten/Kota untuk segera membuat Nota
Kesepakatan dengan Aparat di tingkat Kabupaten (KODIM) menindaklanjuti nota
kesepakatan yang telah ditanda tangani gubernur dengan Komandan KOREM
1602 Wira Bhakti.
IV - 85
(6) Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan
ditempuh langkah-langkah operasional antara lain :
a)
b)
c)
Pengendalian hama penyakit dan penanganan pasca panen secara tepat dan
benar.
(7) Dalam rangka percepatan peningkatan produktivitas padi di lahan sawah diawali
dengan pemetaan produktivitas padi dengan kriteria rendah produktivitas < 3,5
ton/ha, sedang 3,6 4,9 ton/ha dan tinggi 5 ton/ha. Dari ketiga kriteria tersebut
masing-masing upaya dilakukan di kawasan yang masih rendah dipercepat
dengan pendekatan sekolah lapang kawasan pertumbuhan, sedangkan dilahan
sedang
sampai
tinggi
dilakukan
pendekatan
kawasan
pengembangan
Tahun Anggaran 2013. Apabila ada produsen benih swasta/penangkar benih yang ingin
ikut serta dalam pelaksanaan subsidi benih, dapat dimungkinkan dengan di bawah
koordinasi Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih.
A. Perencanaan Kebutuhan
IV - 86
oleh
luar SLPTT.
-
Alokasi benih bersubsidi Tahun Anggaran 2013 untuk masing-masing Produsen Benih
pelaksana PSO subsidi benih, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan
berdasarkan kemampuan produksi Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih. pada
Tabel IV-20.
Tabel 1. Alokasi Benih Bersubsidi TA 2013 Untuk Masing-Masing Produsen Benih
Pelaksana PSO Subsidi Benih di Nusa Tenggara Barat
NO
1
2
3
4
5
KOMODITAS
Padi Inbrida
Padi Hibrida
Jagung Hibrida
Jagung Komposit
Kedelai
VOLUME
(KG)
3.237.500
45.000
495.000
37.500
600.000
PT PERTANI
(PERSERO)
AREAL
(HA)
96.500
4.000
19.975
1.500
40.500
VOLUME
(KG)
2.412.500
60.000
299.625
37.500
1.620.000
JUMLAH
AREAL
(HA)
322.500
7.000
52.975
3.000
55.500
VOLUME
(KG)
5.650.000
105.000
794.625
75.000
2.220.000
Untuk benih padi inbrida diutamakan pada daerah yang masih mempunyai potensi
dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Untuk benih padi hibrida diutamakan pada daerah yang mempunyai potensi
keberhasilan dalam pertanaman padi
hibrida.
Untuk benih jagung hibrida diutamakan pada daerah yang belum terbiasa menanam
jagung hibrida atau daerah pengembangan baru.
IV - 87
untuk pengembangan tanaman jagung komposit dan mempunyai potensi yang masih
dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Untuk benih kedelai diutamakan pada daerah yang masih mempunyai potensi untuk
ditingkatkan produktivitasnya.
DU-PBB
IV - 88
Subsidi benih untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut: padi inbrida sebesar
Rp. 6.073,-/kg, padi hibrida sebesar Rp. 43.750,-/kg, jagung komposit sebesar Rp. 7.683,/kg, jagung hibrida sebesar Rp. 12.647,-/kg, dan kedelai sebesar Rp. 9.803,-/kg.
PENYEDIAAN,
PENJUALAN
DAN
PENYALURAN,
SERTA
PENGAWASAN
BENIH
BERSUBSIDI
1. Penyediaan
Benih bersubsidi disediakan oleh Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih. Benih bersubsidi
tersebut dapat berasal dari areal penangkaran milik Produsen Benih pelaksana PSO subsidi
benih, areal penangkaran kerjasama produksi atau kerjasama pemasaran dengan penangkar
benih/produsen benih swasta.
segera menjual dan menyalurkan benih bersubsidi kepada kelompok tani pembuat DU-PBB
dimaksud.
b. Kelompok tani membeli benih bersubsidi kepada Produsen Benih pelaksana PSO subsidi
benih. Tanda bukti pembelian benih bersubsidi tersebut berupa faktur penjualan yang
ditandatangani petugas Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih dan kelompok tani
serta diketahui oleh
IV - 89
c. Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih melakukan rekapitulasi penjualan benih
bersubsidi berdasarkan faktur penjualan tingkat kabupaten, ditandatangani oleh Produsen
Benih pelaksana PSO subsidi benih, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan diketahui
oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan disertakan masing-masing faktur penjualan.
d. Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih sebagai penjual dan penyalur menyampaikan
rekapitulasi penjualan benih (seperti pada butir 3), yang disertai dokumen DU-PBB dan
masing-masing faktur penjualan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan sebagai dasar
permintaan pembayaran benih bersubsidi yang telah dijual dan disalurkan.
e. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan verifikasi terhadap DU-PBB, faktur
penjualan dan rekapitulasi penjualan benih yang disampaikan oleh Direksi Produsen Benih
pelaksana PSO subsidi benih kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA). Untuk selanjutnya dilakukan proses pembayaran kepada
Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih.
3. Pengawasan
Pengawasan penjualan dan penyaluran benih bersubsidi meliputi jenis benih, volume benih,
mutu benih, dan HET sampai ke kelompok tani.
a. Jenis benih
Jenis benih yang diawasi adalah benih padi (inbrida dan hibrida), jagung (komposit dan
hibrida) dan kedelai bersubsidi yang dijual dan disalurkan oleh Produsen Benih pelaksana
PSO subsidi benih.
b. Volume Benih
Volume benih yang diawasi adalah volume benih bersubsidi yang dijual dan disalurkan oleh
Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih ke kelompok tani.
c. Mutu Benih
Mutu benih yang diawasi meliputi kondisi fisik benih, kemasan benih serta label benih.
Label benih memuat data mutu benih antara lain: Kadar Air, Daya Tumbuh, Campuran
Varietas Lain, Kotoran Benih dan Masa Kadaluwarsa Benih. Disamping itu perlu dilakukan
pengecekan terhadap kebenaran label benih.
BPSBTPH berkewajiban dan bertanggung jawab
melakukan: 1) sertifikasi
terhadap produksi
benih di wilayah masing-masing kecuali untuk benih yang disertifikasi secara mandiri, dan 2)
pengawasan peredaran benih, terutama terhadap benih bersubsidi yang didatangkan dari luar
provinsi.
IV - 90
Untuk benih bersubsidi yang berasal dari luar provinsi sebelum dijual dan disalurkan ke kelompok
tani terlebih dahulu dilakukan pengecekan fisik benih oleh BPSBTPH di provinsi penerima, dan
apabila diragukan mutunya maka perlu dilakukan pengujian laboratorium. Apabila hasil pengujian
tersebut masih memenuhi standar mutu benih yang berlaku, maka benih bersubsidi tersebut
dapat dijual dan disalurkan, tetapi apabila tidak memenuhi standar mutu yang berlaku maka
benih bersubsidi tersebut tidak dapat dijual dan disalurkan.
1. Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih wajib memberitahukan pemasukan benih
bersubsidi dari satu provinsi ke provinsi lain kepada BPSBTPH provinsi tujuan.
2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota berkewajiban dan bertanggung jawab
melakukan
pengawasan terhadap penjualan dan penyaluran benih bersubsidi, baik yang diproduksi di
dalam provinsi maupun yang didatangkan dari provinsi lain, sesuai dengan DU-PBB.
3. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
b. Kebenaran dokumen, fisik penjualan dan penyaluran benih bersubsidi menjadi tanggung
jawab Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih.
Pelaksanaan Benih Subsidi yang sedianya dimulai awal Januari 2013, namun penetapan Petunjuk
Teknis yang menjadi acuan pelaksanaan,
bersubsidi Tahun Anggaran 2013 ditetapkan pada tanggal 5 Juli 2013 dengan Nomor : 39/HK
310/C/7/2013 dan pelaksanaan di lapangan termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat dimulai
pada tanggal 1 September 2013 dimana pelaksanaan di lapangan masih mengalami hambatan
dikarenakan sosialisasi mengenai Benih Bersubsidi 2013 ini belum sepenuhnya diterima baik
petugas lapangan maupun petani dikarenakan para petani masih mengharapkan benih bantuan
atau BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul).
Dengan ditetapkannya petunjuk teknis benih bersubsidi 2013 oleh pemerintah pusat mau tidak
mau petani harus sudah siap menggunakan benih bersubsidi dan dimulai pada MH 2013 ini. Ini
terlihat dari hasil monitoring dan evaluasi benih bersubsidi pada tanggal 31 Desember 2013 untuk
komoditi padi diperoleh hasil sebagai berikut:
IV - 91
Tabel.IV-21. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Padi Inbrida Bersubsidi di Nusa
Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
PT. PERTANI (Persero)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kabupaten
Kota Mataram
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Lombok Utara
Kab. Sumbawa
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Dompu
Kab. Bima
Kota Bima
JUMLAH
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
TOTAL
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
% REALISASI
DARI
DARI DUPBB
ALOKASI
DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
625.000
725.000
300.000
700.000
62.500
345.051
607.200
207.620
640.670
59.875
340.336
582.690
207.620
629.720
59.875
62.500
1.000.000
1.025.000
275.000
875.000
-
34.600
920.925
950.000
108.000
875.000
-
21.690
146.955
913.245
89.925
871.460
-
62.500
625.000
1.000.000
725.000
300.000
1.025.000
275.000
700.000
875.000
62.500
34.600
345.051
920.925
607.200
207.620
950.000
108.000
640.670
875.000
59.875
21.690
340.336
146.955
582.690
207.620
913.245
89.925
629.720
871.460
59.875
34,70
54,45
14,70
80,37
69,21
89,10
32,70
89,96
99,60
95,80
62,69
98,63
15,96
95,96
100,00
96,13
83,26
98,29
99,60
100,00
2.412.500
1.860.416
1.820.241
3.237.500
2.888.525
2.043.275
5.650.000
4.748.941
3.863.516
68,38
81,36
mengajukan DU-PBB
(Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) padi inbrida adalah Kabupaten Lombok Barat
mengusulkan DU-PBB sebanyak 345.051 Kg atau 55,21 % dan dengan realisasi 340. 336 Kg atau
54,45 % dari alokasi 625.000 Kg atau 98,63 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok
Timur mengusulkan DU-PBB sebanyak 607.200 Kg atau 83,75 % dan dengan realisasi 582.690 Kg
atau 80,37 % dari alokasi 725.000 Kg atau 95,96 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten
Lombok Utara sebanyak 207.620 Kg atau 69,21 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 207.620
Kg atau 69,21 % dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat, Kabupaten Dompu sebanyak 640.670 Kg
atau 91,52 % dari alokasi 700.000 Kg dengan realisasi sebesar 629.720 Kg atau 89,96 % dan
98,29 % dari DU-PBB yang dibuat, dan Kota Bima sebanyak 59.875 Kg atau 95,80 % dari alokasi
62.500 Kg dengan realisasi sebesar 59.875 Kg atau 95,80 % dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat
dari PSO PT. PERTANI (Persero). Kota Mataram mengusulkan DU-PBB sebanyak 34.600 Kg atau
55,36 % dan dengan realisasi 21. 690 Kg atau 34,70 % dari alokasi 62.500 Kg atau 62,69 % dari
DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok Tengah mengusulkan DU-PBB sebanyak 920.925 Kg
atau 92,09 % dan dengan realisasi 146.955 Kg atau 14,70 % dari alokasi 1.000.000 Kg atau
15,96 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Sumbawa sebanyak 950.000 Kg atau 92,68 %
dengan realisasi sebesar 913.245 Kg atau 89,10 % dari alokasi 1.025.000 Kg dan 96,13 % dari
DU-PBB yang dibuat, Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 108.000 Kg atau 39,27 % dengan
realisasi sebesar 89.925 Kg atau 32,70 % dari alokasi 275.000 Kg dan 83,26 % dari DU-PBB
yang dibuat, dan Kabupaten Bima sebanyak 875.000 Kg atau 100 % dengan realisasi sebesar
IV - 92
971.460 Kg atau 99,60 % dari alokasi 875.000 Kg dan 99,60 % dari DU-PBB yang dibuat dari
PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Padi inbrida yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 4,748.941
Kg atau sebesar 84,05 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 3.863.516 Kg atau sebesar 68,38
% dari alokasi atau 81,36 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh petani. Terlihat bahwa realisasi
masih rendah, ini disebabkan karena mulai diberlakukannya benih subsidi ini adalah pada MH
2013, sehingga dua musim sebelumnya tidak dilakukan realisasi penjualan, namun DU-PBB yang
sudah masuk jauh lebih besar, ini disebabkan banyaknya kelompok-kelompok yang mengajukan
DU-PBB namun belum di SK kan dari Kabupaten/Kota sehingga banyak juga yang tidak dapat
direalisasikan. Khusus padi inbrida pemenuhan benih dapat terpenuhi dari para penangkar yang
berada di sekitar wilayah tersebut ataupun penangkar dari kabupaten sebelahnya.
Kabupaten yang realisasi penjualan benih subsidi padi inbrida hampir 100 % adalah Kabupaten
Bima dan Kota Bima, sedangkan yang realisasinya masih rendah adalah Kabupaten Lombok
Tengah sebesar 14,70 %, hal ini disebabkan rancunya DU-PBB yang masuk dikarenakan
banyaknya kelompok-kelompok tani yang diajukan tidak sesuai dengan SK CPCL yang ditetapkan,
sehingga hanya kelompok tani yang sesuai dengan SK CPCL-lah yang berhak untuk di
realisasikan, di sisi lain waktu yang sudah mendesak untuk ditanami, bila terlambat menanam
biasanya cepat terserang hama dan penyakit dan dapat menggagalkan panen. Kabupaten Kota
yang realisasinya rendah adalah Kota Mataram 34,70 % dan Kabupaten Sumbawa Barat 32,70 %
kedua Kabupaten Kota ini kebanyakan disebabkan oleh kesiapan penangkar dan PSO yang
ditunjuk, belum dapat berkomitmen dengan baik sehingga benih yang sedianya akan dibayar oleh
PSO pada penangkar tidak segera di realisasikan oleh penangkar karena belum jelasnya MOU
yang akan disepakati disamping itu juga varietas-varietas yang ditawarkan baik oleh PSO dan
penangkar belum banyak diminati oleh petani bila dilihat dari cuaca pada tahun 2013 atau MH
tahun ini.
Varietas yang diberikan kepada petani sangat bervarisasi, seperti ciherang, situbagendit, inpari 4,
7, 10, 13, inpari sidenuk, PEPE, IR-64, mekongga, ciliwung, cilosari, tukad balian dan cigeulis
harga subsidi benih per Kg adalah Rp. 2.020,-
IV - 93
Tabel.IV-22. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Padi Hibrida Bersubsidi di Nusa
Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
PT. PERTANI (Persero)
No.
Kabupaten
1 Kota Mataram
2 Kab. Lombok Barat
3 Kab. Lombok T engah
4
5
6
7
8
9
10
ALOKASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
TOTAL
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
% REALISASI
DARI
DARI DUPBB
ALOKASI
DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
15.000
9.915
8.975
15.000
9.915
8.975
59,83
90,52
15.000
30.000
-
15.000
30.000
-
15.000
30.000
-
15.000
15.000
15.000
-
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
-
15.000
30.000
15.000
15.000
15.000
15.000
30.000
15.000
30.000
100,00
100,00
100,00
100,00
15.000
15.000
100,00
100,00
15.000
15.000
15.000
15.000
100,00
100,00
100,00
100,00
60.000
54.915
53.975
45.000
45.000
45.000
105.000
99.915
98.975
94,26
99,06
mengajukan DU-PBB
(Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) padi hibrida adalah Kabupaten Lombok Barat
mengusulkan DU-PBB sebanyak 9.915 Kg atau 66,10 % dan dengan realisasi 8. 975 Kg atau
59,83 % dari alokasi 15.000 Kg atau 90,52 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok
Tengah mengusulkan DU-PBB sebanyak 15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15.000 Kg
atau 100 % dari alokasi 15.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok
Timur sebanyak 30.000 Kg atau 100 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 30.000 Kg atau 100
% dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat, dari PSO PT. PERTANI (Persero). Kabupaten Sumbawa
mengusulkan DU-PBB sebanyak 15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15. 000 Kg atau 100
% dari alokasi 15.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Dompu
mengusulkan DU-PBB sebanyak 15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15. 000 Kg atau 100
% dari alokasi 15.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Bima sebanyak
15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15. 000 Kg atau 100 % dari alokasi 15.000 Kg atau
100 % dari DU-PBB yang diajukan dari PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Padi hibrida yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 99,915 Kg
atau sebesar 95,16 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 98.975 Kg atau sebesar 94,96 % dari
alokasi sebesar 98.975 Kg atau 99,06 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh petani. Hampir sama
dengan padi inbrida, padi hibrida juga yang dijadwalkan MH 2013, terlihat bahwa padi hibrida
hampir semuanya terealisasi, ini juga karena alokasi padi hibrida dari kedua PSO jumlahnya
sedikit.
IV - 94
Hanya Kabupaten Lombok Barat yang realisasinya masih rendah sebesar 59,83 %, hal ini
disebabkan para petani menggunakan/membeli sendiri benih padi hibrida dengan varietas yang
lebih bagus, dan petani di Lombok Barat ini sudah terbiasa menggunakan varietas yang baik padi
hibrida sehingga pengalaman-pengalaman ini yang menyebabkan pilihan varietas yang ditawarkan
oleh para PSO sangat-sangat selektif.
Varietas yang diterima petani kebanyakan Sembada 168 dengan harga per Kg adalah Rp. 4.320,Tabel.IV-23. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Jagung Komposit Bersubsidi di
Nusa Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
PT. PERTANI (Persero)
No.
Kabupaten
1 Kota Mataram
2 Kab. Lombok Barat
3 Kab. Lombok T engah
4
5
6
7
8
9
10
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
TOTAL
DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
REALISASI
(KG)
12.500
25.000
-
9.500
-
9.500
-
37.500
-
37.500
9.500
9.500
37.500
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
% REALISASI
DARI
DARI DUPBB
ALOKASI
12.500
25.000
37.500
9.500
9.500
38,00
100,00
75.000
9.500
9.500
12,67
100,00
mengajukan DU-PBB
(Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) Jagung Komposit adalah Kabupaten Lombok Dompu
dimana mengusulkan DU-PBB sebanyak 9.500 Kg atau 38 % dan dengan realisasi 9.500 Kg atau
38 % dari alokasi 25.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan dari PSO PT. PERTANI
(Persero).
Jagung Komposit yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 9.500
Kg atau sebesar 12,67 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 9.500 Kg atau sebesar 12,67 %
dari alokasi sebesar 75.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh petani.
Sebagian besar petani jagung untuk jagung komposit ini kurang peminatnya, dikarenakan harga
jual panennya yang rendah, tapi bila ditawarkan jagung hibrida tentu semua petani akan
berlomba-lomba untuk menanam.
IV - 95
Tabel.IV-24. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Jagung Hibrida Bersubsidi di Nusa
Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
PT. PERTANI (Persero)
No.
Kabupaten
1 Kota Mataram
2 Kab. Lombok Barat
3 Kab. Lombok Tengah
4
5
6
7
8
9
10
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
TOTAL
DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
45.000
45.000
45.000
59.625
150.000
-
1.329
20.430
-
1.329
15.190
-
150.000
37.500
180.000
120.000
7.500
30.000
60.000
16.000
-
7.055
16.000
-
45.000
150.000
59.625
150.000
37.500
180.000
120.000
7.500
299.625
21.759
16.519
495.000
106.000
23.055
794.625
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
% REALISASI
DARI
DARI DUPBB
ALOKASI
30.000
1.329
20.430
1.329
15.190
2,23
10,13
100,00
74,35
60.000
16.000
7.055
16.000
3,92
13,33
11,76
100,00
127.759
39.574
4,98
30,98
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DUPBB (Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) jagung hibrida adalah Kabupaten Lombok
Utara mengusulkan DU-PBB sebanyak 1.329 Kg atau 2,23 % dan dengan realisasi 1.329
Kg atau 2,23 % dari alokasi 59.625 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten
Sumbawa mengusulkan DU-PBB sebanyak 20.430 Kg atau 13,62 % dan dengan realisasi
15.190 Kg atau 10,13 % dari alokasi 150.000 Kg atau 74,35 % dari DU-PBB yang
diajukan, dari PSO PT. PERTANI (Persero). Kabupaten Lombok Timur mengusulkan DUPBB sebanyak 30.000 Kg atau 20 % dari alokasi 150.000 dan dengan tidak ada realisasi
atau 0 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Dompu mengusulkan DU-PBB sebanyak
60.000 Kg atau 33,33 % dan dengan realisasi 7.055 Kg atau 3,92 % dari alokasi 180.000
Kg atau 11,76 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Bima sebanyak 16.000 Kg atau
13,33 % dan dengan realisasi 16. 000 Kg atau 13,33 % dari alokasi 120.000 Kg atau 100
% dari DU-PBB yang diajukan dari PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Padi hibrida yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar
127,759 Kg atau sebesar 15,91 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 39.574 Kg atau
sebesar 4,98 % dari alokasi sebesar 794.625 Kg atau 30,98 % dari DU-PBB yang diusulkan
oleh petani. Dari data terlihat bahwa masih rendahnya realisasi pembelian oleh petani, hal
ini disebabkan oleh kebanyakan para petani sudah trauma dan harus pandai-pandai
memilih varietas benih jagung hibrida yang akan ditanam, sehingga dari kedua PSO yang
ditunjuk para petani tersebut tidak berminat terhadap varietas benih-benih yang
IV - 96
ditawarkan, dari pada merugi akibat salah memilih benih lebih baik mereka tidak
menanam di tahun 2013 ini.
Pemilihan terhadap varietas-varietas unggul yang baik dapat terlihat di Kabupaten Dompu
yang mana realisasi pembelian sebelumnya 20.375 Kg oleh PSO PT. Sang Hyang Seri,
dikembalikan sebanyak 13.320 Kg oleh petani, ini disebabkan petani didak mau dengan
varietas yang diberikan oleh PT. Sang Hyang Seri seperti SH-4, petani menginginkan
varietas BISI dan PIONIR sehingga realisasi yang masuk adalah sebesar 7.055 Kg.
Kabupaten yang realisasinya kecil juga terdapat di Kabupaten Lombok Utara sebesar 2,23
% hal ini disebabkan kesiapan petani dan petugas lapangan serta PSO dari PT. Pertani
tidak menanggapi jadwal tanam jagung di Kabupaten Lombok Utara dan alokasi yang
dijadwalkan, sehingga permintaan akan jagung hibrida tersisih dengan permintaan padi.
Akan tetapi secara keseluruhan provinsi Nusa Tenggara Barat permintaan DU-PBB nya
sangat rendah 15,91 %, ini disebabkan dari kedua PSO yang ditunjuk varietas-varietas
yang ditawarkan banyak tidak diminati oleh para petani.
Varietas jagung yang ditawarkan adalah N-37, SH-4 dengan harga per Kg adalah Rp.
12.640,- .
Tabel.IV-25. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Kedelai Bersubsidi di Nusa
Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
PT. PERTANI (Persero)
No.
Kabupaten
1 Kota Mataram
2 Kab. Lombok Barat
3 Kab. Lombok Tengah
4
5
6
7
8
9
10
ALOKASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
TOTAL
DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
60.000
60.000
20.000
20.000
60.000
60.000
720.000
20.000
280.000
480.000
-
2.000
242.360
153.100
-
202.040
153.100
-
20.000
560.000
20.000
282.500
-
209.400
-
720.000
20.000
280.000
20.000
480.000
560.000
20.000
1.620.000
417.460
375.140
600.000
282.500
209.400
2.220.000
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
20.000
20.000
2.000
242.360
% REALISASI
% REALISASI
DARI
DARI DUPBB
ALOKASI
33,33
100,00
202.040
72,16
83,36
153.100
282.500
-
153.100
209.400
-
31,90
37,39
100,00
74,12
699.960
584.540
26,33
83,51
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DUPBB (Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) kedelai adalah Kabupaten Lombok Barat
mengusulkan DU-PBB sebanyak 20.200 Kg atau 33,33 % dan dengan realisasi 20.000 Kg
atau 33,33 % dari alokasi 60.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten
Lombok Tengah mengusulkan DU-PBB sebanyak 2.000 Kg atau 0,28 % dan dengan tidak
IV - 97
terjadi realisasi atau 0 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Sumbawa sebanyak
242.360 Kg atau 86,56 % dari alokasi 280.000 Kg dengan realisasi sebesar 202.040 Kg
atau 72,16 % dan 83,36 % dari DU-PBB yang dibuat, Kabupaten Dompu sebanyak
153.100 Kg atau 31,90 % dari alokasi 480.000 Kg dengan realisasi sebesar 153.100 Kg
atau 31,90 % dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat dari PSO PT. PERTANI (Persero).
Kabupaten Bima mengusulkan DU-PBB sebanyak 282.500 Kg atau 50,45 % dan dengan
realisasi 209.400 Kg atau 37,39 % dari alokasi 560.000 Kg atau 74,12 % dari DU-PBB
yang diajukan dari PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Kedelai yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 699,960
Kg atau sebesar 31,53 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 584.540 Kg atau sebesar
26,33 % dari alokasi sebesar 2.220.000 Kg atau 83,51 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh
petani. Terlihat bahwa realisasi rendah sekali dibandingkan DU-PBB yang masuk, ini
disebabkan keberadaan benih yang ada di PSO tidak ada, begitu juga para penangkar
benih kedelai yang ada tidak dimiliki stok.
kedelai ini meningkat, namun bila dilihat dari tiap-tiap kabupaten kota kebutuhan akan
benih kedelai untuk MH memang tidak diminta dikarenakan hujan akan turun otomatis
kedelai tidak dapat tumbuh, khusus untuk lahan-lahan sawah, namun untuk ladang atau
daerah pegunungan yang mana air tidak tergenang pasti kedelai menjadi pilihan untuk
ditanam.
Dari data diperoleh bahwa kebutuhan benih kedelai di akhir MK dan memasuki MH 2013
ini sebesar 31,53 ini berarti bahwa petani pada musim ini tidak berani untuk mengambil
resiko gagal panen dalam berusaha tani kedelai, disamping itu juga hujan yang
diperkirakan akan turun di awal Oktober 2013 lebih baik mereka menanam padi.
Varietas kedelai yang ditawarkan adalah anjasmoro dengan harga per Kg adalah Rp. 3.095
IV - 98
1. Evaluasi Kegiatan Perbenihan Tanaman Pangan TA. 2012 dan Rencana TA.2013 (Kepala
Dinas Pertanian TPH).
2. Peranan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam
Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih dalam Upaya Pemberdayaan Penangkar Benih
Tanaman Pangan (BPSB TPH).
3. Kesiapan BBI PPH dalam Mendukung Kegiatan Pemberdayaan Penanagkar Benih Tanaman
Pangan 2013 (BBI PPH).
4. Penjelasan Pedoman Teknis Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Pangan TA. 2013
(Kabid Produksi TP).
5. Workshop
Berdasarkan materi yang disampaikan narasumber dan hasil diskusi yang berkembang selama
pertemuan, maka dapat disajikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam rangka mempercepat pengembangan kelembagaan dan industri perbenihan
tanaman pangan di daerah, maka pemerintah pusat, sejak dua tahun terakhir
mengalokasikan dana bantuan sosial kepada penangkar/ kelompok penangkar. Tujuan
Kegiatan pemberdayaan penangkar adalah untuk menumbuhkembangkan penangkar lokal
dan meningkatkan kemampuan penangkar benih dalam pengelolaan produksi dan
pemasaran benih.
2. Mengingat pentingnya benih dalam peningkatan produksi dan produktivitas hasil
pertanian, maka pemerintah pada tahun 2013 tetap memberikan bantuan benih seperti
bantuan benih yang bersumber dari Cadangan BenihNasional (CBN) dan subsidi benih.
Untuk tahun 2013 ,pemerintah tidak lagi memberikan bantuan benih berupa Bantuan
Langsung Benih Unggul, tetapi bantuan benih diberikan dalam bentuk subsidi benih.
3. Cadangan Benih Nasional (CBN) adalah persediaan benihpadi, jagung dan kedelai yang
diperuntukkan bagi
program
pemulihan,
IV - 99
5. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan ini, diharapkan
kepada penangkar yang telah mendapat BANSOS untuk dapat memanfaatkan dana
bantuan sosial yang dialokasikan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Dana yang dialokasikan harus dipergunakan untuk kegiatan yang
mendukung tumbuh dan berkembangnya penangkaran.
6. Dana yang dialokasikan untuk agroinput pada kegiatan pemberdayaan penangkar
sejumlah Rp. 2.500.000/Ha untuk penangkaran padi dan Rp. 2.000.000/Ha untuk
penangkaran kedelai, hanya bersifat stimulan. Oleh karena itu penangkar yang mendapat
bantuan harus memanfaatkan dana tersebut secara cermat dan dipergunakan untuk
membiayai proses budidaya sampai dengan prosesing benih.
7. Hasil evaluasi terhadap kegiatan pemberdayan penangkar tahun 2012, beberapa
penangkar yang mendapat bantuan, menjual benihnya yang masih berupa calon benih.
Hal tersebut diharapkan tidak terulang lagi pada penangkar/kelompok penangkar yang
mendapat bantuan benih pada tahun 2013. Penangkar/kelompok penangkar harus
mempunyai tekad yang kuat dalam menumbuhkembangkan diri, sehingga apa yang kita
cita-citakan selama ini agar kelembagan perbenihan di daerah dapat maju dan
berkembang.
8. Untuk penangkaran Kedelai diharapkan kepada penangkar agar menggunakan benih kelas
BR (label biru), jangan sampai memakai BR1. Kalaupun penangkar kesulitan memperoleh
benih label ungu untuk kedelai, diusahakan untuk minimal menggunakan BR kalau tidak
bisa label Ungu. Nanti di SL-PTT bisa menggunakan BR-1.
9. Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas padi, jagung dan kedelai, maka
pada tahun 2013 pemerintah tetap melaksanakan kegiatan SL-PTT. Penggunaan benih
pada areal SL-PTT harus menggunakan benih yang bersertifkat.
10. Kepada penangkar yang mendapat alokasi dana bantuan sosial kegiatan pemberdayaan
penangkar, agar betul-betul menyusun RUK dengan sebaik-baiknya dan apa yang
dicantumkan dalam RUK tersebut, itu yang dibeli, demikian juga apa yang dibeli itu yang
ditulis. Jangan sampai berbeda apa yang di RUK dengan yang dibeli. Kalau ada perubahan
RUK agar dibuat revisi dan disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk
diteruskan ke Provinsi. Alat yang dibeli betul-betul dibutuhkan agar dapat termanfaatkan
dengan optimal.
IV - 100
11. Kegiatan penangkaran benih tanaman pangan (PadidanKedelai) tahun 2013 sudah mulai
dilaksanakan oleh beberapa penangkar di kabupaten. Sehubungan dengan hal tersebut
diminta agar kabupaten membuat laporan awal kegiatan pemberdayaan penangkar benih
tanaman pangan yang dilaksanakan.
12. Untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan penangkar tahun 2013, BBI PPH menyiapkan
beberapa jenis varietas padi dan kedelai(benih pokok) sebagai berikut :
a. Ciheurang dengan jumlah stock 38.430 kg.
b. Cigeulis dengan jumlah stock 4.000 kg.
c. Ciliwung dengan jumlah stock 7.110 kg.
d. Mekongga dengan jumlah stock 5.840 kg.
e. IR 64 dengan jumlah stock 7.410 kg.
f.
utama
BBI
padaawal
dibentuk
sebagai
penangkar
IV - 101
turut; 11.333,910 ton dengan realisasi 8.123,218 ton, 11.679,150 ton dengan realisasi
8.830,174 ton, 11.855,640 ton dengan realisasi 10.856,489. Kebutuhan dan realisai benih
jagung sejak tahun 2010 s/d 2012 berturut-turut; 3.758,200 dengan realisasi 14,140,
3.884,800 ton dengan realisasi 39,270 ton, 4.039,000 ton dengan realisasi 43,145 ton.
sebagai berikut:
1. Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan nomer 39/HK.310/C/7/2013 tanggal
5 Juli 2013 tentang Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2013. Alokasi subsidi
benih untuk kabupaten/kota se-NTB sejumlah padi inbrida :
5.650.000 kg (226.000 Ha), padi hibrida : 105.000 kg (7.000 Ha), jagung hibrida 794.625
kg ( 52.975 Ha), jagung komposit 75.000 kg (3.000 Ha) dan kedelai 2.220.000 kg (55.500
Ha).
IV - 102
2. Realisasi penyaluran benih bersubsidi sampai dengan tanggal 25 Nopember masih rendah.
Dari daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi
maka
dimanfaatkan untuk areal diluar SL-PTT dengan persyaratan sebagaimana yang tercantum
dalam Petunjuk Teknis Subsidi Benih dan
Surat
pelaksana SLPTT maupun di Luar SL-PTT. Tetapi untuk memudahkan dalam melakukan
evaluasi terhadap pelasanaan SL-PTT dan non SL-PTT dapat dibuat terpisah.
5. Dalam penyaluran benih bersubsidi, maka BUMN dapat bekerjasama dengan penangkar
lokal. Kerjasama dapat dilakukan sejak awal dimana
benih tetap dilakukan atas nama BUMN atau kerjasama dalam pemasaran. Kerjasama
pemasaran artinya
sampai
proses
menjadi benih atas nama penangkar, kemudian benih disalurkan oleh BUMN tetapi dalam
label ditambahkan kerjasama pemasaran antara BUMN dengan
penangkar yang
memproduksi benih.
6. Dari diskusi yang berkembang dan hasil evaluasi terhadap Daftar Usulan Pembelian Benih
Bersubsidi, dibandingkan dengan penyaluran BUMN, maka realisasi penyaluran masih
sangat rendah dan
IV - 103
9. Beberapa kabupaten sudah siap DUPBB dan uang untk pembelian benih bersubsidi, tetapi
pendistribusian benih terlambat.
10. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam administrasi, maka diminta kepada semua
pihak yang terkait dengan penyaluran benih bersubsidi maupun CBN agar cermat dan teliti
dalam melakukan verifikasi terhadap dokumen yang terkait dengan bantuan benih.
11. Varietas yang dominan dimiliki oleh Pertani adalah Inpari, Cigeulis : total stock benih :
288 ton. Dibandingkan dengan DUPBB yang sudah masuk, maka dapat memenuhi
kebutuhan benih petani.
12. DUPBB diharapkan sudah masuk ke PT. Pertani terakhir tanggal 15 Desember 2013.
13. Dokumen subsidi terlambat untuk penagihan, karena ada perubahan faktur pembelian
(ada poktan yang berhalangan dan juga ada mutasi petugas yang menandatangani).
14. Pada Kegiatan penangkaran di kabupaten Bima ada kelompok penangkar kedelai yang
dananya sudah terealisasi semuanya, tetapi tidak melakukan proses sertifikasi untuk
semua areal seluas 25 Ha, karena petani tidak tahan menunggu lamanya proses sertifikasi.
Yang disertifikasi hanya untuk areal seluas 10 Ha.
15. Kabupaten Sumbawa untuk penangkaran padi, ada yang di jual untuk konsumsi dari
jumlah calon benih, hanya 30 ton yang disertifikasi.
karena harga lebih mahal dibandingkan dengan harga kesepakatan. Selain itu juga ada
sisa dana sebanyak kurang lebih 4,5 juta sisa setelah semua kebutuhan pemberdayaan
penangar dibeli.
16. Penangkar kesulitan untuk meng opkup hasil kerjasamanya dengan kelompok-kelompok
lain/mitranya karena keterbatasan modal yang dimiliki.
17. Data realisasi penyaluran dari BUMN sudah di cros cek dengan kabupaten/Kota. Dan
jumlahnya sudah sesuai dengan yang diterima oleh kabupaten/kota.
18. Stok benih padi di Kabupaten Bima sudah ada sekitar 500 ton yang disertifikasi.
Kebutuhan Bima sekitar 800 ton masih kurang. Masih banyak penangkar yang dalam
proses sertifikasi (menurut BPSB sudah ada 800 ton).
19. Di Kabupaten Dompu target untuk kedelai 12.000 Ha yang diprioritaskan untuk SL-PTT
6.000 Ha sudah dilaksanakan , sisa 6.000 Ha tidak mungkin ditanam musim hujan
sehingga aka nada CPCL lain di luar SL-PTT.
20. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga pengawas benih, maka diharapkan BPSB
untuk bersurat ke kabupaten agar menyiapkan tenaga dan nanti dari BPSPTPH yang
melatih dan menyiapkan dana BOPnya.
IV - 104
21. Bagi kabupaten/kota yang mengajukan bantuan benih melalui CBN, hendaknya betul-betul
selektif dalam mendata kelompok tani yang akan diusulkan untuk mendapat bantuan
benih melalui CBN.
22. Bantuan benih yang bersumber dari CBN diperuntukkan untuk pemulihan, pengembangan
serta peningkatan produktivitas dan produksi.
4) Bimbingan Teknis Penanganan pasca panen
Bimbingan teknis adalah kegiatan pemberian bimbingan secara sistematis kepada individu
maupun kelompok agar mengetahui dan memahami serta mampu mengembangkan,
mengimplementasikan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Bimbingan teknis
merupakan sarana manajemen sebagai proses berkesinambungan yang mempengaruhi
perilaku. Bentuk bimbingan teknis berupa pertemuan dan atau koordinasi tingkat lapang.
Kegiatan bimbingan teknis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan meliputi kegiatan rapat
koordinasi, rapat penyusunan data base sarana pasca panen, penggandaan dan pengiriman
laporan ke provinsi, pengawalan dan monev bantuan sarana pasca panen dan pemutahiran
data. Tujuan dari bimbingan teknis penanganan pasca panen yaitu : (1)Melakukan bimbingan
teknis kepada kelompok tani penerima bantuan pasca panen tanaman pangan baik yang
bersumber dari
pangan yang digunakan petani serta permasalahan dalam penggunaan alat pasca panen TP.
Bimbingan teknis penanganan pasca panen tanaman pangan dilaksanakan di Kabupaten/Kota,
dengan mengiventarisir jenis alat pasca panen yang digunakan petani sebagaimana terlampir.
Permasalahan yang dijumpai dalam penggunaan alat pasca panen yaitu;
-
Sumberdaya petani masih kurang sehingga perlu dilakukan pelatihan penggunaan alat
pasca panen.
Untuk alat pasca panen bed drayer penggunaannya masih belum optimal hanya terbatas
pada musim penghujan.
5) Penyusunan Database
Dalam pelaksanaan penyusunan database sarana pascapanen tanaman pangan
dilakukan melalui pengisian formulir, sebagai dasar pendataan ke kabupaten/ kota se Nusa
Tenggara Barat. Adapun pelaksana penyusunan database sarana pascapanen tanaman
pangan ini adalah tim yang beranggotakan beberapa staf pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
IV - 105
IV - 106
2013
yang diikuti oleh 25 orang peserta yang terdiri dari petugas dinas 11 orang peserta berasal
dari 7 (tujuh) kabupaten yang mendapatdan alokasi bansos kegiatan pemberdayaan
penangkar benih padi dan kedelai, 4 (empat) orang peserta petugas provinsi serta 14 orang
penangkar benih padi dan kedelai. Adapun materi yang disampaikan : (1) Kebijakan
Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014 (Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan).(2) Hasil Evaluasi BPSB TPH Terhadap Potensi Penangkar Benih Tanaman
Pangan Dalam Penyiapan Benih di NTB (BPSB TPH) (3) Evalauasi Kegiatan Pemberdayaan
Penangkar Benih Tanaman Pangan Tahun 2013
Pangan).(4) Workshop dan Evaluasi Penangkar Benih Padi dan Kedelai Kabupaten (Kasi
Perbenihan dan Sarana Produksi).
Dalam rangka mengevaluasi pelaksanan kegiatan pemberdayaan penangkar benih
tanaman pangan Tahun Anggaran 2013 telah dilaksanakan Pertemuan Monev Pemberdayaan
Penangkar pada tanggal 16 s/d 18
Mataram.
Pertemuan dihadiri oleh petugas yang menangani kegiatan pemberdayaan penangkar
benih tanaman pangan (padi dan kedelai) tahun 2013 dari 7 kabupaten pelaksana kegiatan
pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai tahun anggaran 2013. Narasumber berasal
dari Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian
RI, Balai Pengawans dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan & Hortikultura (BPSB TPH) NTB
dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB.
Dari pemaparan Narasumber dan Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Penangkar Benih
Tanaman Pangan TA. 2013 serta
Musim Hujan, sehingga hasil panen (benih yang dihasilkan dari hasil kegiatan
penangkaran) belum semuanya dapat dilaporkan baik itu padi maupun kedelai. Laporan
perkembangan kegiatan terlampir.
IV - 107
2.
Dana yang dialokasikan untuk pembelian peralatan padi dan kedelai sudah dimanfaatkan
untuk pembelian beberapa jenis peralatan sebagaimana terlampir.
3.
sampai
benih siap dipasarkan. Jumlah modal yang diinvestasikan dari proses budidaya
sampai benih siap dipasarkan untuk penangkaran padi berkisar Rp. 10.000.000 s/d
Rp. 12.500.000,- /Ha. Dengan luas areal 50 Ha, maka penangkar yang mendapatkan
alokasi bantuan kegiatan pemberdayan penangkar setidaknya mempersiapkan dana
tambahan sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) agar semua proses
dapat terlaksana dengan baik.
d) Kurangnya informasi pasar yang diperoleh
yang dihasilkan pada panen musim hujan sampai dengan bulan Maret, baru dapat
dipasarkan pada musim hujan berikutnya atau dapat dikatakan bahwa selang waktu
antara panen benih dengan saat jualnya cukup lama. Dengan rentang waktu yang
cukup lama tersebut menyebabkan modal yang dimiliki penangkar mengendap. Hal
tersebut menjadi salah satu penyebab terhambatnya perkembangan usaha
penangkaran.
e) Kerjasama antara penangkar dengan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah dalam
menyalurkan bantuan benih, baik itu Bantuan Langsung Benih Unggu (BLBU) dan
IV - 108
untuk tahun aggaran 2013 Subsidi Benih, kurang berjalan lancar disebabkan
pembayaran dari pihak BUMN ke penangkar diselesaikan dalam waktu yang cukup
lama.
4.
5.
6.
Dari hasil evaluasi terhadap laporan yang disampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi,
laporan belum menggambarkan secara detail perkembangan kegiatan penangkaran
yang dilaksanakan. Laporan yang disampaikan hanya memuat data jumlah produksi
yang dihasilkan. Ke depan diharapkan agar penangkar dapat menyampaikan secara
rinci tentang tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan demikian
Dinas Pertanian Kabupaten maupun Provinsi dapat mengetahui secara jelas
perkembagan kegiatan penangkaran yang dilaksanakan.
7.
Kegiatan penangkaran kedelai yang dilaksanakan oleh UD. Sumber Makmur di Desa
Rumak Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat seluas 18,5 Ha (yang ditanam
pada bulan
awal Agustus
2013)
karena adanya serangan ulat pada saat sudah pengisian polong. Terjadinya serangan
OPT disebabkan karena keterlambatan tanam, yang semestinya tanam pada MK I,
penangkar baru bisa tanam pada bulan
benih sumber.
8.
Jumlah penangkar yang menjadi produsen benih di NTB 310 dan penyalur benih 56.
Dengan jumlah yang cukup banyak tersebut diharapkan kedepan organisasi penangkar
yang ada menjadi kuat. Penangkar yang ada didaerah diharapkan bergabung dengan
ASBENINDO yang ada di daerah masing-masing.
9.
Kebutuhan benih petani di Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat dipenuhi sendiri
oleh penangkar lokal. Dengan jumlah kebutuhan benih yang cukup tinggi di NTB,
IV - 109
menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi penangkar yang ada. Demikian
juga untuk memenuhi
Dengan beragamnya varietas yang telah dilepas oleh pemerintah, maka diharapkan
agar penangkar dapat berperan aktif dalam pengembangan berbagai varietas yang
ada.
11.
Pemerintah tidak manambah stock Cadangan Benih Nasional pada tahun 2013 dan
2014, dan stock yang ada saat ini adalah stock cadangan benih yang sudah ada.
12.
Kegiatan Pemberdayaan Penangkar untuk tahun 2014 NTB mendapat alokasi Padi 5
Unit dan Kedelai 10 unit.
13.
Jumlah Petugas Pengawas Benih Tanaman yang ada di Kabupaten/Kota (NTB) yang
ada saat ini tidak sebanding dengan luas areal yang diawasi. Diharapkan agar ke
depan ada penambahan tenaga PBT, sehingga pelaksanaan pengawasan benih dapat
dilakukan secara optimal. Demikian juga dengan penangkar yang ada, perlu ada
peningkatan kemampuan atau kapasitas bagi penangkar.
IV - 110
NTB tahun 2013 seperti ; produksi padi sebesar 2.191.714 ton Gabah Kering Panen (GKP);
Jagung sebesar 744.111 ton pipilan kering; Kedelai 131.976 ton biji kering; Kacang Tanah
sebesar 44.045 ton biji kering; Kacang Hijau sebesar 45.809 ton biji kering; Ubi kayu
sebesar 107.554 umbi basah dan ubi jalar sebesar 17.264 ton umbi basah.
Pada Tahun Anggaran 2013 untuk mendukung kegiatan penanganan pascapanen
tanaman pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengalokasikan dana Dekonsentrasi
Tugas Pembantuan di provinsi untuk komoditi padi yang dialokasikan di kabupaten Lombok
Utara meliputi kegiatan Bantuan Sarana Pascapanen.
Tujuan kegiatan ini adalah : memberikan bantuan sosial kepada poktan/gapoktan
penerima bantuan sarana pascapanen tanaman pangan guna untuk penanganan pasca
panen.
Untuk kegitan tugas pembantuan bantuan sarana pasca panen tanaman pangan
diberikan kepada 2 poktan/gapoktan masing-masing senilai Rp 190.000.000,- (seratus
sembilan puluh juta rupiah). Pemberian bantuan ini adalah dalam bentuk alat bukan dalam
bentuk transper uang. Pembelian sarana pascapanen setiap komoditas harus sesuai dengan
pilihan jenis sarana. Ada beberapa pilihan alat mesin pertanian diantaranya :
a. Sarana Pascapanen Padi
NO
1
IV - 111
proposal
yang
dibuat
poktan/gapoktan
dan
menganalisa
serta
Bantuan sarana pascapanen harus dapat dimanfaatkan bagi seluruh anggota kelompok
dan dapat dikembangkan untuk poktan/gapoktan disekitarnya.
Tersedia lahan untuk penempatan sarana pascapanen dengan ukuran yang telah
ditetapkan, lahan tersebut tidak bermasalah yang dikuatkan dengan surat pernyataan
tentang status dan pemanfaatan lahan tersebut.
Dari kriteria diatas, maka ditentukan kelompok penerima bantuan pasca panen padi
melalui Surat Keputusan Pejabat pembuat Komitmen Satker Dinas pertanian TPH prov.
NTB No: Prod.841.1/131 b/VI/2013 tentang penetapan kelompok penerima bantuan sosial
IV - 112
sarana pasca panen padi dalam bentuk barang/jasa di Kabupaten Lombok Utara, sebagai
berikut:
No.
Nama
Poktan/Gapoktan
Nama Ketua
1.
Poktan Seruni
Kartono Indrawan
2.
Alamat
Desa Jenggala Kecamatan
Tanjung Kabupaten Lombok
Utara
Desa Senaru Kecamatan Bayan
Kabupaten Lombok Utara
Adapun jenis dan jumlah alat pascapanen yang diterima oleh kelompok tani seruni
No
Nama Alsintan
Jumlah
Kondisi Sarana
Unit
1.
Paddy Mower
10
2.
Power Tresher
3.
4.
Husker(Pengupas Kulit)
5.
Sabit Bergerigi
34
Terpal 6 x 8 m
10
Baru, Baik
Jenis dan jumlah alat pascapanen yang diterima oleh ke Gapoktan Tumpang Sari :
No
Nama Alsintan
Jlh Unit
Kondisi Sarana
1.
Paddy Mower
2.
Power Tresher
3.
4.
Reaper
5.
Sabit Bergerigi
23
6.
Terpal
18
Baru, Baik
IV - 113
1.
Sesuai dengan Amanat UndangUndang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman Pasal 37, dinyatakan bahwa pupuk yang beredar didalam wilayah Negara
Republik Indonesia wajib memenuhi standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta
diberi label, serta harus didaftarkan ke Kementerian Pertanian untuk memperoleh nomor
pendaftaran. Oleh karena itu apabila ditemukan adanya pupuk dan pestisida beredar
tidak sesuai dengan peraturan yang ada, maka pelaku dapat dikenakan sanksi.
2.
Meningkatnya jenis serta jumlah pupuk dan pestisida yang beredar dipasaran, maka
pembinaan dan pengawasan dibidang pupuk dan pestisida di lapangan menjadi bagian
yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian baik pemerintah maupun produsen
pupuk dan pestisida.
3.
pupuk bersubsidi agar terus ditingkatkan agar tidak terjadi permasalahan kelangkaan
pupuk pada saat puncak musim tanam. Dan diharapkan juga bagi produsen untuk
berperan aktif bersama Dinas Pertanian/Instansi yang menangani penyuluhan
untuk
4.
dibutuhkan.
5.
Keberhasilan
dalam
mapping/pemetaan
penataan
pupuk
bersubsidi
sangat
tergantung
dari
6.
Data RDKK yang tersedia saat ini cenderung hanya untuk kebutuhan pupuk sub sektor
tanaman pangan, padahal pupuk subsidi dialokasikan untuk kebutuhan perkebunan
IV - 114
rakyat, hortikultura, perikanan dan peternakan. Untuk itu koordinasi secara intensif
antar instans erkait sangat dibutuhkan, sehingga RDKK dapat tersusun secara akurat
untuk semua subsector yang mendapat alokasi pupuk besubsidi.
7.
dilaporkan
kepada
pimpinan
masing-masing
yang
selanjutnya
dalam
peningkatan
8.
Peran
serta
Pemerintah
Daerah
Provinsi,
Kabupaten/Kota
pengawasan pupuk dan pestisida melalui pembentukan dan optimalisasi kinerja Komisi
Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan PPNS, pemberdayaan PPNS serta dukungan
anggaran APBD untuk pengawasan pupuk dan pestisida. Anggaran untuk operasional
pengawasan pupuk dan pestisida selama ini sangat terbatas.
9.
KP3 dan PPNS merupakan ujung tombak dalam pengawasan pengadaan, peredaran
dan penggunaan pupuk dan pestisida dilapangan, namun belum didukung dengan dana
operasional yang cukup dari daerah (APBD).
10. Mengingat seringnya tejadi mutasi di daerah, maka perlu adanya pelatihan secara rutin
bagi petugas yang menangani pupuk dan pestisida, agar petugas dapat mengetahui dan
memahami secara mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan aturan-aturan
dibidang pupuk dan pestisida.
11. Dalam rangka peningkatan pengawasan pupuk dan pestisida sangat diperlukan adanya
koordinasi antar instansi terkait, dukungan sarana dan prasarana yang memadai baik
jumlah maupun kualitasnya dimasing-masing wilayah seperti petugas pengawas/PPNS,
penyebarluasan serta pemahaman peraturan perundang-undangan dibidang pupuk dan
pestisida .
12. Penindakan yang tegas merupakan kunci untuk memberikan efek jera bagi pihak-pihak
yang melakukan/mencoba untuk melakukan tindakan penyelewengan penyaluran pupuk
bersubsidi dan peredaran pupuk/pestisida pada umumnya. Penanganan kasus-kasus
pupuk bersubsidi oleh KP3 agar dilakukan sampai tuntas dan ditetapkan sanksi hukum
kepada para pelaku penyimpangan penyaluran pupuk tersebut.
IV - 115
pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Perdagangan RI melakukan revisi terhadap
Permentag 17 tahun 2011 . Revisi Permendag Nomer 17 tahun 2011
menjadi
14. Mengingat pentingnya peranan pupuk dalam upaya peningkatan provitas dalam upaya
mencapai sasaran produksi yang telah ditargetkan pada tahun 2014 yaitu 2.3 juta ton
untuk NTB, maka menjadi tugas kita bersama untuk mengamankan pupuk bersubsidi
agar target produksi kita dapat tercapai.
15. Untuk pengamanan ketersedian dan penyaluran pupuk pupuk bersubsidi, perlu dilakukan
koordinasi secara intensif dengan produsen dan distributor pupuk bersubsidi dan pihakpihak terkait di provinsi dan kabupaten/kota.
16. Permasalahan penyediaan pupuk subsidi bukan hanya urusan dari Dinas Pertanian dan
Perdagangan saja, tetapi
pergudangan, dan lain lain yang harus dikoordinasikan dengan baik antar semua pihak
yang terkait.
17. Dari pemaparan Produsen (PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik)
dapat disimpulkan bahwa ketersediaan pupuk Urea dan Non Urea memasuki
musim
tanam pada MK I, cukup aman. Sotock pupuk Urea pada akhir bulan April 2013 sekitar
20.000 ton. Stock tersebut dapat mencukupi kebutuhan petani untuk 2 bulan ke depan.
18. Persoalan pangan adalah persoalan dunia, sehingga pemerintah berusaha dengan
berbagai upaya untuk mengamankan produksi pangannya termasuk beras.
Langkah
yang ditempuh oleh pemerintah dalam rangka memenuhi capaian target produksi beras
nasional sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 adalah pengamanan ketersediaan pupuk
subsidi. Peningkatan provitas adalah salah satu solusi dalam mencapi target yang telah
ditetapkan.
IV - 116
20. Penggunaan pupuk organin di tingkat lapang masih rendah. Oleh karena itu pengunaan
pupuk organic, perlu terus kita tingkatkan penggunaannya melalui sosialisasi dan
demplot-demplot percontohan.
21. Gudang penyangga (merupakan milik produsen) sehingga bisa didistribusikan sesuai
dengan kebutuhan petani dimana saja. Bisa dibawa ke luar kabupaten/kota.
22. Perlu di verifikasi kembali RDKK yang masuk karena seringkali terjadi RDKK yang
diterima produsen (seperti PT. Pupuk Kaltim) double.
23. Kapasitas kemampuan gudang PT. Pupuk Kalimantan Timur yang ada di NTB Urea:
42.760 ton
24. Jumlah pegecer PT. Pupuk Kalimantan Timur di NTB 1.369 yang tersebar di Pulau
Lombok :769 pengecer dan Pulau Sumbawa 600 pengecer.
10)
Optimalisasi
Pemanfaatan
Alat
Pascapanen
Tanaman
Pangan
dilaksanakan selama 2 (dua) hari,dari tanggal 18 s/d 19 November 2013 di Hotel Lombok
Raya Jalan Panca Usaha no. 11 Mataram, dengan peserta diikuti oleh 40 orang peserta
yang terdiri dari 10 orang petugas dinas kabupaten/kota, 9 orang KCD dan 19 orang
kelompok tani/Gapoktan penerima peralatan
provinsi.
Materi dan Pembicara/Narasumber dalam pertemuan ini adalah;
a. Kebijakan
Kegiatan
1.
Alsintan pasca panen yang dialokasikan ke poktan /gapoktan perlu dikelola secara
baik melalui unit
Asintan (UPJA).
2.
IV - 117
3.
petugas yang
4.
Rp. 100
5.
6.
7.
Pemanfaatan Vertical Dryer , flat bad drayer dan paddy mower yang dialokasikan di
beberapa kelompok tani/gapoktan belum optimal, oleh karena itu diharapkan bagi
poktan/gapoktan penerima untuk memanfaatkan secara optimal. Khusus dryer dapat
digunakan untuk mengeringkan hasil panen pada saat-saat musim hujan.
8.
Perlu melibatkan buruh tani dalam mengelola combine harvester, sehingga combine
yang telah dialokasikan ke kelompok dapat dimanfaatkan .
9.
IV - 118
10. Diharapkan ke depan ada cabang atau perwakilan dari perusahaan yang memproduksi
Combine Harvester di daerah yang banyak menggunakan combine.
11. Kelompok Tani/gapoktan kelompok tani yang mendapat bantuan diharapkan dapat
memanfaatkan secara maksimal alat pasca panennya, dan diharapkan ke depan
peralatan yang sudah diberikan dapat bertambah.
14. Beberapa kelompok tani/gabungan kelompok tani lebih menyukai alat pemipil jagung
(corn seller) yang lebih besar (mobile) daripada yang kecil.
11)
pelaksanaan
kunjungan
peningkatan
kemampuan
petugas
dalam
penanganan pasca panen yaitu di PT. Pura Barutama Semarang dan PT. Yanmar Indonesia
yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu pada tanggal 2 s.d. 4 Desember 2013.
Peserta yang mengikuti kunjungan dalam peningkatan kemampuan petugas dalam
penanganan pasca panen dihadiri oleh 12 (Dua belas) orang peserta yang berasal dari
Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB. Adapun Hasil Kunjungan sebagai berikut:
1. PT. Pura Barutama berdiri pada 1908, Pura Group (Perseroan) hanyalah usaha
percetakan kecil dengan karyawan yang berjumlah tidak lebih dari 8 orang. Namun
saat ini, Perseroan telah bertumbuh menjadi salah satu nama yang cukup disegani di
industri percetakan & pengepakan di seantero Asia Tenggara. Menyusul ekspansi
secara perlahan namun pasti dan terarah selama bertahun-tahun, Perseroan kini
merupakan kelompok usaha yang terintegrasi secara vertikal dan terdiri dari berbagai
divisi/ unit bisnis, yang bergerak di bidang-bidang usaha sebagai berikut:
IV - 119
Rekayasa.
2. Devisi Engineering memiliki 4 departemen utama :
a. INARI Agricultural Machinery :
Produknya adalah :
o Grain Dryer
o Husk burner
o Rice Milling Unit
o Cleaner
o Silo
o Sealing & Packaging
o Corn Sheller
o Power Thresher
b. KOOREI Fishery Machinery
Produknya adalah :
Ice Flake Machine
Cool Room / Cool Storage
c. PARTS & MACHINERY
o
o
Produknya adalah :
Mesin Cetak seperti mesin rotogravure, mesin offset , mesin lamianasi , dll
Mesin Rokok , mesin label , dll
Tab inserter, Rounder book, dll.
Roll & Spare-part
Machine Services
d. ENERGY Machinery
Oil Press & Filter
SJO Plant, Screw Press, Manual Press
Wind Power
3. PT. Kubota Indonesia adalah pelopor dari perusahaan mesin diesel yang bermutu tinggi
o
o
o
IV - 120
4. PT. Kubota memilik 507 dealer/toko yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia
dengan rincian :
Pulau
Dealer
301
79
78
25
12
5
5
2
5. Untuk menunjang layanan purna jual,PT Kubota mempunyai bengkel resmi Kubota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jawa
Sumatera
Sulawesi
Kalimantan
NTB
NTT
Maluku
Bali
Bengkel
201
79
44
20
3
1
1
Menumbuh kembangkan usaha kios saprodi agar mampu menyediakan sarana produksi
yang lengkap, berkualitas dan berkesinambungan.
IV - 121
2.
Memantau ketersediaan pupuk, pestisida dan benih serta memberikan informasi tentang
pupuk dan pestisida yang terdaftar kepada pengelola kios saprodi.
3.
Mendorong penyediaan sarana produksi yang sesuai dengan prinsip 6 tepat ( jumlah,
jenis, mutu, waktu, tempat dan harga).
13)
Tabel.
IV - 122
LOMBOK UTARA
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
SUMBAWA BARAT
SUMBAWA
BIMA
pupuk
bersubsidi
NAMA DISTRIBUTOR
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
FORTUNA, CV
PETROSIDA, PT
PETROSIDA, PT
PERTANI, PT (cab. NTB)
FORTUNA, CV
PUSKUD NTB
PPI, PT
SURYA TANI, CV
ILHAM TANI, CV
FORTUNA, CV
SARI SENTOSA, CV
DEWI TANI JAYA, CV
PERTANI, PT (cab. NTB)
ILHAM TANI, CV
HIDAYAT, CV
BINTANG TIMUR, CV
CINTANI, CV
AGRO SELAPARANG, PD
GUNUNG MAS
ILHAM TANI, CV
HERRY ABADI & CO
PESONA, CV
SUBUR MAKMUR, CV
SUBUR MAKMUR, CV
PESONA, CV
MULYA JAYA, UD.
MEGA RIA, CV
di
Kabupetan/Kota
PRODUSEN
PT. KALTIM PT. PETRO
KABUPATEN/ KOTA
KOTA MATARAM
LOMBOK BARAT
LOMBOK UTARA
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
SUMBAWA BARAT
SUMBAWA
DOMPU
BIMA
KOTA BIMA
JUMLAH
Dari beberapa kios pengecer pupuk bersubsidi yang dikunjungi, bahwa masih ada
kios pengecer resmi pupuk bersubsidi yang hanya menyediakan pupuk bersubsidi saja,
sedangkan pupuk alternatif lainnya serta pestisida tidak disediakan. Ada beberapa alasan
kios pengecer tidak menyediakan sarana produksi secara lengkap yaitu keterbatasan
IV - 123
modal usaha. Disamping itu juga berdasarkan pantauan bahwa ada beberapa kios yang
sudah menyediakan pupuk dan pestisida, kios dimaksud dapat di lihat pada lampiran 1.
Adapun jenis pupuk dan pestisida yang diperjual belikan di kios saprodi seperti pada
lampiran 2.
Dari kios saprodi yang dikunjungi rata-rata masih dalam kriteria kios saprodi tahap
Pertumbuhan ( belum berkembang ) namun sedikit sekali kios yang tergolong kriteria kios
tahap Pemantapan ( berkembang ).
Berdasarkan luas areal layanan, volume penjualan, kemapuan modal dan system
pengelolaan maka kios saprodi dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) tipe sebagai berikut :
1). Kios Saprodi Tipe A (Tahapan Pertumbuhan atau Belum Berkembang )
Kios Saprodi dapat dikatakan berada pada tahap pertumbuhan/belum berkembang
apabila, kriterianya sebagai berikut :
-
Belum memiliki toko dan gudang yang relative sederhana, luas bangunan 60 m2
IV - 124
Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan tidak terbatas ( kecuali jenis
pestisida terbatas )
Memiliki tenaga yang memahami penggunaan pupuk dan pestisida yang baik dan
benar
14)
berdasarkan
Permentan
Nomor
122/Permentan/SR.130/11/2013
tentanng
IV - 125
Tabel IV-28. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Kabupaten/Kota Se-Prov. NTB Tahun 2013
UREA
NO.
KAB/KOTA
Alokasi
Realisasi
(Ton)
(Ton)
SP-36
%
ZA
Alokasi
Realisasi
(Ton)
(Ton)
NPK
Alokasi
Realisasi
(Ton)
(Ton)
Alokasi
Realisasi
(Ton)
(Ton)
ORGANIK
%
Alokasi
Realisasi
(Ton)
(Ton)
1 MATARAM
2,024.79
2,024.00
99.96
433.67
275.00
63.41
229.28
95.00
41.43
536.85
260.00
48.43
139.17
75.00
53.89
2 LOBAR)*
13,834.29
13,553.45
97.97
2,272.23
1,725.00
75.92
1,260.00
775.00
61.51
2,960.00
2,299.90
77.70
925.39
824.40
89.09
3 LOMBOK UTARA
5,342.05
4,897.50
91.68
812.34
855.00
105.25
561.00
670.00
119.43
1,552.03
1,642.50
105.83
1,527.08
1,070.18
70.08
4 LOTENG
22,843.47
22,520.25
98.59
6,202.64
5,800.00
93.51
3,519.92
3,705.00
105.26
6,558.48
6,750.30
102.92
3,253.20
2,337.52
71.85
5 LOTIM
31,529.68
31,076.65
98.56
7,209.94
6,172.80
85.62
3,337.70
4,500.00
134.82
8,429.00
10,076.70
119.55
2,486.71
2,535.51
101.96
6 SUMBAWA
22,969.24
22,952.85
99.93
838.24
540.00
64.42
2,476.63
2,647.00
106.88
8,401.25
10,584.05
125.98
1,808.25
387.72
21.44
7 SMB. BRT
4,313.11
4,308.35
99.89
107.51
20.00
18.60
376.00
15.00
3.99
1,905.88
410.20
21.52
166.08
8 DOMPU
11,668.01
11,594.40
99.37
949.35
243.00
25.60
1,790.20
1,166.00
65.13
3,874.53
3,863.00
99.70
620.03
313.20
50.51
9 BIMA
19,127.38
18,919.10
98.91
1,450.96
837.00
57.69
2,401.85
2,544.00
105.92
5,242.25
5,281.10
100.74
930.42
707.56
76.05
10 KOTA BIMA
1,648.00
1,620.35
98.32
223.14
138.00
61.84
47.42
52.00
109.67
539.75
657.35
121.79
143.68
95.28
66.31
135,300.02
133,466.90
98.65
20,500.00
16,605.80
81.00
16,000.00
16,169.00
101.06
40,000.01
41,825.10
104.56
12,000.00
8,346.37
69.55
TOTAL NTB
IV - 126
urea sebesar
133.466,9 ton (98,65%) dan pupuk SP-36 sebesar 16.605,8 ton (81 %), ZA
16.169 ton (101,06 %), NPK sebesar 41.825,10 ton (104,56%) dan organik
sebesar 8.346,37 ton (69,568%).
Pada tahun 2013 penyediaan dan pengadaan pupuk bersubsidi
disediakan
oleh 2 (dua) Produsen pupuk yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia
Gresik. Untuk memperlancar penyaluran ke kab/kota maka produsen
menunjuk distributor untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke pengecer resmi,
dengan rincian nama dan jumlah distributor pupuk bersubsidi pengecer seperti
pada lampiran 1.
Agar pupuk bersubsidi sampai di tingkat petani sesuai azas 6 tepat yaitu
tepat jenis, jumlah, harga, dosis, tempat, dan mutu, maka telah dilakukan
pengawasan yang intensif ke tingkat lapang, dengan hasil pengawasan
sebagai berikut:
1. Harga pupuk bersubsidi di tingkat petani berdasarkan Permentan Nomor:
87/Permentan/SR.130/12/2011
Tentang
Tentang
Keb.&HET
Pupuk
Jenis Pupuk
Urea
ZA
SP-36
NPK
Organik
Harga
Rp. 1. 800,Rp. 1. 400,Rp. 2. 000,Rp. 2. 300,Rp.
500,-
per
per
per
per
per
kg
kg
kg
kg
kg
Jenis Pupuk
Urea
SP-36
ZA
NPK
ORGANIK
HET
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.800
2.000
1.400
2.300
500
/
/
/
/
/
kg
kg
kg
kg
kg
IV - 127
15)
Penerima Bantuan alat mesin pertanian (handtraktordan corn sheller) oleh Kepala
Dinas TPH Provinsi sebagai mana terlampir. Adapaun kelompok tani penerima
sebagai berikut:
IV - 128
KABUPATEN
`LOMBOK BARAT
LOMBOK UTARA
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
SUMBAWA
SUMBAWA BARAT
DOMPU
8
BIMA
KOTA BIMA
NAMA KELOMPOK
1 Poktan Mulajati
2 Poktan Pohdana Selatan
1 Pade Mele
2 Karya Tani II
1 Poktan Sekunyit
1 Kubur Boyot
2 Rumpang II
3 Poktan Jambuk Bawang 1b
4 Lenek Bara II
1 Kuang Lenek
2 Poktan Raja Borang
3 Koptan Unter kapuk
4 Poktan Penyempeng
5 Poktan Mekar Tani
1 Poktan Prapat Nungal
1 Poktan Tolo Wau
2 Poktan Sambi Maci
3 Poktan Kesi Utara
4 Poktan Teka Mpolo
1 Poktan Firi Nara
2 Poktan O'i Lanco
3 Poktan Mekar
1 Co'o Oi
JUMLAH
NO
KABUPATEN
LOMBOK BARAT
2
3
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
NAMA KELOMPOK
UPJA Oryza
Poktan Tani Mandiri
Poktan Bao Daye I
Poktan Kembang Nenamo
JUMLAH
Jlh Traktor
Roda 2
1
unit
1
unit
1
unit
1
unit
4
unit
IV - 129
III.
SEKSI PERLINDUNGAN
PERTANIAN
TANAMAN
DAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI
IV - 130
angka tetap Tahun 2012 produksi padi sebesar 2.114.231 ton GKG,
atau meningkat 2,28% dari angka tetap Tahun 2011 (produksi Tahun 2011
sebesar 2.067.137 ton GKG).
terjadi penurunan
produksi Tahun 2011 sebesar 456.915 ton pipilan kering (meningkat 40,66%).
Berdasarkan Angka Ramalan I Tahun 2013 produksi jagung mencapai 583.668
ton, berarti mengalami penurunan sebesar 21,56 % dibandingkan dengan
peroduksi Tahun 2012. Kedelai : pencapaian produksi Tahun 2012
sebesar
74.156 ton biji kering, atau lebih rendah dari angka tetap Tahun 2011 sebesar
88.099 ton (turun 15,83 %).
produksi kedelai NTB sebesar 90.551 ton yang berarti terjadi peningkatan
dibandingkan dengan produksi Tahun 2012 (meningkat 22,11 %). Berkaitan
dengan pencapaian produksi padi, jagung, dan kedelai tersebut maka
pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI menjadi sangat penting.
Pertanaman yang ada mulai dari bulan ini sampai dengan Bulan desember 2013
harus dilakukan pengawalan dan pengamanan secara intensif dan ketat dan
IV - 131
yang
1.434 Ha, yang mengalami puso seluas 824 Ha dengan rincian pada tanaman
padi terkena 1.378 Ha, puso 783 Ha, pada tanaman jagung terkena 56 Ha, puso
41 Ha sedangkan pada tanaman kedelai tidak ada yang terkena banjir. Luas
kekeringan pada tanaman pangan Tahun 2013 seluas5.591 Ha dan yang puso
seluas 203 Ha dengan
rincian
pada
180 Ha, pada tanaman jagung terkena 718 Ha dan puso 23 Ha, sedangkan pada
tanaman kedelai tidak terjadi kekeringan. Komulatif luas tambah serang OPT
pada tanaman padi, jagung, dan kedelai Tahun 2013 seluas 14.213,9 Ha dan
yang puso seluas 9 ha dengan rincian pada tanaman padi terkena seluas
10.594,6 Ha dan yang puso 9 ha, pada tanaman jagung seluas 3.151,3 ha, dan
pada tanaman kedelai seluas 468 Ha. Apabila dibandingkan dengan luas tambah
serang OPT Tahun 2012 maka pada Tahun 2013 luas tambah serang OPT
mengalami peningkatan.
3. Beberapa jenis OPT yang dominan menyerang tanaman dan perlu mendapat
perhatian seksama dan terus diwaspadai antara lain tungro, penggerek batang,
kresek, blas, tikus,
IV - 132
Sumbawa,
dan
Sumbawa
Barat
disebabkan
karena
terjadinya
penambahan areal tanam yang cukup luas dengan jarak tanam cukup rapat
sehingga kelembaban di dalam areal pertanaman tinggi yang mendorong
perkembangan penyakit tersebut (jamur fusarium). Diharapkan perhatian
berbagai pihak, baik dinas, BPTPH, BPTP, dan perguruan tinggi untuk dapat
melakukan pengkajian. Salah satu cara pengendalian yang dapat dianjurkan
yaitu pengaturan jarak tanam (sistem jajar legowo).
8. Berkaitan terjadinya peningkatan serangan OPT Tahun 2013 maka selain
tindakan pengendalian maka pengamatan rutin oleh petani maupun petugas
perlu ditingkatkan.
9. Peran Penyuluh dalam upaya pengendalian OPT masih dirasakan kurang baik
sehingga hal ini perlu dibahas di tingkat provinsi untuk melakukan koordinasi
agar di tingkat lapang koordinasi dan kerjasama antara tri partit (KCD, POPT,
PPL) dapat lebih mantap.
10. Kebijakan perlindungan tanaman dalam Pengendalian OPT yaitu dengan
pendekatan/mengelola SPOT-STOP dengan sistem PHT. Agar SPOT tidak terjadi
maka dilakukan upaya preemtif agar ekosistem kuat, toleran terhadap serangan
OPT antara lain dengan pengaturan pola tanam dan budidaya tanaman sehat.
Pengendalian SPOT (STOP) merupakan upaya responsif dengan gerakan
deteksi/pengamatan dini dan pengendalian dini. Pelaksanaan SPOT-STOP tetap
IV - 133
dengan
mengutamakan
pengendalian
secara
alami,
pengelolaan
ekosistem melalui cara bercocok tanam serta secara fisik dan mekanis.
Pengendalian dengan pestisida dilaksanakan bila pengendalian secara non
IV - 134
dalam
aturannya /
menggunakan
pestisida
agar benar-benar
memperhatikan
6 tepat yaitu tepat jenis dan mutu pestisida, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara, tepat alat dan tepat sasaran. Selain itu faktor keamanan dan
keselamatan kerja harus diterapkan dengan baik.
16. Penggunaan
pestisida
nabati
seperti
daun/buah
nimba,
umbi
gadung,
pestisida
di
tingkat
kabupaten
dan
lapangan
untuk
pola
tanam
untuk
memutuskan
siklus
hidup
OPT
perlu
IV - 135
Kediri bahwa pada Tahun 2013 terjadi musim kemarau basah yang mana curah
hujan diprakirakan masih terjadi sampai dengan bulan Agustus 2013 dan awal
musim hujan 2013/2014 diprakirakan mulai terjadi pada Bulan Oktober 2013.
29. Menghadapi perubahan iklim dengan pola hujan yang semakin tidak menentu
maka untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang terjadi (banjir dan
kekeringan), beberapa upaya yang dilakukan antara lain :
Melakukan sosialisasi kondisi iklim, awal dan akhir musim hujan, jalur aman
tanam padi. Untuk itu diharapkan agar BMKG dapat menyampaikan
informasi iklim per zonasi secara berkesinambungan.
IV - 136
Melakukan
pandataan/inventarisasi
daerah-daerah
terkena
dampak
perubahan iklim (banjir dan kekeringan) untuk dapat melakukan langkahlangkah antisipasi dan penyesuaian pola tanam.
Tetap
melakukan
sosialisasi
dan
penyuluhan
pola
tanam
untuk
Melakukan
koordinasi
dengan
instansi
terkait
khususnya
Dinas
PU
Mobilisasi dan optimalisasi penggunaan pompa air. Oleh karena itu perlu di
perbanyak pengadaan mesin pompa air dan didirtribusikan ke tingkat
kabupaten/kota.
IV - 137
Sasaran kegiatan yaitu terlaksananya gerakan panen padi di salah satu kelompok tani
atau gabungan kelompok tani di Kabupaten Lombok Tengah selama 1 (satu) hari
dengan jumlah peserta sebanyak 140 orang yang terdiri atas unsur-unsur
petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani dan petugas dari kabupaten se Pulau
Lombok, tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, petugas/penyuluh dan aparat
TNI AD di lokasi kegiatan/kabupaten/ Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Gerakan Panen Padi di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan
pada Hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 berlokasi di Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) Golepar Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten
Lombok Tengah.
Jumlah peserta gerakan panen padi di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 140
orang yang berasal dari unsur-unsur : Petani/petugas, tokoh masyarakat, tokoh
agama
dari
Kabupaten
Lombok
Tengah,
Petugas
dinas/petani
mewakili
2.
3.
4.
Beberapa hal yang diperoleh sebagai hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan
panen padi di Pulau Lombok sebagai berikut:
IV - 138
1. Kegiatan gerakan panen padi diawali dengan panen padi bersama oleh para
pejabat dan narasumber yaitu Gubernur Nusa Tenggara Barat, Direktur Pasca
Panen yang mewakili Direktur Jenderal Tanaman pangan, Bupati Lombok Tengah,
Komandan Korem 162 / Wira Bhakti, Ketua DPRD Provinsi NTB, Ketua DPRD
Kabupaten Lombok Tengah, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB dan diikuti
oleh panen menggunakan combine harvester dan alat panen manual oleh
gapoktan/petani.
2. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan memiliki peranan yang
penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, karena
berperan sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan nasional,
penyedia lapangan pekerjaan, pengentasan kemisknan, penghasil devisa serta
sumber pendapatan masyarakat. Untuk itu maka sektor pertanian terus dibangun
dan dikembangkan. Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari
kemandirian pangan serta ketahanan pangan nasional disamping berbagai upaya
yang terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi
pangan lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan umbiumbian.
3.
Produksi tanaman padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012 mencapai
2.114.231 ton GKG meningkat 2,67 % dari Produksi tahun 2011. Peningkatan
produksi ini dikarenakan luas areal panen mencapai 425.448Ha yang berarti lebih
luas 2,19 % dari tahun 2011. Faktor pendukung utama sehingga meningkatnya
produksi padi tahun 2012 tersebut adalah penambahan luas tanam dan jumlah
curah hujan yang cukup signifikan. Sedangkan posisi stok pupuk sampai dengan
28 Pebruari guna mendukung gerakan peningkatan produksi beras Nasional
(P2BN) adalah : Urea sebanyak 9.259 ton, SP 36 1.305 ton, Za 968 ton dan pupuk
NPK dan phonska sebanyak 7.044 ton, dan diharapkan dengan kondisi ini sudah
cukup aman untuk kebutuhan pertanaman tahun ini sehingga tidak lagi menjadi
gejolak seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
4. Realisasi tanam pada bulan Februari 2013 untuk 3 komoditi utama adalah padi
seluas 272.993 Ha mencapai 64,78 % dari total sasaran 421.424 Ha, jagung
seluas 87.777 Ha mencapai 72,99 % dari total sasaran 120.265 Ha dan kedelai
seluas 18.097 Ha dari total sasaran. Diharapkan nanti pada bulan Maret realisasi
IV - 139
tanam dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Meningkatnya
realisasi tanam padi dan jagung karena curah hujan di awal januari pada tahun ini
relatif tinggi sehingga petani dapat memanfaatkan air yang tersedia terutama
petani yang memanfaatkan lahan kering.
5. Bahwa panen dan pasca panen merupakan komponen rangkaian usaha tani dalam
upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas yang tidak kalah
pentingnya dari komponen usaha tani lainnya.
panen selama ini pada umumnya masih dihadapkan beberapa kendala yaitu
terbatasnya tenaga kerja sehingga penanganan produksi lamban, belum
menyentuhnya peralatan pasca panen secara modern ke tingkat petani dan
sampai saat ini masih bersifat tradisional dari mulai panen, perontokan sampai
proses produksi menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak dan dalam waktu
yang lama sehingga dirasakan kurang efektif dan efisien jika dibanding dengan
penggunaan alat modern, sehingga losis kehilangan hasil pada proses kegiatan
tersebut cukup tinggi. Besarnya kehilangan hasil panen padi (lossis) secara
nasional sebesar 10,43% sehingga apabila diperhitungkan dari pencapaian
produksi gabah nasional sebesar 69,03 juta ton berarti hasil yang hilang/tercecer
dalam proses panen sekitar 6,9 juta ton adalah suatu jumlah yang sangat besar
yang perlu dilakukan upaya upaya untuk memperkecil kehilangan hasil tersebut.
6. Proses panen dengan menggunakan combine harvester akan memberikan manfaat
yang cukup banyak bagi petani dan negara kita. Data yang diperoleh dari
beberapa lokasi bahwa panen menggunakan combine harvester akan memberikan
hasil 18 20 % lebih tinggi dibandingkan menggunakan cara panen tradisional
sehingga di beberapa provinsi permintaan panen dengan alat ini cukup banyak
dan semakin berkembang. Dengan diperkenalkannya panen dengan combine
harvester diharapkan di Nusa Tenggara Barat masyarakat tani bisa memahaminya.
Dari hasil wawancara dan evaluasi dengan masyarakat yang hadir dalam kegiatan
gerakan panen padi, banyak yang tertarik terutama masyarakat di sekitar lokasi
gerakan dan memesan kepada manager agar panen di lajan sawahnya dapat
dilakukan dengan combine harvester.
7. Beberapa keuntungan dilakukannya panen dengan combine harvaster antara lain :
hasil panen yang diperoleh lebih banyak karena kehilangan hasil dapat ditekan,
IV - 140
panen dapat dilakukan dengan lebih cepat sehingga gerakan panen serempak
dapat dilakukan yang akan berdampak pada percepatan proses produksi padi,
tanam serempak lebih bisa dilakukan, permasalahan kekurang tenaga kerja saat
panen dapat di atasi, jerami setelah panen sudah terpotong-potong sekitar 4 5
cm sehingga lebih mudah diproses menjadi bahan organik yang berdampak pada
berkurangnya pembakaran jerami sehingga kondisi lingkungan lebih baik karena
berkurangnya polusi dan efek gas rumah kaca, pengendalian gulma lebih mudah
dilaksanakan.
8. Pelaksanaan panen padi yang dilakukan secara serempak dan bersama-sama akan
berdampak positif terhadap percepatan proses produksi dari tanam sampai panen
sehingga dapat memperbaiki pola tanam yang akan berdampak pada tanam
serempak, terjadinya percepatan tanam/panen, tanaman lebih terlindungi dari
gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan.
9. Harapan dari pemerintah agar alat panen modern yang telah dialokasikan ke Nusa
Tenggara Barat dapat dioperasionalkan dengan baik sehingga dapat berkembang
yang akhirnya dapat membuka lapangan kerja, dipelihara dan dirawat dengan
baik agar tahan lama. Apabila alat ini dapat berkembang dan semakin dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan
berupaya untuk melakukan penambahan jumlah unitnya ke Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
10. Terkait dengan hal tersebut dalam upaya mendukung peningkatan produksi beras
Nasional tahun 2014, maka Gubernur Nusa Tenggara Barat bersama TNI AD telah
melakukan penandatanganan surat kesepakatan kerjasama untuk mendukung
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan padi,
jagung dan kedelai yang dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama antara
Bupati dengan Komandan Kodim di Kabupaten.
11. Melalui kegiatan gerakan panen yang telah dilakukan di Gapoktan Golepar
kelompok tani Bun Sorak Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat
tani untuk melaksanakan gerakan panen padi secara serentak dalam areal yang
luas sehingga dapat mengamankan produksi dengan cepat, meningkatkan peran
serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan produksi padi
IV - 141
teknologi
cara
tanam
padi
direkomendasikan
untuk
meningkatkan produktivitas.
d. Memberikan semangat kepada masyarakat tani untuk melaksanakan program
peningkatan produksi padi.
Sasaran kegiatan yaitu terlaksananya gerakan tanam padi di salah satu kelompok tani
atau gabungan kelompok tani di Kabupaten
(Gapoktan) Kokar Maras Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa.
Jumlah peserta gerakan tanam padi di Kabupaten Sumbawa sebanyak 140 orang
yang terdiri atas unsur-unsur : Petani/petugas, aparat TNI AD dari Kecamatan di
Kabupaten Sumbawa, Petani/gapoktan, petugas/penyuluh, aparat TNI AD, tokoh
IV - 142
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan tanam padi di Pulau Sumbawa dan mencermati
sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang
berkembang dalam diskusi/temu wicara antara petani/masyarakat dengan narasumber
dan pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan tanam padi di Pulau
Sumbawa sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan tanam padi diawali dengan tanam padi bersama oleh para
pejabat dan narasumber yaitu Bupati Sumbawa bersama Pejabat yang mewakili
Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman pangan,
Komandan
Korem 162 / Wira Bhakti, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Komandan
Kodim 1607 Sumbawa, dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Sumbawa, dilanjutkan dengan pengarahan/sambutan dari para narasumber dan
IV - 143
pejabat daerah, temuwicara dan pelaksanaan gerakan tanam padi oleh para
petani/peserta kegiatan.
2. Gambaran pencapaian sasaran produksi padi di Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut : Produksi padi Tahun 2012 mencapai 2.114.231 ton GKG meningkat
2,67 % dari Produksi tahun 2011. Peningkatan produksi ini dikarenakan luas areal
panen
mencapai 425.448 Ha yang berarti lebih luas 2,19 % dari tahun 2011.
pencapaian produksi padi Tahun 2012. Permasalahan ini tentunya menjadi beban
dan tugas bersama seluruh komponen bangsa untuk melakukan berbagai upaya
agar sasaran produksi padi yang telah ditetapkan dapat dicapai.
3. Realisasi tanam padi Tahun 2013 di provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan
bulan April 2013 yaitu seluas 369.190 Ha atau mencapai
sasaran 421.424 Ha. Diharapkan nanti pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan
september
realisasi tanam padi dapat tercapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan atau bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan potensi dan kondisi lahan dan
ketersediaan air irigasi dan sarana produksi.
4. Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu penyumbang produksi padi yang
cukup besar bagi Provinsi NTB. Dari sasaran luas tanam padi Provinsi NTB Tahun
2013 seluas 421.424 Ha maka kabupaten Sumbawa ditetapkan sasaran luas tanam
padi 85.818 Ha atau 20,36 % dari total sasaran luas tanam padi NTB. Dengan
demikian maka upaya peningkatan produksi padi di kabupaten sumbawa perlu
terus ditingkatkan baik melalui pertambahan luas tanam maupun peningkatan
produktivitas.
5. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran produksi padi Tahun 2013, Provinsi
Nusa Tenggara Barat mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi
inbrida seluas 171.000 Ha, padi lahan kering seluas 30.000 Ha, kawasan
pertumbuhan padi inbrida 2.000 ha, kawasan pengembangan padi Inbrida 5.000
Ha dan padi hibrida 7.000 Ha. Dari alokasi tersebut, kabupaten Sumbawa
mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi inbrida seluas 28.000 Ha,
IV - 144
kawasan pemantapan padi lahan kering seluas 9.000 ha, kawasan pertumbuhan
padi inbrida seluas 1.000 Ha, dan kawasan pengembangan padi hibrida seluas
1.000
Ha.
Dukungan
kegiatan
tersebut
diharapkan
dapat
dipercepat
IV - 145
Diharapkan kepada semua petugas, penyuluh, petani, dan aparat TNI AD yang
hadir dalam gerakan tanam ini dapat melakukan sosialisasi di daerah masingmasing dan dapat diterapkan pada
8. Selain teknologi cara tanam maka berbagai aspek teknologi lainnya seperti
penggunaan
benih
varietas
unggul
baru
berproduksi
tinggi,
pemupukan
petani
dan
masyarakat
tani
tentang
teknologi
budidaya
yang
IV - 146
koordinasi
dengan
berbagai
elemen
bangsa
dalam
upaya
Sasaran kegiatan yaitu Terlaksananya gerakan panen jagung di salah satu kelompok
tani di Kabupaten
sebanyak 75 orang yang terdiri atas unsur-unsur petani/kelompok tani dan petugas
dinas/penyuluh/kecamatan dari beberapa kecamatan di kabupaten Lombok Barat,
petani dan tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, serta aparat TNI AD di lokasi
kegiatan.
Gerakan Panen Jagung di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan
pada Hari Kamis tanggal 7 November 2013 bertempat di Kelompok Tani Gapuk II Desa Gapuk - Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.
Jumlah peserta gerakan panen jagung sebanyak 75 orang yang terdiri atas unsur
unsur :
Lombok Barat, Petani/ petugas/penyuluh, aparat TNI AD, tokoh agama, tokoh
masyarakat Kecamatan Gerung. Selain peserta sejumlah tersebut di atas, gerakan
tanam padi dihadiri juga oleh narasumber dari Direktorat Budidaya Serealia Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB, aparat TNI AD dari Korem 162 Wira Bhakti, Tim dari Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Barat,
Pejabat/undangan dari
IV - 147
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan panen jagung di Pulau Lombok dan mencermati
sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang
berkembang
dalam
diskusi/temu
wicara
antara
petani/masyarakat
dengan
narasumber dan pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan panen
jagung di Pulau Lombok sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan panen jagung diawali dengan panen jagung bersama oleh para
pejabat dan narasumber yaitu pejabat yang mewakili : Bupati Lombok barat
bersama Pejabat yang mewakili : Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal
Tanaman pangan, Komandan Korem 162 / Wira Bhakti, Kepala Dinas Pertanian
TPH Provinsi NTB, Komandan Kodim 1606 Lombok Barat, dan Kepala Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Barat, dilanjutkan dengan
pengarahan/sambutan dari para narasumber dan pejabat daerah, temuwicara dan
pelaksanaan gerakan panen oleh para petani/peserta kegiatan.
2. Jagung merupakan komoditas tanaman pangan utama bagi Indonesia, khususnya
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadikan jagung sebagai komoditas
unggulan daerah, karena saat ini jagung juga dikonsumsi oleh sebagian
masyarakat Indonesia sebagai sumber karbohidrat utama. Selain itu juga secara
tidak langsung berkontribusi sebagai sumber protein karena jagung menjadi
bahan baku pakan ternak unggas. Saat ini jagung juga menjadi salah satu
komoditas pangan yang diperdagangkan melalui pasar lelang serta perdagangan
berjangka sehingga nilai komersial juga semakin meningkat dan hal ini telah
dirasakan oleh masyarakat tani di Nusa Tenggara Barat sebagai pendongkarak
perekonomian masyarakat. Oleh karena itu pemerintah pusat maupun pemerintah
IV - 148
produksi jagung
di Nusa
jagung
Tahun 2009 sebesar 308.863 ton pipilan kering meningkat menjadi 371.828 ton
pada Tahun 2010, meningkat menjadi 456.915 pada Tahun 2011 dan pada Tahun
2012
Tahun 2013 produksi jagung NTB mencapai 624.606 ton yang kemungkinan besar
dapat ditingkatkan lagi karena produktivitas jagung yang dicapai pada periode
panen bulan September sampai dengan Desember 2013 jauh lebih tinggi
dibandingkan angka ramalan II pada periode tersebut.
4. Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu penyumbang produksi jagung
yang cukup besar bagi Provinsi NTB khususnya di Pulau Lombok yang pada Tahun
2013 menunjukkan perkembangan yang sangat besar. Dari sasaran luas tanam
jagung Lombok Barat seluas 3.604 Ha realisasi tanamnya sampai dengan Bulan
September telah mencapai 6.229 Ha atau mencapai 171,13 %. Kecamatan Gerung
merupakan salah satu kecamatan yang realisasi tanamnya pada Tahun 2013
melebihi target yang ditetapkan.
5. Dalam upaya meningkatkan produksi jagung, Pemerintah Daerah melalui Dinas
Pertanian telah mencanangkan Program Pengembangan Agribisnis Jagung yang
dimulai sejak tahun 2009. Program peningkatan produksi jagung tersebut
ditempuh melalui perluasan areal tanam dengan mamanfaatkan lahan yang ada,
serta peningkatan produktivitas melalui perbaikan teknologi dan pemakaian benih
unggul bermutu khususnya benih hibrida. Dukungan pihak swasta sangat
diharapkan dalam pencapaian Program Pengembangan Agribisnis Jagung tersebut
melalui pola kemitraan. Tahun 2013 pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian telah mengalokasikan bantuan benih
jagung di Kab/Kota melalui Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) Kawasan Pengembangan Jagung Hibrida pada areal seluas
7.000 Ha, Kawasan Pemantapan Jagung Hibrida 5.000 Ha sehingga total 12.000
Komposit 2.000 Ha sehingga total SL-PTT Provinsi NTB adalah 14.000 Ha. Dari
IV - 149
program-program
memanfaatkan
sumberdaya
pemerintah
yang
ada
di
di
bidang
daerah,
pertanian
sehingga
dapat
mendorong
memadai, maka penerapan teknologi budidaya/cara tanam yang tepat juga sangat
mendukung peningkatan produktivitas. Selain itu juga pemeliharaan tanaman dan
pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan juga lebih dintensifkan.
Diharapkan kepada semua petugas, penyuluh, petani, dan aparat TNI AD yang
hadir dalam gerakan panen ini dapat dapat bekerja sama saling mendukung untuk
mensukseskan pencapaian pelaksanaan kegiatan yang semuanya bertujuan untuk
mempercepat pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan.
10. Kesepakatan kesepakatan upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
pangan khususnya jagung di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten diharapkan
dapat diteruskan dan ditindaklanjuti sampai tingkat kecamatan, desa, dan
kelompok tani.
11. Agar
pengembangan
pertanaman
jagung
dapat
dilaksanakan
secara
IV - 150
menjamin adanya harga dasar atau harga pembelian pemerintah untuk komoditas
jagung.
12. Alat pasca panen (power threser) sangat diharapkan oleh petani untuk
mempercepat proses panen.
13. Untuk mendukung pengembangan jagung di Nusa Tenggara Barat khususnya di
Pulau Lombok Pemerintah akan terus mengalokasikan program-program yang
relevan antara lain SLPTT, bantuan benih bersubsidi, serta program lain seperti
pengembangan
pasca
panen,
perbenihan,
pemasaran,
dan
sebagainya.
Pemerintah tidak akan berhenti sampai pada hal tersebut, Pemerintah akan
mengundang investor lainnya untuk mendukung kegiatan di sektor hilir termasuk
mendorong industri pasca panen dan industri pakan ternak akan langsung
dibangun di Nusa Tenggara Barat sehingga pengembangan jagung menjadi
terpadu hulu hilir dan nilai tambah akan terus meningkat.
14. Pada Tahun 2013 pemerintah sudah mulai mengembangkan pengembangan
jagung berbasis kawasan melalui program SLPTT jagung. Setiap kawasan minimal
memiliki lahan seluas 1.000 ha. Kegiatan ini akan dialokasikan juga di Pulau
Lombok sehingga pulau Lombok juga akan menjadi daerah pengembangan
jagung.
15. Melalui kegiatan gerakan panen jagung yang dilaksanakan di Kelompok Tani
Gapuk II Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat diharapkan
dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan gerakan
tanam dan panen
IV - 151
tani
dan
petugas
dinas/penyuluh/kecamatan
dari
beberapa
IV - 152
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan tanam jagung di Desa Kampasi Meci Kecamatan
Manggelewa Kabupaten Dompu dan mencermati
narasumber
dan
pejabat
daerah
serta
masukan
sambutan/pengarahan oleh
yang
berkembang
dalam
bersama
IV - 153
produksi jagung
di Nusa
Tenggara Barat selama lima tahun terakhir sebagai berikut : Produksi jagung
Tahun 2009 sebesar 308.863 ton pipilan kering meningkat menjadi 371.828 ton
pada Tahun 2010, meningkat menjadi 456.915 pada Tahun 2011 dan pada
Tahun 2012 mencapai 962.674 ton pipilan kering. Berdasarkan Angka Ramalan
II Tahun 2013 produksi jagung NTB mencapai 624.606 ton yang kemungkinan
besar dapat ditingkatkan lagi karena produktivitas jagung yang dicapai pada
periode panen bulan September sampai dengan Desember 2013 jauh lebih
tinggi dibandingkan angka ramalan II pada periode tersebut.
4. Kabupaten Dompu merupakan salah satu penyumbang produksi jagung yang
cukup besar bagi Provinsi NTB khususnya di Pulau Sumbawa yang pada Tahun
2013 menunjukkan perkembangan yang sangat besar dan sekaligus merupakan
salah satu Kabupaten penyumbang produksi jagung terbesar di tingkat Nasional
sehingga Pemerintah Pusat menjuluki Kabupaten Dompu adalah Kabupaten
jagung. Seiring dengan semakin meningkatnya luas tanam jagung di Kabupaten
Dompu maka pemerintah Kabupaten Dompu akan terus meningkatkan luas
tanam yaitu dari realisasi tanam seluas 27.000 Ha akan dikembangkan menjadi
40.000 Ha.
5. Dalam upaya meningkatkan produksi jagung, Pemerintah Daerah melalui Dinas
Pertanian telah mencanangkan Program Pengembangan Agribisnis Jagung yang
dimulai sejak tahun 2009. Program peningkatan produksi jagung tersebut
ditempuh melalui perluasan areal tanam dengan mamanfaatkan lahan yang ada,
serta peningkatan produktivitas melalui perbaikan teknologi dan pemakaian
benih unggul bermutu khususnya benih hibrida. Dukungan pihak swasta sangat
diharapkan dalam pencapaian Program Pengembangan Agribisnis Jagung
tersebut melalui pola kemitraan. Tahun 2013 pemerintah pusat melalui
Direktorat
Jenderal
Tanaman
Pangan
Kementerian
Pertanian
telah
IV - 154
Kawasan
Pengembangan
Jagung
Komposit
1000
Ha,
Kawasan
masih
luasnya
potensi
lahan
kering
yang
masih
bisa
dimanfaatkan untuk pengembangan jagung yaitu saat ini sebagian besar masaih
satu kali tanam dalam setahun maka pemerintah akan melakukan berbagai
upayah agar indeks pertanaman bisa menjadi dua kali dalam setahun atau lebih
antara lain dengan mengupayakan pembuatan/perbaikan jaringan irigasi dan
pengembangan alat dan mesin pertanian.
8. Dampak dari pengembangan jagung di Kabupaten Dompu dalam meningkatkan
produksi jagung juga secara nyata dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat tani, mengurangi angka kemiskinan. Tumbuh
kembangnya usaha pasca panen serta meningkatkan penerapa tenaga kerja.
9. Diharapkan
program-program
pemerintah
di
bidang
pertanian
dapat
IV - 155
menampung hasil panen yang belum ada, dryer pada musim hujan yang masih
kurang. Selain itu dengan semakin banyaknya kendaraan terutama truck puso
yang mengangkut jagung juga menimbulkan permasalahan akses jalan yang
dilalui.
11. Untuk meningkatkan produktivitas jagung selain melalui sarana produksi yang
memadai, maka penerapan teknologi budidaya/cara tanam yang tepat juga
sangat mendukung peningkatan produktivitas. Selain itu juga pemeliharaan
tanaman dan pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan juga
lebih dintensifkan. Diharapkan kepada semua petugas, penyuluh, petani, dan
aparat TNI AD yang hadir dalam gerakan tanam ini dapat bekerja sama saling
mendukung untuk mensukseskan pencapaian pelaksanaan kegiatan yang
semuanya bertujuan untuk mempercepat pencapaian sasaran produksi yang
telah ditetapkan.
12. Kesepakatan kesepakatan upaya peningkatan produksi dan produktivitas
tanaman pangan khususnya jagung di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten
diharapkan dapat diteruskan dan ditindaklanjuti sampai tingkat kecamatan,
desa, dan kelompok tani.
13. Untuk mendukung pengembangan jagung di Nusa Tenggara Barat khususnya di
Pulau Sumbawa Pemerintah akan terus mengalokasikan program-program yang
relevan antara lain SLPTT, bantuan benih bersubsidi, serta program lain seperti
pengembangan pasca panen,
perbenihan,
pemasaran,
dan
sebagainya.
Pemerintah tidak akan berhenti sampai pada hal tersebut, Pemerintah akan
mengundang investor lainnya untuk mendukung kegiatan di sektor hilir
termasuk mendorong industri pasca panen dan industri pakan ternak akan
langsung dibangun di Nusa Tenggara Barat sehingga pengembangan jagung
menjadi terpadu hulu hilir dan nilai tambah akan terus meningkat.
14. Melalui kegiatan gerakan tanam jagung yang dilaksanakan di Kelompok Tani
Sugih Makmur, Desa Kampasi Meci Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu
diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan
gerakan tanam dan panen
IV - 156
2013 bertempat di
Kelompok Tani Tegal Jaya Kelurahan Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.
Jumlah peserta gerakan tanam serempak dan percepatan tanam sebanyak 150
orang yang terdiri atas unsur unsur : Petani/petugas, aparat TNI AD dari beberapa
Kecamatan di Kota Mataram, Petani/ petugas/penyuluh, aparat TNI AD, tokoh
agama, tokoh masyarakat Kecamatan Sandubaya, petugas, pejabat/narasumber dari
Direktorat Budidaya Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Tim dari Dinas
IV - 157
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, aparat TNI AD dari Korem
162 Wira Bhakti, Pejabat dari Pemerintah Kota Mataram dan SKPD terkait, Tim dari
Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Mataram,
Pejabat/undangan dari
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam di Kota
Mataram dan mencermati sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat
daerah serta masukan yang berkembang dalam diskusi/temu wicara antara
petani/masyarakat dengan narasumber dan pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan
pelaksanaan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan padi diawali dengan tanam
padi bersama oleh para pejabat dan narasumber yaitu Walikota Mataram
bersama Direktur Budidaya Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Komandan Kodim 1606 Lombok Barat,
dan Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, dilanjutkan dengan
pengarahan/sambutan dari para narasumber dan pejabat daerah, temuwicara
dan pelaksanaan gerakan tanam padi oleh para petani/peserta kegiatan.
2. Gambaran pencapaian sasaran produksi padi di Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut : Produksi padi Tahun 2012 mencapai 2.114.231 ton GKG meningkat
2,67 %
areal panen mencapai 425.448 Ha yang berarti lebih luas 2,19 % dari tahun
2011.
2012 tersebut adalah penambahan luas tanam dan jumlah curah hujan yang
cukup signifikan. Berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013 produksi padi NTB
IV - 158
IV - 159
gerakan-gerakan
ditingkat
lapang
dengan
meningkatkan
kesiagaan
dan
koordinasi antar berbagai unsur terkait agar ketersediaan air irigasi dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin yang didukung dengan penyediaan sarana
produksi yang memadai yaitu dengan melaksanakan gerakan tanam serempak
dan percepatan tanam sehingga terjadi percepatan proses tanam dan proses
produksi
yang
berdampak
pada peningkatan
produksi
tanaman pangan
khususnya padi.
6. Untuk meningkatkan produktivitas padi
IV - 160
usaha tani masih kurang sehingga diperlukan adanya dukungan pendanaan untuk
kegiatan tersebut.
9. Walikota Mataram beserta seluruh jajarannya sangat komitmen untuk tetap
menjadikan Kota Mataram sebagai penyumbang pangan Nusa Tenggara Barat
ditengah-tengah semakin berkembangnya berbagai aspek kehidupan diperkotaan.
Adanya regulasi mengenai lahan pertanian abadi akan ditindak lanjuti selain
berbagai upaya untuk terus meningkatkan produksi pertanian terutama melalui
peningkatan produktivitas dan intensitas tanam serta pengamanan produksi dari
gangguan organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim.
10. Melalui kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam dan dengan
telah ditandatanganinya kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Kota Mataram
dengan Komando Resort Militer 1606 Lombok Barat (dengan wilayah kerja Kota
Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara) dalam upaya meningkatkan produksi
pertanian
akan
dapat
meningkatkan
motivasi
masyarakat
tani
untuk
melaksanakan gerakan tanam padi secara serempak dalam areal yang luas dan
percepatan tanam panen, meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat
dalam upaya peningkatan produksi padi khususnya dengan melibatkan aparat
TNI, melakukan penyuluhan kepada petani dan masyarakat tani tentang teknologi
budidaya yang direkomendasikan dengan proses kegiatannya secara efektif dan
efisien sehingga dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi hasilhasil pertanian.
b.
IV - 161
IV - 162
1. Program Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai di Provinsi NTB Tahun
2013
2. Kebijakan Gerakan Tanam Panen Kerjasama dengan TNI-AD dalam mendukung
Ketahanan Pangan Nasional
3. Pengawalan/Pendampingan Penyuluh dalam gerakan tanam panen di lokasi SLPTT
4. Dukungan TNI-AD dalam upaya Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
5. Strategi Tanam dan Tanam Serempak untuk meningkatkan Produksi dan
Produktivitas Tanaman Pangan
6. Pengamanan Produksi Tanaman Pangan melalui Penerapan Pola Tanam dan
Gerakan Tanam Serempak
Dari pengarahan dan paparan Direktorat Budidaya Serealia, Dinas Pertanian
TPH Provinsi NTB dan Narasumber lainnya, pelaksanaan workshop, serta dari hasil
diskusi yang berkembang selama pelaksanaan pertemuan, dapat dihasilkan beberapa
rumusan sebagai berikut :
1. Kebutuhan pangan setiap tahun semakin meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan penduduk. Produksi pangan
mampu
mengimbangi
laju
pertumbuhan
penduduk.
Menyikapi
berbagai
ditingkatkan
sehingga
diperoleh
cadangan
pangan
yang
cukup.
Swasembada pangan saja tidak cukup tetapi kita harus menuju pada kemandirian
pangan.
2. Pencapaian produksi padi, jagung, dan kedelai di Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut :
Padi
angka tetap Tahun 2012 produksi padi NTB sebesar 2.114.231 ton GKG,
atau meningkat 2,28% dari angka tetap Tahun 2011 (produksi tahun 2011
sebesar 2.067.137 ton gkg).
terjadi peningkatan
IV - 163
mencapai
atau lebih rendah dari angka tetap Tahun 2011 sebesar 88.099 ton (turun
15,83 %). Berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013 produksi kedelai kita
sebesar 97.007 ton yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan dengan
produksi Tahun 2012 (meningkat 30,81 %).
3. Untuk memotivasi masyarakat tani dalam
produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung, dan kedelai maka dilakukan
kegiatan gerakan tanam dan gerakan panen yang dihadiri oleh berbagai
komponen bangsa antara lain pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan
dan desa, aparat TNI-AD, petugas dinas, penyuluh, POPT-PHP, para distributor
pupuk, pengusaha serta stake holders lainnya.
4. Gerakan tanam panen yang dilakukan secara seremonial lebih bersifat
pencanangan untuk memotivasi kerja semua komponen bangsa yang terlibat
dalam upaya peningkatan produksi pangan, namun yang lebih penting adalah
tindak lanjutnya yaitu pelaksanaan gerakan tanam panen
yang dilakukan di
tingkat lapang yaitu di kelompok tani pelaksana SLPTT padi, jagung dan kedelai,
baik di kawasan pertumbuhan, pengembangan, dan pemantapan melalui
pendampingan dan pengawalan oleh penyuluh, peneliti, POPT-PHP, dan aparat
TNI AD.
5. Gerakan tanam panen yang dilaksanakan oleh provinsi di kabupaten yang dihadiri
oleh pejabat dan berbagai elemen bangsa serta masyarakat tani berdampak
positif yaitu dapat memotivasi kelompok tani untuk melaksanakan gerakan tanam
dan atau panen di tingkat lapang. Pengarahan dari para pejabat, narasumber,
tokoh masyarakat, dan hal-hal yang disepakati selama pelaksanaan gerakan
ternyata mendapat respon yang positif oleh para petani untuk mengembangkan
produksi pangan di wilayah masing-masing.
6. Perencanan kegiatan dan penyampaian informasi kegiatan kepada berbagai pihak
terkait jauh hari sebelum pelaksanaan gerakan berdampak positif untuk
meningkatkan peran berbagai elemen bangsa untuk turut serta di dalam upaya
pengembangan produksi pertanian.
IV - 164
tanam
peningkatan
panen
produksi
yang
dapat
dilaksanakan
dicapai
perlu
melalui
ditingkatkan
peningkatan
sehingga
produktivitas,
IV - 165
14. Melalui kegiatan gerakan tanam khususnya pada tanaman padi dengan
memperkenalkan dan melakukan sosialisasi cara tanam sistim jajar legowo akan
berdampak positif dalam pengembangan cara tanam tersebut dalam kawasan
yang lebih luas dan hal ini agar terus ditingkatkan pelaksanaannya. Untuk
memperlancar pengembangan cara tanam sistim jajar legowo maka perlu
disiapkan caplak jajar legowo.
15. Perlu adanya pembentukan dan pembinaan regu tanam dan regu panen untuk
mengatasi keterbatasan tenaga kerja waktu tanam serempak dan panen raya.
16. Kesepakatan yang telah ditetapkan dalam penentuan calon lokasi kegiatan
diharapkan jangan sampai dibatalkan atau dialihkan tempatnya karena dapat
menciderai tanggapan masyarakat terhadap kinerja aparat.
17. Penyuluhan kepada petani merupakan pilar gerakan yaitu suatu kegiatan yang
Nampak segera hasilnya di lapangan. Penyuluhan menjadi ujung tombak di
tingkat lapang sehingga perlu terus ditingkatkan agar dapat berjalan lebih efektif.
18. Jumlah aparat penyuluh untuk melakukan pembinaan di setiap desa sudah cukup
namun untuk mendukung pelaksanaan SLPTT satu penyuluh untuk areal tanam
150 Ha dirasakan masih ada kekurangan. Sedangkan jumlah
BABINSA untuk
dapat membina satu desa satu BABINSA masih kurang jumlahnya sebanyak 178
orang. Kekurangan ini terjadi di Kabupaten Bima, Sumbawa, Sumbawa Barat,
Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Timur.
19. Kalender tanam yang dapat memberikan kapan jadwal/waktu tanam dan luas
areal tulan tertentu perlu disebarluaskan ke tingkat BPP dan dijadikan pedoman
dalam melaksanakan gerakan tanam panen.
20. Selama beberapa tahun terakhir pola tanam kurang tertib sehingga dapat
meningkatkan serangan OPT. Pada MT. 2013/2014 perkiraan luas serangan OPT
meningkat sehingga perlu diwaspadai. Beberapa jenis
diwaspadai yaitu : blas, kresek, penggerek batang, tikus, tungro dan wereng
batang coklat. Melalui peningkatan gerakan tanam panen dan dibarengi dengan
gerakan pengendalian serangan OPT akan dapat menekan perkembangan
serangan OPT sehingga sasaran produksi yang ditetapkan dapat diamankan.
21. Beberapa
permasalahan
yang
dihadapi
dan menjadi
kendala
di
dalam
IV - 166
Subsidi benih jagung yang ditetapkan dengan harga beli benih yang tidak
sesuai dengan varietas unggul yang dibutuhkan petani dapat menghambat
pelaksanaan gerakan tanam di tingkat lapang.
Keterbatasan traktor roda dua dan tenaga kerja untuk melaksanakan gerakan
tanam serempak. Demikan juga untuk melaksanakan gerakan panen masih
dijumpai hambatan dalam penyediaan alsin panen (power threser).
Kesadaran petani untuk melaksanakan tanam serempak dan tertib pola tanam
masih kurang baik.
22. Untuk meningkatkan pelaksanaan gerakan tanam panen di masa yang akan
datang maka beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain :
Ketersediaan benih dan pupuk secara tepat (6 tepat) perlu terus diupayakan
karena sangat mempengaruhi kegiatan gerakan tanam dan panen.
Adanya
kegiatan
pelatihan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
Pengelolaan traktor roda dua dan alat mesin pertanian lainnya agar dilakukan
oleh suatu kelembagaan yang lebih profesional.
Koordinasi yang mulai terjalin antara petugas dinas, penyuluh, dan aparat
TNI AD perlu terus ditingkatkan. Di tingkat Kecamatan (Balai Penyuluhan
Pertanian) ada kegiatan pertemuan koordinasi rutin yang dilaksanakan setiap
minggu dan diharapkan dapat diinformasikan kepada aparat TNI dan dihadiri
secara pro aktif oleh aparat TNI sehingga berbagai informasi dapat diketahui
lebih
awal
dan
dapat
lebih
cepat
diambil
langkah-langkah
penanggulangannya.
IV - 167
Perlu adanya jaminan harga tiga komoditi utama (padi, jagung, dan kedelai)
yaitu adanya standar harga pembelian pemerintah.
Komoditi
tanam
(Ha)
1 Padi
2 Jagung
3 Kedelai
JUMLAH
Luas Kekeringan
(Ha)
Jumlah DPI
(Ha)
Ha
462,838
135,576
89,478
2,134
34
575
0.46
0.02
0.64
234
23
-
0.05
0.02
-
2,368
57
575
%
0.51
0.04
0.64
687,892
2,742
0.40
257
0.04
2,999
0.44
Tabel IV-32. Perbandingan Puso akibat Dampak Perubahan Iklim dan Serangan OPT
Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas
No Komoditi
1 Padi
2 Jagung
3 Kedelai
JUMLAH
tanam
DPI
OPT
(Ha)
(Ha)
462,838
135,576
89,478
2,368
57
575
0.51
0.04
0.64
687,892
2,999
0.44
(Ha)
OPT/DPI
%
Ha
9
32
0.00
0.04
2,377
57
607
0.51
0.04
0.68
41
0.01
3,041
0.45
IV - 168
Tabel IV-33. Perbandingan Luas Terkena Dampak Perubahan Iklim pada Tanaman
Pangan Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas
No Komoditi
tanam
Luas Kekeringan
Jumlah DPI
(Ha)
(Ha)
(Ha)
Ha
1 Padi
462.838
4.526
0,98
1.686
0,36
6.212
1,34
2 Jagung
135.576
219
0,16
726
0,54
945
0,70
3 Kedelai
89.478
671
0,75
671
0,75
687.892
5.416
0,79
2.412
0,35
7.828
1,14
JUMLAH
Komoditi
tanam
DPI
OPT
OPT/DPI
(Ha)
(Ha)
(Ha)
1 Padi
462.838
6.212
1,34
6.455
1,39
12.667
2,74
2 Jagung
135.576
945
0,70
2.902
2,14
3.847
2,84
3 Kedelai
89.478
671
0,75
1.193
1,33
1.864
2,08
687.892
7.828
1,14
10.551
1,53
18.379
2,67
JUMLAH
Luas Terkena ( Ha ) :
Ha
IV - 169