Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BIBIT BUAH MANGGIS DENGAN

METODE ANALISIS SWOT DI KECAMATAN NARMADA, KABUPATEN LOMBOK


BARAT, NUSA TENGGARA BARAT.

A. Latar Belakang

Sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi


nasional. Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun dan
melaksanakan 7 Strategi Utama salah satunya yaitu pengembangan dan perluasan logistik
benih/bibit. Dalam rangka pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, dalam lima
tahun mendatang akan dilakukan upaya-upaya, salah satunya yaitu mendorong
berkembangnya industri benih di dalam negeri, maka importir pedagang benih
diharuskan mengembangkan perbenihan di dalam negeri sehingga menjadi produsen
benih. (Renestra Kementan, 2015-2019).
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis, dengan suhu udara rata-
rata berada diantara 20-300 Celcius, Indonesia memiliki banyak wilayah yang dapat
dijadikan sebagai lahan produksi pertanian, khususnya produksi pertanian untuk buah-
buahan khas negara tropis. Jika dilihat dari letak geografisnya yang dilewati jalur
khatulistiwa sangat menguntungkan buah-buahan banyak tumbuh di Indonesia dengan
baik dan berkualitas, misalnya pisang, durian, jambu, jeruk, semangka, mangga, nanas,
pepaya, manggis, melon dan lain-lain. (Saepul Anwar, 2019).
Buah manggis merupakan komoditas yang cukup potensial dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, hal ini dikarenakan semakin banyak negara yang mengakui manfaat
buah manggis. Selain dikonsumsi dalam bentuk daging buah segar, kulit buah manggis
dijadikan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik maupun obat herbal. Sejak tahun
2000 pemerintah telah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam
Riset Unggulan Strategis Nasional Buah (Rusnas Buah) (Nuraniputri dkk, 2016).
Produksi manggis terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, produksi buah
manggis mencapai 322.414 ton, dengan produksi tertinggi berasal dari Provinsi Jawa
Barat. (BPS.go.id, 2020).
Lombok Barat adalah kabupaten paling potensial mengembangkan Manggis
terutama di di Kecamatan Narmada dan Lingsar yang curah hujannya tinggi. Berdasarkan
data Dinas Pertanian dan Perkebunan, potensi lahan pengembangan manggis di daerah ini
seluas 250 Ha, sekitar 100 Ha sudah ditanami manggis dan sekitar 11.599 pohon dan
sekitar 7.929 pohon termasuk tanaman berproduksi. Rata-rata produksi sebesar 579
kwintal per tahun. Manggis yang dibudidayakan petani di Lombok Barat (Lobar),
khususnya di daerah Narmada dan Lingsar memiliki kualitas terbaik. Sehingga banyak
pembeli dan pengepul yang memburu manggis khas daerah ini. Sejak puluhan tahun lalu
masyarakat Narmada membudidayakan Manggis secara serius. Kebun-kebun Manggis
banyak terdapat di wilayah Keru, Batu Mekar, Tanak Tepong dan Sesaot. Perkebunan
juga terdapat di desa-desa kecamatan Lingsar, seperti Duman dan Peteluan Indah (Radar
Lombok, 2017).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Pengembangan Usahatani Bibit Buah Manggis Dengan Metode


Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman) Di Kecamatan
Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Menganalisis Strategi Pengembangan Usahatani Bibit Buah Manggis Dengan Metode
Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman) Di Kecamatan
Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk
mengembangkan usaha bibit buah Manggis dengan strategi analisis SWOT di
Kecamatan Narmada, Lombok Barat.
2. Sebagai bahan informasi bagi penangkar bibit buah/petani dalam memperluas pasar
bibit buah, khususnya buah Manggis.
3. Sebagai bahan informasi atau bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai