Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANALISIS SWOT KEBUN

STOBERY MAGETAN
MAKALAH ANALISIS SWOT
KEBUN PETIK BUAH STROBERI
Di KAB. MAGETAN
Nama Dosen: Drs. Sri Agus, M.Pd
Mata Kuliah: Pengantar Pariwisata

Disusun Oleh: ANIK NURGIATI


NIM: C9414004
Prodi/ Angkatan: PROGRAM D3 USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
BAB I
Pendahuluan
I.I Latar belakang
Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dan dikemas sehingga mempunyai
suatu daya tarik wisata, seperti kebudayaan, tradisi, alam, dan lain – lain. Namun masih banyak
potensi yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk dalam sektor pariwisata. Salah
satu cara yang bisa ditempuh untuk mengembangkan potensi tersebut yaitu dengan
memanfaatkan potensi keindahan, dan letak geografis suatu daerah. Pemanfaatan tersebut lebih
mengarah pada kegiatan pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian setiap potensi yang ada,
kemudian dikemas menjadi suatu daya tarik wisata sehingga diharapkan memberikan dampak
yang positif terhadap masyarakat seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
meningatkan kesejahteraan, membuka peluang kerja dan menambah pendapatan daerah.
Salah satu sektor pariwisata yang sedang berkembang di beberapa daerah yaitu sektor
Agrowisata. Agrowisata yaitu suatu bentuk pariwisata yang mengembangkan serta
memanfaatkan potensi keindahan sektor pertanian, agribisnis, dan perkebunan. Salah satu daerah
yang sedang mengembangkan potensi tersebut adalah kabupaten Magetan propinsi Jawa Timur.
Kondisi wilayah pegunungan yang cocok untuk budi daya strawberry. Oleh karena itu
disayangkan jika potensi dan peluang tersebut tidak dikembangkan secara maksimal.
Makalah ini membahas mengenai analisis dengan metode SWOT. Analisia tersebut merupakan
salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaulasi suatu masalah, proyek ataus
konsep bisnis yang berdasarkan faktor exsternal dan internal. Analisis SWOT menggambarkan
situasi yang terjadi bukan suatu pemecahan masalah.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apakah hakikat analisis SWOT?
2. Bagaimanakah pengaruh agrowisata dengan kegiatan pariwisata di kabupaten Magetan?
3. Bagaimanakah perkembangan kebun strawberry di kabupaten Magetan?
4. Bagaimanakah hasil analisis SWOT kebun strawberry di kabupaten Magetan?
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh sektor agrowisata di kabupaten Magetan.
2. Untuk mengetahui kekautan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada Kebun Petik Buah
Strawberry di kabupaten Magetan.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang diterapkan untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman pada Kebun Petik Buah Strawberry di kabupaten Magetan.
1.4 Manafaat Penulisan
1. Dapat memberikan informasi mengenai kebun wisata stroberi di kabupaten Magetan bagi
pembaca
2. Dapat memberikan informasi hasil analisis SWOT yang telah dilakukan
3. Dapat memberikan informasi mengenai agrowisata
1.5 Sistematika Penulisan
Siatematika penulisan dari makalah ini di bagi menjadi 4 bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III HASIL ANALISIS
BAB IV PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Analisis
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi
suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor
eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering
digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis
SWOT terdiri dari empat faktor yaitu:
Strenghts (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau
konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek,
atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Opportunities (kesempatan) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang
terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek, atau konsep bisnis
itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.

Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah itu dipilih strategi alternatif untuk dilaksanakan yang merupakan strategi paling
menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Analisis SWOT ini juga dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi, dengan mengetahui kelebihan (strength
dan opportunity) dan kelemahan ( weakness dan threat). Misalnya salah satu strategi dengan
meningkatkan strenght dan opportunity atau mengurangi weaknes dan threat

2.2Pariwisata dan Agrowisata


Pariwisata yang dihubungkan dengan sektor pertanian dan perkebunan disebut agrowisata. Di
Indonesia, agrowisata atau agroturism didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata
yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.
Secara sederhana pengertian agrowisata atau wisata agro adalah kegiatan wisata yang berlokasi
atau berada di kawasan pertanian secara umum atau lebih dikhususkan pada areal holtikiltura,
pengembangan agrowisata pada konsep universal dapat ditempuh melalui disersifikasi dan
peningkatan kualitas sesuai dengan persyaratan yang diminta konsumen dan masyarakat global.
Motivasi agroturism adalah disamping untuk menghasilkan pendapatan tamabahan bagi petani,
juga merupakan kesempatan untuk mendidik orang banyak atau masyarakat tentang pertanian
dan ekosistem. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumberdaya
alam, teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi
wisata. Agrowisata bukan semata merupakan usaha atau bisnis dibidang jasa yang menjual jasa
bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga
dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan,
memberikan signal peluang pengembangan disersifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat
menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian agrowisata dapat menjadi salah
satu sumber pertumbuhan daerah baru, sektor pertanian dan ekonomi nasional.

2.3 Kebun Petik Buah Stroberi di Kabupaten Magetan.


Kebun petik buah stroberi di kabupaten Magetan merupakan salah satu agrowisata yang
dikategorikan baru dan sedang berkembang. Dengan memanfaatkan potensi alam sebagai objek
wisata, bukan hanya memberikan keuntungan bagi pemilik kebun namun juga terhadap
pendapatan daerah. Kabupaten Magetan memiliki dua lokasi kebun stroberi. Pertama berada di
desa Cemoro Sewu kecamatan Plaosan yang dikelola oleh kelompok tani Argo Lawu dibawah
binaan Dinas Pertanian dengan luas areal sekitar 800 hektare. Disamping dijual dengan sistem
petik sendiri buah stroberi, kelompok tani Argo Lawu juga memasarkan lewat pengepul ke
kawasan wisata Telaga Sarangan dan sejumlah tempat lain. Lokasi kedua berada di desa Dadi
kecamatan Plaosan, pada kawasan tersebut dikelola oleh perorangan dan memiliki luas sekitar
400 meter persegi. Yang akan dibahas pada makalah ini adalah kebun petik buah stroberi yang
berada di desa Dadi kecamatan Plaosan. Kabupaten Magetan memiliki suhu yang relatif sejuk
karena berada di kaki gunug Lawu, dengan demikian buah stroberi dapat tumbuh subur dan
berkembang di wilayah tersebut khususnya di daerah kecamatan Plaosan yang memiliki tipe
wilayah pegunungan dan tanah yang subur.
Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai kebun stroberi yang berada di kabupaten Magetan,
berikut akan di bahas mengenai pengertian buah stroberi. Buah stroberi adalah buah palsu
dimana biji buahnya bukan berada dalam daging buah, melainkan tersebar merata pada
permukaan buah. Buah ini berwarna putih kehijauan, dan ketika masak akan berwarna merah
terang. Berdasarkan catatan, buah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada masa pertengahan
tahun 90-an. Sifat tanaman yang membutuhkan udara yang dingin membuat stroberi
dikembangkan di daerah-daerah puncak yang ada di Indonesia.
Berikut adalah ciri – ciri daerah yang dapat dengan subur untuk ditanami buah stroberi :
Ketinggian tempat : 1000- 1500 meter dpl
Kelembaban udara : 80 – 90%
Curah hujan : 600 – 700 mm pertahun
Suhu : 17 – 20 derajat celcius
Media tanam : tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air
dan udara baik
demikian beberapa informasi mengenai buah stroberi, dan selanjutnya akan di bahas mengenai
agrowisata stroberi yang tengah dikembangkan di kabupaten Magetan.
Konsep agribisnis yang ditawarkan adalah petik sendiri buah stroberi dari lahan yang ada.
Ternyata dengan konsep demikian memberikan pengaruh yang besar kepada wisatawan, dan
sudah cukup banyak wisatawan yang berkunjung. Dengan memanjakan wisatawan layaknya
pemilik kebun buah stroberi, serta ditambah dengan keindahan pemandangan alam di sekitar
kebun menjadikan mereka sangat nyaman dan lebih menikmati kegiatan wisata ditambah dengan
buah yang di petik masih segar. Buah stroberi yang meniliki warna merah menggoda dan
bentuknya yang menarik membuat siapa saja tertarik untuk mengkonsumsinya, meski rasanya
sedikit asam namun banyak digemari karena memiliki beberapa manfaat. Beberapa manfaat buah
stroberi yaitu: meningkatkan sistem imun, mencegah tekanan darah tinggi, mencegah anemia,
baik untuk kesehatan mata, jantung, otak, kulit dll.

Sebelum wisatawan memasuki area perkebunan, mereka harus melakukan kesepakatan atau
negoisasi harga perkilo buah stroberi terlebih dahulu, pada umumnya harga buah stroberi yaitu
Rp. 40.000,- sampai Rp. 60.000,-/kg. Setelah mendapat kesepakatan harga, pemilik kebun
memberikan fasilitas berupa wadah untuk hasil pemetikan buah stroberi atau yang lebih dikenal
dengan cething dan sebuah gunting. Pemilik kebun tidak memberikan informasi khusus
mengenai ciri – ciri buah stroberi yang sudah layak petik atau yang sudah matang. Di dalam
kebun juga tidak ada pengawas khusus untuk mengawasi wisatawan. Hal ini menyebabkan
beberapa wisatawan berani memakan buah stroberi di dalam kebun yang nantinya tidak masuk
dalam hitungan penimbangan. Papan informasi larangan bagi wisatawan agar tidak memakan
buah stroberi di dalam kebun nampaknya kurang diperhatikan. Dalam hal ini ada sebagian
wisatawan yang memang tidak tahu larangan tersebut karena pemilik kebun tidak menyampaikan
informasi ketika akan memasuki area kebun. Setelah puas memetik buah stroberi wisatawan
akan memberikan hasil buah mereka kepada pemilik kebun untuk ditimbang dan selanjutnya
melakukan transaksi

Namun ketika buah stroberi di dalam kebun mulai habis, sebagian pemilik kebun tetap
mempersilakan wisatawan masuk ke dalam kebun dengan buah seadanya. Untuk mengatasi masa
– masa seperti itu, para pemilik kebun menjual buah stroberi dalam kemasan yang biasanya
mereka dapat dari kebun buah stroberi di Cemoro Sewu yang memang memiliki kebun yang
lebih luas, disamping itu mereka juga mulai menjajakan labu emas yang baru dibudidayakan.
Dilihat dari segi promosi wisata, letak kebun petik buah stroberi di kabupaten Magetan sangat
strategis, karena berada di pinggir jalan raya yaitu jalur utama menuju dan kembali dari Telaga
Sarangan dan menuju jalan tembus. Semakin banyak orang yang melewati jalur tersebut maka
semakin banyak pula orang yang mengetahui kebun petik buah stroberi dengan mudah.
Wisatawan yang telah mengunjungi Telaga Sarangan menjadi tertarik untuk menyempatkan
waktu untuk mengunjungi kebun stroberi.
Namun dengan letak yang demikian, ada beberapa fasilitas yang kurang nyaman yang dirasakan
oleh para wisatawan, seperti sempitnya area parkir bahkan bisa dibilang tidak ada lahan untuk
parkir. Kendaraan wisatawan biasanya di parkir disamping kanan atau samping kiri jalan raya
dan sedikit berbahaya karena lalu lintas yang cukup ramai. Keadaan ini juga berdampak pada
jumlah wisatawan yang berkunjung, karena bis besar maupun kecil belum bisa parkir di sekitar
area kebun, sehingga para tour planner mungkin belum mengarahkan kegiatan wisata mereka ke
kebun stroberi dalam jumlah banyak. Beberapa kendaraan yang bisa parkir di sekitar area kebun
yaitu, motor, mobil, travel, elf, colt, dll.
Menurut pengamatan penulis, minimnya fasilitas yang tersedia juga disebabkan karena sistem
pengelolaan perorangan, sehingga belum ada pihak yang memberikan konstribusi yang besar
dalam hal finansial untuk pengadaan berbagai fasilitas, dan dalam hal pengadaan fasilitas
tersebut dibutuhkan seorang yang ahli dalam penataan tempat mengingat lokasi perkebunan
berada di pinggir jalan raya.

2.4 Penerapan Skema Lima A Pada Kebun Petik Buah Stroberi


1. Accessibility ( kemudahan wisatawan untuk menuju tempat wisata)
Dari segi aksesbilitas untuk menuju Kebun Petik Buah Stroberi dikategorikan mudah dan layak.
Pertama karena keadaan insfrastruktur jalan yang sudah beraspal dan tidak bergelombang,
walaupun ada beberapa trek jalan yang berkelok – kelok, menanjak dan sedikit curam hal itu
masih aman dan tidak membahayakan. Sebagian besar dari beberapa jenis kendaraaan mampu
untuk melewati jalur tersebut. Kedua adalah kebun petik buah stroberi mudah di akses dengan
transportasi umum. Jika wisatawan memulai perjalanan dari terminal Maospati, transportasi
umum yang pertama harus dipilih adalah mini bus jurusan Magetan kemudian turun di terminal
Magetan. Di terminal Magetan wisatawan langsung bisa mencari transportasi umum jenis colt
jurusan Sarangan, lalu minta diturunkan di kebun petik buah stroberi. Ketika wisatawan sudah
memasuki kawasan kecamatan Plaosan, maka wisatawan akan disuguhi dengan keindahan
pemandangan alam yang akan selalu menemani perjalanan sampai tempat tujuan. Sebelum
sampai di kebun stroberi wisatawan akan melewati salah satu tempat wisata yang ada di kab.
Magetan yaitu Telaga Wahyu. Dan untuk kembali lagi ke terminal Maospati cukup menunggu
colt dari arah Sarangan menuju kota di pinggir jalan lalu turun di terminal Magetan dan yang
terakhir mencari mini bus jurusan Maospati.
2. Accomodation (kemudahan yang di dapat wisatawan untuk mendapatkan penginapan yang
layak, nyaman dan aman)
Di sekitar kebun petik buah stroberi belum ada fasilitas berupa penginapan. Wisatawan bisa
mendapatkan akomodasi di sekitar Telaga Sarangan yang tempatnya tidak jauh dari kebun petik
buah stroberi seperti: hotel non bintang, losmen, pondok wisata, dll.
3. Aminities ( kemudahan yang di dapat wisatawan untuk mendapatkan fasilitas tambahan dan
fasilitas penunjang kegiatan wisata )
Karena kebun petik buah stroberi masih tergolong baru, maka fasilitas yang tersedia juga masih
sangat minim. Beberapa fasilitas yang sudah tersedia antara lain, wadah tempat hasil petik buah
dan gunting yang disediakan pemilik kebun, tempat parkir yang memanfaatkan lahan seadanya,
toilet umum. Dan karena dikelola oleh perorangan, maka belum ada fasilitas seperti information
center, front office, tempat ibadah, ATM, dll.
4. Actifity ( kemudahan yang di dapat wisatawan untuk melakukan aktifitas atau kegiatan wisata
)
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan wisatan adalah memetik sendiri buah stroberi di alam
terbuka.
5. Attraction ( kemudahan yang di dapat wisatawan untuk melihat suatu pertunjukan wisatawan
atau atraksi wisata )
Di kebun petik buah stroberi belum ada suatu pertunjukkan wisata atau atraksi wisata

BAB III
HASIL ANALISIS SWOT
3.1 Hasil Analisis SWOT Terhadap Kebun Petik Buah Stroberi di Kabupaten Magetan
Berdasarkan Faktor Internal ( dalam )
• Strenght ( kekuatan )
1. Memiliki wilayah yang cocok di tanami buah stroberi yang memiliki bentuk, warna, dan rasa
yang digemari wisatawan.
2. Memiliki tempat yang strategis karena berada di dekat 2 jalur utama, pertama jalur menuju
dan kembali dari Telaga Sarangan, dan yang kedua yaitu jalur menuju jalan tembus.
3. Memiliki konsep agribisnis yang menarik, yaitu “ petik sendiri buah stroberi dari lahan yang
ada”.
4. Memiliki keindahan pemandangan alam di sekitar kebun karena berada di daerah pegunungan.
• Weakness( kelemahan )
1. Karena berada di pinggir jalan raya, belum memiliki lahan parkir yang memadai.
2. Pemilik kebun tidak memberikan informasi mengenai ciri – ciri buah stroberi yang sudah
layak petik atau yang sudah matang.
3. Tidak ada petugas khusus yang berada di dalam area kebun untuk mengawasi kegiatan
wisatawan .
4. Belum banyak biro – biro perjalanan wisata yang memilih kebun petik buah stroberi sebagai
salah satu tempat tujuan wisata yang mereka buat dalam paket tour.
5. Belum tersedianya beberapa fasilitas seperti tempat ibadah, information centre, front office,
penginapan, dll.
6. Pengelolaan tempat secara perorangan yang masih sederhana.

3.2 Hasil Analisis SWOT Terhadap Kebun Petik Buah Stroberi di Kabupaten Magetan
Berdasarkan Faktor Exsternal ( luar )
• Opportuniti ( peluang dan kesempatan )
1. Adanya tempat wisata lain yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kebun petik buah stroberi
yaitu Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu.
2. Sedang dibudidayakannya labu emas di sekitar kebun yang dapat menjadi peluang bisnis baru
3. Adanya internet yang memberi kesempatan untuk meningkatkan promosi.
4. Kebun petik buah stroberi mudah di akses dengan transportasi umum.
5. Di bukanya jalan tembus menuju kabupaten Solo.
• Threats ( ancaman )
1. Adanya kemungkinan bencana longsor karena berada di daerah pegunungan.
2. Karena produk yang di jual adalah tunbuhan adanya kemungkinan terkena hama.
3.3 Tabel IFAS dan EFAS Analisis SWOT
TABEL IFAS ( INTERNAL FACTORY ANALYSIS STRATEGY)

FACTOR STRATEGI INTERNAL SKOR PERINGKAT TOTAL


KELEBIHAN
Memilki wilayah yang cocok di tanami buah stroberi 0,1 4 0,4
Berada di tempat yang strategis 0,2 5 1
Memiliki konsep bisnis yang menarik 0,1 5 0,5
Memiliki pemandangan yang indah 0,05 5 0,25
SUB TOTAL 1,75
KELEMAHAN
Belum memiliki lahan parkir yang memadai 0,09 4 0,36
Pemilik buah tidak memberikan informasi mengenai ciri-ciri buah yang sudah matang 0,05 3
0,15
Tidak ada petugas khusus di dalam kebun untuk mengawasi wisatawan 0,05 3 0,15
Belum banyak biro perjalanan wisata yang mengarahkan kegiatan tour ke kebun stroberi 0,1 3
0,3
Fasilitas yang tersedia sangat minim 0,05 3 0,15
Pengelolaan tempat wisata masih perorangan 0,1 5 0,5
SUB TOTAL 1,61
TOTAL 0,14
FACTOR STRATEGI EXSTERNAL SKOR PERINGKAT TOTAL
KESEMPATAN
Ada tempat wisata lain yang berada tidak jauh dari kebun strawberi yaitu Telaga Sarangan dan
Telaga Wahyu 0,1 4 0,4

Buah labu yang sedang dibudidayakan menjadi salah satu barang yang bisa dijual untuk
mengatasi masa-masa ketika buah didalam kebun mulai habis 0,05 3 0,15

Adanya internet yang memberi kesempatan untuk meningkatkan promosi 0,05 3 0,15
Kebun petik buah stroberi mudah dui akses dengan transportasi pribadi maupun umum 0,1 4 0,4
Dibukanya jalan tembus menuju Solo 0,1 4 0,4
SUB TOTAL 1,5
ANCAMAN
Adanya kemungkinan bencana longsor karena berada di daerah pegunungan 0,09 3 0,15
Dengan dimulainya dibudidayakan buah labu oleh masyarakat kec.plaosan ada kemungkinan
dibukanya agrowisata baru 0,1 3 0,3

Sepi pengunjung jika musim hujan 0,05 4 0,2


Belum ada perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah 0,2 4 0,4
tempat parkir yang berbahaya bagi wisatawan yang parkir di pinggir jalan 0,02 3 0,12
SUB TOTAL 1,17
TOTAL 0,33

3.4 Matriks Posisi Pengembangan Kebun Stroberi


Faktor Eksternal
y(+)
Kuadran 3 strategi Turn around Kuadran 1 strategi agresif

(0,14 , 0,33)

x (-) x (-)
Kuadrab IV strategi defensive Kuadran 2 strategi Diversifikasi

y (+ )

Matriks tersebut menunjukkan posisi strategi pengembngan Kebun stroberi terletak pada kuadran
1, Umar (2008) menyatakan kuadran 1 merupakan kuadran yang dibatasi oleh sumbu x dan
sumbu y yang keduanya bertanda positif dan alternative strategi yang dianjurkan adalah Strategi
Agresif. Hal ini menandakan memiliki factor kekuatan yang baik sehingga strategi yang harus
diterapkan adalah strength opportunity strategy.

3.5 Tabel Penentuan Alternatif Strategi Pengembangan KebunStroberi

IFAS

EFAS Kekuatan / strength


1. Memiliki wilayah yang cocok ditanami stroberi
2.Berada ditempat yang strategis
3.Memiliki konsep agribisnis yang menarik
4. Memiliki pemandangan yang indah disekitar kebun
Kelemahan / Weaknes
1. Belum memiliki tempat parkir yang layak
2. Pemilik kebun tidak memberi informasi mengenai buah yang sudah matang
3. Tidak ada petugas khusus didalam kebun
4. Belum banyak biro yang membuat paket wisata ke kebun stroberi
5. Fasilitas yang tersedia masih minim
6. Pengelolaan tempat secara perorangan dan sederhana
Peluang / opportunities
1. Ada tempat wisata yang lain didekat kebun stroberi
2. Buah labu yang dijual untuk mengatasi masa-masa stroberi akan habis
3. Adanya internet untuk promosi
4. Dibukanya jalan tembus menuju solo Strategi SO
1. Mempertahankan konsep agribisnis agar lebih menarik wisatawan, termasuk wisatawan dari
tempat wisata lain
2. Memanfaatkan keindahan alam disekitar kebun agar lebih menarik khususnya untuk aspek
promosi di internet Strategi WO
1. Memanfaatkan lahan yang ada semaksimal mungkin dan semenarik mungkin untuk pengadaan
fasilitas agar tidak merusak lingkungan mengingat lokasi berada di pinggir jalan dan untuk
menarik perhatian wisatawan yang belum pernah mengunjungi maupun yang sudah

Ancaman / threats
1. Ada kemungkinan bencana longsor
2. Adanya kemungkinan akan dibuka agrowisata baru yaitu buah labu
3. Sepi pengunjung ketika musim hujan
4. Belum mendapat perhatian khusus dari pemda
5. Tempat parkir yang sedikit membahayakan wisatawan Strategi ST
1. Untuk menangani ancaman longsor, maka diadakan terasiring
2. Mengusulkan dan meminta bantuan kepada pemerintah setempat agar membantu para pemilik
kebun dalam
Keberlangsungan bisnis mereka agar lebih baik lagi.
Strategi WT
1. Memberikan service yang lebih baik kepada wisatawan agar ada unsur pendidikan dan
pengetahuan serta
Mengadakan pengawasaan lebih kepada wisatawan agar tidak mengalami kerugian yang
signifikan mengingat sepinya wisatawan pada musim hujan dan adanya peluang bisnis baru

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebun petik buah stroberi yang berada di desa Dadi kecamatan plaosan
kabupaten Magetan memiliki potensi untuk menjadi tempat agrowisata yang lebih maju dan
lebih menguntungkan berbagai pihak. Namun karena sistem pengelolaan masih perorangan dan
masih tergolong baru sehingga fasilitas yang tersedia masih sangat minim.

4.2 Saran Pengembangan


Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil analisis SWOT pada kebun petik buah stroberi di desa
Dadi kab. Magetan maka dapat dikemukakan antara lain:
1. Hendaknya pemerintah daerah setempat memberikan dukungan dan pehatian lebih kepada
para pemilik kebun agar dapat berkembang lebih maju sehingga wistawan semakin banyak yang
berkunjung dan menguntungkan berbagai pihak.
2. Memaksimalkan penggunaan lahan yang ada agar tidak merusak lingkungan
3. Pemilik kebun harus tetap mempertahankan kualitas buah agar tetap ada wisatawan yang
bekunjung

Anda mungkin juga menyukai