STOBERY MAGETAN
MAKALAH ANALISIS SWOT
KEBUN PETIK BUAH STROBERI
Di KAB. MAGETAN
Nama Dosen: Drs. Sri Agus, M.Pd
Mata Kuliah: Pengantar Pariwisata
Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah itu dipilih strategi alternatif untuk dilaksanakan yang merupakan strategi paling
menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Analisis SWOT ini juga dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi, dengan mengetahui kelebihan (strength
dan opportunity) dan kelemahan ( weakness dan threat). Misalnya salah satu strategi dengan
meningkatkan strenght dan opportunity atau mengurangi weaknes dan threat
Sebelum wisatawan memasuki area perkebunan, mereka harus melakukan kesepakatan atau
negoisasi harga perkilo buah stroberi terlebih dahulu, pada umumnya harga buah stroberi yaitu
Rp. 40.000,- sampai Rp. 60.000,-/kg. Setelah mendapat kesepakatan harga, pemilik kebun
memberikan fasilitas berupa wadah untuk hasil pemetikan buah stroberi atau yang lebih dikenal
dengan cething dan sebuah gunting. Pemilik kebun tidak memberikan informasi khusus
mengenai ciri – ciri buah stroberi yang sudah layak petik atau yang sudah matang. Di dalam
kebun juga tidak ada pengawas khusus untuk mengawasi wisatawan. Hal ini menyebabkan
beberapa wisatawan berani memakan buah stroberi di dalam kebun yang nantinya tidak masuk
dalam hitungan penimbangan. Papan informasi larangan bagi wisatawan agar tidak memakan
buah stroberi di dalam kebun nampaknya kurang diperhatikan. Dalam hal ini ada sebagian
wisatawan yang memang tidak tahu larangan tersebut karena pemilik kebun tidak menyampaikan
informasi ketika akan memasuki area kebun. Setelah puas memetik buah stroberi wisatawan
akan memberikan hasil buah mereka kepada pemilik kebun untuk ditimbang dan selanjutnya
melakukan transaksi
Namun ketika buah stroberi di dalam kebun mulai habis, sebagian pemilik kebun tetap
mempersilakan wisatawan masuk ke dalam kebun dengan buah seadanya. Untuk mengatasi masa
– masa seperti itu, para pemilik kebun menjual buah stroberi dalam kemasan yang biasanya
mereka dapat dari kebun buah stroberi di Cemoro Sewu yang memang memiliki kebun yang
lebih luas, disamping itu mereka juga mulai menjajakan labu emas yang baru dibudidayakan.
Dilihat dari segi promosi wisata, letak kebun petik buah stroberi di kabupaten Magetan sangat
strategis, karena berada di pinggir jalan raya yaitu jalur utama menuju dan kembali dari Telaga
Sarangan dan menuju jalan tembus. Semakin banyak orang yang melewati jalur tersebut maka
semakin banyak pula orang yang mengetahui kebun petik buah stroberi dengan mudah.
Wisatawan yang telah mengunjungi Telaga Sarangan menjadi tertarik untuk menyempatkan
waktu untuk mengunjungi kebun stroberi.
Namun dengan letak yang demikian, ada beberapa fasilitas yang kurang nyaman yang dirasakan
oleh para wisatawan, seperti sempitnya area parkir bahkan bisa dibilang tidak ada lahan untuk
parkir. Kendaraan wisatawan biasanya di parkir disamping kanan atau samping kiri jalan raya
dan sedikit berbahaya karena lalu lintas yang cukup ramai. Keadaan ini juga berdampak pada
jumlah wisatawan yang berkunjung, karena bis besar maupun kecil belum bisa parkir di sekitar
area kebun, sehingga para tour planner mungkin belum mengarahkan kegiatan wisata mereka ke
kebun stroberi dalam jumlah banyak. Beberapa kendaraan yang bisa parkir di sekitar area kebun
yaitu, motor, mobil, travel, elf, colt, dll.
Menurut pengamatan penulis, minimnya fasilitas yang tersedia juga disebabkan karena sistem
pengelolaan perorangan, sehingga belum ada pihak yang memberikan konstribusi yang besar
dalam hal finansial untuk pengadaan berbagai fasilitas, dan dalam hal pengadaan fasilitas
tersebut dibutuhkan seorang yang ahli dalam penataan tempat mengingat lokasi perkebunan
berada di pinggir jalan raya.
BAB III
HASIL ANALISIS SWOT
3.1 Hasil Analisis SWOT Terhadap Kebun Petik Buah Stroberi di Kabupaten Magetan
Berdasarkan Faktor Internal ( dalam )
• Strenght ( kekuatan )
1. Memiliki wilayah yang cocok di tanami buah stroberi yang memiliki bentuk, warna, dan rasa
yang digemari wisatawan.
2. Memiliki tempat yang strategis karena berada di dekat 2 jalur utama, pertama jalur menuju
dan kembali dari Telaga Sarangan, dan yang kedua yaitu jalur menuju jalan tembus.
3. Memiliki konsep agribisnis yang menarik, yaitu “ petik sendiri buah stroberi dari lahan yang
ada”.
4. Memiliki keindahan pemandangan alam di sekitar kebun karena berada di daerah pegunungan.
• Weakness( kelemahan )
1. Karena berada di pinggir jalan raya, belum memiliki lahan parkir yang memadai.
2. Pemilik kebun tidak memberikan informasi mengenai ciri – ciri buah stroberi yang sudah
layak petik atau yang sudah matang.
3. Tidak ada petugas khusus yang berada di dalam area kebun untuk mengawasi kegiatan
wisatawan .
4. Belum banyak biro – biro perjalanan wisata yang memilih kebun petik buah stroberi sebagai
salah satu tempat tujuan wisata yang mereka buat dalam paket tour.
5. Belum tersedianya beberapa fasilitas seperti tempat ibadah, information centre, front office,
penginapan, dll.
6. Pengelolaan tempat secara perorangan yang masih sederhana.
3.2 Hasil Analisis SWOT Terhadap Kebun Petik Buah Stroberi di Kabupaten Magetan
Berdasarkan Faktor Exsternal ( luar )
• Opportuniti ( peluang dan kesempatan )
1. Adanya tempat wisata lain yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kebun petik buah stroberi
yaitu Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu.
2. Sedang dibudidayakannya labu emas di sekitar kebun yang dapat menjadi peluang bisnis baru
3. Adanya internet yang memberi kesempatan untuk meningkatkan promosi.
4. Kebun petik buah stroberi mudah di akses dengan transportasi umum.
5. Di bukanya jalan tembus menuju kabupaten Solo.
• Threats ( ancaman )
1. Adanya kemungkinan bencana longsor karena berada di daerah pegunungan.
2. Karena produk yang di jual adalah tunbuhan adanya kemungkinan terkena hama.
3.3 Tabel IFAS dan EFAS Analisis SWOT
TABEL IFAS ( INTERNAL FACTORY ANALYSIS STRATEGY)
Buah labu yang sedang dibudidayakan menjadi salah satu barang yang bisa dijual untuk
mengatasi masa-masa ketika buah didalam kebun mulai habis 0,05 3 0,15
Adanya internet yang memberi kesempatan untuk meningkatkan promosi 0,05 3 0,15
Kebun petik buah stroberi mudah dui akses dengan transportasi pribadi maupun umum 0,1 4 0,4
Dibukanya jalan tembus menuju Solo 0,1 4 0,4
SUB TOTAL 1,5
ANCAMAN
Adanya kemungkinan bencana longsor karena berada di daerah pegunungan 0,09 3 0,15
Dengan dimulainya dibudidayakan buah labu oleh masyarakat kec.plaosan ada kemungkinan
dibukanya agrowisata baru 0,1 3 0,3
(0,14 , 0,33)
x (-) x (-)
Kuadrab IV strategi defensive Kuadran 2 strategi Diversifikasi
y (+ )
Matriks tersebut menunjukkan posisi strategi pengembngan Kebun stroberi terletak pada kuadran
1, Umar (2008) menyatakan kuadran 1 merupakan kuadran yang dibatasi oleh sumbu x dan
sumbu y yang keduanya bertanda positif dan alternative strategi yang dianjurkan adalah Strategi
Agresif. Hal ini menandakan memiliki factor kekuatan yang baik sehingga strategi yang harus
diterapkan adalah strength opportunity strategy.
IFAS
Ancaman / threats
1. Ada kemungkinan bencana longsor
2. Adanya kemungkinan akan dibuka agrowisata baru yaitu buah labu
3. Sepi pengunjung ketika musim hujan
4. Belum mendapat perhatian khusus dari pemda
5. Tempat parkir yang sedikit membahayakan wisatawan Strategi ST
1. Untuk menangani ancaman longsor, maka diadakan terasiring
2. Mengusulkan dan meminta bantuan kepada pemerintah setempat agar membantu para pemilik
kebun dalam
Keberlangsungan bisnis mereka agar lebih baik lagi.
Strategi WT
1. Memberikan service yang lebih baik kepada wisatawan agar ada unsur pendidikan dan
pengetahuan serta
Mengadakan pengawasaan lebih kepada wisatawan agar tidak mengalami kerugian yang
signifikan mengingat sepinya wisatawan pada musim hujan dan adanya peluang bisnis baru
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebun petik buah stroberi yang berada di desa Dadi kecamatan plaosan
kabupaten Magetan memiliki potensi untuk menjadi tempat agrowisata yang lebih maju dan
lebih menguntungkan berbagai pihak. Namun karena sistem pengelolaan masih perorangan dan
masih tergolong baru sehingga fasilitas yang tersedia masih sangat minim.