Anda di halaman 1dari 11

Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)

ISSN : 1829-7889

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGIS (Garcinia mangostana`L) DI


KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR

Hetik Purwandari
Program Studi Magister Agribisnis, Program Pasca Sarjana
Universitas Islam Kadiri

Manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan buah khas Indonesia dan menjadi


produk unggulan Indonesia di pasar dunia. Manggis memiliki peluang pasar yang
menjanjikan. Karena dari tahun ke tahun permintaan manggis meningkat seirinng dengan
kebutuhan konsumen terhadap buah ini meningkat baik konsumen dalam negeri maupun
luar negeri. Peluang ekspor manggis masih terbuka lebar karena pasar buah-buahan
termasuk manggis belum dibatasi kuota. Produksi hortikultura dalam negeri khususnya buah
dan olahannya masih kekurangan bahan baku, sehingga perlu peningkatan produksi.
Kekurangan bahan baku bukan hanya karena produksi rendah, tetapi juga karena tidak
dicapainya standar kualitas manggis ekpor dan bahan baku industri.
Penilitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Juli 2015. Lokasi penelitian di
Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
merupakan sentra penghasil manggis yang ada di Kabupaten Trenggalek dan pemasok
kebutuhan manggis di Kabupaten Trenggalek. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif.
Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yakni pendekatan penelitian yang
penelaahannya diarahkan kepada suatu kasus secara intensif, mendalam dan memadai
serta komprehensif. Populasi penelitian adalah petani manggis di Kabupaten Trenggalek
dengan pengambilan sampel dengan jumlah 15 orang petani secara acak di lima desa.Data
yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder.Analisa data yang digunakan adalah
dengan alat analisa SWOT. Analisis ini merupakan identifikasi berbagai faktor secara
sisitematis untuk merumuskan suatu strategi dengan dasar pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (oppurtunities) namun secara bersamaan
bisa meminimalkan kelemahan (weakneses) dan Ancaman (threats).
Hasil penelitian berdasarkan analisis`SWOT, maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan agribisnis manggis (Garcinia mangostana L) di Kabupaten Trenggalek
alternatif yang paling tepat yaitu dengan menggunakan strategi SO karena mempunyai nilai
tertinggi yaitu sebesar 3,15. Pada strategi ini yaitu menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang agar petani mampu mengembangkan sentra agribisnis manggis
sehingga akan di dapatkan keuntungan yang optimal, dengan alternatif sebagai berikut :1)
agroekologi yang cocok yang dipadukan dengan sumber daya manusia akan mampu
menghasilkan buah manggis unggul, berkualitas dan kontinuitas serta mampu menciptakan
manggis di tren pasar. 2) Ketersediaan bibit,lahan dan adopsi teknologi akan menghasilkan
kualitas dan kuantitas manggis yang baik 3).Hasil produksi manggis akan unggul bila
didukung ketersediaan sarana produksi dan kebijakan pemerintah dan moneter yang
memihak ke petani
Kata kunci : Manggis, Analisa SWOT,Pengembangan

ABSTRACT

Mangosteen (Garcinia Mangostana L) is a typical fruit of Indonesia and Indonesia


become the flagship product in the world market. Mangosteen has a promising market
opportunities. Because every year the demand increases mangosteen seirinng with
consumer demand for the fruit is increasing both domestic consumers and abroad.
Mangosteen export opportunity is still wide open as the market including the mangosteen
fruit is not limited quota. Horticulture production in the country, especially fruit and dairy is still
a shortage of raw materials, so it is necessary to increase production. Shortage of raw
materials is not only because of low production, but also because it does not accomplish the
quality standards mangosteen exports and industrial raw materials.

43
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

The studies carried out in May and July 2015. The research location in District
Watulimo Trenggalek consideration that the area is a mangosteen production centers in
Trenggalek and suppliers need mangosteen in Trenggalek. This type of research is a
descriptive study. The approach used is a case study research approach which is directed to
a case intensively, as well as comprehensive and adequate depth. The study population was
farmers mangosteen in Trenggalek by sampling the number of 15 farmers at random in five
village. Type of data collected primary data and secondary..Analisa data used are the SWOT
analysis tool. This analysis is the identification of the various factors in sisitematis to
formulate a strategy on the basis of logic that can maximize the power (strenght) and
opportunities but in coinside can minimize weaknesses and threats.
The results based analisis`SWOT, it can be concluded that the development of
agribusiness mangosteen (Garcinia mangostana L) on the Trenggalek regency most
appropriate alternative is to use SO strategy because it has the highest value of 3.15. At this
strategy is to use force to take advantage of opportunities for farmers to be able to develop
centers of agribusiness mangosteen so will get optimum benefit, with the alternative as
follows: 1) agroecology matching combined with human resources to be able to produce
mangosteen fruit is superior, quality and continuity and created a mangosteen in the market
trend. 2) The availability of seeds, land and technology adoption will produce the quality and
quantity of good mangosteen 3) The results of the production of mangosteen will excel when
supported by the availability of production facilities and government policy and monetary
siding to farmers

Keywords: Mangosteen, SWOT Analysis, Development

PENDAHULUAN pun pemerintah akan mengekspor


Latar Belakang manggis ke Australia (Ditjen Bina Produksi
Keadaan Indonesia yang subur, Hortikultura, 2014).
menjadikan negara agraris, yang sebagian Produksi manggis di Jawa Timur pada
besar penduduknya bermata pencaharian Tahun 2012 yaitu besar 8.392 ton, dan
sebagai petani. Seiring dengan semakin pada Tahun 2013 sebanyak 14.419 ton
ketatnya persaingan antar negara, sektor (BPS, 2014). Kabupaten Trenggalek
pertanian dituntut pula agar dapat merupakan salah satu sentra produksi
memacu pusat-pusat pertumbuhan baru manggis di Jawa Timur selain Kabupaten
yang dapat memberi pengaruh yang Banyuwangi karena mempunyai letak
signifikan terhadap pembangunan geografis yang terletak di dataran tinggi
ekonomi nasional. Salah satu pusat sehingga baik cuaca maupun iklimnya
pertumbuhan baru yang sangat potensial sangat mendukung untuk budidaya
untuk dikembangkan pada masa kini dan hortikultura terutama manggis.
masa`depan adalah subsektor hortikultura. Berdasarkan hasil penelitian Kuntoro
Komoditas hortikultura merupakan (2011) dari Balai Pengkajian Teknologi
komoditas yang mempunyai nilai Pertanian Jawa Timur diperoleh hasil,
ekonomis yang cukup tinggi serta untuk mengatasi persaingan yang makin
dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan kompetitif dengan pasar luar
vitamin dan mineral lainnya. Dengan pengembangan jeruk keprok memiliki
masih rendahnya tingkat konsumsi banyak tantangan produksi dan
komoditas hortikultura, maka peluang pemasaran hal ini dikarenakan sebagian
pengembangannya masih cukup besar besar petani jeruk di wilayah ini adalah
(Rahayu M dkk, 2004). petani skala kecil dengan komoditas
Peluang ekspor manggis masih campuran, bertani dengan input rendah,
terbuka karena pasar buah-buahan, sehingga produksi dan kualitas buah
termasuk manggis belum dibatasi kuota. rendah. Selain itu harga ditentukan oleh
Indonesia hingga saat ini buah manggis pedagang atau pengepul lokal hal ini yang
telah diekspor ke negara Taiwan, membuat informasi harga yang diterima
Hongkong, Singapura, Malaysia,Jepang, sangat minim dan bergantung pada
Belanda da Arab Saudi, akhir tahun 2012 hubungan dengan pedagang. Minimnya

44
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

infratruktur dan fasilitas rantai dingin 5. Meningkatkan dan mempermudah


mengakibatkan kehilangan produk yang ekspor manggis ke mancanegara
tinggi, hilangnya peluang akses pasar 6. Meningkatkan iklim investasi di bidang
yang lebih luas, kegagalan menembus agribisnis manggis di Indonesia
pasar modern, biaya tambahan serta 7. Meningkatkan kesejahteraan petani
mengurangi pendapatan petani. manggis
Menurut Arsyad dkk (1995) 8. Membentuk dan memperkokoh
pengertian agribisnis adalah suatu kelembagaan di tingkat kelompoktani
kesatuan kegiatan usaha yang meliputi dan gabungan kelompoktani dengan
salah satu atau keseluruhan dari mata legal formal.
rantai produksi, pengolahan hasil, dan
pemasaran yang ada hubungannya METODE PENELITIAN
dengan pertanian dalam arti luas. Yang Lokasi dan waktu penelitian
dimaksud adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan Penelitian dilakukan di Kecamatan
kegiatan usaha yang ditunjang oleh Watulimo Kabupaten Trenggalek.
kegiatan pertanian. Penentuan lokasi dilakukan secara
Pengembangan Buah Manggis sengaja (purposive) berdasarkan
Pada`umumnya tanaman buah pertimbangan bahwa daerah tersebut
manggis di Indonesia berumur sudah tua dikenal sebagai salah satu sentra
lebih dari 100 tahun dan sebagian besar penghasil manggis yanga ada di
merupakan tanaman pekarangan, kebun Kabupaten Trenggalek Propinsi Jawa
campuran dan ditanam pada daerah Timur. Sedangkan waktu penelitian
perbukitan/hutan(Kusuma dan Verheij, dilaksanakan pada bulan Mei 2015 selama
1994). Tanaman manggis bercampur 3 bulan.
dengan tanaman lain, seperti jengkol, Jenis Penelitian
albisia, pisang. Pemeliharaan tanaman Sesuai dengan tujuan penelitian,
relatif tidak ada, saat ini biasanya hanya maka penelitian merupakan jenis
menunggu panen manggis. Ketersediaan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bbit manggis sangat sulit,karena pohon dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi
induk yang berkualitas masih sangat dan klasifikasi mengenai fenomena atau
jarang. kenyataan sosial yang terjadi di
Produktivitas pohon manggis di masyarakat (Sugiarto dkk, 2001).
Indonesia berkisar 30-70 kg buah per Sedangkan pendekatan yang
pohon Peningkatan produksi buah digunakan adalah studi kasus yakni,
manggis dapat ditingkatkan antara lain pendekatan penelitian yang
dengan kultur teknis dan penggunaan klon penelaahannya diarahkan kepada suatu
unggul manggis. Masalah lain yaitu kasus secara intensif, mendalam dan
kualitas buah manggis untuk ekspor memadai serta komprehensif.
sangat rendah hanya 10 % layak ekspor Metode Pengambilan Sampel
dari total yang ada, hal ini karena getah Populasi penelitian adalah petani
kuning mencapai 20 % dan burik buah 25 manggis di Kabupaten Trenggalek.
%. sedangkan sampel dari penelitian diambil
Menurut Qosim,Warid (2013), secara random sampling yaitu
dtrategi pengembangan buah manggis pengambilan sampel yang dilakukan
sangat penting dan harus difokuskan pada kepada petani manggis dengan jumlah
: sample 15 orang petani yang diacak di
1. Peningkatan luas tanam, luas panen, lima desa penelitian yang memiliki
produksi dan produktivitas manggis populasi manggis paling luas.
2. Membangun kebun manggis berbasis Metode Pengumpulan data
SOP Data yang dikumpulkan dalam penelitian
3. Membentuk kawasan agribisnis adalah data primer dan sekunder.
manggis a. Data primer adalah data yang
4. Meningkatkan daya saing produk diambil pada saat penelitian
manggis Indonesia dengan negara lain berlangsung

45
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

b. Data sekunder adalah data yang Produksi komoditas tanaman buah-


diperoleh dari instansi dan buahan secara umum bersifat fluktuatif.
pustaka-pustaka yang dapat Pada tahun 2013 sebagian besar
menunjang penelitian ini guna mengalami peningkatan produksi.
melengkapi data-data primer Produksi manggis di tahun 2013
meliputi monografi desa. mengalami peningkatan yang sangat
Metode Analisa Data tinggi dibandingkan tahun 2012. Tahun
2014 produksinya 618 kwintal dari 2514
Analisa data yang digunakan adalah pohon. Penurunan produksi buah
metode analisa data kualitatif yaitu dengan terutama manggis disebabkan kondisi
cara menguraikan masalah-masalah yang cuaca, pemangkasan dahannya, pohon
ada dengan kalimat-kalimat yang yang sudah tua serta serangan hama
bertujuan untuk menjelaskan masalah penyakit. Pemerintah telah memberikan
yang terjadi hingga diperoleh kesimpulan perhatian bagi pengembangan komoditas
yang jelas dengan alat analisa SWOT. tanaman buah dan sayur hal ini
Rangkuti ( 2004) menjelaskan analisis ditunjukkan kecenderungan peningkatan
SWOT adalah analisis yang berguna produksi. Pengembangan ini sebagai
untuk memperoleh formulasi strategi yang salah satu alternatif pengembangan
tepat. Analisis ini merupakan identifikasi komoditas unggulan sektor pertanian
berbagai faktor secara sistematis untuk sekaligus upaya untuk peningkatan
merumuskan suatu strategi dengan dasar pendapatan petani.
pada logika yang dapat memaksimalkan Kabupaten Trenggalek merupakan
kekuatan (strenght) dan peluang penghasil manggis terbesar kedua di Jawa
(oppurtunities) namun secara bersamaam Timur setelah Kabupaten Banyuwangi.
bisa meminimalkan kelemahan Sentra penghasil manggis di Kabupaten
(weakneses) dan Ancaman (threats). Trenggalek berada di Kecamatan
Watulimo, Kampak, Dongko, Munjungan,
HASIL DAN PEMBAHASAN Bendungan dan Pule. Wilayah tersebut
Keadaan Umum Lokasi Penelitian berada di ketinggian sekitar 100-700 mdpl.
Dengan jenis tanah mediteran, tanah
Kabupaten Trenggalek terletak di humus, kelembaban tinggi, curah hujan
bagian selatan Propinsi Jawa`Timur yaitu yang cukup merupakan lingkungan iklim
terletak antara koordinat 111024’ – 112011’ yang sangat cocok untuk budidaya
Bujur Timur dan diantara 7053’ – 8034’ tanaman manggis . Suhu udara berkisar
Lintang Selatan dengan batas-batas 22-300C, curah hujan 1500-2500
wilayah sebagai berikut : mm/tahun dan merata sepanjang tahun
 Sebelah Utara : Kabupaten dan lama penyinaran matahari 40-70 %.
Tulungagung dan Kabupaten Ponorogo Watulimo yang beriklim basah sampai
 Sebelah Timur : Kabupaten kering sangat cocok untuk pengembangan
Tulungagung manggis.
 Sebelah Selatan : Samudra Identifikasi Faktor-faktor Kekuatan
Indonesia (Streghts)
 Sebelah Barat : Kabupaten a. Agroekologi
Pacitan dan Kabupaten Ponorogo Agroekologi yang ideal untuk
Kabupaten Trenggalek memiliki mendukung pertumbuhan manggis adalah
luas wilayah sebesar 1.261,40 km2 pada daerah antara 300LU dan 300LS
sebagian besar berupa pegunungan khatulistiwa. Kecamatan Watulimo
dengan ketinggian 100-1250 m dari merupakan sentra penghasil manggis
permukaan laut yang mencapai 85%, dengan ketinggian 295 m dpl – 2000 m dpl
sedangkan wilayah datar di bawah 100 m dengan tingkat kelembaban rata-rata 75%
dpl hanya 15 %. Kabupaten Trenggalek dan suhu 20-330C. Tanah di Kecamatan
terbagi menjadi 14 kecamatan dan 157 Watulimo berhumus tinggi karena
desa. kandungan bahan organiknya juga besar
Produksi Buah Kabupaten Trenggalek sehingga sangat baik untuk pertumbuhan
manggis.

46
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

Sirkulasi 2 musim yaitu musim sendiri yang tahu indukannya, sudah


penghujan yang berlangsung selama 7 melakukan sleki dan sortasi bibitnya.
bulan dan musim kemarau 5 bulan hal ini Kriteria dalam kuisioner penelitian
menjadikan intensitas sinara matahari ini untuk parameter ketersediaan bibit
cukup untuk pertumbuhan manggis. adalah bibit dari pembibitan sendiri
Kriteria dalam kuisioner survei dengan pemilihan induk yang ungguldan
penelitian untuk kategori agroekologi jumlah yang mencukupi termasuk kriteria
adalah lokasi penanaman manggis pada Sangat Baik (SB). Kriteria Baik(B) yaitu
ketinggian 0-500 m dpl dan memiliki syarat pembibitannya dilakukan sendiri sehingga
yang baik untuk pertumbuhan, maka tahu indukannya tetapi jumlah tidak
termasuk dalam kategori Sangat Baik mencukupi kebutuhan. Kriteria Kurang
(SB). Lokasi penanaman dengan Baik (B) yaitu petani melalukan pembibitan
ketinggian 500- 700 mdpl dan meiliki sendiri tetapi tidak tahu usal usul
syarat lokasi penanaman yang baik, maka indukannya dan jumlah kurang. Petani
termasuk kategori Baik(B). Lokasi dengan membeli bibit dari orang lain
penanaman dengan ketinggian 700-1000 sehingga tidak tahu asul usul indukannya
m dpl dan memiliki syarat sebagai lokasi dan jumlah yang tersedia kurang maka
penanaman kurang baik, maka termasuk termasuk kriteria Tidak baik (TB).
dalam kriteria Kurang Baik (KB). Lokasi d.Kelembagaan Petani
dengaan ketinggian di atas 1500 m dpl Kegiatan budidaya manggis di
dan memiliki syarat yang tidak baik Kecamatan watulimo sudah berlangsung
termasuk dalam kriteria Tidak Baik (TB). sejak dahulu kala, turun temurun dari
b.Kualitas Sumber Daya Manusia generasi satu ke generasi yang
Sumber daya manusia yang berikutnya. Sehingga jumlah petani dan
terampil, rajin, berpengalaman, mau pemasarnya semakin lama semakin
belajar dan terus belajar baik lewat banyak. Untuk memperkuat kegiatan
pendidikan formal maupun informal budidaya menjadi agribisnis yang
meruapakan bukti adanya peningkatan frofeional perlu adanya kelembagaan
kualitas sumber daya manusia dibidang seperti kelompoktani, gapoktan, dan
pengembangan manggis. Kualitas sumber koperasi.Ketersediaan SDM yang
daya manusia dalam artian petani mendampingi petani dalam budidaya,
mempunyai keterampilan yang baik dalam penyediaan modal usaha tani, pola tanam
teknis penanaman manggis dan juga dan panen serta mencarikan solusi
pemilihan bibitnya. Karena keterampilan pemasaran juga pengembangan ke arah
yang dimiliki petani dapat menghasilkan pengolahan hasil panen. Kecamatan
manggis yang berkualitas dan dapat Watulimo sudah ada kelompoktani,
membaca peluang ekspor. Gapoktan dan koperasi.
Kriteria Sangat Baik (SB) yaitu Kriteria Sangat Baik(SB) yaitu
petani yang mempunyai keterampilan sudah menjadi anggota kelembagaan
yang baik dalam mengelola penanaman yang menyediakan tenaga pendampingan
dan mampu menjual hasil panennnya. dalam budidaya manggis, menyediakan
Kriteria Baik ( B) keterampilannya baik, permodalan, menangani pemasaran hasil
menjual hasil panenya tetapi penanaman panen. Menjadi anggota kelembagaan
dilakukan oleh petani lain. yang menyediakan pemodalan dan tidak
Usaha budidaya kurang baik dalam mennangani pemasaran termasuk kriteria
pengelolaan penanamann dan penjualan Baik (B). Kriteria Kurang Baik yaitu adanya
termasuk dalam kriteria Kurang Baik(KB). kelembagaan tetapi tidak menyediakan
Petani yang tidak mau belajar terutama tenaga keterampil dan tidak menangani
menjual hasil panennya maka termasuk pemasaran. Usaha budidaya manggis
dalam kriteria Tidak Baik (TB). tidak masuk dalam kelembagaan
c.Ketersediaan Bibit termasuk kriteria Tidak Baik (TB).
Ketersediaan bibit yang baik
sangat menentukan tingkat kualitas hasil e.Kebijakan Pemerintah Daerah
panen dalam budidaya manggis. Bibit Pemerintah Kabupaten Trenggalek
unggul dihasilkan dari penyambungan telah menjadikan manggis sebagai produk

47
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

unggulan. Hal ini karena tidak semua dalam kuisioner dapat diuraikan pada
daerah di Jawa Timur mempunyai tabel berikut ini.
tanaman ini dengan jumlah yang cukup
banyak sehingga peluang
pengembangannya masih terbuka lebar. Faktor kekuatan seperti
Dukungan pemerintah Kabupaten agroekologi dari tanggapan responden
Trenggalek baik sarana dan prasarana berada di kategori sangat baik dengan
bagi komoditas manggis terus digulirkan. skor 44, artinya bahwa faktor tersebut
Selain itu adanya penyuluh, pemberian sangat mempengaruhi dalam strategi
pelatihan dan bantuan akses pasar pengembangan agribisnis manggis di
mempunyai arti penting dalam Kabupaten Trenggalek.
pengembangan manggis. Kebijakan Sedangkan faktor kualitas SDM,
pemerintah daerah tersebut memberi ketersediaan bibit ketersediaan lahan,
semangat bagipetani dan merupakan kelembagaan petani, kebijakan
kekuatan yang dimilikki dalam pemerintah daerah dan ketersediaan
pengembangan manggis. lahan berada pada kategori baik dengan
Kriteria Sangat Baik (SB) yaitu rata-rata sebesar 3 yang artinya faktor-
kebijakan pemerintah yang telah faktor tersebut baik mempengaruh strategi
mendukung tenaga penyuluh, sekolah pengemabangan manggis di Kabupaten
lapang tentang manggis, pemberian Trenggalek.
bantuan bibit dan penyediaan sarana Identifikasi Faktor-faktor Kelemahan
pasca panen dan akses jalan pemasaran. (Weaknesses)
Kriteria Baik (B) yaitu kebijakan a. Manajemen usaha budidaya manggis
pemerintah yang mendukung tenaga Manajemen usahatani mencakup
penyuluh, sekolah lapang dan pemberian segala hal dalam mengatur SDM, Sumber
bantuan bibit. Usaha budidaya yang Daya Produksi (SDP), dan Sumber Daya
didukung tenaga penyuluh dan sekolah Alam. Petani yang telah mengatur ketiga
lapang termasuk kriteria Kurang Baik (KB). faktor tersebut, maka usaha budidaya
Kebijakan pemerintah daerah yang hanya manggis akan maju dan berkembang
mendukung tenaga penyuluh maka sangat baik. Namun pada umumnya
termasuk dalam kriteria Tidak Baik (TB). manajemen menjadi kelemahan di dalam
usaha tani. Hal ini disebabkan kurangnya
f. Ketersediaan Lahan pengetahuan tentang manajemen usaha
Ketersediaan lahan untuk tani manggis sehingga pendapatan hasil
pengembangan manggis masih tersedia panen yang diperoleh tidak bisa optimal.
luas dengan kondisi dan tingkat kesuburan Kriteria dalam kuisioner penelitian adalah
merata dan cocok untuk pengembangan untuk parameter manajemen usaha tani
manggis. Oleh sebab itu perlu adanya manggis adalah yang mampu mengatur
upaya untuk memaksimalkan SDM,SDP dan SDA . Kriteria Sangat Baik
pemanfaatan lahan untuk pengembangan (SB) yaitu petani mempunyai hamparan
komoditas manggis. luas dan memiliki pengetahuan luas dan
Kriteria dalam kuisioner untuk produksi panennya bagus. Kriteria Baik
parameter ketersediaan lahan yaitu yaitu petani mempunyai hamparan tidak
menggunakan lahan milik sendiri, juga luas dan memiliki pengetahuan luas,
mempunyai lahan sewa, maka termasuk produksi bisa optimal.Usaha tani dengan
dalam kriteria Sangat Baik (SB). Usaha luasan kecil, pengetahuan kecil produksi
budidaya manggis menggunakan lahan hasil,ya cukup trermasuk kategori Kurang
sendiri dalam kriteria Baik (B). Usaha Baik. Petani yang tidak memperhatikan
budidaya menggunakan lahan sewa SDA,SDP dan SDM dengan luasan kecil
termasuk kriteria Kurang baik (KB). Tidak termasuk kategori Tidak Baik (TB).
adanya lahan untuk mengembangan
manggis termasuk kriteria Tidak Baik (TB). b. Kepemilikan lahan
Berdasar hasil mentah dari penenlitian di Kepemilikan lahan oleh petani di
lapangan dapat diidentifikasi faktor-faktor Kabupaten Trenggalek sangat kecil,
Kekuatan (Strenght) yang dijelaskan dengan ata-rata kurang dari 0,5 Ha. Hal ini

48
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

tentu akan menghambat upaya juga berasal dari Trenggalek. Kurang


pengembangan usata tani manggis. populernya nama manggis Trenggalek
Karena akan menyulitkan petani untuk menjadi kelemahan dalam pengembangan
maju dan berkembang sehingga perlu manggis. Sehingga bila petani menjual
dicarikan solusi agar petani dapat produksinya ke luar daerah memakai
meningkatkan luaslahan yang dimiliki. nama daerah lain.
Salah satu yang dilakukan adalah Kriteria dalam kuisioner untuk
memberikan lahan garapan untuk ditanami parameter penggunaan nama daerah lain
manggis di daerah pegunungan adalah usaha budidaya manggis yang
(perhutani) di antara tanaman kehutanan. menghasilkan produksi optimal dan
Kriteria dalam kuisioner untuk berkualitas serta menggunakan nama
parameter ketersediaan luas lahan daerah sendiri termasuk kategori Sangat
produksi manggis adalah usaha budidaya Baik(SB). Usaha tani dengan hasil kurang
manggis yang luas lahannya 0,5 Ha lebih optimal dan menggunakan nama daerah
bisa meningkatkan kesejahteraan yang sendiri termasuk dalam kategori Baik (B).
layak bagi petani. Biasanya untuk Kategori Kurang Baik (KB) yaitu produksi
budidaya skala besar dan maju sangat optimal dan tidak menggunakan nama
memperhatikan hal itu, termasuk dalam sendiri sedangkan kategori Tidak Baik
kriteria Sangat Baik (SB). Usaha tani yaitu produksi rendah dan juga memakai
dengan luas 0,3-0,4 Ha termasuk kategori nama daerah lain.
Baik, 0,1-0,2 kategori Kurang Baik dan
kurang dari 0,1 Ha termasuk kategori e.Pemeliharaan kurang
Tidak Baik (TB). Salah satu kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam budidaya manggis
c.Permodalan agar diperoleh hasil yang berkualitas,
Modal untuk usaha tani manggis optimal dan produksi tinggi yaitu dengan
dimiliki petani rata-rata jumlahnya sedikit. melakukan pemeliharaan. Kegiatan
Petani sebagian untuk memenuhi pemeliharaan yang perlu dilakukan dalam
kebutuhan biaya pengolahan lahan, usaha tani manggis adalah
pembibitan, bercocok tanam dan penyiraman,pemupukan pemangkasan
pemeliharaan, mereka meminjam modal dan pengendalian hama penyakit.
dari pihak lain. Hal ini tentu akan Kriteria dalam kuisioner untuk
menambah beban biaya produksi bahkan parameter pemeliharaan kurang yaitu bila
ada yang terikat dengan penjualan dapa melaksanakan semua (4) kegiatan
pedagang pengepul sehingga dapat pemeliharaan termasuk kategori Sangat
mengurangi pendapatan yang mereka Baik (SB). Petani melaksanakan tiga
hasilkan. kegiatan pemeliharaan masuk kategori
Kriteria kuisioner dalam survei Baik (B) , melaksanakan dua kategori
penelitian adalah produksi optimal dan Kurang Baik (KB) dan melaksanakan
berkualitas dengan biaya/modal sendiri hanya satu kegiatan pemeliharaan
termasuk dalam kategori Sangat Baik termasuk kategori Tidak Baik (TB).
(SB).Kategori Baik (B) yaitu produksi f. Akses pasar terbatas
optimal, kualitas cukup modal sendiri. Terbatasnya kemampuan petani
Kategori Kurang Baik (KB) adalah petani mengakses pasar juga merupakan salah
yang produksi optimal tetapi modal bukan satu kelemahan didalam usaha
milik sendiri. Petani dengan produksi yang pengembangan manggis. Selama ini
tidak optimal dan sumber dana bukan milik penjualan hanya dilakukan oleh
sendiri termasuk dalam kategori Tidak pedagang-pedagang lokal sehingga harga
Baik (TB). yang didapatkan tergantung pada
d.Penggunaan nama manggis daerah pedagang-pedagang tersebut.
lain Dengan kamajuan teknologi yang ada
Manggis yang selama ini beredar di dibidang informasi, telekomunikasi dan
pasar lebih dikenal daripada manggis transportasi, maka sudah saatnya petani
yang berasal dari Trenggalek. Padahal mulai mengakses pasar untuk
kenyataan di lapangan manggis tersebut mendapatkan harga yang lebih baik.

49
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

Penjualan menembus pasar modern,lewat dalam kriteria Sangat Baik (SB).Hanya


internet dan ekspor perlu ditingkatkan. menerima dan memperhatikan saja
Kriteria dalam kuisioner yaitu bila masuk kategori Baik(B) dan menerima
petani sudah menghasilkan produk strategi tetapi kurang memperhatikan
manggis yang optimal dan berkualitas termasuk kriteria Kurang Baik (KB). Usaha
mampu menembus pasar modern dan budidaya manggis yang tidak menerima
ekspor maka termasuk kategori Sangan dan tidak memperhatikan strategi
Baik (SB). Bila produk sudah optimal pemasaran, maka termasuk dalam
dengan kualitas baik serta sudah menjual kategori Tidak Baik.
ke luar daerah serta memperhatikan akses c. Adaptasi Teknologi
pasar maka kriterianya Baik (B). Petani Sebagai pelaku agribisnis manggis
yang telah memasarkan produknya ke luar maka harus mengikuti perkembangan
daerah tetapi belum memperhatikan akses teknologi terkini yaitu perbanyakan bibit
pasar maka kriterianya Kurang Baik (KB). dengan kultur jaringan. Teknologi ini
Kriteria Tidak Baik (TB) berdasadrkan penting untuk mendapatkan produk yang
kategori petani tidak mampu menjual berkualitas.
sendiri dan tidak mengetahui akses pasar. d. Kebijakan Moneter
Pemerintah telah menggulirkan
Faktor kelemahan seperti beberapa kredit usaha atau permodalan.
manajemen budidaya manggis, Dengan adanya dana PUAP, KKPE
kepemilihan lahan yang kecil,permodalan, maupun kredit lunak yang lainya,
dan akses pasar, dari tanggapan diharapkan petani memanfaatkan untuk
responden disebutkan berada pada pengembangan usahanya. Kebijakan
kategori baik yang artinya faktor-faktor moneter yang lain daripemerintah adalah
tersebut baik mempengaruhi dalam adanya subsidi pupuk dan obat-obat
strategi pengembangan agribisnis pertanian.
manggis. Sedangkan faktor penggunaan e. Industri Pengolahan Hasil Pertanian
nama daerah lain dan pemeliharaan Tumbuhnya industri pengolahan
tanaman yang kurang memperlihatkan hasil pertanian yang memadai merupakan
respon yang kurang mempengaruhi dalam peluang dalam pengembangan
pengembangan manggis. manggis.Baik dalam skala kecil (home
Identifikasi Faktor-faktor Peluang industri) maupun indutri besar.
(Oppurtunities) f. Sarana Produksi
a. Pengembangan Varietas Baru Kriteria dalam kuisioner untuk
Varietas Kaligesing sebenarnya parameter sarana produksi adalah usaha
bukan jenis manggis yang baru di budidaya manggis yang sangat tercukupi
Kabupaten Trenggalek. Namun dalam sarana produksinya termasuk dalam
perkembanganya petani kurang diminati kategori Sangat Baik (SB). Usaha yang
petani karena produksi yang dihasilkan tercukupi masuk dalam kategori Baik(B),
hampir sama dengan jenis lokal kurang mencukupi Kurang Baik (KB) dan
sedangkan memperoleh bibitnya lebih sulit tidak tercukupi (TB)
dan sedikit mahal. Faktor peluang pengemabnagn
Permintaan pasar akan manggis varietas baru mmeperlihatkan faktor
yang terus meningkat menumbuhkan tersebut snangat baik mempengaruhi
pemulia tanaman dan menghasilkan dalam strategi pengembangan agribisnis
varietas yang baru. manggis di Kabupaten Trenggalek.
b. Strategi Pemasaran Sedangkan faktor strategi pemasaran,
Strategi pemasaran dalam adoptasi teknologi, kebijakan moneter dan
pengembangan manggis memegang sarana produski berada dalam kategori
peranan penting dan strategis.Petani baik yang artinya faktor-faktor tersebut
dapat membaca peluang pasar.Kriteria cukup mempengaruhi dalam strategi
untuk indikator strategi pemasaran adalah pengembangan agribisnis manggis.
usaha budidaya yang sangat menerima Sedangkan faktor industri pengolahan
strategi pemasaran dan juga sangat hasil pertanian dari tanggapan responden
memperhatikan, menerapkan masuk pada kategori kurang baik artinya, faktor

50
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

tersebut kurang mempengaruhi dalam meminimalkan dampak yang ditimbulkan


strategi pengembangan manggis di kategori Kurang Baik (KB) dan kategori
Trenggalek. Tidak Baik (TB) yaitu tidak dapat
Identifikasi Faktor-Faktor Ancaman meminimalkan akibat manggis impor
(Treahts) seminim mungkin.
a. Bencana Alam c. Alih Fungsi Lahan
Bencana Alam seperti tanah Penduduk yang meningkat
longsor, angin puting beliung, banjir dan membawa dampak banyaknya alih funngsi
gunung meletus sewaktu-waktu bisa lahan terutama lahan pertanian yang
terjadi yang merupakan ancaman yang berubah menjadi perumahan, perkantoran,
patut waspadai dalam pengembangan industri dan pertokoan. Hal ini
manggis. Bencana alam sering kali mengakibatkan semakin sempitnya lahan
menimbulkan kerugian materiil yang untuk mengembangkan manggis.
sangat besar dan diperlukan usaha Kriteria untuk meminimalkan akibat
penanganan dengan tenaga dan dana adanya alih fungsi lahan seminim
yang besar serta waktu yang cukup lama. mungkin, maka termasuk kategori Sangat
Bencana bila terjadi memang sulit untuk Baik (SB). Usaha budidaya manggis yang
dihindari tetapi langkah-langkah antisipasi hanya dapat meminimalkan akibat alih
sangat diperlukan agar tidak membawa fungsi lahan (B), kurang dapat
dampak yang lebih besar. meminimalkan alih fungsi lahan, tremasuk
Kriteria dari kuisioner untuk kriteria Kurang Baik dan tidak dapat
bencana alam diantaranya meminimalkan meminimalkan kriteria Tidak Baik (TB).
seminim mungkin termasuk dalam d. Perubahan Musim
kategori Sangat Baik (SB). Kriteria Baik Pemanasan global mengakibatkan
yaitu meminimalkan saja usaha yang perubahan iklim. Hal ini merupakan
dilakukan. Usaha budidaya manggis yang ancaman terutama yang berkaitan dengan
kurang dapat meminimalkan akibat musim penghujan dan kemarau.
bencana alam seminim mungkin masuk Perubahan cuaca yang ekstrim
kategori Kurang Baik (KB). Usaha yang mengganggu pertumbuhan tanaman
tidak meminimalkan akibat bencana alam manggis.
seminim mungkin maka termasuk dalam e. Hama Penyakit
kriteria Tidak Baik (TB). Hama dan penyakit merupakan
b. Manggis Impor ancaman yang perlu mendapat perhatian
Adanya kebijakan regulasi pasar serius. Bila serangan masih diambang
bebas membawa dampak dibukanya batas, maka dikendalikan seperlunya.
pasar kita bagi produk-produk luar negeri. Namun bila serangan telah meluas perlu
Masuknya buah impor tentu merupakan langkah-langkah pemberantasan dengan
pesaing yang dapat mengancam keberaan tetap mempertimbangkan sebijaksana
buah lokal.,terutama manggis. Agar tidak mungkin dampak lingkungan yang akan
kalah bersaing tentu produk lokal harus ditimbulkan.
mempunyai kualitas yang baik.
Peran pemerintah dalam mengatur KESIMPULAN DAN SARAN
tataniaga manggis impor untuk melindungi Kesimpulan
keberadaan manggis lokal sangat Berdasarkan analisa SWOT dan dengan
diharapkan melalui kebijakan-kebijakan beberapa tahapan analisa maka dapat
yang dikeluarkan terutama untuk disimpulkan :
membatasi kuota yang bisa masuk ke 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam negeri. dalam pengembangan agribisnis
Kriteria untuk dampak manggis manggis di Kabupaten Trenggalek yaitu
impor yaitu usaha budidaya manggis yang faktor internal yang menjadi kekuatan,
dapat meminimalkan seminim mungkin faktor internal yang menjadi kelemahan
masuk dalam kategori Sangat Baik (SB). dan juga faktor ekternal yang mnejadi
Usaha budidayayang hanya peluang serta yang menjadi ancaman.
meminimalkan saja akibat buah impor 2. Dari Hasil Analisa SWOT strategi
masuk kategori Baik (Baik). Kurang dapat yang paling efektif dan efisien untuk

51
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

mengembangkan manggis di Kabupaten Hortikultura.Departemen


Trenggalek adalah strategi SO yaitu Pertanian. Jakarta
dengan memaksimalkan kekuatan yang
ada dan memanfaatkan peluang yang _________________, 2008.Hama dan
tersedia dengan langkah strategi sebagai Penyakit Tanaman Manggis .
berikut : Dinas Pertanian Propinsi Jawa
a. Agroekologi yang sesuai Timur. Surabaya
dipadukan dengan SDM yang mampu
menciptakan strategi pemasaran serta _________________, 2009.BSNI Manggis
mampu mengikuti tren pasar dalam . Standar Nasional
kompetisi pasar manggis Indonesia.Jakarta
b. Ketersediaan varietas unggul yang
mengadopsi dari teknologi kultur jaringan _________________, 2012.SPOManggis .
sehingga produk yang dihasilkan Dinas Pertanian Perkebunan dan
berkualitas Kehutanan Kabupaten
c. Produksi manggis semakin unggul Trenggalek.Trenggalek
baik kualitas maupun kuantitas karena
adanya sarana produksi dan kebijakan _________________, 2014. BPS. Badan
pemerintah yang mendukung serta Pusat Statistik. Jakarta
memihak pada petani manggis.
Saran _________________, 2014. BPS. Badan
a. Pemerintah perlu mendukung dalam Pusat Statistik. Jakarta
upaya pengembangan manggis di _________________, 2014.Peluang
Kabupaten Trenggalek melalui Manis Buah Manggis.
program penyedia sarana prasarana
budidaya manggis, bimbingan teknis Ander Sparta, 2012. Kultur Jaringan Solusi
serta menyediakan bibit unggul. Perbanyakan Benih
b. Pemerintah perlu adanya pembatasan Manggis
impor buah sehingga petani manggis di Astoko Endro.2014. Strategi
dalam negeri memiliki peluang yang Pengembangan Agribisnis
cukup besar baik di pasar dalam Nanas.Uniska Kediri
maupun luar negeri. Dirjen PPHP Deptan 2007. Penanganan
c. Pemerintah perlu mengembangkan Pasca Panen Buah. Direktorat
agrowisata manggis untuk menarik Jenderal Pengolahan dan
wisatawan maka akan meningkatkan Pemasaran Hasil Pertanian
keuntungan petani dan meningkatkan Departemen Pertanian. Jakarta
pendapatan daerah
d. Perlu adanya pembinaan kepada petani Ellina dkk. 2005. Morphological variability
manggis serta dilakukan penelitian of apomictic mangosteen (garcinia
tentang varian produk manggis dan mangostana l.) In indonesia:
manajemen usahanya. morphological evidence of natural
populations from sumatra and
DAFTAR PUSTAKA java.Journal

_________________, 2003. Profil Sentral Gatot, Rahayu. 2013.Strategi Pemasaran


Produksi Manggis.Direktorat Buah Pisang.Uniska. Kediri
Jenderal Bina Produksi Kotler, Philip, AB. Susanto. 2000.
Hortikultura. Jakarta Manajemen Pemasaran di
_________________, 2003. Standar Indonesia, Buku 2 Salemba Empat
Prosedur Operasi (SPO) Kotler, Philip. 2002. Manajemen
Penerapan Sistem Jaminan Mutu Pemasaran. Prehalindo. Jakarta
Manggis . Direktorat Jenderal Bina Liferdi dan R. Poerwanto. 2011. Korelasi
Produksi Hortikultura. Jakarta Konsentrasi Hara Nitrogen Daun
_________________, 2004. Jurnal dengan Sifat Kimia Tanah dan
Hortikultura.Ditjen Bina Produksi

52
Magister Agribisnis (Volume 18 Nomor 02 Juli 2018)
ISSN : 1829-7889

Produksi Manggis.Blaitbang
Hortikultura. Jakarta
Mardatilla, Indana. 2011. Managemen
Pengembangan Agribisnis
Pembesaran Ikan Gurami di Desa
Canggu Surowono Kec. Badas.
Uniska. Kediri

Nazarudin,. 1994. Sayuran dari dataran


rendah. Penebar Swadaya. Jakarta

Nuhung, I.A. 2007 Membangun Pertanian


Masa Depan. Aneka Ilmu. Semarang

Nugroho, Agung.2007.Manggis (Garcinia


mangostana L) Dari Kulit Buah
yang terbuang hingga menjadi
Kandidat suatu
Obat.UGM.Yogyakarta
Palil, 2003. Studi Kelayakan Usahatani
Manggis.Universitas Kadiri. Kediri

Rangkuti, Fredi 2000. Analisa SWOT


teknik membedah Kasus Bisnis.
Gramedia. Jakarta
Soekartawi. 2003. Agribisnis, Teori dan
Aplikasinya. Raja Grafindo
Persada.Jakarta
Swastha D.H.Basu. 1984. Azas-azas
Marketing.. Liberty. Yogyakarta

WagionoY dan Firdaus S. 2006. Daya


Saing dan siistem Pemasaran
Manggis Indonesia.

Warid Ali Qosim. 2013. Pengembangan


buah manggis sebagai komoditas
ekspor Indonesia. Universitas
Padjajaran. Bandung

Warid Ali Qosim.2007. Buah


Manggis`primadona Ekspor
Indonesia.Pikiran Rakyat

Wulyono, Triyo. 2013. Strategi


Pengembangan Itik dalam rangka
meningkatkan pendapatan
peternak di Kabupaten Kediri.
Uniska. 2013

53

Anda mungkin juga menyukai