Anda di halaman 1dari 3

Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga

Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk
menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit
berbasis lingkungan. Untuk menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana
berupa sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair
rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi
dengan sumur resapan. Limbah cair rumah tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan
dari buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke saluran
pembuangan air limbah
Prinsip Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah:
a) Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur dengan air dari jamban
b) Tidak boleh menjadi tempat perindukan vektor
c) Tidak boleh menimbulkan bau
d) Tidak boleh ada genangan yang menyebabkan lantai licin dan rawan kecelakaan
e) Terhubung dengan saluran limbah umum/got atau sumur resapan.
UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH

a. SEPTICTANK
Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic
tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan
udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak
mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :
1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
2. Untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai
septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3. Septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air
limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
4. Waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan
setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur
diperhitungkan 2-4 tahun.
6. Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari
pipa air keluar.
7. Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk
membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu
diperhatikan hal berikut :
1. Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian
kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm
terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
2. Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang
memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar.
Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus  tanpa belokan, karena belokan atau sudut
dapat membuat mampat.
3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank
dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran
(1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang
dibutuhkan.
4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama.
Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air,
tanah maupun beban lainnya.

b. SUMUR RESAPAN

Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap
rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.

Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam


mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan,
karena dengan pertimbangan :

1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar


2. Tidak memerlukan biaya yang besar
3. Bentuk konstruksi SRA sederhana

Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :

1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga


mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. Mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai