Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

DED DAN RAB

6.1. Disain Teknologi Pilihan

Maksud penyusunan DED adalah penyusunan suatu Rencana Teknis Pekerjaan dengan urutan
kerja yang sistematis dan perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan hasil yang lengkap dan
terinci.

Secara umum, Dokumen DED adalah Penyusunan Laporan suatu Pekerjaan yang berupa
Gambar Kerja secara lengkap dan terdiri dari berbagai Skala Gambar, dalam Pelaksanaan
Penyusunan Dokumen DED melalui Tahapan Kegiatan sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
2. Survey Lapangan
3. Analisis dan Perencanaan
4. Penyusunan Rancangan Teknis (Detailed Engineering Design / DED)

nuhi baku mutu yang ditetapkan

6.2. Kriteria Disain dan Bangunan Pelengkap


 Disain Teknis Infra Struktur

I. Jaringan Perpipaan Air Limbah

a. Pipa induk (primer) : Pipa PVC Klas SDR-41 Ø 6” dan panjang (L) = m
b. Pipa lateral (sekunder) : Pipa PVC Klas D Ø 4” dan L = m
c. Pipa pelayanan/sambungan rumah : Pipa PVC Klas D ø 3” m dan assesoris
dibiayai program, selebihnya merupakan kontribusi/swadaya warga.

II. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


a) Komponen unit pengolahan air limbah terdiri dari : BakGrease Trap/Grit Chamber,
BakEqualisasi,Bak Sedimentasi/Settler, Anaerobic Baffled Reactor, Anaerobic Filter.
b) Grit Chamber (penangkap padatan) :
adalah perlakuan awal sebelum masuk ke sistim pengolahan limbah yang berfungsi
untuk menangkap padatan inorganic (grit) pasir, kerikil, lumpur, logam dll. yang
tidak dapat diuraikan oleh bakteri/mikroorganisme akan membentuk endapan yang
22
membebani settling tank/settler yang sekaligus berfungsi sebagai bak inlet. Bahan
padat yang dapat terurai tidak boleh mengendap disini karena HRT pada grit chamber
relatif singkat.
c) Equalisasi : bukan merupakan suatu proses pengolahan tapi
merupakan teknik untuk meningkatkan efektifitas pada proses pengolahan
selanjutnya. Bak equalisasi berguna untuk : (1) membagi dan meratakan volume
pasokan (influent) untuk masuk pada proses treatment, (2) meratakan beban organic
untuk menghindari shock loading, (3) meratakan pH, (4) meratakan kandungan
padatan tersuspensi
d) Settler : sama dengan settling tank/septic tank dimana
didalamnya terjadi proses sedimentasi/pengendapan dan dilanjutkan dengan
stabilisasi dari bahan yang diendapkan tersebut melalui proses anaerobic
e) Anaerobic Buffle Reactor : juga disebut Buffle Septic Tank/Septic Tank Susun
tujuannya untuk mengalirkan air limbah dimana terjadi proses pengendapan
selanjutnya melewati/mengkontakan dengan lumpur aktif dan terjadi proses
penguraiankarena kontak antara limbah dengan akumulasi mikroorganisme pada
lumpur aktif. Hal penting yang harus diperhatikan adalah kecepatan aliran/velocity
atau upstream/up flow velocity dalam chamber/bak pengolah. Upstream/up flow
velocity jangan lebih dari 2 m/jam
f) Anaerobic Filter : juga dikenal dengan sebutan Fixed Bed/Fixed Film Reactor.
Sistem ini diharapkan untuk memproses bahan-bahan yang tidak terendapkan dan
bahan padat terlarut (dissolved solid) secara mengkontakan dengan surplus mikro
organism pada media filter dimana akan menguraian bahan organic terlarut (dissolved
organic) dan bahan organic yang terspresi (dispersed organic) yang ada dalam limbah.

g) Air limbah terolah (efluen) dibuang ke badan air penerima/sungai yang berada 60 m
dari lokasi IPAL sesuai baku mutu yang disyaratkan.

III. Bangunan Pelengkap/Penunjang

a. Bak Perangkap Lemak (grease-traps) adalah bak kontrol yang dibangun dari pasangan
batu bata kedap air, dilengkapi pipa masuk (inlet) dan pipa keluar (outlet) yang diberi
lubang-lubang, berfungsi memisahkan lemak dan sampah dari air bekas
mandi/cuci/masak.

23
b. Man-holes merupakan bak kedap air yang ditempatkanpada interval tertentu di
sepanjang saluran perpipaan air limbah, dipersimpangan pipa, khususnya pada titik
dimana jalur pipa berubah arah(vertikal dan horisontal). Man-holes juga berfungsi
sebagai lubang akses untuk pemeriksaan, pembersihan dan perbaikan.
Gambaran secara keseluruhan desain teknis komponen sistem penyaluran dan pengolahan
air limbah komunal termasuk dimensi/ukuran komponen sistem, seperti disajikan pada
Gambar Kerja (DED) dalam Dokumen RKM.

 Fungsi Bak Pengolah Limbah


Unit yang dipilih pada komplek Yayasan Tunas Bangsa Soposurung Tobasa adalah IPAL
Komunal, dimana sistem ini diharapkan bisa mengatasi pencemaran sumber air (sumur) dan
air permukaan. Sistim ini memanfaatkan laju aliran secara berputar. IPAL Dibangun
dengan Kapasitas pengguna sebasar 250 jiwa dengan volume bak/IPAL 72.000 Masing-
masing bak memiliki fungsi yang berbeda yaitu :
a. Bak Grease Trap dan Grit Chamber (perangkap lemak dan penangkap padatan : adalah
perlakuan awal sebelum masuk ke sistim pengolahan limbah yang berfungsi untuk
menangkap lemak dan padatan inorganic (grit) pasir, kerikil, lumpur, logam dll. yang
tidak dapat diuraikan oleh bakteri/mikroorganisme akan membentuk endapan yang
membebani settling tank/settler. Bahan padat yang dapat terurai tidak boleh mengendap
disini karena HRT pada grit chamber relatif singkat. Bak Grease Trap dan Grit Chamber
sekaligus berfungsi sebagai Bak Inlet.
b. Bak Equalisasi : bukan merupakan suatu proses pengolahan tapi
merupakan teknik untuk meningkatkan efektifitas pada proses pengolahan selanjutnya.
Bak equalisasi berguna untuk : (1) membagi dan meratakan volume pasokan (influent)
untuk masuk pada proses treatment, (2) meratakan beban organic untuk menghindari
shock loading, (3) meratakan pH, (4) meratakan kandungan padatan tersuspensi

c. Settler (Bak Pengendap/Penghancur)


Proses pengolahan limbah domestik yang terjadi pada tangki septik adalah
prosespengendapan dan stabilisasi secara anaerobik. Tangki septik bisa dianggap
sebagaiproses pengolahan awal (primer).

d. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

24
ABR adalah teknologi septic tank yang diperbaiki karena adanya deretan dinding
penyekat yang memaksa air limbah mengalir melewatinya secara turun-naik.Aliran
seperti ini menyebabkan aliran air limbah yang masuk (influent) lebihintensif terkontak
dengan biomassa anaerobik, sehingga meningkatkan kinerjapengolahan air
limbah.Penurunan BOD dalam ABR lebih tinggi daripada tangki septik, yaitu sekitar 70-
95% dan unit ABR perlu dilengkapi dengan saluran udara.

e. Filter Anaerobik (Bio-Filter)


Filter Anaerobik berupa sebuah tangki septik yang di isi satu atau lebih kompartemen
(ruang) yang dipasangi filter.Media Filter yang digunakan dalam instalasi ini adalah
batu vulkan yang mudah diperoleh di wilayah Kabupaten Sleman.Bakteri aktif
ditambahkan untuk memicu proses. Bakteri aktif didapat dari lumpur tinja tangki septik
dan disemprotkan pada materi filter. Aliran air limbah yang masuk (influent) akan
mengaliri filter, kemudian materi organik akan diuraikan oleh biomassa yang menempel
pada materi filter tersebut. Diperlukan 6 - 9 bulan untuk menstabilkan biomassa di awal
proses.

 Sistem Perpipaan Air Limbah

Pipa penyalur air limbah dari PVC atau beton yang berada diluar bangunan harus kedap air,
kemiringan minimum 0,6% - 1% belokan lebih besar 45% dipasang clean-out atau
pengontrol pipa dan belokan 90% sebaiknya dihindari atau dengan dua kalibelokan atau
memakai bak kontrol.

Jaringan perpipaan air limbah dilengkapi dengan pipa aliran masuk dan keluar, yang dapat
berupa sambungan T atau sekat, dimana kedudukan pipa aliran keluar 5-10 Cm lebih rendah
dari pipa aliran masuk. Jarak IPAL dan badan air penerima = 50 m, ke sumur air bersih
terdekat = 100 m.

 Analisis Pengolahan Limbah

Dalam pelaksanaan Program SANIMAS - DAK, tahap akhir dari masa Preparasi atau
Persiapan adalah didapatnya desain bangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Komunal beserta Rencana Pembiayaannya (RAB).
Proses menuju penyelesaian DED/RAB melalui proses seleksi pemilihan kebutuhan sarana
dan Teknologi yang akan digunakan. Pemilihan teknologi dipertimbangkan berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan operasional perawatan masyarakat, jumlah pemanfaaat, besaran
25
biaya yang akan dipergunakan, ketersediaan lahan serta pembuangan akhir dari limbah
terolah (badan air penerima/sungai). Semua proses dikembalikan kepada warga/masyarakat
sebagai pengambil keputusan.

I. KETENTUAN DEBIT
Kebutuhan air/orang/hari = 120 lt/hari (tolok ukur yang akan digunakan)
Efisiensi penggunaan air/orang/hari 120 liter
Estimasi pilihan menjadi limbah 80 % adalah 100 lt.
Volume limbah yang dihasilkan 399 jiwa x 100 lt = 39.900 lt atau 39.9 m³
Limbah padat/sludge/lumpur = 6% x 39.9m³ = 2.39 m³
(dari aktivitas dapur, cuci dan BAB).
Berat Kering Tinja antara 35gr – 70gr, berat basah 135gr – 270gr
Total limbah yang dihasilkan oleh 100 kk/hari = 60+3 m³ atau 63 m³
Jam Sibuk adalah 10 jam (05.00-10.00 dan 16.00-21.00)
COD air limbah rumah tangga berkisar 800-2000 mg/lt
asumsi yang dipakai 1500 mg/lt
BOD air limbah rumah tangga berkisar 200-1000 mg/lt
asumsi yang dipakai 800 mg/lt

II. PROSES DAN ANALISIS PENGOLAHAN


Proses yang dimaksud adalah sistem laju aliran dalam instalasi pengolahan limbah dengan
menggunakan analisis perhitungan DEWATS - Decentralized Wastewater Treatment in
Developing Countries oleh Ludwig Sasse tahun 1998
1. Dimensi Grease Trap dan Grit Chamber :
Perhitungan :
Flow rate : 60 ltr/menit
HRT diambil 7.10 menit
Maka volume basah kontruksi Grease Trap dan Grit Chamber yang dibutuhkan
: 60ltr/mnt x 7.10 mnt
:426.00 ltr atau 0.43 m³

Dimensi Grease Trap-grit Chamber yang dipilih Panjang 0.85 m, Lebar 1 m, Tinggi
Basah 0.50 m³

26
2. Equalisasi
Perhitungan :
Flow rate : 60 ltr/mnt
HRT diambil 60 menit
Maka volume basah kontruksi bak Equalisasiyang dibutuhkan
: 60 ltr/mnt x 60 mnt
: 3.600 ltr atau 3,6m³
Dimensi Bak Equalisasi yang dipilih Panjang 1,4 m, Lebar 1,70 m, Tinggi Basah 3.06

2. Dimensi dan Analisis Bak Pemisah/SETTLER :


Settler didisain untuk dapat menampung 40% - 70% dari total limbah.
PERHITUNGAN VOLUME DESAIN :
60% x 57,6 m³ = 34,56 m³, maka disain bak adalah :
P x L x T = 3,5 m x 3,5 m x 3.15 m = 37,975 m³ (Settler)
3,5 m x 3,5 m x 0,4 m = 4,9 m³, sebagai ruang gas dan kontrol.
Dimensi Efektif Cairan/Ruang Basah = 3m x 3m x 2,7 m = 24,3 m³
Settler dibagi menjadi dua bagian (chamber) dengan dimensi 3,5 m x 3,5 m x 3,15 m =
7,975 m³
Dalam tahap ini kadar awal COD adalah 1500 mg/l dan BOD adalah 800 mg/l dengan
lama waktu tinggal (HRT) 2 jam terjadi proses penurunan COD sebesar 29 % sehingga
keluaran COD dari tangki Settler (100% - 29%) x 1500 mg/l = 1106 mg/l. Sedangkan
keluaran BOD adalah 577 mg/l atau penurunan BOD sebesar 26 %.

3. Dimensi dan Analisis Anaerobic Baffle Reactor (ABR)

Anaerobic Baffle Reactor (ABR ) merupakan tempat sedimen halus dan mengkontak
limbah dengan lumpur aktif dengan partikel terlarut, fermentasi dan stabilisasi partikel :
Bak Pengendap/ABR didisain dengan dimensi P = 1 m, L = 3.5 m, T = 3,15 m dengan
jumlah Bak/Chamber sebanyak 5 (lima) buah
Dimensi Total Baffle = 5 m x 3,5 m x 3,15 m = 55,125 m³
Dimensi Efektif Cairan = 5 m x 3,5 m x 2,75 m = 48,125 m³
ABR dibagi menjadi 5 (lima) bagian/chamber dengan dimensi masing-masing
1 m x 3,5 m x 2,70 m

27
Dalam tahap ini kadar COD awal adalah 1106 mg/l. dan BOD adalah 577 mg/l yang
merupakan keluaran/efluent dari tangki settler. dengan kecepatan aliran/velocity rata-
rata 1 jam/m serta lama waktu tinggal (HRT) didalam tangki ABR total selama 22 jam
terjadi proses penurunan COD sebesar 57 % sehingga keluaran COD dari tangki Settler
(100% - 64%) x 1106 mg/l. = 401,86 mg/l. Sedangkan keluaran BOD menjadi 167,65
mg/l atau penurunan BOD sebesar 73%

4. Dimensi dan Analisis Anaerobic Filter


Anaerobic Filter tujuan utamanya adalah mengolah materi yang yang tidak terendapkan
dan bahan padat terlarut (dissolved solid) dengan cara mengkontakkan dengan surplus
mikroorganisme.
Bak Anaerobic Filter didisain dengan dimensi P = 2,2 m, L = 3,5 m, T = 3,15 m dengan
ketebalan media filter 165 cm
Dimensi Total Bak Anaerobic Filter= 2,2 m x 3,5 m x 3,15 m x 4 = 97,02 m³
Dimensi Media Filter = 2,2 m x 3,5 m x 1,65 m x 4 = 50,82 m³
Dimensi Efektif Cairan = 2,2 m x 3,5 m x 2,70 m x 4 = 83,16 m³
Bak Anaerobic Filter dibagi menjadi 4 (empat) bagian/chamber dengan dimensi masing-
masing 2.2 m x 3,5 m x 3,15 m
Dalam tahap ini kadar COD awal adalah 401,86 mg/l. dan BOD adalah 167,65 mg/l
yang merupakan keluaran/efluent dari tangki ABR. dengan kecepatan aliran/velocity
rata-rata 1,65 jam/m serta lama waktu tinggal (HRT) didalam tangki Anaerobic Filter
total selama 24.9 jam terjadi proses penurunan COD sebesar 74 % sehingga keluaran
COD dari tangki ABR (100% - 74%) x 401,86 mg/l = 105 mg/l. Sedangkan keluaran
BOD menjadi 28 mg/l atau penurunan BOD sebesar 83 % yang merupakan keluaran
akhir dari proses pengolahan dalam IPAL dan berada dibawah ambang batas baku mutu
air limbah

28
Tabel 6.1. Analisis Efluent pada Bak Settler

General spread scheet for tow-chamber settler (ST)


time of
daily max flow HRT settleable settleable
most COD BOD5 COD BOD5
waste at peak inside SS / COD SS / COD
waste inflow inflow outflow outflow
water flow hours tank inflow outflow
water flow
given given calcul. given given chosen given calcul. calcul. calcul.
m³/day h m³/h mg/l mg/l h mg/l / mg/l mg/l / mg/l mg/l mg/l
36.0 10 3.60 792 417 2.0 0.45 0.43 584 301
COD/BOD 5 -> 1.90 1,5-2,0 h 0,4-0,55 domestic BODrem.-> 1.06
dimensions
minimum
inner actual
de- water volume COD
width of inner length of first length of second volume of
sludging depth at incl. removal
septic chamber chamber septic
interval outlet sludge rate
tank tank
point
chosen chosen chosen requir. chosen requir. chosen requir. check ! calcul.
months m m m m m m m³ m³ %
24 1.20 1.50 6.36 6.00 3.18 3.60 17.18 17.28 26%
sludge l/g BODrem. 0.0033

Sumber Analisis Hand Book DEWATSin Development Countries oleh Ludwig Sasse 1998

29
Tabel 6.2. Analisis Efluent pada Bak Anaerobic Bufle Reactor

General spread sheet for baffled reactor


general data dimensions
time of
avg. daily settleable lowest length of number of
most COD BOD5 depth at
waste SS / COD digester length of chambers downflow width of chambers upflow
waste inflow inflow outlet
water flow ratio temp. shaft chambers
water flow
given given given given given given chosen required chosen chosen required chosen chosen
m³/day h mg/l mg/l mg/l / mg/l °C m max.! m m min.! m No.
36.00 10 584 301 0.45 28 1.50 0.75 0.75 0.00 4.80 1.20 6
COD/BOD ratio 1.94 0,35 -0,45 for domestic ww min 12 cm, or 0 in case of down pipes
intermediate and secondary results
upflow BOD rem actual biogas
max peak actual HRT in
velocity rate volume of org. load (ass: CH4
factors to calculate BOD removal rate of baffled reactor flow per upflow baffled
best below calcul. by baffled (BOD5) 70%; 50%
hour velocity tank
1 m/h factors reactor dissolved)
chosen calculated according to graphs 17% max.! calcul. calcul. calcul. calcul. calcul.
m/h f-overload f-strength f-temp f-chamb. f-HRT applied m³/h m/h m³ h kg/m3*d m³/d
1.00 1.00 0.77 1.05 0.97 0.22 17% 3.60 4.00 8.10 5 3.21 3.00
procedure of calculation treatment efficiency
1. Fill in all figures in bold (until A12) 2. Check your effluent quality whether CODout or COD /
total
BODout is sufficient. 3. Check whether the total length of the tank suits your site. 4. If BOD total COD
BOD5 COD out BOD out
the result is not satisfying increase or reduce the number of chambers (M6) first. 5. If removal rem.rate
the result is still not satisfying increase or reduce the depth (G6). rem.rate
factor
calcul. calcul. calcul. calcul. calcul.
% % mg/l mg/l
17% 1.06 16% 491 250

Sumber Analisis Hand Book DEWATS in Development Countries oleh Ludwig Sasse 1998

30
Tabel 6.3. Analisis Efluent pada Bak Anaerobic Filter

General spread scheet for anaerobic filter (AF)


general data dimensions
time of specific
daily lowest voids in depth of number of width of
most COD BOD5 SSsettl. / surface of length of
waste digester filter filter filter filter
waste inflow inflow COD ratio temper. filter each tank
water flow mass tanks tanks tanks
water flow medium
given given given given given given given given chosen chosen chosen chosen
m³/day h mg/l mg/l mg/l / mg/l °C m²/m³ % m m No. m
36.00 10 491 250 0.45 28 100 40% 1.50 1.50 2 1.20
COD/BOD5 normal range range cal.max
1.96 0,35-0,45 (domestic) 80 -120 30-45 1.50
treatment data
HRT max. COD BOD5 COD BOD5
inside AF velocity in factors to calculate COD removal rate of anaerobic filter removal removal outflow of outflow of
reactor filter voids rate rate AF AF
check! check ! calculated according to graphs calcul. calcul. calcul. calcul.
h m/h f-temp f-load f-strenght f-surface f-HRT f-chamb. % % mg/l mg/l
3.0 5.00 1.05 1.00 0.91 1.00 0.48 1.08 49% 52% 248 119
normal max.
24 - 48 h 2.00
intermediate calculations
net
max. BOD/COD org.load biogas
filter volume of
peak flow rem. on AF pro-
height filter
per hour Factor AF COD duction
tanks
calcul. calc. calcul. calcul. calcul. calcul.
m³/h ratio kg/m³*d m m³ m³/d
3.60 1.06 3.99 0.45 4.43 2.19

Sumber Analisis Hand Book DEWATSin Development Countries oleh Ludwig Sasse 199

31
Pembangunan Bak IPAL nantinya akan memunculkan 0,25 m bak diatas permukaan
tanah untuk menghindarkan genangan air dari sekitar instalasi, sehingga bidang yang tergali
adalah sedalam 3 m kedalam tanah

Dari perhitungan volume desain bak, kalibrasi ulang dengan menggunakan lembar
kalkulasi (analisis sistem DEWATS) dalam hand book DEWATSDecentralised Wastewater
Treatment in Developing Countries, Ludwig Sasse1998 arahan dari konsultan pusat dan ternyata
memenuhi sebagai kriteria desain yang akan dibangun. Dalam konsultasi akhir PPIU Provinsi
DIY memberikan arahan penyempurnaan bentuk, untuk memaksimalkan proses laju aliran dan
dekomposisi, serta proses pengurasan nantinya

6.3. RAB (Rencana Anggaran Biaya)


Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya suatu Bangunan atau Proyek adalah
Perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk Bahan dan Upah, serta Biaya - biaya lain
yang berhubungan dengan Pelaksanaan Bangunan atau Proyek tersebut. Anggaran Biaya
merupakan Harga dari Bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.
Anggaran Biaya pada Kegiatan yang sama akan berbeda - beda di masing - masing daerah,
disebabkan karena perbedaan Harga Bahan dan Upah Tenaga Kerja.

a. Harga Satuan Upah dan Bahan

Yang dimaksud dengan Bahan dan Material adalah Besarnya Jumlah Bahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan.Besarnya Harga Bahan
dan Material tergantung bervariasi pada setiap daerah misalnya harga Semen, Pasir, Batu
Kali dan sebagainya.Harga Bahan dihitung dengan satuan per unit, buah atau m³ disesuaikan
dengan Jenis Bahan tersebut.

Harga Satuan Upah dan Bahan/Material dalam RAB pembangunan IPAL Komunal dan
Jaringan Pemipaan Program SANIMAS - DAK di Desa Sibuea didasarkan pada
perbandingan harga survey material setempat dengan dasar hasil survey 3 Toko, selanjutnya
diambil rata-rata sebagai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk menjadi acuan dalam
menyusun RAB

32
Untuk harga satuan upah pekerja diperhitungkan sesuai keahlian masing-masing pekerja
(Rp/Hari) dan untuk harga bahan dihitung dengan satuan per unit, buah, liter atau m³
sesuaikan jenis bahan/material yang digunakan.

b. Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah Jumlah Harga Bahan dan Upah
Tenaga Kerja berdasarkan Perhitungan Analisa suatu Kegiatan.Harga Bahan didapat
dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.Upah
Tenaga Kerja didapatkan dilokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang
dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.

Ada Tiga istilah yang harus dibedakan dalam Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga Satuan
Pekerjaan dihitung berdasarkan satuan per pekerjaan. Sebagai contoh adalah Harga Satuan
Pekerjaan untuk 1 m² Pasangan Batu Bata dengan campuran
1 semen : 4 Pasir.

Rincian hasil perhitungan anggaran biaya pembangunan sarana sanitasi komunal dan daftar
harga satuan bahan dan upah terlampir dalam matrikulasi Rencana Anggaran dan Biaya

33

Anda mungkin juga menyukai