Anda di halaman 1dari 22

UAF- F1

Perencanaan Teknis
Upflow Anaerobic Filter
(UAF)
Modul F:
Upflow Anaerobic Filter (UAF)

Pelatihan Pengantar Sistem Setempat (On-Site)


Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-
S)

Agustus, 2015

Sanitasi.Ne
Upflow Anaerobic Filter
(UAF)
PRINSIP KERJA

Sanitasi.Net
Prinsip
Kerja
• Upflow Anaerobic Filter (UAF) digunakan untuk pengolahan
air limbah “black water maupun grey water”.
• Proses pengolahan dilakukan dengan mengalirkan air limbah
kedalam bak pengurai (digester) pertama, selanjutnya
dialirkan ke bak pengurai kedua.
• Bak pertama dan kedua berfungsi sebagai pengendap
sekaligus
pengurai sebagaimana fungsi tangki septik.
• Air limbah dari bak pengurai kedua dialirkan ke media
UAF dengan aliran dari bawah ke atas.

Sanitasi.Net
Prinsip
Kerja
• Sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan
partikel yang terdapat pada air limbah dan akan
meningkatkan efesiensi pengolahan.
• Efluen UAF sebaiknya dibubuhi desinfektan (kaporit
atau khlorine) sebelum dibuang ke badan air penerima.
• Bak UAF dapat disusun secara seri sesuai dengan
kebutuhan
untuk pengolahan.
• UAF :
– hanya dapat menurunkan kandungan minyak atau lemak,
senyawa organik (BOD,COD) dan total padatan tersuspensi
(TSS)
– tidak dapat menurunkan kandungan amoniak, detergen dan
hidrogen sulfida. Sanitasi.Net
Keuntungan Proses
Anaerobik
1. Tidak membutuhkan energi, tetapi justru Keunggulan sistim
UAF :
dapat menghasilkan energi Mampu menurunkan
2. Dapat dibangun pada lahan yang pencemar organik
terlarut maupun
terbatas
padatan tersuspensi
3. Sedikit menghasilkan lumpur dan sudah dengan konsentrasi
dalam kondisi stabil yang tinggi dan tahan
terhadap kejutan
4. Effluen hanya dapat mencapai minimum beban organik
60 mg/L BOD maupun beban
hidrolik.

Sanitasi.Net
Proses Pengolahan Air
Limbah
• Proses pengolahan air limbah dilakukan oleh massa
mikroba anaerobik yang tumbuh melekat pada suatu
media.
• Media tersebut dapat berupa kerikil/gravel (2-3 cm),
media alami lain (batok kelapa, marmer, batu bara) atau
media fabrikasi (bioball, packing plastik) membentuk lapisan
lendir atau biofilm.

Sanitasi.Net
Model IPAL
Sistem Upflow Anaerobic
Filter

Biogas
influen

efluen
Media
Media Media
filter
filter filter

Ruang Pengendap

Sanitasi.Net
Upflow Anaerobic Filter (UAF)
K E T E N T U A N U M U M D A N TEK NIS

Sanitasi.Net
Ketentuan
Umum
1. Tersedia lahan untuk penempatan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) dengan sistim UAF
2. Sistem UAF dioperasikan untuk membantu
meringankan pengolahan secara aerobik, tergantung
pada konsentrasi BOD air limbah
3. Sistim UAF dapat dipergunakan untuk mengolah air limbah
domestik antara lain dari kegiatan rumah tangga, restoran,
hotel, rumah sakit; air limbah industri dengan karakteristik
setara dengan air limbah domestik dengan ratio
BOD/COD
≥ 0,3
4. Lokasi penempatan tangki UAF harus mudah dijangkau
dalam pembangunan, operasi dan pemeliharaan.

Sanitasi.Net
Ketentuan
Umum
5. Air limbah dengan kandungan minyak dan lemak harus
dilengkapi dengan unit perangkap lemak sebelum
dialirkn kedalam UAF
6. Tangki UAF dapat dibangun diatas permukaan tanah
maupun tertanam dalam tanah (underground).
7. Tangki UAF harus kedap air, tidak digunakan di daerah
dengan permukaan air tanah yang tinggi atau sering dilanda
banjir.
8. Dapat diaplikasikan pada level rumah tangga atau skala
kawasan permukiman kecil. Khususnya yang memiliki cukup
pasokan air untuk mencuci pakaian, mandi, dan
menggelontor kloset.

Sanitasi.Net
Ketentuan
Bahan
Teknisdan Konstruksi
a. Bahan konstruksi UAF dapat terbuat dari struktur
beton, pasangan batu bata, fiberglass dan kombinasinya.
b. Terbuat dari bahan bangunan yang tahan terhadap asam
c. Pipa aliran masuk dan aliran keluar sesuai dengan
ketentuan teknis (terdapat perbedaan ketinggian yang
memadai untuk proses aliran pengolahan), umumnya
berkisar (10 – 15) Cm
d. Bangunan dilengkapi dengan ventilator (pipa udara) untuk
melepaskan biogas produk dari proses anaerobik.

Sanitasi.Net
Ketentuan
Media
TeknisUAF dan Media Kontak
1. Persyaratan Media UAF
– Media filter adalah bagian terpenting dari UAF, pemilihan media
harus dilakukan dengan seksama disesuaikan dengan jenis air limbah
yang akan diolah.
– Media harus tahan korosi dan ringan dengan luas permukaan
spesifik dan volume rongga (porositas) yang besar sekitar (70 –
95) %, sehingga dapat melekatkan mikroorganisme dalam jumlah
yang besar dan memiliki resiko kebuntuan yang kecil.
– Luas permukaan spesifik dan volume rongga yang besar memungkin-
kan untuk pengolahan air limbah dengan beban konsentrasi yang
tinggi dan memiliki efisiensi pengolahan yang cukup besar.

Sanitasi.Net
Ketentuan
Media
TeknisUAF dan Media Kontak
2. Jenis Media UAF
– Media UAF dapat dibuat dari bahan alami atau secara pabrikasi dari
bahan plastik atau bahan lainnya, berupa batu pecah (split), kerikil,
batu marmer, batu tembikar, batu bara (kokas) dan lainnya.
– Bahan dibuat secara pabrikasi umumnya memiliki luas
permukaan spesifik yang cukup besar.
– Jenis-jenis media:
• Media batuan dan keriikil
• Random atau Dumped Packing
• Media Terstruktur (Structured Packings)

Sanitasi.Net
Ketentuan Teknis
Media UAF dan Media
Kontak

Media Kontaktor dari Bahan Batuan Media Filter Random


Alami Packing

Media Terstruktur Tipe Sarang Tawon (Cross


Flow)
Sanitasi.Net
Upflow Anaerobic Filter (UAF)
KRITERIA P E R E N C A N A A N

Sanitasi.Net
Rumus/Formulasi
Pengendap Awal sebagai Septik Tank
Perencanaan
1. Waktu tinggal hidrolik (Th) minimum dalam tangki
septik dihitung dengan rumus :
Th = 1,5 – 0,3 log (P x Q) > 0,2 hari

di mana :
Th : Waktu penahanan minimum untuk pengendapan > 0,2 hari
P : Jumlah orang
Q : Banyaknya aliran, liter/orang/hari

2. Waktu tinggal hidrolik untuk tangki septik hanya


menampung
limbah W C (terpisah) :
Th = 2,5 – 0,3 log (P.Q) > 0,5 hari
Sanitasi.Net
Rumus/Formulasi
Pengendap Awal sebagai Septik Tank
Perencanaan
3. Waktu tinggal hidrolik untuk untuk Tangki septik yang
menampung limbah W C + dapur + kamar mandi
(tercampur):
Th = 1,5 – 0,3 log (P.Q) > 0,2 hari

4. Volume penampungan lumpur dan busa


Vlumpur = P x N x S

5. Volume cairan dalam tangki Septik :


Vcairan = P x Q x Th

Sanitasi.Net
Rumus/Formulasi
UAF
Perencanaan
1. Kriteria Perencanaan
a. Media padat yang digunakan berukuran (2-6) cm dan bersifat
porous
dengan specific gravity mendekati 1 (satu)
b. Porositas rongga dalam media, € = (70-95) %
c. Luas permukaan media filter persatuan volume media
= (90 – 300) m2/m3 media
d. Kedalaman media dalam filter, H = (90-150) Cm;
e. Waktu Tinggal Hidrolik dalam filter, td = (0,5 – 4) hari
f. Beban organik (Organic Loading Rate, OLR)
= (0,2-15). kg COD/m3.hari

Sanitasi.Net
Rumus/Formulasi
UAF
Perencanaan
1. Kriteria Perencanaan (lanjutan)
g. Efisiensi penyisihan BO D sebesar = (70 – 90) %
h. Tinggi air diatas media, h = 20 Cm
i. Jarak plat penyangga media dengan dasar bak UAF = (50 – 60)
Cm
j. Plat penyangga media memiliki diameter lubang atau bukaan lebih
kecil dari media UAF, jarak antar plat maksimum 10 cm.
2. Rumus Perencanaan
a. Volume Ruang Biofiltrasi = Q x td
b. Volume media = (Q x COD)/ Beban Organik.

Sanitasi.Net
Referens
i
Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PPLP)
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat

Sanitasi.Net
Daftar
Sistem Pengelolaan
ModulAir Limbah
Setempat
Modul Sub Modul
A. Pengantar Sistem Setempat F1 Perencanaan
B. Cubluk Kembar F2 Pelaksanaan Konstruksi
C. Tangki Septik F3 Operasi, Pemeliharaan dan
D. Mandi-Cuci-Kakus (MCK) Rehabilitasi
E. Biofilter F4 Kelembagaan, Administrasi
F. Up-flow Aerobic Filter dan Pembiayaan
G. Rotating Biological Contactor F5 Pemantauan dan Evaluasi
H. Anaerobic Baffle Reactor
I. Sarana Pengangkut Tinja
J. Instalasi Pengolahan
Lumpur
Tinja (IPLT)
Sanitasi.Net
Terima
kasih
Joy Irmanputhra

AFSI
FasilitatorSanitasi.Org

Sanitasi.Net

Anda mungkin juga menyukai