Metodologi Prakiraan
09
Teknik Teknik Sipil W111700010 Ir.Indrarini Tenrisau Dipl SE
Abstract Kompetensi
Metoda Prakiraan Dampak & Evaluasi Memahami dan dapat membuat suatu
Dampak dimana merupakan salah prakiraan dampak dengan membuat
satu kewajiban AMDAL , yakni identifikasi dan mengetahui manfaatnya.
penyususnan , prakiraan dampak ,
identifikasi serta manfaat nya.
Bab 9. Metoda Prakiraan & Evaluasi Dampak
AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan AMDAL,
pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL. Karena konsultan ini bersifat
membantu, segala tanggung jawab tetap dipikul oleh pemrakarsa. Peranan terpenting
pemrakarsa adalah penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelasjelasnya dan sejujur-jujurnya.
Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak dapat disusun dengan balk dan benar.
Mengingat dampak suatu proyek bersifat unik dan khas maka relatif
tidak ada daftar uji yang berlaku sama untuk semua jenis proyek di
semua lokasi/ruang. Dengan demikian isi atau materi daftar uji yang
relevan dengan karakteristik proyek dan kondisi wilayah sekitar
proyek harus dikembangkan sendiri oleh penyusun AMDAL/SEL.
Satu kelemahan lain dari daftar uji adalah tidak diketahuinya secara
jelas sumber penyebab dampak.
4) Matriks
Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak
merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik
sederhana menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek
dengan komponenkomponen lingkungan di sekitarnya. Pada
bagianlajur tertera kegiatan pembangunan yang direncanakan ,
sedang pada bagian baris tertera berbagai komponen dan
parameter lingkungan. Apabila suatu kegiatan proyek, misal
Universitas Gadjah Mada
kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m), secara potensial menimbulkan dampak
pada komponen lingkungan tertentu, misal komponen ke-j (j: 1, 2,
3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda atau noktah
seperti x. Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan daftar uji
adalah diketahuinya sumber penyebab timbulnya potensi dampak
lingkungan.
5) Bagan Alir
Bagan alir merupakan suatu model yang dikonstruksikan melalui
jalingan hubungan sebab akibat antara sumber penyebab dampak
(kegiatan/proyek) dan faktor-faktor lingkungan yang terkena dampak,
balk dampak lingkungan yang bersifat primer, sekunder maupun
tersier.
Keterangan:
proyek.
D :Tingkatkebisnganpadatahapkonstruksi(t3),kondistanpa
proyek.
E :Tingkatkebisnganpadaakhirtahapkonstruksi(t2),kondis
dengan proyek.
proyek.
Rencana Kegiatan
2008
2013
— —
1998 —
77,52 - 79,11 57,52 —
2003 2008
79,11
2013 —
—
59,11
- 2015
81,21 — —
82,23 60,21 —
60,42 —
- dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari berbagai alternatif usaha atau
kegiatan,
Contoh Hasil Evaluasi Dampak dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.
No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1 994 Kepent. Prioritas Sifat Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
1 Pembebasan lahan Tujuh kriteria:
a. Ruang, tanah dan lahan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 1. Jml
b. Kependudukan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 2. lugs wilayah
c. Sosial budaya 2 3 3 3 3 2430 1 - musia
d. Persepsi masyarakat 2 3 5 3 5 3
3 5
2 2700 1 - 4. banyaknya
2 Mobilisasi alat berat 3. komponen
lama dampak
a. Lalulintas dan keselamatan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 5. komulatif
b. Perkerasan jalan umum 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 6. berbalik/tdk
3 Pekerjaan galian dan timbunan
a. Fisiografi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Ting. kepentingan
b. Biotis 2 2 3 3 3 3 2 1296 2 - 1. kurang
c. Sosial Budaya 2 3 3 4 3 2 5 2160 1 - 2. cukup
4 pting
Pengangkutan material 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 3 . penting
pting
b. Perkerasan jalan umum 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 5. sangat penting
5 a. Lalulintas
Pekerjaan dan keselamatan
perkerasan jalan 4 . lebih penting
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 3 4 4 2 2 1152 2 - Intensitas dampak
b. Hidrologi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Perub. Skala
6 Pemagaran sepanjang jalan tol 0 1
a. Mobilisasi penduduk 3 3 3 3 3 2 2 972 3 1 2
b. Persepsi masyarakat 3 3 3 3 3 2 2 972 3 2 3
7 Operasi jalan tol 3 4
a. Fisiografi 2 2 5 2 3 2 2 648 3 - 4 5
b. Hidrologi 2 2 5 3 3 2 2 720 3 -
c. Ruang, tanah dan lahan 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +
d. Mobilisasi penduduk 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +
No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1 994 Kepent. Prioritas Sifat Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
e. Perekonomian masyarakat 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 + Prioritas penanganan
f. Persepsi masyarakat 3 4 5 3 3 2 2 2880 1 + dampak:
8 Operasional kendaraan No Kepentingan
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 5 5 4 2 2 2400 1 - Prioritas Dampak
b. Perhitungan Arus
Perhitungan arus didasarkan pada persamaan Navier-Stokes dan kontinuitas untuk
benda cair tak mampat (incompressible viscous fluid). Variabel-variabel untuk
perhitungan-perhitungan numerik adalah aliran linier yang diintegrasikan sepanjang
arah x dan y dan elevasi permukaan air . Area percobaan dimodelkan dalam dua
dimensi horizontal dalam satu lapisan datar. Areanya adalah penuh dengan kotak-
kotak segi empat (rectangular Meshes).
a) Persamaan Gerak
M 2
NU AH M2 M2 bx
2
g h fN MU
t x x y x y
N
MV NV AH N2 N2 by ------- (1)
2 2
g h fM
t y x y x y
b) Persamaan Kontinuitas
M N
t x y
-------- (2)
M Udz h U
h
N Vdz h V
h
-------- (3)
U,V
= Rata-rata kecepatan vertikal dalam arah x dan y;
f = Koefisien Coriolis;
AH = Horizontal diffusion Koefficient;
b = Tekanan gesek pada dasar laut;
t = Waktu.
c) Persamaan Aliran Litoral
Kuantitas aliran litoral dihitung dengan persamaan yang diajukan oleh
WATANABE (1984)
Q x qbU
Q y qbV ------ (4)
qb Ac u *2 u c*
2
g
d) Persamaan Kontinuitas untuk Aliran Litoral
Z 1 Z Z
Qx Qx Q y Q y y
t 1 x x y
dimana ;
Qx , Q y = Komponen arah x dan y dari banyaknya aliran Litoral;
qb = Banyaknya aliran Litoral;
U ,V = Kecepatan aliran (rata-rata kecepatan kira-kira pada ketinggian 1
m dari dasar laut) dalam arah x dan y;
u * 0.05 U 1
Pergeseran dari partikel dasar laut tidak terjadi dalam kondisi gesekan
kecepatan gesekan ( u * ) karena masih di bawah angka kecepatan
gesekan kritis ( u c* ) yang dikendalikan oleh diameter partikel. Kecepatan (
u c* ) di hitung dengan formula IWAGAKI (1966) sebagai berikut :
2
d 0.3030 cm ; u c* 80.9d
2
0.1180 d 0.3030 cm : u c* 134 .6 d 31 22
2
0.0565 d 0.1180 cm : u c* 55.0 d
2
0.0065 d 0.0565 cm : u c* 8.41 d 11 32
2
d 0.0065 cm : u c* 226 d ----- (7)
Vi , J + 1
Mi , Qx1 , Ui i+j
Ui + 1 , J . i+1,J
N , Vi , Qy
x
Gambar 8.1. Sistem Koordinat
Re = (Vss . d) / v
dimana ;
dimana ;
s = Berat jenis partikel (2,6 g/cm³);
w = Berat jenis air laut (1,025 g/cm³);
= Koeffisien kinematic viscosity (0,0106 cm²/s);
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2).
(3) Trestle
Diameter rata-rata partikel (D.50) ditetapkan sebesar 0,01 mm, hal ini
didasarkan dari hasil analisis contoh tanah dasar laut. Diameter partikel
tanah dasar laut telah diasumsikan seragam (linear diameter) tidak
bermacam-macam ukuran diameter.
Perihal Deskripsi
Parameter Coriolis
f 2 4.32 10 6 sec 1
= Kecepatan sudut dari rotasi bumi;
= 2 (24 x 3600);
= garis lintang (1°- 40’ L.U).
Koeffisien diffusion AH = 105 cm² / sec.
horizontal (AH) (Ref. : Final report for site survey and
sedimentasi analisys at the port area, June
1996).
Koeffisien gesekan dasar
laut bx b2 U U 2 V 2
by b2 V U 2 V 2
b2 0.0026
Ketembusan dari Trestle 0,8
Tahap waktu t = 0,8 sec. (berdasrkan cyclus waktu
Perhitungan yang dioptimalkan melalui proses flow of
simulation)
Iterasi waktu simulasi Dua siklus dari periode pasang surut (12,0 x
2) jam.
(sifat pasang surut adalah semi diurnal)
4) Kualitas Udara
C = __Q___ exp ½ ( Y ² + Z ² )
L = PWL – 20 log 10 ( r ) - 8
dimana :
L : tingkat kebisingan yang diperkirakan, dB(A)
PWL : tingkat kebisingan pada sumber, dB(A)
r : jarak dari sumber, meter
5) Sistem Transportasi
Sistem transportasi digunakan metode IHCM (Indonesian Highway Capacity
Manual, 1997) berdasarkan Derajat Kejenuhan lalulintas (DS)
DS = Q / C
dimana : Q adalah arus lalulintas
C adalah Kapasitas
Kekeruhan
Formula yang digunakan untuk memperkirakan penyebaran kekeruhan
dilakukan dengan menggunakan Persamaan Joseph – Sendner dan
Persamaan Iwai-Inoe dalam OCAD Japan, 1996 sebagai berikut:
dimana:
S : Konsentrasi pada jarak r dari tempat pengeluaran (mg/l)
So : Konsentrasi kekeruhan yang dikeluarkan (mg/l)
SJ : Konsentrasi awal / lingkungan semula (mg/l)
Q : Debit pengeluaran (m³/jam)
d : Kedalaman pencampuran (m)
p : Laju pencampuran
r1 : Jarak dari tempat pengeluaran atau dari sumber
kekeruhan
Rumus:
INP = KR + FR + DR
Dimana :
K : kerapatan (pohon/ha)
F : frekuensi
D : dominansi (m²/ha)
Rumus :
Dimana :
SI = 2 W / (A+B) x 100%
Dimana :
SI = indeks kemiripan
Satwa Liar
K = IS / JS
Dimana :
K : Kelimpahan
KR = --------------------------------- x 100%
Sosekbud
Kependudukan
Rumus (a) :
Pt = √ Po (1+r) t
Dimana :
Po = Jumlah penduduk
Rumus (b) :
DR = ( B+T) / P
Dimana :
DR = Rasio ketergantungan
Rumus (c) :
Y‘ = Y/A
Y = Pendapatan
Rumus (d) :
∑L
SR = _______ x K
∑P
Dimana :
K = Konstanta (100)
Kesehatan Masyarakat
Untuk mempermudah pemberian nilai penting dan besarnya dampak, terlebih dahulu
ditetapkan interval nilai sebagai berikut:
Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah dan
kecenderungan semua perubahan yang akan terjadi dalam ruang dan waktu tertentu
secara holistik dan kausatif sebagai akibat adanya aktivitas dari rencana kegiatan.