Anda di halaman 1dari 30

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa Lingkungan &


Penyehatan

Metodologi Prakiraan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disadur Oleh

09
Teknik Teknik Sipil W111700010 Ir.Indrarini Tenrisau Dipl SE

Abstract Kompetensi
Metoda Prakiraan Dampak & Evaluasi Memahami dan dapat membuat suatu
Dampak dimana merupakan salah prakiraan dampak dengan membuat
satu kewajiban AMDAL , yakni identifikasi dan mengetahui manfaatnya.
penyususnan , prakiraan dampak ,
identifikasi serta manfaat nya.
Bab 9. Metoda Prakiraan & Evaluasi Dampak

9.1 Proses Penyusunan AMDAL

AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan AMDAL,
pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL. Karena konsultan ini bersifat
membantu, segala tanggung jawab tetap dipikul oleh pemrakarsa. Peranan terpenting
pemrakarsa adalah penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelasjelasnya dan sejujur-jujurnya.
Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak dapat disusun dengan balk dan benar.

Kerangka acuan AMDAL disusun berdasarkan deskripsi kegiatan. Dengan demikian


dapat diidentifikasi hal-hal yang penting, dievaluasi isu-isu utama, dan selanjutnya dilakukan
pemusatan isu-isu utama. Hal ini penting untuk memberikan arahan AMDAL. Berdasarkan
KA dan Rona Lingkungan Awal ditentukan batasbatas wilayah studi, komponen lingkungan
yang ditelaah dan komponen kegiatan yang ditelaah. Kemudian dilakukan identifikasi
dampak dengan metode yang sesuai.

Berdasarkan identi ikasi dampak dilakukan prakiraan dan evaluasi dampak


menggunakan metode yang sesuai. Hasil evaluasi dampak berupa arahan RKL dan RPL
yang selanjutnya dipakai sebagai dasar penyusunan RKL dan RPL. Skema proses
penyusunan AMDAL dapat dilihat pada Gambar 2.

9.2 Identifikasi Dampak

a. Tujuan Identifikasi Dampak

Identifikasi dampak bertujuan untuk menentukan ada/tidaknya dampak lingkungan


(+) atau (-). Dalam penyusunan AMDAL, identifikasi dampak terutama dilakukan dalam
Kerangka Acuan ANDAL didasarkan pada pelingkupan.

b. Metode Identifikasi Dampak

Macam-macam metode identifikasi dampak yang biasa dipakai, ialah:

1) Daftar uji sementara (Simple checklist)


Produk metoda ini sangat sederhana, hanya berupa serangkaian data tentang
parameter-parameter lingkungan yang perlu mendapat perhatian akibat
adanya suatu rencana kegiatan. Daftar uji sederhana ini sangat membantu
dalam mengidentifikasi dampak potensial yang diduga akan timbul. Namun
demikian metode ini hanya memberi sedikit informasi tentang dampak yang
timbul bila dibandingkan dengan metode Daftar Uji
Gambar 8.1. Flow Chart Penyusunan AMDAL
2) Daftar uji kuisioner (quetioner checklis)
Daftar uji jenis ini adalah daftar uji dengan kuisioner. Daftar uji
kuisioner ini akan memberi manfaat bila dalam mengidentifikasi
dampak potensial didukung dengan pengamatan ke wilayah
sekitar rencana kegiatan.

3) Daftar uji diskriptif (descriptive checklis)


Daftar uji diskriptif menguraikan tentang hal-hal yang patut diteliti
oleh penyusun AMDAL/SEL seperti data dan informasi yang
diperlukan untuk analisis parameter yang diduga sebagai dampak
penting, sumber data dan bahkan metoda prakiraan dampak yang
direkomendasikan untuk diterapkan. Umumnya daftar uji deskriptif
ini di awali dengan parameter yang relevan untuk diteliti dan
selanjutnya diikuti dengan petunjuk pencarian data.

Kekuatan metode daftar uji terletak pada kesederhanaanya, namun


demikian apabila daftar uji ini tidak diversifikasikan dengan
kondisi lingkungan dan proyek yang diteliti, maka kemungkinan
besar butir-butir yang dipanadang relevan untuk ditelaah tidak
termuat dalam daftar, dan sebaliknya hal-hal yang tidak relevan
tercantum dalam daftar.

Mengingat dampak suatu proyek bersifat unik dan khas maka relatif
tidak ada daftar uji yang berlaku sama untuk semua jenis proyek di
semua lokasi/ruang. Dengan demikian isi atau materi daftar uji yang
relevan dengan karakteristik proyek dan kondisi wilayah sekitar
proyek harus dikembangkan sendiri oleh penyusun AMDAL/SEL.
Satu kelemahan lain dari daftar uji adalah tidak diketahuinya secara
jelas sumber penyebab dampak.

4) Matriks
Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak
merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik
sederhana menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek
dengan komponenkomponen lingkungan di sekitarnya. Pada
bagianlajur tertera kegiatan pembangunan yang direncanakan ,
sedang pada bagian baris tertera berbagai komponen dan
parameter lingkungan. Apabila suatu kegiatan proyek, misal
Universitas Gadjah Mada
kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m), secara potensial menimbulkan dampak
pada komponen lingkungan tertentu, misal komponen ke-j (j: 1, 2,
3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda atau noktah
seperti x. Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan daftar uji
adalah diketahuinya sumber penyebab timbulnya potensi dampak
lingkungan.

5) Bagan Alir
Bagan alir merupakan suatu model yang dikonstruksikan melalui
jalingan hubungan sebab akibat antara sumber penyebab dampak
(kegiatan/proyek) dan faktor-faktor lingkungan yang terkena dampak,
balk dampak lingkungan yang bersifat primer, sekunder maupun
tersier.

Metode bagan alir ini dapat digunakan untuk mengantisipasi


dampakdampak lingkungan yang dapat timbul akibat adanya
aktivitas proyek. Metode ini tergolong komunikatif untuk
materi diskusi dan konsultasi dengan para pejabat instansi
pemerintah atau masyarakat awam yang ingin mengetahui dampak
lingkungan suatu kegiatan/proyek.

6) Contoh identifikasi Dampak


Berikut ini disampaikan identifikasi dampak untuk kegiatan DAS
Citarum dan identifikasi dampak untuk pembangunan jalan raga.
Masingmasing menggunakan metode bagan alir dan matriks serti
yang ditunjukkan pada Gambar 3 dan Tabel 4.

Universitas Gadjah Mada


Gambar 8.2. Identifikasi Dampak Kegiatan di DAS Citarum Menggunakan Metode Bagan Alir

Universitas Gadjah Mada


Tabel 9.1 Identifikasi Dampck Menggunakan Metode Matriks

Komponen Pra Konstruksi Pasca


No. Konstruksi Konstruksi
Kegiatan Komp. Lingkungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FISIK-KIMIA
1 lklim - - - x - -
2 Fisiografi - - - - -
3 Lalulintas - - - x - x - - x - x x
4 Udara - - - x - x - - x x x x
5 Kebisingan - - - x - x - - x x x x
6 Hidrologi - - - -
-
7 Geoteknik - - - x -
BlOTlS -
8 Flora - - - - -
9 Fauna - - - - -
SOSEKBUDKESMAS
10 Sosekbud x x x - x - - - - - x x
11 Kesmas - - - - - x -
12 Kecelakaan Lalin - - x x
Keterangan kegiatan:

1. Penentuan lokasi dan trase


2. Pembebasan tanah
3. Pemindahan penduduk
4. Mobilisasi material dan alat-alat besar
5. Mobilisasi tenaga kerja
6. Pembuatan/pengoperasian base camp, bengkel, gudang
7. Penyiapan tanah dasar
8. Galian dan timbunan tanah
9. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek
10. Pekerjaan lapis perkerasan
11. Pengoperasian jalan dan jembatan
12. Pemeliharaan jalan dan jembatan

9.3 Prakiraan Dampak

a. Tujuan prakiraan dampak

Prakiraan dampak bertujuan untuk memprakirakan besarnya perubahan


kualitas lingkungan semua komponen lingkungan yang telah diidentifikasikan.
Prakiraan dampak dilakukan dengan memperhatikan dimensi ruang dan waktu.

b. Manfaat prakiraan dampak

Prakiraan dampak sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi ampak. Hasil


prakiraan dampak sangat menentukan hasil evaluasi dan selanjutnya hash evaluasi

Universitas Gadjah Mada


dampak akan menentukan:

 Pengambilan keputusan: apakah rencana kegiatan diterima (dengan atau


tanpa revisi) ataukah ditolak.

 Langkah apa yang harus diambil untuk mengelola lingkungan.

 Langkah apa yang harus diambil untuk memantau kualitas lingkungan.

Dikarenakan oleh pentingnya prakiraan dampak, maka prakiraan dampak


harus dilakukan secara bersungguh-sungguh, dan dilakukan oleh ahli yang sesuai
dengan bidangnya. Di sini yang dibahas adalah metode ANDAL yang dipakai dalam
prakirakan dampak. Sedangkan metode untuk mengumpulkan dan menganalisis
data sehingga dihasilkan informasi yang tentang perubahan kualitas lingkungan
dilakukan menggunakan teori yang telah dipunyai oleh masing-masing bidang
keahlian (misal: ahli sosial, ahli hidrologi, ahli biologi, ahli kimia).

c. Metode prakiraan dampak

7) Apa saja yang diprakirakan.


Dalam prakiraan dampak semua hal yang diperlukan untuk bahan evaluasi
dampak harus dianalisis.Karena umumnya evaluasi dampak dilakukan
menggunakan 7 kriteria yang disusun dalam Keputusan Ketua
BAPEDAL No. Kep056/1994 (atau 6 kriteria menurut pasal 5 PP No. 27
Tahun 1999), maka ketujuh (atau keenam) komponen yang rnasuk
dalam kriteria tersebut harus diprakirakan besarnya. Untuk lebih
jelasnya masing-masing dari ketujuh komponen akan dijelaskan pada
bagian (ii). Perlu diingat kembali bahwa prakiraan ini dilakukan untuk
setiap sel yang telah diidentifikasi dalam matriks identifikasi dampak.

8) Tujuh kriteria yang dipakai dalam evaluasi dampak


Apabila yang dipakai dalam evaluasi untuk menentukan tingkat kepentingan
dampak adalah 7 kriteria maka dalam prakiraan dampak ketujuh kriteria
tersebut harus dianalisis. Tujuh kriteria tersebut adalah: - jumlah manusia yang
terkena dampak

a) luas wilayah persebaran dampak


b) lamanya dampak berlangsung
c) intensitas dampak (seberapa besar dampak lingkungan berubah)
d) banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak -

Universitas Gadjah Mada


sifat komulatif dam pak
e) berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Dasar-dasar dalam melakukan prakiraan dampak.

Pada prinsinya prakiraan dampak dilakukan dengan


memperhitungkan ruang dan waktu. Untuk lebih jelasnya Gambar 4
menunjukkan contoh hubungan tingkat kebisingan dengan waktu
(kegiatan).

Gambar 4. Contoh Grafik Prakiraan Dampak Kebisingan Rencana


Kegiatan: Pembangunan dan Beroperasinya Sebuah Jalan Tol

Keterangan:

A : Tingkat kebisingan saat ini (to)

B : Tingkat kebisingan pada awal kegiatan (t1)

C : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2), kondisi tanpa

proyek.

D :Tingkatkebisnganpadatahapkonstruksi(t3),kondistanpa
proyek.

E :Tingkatkebisnganpadaakhirtahapkonstruksi(t2),kondis
dengan proyek.

Universitas Gadjah Mada


F : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi dengan

proyek.

CE : Dampak kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2)

Universitas Gadjah Mada


DE : Dampak kebisingan pada tahap pasca konstruksi (t3)

Seperti ditunjukkan oleh Gambar 4, yang perlu dianalisis


adalah:

- Kualitas lingkungan dalam kondisi tanpa kegiatan (ditunjukkan


oleh garis ABCD),

- Kualitas lingkungan dalam kondisi dengan kegiatan (ditunjukan


oleh garis BEF),

- Perubahan kualitas lingkungan akibat adanya kegiatan (kualitas


lingkungan dengan adanya kegiatan — kualitas Iingkungan tanpa
kegiatan).

Analisis dampak dengan cara ini dilakukan tidak hanya untuk


setiap waktu (kegiatan), namun juga untuk suatu ruang (jarak) tertentu.
Misalnya: perubahan kebisisngan yang terjadi dihitung untuk koridor
dengan jarak 0, 50, 100, 150 dan 200 m dari pusat keg iatan.

Data yang diperlukan untuk melakukan prakiraan dampak adalah


rencana kegiatan dan rona lingkungan awal. Keduanya diuraikan secara
rind berikut ini.

Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan harus diuraikan ke dalam beberapa komponen


kegiatan yang relevan.

Rona lingkungan awal

Rona lingkungan awal adalah kualitas lingkungan yang diukur


sebelum kegiatan dilaksanakan. Data kualitas lingkungan untuk setiap
komponen lingkungan dikumpulkan dengan cara sesuai bidang keilmuan
masing-masing. Rona Iingkungan awal sangat penting sebagai titik awal
dalam memprakirakan dampak (merupakan kualitas lingkungan pada to
pada Gambar 4.

Universitas Gadjah Mada


d. Contoh hasil prakiraan dampak

Tabel 5 menunjukkan contoh hasil prakiraan dampak.


Tabel 5. Tingkat Kebisingan di Ruas Yogyakarta Prambanan

Tahun Tingkat Kebisingan pada Jarak Tertentu (Leg.


30 meter 100 meter

2008
2013
— —

1998 —
77,52 - 79,11 57,52 —

2003 2008
79,11
2013 —

59,11
- 2015
81,21 — —

82,23 60,21 —

60,42 —

9.4 Evaluasi Dampak

Evaluasi dampak dilakukan secara holistik dan digunakan sebagai:

- dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari berbagai alternatif usaha atau
kegiatan,

- arah pengelolaan dampak penting yang ditimbulkan.

Yang dimaksud evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan


secara totalitas terhadap beragam dampak penting lingkungan, dengan sumber
usaha atau kegiatan dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena
dampak penting tersebut (balk positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu
kesatuan yang soling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga
diketahu sejauh mana "pertimbangan" dampak peting yang bersifat positif
dengan yang bersifat negatif. Dampak-dampak penting yang dihasilkan dari
evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola.

Contoh Hasil Evaluasi Dampak dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Universitas Gadjah Mada


9.5 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL)

Semua dampak penting yang ditemukan pada studi ANDAL harus


dikelola dan dipantau. Cara-cara pengelolaan dan pernantauan lingkungan
masing-masing disusun dalam dokumen RKL dan RPL.

Tabel 6. Damoak vana Terpenting oada Setiao Kegiatan

No Tahap Kegiatan Dampak Terpenting Sumber Dampak


1 Pro konstruksi Sosial Budaya Pembebasan lahan
Persepsi Masyarakat Pembebasan lahan
2 Konstruksi Sosial Budaya Galian dan timbunan
3 Pasco konstruksi Ruang, tanah dan lahan Operasional jalan tol
Mobilisasi penduduk Operasional jalan tol
Perekonomian masyarakat Operasional jalan tol
Kualitas udara dan Operasional kendaraan

Universitas Gadjah Mada


Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994

No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1 994 Kepent. Prioritas Sifat Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
1 Pembebasan lahan Tujuh kriteria:
a. Ruang, tanah dan lahan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 1. Jml
b. Kependudukan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 2. lugs wilayah
c. Sosial budaya 2 3 3 3 3 2430 1 - musia
d. Persepsi masyarakat 2 3 5 3 5 3
3 5
2 2700 1 - 4. banyaknya
2 Mobilisasi alat berat 3. komponen
lama dampak
a. Lalulintas dan keselamatan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 5. komulatif
b. Perkerasan jalan umum 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 6. berbalik/tdk
3 Pekerjaan galian dan timbunan
a. Fisiografi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Ting. kepentingan
b. Biotis 2 2 3 3 3 3 2 1296 2 - 1. kurang
c. Sosial Budaya 2 3 3 4 3 2 5 2160 1 - 2. cukup
4 pting
Pengangkutan material 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 3 . penting
pting
b. Perkerasan jalan umum 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 5. sangat penting
5 a. Lalulintas
Pekerjaan dan keselamatan
perkerasan jalan 4 . lebih penting
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 3 4 4 2 2 1152 2 - Intensitas dampak
b. Hidrologi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Perub. Skala
6 Pemagaran sepanjang jalan tol 0 1
a. Mobilisasi penduduk 3 3 3 3 3 2 2 972 3 1 2
b. Persepsi masyarakat 3 3 3 3 3 2 2 972 3 2 3
7 Operasi jalan tol 3 4
a. Fisiografi 2 2 5 2 3 2 2 648 3 - 4 5
b. Hidrologi 2 2 5 3 3 2 2 720 3 -
c. Ruang, tanah dan lahan 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +
d. Mobilisasi penduduk 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +

Universitas Gadjah Mada


Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994 (lanjutan)

No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1 994 Kepent. Prioritas Sifat Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
e. Perekonomian masyarakat 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 + Prioritas penanganan
f. Persepsi masyarakat 3 4 5 3 3 2 2 2880 1 + dampak:
8 Operasional kendaraan No Kepentingan
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 5 5 4 2 2 2400 1 - Prioritas Dampak

b. Lalulintas dan keselamatan 2 3 5 3 3 2 2 1080 2 + 3 <1000


c. Biotis 2 2 5 3 3 2 2 720 3 - 2 1000-2000
d. Sosial Budaya 2 2 5 3 2 2 2 480 3 - 1 2000-3000
e. Kesehatan 2 2 5 3 2 2 2 480 3 -

Total Positif 21.600


Total Negatif 21.450

Universitas Gadjah Mada


9.6 METODE PRAKIRAAN BESARAN DAMPAK

Prakiraan dan penentuan dampak besar dan penting dimaksudkan sebagai


pengkajian kedalaman perubahan terhadap komponen / sub komponen atau parameter
lingkungan pada ruang dan waktu tertentu yang dihubungkan dengan kepentingan ekologis
dan kepentingan ekonomi, sosial serta budaya setempat sebagai akibat dari kegiatan proyek
kegiatan pembangunan

Pada pelaksanaanya kedalaman perubahan komponen sub komponen atau


parameter lingkungan tersebut akan diungkapkan dalam bentuk besar dampak dan
pentingnya dampak. Dampak tersebut dapat digolongkan menjadi dampak langsung
(primer) dan dampak tidak langsung (sekunder). dalam studi ini prakiraan dan penetuan
dampak penting akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan metode formal dan non
formal. Adapun pendekatan metode formal terdiri dari pendekatan formulasi, Matematis,
Permodelan yang bersifat kuantitatif sesuai dengan karakteristik aspek-aspek kajian,
sedangkan pendekatan metode non formal terdiri dari pendekatan metode Penilaian Para
Ahli (Profesional Judgement), Analogi dan Penggunaan Baku Mutu Lingkungan. Untuk
melakukan prediksi dampak akan digunakan metode formal dan atau non formal.
https://youtu.be/OtzjIyuwP5w

9.6.1 Metode Formal


Dengan metode formal dilakukan untuk menghitung komponen lingkungan yang sifat
sistemnya dapat dihitung atau dikuantifikasi. Metode formal ini akan dilakukan
dengan perhitungan matematis antara lain terhadap komponan parameter sebagai
berikut.
a. Hidro-Oseanografi
1) Metode Prakiraan Dampak dan Metode Simulasi.
2) Metode Simulasi
Metode simulasi adalah simulasi dua dimensi (simultating two dimensional)
didasarkan pada 2 (dua) persamaan yaitu persamaan gerak (equation of motion)
dan persamaan kontinuitas (equation of continuity).

b. Perhitungan Arus
Perhitungan arus didasarkan pada persamaan Navier-Stokes dan kontinuitas untuk
benda cair tak mampat (incompressible viscous fluid). Variabel-variabel untuk
perhitungan-perhitungan numerik adalah aliran linier yang diintegrasikan sepanjang
arah x dan y dan elevasi permukaan air . Area percobaan dimodelkan dalam dua
dimensi horizontal dalam satu lapisan datar. Areanya adalah penuh dengan kotak-
kotak segi empat (rectangular Meshes).
a) Persamaan Gerak
M     2 
NU   AH   M2   M2    bx
2
  g h     fN  MU  
t x x y  x y 
N    
MV    NV   AH   N2   N2    by ------- (1)
2 2
  g h     fM 
t y x y  x y 

b) Persamaan Kontinuitas

  M N 
   
t  x y 

-------- (2)

dimana :  = Fluktuasi air dari permukaan air;


h = Kedalaman air dihitung dari permukaan;
M,N = Volume transport dalam arah x dan y yang
ditunjukkan oleh persamaan-persamaan berikut
{arah dari x dan y adalah sama seperti sisi-sisi tegak
lurus kotak-kotak atau arah barat-timur dan utara-
selatan yang membagi area perhitungan}.


M   Udz  h     U
h

N   Vdz  h     V
h
-------- (3)

U,V
= Rata-rata kecepatan vertikal dalam arah x dan y;
f = Koefisien Coriolis;
AH = Horizontal diffusion Koefficient;
b = Tekanan gesek pada dasar laut;
t = Waktu.
c) Persamaan Aliran Litoral
Kuantitas aliran litoral dihitung dengan persamaan yang diajukan oleh
WATANABE (1984)

Q x  qbU
Q y  qbV ------ (4)


qb  Ac u *2 u c*
2
g
d) Persamaan Kontinuitas untuk Aliran Litoral

Z 1    Z    Z 
   Qx    Qx   Q y    Q y y 

t 1     x  x  y 



dimana ;
Qx , Q y = Komponen arah x dan y dari banyaknya aliran Litoral;
qb = Banyaknya aliran Litoral;
U ,V = Kecepatan aliran (rata-rata kecepatan kira-kira pada ketinggian 1
m dari dasar laut) dalam arah x dan y;

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Ac = Koefficient tidak berdimensi (kira-kira 0,1 sampai 1,0);
g = Gravitasi;
u* = Kecepatan gesekan pada dasar laut;
u c* = Kecepatan gesekan kritis pada dasar laut;
Z = Elevasi dasar laut didasarkan pada referensi elevasi;
h = Kedalaman air (jika referensi elevasi diasumsikan –Zo dari rata-
rata elevasi air, maka Z = Zo – h);
t = Waktu;
 = Porositas sedimen ( = 0,4);
 = Parameter untuk efek kemiringan dasar laut terhadap
pergerakan partikel sedimen (kira-kira 10).

 Kecepatan gesekan dari dasar Laut ( u * ) dan Kecepatan gesekan kritis (


u c* ) pada dasar Laut

Kecepatan gesekan ( u * ) pada dasar laut adalah dihitung dengan


kecepatan aliran (U1) yang terletak kira-kira 1 m diatas dasar laut dengan
persamaan sebagai berikut :

U1  2.5  ln  30  z1  ------ (6)


 ks 
*
u
Z1 = Kedalaman pada pembagian logarithmic dari kecepatan aliran
(1 m);
ks = Ekuivalent kekasaran.

Pada umumnya, ks adalah ekuivalent ketebalan dari susutnya material


(berkurangnya diameter material karena perjalanan). Tetapi sebagaimana
telah diketahui u * adalah dihitung oleh persamaan berikut dalam hal ini
Ks = 0,5 cm sampai 2,0 cm.

u *  0.05  U 1
Pergeseran dari partikel dasar laut tidak terjadi dalam kondisi gesekan
kecepatan gesekan ( u * ) karena masih di bawah angka kecepatan
gesekan kritis ( u c* ) yang dikendalikan oleh diameter partikel. Kecepatan (
u c* ) di hitung dengan formula IWAGAKI (1966) sebagai berikut :
2
d  0.3030 cm ; u c*  80.9d
2
0.1180  d  0.3030 cm : u c*  134 .6  d 31 22
2
0.0565  d  0.1180 cm : u c*  55.0  d
2
0.0065  d  0.0565 cm : u c*  8.41  d 11 32
2
d  0.0065 cm : u c*  226  d ----- (7)

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
dimana : d = diameter rata-rata partikel dasar laut.
Sistem Koordinat
Sistem koordinat untuk model simulasi dibatasi sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar di bawah ini ;

Vi , J + 1

Mi , Qx1 , Ui i+j
 Ui + 1 , J . i+1,J

N , Vi , Qy
x
Gambar 8.1. Sistem Koordinat

3) Erosi dan Sedimentasi


(1) Dalam studi simulasi ini, perhitungan arus dilakukan jika perubahan
dasar laut lebih dari 100 cm. U dan V diubah sesuai dengan perubahan
kedalaman air dengan dasar asumsi bahwa M dan N pada persamaan
3 adalah bukan nilai yang berubah-ubah.

(2) Material Tersuspensi (Suspended Material)

Perhitungan di bawah ini, adalah untuk mendapatkan porsi material


tersuspensi yang mengendap menjadi endapan dasar laut (bed load).
Karena partikel-partikel yang kecil, bilangan Reynolds (Number of
Reynolds) yang bisa di hitung dengan formula di bawah ini adalah lebih
kecil dari 1 (satu).

Re = (Vss . d) / v

dimana ;

Vss = Kecepatan jatuh (endap) dari partikel-partikel;


d = Diameter dari partikel-pertikel ;
 = Koeffisien dari kinematic viscosity.

Oleh karenanya, persamaan oleh Stokes (1903) di bawah ini dapat


digunakan

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
. Vss   1    s  w  1  gd 2  ---- (8).

18 

dimana ;
 s = Berat jenis partikel (2,6 g/cm³);
 w = Berat jenis air laut (1,025 g/cm³);
 = Koeffisien kinematic viscosity (0,0106 cm²/s);
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2).

Catatan : Sesuai dengan hasil survey oleh JICA, 2003 diperoleh :

 Diameter dominan dari suspend solid (ss) : 0,005 mm


 Konsentrasi dari ss air laut : 500 mg/l

Berdasarkan nilai-nilai di atas, dapat diestimasikan sebagai berikut :

 Kecepatan jatuh ss (Vss) : 0,002 cm/sec (dari Pers. 8)


 Kuantitas jatuh dari ss (Wss) : 6,4 x 10-9 m/sec (dengan void ratio
0,4)

(3) Trestle

Trestle dipertimbangkan merupakan bangunan yang dapat di tembus


(dilalui).

(4) Partikel Sedimen

Diameter rata-rata partikel (D.50) ditetapkan sebesar 0,01 mm, hal ini
didasarkan dari hasil analisis contoh tanah dasar laut. Diameter partikel
tanah dasar laut telah diasumsikan seragam (linear diameter) tidak
bermacam-macam ukuran diameter.

Parameter untuk Simulasi

Untuk menganalisa simulasi diperlukan parameter-parameter yang terkait


seperti ringkasan pada tabel dibawah ini.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Input Parameter Gambar Topografi Dasar Laut

Perihal Deskripsi

Ukuran dan jumlah Mesh Ukuran Mesh : 25 m x 25 m

Kedalaman air Berdasarkan hasil survey Hidrografi pada


setiap Mesh. Referensi Elevasi : Elevasi
Duduk Tengah air laut.

Bangunan – bangunan Dibatasi dengan Mesh yang didasarkan


(dermaga, breakwater pada peta Survey.
revetment, dll).

Lokasi aliran sungai dan Tidak diperhitungkan.


muara.

Input Parameter Perhitungan Arus


Perihal Deskripsi
Kondisi batas - Titik batas
- H : Amplitudo dari Komponen M2, K,
Phase,

Parameter Coriolis
f  2    4.32  10 6 sec 1
 = Kecepatan sudut dari rotasi bumi;
 = 2 (24 x 3600);
 = garis lintang (1°- 40’ L.U).
Koeffisien diffusion AH = 105 cm² / sec.
horizontal (AH) (Ref. : Final report for site survey and
sedimentasi analisys at the port area, June
1996).
Koeffisien gesekan dasar
laut  bx   b2  U  U 2  V 2
 by   b2  V  U 2  V 2
 b2  0.0026
Ketembusan dari Trestle 0,8
Tahap waktu t = 0,8 sec. (berdasrkan cyclus waktu
Perhitungan yang dioptimalkan melalui proses flow of
simulation)
Iterasi waktu simulasi Dua siklus dari periode pasang surut (12,0 x
2) jam.
(sifat pasang surut adalah semi diurnal)

Sebaran Polutan atau Kekeruhan

Sebaran polutan atau kekeruhan dilokasi dumping diperkirakan dengan


mengunakan model yang dikeluarkan oleh STAFET

4) Kualitas Udara

Untuk Pencemaran Udara dengan model Guassian. Formula model


Guassian adalah sebagai berikut :

C = __Q___ exp ½ ( Y ² + Z ² )

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
U
dimana :
C : Konsentrasi pada koordinat (x,y,z), dalam mg/m³
Q : laju emisi pada sumber dalam mg/detik
U : kecepatan angin dalam meter/ detik
(Y² + Z²) : koefisien dispersi dalam meter.

Kebisingan dari kegiatan konstruksi dapat diprediksikan dengan anggapan


sebagai sumber titik dengan menggunakan formula sebagai berikut :

L = PWL – 20 log 10 ( r ) - 8
dimana :
L : tingkat kebisingan yang diperkirakan, dB(A)
PWL : tingkat kebisingan pada sumber, dB(A)
r : jarak dari sumber, meter

5) Sistem Transportasi
Sistem transportasi digunakan metode IHCM (Indonesian Highway Capacity
Manual, 1997) berdasarkan Derajat Kejenuhan lalulintas (DS)

DS = Q / C
dimana : Q adalah arus lalulintas

C adalah Kapasitas

C = Co x FCw x FSsp x FCsf x FCcs (smp/jam)


Dimana : Co = kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas

FSsp = faktor penyesuaian pemisah arah

FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping

FCcs = faktor penyesuaian ukuran kota

6) Air Limpahan / Larian


Volume air limpahan dengan model :
Q = 0,278.C.I.A
dimana
Q : Volume Air Limpasan (m3/detik)
C : Koefisien aliran

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
I : Intensitas hujan (mm/jam)
A : Luas daerah (m2)

Kekeruhan
Formula yang digunakan untuk memperkirakan penyebaran kekeruhan
dilakukan dengan menggunakan Persamaan Joseph – Sendner dan
Persamaan Iwai-Inoe dalam OCAD Japan, 1996 sebagai berikut:

S = (So – S1) [ 1 – exp {Q (1/r – 1/r1)/ лdp }]

dimana:
S : Konsentrasi pada jarak r dari tempat pengeluaran (mg/l)
So : Konsentrasi kekeruhan yang dikeluarkan (mg/l)
SJ : Konsentrasi awal / lingkungan semula (mg/l)
Q : Debit pengeluaran (m³/jam)
d : Kedalaman pencampuran (m)
p : Laju pencampuran
r1 : Jarak dari tempat pengeluaran atau dari sumber
kekeruhan

Biologi (Shanon – Wiener, Kreb. 1972)

Rumus:

INP = KR + FR + DR

Kerapatan suatu jenis


KR = ------------------------------- x 100%
Kerapatan seluruh jenis

Jumlah individu suatu jenis


K = ------------------------------------ x 100%
Luas seluruh plot

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Frekuensi suatu jenis
FR = -------------------------------- x 100%
Frekuensi seluruh jenis

Jumlah petak terisi sutau jenis


F = ---------------------------------------- x 100%
Jumlah seluruh petak

Dominasi suatu jenis


DR = -------------------------------- x 100%
Dominasi seluruh jenis

Luas areal suatu jenis


D = -------------------------------- x 100%
Luas seluruh plot

Dimana :

INP : indeks nilai penting

KR : kerapatan relatif (%)

R : frekuensi relatif (%)

DR : dominansi relatif (%)

K : kerapatan (pohon/ha)

F : frekuensi

D : dominansi (m²/ha)

Rumus :

H = Σpi log 2 pi; pi = ni/N

Dimana :

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
H = indeks keanekaragaman

ni = indeks nilai penting suatu jenis

N = jumlah indeks nilai penting untuk seluruh jenis

SI = 2 W / (A+B) x 100%

Dimana :

SI = indeks kemiripan

W = Nilai INP yang tertinggi dari struktur komunitas yang


dibandingkan

A = Jumlah INP komunitas A

B = Jumlah INP komunitas B

Satwa Liar

K = IS / JS

Dimana :

K : Kelimpahan

IS : Jumlah individu suatu jenis yang teramati pada semua plot

JS : Jumlah seluruh jenis pada seluruh petak pengamatan

Σ Kelimpahan suatu jenis

KR = --------------------------------- x 100%

Kelimpahan seluruh jenis

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


25 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Keanekaragaman jenis = - Σ pi log 2pi ; pi = ni / N

Sosekbud

Kependudukan

Pertumbuhan penduduk dihitung dengan Rumus (a); rasio beban


ketergantungan dihitung dengan rumus (b). Sedangkan pendapatan
penduduk pendapatan per kapita per tahun dapat dihitung dengan Rumus
(c). Sedangkan sex ratio dihitung dengan rumus (d).

Rumus (a) :

Pt = √ Po (1+r) t

Dimana :

Pt = Jumlah penduduk tahun ke 1

Po = Jumlah penduduk

r = Laju pertumbuhan penduduk rata-rata

t = Jangka waktu perhitungan

Rumus (b) :

DR = ( B+T) / P

Dimana :

DR = Rasio ketergantungan

B = Jumlah penduduk belum produktif (0-14 th)

T = Jumlah penduduk tidak produktif (>60 th)

P = Jumlah penduduk usia produktif (15-60 th)

Rumus (c) :

Y‘ = Y/A

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


26 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Dimana :

Y‘ = Pendapatan per kapita per tahun

Y = Pendapatan

A = Jumlah tanggungan jiwa

Rumus (d) :

∑L
SR = _______ x K
∑P

Dimana :

SR = Sex ratio atau ratio jenis kelamin

L = Banyaknya penduduk laki-laki (jiwa)

P = Banyaknya penduduk perempuan (jiwa)

K = Konstanta (100)

Kesehatan Masyarakat

Perkiraan dampak terhadap kesehatan masyarakat dilakukan dengan menggunakan


analogi dengan kegiatan kepelabuhanan lain (Dumai) serta proffesional judgement dari tim
penyusun.
Pendekatan Analogi
Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan yang timbul akibat
kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada areal tertentu di tempat yang sama atau di
tempat lain yang kondisi lingkungannya identik dengan kondisi lingkungan wilayah studi,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperkirakan dampak di wilayah
studi seperti tata nilai, struktur matapencaharian, dan kamtibmas serta keselamatan
pelayaran. Pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan dampak sosekbud dan
lingkungan binaan.

Metode Penilaian Keahlian (Proffesional Judgement)


Dengan metode ini hubungan kegiatan terhadap komponen/ parameter lingkungan di
prakirakan berdasarkan pengetahuan/ pengalaman para ahli yang tergabung dalam tim studi
ini. Pendekatan ini digunakan untuk memprakirakan dampak perairan baik fisik maupun
biologi serta untuk memprakirakan dampak sosekbud. Selain itu, metode prakiraan dampak
dilakukan pula dengan cara membandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


27 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Metode Penentuan Tingkat Penting Dampak
Penentuan tingkat penting dampak dilakukan dengan mengacu pada Kriteria
Dampak Penting menurut Penjelasan Pasal 15 Ayat 1 UU Nomor: 23 Tahun 1997, serta
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-056
Tahun 1994 tanggal 18 Maret 1994 yang ditentukan melalui kriteria:

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak


b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Intensitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Dalam melakukan pendekatan penentuan tingkat penting dampak ini dilakukan


dengan mempertimbangkan:

a. Kemampuan lingkungan (dari rona awal) dalam menetralisir / meredam


dampak
b. Kemungkinan adanya netralisasi atau akumulasi antara dampak yang satu
dengan dampak lainnya dengan cara diskusi di antara anggota tim studi
ANDAL.

Untuk mempermudah pemberian nilai penting dan besarnya dampak, terlebih dahulu
ditetapkan interval nilai sebagai berikut:

- Pentingnya Dampak : 1. Tidak Penting


2. Penting

- Besarnya Dampak : 1. Besar (+/-)


2. Kecil (+/-)

Penentuan batas-batas dari interval nilai-nilai tersebut didasarkan pada besarnya


simpangan terhadap kondisi normal atau baku mutu yang ditentukan kemudian
setelah didapatkan data lingkungan selengkapnya.

9.7 METODE EVALUASI DAMPAK PENTING

Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah dan
kecenderungan semua perubahan yang akan terjadi dalam ruang dan waktu tertentu
secara holistik dan kausatif sebagai akibat adanya aktivitas dari rencana kegiatan.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


28 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Hasil prakiraan dampak penting yang akan terjadi terhadap komponen / sub
komponen dan parameter lingkungan sebagai akibat kegiatan proyek ini akan
dievaluasi dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1997
dan Keputusan Kepala Bapedal RI No.Kep. 056 Tahun 1994 serta pendekatan :

Pendekatan Holistik & Kausatif


Pendekatan di sini dilakukan dengan menggunakan diagram alir interaksi dampak
penting untuk mengetahui sumber-sumber dampak serta dampak-dampak turunan
atau dampak primer, sekunder, tersier, dan lain sebagainya. Selain dari itu juga
akan dilengkapi dengan alat bantu dengan metode Matrik Evaluasi dampak penting.
Dengan alat bantu ini pendekatan yang dilakukan dapat terarah lagi untuk
mengetahui komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak, dan
komponen kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak. Selain itu juga akan
membantu memprioritaskan pengelolaan lingkungan dari beberapa komponen
lingkungan yang terkena dampak dan kegiatan sebagai sumber dampak.

Pendekatan Arah Pengelolaan Lingkungan


Dengan alat bantu sebagaimana tersebut diatas maka selanjutnya dilakukan
pendekatan pengelolaan lingkungan dengan mengacu pada :

 Sumber dampak, apabila komponen kegiatan atau komponen lingkungan yang


memang dapat diatasi melalui sumber dampaknya, misal pencemaran kualitas
air dari aktivitas transportasi laut dan mobilitas material dan peralatan.

 Komponen lingkungan, apabila memang tidak memungkinkan untuk melakukan


pengelolaan melalui sumber dampak, misal dampak dari meningkatnya pencemaran
kualitas air akibat transportasi laut, maka pengelolaan dilakukan pada media
penyebaran dampak dan komponen lingkungan yang terkena dampak.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


29 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Kerangka Berpikir Penggunaan Analisis Sosial Ekonomi dan Budidaya dalam


Pengumpulan Data, Analisis dan Prakiraan Dampak pada Studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, Wahyudi Working paper disampaikan sebagai pendapat ahli
dalam mendukung Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Terpadu
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas-
Uap (PLTGU). serta Pemasangan Pipa Gas Bawah Laut Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Bogor, 12 Agustus 2012.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


30 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai